SK Kebijakan Pelayanan Linen
SK Kebijakan Pelayanan Linen
TENTANG
PEDOMAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN,
KEWASPADAAN BENCANA DAN EVAKUASI
RUMAH SAKIT UMUM DR. FERDINAND LUMBAN TOBING SIBOLGA
TAHUN 2016
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM Dr. FERDINAND LUMBANTOBING
SIBOLGA
MEMUTUSKAN :
Ditetapkan di : Sibolga
Pada tanggal :
Plt. Direktur RSU Dr.F.L.Tobing
Sibolga
A. DEFINISI
1.Bencana
disebut juga musibah masal adalah suatu keadaan dimana terjadi kecelakaan atau bencana
alam dan atau bencana yang di buat oleh manusia yang dalam waktu relative singkat terdapat korban
dalam jumlah banyak, yang tidak dapat ditanggulangi oleh hanya satu unit kerja/bagian tertentu,
sehingga harus mendapat pertolongan segera. Bencana yang dimaksud diatas bisa berasal dari dalam
atau luar bangunan Rumah sakit.
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor
nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
2.Berbagai Bencana
Berbagai bencana yang menimbulkan ancaman bagi rumah sakit :
a. Bencana Internal : Kebakaran, ledakan.
b. Bencana external minor : bencana yang melibatkan korban dalam jumlah kecil.
c. Bencana external mayor : bencana yang melibatkan korban dalam jumlah besar.
d. Bencana yang mengancam baik rumah sakit ataupun lingkungannya : kebakaran yang
besar atau dekat,banjir, ancaman bom dll. Bencana di lingkungan lain.
3.Triase
Adalah tindakan pemilihan korban sesuai kondisi kesehatannya untuk mendapat lebel tertentu
dan kemudian dikelompokkan serta mendapatkan pertolongan / penanganan sesuai dengan
kebutuhan. Korban akan terbagi dalam lima kondisi kesehatan, sebagai berikut :
a.Label hijau
Korban yang tak memerlukan pengobatan atau pemberian pengobatan dapat ditunda, mencakup
korban dengan :
Fraktur minor
Luka minor, luka bakar minor
b.Label kuning
Korban dengan cidera sedang yang perlu mendapatkan perawatan khusus dan kemudian
dapat dipulangkan, atau dirawat di rumah sakit atau dirujuk ke rumah sakit lain termasuk dalam
kategori ini :
Korban dengan risiko Syok (korban dengan gangguan jantung, trauma abdomen berat)
Fraktur Dissable
Fraktur femur / pelvis
Luka bakar luas
Gangguan kesadaran / trauma kepala
c.Label merah
Korban dengan cidera berat yang memerlukan observasi ketat, kalau perlu tindakan operasi.
Dengan kemungkinan harapan hidup yang masih besar dan memerlukan perawatan rumah sakit atau
rujuk ke rumah sakit lain termasuk dalam kategori ini:
4.Siaga
Adalah suatu keadaan dimana pada waktu yang bersamaan korban di Rumah Sakit dalam
jumlah yang besar sehingga memerlukan penanggulangan khusus, dan dapat terjadi di dalam maupun
di luar jam kerja. Pesan siaga dari Pusat Komunikasi (di bagian Umum) harus disampaikan langsung
kepada IGD (melalui telpon) Informasi ini harus diterima langsung oleh perawat atau dokter jaga,
kemudian berkoordinasi dengan Direktur, Direktur Pelayanan dan Manager keperawatan keputusan
mengaktifkan rencana masal laksana korban bencana masal di rumah sakit akan dibuat. Setelah itu
operator akan memanggil / memobilisasi tenaga penolong yang tercantum dalam daftar. Sesuai
kondisi dan kemampuan Rumah Sakit, maka kondisi SIAGA dibagi menjadi 2 (dua) tingkat
sebagai berikut :
Upaya-upaya pencegahan dan penanggulanagn bencana di Rumah Sakit di tetapkan sebagai berikut:
1. Di perlukan pedoman pencegahan dan penanggulangan bencana yang dapat digunakan bagi
seluruh pegawai.
2. Untuk pembekalan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman pegawai dalam penanggulangan
bencana maka perlu diadakan latihan penanggulangan bencana
3. Ditetapkan sistem komunikasi dalam penanggulangan bencana
4. Tersedianya rambu-rambu khusus untuk jalur evakuasi pasien
5. Sarana dan prasarana Rumah Sakit mengikuti ketentuan perizinan perundang-undangan yang
berlaku.
BAB III
TATA LAKSANA
I.2 Pelatihan
Pelatihan merupakan sarana yang sangat baik dalam upaya penanggulangan bencana kegiatan
pelatihan harus selalu diadakan setahun sekali dan meliputi seluruh karyawan yang bekerja di Rumah
Sakit.Pelatihan yang harus diadakan adalah :
a.Pelatihan kebakaran
Seluruh karyawan Rumah Sakit harus bersedia dan aktif mengikuti pelatihan kebakaran yang bekerja
sama dengan Dinas Kebakaran dengan adanya pelatihan ini diharapkan siap mengantisipasi dan
mencegah terjadinya kebakaran yang besar agar tidak timbul kerugian atau korban yang lebih besar.
b.Pelatihan evakuasi
Pelatihan evakuasi juga harus dilakukan setahun sekali seperti pelatihan kebakaran, dalam
pelatihan ini para karyawan baik medis maupun non medis akan diberikan pengetahuan dan praktek
mengenai tehnik-tehnik evaluasi dan prosedur evakuasi yang harus dilakukan.
II.UPAYA PENANGGULANGAN BENCANA YANG SUDAH TERJADI
2.2.1 Evakuasi.
Evakuasi adalah proses pemindahan korban dari lokasi kejadian ke tempat lain yang aman
atau untuk mendapat pertolongan medis yang lebih baik atau lebih lengkap.Korban dapat merupakan
pasien Rumah Sakit,tetapi dapat pula merupakan karyawan yang bekerja diRumah Sakit.
Alasan Evakuasi :
1. Untuk memindahkan pasien atau staf dari tempatdimana bahaya mengancam.
2. Untuk mempersiapkan tempat tidur bagi korban kecelakaan yang memerlukannya.
Setelah semua pasien dan korban akibat bencana tersebut sudah terkumpul di tempat yang
aman, Ketua Tim Penanggulangan bencana mengatur pengiriman pasien dan korban ke Rumah Sakit
terdekat.
Dengan adanya program penanggulangan bencana baik yang berasal dari luar Rumah Sakit
maupun yang berasal dari dalam Rumah Sakit sendiri diharapkan seluruh petugas dapat bekerja
sesuai dengan prosedur yang sudah dijelaskan diatas.
Adalah bencana yang terjadi diluar rumah sakit, lingkungan disekitar rumah sakit, dimana
terjadi kekurangan petugas rumah sakit dalam mengatasi korban bencana yang dibawa ke rumah
sakit.
I. METODOLOGI.
Tindakan yang akan dilakukan oleh Rumah Sakit jika terjadi bencana di luar Rumah Sakit
adalah bersikap aktif dan bersikap pasif.
Aktif
Yang dimaksud bersikap aktif adalah apabila para korbanbencana dibawa ke Rumah Sakit Siti
Khodijah untukmendapatkan pertolongan medis. Dalam hal ini Rumah SakitSiti Khodijah akan
mengaktifkan system siaga sesuai dengan jumlah korban yang datang. Dan semua korban
ditanganimelalui proses triase dalam keadaan bencana. Keadaan iniakan di lakukan oleh Tim
Penanggulangan Bencana.
Pasif
Rumah Sakit bersikap pasif atau menunggu informasi dan instruksi dari instalasi terkait seperti
Dinkes atau Kanwil Depkes dalam menghadapi bencana yang terjadi di luar Rumah sakit dimana
para korban tidak dibawa ke Rumah Sakit melainkan rumah sakit yang telah ditentukan oleh instansi
yang berwenang tersebut.
Tim Penanggulangan bencana berlaku sebagai organisasi keadaan Siaga apabila setelah
Rumah dinyatakan dalam keadaan SIAGA dengan demikian, selanjutnya seluruh petugas yang
telah ditentukan langsung dan segera bertugas dilokasi tugasnya masing-masing. Susunan
Keanggotaan Tim Penanggulangan Bencana Rumah Sakit sesuai dengan fungsi dan peran masing-
masing. Dalam mengantisipasi terjadinya bencana diluar jam kerja, maka Tim Penganggulangan
Bencana Rumah Sakit di luar jam kerja, hanya bersifat sementara akan bertugas sesuai fungsinya,
sampai pejabat penanggung jawab yang sebenarnya hadir / mengambil alih.
Semua petugas yang ditunjuk sebagai penanggung jawab kegiatan bencana di luar jam kerja
adalah penanggung jawab sementara, sampai penanggung jawab sesungguhnya atau staf yang
ditunjuk tiba dilokasi.
Petugas Unit Gawat Darurat yang diberangkatkan ke lokasi bencana harus segera digantikan
dengan petugas dari keperawatan lain. Petugas dari bagian lain juga harus membantu mempersiapkan
ruangan yang akan dipergunakan untuk menampung korban bencana massal tersebut.
Mobilisasi Sentripetal Petugas Rumah Sakit
Bantuan harus diberikan kepada unit-unit utama dalam penaggulangan kecelakaan massal di
Rumah Sakit, yaitu Unit Gawat Darurat, Unit Bedah, Kamar Operasi, Laboratorium, Radiologi dan
Unit Perawatan Intensif, dan petugas-petugas lain seperti Kepala Urusan, petugas Gizi, ruang
Laundry, petugas cleaning service, petugas keamanan dan operator telpon harus pula dimobilisasi.
Untuk meningkatkan efisiensi, pemberian bantuan ini harus direncanakan secara seksama dan
penekanan untuk melakukan pergantian yang cepat petugas yang betugas di lokasi yang paling
terekspos/ paling sibuk (UnitGawat Darurat, Kamar Operasi). Hal ini akan mencegah tidak
tergantikannya petugas pada unit-unit tersebut selama penanganan kecelakaan massal dan
memperlancar pengembalian petugas ke pekerjaan rutin setelah bekerja di unit penanganan
kecelakaan massal.
Keadaan siaga penanggulangan bencana langsung dikendalikan oleh Ketua Pelaksana Tim
Penanggulangan Bencana Rumah Sakit di Bantu oleh staf yang ditunjuk diluar jam kerja pimpinan
sementara dikendalikan oleh Dokter jaga IGD Sampai Ketua Pelaksana atau staf yang ditunjuk tiba
di Rumah Sakit
Tugas :
Tugas :
IV.PERENCANAAN LOGISTIK
Kebutuhan obat, alat alat kesehatan, makanan dan lain lainharus disiagakan di bawah
koordinasi dan pimpinan dari Ketua Tim Penanggulangan bencana yang dalam hal ini dipimpin oleh
Ka Unit IGD.
Perencanaan meliputi :
1. Siap untuk mensuplai kebutuhan tiap bagian.
2. Memiliki List terbaru dari supplier yang dapat mengirim dengan cepat kebutuhan obat dan
barang-barang kebutuhan.
3. Penyiapan persiapan persediaan obat-obatan gawat darurat.
4. Tersedianya petugas untuk mengatur obat setiap waktu obat dibutuhkan.
5. Penyimpan makanan pada saat bencana dan mempertahankan persediaan makanan untuk
pasien dan petugas.
Semua dana yang dikeluarkan dalam kegiatan ini harus dibuatkan laporan pertanggung
jawaban.
V.PERENCANAAN TRANSPORTASI
Transportasi diperlukan untuk kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengadaan obat
dan alkes, penjemputan para pejabat atau panitia penanggulangan bencana, evakuasi pasien, merujuk
pasien dan lain-lain yang berhubungan dengan kegiatan penanggulangan bencana. Seluruh unit mobil
ambulan dan sepeda motor yang dimiliki Rumah Sakit harus disiagakan termasuk dibawah komando
Kabag Umum / Komandan Regu.
VI.PELAPORAN
Selama kegiatan penanggulangan bencana, setiap penanggung jawab harus melaporkan
kegiatan yang telah dilakukan kepadaKetua Tim Penanggulangan bencana adanya kejadian
ataumasalah yang baru dalam bencana juga harus segera dilaporkanhal ini sangat berguna untuk
keperluan informasi baik ke dalammaupun ke luar rumah sakit dan juga sangat berguna
untukmenentukan tingkat siaga selanjutnya.
BAB IV
DOKUMENTASI