Anda di halaman 1dari 19

KEPUTUSAN DIREKTUR RSU DR.

FERDINAND LUMBAN TOBING


SIBOLGA

NOMOR : 445/ /V/2016

TENTANG
PEDOMAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN,
KEWASPADAAN BENCANA DAN EVAKUASI
RUMAH SAKIT UMUM DR. FERDINAND LUMBAN TOBING SIBOLGA
TAHUN 2016
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM Dr. FERDINAND LUMBANTOBING
SIBOLGA

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan kesiapsiagaan rumah sakit umum F. L.


Tobing Sibolga dalam menghadapi bencana kebakaran,kewaspadaan
bencana dan evakuasi.
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf
a, perlu kebijakan khusus untuk meningkatkan kesiapsiagaan rumah
sakit umum F. L. Tobing Sibolga dalam menghadapi bencana
internal dan eksternal rumah sakit.
c. bahwa untuk kebijakan penanggulangan kebakaran,kewaspadaan
bencana dan evakuasi, maka dipandang perlu diatur dan ditetapkan
dengan Keputusan Direktur RSU Dr. F. L. Tobing Sibolga.
Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan;
2. Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang prakter
Kedokteran;
3. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
4. Undang Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana;
5. Keputusan Menkes RI No.448 / Menkes / SK /VI /1993 tentang
pembentukan tim kesehatan penanggulangan korban bencana di
setiap rumah sakit;
6. Keputusan Menkes RI No. 28 / Menkes / SK / I / 1995 tentang
petunjuk pelaksanaan umum penanggulangan medik korban
bencana;
7. Keputusan Menkes RI Nomor 205/MenKes/SK/III/1999 tentang
petunjuk pelaksanan permintaan dan pengiriman bantuan medik
dari rumah sakit rujukan saat bencana ;
8. Keputusan Menkes RI Nomor 876/MenKes/SK/XI/2006 tentang
kebijakan dan strategi nasional penanganan krisis dan masalah
kesehatan lain;
9. Surat Keputusan Walikota Sibolga Nomor : 820/167/SPT/2014
Tentang JPengangkatan Pelaksana Tetap Direktur RSU Dr. F.L.
Tobing Sibolga

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :KEPUTUSAN DIREKTUR RSU Dr. FERDINAND LUMBAN


TOBINGSIBOLGA TENTANG PEDOMAN PENANGGULANGAN
KEBAKARAN, KEWASPADAAN BENCANA DAN EVAKUASI di
RUMAH SAKIT UMUM Dr. FERDINAND LUMBAN TOBING
SIBOLGA.

KESATU :Menetepkan podoman panduan penanggulangan kebakaran,


kewaspadaan bencana dan evakuasi di RUMAH SAKIT UMUM Dr.
FERDINAND LUMBAN TOBING SIBOLGA
KEDUA : seluruh karyawan melaksanakan pedoman dan panduan kesiapsiagaan
rumah sakit umum F. L. Tobing Sibolga dalam menghadapi bencana
kebakaran, kewaspadaan bencana dan evakuasi di rumah sakit
sebagaimana terlampir dalam keputusan ini

KETIGA : Segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibat ditetapkannya


Keputusan ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
RSU Dr.Ferdinand Lumbantobing Sibolga;

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan


ketentuan akan ditinjau kembali apabila di kemudian hari ternyata
terdapat kekeliruan dalam penetapannya.

Ditetapkan di : Sibolga
Pada tanggal :
Plt. Direktur RSU Dr.F.L.Tobing
Sibolga

dr. Masrip Sarumpaet, M.Kes


Pembina
NIP. 19650331 200003 1 001
Lampiran Surat Keputusan Direktur
RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga
Nomor : 445/ /VII/2015
Tanggal :

PEDOMAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN, KEWASPADAAN


BENCANA DAN EVAKUASI di
RUMAH SAKIT UMUM Dr. FERDINAND LUMBAN TOBING SIBOLGA.

A. DEFINISI
1.Bencana
disebut juga musibah masal adalah suatu keadaan dimana terjadi kecelakaan atau bencana
alam dan atau bencana yang di buat oleh manusia yang dalam waktu relative singkat terdapat korban
dalam jumlah banyak, yang tidak dapat ditanggulangi oleh hanya satu unit kerja/bagian tertentu,
sehingga harus mendapat pertolongan segera. Bencana yang dimaksud diatas bisa berasal dari dalam
atau luar bangunan Rumah sakit.
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor
nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

2.Berbagai Bencana
Berbagai bencana yang menimbulkan ancaman bagi rumah sakit :
a. Bencana Internal : Kebakaran, ledakan.
b. Bencana external minor : bencana yang melibatkan korban dalam jumlah kecil.
c. Bencana external mayor : bencana yang melibatkan korban dalam jumlah besar.
d. Bencana yang mengancam baik rumah sakit ataupun lingkungannya : kebakaran yang
besar atau dekat,banjir, ancaman bom dll. Bencana di lingkungan lain.
3.Triase
Adalah tindakan pemilihan korban sesuai kondisi kesehatannya untuk mendapat lebel tertentu
dan kemudian dikelompokkan serta mendapatkan pertolongan / penanganan sesuai dengan
kebutuhan. Korban akan terbagi dalam lima kondisi kesehatan, sebagai berikut :

a.Label hijau
Korban yang tak memerlukan pengobatan atau pemberian pengobatan dapat ditunda, mencakup
korban dengan :
Fraktur minor
Luka minor, luka bakar minor

b.Label kuning
Korban dengan cidera sedang yang perlu mendapatkan perawatan khusus dan kemudian
dapat dipulangkan, atau dirawat di rumah sakit atau dirujuk ke rumah sakit lain termasuk dalam
kategori ini :

Korban dengan risiko Syok (korban dengan gangguan jantung, trauma abdomen berat)
Fraktur Dissable
Fraktur femur / pelvis
Luka bakar luas
Gangguan kesadaran / trauma kepala

c.Label merah
Korban dengan cidera berat yang memerlukan observasi ketat, kalau perlu tindakan operasi.
Dengan kemungkinan harapan hidup yang masih besar dan memerlukan perawatan rumah sakit atau
rujuk ke rumah sakit lain termasuk dalam kategori ini:

Syok oleh berbagai kausa


Gangguan pernafasan
Trauma kepala dengan pupil anisokor
Perdarahan
external masal
d.Label hitam
Korban yang sudah meninggal dunia. Ditempatkan di ruang absensi karyawan (dapat
menampung 10 jenazah)

4.Siaga
Adalah suatu keadaan dimana pada waktu yang bersamaan korban di Rumah Sakit dalam
jumlah yang besar sehingga memerlukan penanggulangan khusus, dan dapat terjadi di dalam maupun
di luar jam kerja. Pesan siaga dari Pusat Komunikasi (di bagian Umum) harus disampaikan langsung
kepada IGD (melalui telpon) Informasi ini harus diterima langsung oleh perawat atau dokter jaga,
kemudian berkoordinasi dengan Direktur, Direktur Pelayanan dan Manager keperawatan keputusan
mengaktifkan rencana masal laksana korban bencana masal di rumah sakit akan dibuat. Setelah itu
operator akan memanggil / memobilisasi tenaga penolong yang tercantum dalam daftar. Sesuai
kondisi dan kemampuan Rumah Sakit, maka kondisi SIAGA dibagi menjadi 2 (dua) tingkat
sebagai berikut :

1. Siaga I ( satu ) : Jumlah korban 15 orang sampai 25orang.


Keadaan dimana korban dengan jumlah melebihi kemampuan pelayanan Instalasi Gawat
Darurat Rumah Sakit harus dibantu dengan memobilisasi petugas dari unit kerja lain, tetapi masih
terbatas di dalam lingkungan Rumah Sakit . Adapun pekerjaan rutin sebagian terpaksa ditunda, tetapi
sebagian lagi masih dapat dilakukan tanpa terganggu.

2. Siaga II ( Dua ) : Jumlah korban lebih dari 25 orang.


Keadaan dimana korban dalam jumlah melebihi kemampuan pelayanan Instalasi Gawat Darurat,
sehingga harus memobilisasi sebagian besar petugas Rumah Sakit termasuk karyawan yang sedang
tidak bertugas. Adapun seluruh kegiatan rutin dihentikan, kecuali pelayanan terhadap pasien rawat
inap.
BAB II
RUANG LINGKUP

Ada dua jenis Hospital Disaster Plan, yaitu :


1. Internal Disaster Plan
a. Internal Disaster Plan adalah rencana bila bencana terjadi di dalam rumah sakit.
b. Kejadian yang terjadi akan memberikan dampak pada semua orang yang berada di rumah
sakit, oleh sebab itu korban/pasienharus di evakuasi ke tempatyang aman
c. Dalam mengantisipasi kejadian di dalam rumah sakit perlu adanya aturan atau prosedur
tetap yang dibuat untuk memudahkan semua orang yang terlibat di dalam penangannan
bencana di rumah sakit.
2. External Disaster Plan
a. Exsternal Disaster Plan adalah rencana bila bencana terjadi di luar lingkungan rumah sakit,
jadi korbannya/pasiennya itu berasal dari kejadian bencana yang terjadi di luar rumah sakit
b. Dalam melakukan perencanan sehubungan dengan bencana yang terjadi di luar rumah sakit,
maka perlu adanya tim yang kumpak untuk mengantifikasi kejadian tersebut
c. Seluruh komponen yang terlibat/terkait dengan bencana harus saling bantu-membantu untuk
mengurangi dampak dari bencana yang terjadi.

Upaya-upaya pencegahan dan penanggulanagn bencana di Rumah Sakit di tetapkan sebagai berikut:
1. Di perlukan pedoman pencegahan dan penanggulangan bencana yang dapat digunakan bagi
seluruh pegawai.
2. Untuk pembekalan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman pegawai dalam penanggulangan
bencana maka perlu diadakan latihan penanggulangan bencana
3. Ditetapkan sistem komunikasi dalam penanggulangan bencana
4. Tersedianya rambu-rambu khusus untuk jalur evakuasi pasien
5. Sarana dan prasarana Rumah Sakit mengikuti ketentuan perizinan perundang-undangan yang
berlaku.
BAB III
TATA LAKSANA

A.BENCANA DI DALAM RUMAH SAKIT


I.UPAYA PREVENTIF
Agar terhindar dari bencana yang tidak diinginkan, makabeberapa hal yang harus dilakukan
adalah sebagai berikut :

I.1Bekerja sesuai prosedur


Setiap petugas yang bekerja harus memperhatikan rambu-rambu tanda bahaya yang ada
perlakukan barang yangmenjadi objek kegiatan sesuai dengan prosedur yang ada agar tidak terjadi
hal-hal yang membahayakan dirinya atau orang lain seperti terjadinya kebakaran yang berasal
darigas, bahan-bahan kimia atau bahan yang mudah meledak atau terbakar begitu pula penanganan
makanan harus dilakukan sesuai prosedur untuk mencegah terjadinya keracunan makanan yang
berasal dari dapur Rumah sakit.

I.2 Pelatihan
Pelatihan merupakan sarana yang sangat baik dalam upaya penanggulangan bencana kegiatan
pelatihan harus selalu diadakan setahun sekali dan meliputi seluruh karyawan yang bekerja di Rumah
Sakit.Pelatihan yang harus diadakan adalah :

a.Pelatihan kebakaran
Seluruh karyawan Rumah Sakit harus bersedia dan aktif mengikuti pelatihan kebakaran yang bekerja
sama dengan Dinas Kebakaran dengan adanya pelatihan ini diharapkan siap mengantisipasi dan
mencegah terjadinya kebakaran yang besar agar tidak timbul kerugian atau korban yang lebih besar.

b.Pelatihan evakuasi
Pelatihan evakuasi juga harus dilakukan setahun sekali seperti pelatihan kebakaran, dalam
pelatihan ini para karyawan baik medis maupun non medis akan diberikan pengetahuan dan praktek
mengenai tehnik-tehnik evaluasi dan prosedur evakuasi yang harus dilakukan.
II.UPAYA PENANGGULANGAN BENCANA YANG SUDAH TERJADI

Bencana yang terjadi didalam Rumah Sakit dapatmenjadi 2 hal,yaitu :


1. Bencana yang tidak memerlukan evakuasi :
Penanganan korban bencana yang terjadi di dalam RumahSakit tetap melalui proses triase
dengan system penanganan yang sama seperti pada penanganan korban yang datang dari luar Rumah
Sakit.

2. Bencana yang memerlukan evakuasi :


Apabila bencana yang terjadi di dalam dapat menyebabkan kerusakan bangunan serta
mengancam keselamatan semua orang yang berada di Rumah Sakit, maka harus segera dilakukan
evakuasi.

2.2.1 Evakuasi.
Evakuasi adalah proses pemindahan korban dari lokasi kejadian ke tempat lain yang aman
atau untuk mendapat pertolongan medis yang lebih baik atau lebih lengkap.Korban dapat merupakan
pasien Rumah Sakit,tetapi dapat pula merupakan karyawan yang bekerja diRumah Sakit.

Alasan Evakuasi :
1. Untuk memindahkan pasien atau staf dari tempatdimana bahaya mengancam.
2. Untuk mempersiapkan tempat tidur bagi korban kecelakaan yang memerlukannya.

Pelaksanaan dari penanganan bencana internal:


1. Pasien harus segera dipindahkan dari tempat yang berbahaya ke tempat yang aman.
2. Keputusan seberapa luas rencana dilakukan akan ditentukan oleh petugas yang
berwenang.
3. Pendataan / pengabsenan akan dilaksanakan sebelum, selama, dan sesudah evakuasi
jika memungkinkan.

2.2.2Anggota Tim Evakuasi.


a. Petugas perawat jaga di semua ruang perawatan.
b. Staf SDM / Kepegawaian dibantu oleh semua staf administrasi (diluar jam kerja semua staf
administrasi yang tugas jaga).
2.2.3 Prosedur Evakuasi pada Penanganan Bencana.
1. Perawat jaga ruangan mendengar pemberitahuan adanya bencana dan perintah evakuasi dari
pimpinan siaga.
2. Dalam kondisi kebakaran atau bencana internal lain, semua pasien atau staf rumah sakit harus
segera dipindahkan ketempat lain yang aman di rumah sakit,atau dikeluarkan dari rumah
sakit.
3. Pemindahan pertama dilakukan ke tempat yang aman dalam lantai yang sama, lalu jika area
tersebut dianggap tidak lagi aman, dilakukan pemindahan kelantai bawahnya atau
dikeluarkan dari gedung.
4. Pemindahan harus secara sistematis dengan memindahkan pasien dan staf yang lebih dekat
dengan area yang berbahaya terlebih dahulu.
5. Setiap bagian dalam gedung harus diberi tanda.
6. Pastikan pintu yang menghubungkan dengan area yangterbakar selalu tertutup rapat sewaktu
pindah dari satubagian ke bagian yang lain.
7. .Jangan mencoba untuk evakuasi dari gedungsaat terjadinya bencana gempa.

2.2.4 Tindak lanjut

Setelah semua pasien dan korban akibat bencana tersebut sudah terkumpul di tempat yang
aman, Ketua Tim Penanggulangan bencana mengatur pengiriman pasien dan korban ke Rumah Sakit
terdekat.
Dengan adanya program penanggulangan bencana baik yang berasal dari luar Rumah Sakit
maupun yang berasal dari dalam Rumah Sakit sendiri diharapkan seluruh petugas dapat bekerja
sesuai dengan prosedur yang sudah dijelaskan diatas.

A.BENCANA DILUAR RUMAH SAKIT

Adalah bencana yang terjadi diluar rumah sakit, lingkungan disekitar rumah sakit, dimana
terjadi kekurangan petugas rumah sakit dalam mengatasi korban bencana yang dibawa ke rumah
sakit.

I. METODOLOGI.
Tindakan yang akan dilakukan oleh Rumah Sakit jika terjadi bencana di luar Rumah Sakit
adalah bersikap aktif dan bersikap pasif.
Aktif
Yang dimaksud bersikap aktif adalah apabila para korbanbencana dibawa ke Rumah Sakit Siti
Khodijah untukmendapatkan pertolongan medis. Dalam hal ini Rumah SakitSiti Khodijah akan
mengaktifkan system siaga sesuai dengan jumlah korban yang datang. Dan semua korban
ditanganimelalui proses triase dalam keadaan bencana. Keadaan iniakan di lakukan oleh Tim
Penanggulangan Bencana.

Pasif
Rumah Sakit bersikap pasif atau menunggu informasi dan instruksi dari instalasi terkait seperti
Dinkes atau Kanwil Depkes dalam menghadapi bencana yang terjadi di luar Rumah sakit dimana
para korban tidak dibawa ke Rumah Sakit melainkan rumah sakit yang telah ditentukan oleh instansi
yang berwenang tersebut.

II. ORGANISASI TIM PENANGGULANGAN BENCANA RUMAHSAKIT

Tim Penanggulangan bencana berlaku sebagai organisasi keadaan Siaga apabila setelah
Rumah dinyatakan dalam keadaan SIAGA dengan demikian, selanjutnya seluruh petugas yang
telah ditentukan langsung dan segera bertugas dilokasi tugasnya masing-masing. Susunan
Keanggotaan Tim Penanggulangan Bencana Rumah Sakit sesuai dengan fungsi dan peran masing-
masing. Dalam mengantisipasi terjadinya bencana diluar jam kerja, maka Tim Penganggulangan
Bencana Rumah Sakit di luar jam kerja, hanya bersifat sementara akan bertugas sesuai fungsinya,
sampai pejabat penanggung jawab yang sebenarnya hadir / mengambil alih.

III. PENGERAHAN PETUGAS

Semua petugas yang ditunjuk sebagai penanggung jawab kegiatan bencana di luar jam kerja
adalah penanggung jawab sementara, sampai penanggung jawab sesungguhnya atau staf yang
ditunjuk tiba dilokasi.

Mobilisasi Internal Petugas Rumah Sakit

Petugas Unit Gawat Darurat yang diberangkatkan ke lokasi bencana harus segera digantikan
dengan petugas dari keperawatan lain. Petugas dari bagian lain juga harus membantu mempersiapkan
ruangan yang akan dipergunakan untuk menampung korban bencana massal tersebut.
Mobilisasi Sentripetal Petugas Rumah Sakit
Bantuan harus diberikan kepada unit-unit utama dalam penaggulangan kecelakaan massal di
Rumah Sakit, yaitu Unit Gawat Darurat, Unit Bedah, Kamar Operasi, Laboratorium, Radiologi dan
Unit Perawatan Intensif, dan petugas-petugas lain seperti Kepala Urusan, petugas Gizi, ruang
Laundry, petugas cleaning service, petugas keamanan dan operator telpon harus pula dimobilisasi.
Untuk meningkatkan efisiensi, pemberian bantuan ini harus direncanakan secara seksama dan
penekanan untuk melakukan pergantian yang cepat petugas yang betugas di lokasi yang paling
terekspos/ paling sibuk (UnitGawat Darurat, Kamar Operasi). Hal ini akan mencegah tidak
tergantikannya petugas pada unit-unit tersebut selama penanganan kecelakaan massal dan
memperlancar pengembalian petugas ke pekerjaan rutin setelah bekerja di unit penanganan
kecelakaan massal.

A. Pos Komando di Rumah Sakit


Rumah Sakit harus menyediakan satu ruangan yang akan difungsikan sebagai Pos Komando
selama bencana massal terjadi yaitu diruang marketing. Sebaiknya ruangan ini sudah dilengkapi
dengan radio dan telpon, atau telah dipersiapkan untuk pemasangan alat komunikasi tersebut.
Ruangan ini harus mudah ditemukan / dicapai, dan mencukup untuk menampung hingga 10 orang
petugas. Tim inti dari Pos Komando di Rumah Sakit ini beranggotakan :
1. Direktur Rumah Sakit
2. Kabid Pelayanan medis
3. Manager Keperawatan
4. Kepala Urusan Rumah Tangga
5. Sekretaris
6. Humas (yang akan berhubungan dengan keluarga korban dan media
massa)
7. Customer Service
B. Pimpinan Siaga
Didalam jam kerja : Ka Instalasi IGD
Diluar jam kerja : Dokter jaga IGD Rumah Sakit

Keadaan siaga penanggulangan bencana langsung dikendalikan oleh Ketua Pelaksana Tim
Penanggulangan Bencana Rumah Sakit di Bantu oleh staf yang ditunjuk diluar jam kerja pimpinan
sementara dikendalikan oleh Dokter jaga IGD Sampai Ketua Pelaksana atau staf yang ditunjuk tiba
di Rumah Sakit
Tugas :

1. Menentukan tingkat bencana.


2. Memimpin koordinasi segenap unsur yang terlibat.
3. Memberikan informasi kepada aparat yang berwenang.

C. Pimpinan Unsur Pelayanan Medik


Didalam jam kerja : Direktur Pelayana
Diluar jam kerja : Dokter Jaga IGD
Tugas :Memimpin segala unsur medis dalam penaggulangan korban, yang terdiri dari para dokter
dan semua petugas penunjang medik.

1. Penanggung Jawab Mobilisasi Tenaga Medis :


Didalam jam kerja : Kabid Pelayanan
MedisDiluar jam kerja : Dokter Jaga IGD
Tugas :
a. Menyediakan tenaga medis kebutuhan tingkat siaga dan kasus, agar tercukupi dalam jumlah
setiap jenis spesialisas.
b. Mengatur penambahan / penarikan atau penempatan tenaga medis agar dengan jumlah tenaga
yang ada korban tetap dapat tertangani.
c. Mengumpulkan dan mencatat rekapitulasi mengenai data yang ditangani di Rumah Sakit.
d. Memberikan informasi kepada korban dan atau keluarga untuk memberikan ketenangan.
e. Mempersiapkan data lengkap yang dibutuhkan Direktur Rumah Sakit untuk disampaikan
kepada pihak yang bewenang.

2. Penangung Jawab Triase :

Didalam jam kerja : Ka Unit IGD

Diluar jam kerja : Dokter Jaga IGD

Lokasi : Ruang Triase IGD

Tugas :

a. Melaksanakan Triase Korban.


b. Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesai keadaan siaga.
3. Penanggung Jawab Ruang Label Hijau :
Didalam jam kerja : Dokter yang biasa bertugas di rawat jalan umum
Diluar jam kerja : PJ Shift Perawat IGD
Lokasi: Ruang depan rawat jalan umum.
Tugas:
a. Pemeriksaan ulang menentukan tingkat triase korban.
b. Memberikan pelayanan kesehatan yang diperlukan.
c. Mencatat identitas korban.
d. Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesai keadaan siaga.

4. Penanggung Jawab Ruang Label Kuning :


Didalam jam kerja : Dokter yang biasa bertugas di rawat jalan umum
Diluar jam kerja : Perawat Jaga IGD
Lokasi : Ruang depan.
Tugas :
a. Pemeriksaan ulang menentukan tingkat triase korban.
b. Memberikan pelayanan kesehatan yang diperlukan (perawatan luka, penjahitan luka dan lain
lain sesuai kebutuhan).
c. Mencatat identitas korban.
d. Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesai keadaan siaga.

5. Penanggung Jawab Ruang Label Merah :


Didalam jam kerja : Dokter Penanggung jawab ICU
Diluar jam kerja : PJ Shift perawat ICU
Lokasi : Ruang IGD
Tugas :
a. Seleksi ruang triase.
b. Memberikan pelayanan kesehatan bagi korban.
c. Menentukan korban yang memerlukan perawatan diRumah Sakit atau transfer ke rumah sakit
lain, setelah kondisi pasien relative stabil.
d. Menentukan korban yang memerlukan tingkat operasi.
e. Mencatat semua identitas korban.
f. Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesai keadaan siaga
6. Penanggung Jawab Kamar Operasi :
Didalam jam kerja : Dokter Kepala Unit Kamar Operasi
Diluar jam kerja : PJ Shift perawat ICU
Tugas :
a. Mempersiapkan kamar operasi jika diperlukan dengan mengatur jadwal operasi.
b. Mempersiapkan tenaga perawat kamar operasi.
c. Mempersiapkan alat kesehatan kamar operasi untuksiap digunakan.
d. Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesai keadaan siaga
e. Mencatat Identitas korban.

7. Penanggung Jawab Farmasi :


Didalam jam kerja : Ka Instalasi Farmasi
Diluar jam kerja : PJ Shift Asisten Apoteker Jaga.
Tugas :
a. Melayani segala kebutuhan obat dan alat kesehatan semua unit kerja.
b. Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesai keadaan siaga.
c. Mencatat identitas korban.

8. Penanggung Jawab Radiologi :


Didalam jam kerja : Kabid yang janga
Diluar jam kerja : PJ Shift Radiografer Jaga.
Tugas :
a. Memberikan pelayanan kesehatan bagi korban yang terkait dengan pemeriksaan radiologi.
b. Mencatat semua identitas korban.
c. Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesai keadaan siaga

9. Penanggung Jawab Laboratorium :


Didalam jam kerja : Dokter penanggung jawab Laboratorium
Diluar jam kerja : PJ Shift Laboratorium.
Tugas :
a. Mempersiapkan unit Laboratorium untuk pelayanankorban dengan mengatur jadwal kegiatan
yang sudah ada.
b. Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesaikegiatan siaga.
c. Mencatat semua identitas korban
D. Pimpinan Unsur Pelayanan Keperawatan :
Didalam jam kerja : Kabid Keperawatan
Diluar jam kerja : Perawat Piket (penyelia)
Tugas : Koordinasi semua unsur keperawatan dalam penanggulangan bencana.

1. Penanggung jawab Mobilisasi Tenaga Keperawatan.


Didalam jam kerja : Kasie IRJ
Diluar jam kerja : Perawat Piket (penyelia)
Tugas :Mobilisasi tenaga perawat dari seluruh ruangan sesuai dengan kebutuhan dan tingkat
keterampilan untuk ditempatkan sesuai dengan ruang label.

2. Penanggung jawab Ruang Perawatan.


Didalam jam kerja : Kasie IRNA
Diluar jam kerja : MOD
Tugas :
a. Mempersiapkan ruang perawatan bagi korban yang harus dirawat di Rumah Sakit
b. Berkoordinasi dengan unit kerja Rumah Tangga untuk mempersiapkan dan mendistribusikan
seluruh linen dan gizi (makanan), sesuai dengan kebutuhan tiap ruangan.

E. Penanganan Unsur Pelayanan Administrasi :


Didalam jam kerja : Kasie Umum
Diluar jam kerja : MOD
Tugas :Koordinasi semua unsur pelayanan administrasi.

1. Penanggung Jawab Mobilisasi Tenaga Cadangan Non Medis :

Didalam jam kerja : Kabag PPSDI


Diluar jam kerja : Komandan Regu
Tugas :Mobilisasi tenaga non medis yang berada di lingkunganRumah Sakit untuk siap dan
kemudian ditempatkan sesuai dengan kebutuhan.

2. Penanggung Jawab Keamanan :


Didalam jam kerja : Kabag Umum
Diluar jam kerja : Komandan Regu
Tugas :
a. Mengatur kelancaran kendaraan keluar masuk membawa korban.
b. Mengatur area parker sehingga tidak mengganggu arus kendaraan yang membawa korban
dan atau saat evakuasi.
c. Menjaga keamanan dan ketertiban seluruh area korban.

3. Penanggung Jawab Pemeliharaan Sarana :


Didalam jam kerja : Kabag Umum
Diluar jam kerja : Teknisi Jaga
Tugas :
a. Menjamin aliran listrik tetap tesedia selama kondi sisiaga.
b. Menjaga aliran gas medik tetap tersedia dan lancar.

4. Penanggung Jawab Transportasi :


Didalam jam kerja : Kasi Sarana dan transportasi
Diluar jam kerja : Komandan Regu
Tugas :Mempersiapkan semua ambulan dan kendaraan angkutan lainnya agar dapat dipergunakan
setiap waktu untuk antar jemput korban dan tenaga medis / perawat dan lain lain.

IV.PERENCANAAN LOGISTIK

Kebutuhan obat, alat alat kesehatan, makanan dan lain lainharus disiagakan di bawah
koordinasi dan pimpinan dari Ketua Tim Penanggulangan bencana yang dalam hal ini dipimpin oleh
Ka Unit IGD.
Perencanaan meliputi :
1. Siap untuk mensuplai kebutuhan tiap bagian.
2. Memiliki List terbaru dari supplier yang dapat mengirim dengan cepat kebutuhan obat dan
barang-barang kebutuhan.
3. Penyiapan persiapan persediaan obat-obatan gawat darurat.
4. Tersedianya petugas untuk mengatur obat setiap waktu obat dibutuhkan.
5. Penyimpan makanan pada saat bencana dan mempertahankan persediaan makanan untuk
pasien dan petugas.
Semua dana yang dikeluarkan dalam kegiatan ini harus dibuatkan laporan pertanggung
jawaban.
V.PERENCANAAN TRANSPORTASI
Transportasi diperlukan untuk kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengadaan obat
dan alkes, penjemputan para pejabat atau panitia penanggulangan bencana, evakuasi pasien, merujuk
pasien dan lain-lain yang berhubungan dengan kegiatan penanggulangan bencana. Seluruh unit mobil
ambulan dan sepeda motor yang dimiliki Rumah Sakit harus disiagakan termasuk dibawah komando
Kabag Umum / Komandan Regu.

VI.PELAPORAN
Selama kegiatan penanggulangan bencana, setiap penanggung jawab harus melaporkan
kegiatan yang telah dilakukan kepadaKetua Tim Penanggulangan bencana adanya kejadian
ataumasalah yang baru dalam bencana juga harus segera dilaporkanhal ini sangat berguna untuk
keperluan informasi baik ke dalammaupun ke luar rumah sakit dan juga sangat berguna
untukmenentukan tingkat siaga selanjutnya.
BAB IV
DOKUMENTASI

Semua kegiatan selama proses Penanggulangan Kebakaran,Kewaspadaan Bencana Dan


Evakuasi di Rumah Sakit Umum Dr. Ferdinand Lumban Tobing Sibolga, di dokumentasikan dan
dibuat pelaporannya sebagai bahan masukan dan rekomendasi untuk perbaikan penanggulangan
kebakaran,kewaspadaan bencana dan evakuasi di rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai