Anda di halaman 1dari 82

ET

Erna Tresnaningsih S.

Jakarta, 10 Nov 2011


ET
s

I. PENDAHULUAN
II. TUJUAN K3-RS
III. PRINSIP K3-RS
IV. BAHAYA POTENSIAL DI RS
V. PENGENDALIAN
VI. SKEMA PROGRAM K3-RS
VII.PENUTUP
ET
s
ET
s

Erna T
ET
s

Erna T
ET
s

Erna T
ET
s
Institusi Yankes industri jasa yg padat karya, bbg
nakes/pakar, padat modal, & padat ilmu pengetahuan
& teknologi kedokteran jumlah Naker >>>>>
Merupakan Tempat Kerja (tenaga kerja mengobati
pasien agar memperoleh kesembuhan) (UU Kes,
Naker)
Karakteristik penghuni:
(budaya bhineka, pendidikan,
kondisi fisik, kedisiplinan, dll)
ET
s
Jenis Pekerja di Rumah Sakit:
Profesi kesehatan Tenaga teknis
Laboratorium Farmasi
Administratif Rumah Tangga
Gizi Kebersihan, dll.
Kompleksitas peralatan yg ada dan pada umumnya
tersentral (listrik, air, pencahayaan, lift dan escalator,
komunikasi, gas, boiler, dll)
Pekerja Rumah Sakit menghadapi potensi bahaya
bagi kesehatan & keselamatannya yg 1.5 kali lebih
besar dari pekerja sektor lain (WHO & ILO).
ET
s

Kemungkinan terjangkit bbg peny. menular


(biologi)

Kondisi darurat (bencana gempa bumi, kebakaran)

Sebagai tempat kerja harus aman, nyaman, bebas


dari kecelakaan dan bebas dari penyakit akibat
kerja. Peraturan UU

Program K3 utk petugas kesehatan MINIM

WAJIB Sosialisasi & Pelaksanaan K3RS di semua


RS !
ET
s
ET
s
Menciptakan lingkungan kerja yg
aman, sehat & produktif untuk karyawan, serta
aman & sehat bagi pasien dan pengunjung RS
demi kepentingan bersama karyawan,
pelanggan serta RS agar proses pelayanan RS
selalu berjalan baik dan lancar

Kualitas Kinerja RS
ET
s

1. Terbentuknya & terbinanya unit


organisasi K-3 RS melalui kerja sama
lintas program & lintas unit/instalasi

2. Meningkatnya kualitas pelayanan


kesehatan kerja paripurna bagi karyawan
di RS

3. Terpenuhinya syarat-syarat K3 di
berbagai jenis pekerjaan di RS
ET
s

4. Meningkatnya kemampuan karyawan di RS


dlm menolong diri sendiri dari ancaman
bahaya potensial & risiko K3
5. Meningkatnya profesionalisme di bidang K3
bagi para pembina, pelaksana, penggerak &
pendukung program K3 RS
6. Terlaksananya sistem informasi K3 &
jaringan pelayanan K3 di RS
ET
s

Karyawan/pegawai

Pasien

Pengunjung RS
ET
s
ET
s

Prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah Keserasian antara 3 (tiga)


komponen yg saling berinteraksi, yaitu :

A. Kapasitas kerja: status kesehatan kerja & gizi kerja yg baik serta
kemampuan fisik yg prima pd setiap pekerja agar dpt bekerja dg baik.
Contoh; bila seorg pekerja kekurangan zat besi anemia, maka
kapasitas kerja akan krn pengaruh kondisi lemah dan lesu.

B. Beban kerja: beban fisik & mental yg harus di tanggung oleh pekerja dlm
melaksanakan tugasnya. Contoh; pekerja yg bekerja melebihi waktu
kerja maksimum dll.

C. Lingkungan kerja: lingkungan terdekat dari seorg pekerja. Contoh;


seorg yg bekerja di instalasi radiologi, maka lingkungan kerjanya adalah
ruangan-ruangan yg berkaitan dg proses pekerjaannya di instalasi
radiologi (kamar X Ray, kamar gelap, kedokteran nuklir dll.
ET
s

Erna
ET
s

Pelaksana pekerjaan (Manusia pekerja)


Kapasitas Kerja
Peralatan yg digunakan, cara menggunakan
Beban Kerja
Prosedur pekerjaan Beban Kerja
Lingkungan Tempat Kerja
ET
s

Kapasitas kerja masih rendah o.k :

- pendidikan relatif masih kurang


tingkat pemahaman & ketrampilan <

- gaji & jaminan sosial relatif rendah


status kes. & gizi < produktivitas <

- kerja tambahan > kondisi fisik cepat


lelah & lemah
ET
s

Perawat
Petugas Lab
Dokter bedah
Petugas /dr Anastesi
Petugas Radiasi
Petugas Kebersihan
Keadaan & masalah K-3 RS ET
s

Beban kerja di RS
Pola kerja bergilir/tugas jaga malam & kadang-2
rangkap jaga di RS lain perubahan bioritmik
kelelahan produktivitas <

Lingkungan kerja di RS:


kimiawi, infectious, mekanik, otomatis, teknologi
canggih bahaya potensial untuk terjadi kecelakaan
kerja & penyakit akibat kerja
ET
s
ET
s

1. Golongan fisik: bbg Penyakit


Pencahayaan, Radiasi, Bising, Vibrasi, Suhu ekstrem,
Tekanan udara,

2. Golongan Kimiawi: Keracunan


Semua bhn kimia dlm bentuk debu,uap,gas,larutan:
(alkohol,formalin,ethylen oksida, Formaldehyde,
Glutaraldehyde,Obat Ca,Gas Anestesi, Mercury, Chlorine,
cairan pembersih lantai, dll)
ET
s

3. Golongan biologik: NOSOKOMIAL, & bbg Peny


Bakteri, virus, jamur, serangga, dll.

4. Golongan Fisiologik/ergonomik: GOTRAK


Desin tempat kerja, beban kerja, postur kerja,
mengangkat, menarik , mendorong

5. Golongan Psikososial: Stres kerja, BURNOUT


Kerja SHIFT, Hub atasan-bwhn/ sesama teman
kerja, Monotoni kerja, tuntutan pekerjaan dll
ET
s

Di negara maju: faktor fisik, biologi dan


kimiawi sudah dapat dikendalikan
sehingga golongan fisiologik &
psikososial yg menjadi penyebab utama

Di Indonesia:semuanya
ET
s
Ditimbulkan oleh transmisi getaran
baik yg mengenai seluruh tubuh
maupun yg merambat melalui
tangan atau lengan operator dg
gerakan osilasi.
Efek terhadap kesehatan
Sindroma vibrasi antara lain
penyakit Raynaud atau White
Finger, terutama terjadi pada
ruangan dingin.
Gejala dini berupa rasa kesemutan
jari tangan waktu bekerja atau
sesaat setelah berhenti bekerja.
ET
s
Suhu nyaman (di Indonesia antara 260C - 280C),
dg relatif kelembaban antara 60%-70%.
Lingkungan suhu nyaman adalah kombinasi dari
suhu udara kelembaban, kecepatan aliran udara
dan suhu radiasi.
Efek ringan terhadap kesehatan
SYNCOPE:pingsan karena panas.
PENCEGAHAN
- Pengaturan ventilasi
- Penyediaan air minum yg cukup.
- Bila mungkin dapat dipasang AC.
Laundry ET
s
ET
s
Ada 2 jenis radiasi yaitu radiasi pengion & non pengion.
Peralatan lab. Kes. menggunakan radiasi non pengion.
Radiasi non pengion adalah radiasi yg tanpa ada
pelepasan elektron, tergantung panjang gelombang
seperti : sinar ultra violet (A, B dan C), sinar yg bisa dilihat
(sinar biru yg berbahaya, sinar laser) dan sinar dg
gelombang (microwave).
ET
s
ET
s

Potentia
l
Hazard
ET
s
(kemampuan & keterbatasan ) (alat, cara, proses & lingk. kerja)

keamanan, kenyamanan, efisiensi & kepuasan kerja

KINERJA
34
ET
s
AREA PAJANAN
Klinik Biologis: Blood- & Airborne pathogen
Ergonomic, Lateks
Kecelakaan: terpeleset, Benda tajam
Ruang Bedah Sda., Gas anestesi, Laser

Labora Kuman, virus, jamur, Formaldehid, toluene,


torium xylene
Kecelakaan & Ergonomi
Radiologi Radiasi Pengion & non-pengion, Patogen,
kecelakaan, ergonomi
Fisioterapi Ergonomi, Kecelakaan, Biologis, Peralatan
ET
s

AREA PAJANAN
Farmasi Absorbsi obat-obatan, ergonomi, kecelakaan,
Lateks
Sentral Sterilisasi Gas anestesi, Compressed gases, Bahan
sterilisasi, pembersih, Ergonomi, kecelakaan
Laundry Bahan cucian terkontaminasi, Bising, Panas,
Kecelakaan, kebakaran, mengangkat beban
Urusan Rumah Cairan pembersih, bahn terkontaminasi, lateks,
Tangga beban mengangkat
Dapur Panas, kebakaran/listrik,

Pembuangan Bhn terkontaminasi, radiasi, benda tajam


Limbah
ET
s

KECELAKAAN KERJA
1. Tertusuk jarum suntik/ benda tajam
2. Teriris pisau, kena minyak panas
3. Terpeleset , Tersandung( Slip n Trip)
4. Kebocoran Zat radioaktif, gas Anaesthesi
5. Tersengat arus listrik
6. Kebakaran
7. Ketel uap (bocor, meledak)
Sexual Harassment
ET
s
ET
s
ALAT PENGHANCUR Tabung pembuangan
JARUM jarum
ET
s
ET
s
ET
s
ET
s
Bahaya sentuhan langsung
Bahaya sentuhan tak langsung
Bahaya kebakaran

Arus Kejut Listrik


Efek Termal (Panas)
Efek Medan Listrik dan Magnet
ET
s
Pembebanan lebih
Sambungan tidak sempurna
Perlengkapan tidak standar
Pembatas arus tidak sesuai
Pengamanan yg kurang
(pembumian yg tdk sesuai,
tdk ada pemutus otomatis, dll)
ET
s
ET
s
1. Menyebabkan gangguan
kesehatan
karsinogen
korosif : asam & basa
toksik : tetrachloromethane,
trichloroethylen
iritan : amoniak, akrolin,
dioksan
sensitizer : keton
merusak organ tubuh tertentu :
Karbon tetrakhlorida
(kerusakan hati)
ET
s

2. Mudah terbakar. Bahan kimia ini


mudah bereaksi dg oksigen hingga
menimbulkan kebakaran. Reaksi
kebakaran yg sangat cepat dapat
menimbulkan ledakan.
Contohnya; Na, TNT, strontium, eter,
uranium, alkohol, aseton, benzena,
heksan, metan nitrogen, hidrogen,
asetilen, etilen oksida dsbnya.
ET
s

3. Mudah meledak. Bahan kimia ini


mudah membebaskan panas dg cepat
tanpa disertai pengimbangan
kehilangan panas sehingga kecepatan
reaksi, peningkatan suhu dan tekanan
meningkat cepat dan dapat
menimbulkan ledakan.
Contohnya: azida, asam perklorat, asam
pikrat dan garamnya dll.
ET
s

4. dg sifat khusus. Bahan kimia jenis


ini mempunyai sifat khusus, yaitu
oksidator, reaktif terhadap air, reaktif
terhadap asam dan bahan radioaktif.
Contohnya; peroksida, H2SO4,
HNO3 pekat, carbol yodium, sinar
alpha, sinar beta, sinar x dll
ET
s

Gangguan kesehatan yg disebabkan oleh mikroorganisme


yg infeksius.

Semua spesimen yg ditangani di OK, Bangsal, Lab harus


dianggap infeksius selalu berpotensi menimbulkan
penyakit dan gangguan kesehatan.
ET
s

Cuci tangan Minimalisasi risiko


sesering mungkin kejadian tersuntik
setelah kontak dg secara tidak Laporkan
bahan-bahan sengaja, batasi
Minimalisasi semua kejadian
berbahaya, darah penggunaan jarum, tumpahan,
atau cairan yg
mungkin
alat semprot, objek produksi dan kecelakaan dan
benda tajam
mengandung lainnya. Jangan atau pajanan pajanan yg
kuman patogen menggunakan aerosols yg berpotensi
setelah kembali jarum menimbulkan
melepaskan bekas. Sebaiknya bisa saja masalah
sarung tangan,
sebelum
dihancurkan dulu
dg peralatan
mengandung kesehatan dan
meninggalkan lab, penghancur jarum bahan keselamatan
dan setiap kali dan selanjutnya pada pengawas
kontak langsung baru di buang ke biohazard. laboratorium.
dg bahan-bahan yg kontainer limbah.
telah
terkontaminasi.
ET
s
Faktor risiko ergonomi yg ada di RS, a.l :
- postur kerja yg tidak baik atau janggal
(awkward posture),
- pengulangan (repetition),
- pengerahan kekuatan/tenaga (Force)
- kerja statis/dipaksakan, kontak tekanan
(contact stress) dll.

Dari faktor-faktor risiko ini dapat


menyebabkan GOTRAK (Gangguan Otot
Tulang Rangka Akibat Kerja)
ET
s

Akibat beban kerja berlebihan atau kurang


Jam kerja shift
Konflik peran
Hubungan dg atasan, teman sekerja dan
bawahan
Kurangnya pemanfaatan kemampuan
seseorang, dll
ET
s
ET
s
ET
s
ET
s
ET
s
ET
s
1.Kontrol UU, PP, Permen

2.Kontrol administrasi

3.Kontrol lingkungan &


Teknis

4. APD (Alat Pelindung Diri)


ET
s

- UU RI No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan kerja pasal 8


- UU RI no 23 tahun 1992 tentang Kesehatan pasal 23 ayat (1),
(2), (3), (4); Pasal 84 ayat (3)
- Keppres RI No 22 tahun 1993 tentang Penyakit yg timbul akibat
hubungan kerja pasal 2
- UU RI No 25 tahun 1997 tentang ketenagakerjaan pasal 108
ayat (1) & (2)
- UU RI no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Bab XII, pasal 164,
pasal 165 & pasal 126
- UU RI no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit psl 11 ayat 2,
psl29 ayat 1 (kewajiban RS)
ET
s
Permenkes 486 tahun 1992 tentang, Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
SK Dirjen P2M & PLP tahun 1992, tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Ruang dan
Bangunan serta Fasilitas Sanitasi Rumah Sakit
Permenkes 582 tahun 1993, tentang Komite K3 di
Depkes
Kepmenkes & Keputusan Dirjen P2M & PLP No.261
tahun 1998, tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja
dll
ET
s
ET
s
Terhadap sumber, menurunkan getaran dg
bantalan anti vibrasi/isolator dan
pemeliharaan mesin yg baik.
Terhadap media, menggunakan handle anti
vibrasi, menjepit sumber alat bergetar dg
alat penjepit, dan alat penghalang
transmisi.
Pengendalian administrasi dg pengaturan
jadual kerja sesuai TLV (Treshold Limit
Value)
ET
s
Gunakan tudung uap ketika
Minimalkan waktu pajanan bekerja dg bahan radioaktif.
terhadap material radioaktif. Simpan bahan-bahan radioaktif ke
Maksimalkan jarak tubuh dg dalam kontainer anti bocor. Saat
sumber radiasi. membawa bahan radioaktif,
Gunakan peralatan pelindung tempatkan kontainer dalam bahan
(sarung tangan, kacamata anti bocor.
pelindung dan jas lab) secara tepat. Tanda peringatan radiasi dipasang
Gunakan shielding yg tepat sesuai di pintu masuk lab dan dalam area
dg jenis dan energi radiasi. kerja dimana bahan radioaktif
Jangan makan, minum, merokok, disimpan atau ditangani.
pakai kosmetik, menyimpan Beri label semua material yg
makanan, atau membawa obat ke dipakai untuk pekerjaan radioaktif.
dalam laboratorium. Buang limbah radioaktif pada
Pakai dosimeter atau badge kontainer yg telah ditentukan.
pendeteksi radiasi saat kerja di lab.
ET
s
1. Kontrol teknis (melengkapi peralatan laboratorium yg
tidak menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan
pada para pekerjanya).
2. Tindakan pencegahan menyeluruh (universal
precaution) memakai Jas lab, Sarung tangan, Peralatan
proteksi pernafasan, Pelindung mata dan wajah
misalnya goggles, face shields, dan safety glasses) jika
anda mengantisipasi kontak dg darah atau bahan-bahan
yg berpotensi infeksi.
3. Praktek kerumahtanggaan, yg baik dapat meminimalisir
risiko pajanan bahan-bahan biohazard diantaranya :
menjaga laboratorium tetap bersih dan rapi,
meminimalkan menyimpan bahan-bahan yg tidak
berkaitan dg pekerjaan.
4. membuat prosedur pembuangan limbahE T
5. Pelabellan, secara umum, kontainer bahan-s
bahan biohazard harus dilabel (Identifikasi
produk, Nama organisme, Simbol biohazard
dan Referensi dari lembaran data keselamatan
bahan).
6. Praktek kerja yg aman
Memakai alat pelindung perseorangan yg
tepat.
Jangan makan, minum, merokok,
menyimpan makanan dan minuman, lensa
kontak di laboratorium.
Ikat ke belakang rambut dan ikat rambut yg
panjang sehingga tidak berpotensi
menimbulkan gangguan.
Jangan berhubungan langsung pipet dg
mulut, gunakan peralatan pipet secara
mekanik. Ambil pelan-pelan untuk
menghindari menghasilkan aerosols.
ET
s

Pemanasan & Peregangan


dg bantuan secara mekanik, prosedur kerja dan
penggunaan alat pelindung perseorangan yg tepat.
Pekerja harus dididik tentang gejala GOTRAK dan
dilatih dalam penggunaan/pelaksanaan SOP .
Kontrol terhadap ET
bahaya kimia : s

Pekerja RS khususnya lab,OK, harus


mengenali bahaya dan prosedur kerja yg
aman dalam menangani bahan-bahan kimia
khusus.

Pimpinan lab / RS seharusnya menyediakan


label, lembaran data keselamatan bahan
(MSDS), informasi dari pabrik, sumber bahan
lain dan pengetahuan tentang tempat kerja
untuk mengembangkan prosedur kerja yg
aman yg ditujukan untuk bahaya khusus dari
bahan kimia.
Kontrol terhadap ET
bahaya kimia : s

o Informasi kesehatan dan keselamatan


misalnya prosedur kerja tertulis,
program proteksi pernafasan,
prosedur kontrol tumpahan bahan
kimia, dan prosedur tanggap darurat
termasuk prosedur P3K misalnya
antidotes.

o Peraturan keselamatan (contohnya,


saat menggunakan berbagai jenis
peralatan pelindung perseorangan).
ET
s

TIPS:
Persendian pada posisi netral
Hindarkan membungkuk
Mendekatkan pekerjaan pada tubuh pekerja
Hindarkan perputaran tulang belakang
Hindarkan pergerakan & kekuatan mendadak
Hindarkan Posisi dan pergerakan sama dlm waktu lama
Cegah kelelahan otot (otot besar/kecil)
Istirahat pendek & sering lebih baik dpd sekali & lama

70
ET
/ REKAYASA TEKNIS s

1. Pemantauan udara dan gas


2. Pemantauan air
3. Pemantauan limbah
Limbah cair
Limbah padat
Penggunaan APD/PPE dapat
mencegah cedera atau
menjadikannya tidak terlalu
berat
Safety goggles
Ear plugs & muffs
Respirators & masker
Protective gloves
Work boots
Hard hat
ET
s
Masker Bedah
Standard Masker dg HEPA
respirator utk
Pelindung pencegahan
peny. menular
mata & muka
ET
s
ET
s

Keselamatan Kerja, Kebakaran & Kewaspadan


Bencana
Standar Pelayanan RS tahun 1993

Pelayanan Kesehatan, Kebakaran &


Kewaspadaan Bencana
Standar Pelayanan RS tahun 1999

Kesehatan & Keselamatan Kerja di RS (2008)


ET
s

Penerapan K3 dianggap beban biaya perusahaan


Fokus pada fire safety
Rambu-rambu keselamatan

Pandangan baru
Penerapan K3 sebagai kebutuhan untuk
memenuhi tuntutan pasar global
Industri yg tidak memfasilitasi sesuai
persyaratan yg diminta (HAM, Lingkungan dan
K3) produknya dapat ditolak
ET
s
1. Membentuk Panitia K-3 RS
2. Menyusun kebijakan K3 RS
3. Identifikasi sumber bahaya & bahaya potensial di RS
4. Menyusun pedoman & SOP K3 RS
5. Melaksanakan 12 cakupan program K3-RS
6. Melakukan simulasi & latihan K3
7. Melakukan pencatatan & pelaporan kcelakaan kerja
& penyakit akibat kerja
8. Melakukan internal audit K3 dng menggunakan
instrumen self assessment akreditasi RS
ET
s

Organisasi struktural K3, P2K3, PK3RS

Keberhasilan Pelaksanaan Program K3 di RS dipengaruhi oleh:

Komitmen pimpinan Rumah Sakit terhadap K3


Penyuluhan K3 ke semua karyawan rumah sakit untuk
terciptanya budaya K3
Melaksanakan manajemen K3
ET
2.
1.

s
Mempersiapkan prosedur
Membentuk Komite/ darurat dan prosedur
Tim K3 RS kerja yg aman
secara tertulis
9. 3.
Pencatatan & Menyediakan Diklat
Pelaporan Bagi pekerja

8.
Rapat dan pertemuan staf Kegiatan K3 4.
yg terlibat K3 atau
rapat/pertemuan
di Rumah Sakit Inspeksi tempat
kerja
Komite/Tim K3

5.
7.
Rapat atau pertemuan Investigasi
manajemen untuk Kecelakaan
6.
mereview Menyediakan dan Kerja
kegiatan K3 Mempersiapkan
P3K
MEMANTAU KONDISI RUANGAN OPERASI
ET
s
ET
s
ET
s
Kesehatan dan keselamatan kerja
merupakan salah satu aspek
perlindungan tenaga kerja sekaligus
melindungi asset Rumah Sakit.

Hak atas jaminan kesehatan dan keselamatan


kerja membutuhkan prasyarat adanya lingkungan
kerja yg sehat dan aman bagi karyawan dan
masyarakat pengguna dan disekitarnya.
ET
s

Di Rumah Sakit banyak potensi bahaya yg dpt


menyebabkan gangguan kesehatan dan
kecelakaan pada pekerja/ karyawan RS

Perlu suatu program Perlindungan Kesehatan dan


Keselamatan bagi pekerja/ karyawan RS

Unit K3 di Rumah Sakit dan pelaksanaan program


K3RS, dapat MENINGKATKANKAN KINERJA &
CITRA RS
Jakarta 13 Okt 2008 Erna Tresnaningsih Erna T

Anda mungkin juga menyukai