Fjyufkjlk
Fjyufkjlk
PENDAHULUAN
Ginjal memainkan peran-peran kunci dalam fungsi tubuh, tidak hanya dengan menyaring darah dan
mengeluarkan produk-produk sisa, namun juga dengan menyeimbangkan tingkat-tingkat elektrolit-elektrolit didalam
tubuh, mengontrol tekanan darah, dan menstimulasi produksi dari sel-sel darah merah.
Ginjal berlokasi dalam perut ke arah kebelakang, normalnya satu pada setiap sisi dari spine (tulang
belakang). Mereka mendapat penyediaan darah melalui arteri-arteri renal secara langsung dari aorta dan mengirim
darah kembali ke jantung via vena-vena renal ke vena cava. Istilah renal berasal dari nama Latin untuk ginjal.
Ginjal-ginjal mempunyai kemampuan untuk memonitor jumlah cairan tubuh, konsentrasi-konsentrasi dari
elektrolit-elektrolit seperti sodium dan potassium, dan keseimbangan asam-basa dari tubuh, juga menyaring produk-
produk sisa dari metabolisme tubuh, seperti urea dari metabolisme protein dan asam urat dari uraian DNA. Dua
produk-produk sisa dalam darah dapat diukur: blood urea nitrogen (BUN) dan creatinine (Cr).
Gagal Ginjal terjadi karena organ ginjal mengalami penurunan kerja dan fungsinya, hingga menyebabkan
tidak mampu bekerja dalam menyaring elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh (sodium
dan kalium) dalam darah atau produksi urine.(Anonim:2010).
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut diatas, maka dapat diasumsikan
beberapa pertanyaan penulisan yaitu:
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 GINJAL
2.1.1 Pengertian
Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang.
Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea)
dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin.
2.1.2 Letak
Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atau abdomen. Ginjal ini terletak di kanan
dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga
disebut kelenjar suprarenal).
Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga retroperitoneal bagian atas. Bentuknya
menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke medial. Kedua ginjal terletak di
sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi tempat
untuk hati.
Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan duabelas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua
lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan .
2.1.3 Struktur
Berat dan besar ginjal bervariasi; hal ini tergantung jenis kelamin, umur, serta
ada tidaknya ginjal pada sisi lain.Pada orang dewasa, rata-rata ginjal memiliki
ukuran panjang sekitar 11,5 cm, lebar sekitar 6 cm dan ketebalan 3,5 cm dengan
berat sekitar 120-170 gram atau kurang lebih 0,4% dari berat badan. Ginjal memiliki
bentuk seperti kacang dengan lekukan yang menghadap ke dalam. Di tiap ginjal
terdapat bukaan yang disebut hilus yang menghubungkan arteri renal, vena renal,
dan ureter.
2.1.4 Organ
Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi disebut medulla. Bagian paling dalam
disebut pelvis. Pada bagianmedulla ginjal manusia dapat pula dilihat adanya piramida yang merupakan bukaan
saluran pengumpul. Ginjal dibungkus oleh jaringan fibros tipis dan mengkilap yang disebut kapsula fibrosa ginjal dan
diluar kapsul ini terdapat jaringan lemak perirenal. Di sebelahatas ginjal terdapat kelenjar adrenal. Ginjal dan kelenjar
adrenal dibungkus oleh fasia gerota. Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah lebih dari
satu juta buah dalam satu ginjal normal manusia dewasa. Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut
(terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang
masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan
menggunakan mekanisme pertukaran lawan arusdan kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan
disebut urine. Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut korpuskula (atau badan Malphigi)
yang dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus). Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang
disebut glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran darah dari arteri aferen.
Dinding kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan. Darah dapat disaring melalui dinding
epitelium tipis yang berpori dari glomerulus dan kapsula Bowman karena adanya tekanan dari darah yang
mendorong plasma darah. Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring
akan meninggalkan ginjal lewat arteri eferen. Di antara darah dalam glomerulus dan ruangan berisi cairan dalam
kapsula Bowman terdapat tiga lapisan:
1. kapiler selapis sel endotelium pada glomerulus
2. lapisan kaya protein sebagai membran dasar
3. selapis sel epitel melapisi dinding kapsula Bowman (podosit)
Dengan bantuan tekanan, cairan dalan darah didorong keluar dari glomerulus, melewati ketiga lapisan tersebut dan
masuk ke dalam ruangan dalam kapsula Bowman dalam bentuk filtrat glomerular. Filtrat plasma darah tidak
mengandung sel darah ataupun molekul protein yang besar. Protein dalam bentuk molekul kecil dapat ditemukan
dalam filtrat ini. Darah manusia melewati ginjal sebanyak 350 kali setiap hari dengan laju 1,2 liter per menit,
menghasilkan 125 cc filtrat glomerular per menitnya. Laju penyaringan glomerular ini digunakan untuk tes diagnosa
fungsi ginjal.
Jaringan ginjal. Warna biru menunjukkan satu tubulus
Tubulus ginjal merupakan lanjutan dari kapsula Bowman. Bagian yang mengalirkan filtrat glomerular dari kapsula
Bowman disebuttubulus konvulasi proksimal. Bagian selanjutnya adalah lengkung Henle yang bermuara
pada tubulus konvulasi distal. Lengkung Henle diberi nama berdasar penemunya yaitu Friedrich Gustav Jakob
Henle pada awal tahun 1860-an. Lengkung Henle menjaga gradienosmotik dalam pertukaran lawan arus yang
digunakan untuk filtrasi. Sel yang melapisi tubulus memiliki banyak mitokondria yang menghasilkan ATP dan
memungkinkan terjadinya transpor aktif untuk menyerap kembali glukosa, asam amino, dan berbagai ion mineral.
Sebagian besar air (97.7%) dalam filtrat masuk ke dalam tubulus konvulasi dan tubulus kolektivus melalui osmosis.
Cairan mengalir dari tubulus konvulasi distal ke dalam sistem pengumpul yang terdiri dari:
tubulus penghubung
tubulus kolektivus kortikal
tubulus kloektivus medularis
Tempat lengkung Henle bersinggungan dengan arteri aferen disebut aparatus juxtaglomerular, mengandung macula
densa dan sel juxtaglomerular. Sel juxtaglomerular adalah tempat terjadinya sintesis dan sekresi renin
Cairan menjadi makin kental di sepanjang tubulus dan saluran untuk membentuk urin, yang kemudian dibawa
ke kandung kemihmelewati ureter.
1. Menyaring Darah
Konsumsi makanan yang kita makan setiap hari sebagai penghasil energi
setelah melalui proses pencernaan pastilah akan menghasilkan banyak zat sisa dan
limbah serta racun atau toksin. Zat-zat tersebutlah yang akan dikeluarkan oleh
ginjal karena jika tidak maka akan sangat berbahaya bagi tubuh kita.
Nefron adalah salah satu bagian ginjal yang menjalankan fungsi ini. Apabila
seseorang tidak memiliki ginjal, maka orang tersebut akan mati karena tubuhnya
teracuni oleh kotoran yang dihasilkan oleh tubuh manusia itu sendiri. Untuk
melakukan hal tersebut, ginjal harus menyaring sekitar 200 liter darah dan
menghasilkan 2 liter zat-zat sisa dan air per harinya. Jadi, bisa disimpulkan bahwa
Anda buang air kecil sebanyak kurang lebih 2 liter per harinya.
2. Mempertahankan keseimbangan Kadar Asam dan Basa
Ginjal berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari
cairan tubuh dengan cara mengeluarkan kelebihan asam/basa melalui urine.
3. Mengekskresikan zat-zat yang merugikan bagi tubuh
Ginjal akan mengekskresikan (mengeluarkan) zat-zat yang merugikan bagi tubuh
seperti urea, asam urat, amoniak, creatinin, garam anorganik, bakteri, dan juga
obat-obatan. Jika zat tersebut tidak dikeluarkan maka akan menjadi racun yang
dapat membahayakan kesehatan di dalam tubuh.
4. Memproses Ulang Zat
Ginjal akan mengembalikan kembali zat yang masih berguna bagi tubuh kembali
menuju darah. Zat tersebut berupa glukosa, garam, air, dan asam amino. Proses
pengembalian zat yang masih berguna ke dalam darah disebut reabsorpsi.
5. Mengatur Volume Cairan dalam Darah
Ginjal dapat mengontrol jumlah cairan darah yang dipertahnkan agar tetap
seimbang didalam tubuh. Tanpa adanya control dari ginjal maka tubuh akan
menjadi kering karena kekurangan cairan darah atau sebaliknya, tubuh tenggelam
karena kebanjiran cairan didalam tubuh yang menumpuk tidak terbuang.
6. Mengatur Keseimbangan Kandungan Kimia dalam Darah
Salah satu contohnya yaitu mengatur kadar garam didalam darah.
7. Mengendalikan Kadar Gula dalam Darah
Ginjal amat penting untuk mengatur kelebihan atau kekurangan gula dalam darah
dengan menggunakan hormon insulin dan adrenalin. Ini penting untuk
menghindari diabetes. Insulin berfungsi sebagai hormon penurun kadar gula dalam
darah jika kadar gula dalam darah berlebih. Adrenalin berfungsi untuk menaikkan
kadar gula dalam darah jika kadar gula di dalam darah tidak mencukupi.
8. Penghasil Zat dan Hormon
Ginjal merupakan penghasil zat atau hormon tertentu seperti eritropoietin,
kalsitriol, dan renin. Hormon yang dihasilkan oleh ginjal yaitu hormon
eritroprotein atau yang disingkat dengan EPO berfungsi untuk merangsang
peningkatan laju pembentukan sel darah merah oleh sumsum tulang. Renin
berfungsi untuk mengatur tekanan darah di dalam tubuh, sementara kalsitriol
merupakan fungsi ginjal untuk membentuk vitamin D, menjaga keseimbangan
kimia di dalam tubuh, serta untuk mempertahankan kalsium di dalam tulang yang
ada di dalam tubuh.
9. Menjaga Tekanan Osmosis
Ginjal menjaga tekanan osmosis dengan cara mengatur keseimbangan garam-
garam di dalam tubuh.
10. Menjaga Darah
Ginjal berfungsi sebagai penjaga kadar pH darah agar tidak terlalu asam. Ginjal
mempertahankan pH plasma darah pada kisaran 7,4 melalui pertukaran ion
hidronium dan hidroksil. Akibatnya, urine yang dihasilkan dapat bersifat asam
pada pH 5 atau alkalis pada pH 8.
BAB III
PEMBAHASAN
Penyakit gagal ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal
mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal
penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga
keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah
atau produksi urin.
Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan kearah yang semakin buruk
dimana ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja sebagaimana fungsinya. Dalam
dunia kedokteran dikenal 2 macam jenis gagal ginjal yaitu gagal ginjal akut dan gagal
ginjal kronis (Anonim, 2010).
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah suatu keadaan menurunnya fungsi ginjal yang
bersifat kronik, progresif dan menetap berlangsung. Beberapa tahun pada keadaan ini
ginjal kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan volume dan cairan tubuh
dalam keadaan asupan diet normal (Rindiastuti, 2006). Penderita yang berada pada
stadium akhir untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya diperlukan terapi
penganti yaitu hemodialisis (HD), peritoneal dialysis mandiri berkesinambungan
Continuos Ambulatory Peritoneal dialysis (CAPD) atau transplantasi ginjal ( Wilson
& Price;1994 dalam Rindiastuti;2006).
Penyakit ginjal tahap akhir biasanya ditandai dengan test klirens kreatinin rendah.
Penderita dengan test klirens kreatinin <15 ml/menit dianjurkan untuk menjalani terapi
pengganti, salah satunya adalah dengan dialisis. Tindakan dialisis merupakan salah
satu cara untuk mempertahankan kelangsungan hidup pasien bertujuan menurunkan
kadar ureum, kreatinin dan zat toksik lainnya dalam darah (Anonim, 2010).
Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit
serius atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri. Penyakit
gagal ginjal lebih sering dialamai mereka yang berusia dewasa, terlebih pada kaum
lanjut usia.
Adapun tanda dan gejala terjadinya gagal ginjal lainnya yang dialami penderita
secara akut antara lain :
1) Nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam, kencing sedikit, kencing merah
/darah, sering kencing.
2) Kelainan Urin: Protein, Darah / Eritrosit, Sel Darah Putih / Lekosit, Bakteri (Anonim,
2010).
Sedangkan tanda dan gejala yang mungkin timbul oleh adanya gagal ginjal
kronik antara lain :
1) Lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan, mual, muntah, bengkak, kencing berkurang,
gatal, sesak napas, pucat/anemi.
2) Kelainan urin: Protein, Eritrosit, Lekosit. Kelainan hasil pemeriksaan Lab. lain:
Creatinine darah naik, Hb turun, Urin: protein selalu positif (Anonim, 2010).
Stadium II
Insufiensi ginjal (faal ginjal antar 20 % – 50 %). Pada tahap ini penderita
dapat melakukan tugas-tugas seperti biasa padahal daya dan konsentrasi ginjaL
menurun. Pada stadium ini pengobatan harus cepat dalam hal mengatasi kekurangan
cairan, kekurangan garam, gangguan jantung dan pencegahan pemberian obat-obatan
yang bersifat menggnggu faal ginjal. Bila langkah langkah ini dilakukan secepatnya
dengan tepat dapat mencegah penderita masuk ketahap yang lebih berat. Pada tahap
ini lebih dari 75 % jaringan yang berfungsi telah rusak. Kadar BUN baru mulai
meningkat diatas batas normal. Peningkatan konsentrasi BUN ini berbeda-beda,
tergantung dari kadar protein dalam diit.pada stadium ini kadar kreatinin serum mulai
meningkat melebihi kadar normal.
Poliuria akibat gagal ginjal biasanya lebih besar pada penyakit yang terutama
menyerang tubulus, meskipun poliuria bersifat sedang dan jarang lebih dari 3 liter / hari.
Biasanya ditemukan anemia pada gagal ginjal dengan faal ginjal diantara 5 % –
25 % . faal ginjal jelas sangat menurun dan timbul gejala gejala kekurangan darah,
tekanan darah akan naik, aktifitas penderita mulai terganggu.
Stadium III
Uremi gagal ginjal (faal ginjal kurang dari 10 %). Semua gejala sudah jelas dan
penderita masuk dalam keadaan dimana tak dapat melakukan tugas sehari hair
sebaimana mestinya. Gejal gejal yang timbul antara lain mual, muntah, nafsu makan
berkurang., sesak nafas, pusing, sakit kepala, air kemih berkurang, kurang tidur,
kejang-kejang dan akhirnya terjadi penurunan kesadaran sampai koma. Stadum akhir
timbul pada sekitar 90 % dari massa nefron telah hancur. Nilai GFR nya 10 % dari
keadaan normal dan kadar kreatinin mungkin sebesar 5-10 ml / menit atau kurang.
Pada keadaan ini kreatinin serum dan kadar BUN akan meningkat dengan
sangat mencolok sebagai penurunan. Pada stadium akhir gagal ginjal, penderita mulai
merasakan gejala yang cukup parah karena ginjal
tidak sanggup lagi mempertahankan homeostatis caiaran dan elektrolit dalam tubuh.
Penderita biasanya menjadi oliguri (pengeluaran kemih) kurang dari 500/ hari karena
kegagalan glomerulus meskipun proses
penyakit mula mula menyerang tubulus ginjal, Kompleks menyerang tubulus ginjal,
kompleks perubahan biokimia dan gejala gejala yang dinamakan sindrom uremik
mempengaruhi setiap sistem dalam tubuh. Pada stadium akhir gagal ginjal, penderita
pasti akan menggal kecuali ia mendapat pengobatan dalam bentuk transplantasi ginjal
atau dialisis.
3.5 PENGOBATAN
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 SARAN
Sakit dan sehat memang sudah ada yang mengatur takdir kita sebagai manusia. Tetapi kita bisa menjauhkan
keadaan sakit itu dengan berusaha untuk tetap prima dan fit agar tubuh kita tetap sehat dengan cara Pola Hidup
Sehat (PHS), yaitu dengan pola makan dan minum yang sehat, Olahraga yang cukup, Hygienis, dan istirahat yang
cukup.Jika mengalami keadaan tubuh yang kurang sehat segeralah berobat untuk mendapatkan tindakan dan
pengobatan secara dini sebelum terjadi sakit yang kronis.
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, Sri. 2013. Anatomi dan Fisiologi. Universitas Ibn Khaldun. Bogor.
Warianto, Chaidar. 2011. Gagal Ginjal. Unair. Ac. Id
Dewanto, Rudi. 2009. Gagal Ginjal. Teknomobi
Hadisasrawan. Blogspot.com.
Artikel Sistem Ekskresi Hidup Sehat. Doktergaul.com.
Wikipedia Indonesia. Ensiklopediabebas. Id.wikipedia.org