Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
Cherry eye bisa muncul dalam ukuran besar hingga menutupi sebagian
besar kornea mata atau bisa juga dalam ukuran kecil. Ras anjing yang
sering didiagnosa cherry eye adalah English bulldog, Beagle, Cocker
Spaniel, Labrador, Chi hua hua, Pekingese, dan anjing lokal. Mata yang
terserang bisa unilateral atau bilateral. Umumnya kelainan ini terjadi
dibawah usia 2 tahun (Cucu, 2015)
1.2 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Etiologi
Hewan domestik memiliki kelopak mata atas dan bawah seperti yang kita
miliki, tetapi mereka memiliki struktur tambahan yang kita tidak miliki, ini
disebut kelopak mata ketiga (atau membran pengelip). Struktur ini bertugas
melindungi dengan menutupi ketika hewan berkedip penuh maupun sebagian.
Struktur ini juga bertindak seperti wiper kaca depan dengan cara
menyebarkan air mata secara merata di seluruh mata untuk menjaga kornea
agar tetap sehat. Terdapat sebuah kelenjar yang sangat penting di dasar
kelopak mata ketiga, disebut kelenjar kelopak mata ketiga atau kelenjar
lakrimalis. Kelenjar ini memproduksi hingga 50% dari air mata yang sangat
penting untuk kesehatan permukaan mata. Kelenjar ini biasanya tidak terlihat
karena berada di permukaan paling dalam dari kelopak mata ketiga.
Cherry eye adalah istilah yang digunakan ketika kelenjar lakrimalis terlihat
menonjol keluar, biasanya tampak seperti massa daging berwarna merah
muda. Hal ini disebabkan oleh peningkatan produksi air mata dan paparan
[Type text]
2.3 Gejala
Gejala ditandai dengan munculnya massa bulat merah muda seperti buah
cherry pada kelopak chantus medial (Boehmer, 2013). Peradangan kelenjar
dengan pembengkakan dan kemerahan mungkin terjadi, tetapi sering terlihat
normal dengan halus dan konjungtiva berwarna merah muda. Kelenjar
biasanya tetap mengalami prolaps tapi terkadang mereposisi sendiri secara
alami. Bahkan setelah reposisi, prolaps cenderung kambuh (Kenneth et al.,
2004).
2.4 Diagnosis
Cherry eye biasanya terlihat sangat jelas pada pemeriksaan makroskopis.
Pada anjing tua massa merah pada satu atau kedua mata anjing memiliki
resiko yang lebih besar dari anjing muda, dan cenderung berkembang menjadi
bentuk kanker (neoplasia). Dalam kasus tersebut, maka akan
direkomendasikan untuk dilakukannya uji biopsi di laboratorium patologi
untuk dianalisa lebih lanjut. Selain biopsi, Fine Needle Aspiration (FNA) juga
merupakan teknik diagnosis dari cherry eye. Teknik ini dilakukan dengan cara
menusukkan jaringan abnormal pada mata anjing tersebut dengan jarum
suntik steril dan menyedot (plunger) cairan dari dalam massa tersebut untuk
mengamati sel-sel dan cairan yang terkandung didalamnya. Isi dari jarum
[Type text]
2.5 Prognosis
Pada kasus cherry eye pada anjing prognosis umumnya bersifat fausta.
Tetapi prognosis juga bergantug terhadap tingkat keparahan dari cherry eye
tersebutdan bergantung juga terhadap kondisi pasien pasca operasi.
2.6 Treatmen
Antibiotik Topikal
Terapi topikal bisa membantu mengurangi peradangan dan mencegah
atau mengatasi infeksi sekunder yang umumnya berkaitan dengan kondisi ini.
Namun, pengobatan topikal sendiri jarang berhasil dalam mengobati cherry
eye.
Salep/Obat Tetes Mata
Oleskan salep/obat tetes mata seperti Terramycin dan Erlamycetin tiga
kali sehari tergantung kondisi pembengkakannya.
Operasi
Untuk pengobatan dengan operasi ada dua cara, yaitu:
1. Reposisi atau mengembalikan ke posisi semula/mencoba menyelamatkan
kelenjar
BAB III
MATERI DAN METODE
3.1 Materi
3.1.1 Hewan
Signalement
Pada tanggal 17 Januari 2017, telah dilakukan pemeriksaan
terhadap anjing lokal berjenis kelamin betina bernama Mimi. Anjing
(Mimi) memiliki warna rambut putih di seluruh tubuhnya dan berusia
sekitar satu tahun dengan berat badan 10,6 kg. Pemilik anjing bernama
Mira Adelia beralamat di jalan Tukad Irawadi Denpasar.
Anamnesa
Pada bagian kelopak chantus medial ditemukan benjolan
menyerupai buah cherry. Benjolan pada anjing (Mimi) menurut pemilik
sudah ada saat anjing ditemukan.
Status Preasens
Dari hasil pemeriksaan status preasens yang dilakukan pada
anjing (Mimi) didapat denyut jantung 86 kali/menit, pulsus 85
kali/menit, CRT < 2 detik, respirasi 28 kali/menit dan suhu tubuh
38,70C.
3.1.2 Alat
Alat yang digunakan adalah pisau bedah, pinset anatomis, pinset
sirgurgis, urine catheter, iv catheter, endotracheal tube, stomach tube,
infuse set, thermometer, stetoskop, dan alat pecukur rambut.
3.1.3 Bahan
Bahan yang digunakan adalah tampon, alkohol 70%, NaCl 0,9%,
cairan antiseptik (iodine), gloves, masker, dan penutup kepala.
Sedangkan obat-obatan yang digunakan adalah Epinephrine sebagai
haemostasis, Atropine sulfat sebagai premedikasi, Ketamine HCl dan
Xylazine sebagai anastesi umum, Isoflurane sebagai anastesi inhalasi.
[Type text]
3.2 Metode
3.2.1 Preoperasi
Persiapan yang dilakukan sebelum operasi ialah sterilisasi alat
dan bahan dengan autoclave, serta obat-obatan yang akan digunakan
dalam operasi cherry eye. Selain itu ruang operasi dipersiapkan agar
bersih dan steril. Persiapan pasien yang akan dioperasi seperti, pasien
yang akan di operasi harus dipuasakan 8-12 jam sebelum operasi,
anamnesa dan pemeriksaan klinis pasien, persiapan dan pemberian
premedikasi dan anastesi, serta persiapan obat-obatkan yang diperlukan
selama operasi. Persiapan yang terakhir adalah persiapan operator.
Operator harus siap mental dan dapat memprediksikan kemungkinan-
kemungkinan yang dapat terjadi selama pembedahan (misal:
pendarahan).
3.2.2 Operasi
1. Setelah teranestesi dengan sempurna hewan dibaringkan lateral
recumbency, lalu benjolan yang terdapat pada mata diangkat
menggunakan pinset anatomis.
2. Setelah di angkat, benjolan di insisi menggunakkan scaple yang
sudah dipasangi mata pisau.
3. Setelah diinsisi, daerah yang diinsisi akan mengalami pendarahan
dan kemudian diberikan terapi Ephineprine untuk menghentikan
pendarahan.
4. Setelah pendarahan berhenti dilakukan pembersihan disekitar mata.
5. Setelah bersih, hewan disuntikkan antibiotik cefotaxime secara
intravena melalui infus.
6. Mata yang dioperasi juga diberikan salep erlamycetin untuk
menghindari infeksi sekunder.
BAB IV
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan
Pada saat operasi adenoma kelenjar lakrimalis anjing (Mimi) berjalan
lancar walau terjadi pendarahan pada saat operasi dan dapat diatasi dengan
pemberian Ephineprine pada daerah yang mengalami pendarahan. Pada hari
pertama anjing sudah aktif dikarenakan sifat dari ketamin yang memiliki sifat
induksi cepat dan waktu pulih (recovery) yang cepat pula, namun ada faktor
lain yang dapat menyebabkan meningkatnya kepekaan terhadap efek toksik
anestesikum seperti puasa, status kesehatan, sejarah keracunan, penyakit
khusus (respirasi, jantung, atau ginjal) (Sudisma et al., 2006). Nafsu makan
dari anjing (Mimi) masih baik dikarenakan anjing dipuasakan selama 12
jam. Pada hari pertama pasca operasi juga mata terlihat kemerahan . Hal ini
dapat dikaitkan dengan proses penyembuhan luka. Proses penyembuhan luka
meliputi fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase remodeling (Bakkara, 2012).
Fase inflamasi atau juga bisa disebut radang ditandai dengan Tumor
(kebengkakan), dolor (rasa sakit), rubor (kemerahan), kalor (panas) dan
[Type text]
1. Premedikasi
Atropin Sulfat = (0,02-0,04) mg/kg BB x 10,6 kg
0,25 mg/ml
= 0,848 1,696ml
Jumlah yang diberikan = 1 ml
2. Anestesi
Xylasin = (1-3) mg/kg BB x 10,6 kg
20 mg/ml
= 0,53 1,59ml
Jumlah yang diberikan = 1 ml
Ketamin = (10-15) mg/kg BB x 10,6 kg
100 mg/ml
= 1,06 1,59
Jumlah yang diberikan = 1 ml