Anda di halaman 1dari 20

RELE FREKUENSI TURUN SEBAGAI PERANGKAT SISTEM

PELEPASAN BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI DAYA LISTRIK


DI PT. PERTAMINA RU III PLAJU
1)
Gefito Aritonang, 2)Carlos R.S, S.T,.M.T., 3)Bersiap Ginting, S.T,.M.T.
Politeknik Negeri Sriwijaya

ABSTARK
Pada suatu sistem tenaga listrik dapat terjadi ketidakseimbangan antara kapasitas pembangkit
dengan kebutuhan beban. Ketidakseimbangan ini dapat disebabkan karena terlepasnya salah
satu atau lebih unit pembangkit atau penambahan beban secara tiba-tiba yang melebihi dari
kapasitas pembangkit.
Perhitungan penyetelan rele frekuensi turun untuk melakukan tahap-tahap pelepasan beban,
mengetahui seberapa besar perubahan frekuensi akibat terjadinya ketidakseimbangan pada
sistem tenaga listrik dan mengetahui besar daya yang harus dilepas akibat terhentinya salah
satu pembangkit serta pengujian simulasi pelepasan beban dilakukan pada software ETAP
(Electrical Transient Analysis Programs).
Hasil perhitungan menunjukkan penyetelan tahap pertama 49,5 Hz, tahap kedua 49 Hz dan
tahap ketiga 48,6 Hz. Perubahan frekuensi akibat terjadinya ketidakseimbangan pada sistem
tenaga listrik ialah 4,6 Hz/det sampai 4,9 Hz/det. Pada hasil simulasi pelepasan beban, beban
yang harus dilepas akibat terhentinya salah satu pembangkit ialah 14,209 MW.

Kata kunci : Rele frekuensi turun, ketidakseimbangan, pembangkit, pelepasan beban dan
simulasi ETAP

I. Pendahuluan karena perubahan daya aktif berbanding


1.1 Latar belakang lurus dengan perubahan frekuensi sehingga
Pada suatu sistem tenaga listrik keadaan tersebut dapat mengakibatkan
dapat terjadi ketidakseimbangan antara terjadi penurunan frekuensi pada sistem
kapasitas pembangkit dengan kebutuhan tenaga listrik.
beban. Ketidakseimbangan ini dapat Apabila terjadi penambahan beban
disebabkan karena terlepasnya salah satu secara tiba-tiba yang berkisar antara 10%
atau lebih unit pembangkit atau sampai 15% dari kapasitas pembangkit
penambahan beban secara tiba-tiba yang yang mengakibatkan turunnya frekuensi
melebihi dari kapasitas pembangkit. Oleh pembangkitan masih dapat diatasi dan
dikembalikan ke keadaan normal. Oleh Untuk menentukan kombinasi tersebut,
bekerjanya governor atau load frequency digunakan metode perhitungan matematis
control (LFC) tanpa pelepasan beban. dan karakteristik-karakteristik rele yang
Tetapi jika penambahan beban lebih besar digunakan.
atau lepasnya pembangkit dimana Ketidaksimbangan antara kapasitas
kapasitas beban lebih besar dari batas daya pembangkit dengan daya beban
pengendalian governor atau LFC. Maka sistem tenaga listrik terlihat dari perubahan
dapat mengakibatkan kegagalan frekuensi, berupa kenaikan atau penurunan
pembangkitan atau pembangkit dapat yang dapat disimulasikan dengan
terhenti. Hal ini dapat mengganggu menggunakan program ETAP (Electrical
kontinuitas pelayanan ke beban. Transient Analysis Programs).
Salah satu cara untuk menjaga Laporan akhir ini menyelidiki
gangguan tersebut ialah dengan pelepasan beban dengan menggunakan rele
melepaskan beban yang di anggap kurang frekuensi turun saat terjadi pengurangan
penting, pembangkit yang masih bekerja kapasitas daya pembangkitan akibat
dapat terhindar dari kerusakan dan juga terhentinya salah satu generator.
pelayanan terhadap beban yang tinggal Penyelidikan ini meninjau aspek melalui
atau beban yang dianggap penting masih pelepasan beban menggunakan ETAP.
dapat dilakukan. Melepaskan sebagian 1.2 Perumusan masalah
beban dapat dibuat secara otomatis dengan Berdasarkan latar belakang yang
menggunakan rele frekuensi sebagai dikemukakan diatas, maka dapat
perangkat pengaturannya. Rele frekuensi dirumuskan masalah sebagai berikut :
adalah alat pendeteksi perubahan 1. Bagaimana nilai penyetelan
frekuensi. Untuk menentukan nilai frekuensi pada rele frekuensi turun
pengaturan frekuensi dapat diatur dengan agar dapat melepaskan beban pada
pengaturan frekuensi dan laju penurunan setiap tingkat pelepasan beban;
frekuensi. 2. Seberapa besar perubahan frekuensi
Secara garis besar sebenarnya yang terjadi, jika terjadinya
pelepasan beban otomatis itu adalah ketidakseimbangan pada sistem
kombinasi yang baik antara jumlah tingkat tenaga listrik.
pelepasan beban, besar beban yang dilepas 3. Seberapa besar daya yang harus di
dan pengaturan frekuensi untuk setiap lepas dengan ketidakseimbangan
tingkat pelepasan beban. akibat terhentinya salah satu
pembangkit.
1.3 Tujuan akibat terhentinya salah satu
Penyelidikan rele frekuensi turun pembangkit.
sebagai perangkat sistem pelepasan beban 1.4 Manfaat
pada jaringan distribusi daya listrik di PT. Manfaat penyelidikan rele
Pertamina RU III Plaju bertujuan untuk : frekuensi turun sebagai perangkat sistem
1. Mengetahui nilai penyetelan pelepasan beban pada jaringan distribusi
frekuensi pada rele frekuensi turun daya listrik di PT. Pertamina RU III Plaju
agar dapat melepaskan beban pada adalah:
setiap tingkat pelepasan beban. 1. Sebagai bahan acuan kepada
2. Mengetahui besar perubahan mahasiswa teknik elektro dalam
frekuensi yang terjadi, jika terjadi mempelajari tentang pelepasan beban
ketidakseimbangan pada sistem menggunakan rele frekuensi turun.
tenaga listrik. 2. Sebagai bahan masukan kepada PT.
3. Mengetahui besar daya yang harus di Pertamina RU III mengenai sistem
lepas dengan ketidakseimbangan pelepasan beban yang di simulasikan
menggunakan program ETAP.

II. Tinjauan Pustaka dengan kutub magnit diputar oleh tenaga


2.1 Generator sinkron mekanik (perhatikan gambar 2.1)
Menurut Drs. Yon Rijono, Dasar
Teknik Tenaga Listrik. (2004 ) Tegangan
Output dari generator sinkron adalah
tegangan bolak-balik, karena itu generator
sinkron disebut juga generator AC.
Perbedaan prinsip antara generator DC dan
AC adalah untuk generator DC, kumparan
jangkar ada pada bagian rotor dan terletak
Gambar 2.1 Konstruksi generator sinkron
diantara kutub-kutub magnit yang tetap di
tempat, diputar oleh tenaga mekanik. Pada
2.2 Pemutus daya
generator sinkron atau AC kumparan
Suatu sistem tenaga listrik sangat
jangkar disebut juga kumparan stator
kompleks. Ia memerlukan suatu peralatan
karena berada pada tempat yang tetap,
pensaklaran agar dapat mengendalikan
sedangkan kumparan rotor bersama-sama
secara efisien suatu jaringan distribusi
daya di bawah kondisi normal maupun Gunawan; dkk, Mesin dan Rangkaian
keadaan darurat. Listrik. Karena tegangan terminal
Kontruksi dasar suatu pemutus daya perlu generator AC banyak berubah dengan
dilakukan pemisahan dari dua kontak yang perubahan beban, maka untuk operasi
berada dalam suatu fluida isolasi yang hampir semua peralatan listrik diperlukan
mempunyai dua fungsi. Yang pertama, usaha untuk menjaga agar tegangannya
mematikan busur api yang terjadi antara konstan. Cara yang biasa dilakukan untuk
kedua kontak bilamana pemutus daya ini adalah menggunakan alat pembantu
membuka, dan yang kedua memberikan yang disebut pengatur tegangan (voltage
isolasi yang cukup baik antara dua kontak regulator) untuk mengendalikan besarnya
itu, serta terhadap bumi. eksitasi medan dc yang dicatukan pada
Banyak jenis fluida dapat generator.
dimanfaatkan guna sebuah pemutus daya, Bila tegangan terminal generator
tergantung dari daya mampunya. Yang turun karena perubahan beban, pengatur
banyak di pergunakan adalah: tegangan secara otomatis menaikkan
1. Pemutus daya minyak pembangkitan medan sehingga tegangan
2. Pemutus daya udara kembali normal. Sama halnya bila
3. Pemutus daya hampa udara tegangan terminal naik karena perubahan
4. Pemutus daya sulfur heksafluorida beban, pengatur mengembalikan nilai
(SF6) tegangan normalnya dengan mengurangi
Pelat nama sebuah pemutus daya eksitasi medan. Prinsip kerja dari AVR
umumnya memberikan indikasi mengenai, adalah mengatur arus penguatan pada
antara lain : exciter. Sistem pengoperasian Unit AVR
a. Arus konstan maksimum yang (Automatic Voltage Regulator) berfungsi
dipakai untuk menjaga agar tegangan generator
b. Besar arus interupsi maksimum tetap konstan dengan kata lain generator
c. Tegangan maksimum akan tetap mengeluarkan tegangan yang
d. Waktu interupsi yang dinyatakan selalu stabil, yang tidak terpengaruh pada
dalam siklus perubahan beban yang selalu berubah-
2.3 Pengaturan Tegangan ubah, dikarenakan beban sangat
Menurut Ir. Drs. Hanapi mempengaruhi tegangan output generator.
2.4 Pengaturan Frekuensi Sistem tenaga listrik harus mampu
2.4.1 Daya aktif menyediakan tenaga listrik bagi para
pelanggan dengan frekuensi yang tetap
konstan. selisih frekuensi dari nilai E sebanding dengan .
nominal harus selalu dalam batas toleransi
yang diperbolehkan, dimama batas
frekuensi kerja menurut standar IEEE
C37-106 2003 adalah . Daya
aktif mempunyai hubungan erat dengan
nilai frekuensi dalam sistem, sedangkan
beban sistem yang berupa daya aktif
maupun daya reaktif selalu berubah
sepanjang waktu. Sehubungan dengan hal Gambar 2.9. Diagram vektor 2 buah
ini harus ada penyesuaian antara daya aktif generator sinkron kerja paralel
yang dihasilkan dalam sistem
pembangkitan harus disesuaikan dengan Apabila torsi penggerak salah satu
beban daya aktif. Penyesuaian daya aktif generator pada gambar 2.9 diperbesar
ini dilakukan dengan mengatur besarnya maka rotor (kutub) generator akan
torsi penggerak generator. bergerak maju dalam arti bahwa vector
Dalam sistem tenaga listrik bergerak kearah yang memperbesar
umumnya generator sinkron tiga fasa komponen daya aktif MW dari generator
untuk pembangkit tenaga listrik yang misalkan hal ini dilakukan terhadap
utama, maka pengaturan frekuensi sistem generator nomor 2 dalam gambar 2.9 maka
praktis tergantung kepada karakteristik keadaan akan berubah seperti ditunjukkan
generator sinkron. oleh vector-vector 2, E2 dan I2.
Selanjutnya komponen daya aktif
generator 2 berubah dari MW2 menjadi
Gambar 2.8 Diagram vector Fluks . Penambahan torsi pemutar
magnetik (F), gaya gerak listrik (E), Arus generator memerlukan tambahan bahan
(I) dan tegangan jepit sebuah generator bakar pada unit pembangkit termis. Oleh
sinkron karenanya produksi MWH memerlukan
bahan bakar pada unit pembangkit termis.
Pengaturan arus medan generator Menurut hukum Newton ada hubungan
(gambar 2.8) hanya akan mempengaruhi antara torsi mekanis penggerak generator
panjang pendeknya vektor yang dengan perputaran generator
selanjutnya akan pula mempengaruhi
panjang pendeknya vektor E karena vektor
Dimana : diperlukan untuk memutar generator, hal
TG = Torsi penggerak generator ini berarti pengaturan pemberian bahan
TB = Torsi beban yang membebani bakar pada turbin gas. Pengaturan
generator pemberian bahan bakar tersebut diatas
H = Momen inersia dari generator beserta dilakukan oleh governor unit pembangkit.
mesin penggeraknya
= kecepatan sudut perputaran generator,

Dalam pusat pembangkit tenaga


listrik terdapat pengatur frekuensi pada
Gambar 2.10 Prinsip kerja governor
setiap unit pembangkit, pengatur frekuensi
biasa disebut Governor. karena pengaturan
Apabila pada saat t = t0 ada
ferkuensi dilakukan dengan mengatur daya
penambahan beban maka frekuensi akan
aktif yang dibangkitkan generator, maka
menurun dari f0 menjadi f1.
governor harus mengatur torsi mekanis
Penurunan frekuensi ini disebabkan
yang dihasilkan mesin penggerak
karena nilai TB pada persamaan (2.3)
generator. Pengaturan torsi mekanis
menjadi lebih besar sebagai akibat
dilakukan dengan cara mengatur
penambahan beban sehingga TG TB = T
pemberian bahan bakar dalam ruang bakar
< 0 dan selanjutnya juga menjadi < 0.
turbin PLTG. Untuk melakukan
pengaturan tersebut, governor mengukur adalah percepatan sudut, apabila
frekuensi yang dihasilkan generator nilainya < 0 maka berarti terjadi
dengan cara mengukur kecepatan putar pengurangan kecepatan sudut dan
poros generator tersebut karena frekuensi karena frekuensi maka hal ini juga
yang dihasilkan generator berbanding lurus
berarti penurunan frekuensi.
dengan kecepatan poros generator.

2.4.2 Prinsip Kerja Governor


2.4.3 Penyetelan Speed droop
Menurut Djiteng Marsudi.
Speed droop merupakan salah satu
Operasi Sistem Tenaga Listrik.
karakteristik governor yang perlu
Pengaturan daya aktif dilakukan dengan
diperhatikan dalam pengaturan frekuensi
mengatur besarnya kopel mekanis yang
sistem.
Dengan memperhatikan gambar 2.10.
terlihat bahwa semakin dekat jarak titik B
dengan titik D makin cepat pengisapan
titik B menutup aliran minyak yang
mengangkat atau menurunkan posisi
pengisap titik D dan sebaliknya semakin
jauh jaraknya makin lambat gerakan
menutup aliran minyak ini. Hal ini berarti
bahwa makin dekat jarak titik B dengan
titik D makin cepat governor
menghentikan tanggapannya terhadap
perubahan frekuensi, governor bersifat
malas dan menghasilkan speed drop
yang besar. Dengan keterangan yang
Gambar 2.12. Speed droop diatur meyetel
serupa apabila jarak titik B dengan titik D
posisi engsel E
makin jauh terlihat bahwa governor
bersifat rajin dan menghasilkan speed
2.5 Pelepasan Beban (Load Shedding)
droop yang kecil. Jadi penyetelan speed
Jika terdapat gangguan dalam
drop governor dapat dilakukan dengan
sistem yang menyebabkan daya tersedia
menyetel jarak titik B dan titik D. Dalam
tidak dapat melayani beban, misalnya
praktek hal ini tidak begitu mudah
karena ada unit pembangkit yang besar
pelaksanaannya karena dilain pihak titik B
jatuh (trip), maka untuk menghindarkan
juga harus dapat juga digerakkan keatas
sistem menjadi collapsed perlu dilakukan
dan kebawah secara bebas untuk
pelepasan beban. Keadaan yang kritis
melakukan pengaturan sekunder. Hal ini
dalam sistem karena jatuhnya unit
dapat dilakukan dengan kombinasi sistem
pembangkit dapat dideteksi melalui
mekanik dan hidrolik seperti pada gambar
frekuensi sistem yang menurun dengan
2.12.
cepat.
Hal ini dapat digambarkan dalam
gambar 2.14 pada saat t = tA ada unit
pembangkit yang jatuh sehingga frekuensi
menurun. Turunnya frekuensi dapat
menurut garis 1, garis 2 atau garis 3.
Makin besar unit pembangkit yang jatuh yang perlu diperhatikan dan
(makin besar daya tersedia yang hilang) dipertimbangkan.
makin cepat frekuensi menurun. a. Pengaman
Kecepatan menurunnya frekuensi juga b. Kemampuan selektif mungkin
tergantung kepada besar kecilnya inersia setelah gangguan terjadi.
sistem. Makin besar inersia sistem, makin c. Kepekaan rele
kokoh sistemnya, makin lambat turunnya d. Waktu kerja.
frekuensi. Pada umumnya rele frekuensi ini
digunakan untuk :
- Mendeteksi frekuensi sistem tenaga
listrik atau generator
- Menjaga frekuensi sistem tenaga
listrik atau generator pada nilai
tertentu(sesuiai setting)
- Melepaskan beban lebih bila
Gambar 2.14. Perubahan frekuensi frekuensi turun dibawah nilai yang
sebagai fungsi waktu dengan adanya telah di atur.
pelepasan beban
Cara kerja rele frekuensi perhatian
2.6 Rele Frekuensi blok diagram ada gambar 2.15.
Menurut Hazairin samaulah, Besaran ukuran adalah fekuensi sistem
dasar-dasar sistem proteksi tenaga listrik. diambil dengan menggunakan
Frekuensi merupakan salah satu parameter transformator tegangan. Besaran ukuran
yang dapat menunjukan keadaan yang frekuensi adalah arus searah yang biasanya
normal pada suatu sistem tenaga listrik. dengan disebut Auxiliary Power.
Berkurangnya daya pembangkit akan
mengakibatkan turunannya putaran
pembangkit dan turunya frekuensi sistem,
keadaan ini mutlak perlu dihindari sebab
akan menganggu kestabilan sistem tenaga
listrik, hal ini dapat diatasi dengan
memasang pengamanan under frequency
relay (UFR). Pemilihan rele ini perlu
ditinjau kemampuannya dan ada beberapa Gambar 2.15. Bagian rele frekuensi
Keterangan gambar 2.15 : mengecek apaka Auxiliary power
1. Generator sinyal tetap konstan maka outputnya akan
Sebagai input, menghasilkan masuk di AND I, bersama-sama
output dengan frekuensi yang sama tegangan input yang sudah
dengan frekuensi sistem dan output dibandingkan dengan tegangan
ini akan diteruskan ke devider. referensi.
2. Devider 7. AND II
Sebagai pembagi yang mempunyai Output dari logic bersama-sama
output akan menjadi input pada dengan sinyal dari AND I masuk
clock ke circuit AND II keluar sinyal
3. Clock yang diteruskan ke auxiliary rele
Clock ini mempunyai referensi untuk membuka atau menutup
signal konstan dengan sumber circuit breaker (CB)
untuk referensi signal ini adalah
dari Auxiliary power yang berupa 2.7 Perencanaan Pelepasan Beban
arus searah. Bila dimisalkan bahwa Pelepasan beban direncanakan
frekuensi dari referensi adalah F1 untuk melepaskan beban secara bertahap.
dan frekuensi dari sistem adalah f, Dengan demikian kemungkinan pelepasan
maka kedua frekuensi ini akan beban yang terlalu besar (Over Shed) dapat
dibandingkan di dalam clock. dihindarkan. Berapa banyak jumlah tingkat
4. Logic Box pelepasan beban yang dipilih biasanya
Input untuk logic box adalah output dihubungkan dengan berapa besar beban
dari clock. Logic box mempunyai maksimum yang akan dilepas. Semakin
binary counter dan akan besar beban maksimum yang akan dilepas
menghasilkan output dengan harga semakin banyak pula jumlah tingkat
1 dan 0. pelepasan beban yang harus dipilih.
5. Tegangan Referensi Jadi untuk merencanakan suatu
Tegangan refrensi mempunyai pelepasan beban, beberapa hal yang
harga yang konstan dan disuplai menjadi masalah utama yang harus
dengan arus searah dan berfungsi diperhitungkan adalah :
untuk mencegah tegangan input 1. Jumlah tingkat pelepasan beban.
dari sistem yang akan diproteksi. 2. Besarnya beban yang dilepas untuk
6. Current Generator setiap tingkat.
Current generator berfungsi untuk 3. Penyetelan rele yang ditetapkan untuk
setiap tingkat pelepasan beban. pembangkit trip dalam sistem terjadi
4. Kelambatan waktu yang direncanakan kekurangan daya yang dibangkitkan
untuk setiap tingkat pelepasan beban. sebesar PS. Kekurangan daya ini lah yang
menyebabkan frekuensi turun. Secara
2.8 Perhitungan Penurunan Frekuensi fisik,kekurangan daya ini menyebabkan
Penambahan beban secara kopel yang dihasilkan generator-generator
mendadak mempunyai dampak dalam sistem TG sehingga menurut
menurunkan frekuensi sistem, begitu pula persamaan 2.5 :
apabila ada unit pembangkit yang T= TG TB adalah < 0
terganggu dan trip (jatuh) dari sistem, Nilai T< 0 ini menyebabkan terjadinya
dampaknya juga menurunkan frekuensi. percepatan negatif atas kecepatan sudut
Dalam hal ini akan dibahas mengenai rotor generator, karena
perhitungan penurunan frekuensi yang
terjadi dalam sistem sebagai akibat
Dimana nilai I = nilai momen inersia
gangguan unit pembangkit yang
bagian-bagian yang berputar dalam sistem.
mengalami trip dari sistem, tanpa
Dinyatakan dengan frekuensi melalui
memperhitungan respon governor. Respon
persamaan didapat:
dari governor tidak di perhitungkan agar
didapat hasil perhitungan yang lebih
aman, karena perhitungan penurunan
Fo = frekuensi sistem
frekuensi sebagai akibat tripnya salah satu
PGo = besarnya daya yang dibangkitkan
unit pembangkit dimaksudkan untuk
dalam sistem sebelum ada gangguan unit
merencanakan pelepasan beban dengan
pembangkit
menggunakan rele frekuenssi turun untuk
To = saat terjadinya gangguan unit
menghindarkan dari gangguan total dalam
pembangkit
sistem yang disebabkan terlalu banyak unit
PB0 = beban sistem sebelum gangguan
pembangkit yang ikut trip karena berbeban
PS0 = besarnya selisih daya antara yang
lebih. Sebelum ada unit pembangkit yang
dibangkitkan dengan beban setelah ada
trip, keadaan adalah seimbang, artinya
gangguan, dalam hal ini = sebesarnya daya
daya yang dibangkitkan dalam sistem PG
yang dibangkitkan oleh unit yang
sama dengan beban PB.
terganggu.
Jika unit pembangkit yang trip
Maka
sebelum trip membangkit daya sebesar PS
ke dalam sistem, maka pada saat unit
T 0= (P0 PS) PB0 = - PS0.........2.13 perunit adalah agar dimensi ruas kiri dan
Po = PBo karena sebelumnya gangguan dimensi ruas kanan persamaan 2.19
daya dibangkitkan adalah sama dengan menjadi sama yaitu
beban tanda negatif menunjukan adanya
Untuk menyederhanakan
kekurangan daya dibangkitkan.
perhitungan, yaitu menghitung bagaimana
frekuensi menurun sebagai fungsi waktu,
dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
Dengan persamaan 2.18 dapat dihitung
1. Diambil selang-selang waktu yang
nilai untuk PS0 tertentu sesaat setelah
cukup kecil, misalnya 0,1 detik, dalam
gangguan terjadi. Untuk keperluan
selang waktu ini nilai dianggap
menghitung yang dinyatakan pada
konstan. Makin kecil selang waktu
persamaan 2.18 energi kinetis maupun
yang diambil, makin teliti perhitungan
daya terpasang yang dipakai untuk
yang di dapat. Pada permulaan selang
menghitung nilai H, haruslah dari sistem
waktu yang pertama yaitu pada saat t0
tanpa kebesaran unit yang terganggu.
sampai t1 nilai = seperti yang
Karena merupakan energi kinetis per daya
ditunjukan oleh persamaan 2.18.
terpasang, jadi dalam per unit, maka PS0
Pada akhir selang waktu yang pertama
yang dinyatakan dalam per unit adalah:
yang merupakan permulaan selang
waktu yang kedua, yaitu pada saat t1
nilai frekuensi adalah :
Dimana :
PG0T = daya terpasang dalam MW ( ) ( )

dari unit unit pembangkit yang Dimana ( ) adalah nilai dalam


beroperasi sebelum ada
selang waktu antara .
gangguan
2. Untuk selang waktu berikutnya yaitu
PS0T = daya terpasang dalam MW
antara harus dilakukan
dari unit yang mengalami
perhitungan untuk mencari nilai
gangguan.
permulaan dari frekuensi dan selisih
daya yang dibangkitkan dengan
beban:

Keharusan menyatakan nilai PS0 dalam per PSI = P1 PB1

unit kalau nilai H dinyatakan dalam = (PG0 PS0) PB1...2.22


Dimana P1 adalah daya yang pemantauan lanjutan, simulasi,
dibangkitkan pada saat t1 yang dalam optimasi, sistem manajemen energi, dan
ini dianggap sama dengan P0 PS0 kecepatan tinggi pada pelepasan beban
karena dalam perhitungan ini (ILS).
diasumsikan governor belum bereaksi ETAP memungkinkan kita
untuk menambah daya. untuk dengan mudah membuat dan
Dengan cara yang serupa ketika mengedit grafis diagram satu garis,
menghitung nilai : sistem kabel bawah, sistem kabel tiga-
dimensi, sistem koordinasi dan plot
( )
selektivitas, sistem informasi geografis
( ) skema (GIS), serta sistem jaringan
tanah tiga-dimensi. Program ini telah
Persamaan 2.23 sifatnya lebih umum
dirancang untuk menggabungkan tiga
daripada persamaan 2.20. Untuk t= t0
konsep kunci :
nilai PB = PG sehingga kalau
1. Operasi Virtual reality
dimasukkan dalam persamaan 2.23
2. Jumlah integrasi data
maka persamaan 2.23 berubah
3. Kesederhanaan dalam data entri
menjadi persamaan 2.15 dimana f = f0
2.9.2 Cara Pengoperasian ETAP
f1 dan D harus diketahui.
Dengan beberapa fitur utama dan
Begitu seterusnya dapat
kemampuan program dan berbagai modul
dilakukan perhitungan yang serupa
yang tersedia untuk melakukan analisis
untuk selang-selang waktu berikutnya.
daya sistem. Ada pun cara-cara untuk
menjalankan proyek atau modul yang di
2.9 Software ETAP 6.0
sediakan Program ETAP. Cara menjalan
2.9.1 Pengantar Software ETAP 6.0
software ETAP dengan program analisis
ETAP adalah sebuah program
stabilitas transien (Transient Stability
grafis yang berjalan pada Microsoft
Analysis) sebagai berikut:
Windows 2003, XP, 7 dan sistem
1. Klik dua kali ikon ETAP 6.0.0
operasi Vista. ETAP adalah alat analisis
2. Klik file new project
yang paling lengkap untuk desain dan
3. Ketik nama project pada kolom
pengujian sistem daya yang tersedia.
name OK OK
Menggunakan modul standar simulasi
Maka software ETAP telah siap
offline, ETAP dapat memanfaatkan data
untuk memulai menggambar online
pada waktu operasional untuk
diagram . kita dapat menggambar
dengan mengambil komponen pada 3.1. Bahan Untuk Perhitungan
pada tool bar AC dan DC, setelah Bahan yang digunakan untuk
selesai menggambar maka masukan penyelesaian dalam perhitungan,
data-data komponen di setiap memerlukan beberapa data antara lain :
komponen dengan cara meng-klik 1. Frekuensi nominal : nilai frekuensi
dua kali komponen tersebut. Setelah nominal yang digunakan untuk
selesai memasukkan data komponen mencari penurunan frekuensi pada
maka project siap untuk tahap pertama.
disimulasikan. 2. Konstanta Inersia : data dari
4. Setelah itu klik transien stability generator beserta mesin
analysis pada mode toolbar Run penggerakkannya yang digunakan
transien stability untuk mengetahui perubahan
frekuensi per detik akibat
III. Metodologi ketidakseimbangan beban
Penyetelan rele frekuensi turun 3. Daya terpasang : data daya yang
dilakukan menurut langkah-langkah yang terpasang pada pembangkit yang
dilakukan dalam penyusunan laporan digunakan untuk mengetahui
akhir. Metodologi adalah cara dalam tahap perubahan frekuensi per detik
penyelesaian laporan akhir. Metodologi ketidakseimbangan beban
penulisan pada laporan akhir ini mencakup 4. Beban sistem sebelum gangguan:
semua kegiatan yang dilakukan untuk data daya yang dibangkitkan
menyelesaikan masalah atau kajian generator yang digunakan untuk
terhadap permasalahan laporan akhir. mengetahui perubahan frekuensi
Dalam penulisan laporan akhir ini per detik akibat ketidakseimbangan
yang dilakukan adalah tentang penggunaan beban.
rele frekuensi turun sebagai perangkat 5. Interval waktu : data waktu yang
sistem pelepasan beban pada jaringan digunakan untuk tahap-tahap
distribusi daya listrik. Selain itu pelepasan beban.
menghitung perubahan frekuensi yang 3.2. Peralatan yang digunakan
terjadi jika terjadi ketidakseimbangan pada Penyetelan rele frekuensi turun ini
sistem tenaga listrik dan berapa besar daya dilakukan dengan cara perhitungan yang
yang harus dilepas akibat terhentinya salah dilakukan berdasarkan data-data yang
satu pembangkit. diperoleh dari perusahaan dan simulasi
pelepasan beban ini dilakukan pada
software ETAP, adapun tahapan-tahapan 6. Menghitung laju penurunan frekuensi
dalam penyetelan rele frekuensi turun dan pada tahap ke 3 berdasarkan
simulasi pada software ETAP ini persamaan 2.23
menggunakan beberapa peralatan di 7. Menghitung nilai frekuensi pada akhir
antaranya : selang waktu t2-t3 berdasarkan
1. Rele frekuensi digital merk Basler persamaan 2.21.
Electric tipe BE1-81 O/U 3.4. Diagram alir pelepasan beban
2. Trafo tegangan Mulai

3. Hz meter Masukkan H, f,
Pso, Pgot, Psot

4. Volt meter
5. Watt meter Hitung df/dt
Hitung f1 setting

6. Personal Computer / Laptop


Tidak
f1 < 49,5
7. Printer
Ya

3.3. Prosedur pelaksanaan perhitungan. Baca pelepasan


beban tahap 1

1. Memasukkan data daya yang


dibangkitkan generator, nilai frekuensi Hitung df/dt
Hitung f2 setting

nominal yang dihasilkan generator,


Tidak

konstanta inersia generator yang f2 < 49,02

Ya
ditetapkan pabrik, daya yang hilang
Baca pelepasan
atau daya yang dibangkitkan generator beban tahap 2

yang trip atau yang lepas dari sistem


Hitung df/dt
Hitung f2 setting
tenaga listrik.
2. Menghitung laju penurunan frekuensi f3 < 48,6

pada tahap ke 1 berdasarkan


Pelepasan
persamaan 2.19 beban tahap 3

3. Menghitung nilai frekuensi pada akhir


selesai

selang waktu t0 t1 berdasarkan


Gambar 3.1. Diagram alir
persamaan 2.21
4. Menghitung laju penurunan frekuensi
IV. Hasil
pada tahap ke 2 berdasarkan
4.1. Hasil Perhitungan
persamaan 2.23
Data pembangkit pada PT.
5. Menghitung nilai frekuensi pada akhir
Pertamina RU III Plaju yang digunakan
selang waktu t1-t2 berdasarkan
adalah sebagai berikut :
persamaan 2.21.
Tabel 4.1. Data pembangkit menghitungan penurunan frekuensi
Konstanta terhadap waktu.
Faktor
Nama Daya MVA Inersia H
daya
Generator (MW) Rating
(Lagging) ( )

GTG 2015
38,12 0,8 47,65 5
UA
GTG 2015 ( )
38,12 0,8 47,65 5
UB
GTG 2015
37 0,8 46,25 5
UC

Tahap pelepasan beban di PT.


Untuk menghitung berapa nilai penyetelan
Pertamina RU III Plaju terdiri dari 3 tahap
frekuensi pada tahap pertama harus
pelepasan beban dengan menggunakan rele
mengambil selang waktu yang cukup kecil,
frekuensi digital merek Basler Electric tipe
misalnya 0,1 detik, dalam selang waktu ini
BE1-81 O/U dengan pengaturan frekuensi
df/dt dianggap konstan.
40 Hz 70 Hz dan pemutus menggunakan
( ) ( )
Vacuum Circuit Breaker dengan waktu
pemutus yaitu 0,16 detik. ( ( ))
Perhitungan pelapasaan beban
hanya di tinjau dengan menggunakan dua Jadi nilai penyetelan rele frekuensi ialah
pembangkit saja yaitu GTG 2015 UB dan 49,5 Hz
GTG 2015 UC, dimana diasumsikan GTG
2015 UC lepas dari sistem dan pembangkit Pengaturan rele frekuensi tahap 2
satunya masih dapat bekerja dengan Untuk selang waktu berikutnya yaitu
dilakukan pengurangan beban. antara t1 dan t2 harus dilakukan
Tabel 4.2. Data load shedding PT. perhitungan untuk mencari nilai permulaan
Pertamina RU III Plaju dari frekuensi dan selisih daya yang
Suplai daya Ke dibangkitkan dengan beban :
Nama Pembangkit
sistem (MW)
GTG 2015 UB 12
GTG 2015 UC 11,71
Total 23.71
Pengaturan rele frekuensi tahap 1
Untuk mendapat penyetelan frekuensi Setelah itu, untuk mendapat penyetelan

tingkat pertama ialah dengan frekuensi tingkat kedua ialah dengan


menghitung penurunan frekuensi terhadap menghitung penurunan frekuensi terhadap
waktu. waktu.

( ) ( )
( )

( ) ( )
( )
df Hz
( ) ( )
dt 2 det
Untuk menghitung berapa nilai penyetelan
( )
frekuensi pada tahap ketiga harus
Untuk menghitung berapa nilai penyetelan mengambil selang waktu yang cukup kecil,
frekuensi pada tahap kedua harus misalnya 0,1 detik, dalam selang waktu ini
mengambil selang waktu yang cukup kecil, df/dt dianggap konstan.
misalnya 0,1 detik, dalam selang waktu ini df
2 ( ) (t t2 )
df/dt dianggap konstan. dt 2
( (0 ))
( ) ( )
Hz
( ( )) Jadi nilai penyetelan rele frekuensi ialah
48,6 Hz
Jadi nilai penyetelan rele frekuensi ialah 4.2 Hasil simulasi ETAP
49,0 Hz Simulasi lepasnya pembangkit
dilakukan dengan menggunakan software
Pengaturan rele frekuensi tahap 3 ETAP. Dengan menggunakan program
Untuk selang waktu berikutnya yaitu analisis stabilitas transien (Transient
antara t2 dan t3 harus dilakukan Stability Analysis). Pada program ini dapat
perhitungan untuk mencari nilai permulaan dilihat perubahan keadaan beberapa
dari frekuensi dan selisih daya yang komponen dalam sistem tenaga listrik
dibangkitkan dengan beban : sebelum dan sesudah terjadi gangguan,
dalam hal ini ganguan yang dimaksud
adalah generator lepas. Dalam hal ini yang
diamati adalah perubahan daya aktif
generator yang bekerja dan kecepatan
Setelah itu, untuk mendapat penyetelan
putaran (RPM). Pada gambar 4.1. dapat
frekuensi tingkat ke tiga ialah dengan
dilihat Online diagram PT. Pertamina RU
III Plaju.

Gambar 4.3. Perubahan kecepatan


generator sebelum dan setelah gangguan

Tabel 4.4 Hasil pelepasan beban tahap 1,


tahap 2 dan tahap 3

Gambar 4.1. Online diagram


PT.Pertamina RU III Plaju
Pada saat generator lepas yaitu GTG 2015
UC yang menghasilkan daya 14,555 MW
sebelum gangguan terjadi. Berikut data
dari beberapa komponen sistem tenaga
listrik yang teramati pada saat dilakukan
simulasi:
Tabel 4.3. Perubahan perilaku sistem
tenaga listrik ketika GTG 2015 UC lepas

Gambar 4.2. Perubahan daya aktif


sebelum dan setelah gangguan
mencapai nilai penyetelan tahap pertama
yaitu 49,5 Hz, maka rele bekerja dan
melakukan pelepasan beban pada tahap
pertama. Jika pada pelepasan tahap
pertama nilai frekuensi tidak kembali ke
V. Pembahasan
nilai nominal, tapi mengalami penurunan
Berdasarkan hasil perhitungan
sampai pada nilai penyetelan tahap kedua
dimana GTG 2015 UC trip atau
yaitu 49 Hz, maka rele akan bekerja dan
mengalami gangguan menghasilkan
melakukan pelepasan beban pada tahap
perubahan nilai frekuensi akibat
kedua. Jika pada pelepasan tahap kedua
ketidakseimbangan pada sistem tenaga
nilai frekuensi tidak kembali ke nilai
listrik sebesar 4,61 Hz/det sampai 4,9
nominal, tapi mengalami penurunan
Hz/det. Nilai ini diaplikasikan pada tahap-
sampai pada nilai penyetelan rele frekuensi
tahap penyetelan rele frekuensi dengan
tahap ke tiga yaitu 48,6 Hz maka rele
nilai penyetelan pada tahap pertama ialah
frekuensi bekerja dengan melakukan
49,5 Hz, pada tahap kedua nilai penyetelan
pelepasan beban tahap ke tiga. Jika
frekuensi 49 Hz dan pada tahap ketiga
penurunan frekuensi tetap terjadi maka
nilai penyetelan frekuensi 48,6 Hz.
akan terjadinya pemadaman total.

Jika GTG 2015 UC trip dimana


Hasil perhitungan nilai penyetelan
semula pembangkit ini menanggung beban
rele frekuensi digunakan pada software
sebesar 11,71 MW. Maka beban yang
ETAP dengan program analisis stabilitas
semula ditanggung oleh pembangkit GTG
transien. Berdasarkan hasil simulasi ETAP
2015 UC di tanggung pembangkit GTG
pembangkit GTG 2015 UB menghasilkan
2015 UB. Dan hal ini akan menyebabkan
daya pembangkitan sebesar 14,6 MW dan
terjadi ketidakseimbangan antara
pembangkit GTG 2015 UC menghasilkan
pembangkitan dengan beban. Hal ini juga
daya pembangkitan sebesar 14,6 MW.
menyebabkan terjadi penurunan nilai
Dimana untuk melihat simulasi pelepasan
frekuensi pada pembangkit. Karena
beban maka salah satu pembangkit harus
perubahan daya aktif berbanding lurus
lepas dari sistem atau di buat menggalami
dengan perubahan nilai frekuensi. Untuk
gangguan. Dimana pembangkit GTG 2015
mengatasi hal ini maka sebagaian beban
UC mengalami gangguan. Pada saat GTG
harus dilepas dengan menggunakan rele
2015 UC mengalami gangguan atau lepas
frekuensi. Ketika penurunan frekuensi
dari pada sistem maka pembangkit GTG
2015 UB mengalami penambahan beban pembangkit GTG 2015 UC dengan beban
sebesar 28,4 MW atau daya yang semula yang lepas oleh rele frekuensi turun ialah
ditanggung oleh masing-masing 0.391 MW dan selisih ini ditanggung oleh
pembangkit menjadi ditanggung oleh pembangkit GTG 2015 UB. Hal ini
pembangkit yang masih beroperasi dan meyebabkan nilai frekuensi pada
menyebabkan kecepatan putaran generator pembangkit GTG 2015 UB tidak kembali
mengalami penurunan. Jika generator kenilai frekuensi 50 Hz. Tetapi, kembali ke
mengalami penurunan kecepatan maka hal nilai nominal atau batas toleransi.
ini akan menyebabkan terjadinya
Pada gambar 4.2 dapat dilihat
penurunan nilai frekuensi. Dimana
perubahan daya sebelum dan sesudah
perubahan kecepatan putaran generator
gangguan dimana GTG 2015 UB
berbanding lurus dengan penurunan nilai
mendapatkan penambahan beban. Setelah,
frekuensi. Kemudian, ketika penurunan
melakukan pelepasan beban oleh rele
nilai frekuensi mencapai pada penyetelan
frekuensi melalui tiga tahap. Maka
tahap pertama yaitu 49,5 Hz maka rele
pembangkit GTG 2015 UB kembali
frekuensi akan bekerja dan melakukan
keadaan stabil.
pelepasan beban sebesar 6,721 MW. Jika
pelepasan beban tahap pertama nilai Pada gambar 4.3 dapat dilihat
frekuensi tidak kembali ke nilai nominal perubahan kecepatan putaran generator
tapi mengalami penurunan nilai frekuensi dimana pembangkit GTG 2015 UB
sampai pada nilai penyetalan rele frekuensi mengalami penurunan kecepatan. Setelah
tahap kedua yaitu 49 Hz dan rele bekerja dilakukan pelepasan beban oleh rele
dan melakukan pelepasan beban sebesar frekuensi melalui tiga tahap. Maka
4,658 MW. Jika pelepasan tahap kedua kecepatan pembangkit GTG 2015 UB
nilai frekuensi sistem tidak kembali ke kembali stabil.
nilai nominal tapi mengalami penurunan
VI. Kesimpulan
sampai pada nilai penyetelan rele frekuensi
tahap ketiga yaitu 48,6 Hz dan Dari hasil dan pembahasan dapat diambil
meyebabkan rele bekerja serta melakukan beberapa kesimpulan yaitu :
pelepasan beban beban sebesar 2,83 MW.
1. Untuk menjaga sistem dari kegagalan
Maka pelepasan beban total pelepasan
atau kerusakkan akibat turunnya
beban dari tahap pertama sampai pada
frekeunsi maka nilai penyetelan rele
tahap ketiga yaitu 14,209 MW. Jadi selisih
frekuensi dengan tahap 1 sebesar
antara daya yang dibangkitkan oleh
49,50 Hz dan melepaskan beban 6,721 - Samaulah, Hazairin. 2004. Dasar
MW , tahap 2 sebesar 49,02 Hz dan Dasar Sistem Proteksi Tenaga Listrik.
melepaskan beban 4,658 MW dan Palembang: Universitas Sriwijaya
tahap 3 sebesar 48,6 Hz dan mepaskan - Sitompul,Marada.1990. Studi
beban 2,830 MW. Pelepasan Beban Menggunakan Rele
2. Besar perubahan nilai frekuensi yang Frekuensi dengan Setting Frekuensi
terjadi akibat ketidakseimbangan pada dan Laju Perubahan Frekuensi dan
sistem tenaga listrik 4 Diterapkan pada PLN Sistem Medan.
sampai 4 Tesis Magister Energi Elektrik
3. Besar beban yang harus dilepas akibat Program Pascasarjana Institut
ketidakseimbangan 14,209 MW atau Teknologi Bandung. Tidak diterbitkan
sama dengan jumlah daya yang di - Kosasih.2001. Pelepasan Beban
supply pembangkit yang mengalami dengan Rele Frekuensi Kurang Studi
gangguan Kasus Sistem Tenaga Listrik Jawa
Bali . Tesis Magister Teknik Elektro
Daftar Pustaka
Program Pascasarjana Universitas
- Marsudi, Djiteng.2006. Operasi Indonesia. Tidak diterbitkan
Sistem Tenaga Listrik Edisi Pertama.
Yogyakarta: Graha Ilmu
- Marappung Muslimin. 1988. Teori
dan Soal-soal dan Peyelesaian
Tenaga Listrik.Bandung: Armico.
- Gunawan ,Ir. Drs. Hanapi; dkk. Mesin
dan Rangkaian
Listrik.Jakarta:Erlangga.
- Marsudi, Djiteng. 2005.
Pembangkitan Energi Listrik. Jakarta:
Erlangga.
- Rijono, Drs Yon 2004.Dasar Teknik
Tenaga Listrik. (1997);ANDI
- Kadir, Prof.Ir.Abdul,1994.
Pembangkit Tenaga Listrik;
Universitas Indonesia
- ETAP 7.0 User Guide 2009

Anda mungkin juga menyukai