Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ismawati

Nim : K011171007

Tata Hukum Positif Indonesia

A. Hukum dan Kaidah Sosial

Upaya untuk memberikan pengertian tentang hukum telah dilakukan beribu-ribu


tahun yang lalu namun belum ada sesuatu rumusan yang memuaskan. Faktor ini disebabkan
antara lain karena hukum banyak seginya dan demikian luasnya sehingga seakan-akan tidak
bertepi karena menjelajahi wilayah kebudayaan, ekonomi, sejarah, filsafat, manajemen,
sosiologi, dll.Hukum tidak lepas dari kehidupan manusia karena manusia menginginkan agar
kepentingan-kepentingannya terlidung dari bahaya yang mengancamnya. Perlindungan
kepentingan itu tercapai dengan terciptanya pedoman atau peraturan hidup yang menentukan
bagaimana manusia harus bertingkah laku dalam masyarakat agar tidak merugikan orang
lain dan dirinya sendiri,pedoman ini disebut norma atau kaidah sosial. Kaidah tersebut
terdiri atas kaidah kepercayaan atau agama,kaidah kesusilaan,kaidah sopan santun dan
kaidah hukum.

Makna hukum menurut Miller adalah suatu sistem yang mengandung prinsip-prinsip dan
proses oleh orang-orang yang tinggal dalam suatu masyarakat guna mengiontrol tingkah
laku manusia untuk meminimalkan penggunaan pemaksaan di dalam memecahkan suatu
konflik kepentingan. Sedangkan menurut Holland hukum adalah basis dari kebebasan yang
merumuskan hak-hak setiap orang dan menlindungi kebebasan individu dari semua orang.
Seorang ahli antropologi hukum Leopold Pospisil memberikan rumusan tentang hukum
sebagai suatu aktivitas dalam rangka suatu kebudayaan yang mempunyai fungsi
pengawasan sosial. Ada empat ciri(atribut) dari hukum yaitu pertama Attribute of authority
bahwa hukum adalah keputusan-keputusan melalui mekanisme yang diberi kuasa dan
pengaruh di dalam masyarakat,kedua Attribute of intention of universal application bahwa
keputusan-keputusan itu berjangka panjang dan yang harus dianggap berlaku terhadap
peristiwa-peristiwa yang serupa dalam masa yang akan dating,ketiga Attribute of obligation
bahwa kepiutusan-keputusan dari pemegang kekuasaan itu harus mengandung perumusan
kewajiban terhadap kedua belah pihak secara timbale balik,keempat Attribute of sanction
bahwa keputusan dari pihak berkuasa harus dikuatkan dengan sanksi dalam arti seluas-
luasnya.
Isi kaidah hukum ditujukan kepada sikap lahir manusia,mengutamakan perbuatan lahir.
Pada prinsipnya, sikap batin manusia tidak menjadi soal,asal lahirnya ia tidak melanggar
hukum. Kaidah hukum berasal dari luar diri manusia (heteronom). Kaidah kepercayaan dan
kaidah kesusilaan ditujukan kepada sikap batin sedangakan kaidah kesopanan dan kaidah
hukum ditujukan kepada sikap lahir .

B. Tujuan dan Sumber Hukum


Ada beberapa teori tentang tujuan hukum antara lain yaitu: Teoti etis, hukum bertujuan
untuk menciptakan keadilan. Pendukung utama teori ini adalah Geny; Teori utilis, hukum
bertujuan untuk menghasilan kebahagiaan yang terbesar bagi jumlah orang terbanyak.
Pendukung utama teori ini adalah Jeremy Betham; Teori camputran, Van Apeldoorn
mengatakan tujuan hukum adalah mengatur pergaulan hidup secara damai.
Fungsi hukum adalah menetapkan pola hubungan antara anggota
masyarakat,menunjukkan jenis-jenis tingkah laku yang diperbolehkan dan yang dilarang
serta menyelesaikan sengketa. Apeldoorn membedakan 4 macam sumber hukum yaitu:
Dalam arti historis yaitu tempat menemukan hukum dalam sejarah,dapat dibagi atas;yang
pertama ditemukannya hukum secara historis yaitu dari dokumen kuno dan lontar, yang
kedua tempat pembentukan undang-undang mengambil bahannya. Dalam arti sosiologis
merupakan faktor yang menentukan sisi positif. Dalam arti fiosofis yang terdiri atas; sumber
isi hukum menanyakan isi hukum itu asal dari mana dan sumber kekuatan mengikat hukum.
Dalam arti formil yakni melihat sumber hukum dari cara terjadinya hukum positif.

Undang-undang dapat dibagi atas undang-undang dalam arti material yaitu merupakan
keputusan atau ketetapan penguasa,sedangkan undang-undang dalam arti formal adalah
keputusan yang dapat dilihat dari bentuk dan cara terjadinya. Beberapa asas yang dikenal
dalam perundang-undangan yaitu: Undang-undang tidak berlaku surut,Undang-undang yang
lebih tinggi mempunyai kedudukan yang lebih tinggi pula,Undang-undang yang bersifat
khusus mengesampingkan undang-undang yang bersifat umum,Undang-undang yang belaku
belakangan membatalkan undang-undang yang berlaku terdahulu,Undang-undang tidak
dapat diganggu gugat,Undang-undang berlaku pada saat ditempatkan di Lembaran Negara
(LN) dan mengikat semua penduduk setelah 30 hari sejak mengundangan dan
penempatannya di dalam Lembaran Negara.

Tata urutan peraturan perundang-undangan yaitu : UUD,Tap MPR,UU/ Perpu,PP,Keputusan


presiden,dan Peraturan daerah.
Mengenai kekuatan berlakunya suatu undang-undang yaitu pertama berlaku secara
yuridis yakni apabila persyaratan formal terbentuknya UU itu telah dipenuhi, kedua berlaku
secara sosiologis yakni apabila didasarkan pada efektivitasnya atau hasil guna UU itu dalam
masyarakat, kekuatan berlakunya UU dalam masyarakat dapat dibagi atas teori kekuatan dan
teori pengakuan, ketiga berlaku secara filosofis yakni apabila kaidah hukum tersbut sesuai
dengan cita-cita hukum sebagai nilai positif yang tertinggi.

Agar dapat berfungsi maka perundang-undangan harus memenuhi ketiga landasan hukum
yaitu secara yuridis,sosiologis dan filosofis. Sebab,apabila suatu kaidah hukum hanya
mempunyai landasan yuridis belaka maka norma tersebut mungkin merupakan kaidah mati.
Jika suatu kaidah hukum hanya mempunyai kelakuan sosiologis dalam arti teori
kekuasaan,maka norma tadi menjadi aturan pemaksa. Akhirnya apabila suatu kaidah hukum
hanya mempunyai landasan filosofis maka kaidah hukum itu hanya boleh disebut norma
hukum yang diharapkan atau dicita-citakan.

Undang-undang dapat berakhir karena: ditentukan dalam UU itu sendiri, dicabut secara
tegas, UU lama bertentangan dengan UU baru, timbulnya hukum kebiasaan yang
bertentangan dengan UU atau UU tidak ditaati.

Mengenai ruang lingkup berlakunya UU menurut tempat atau orang terdapat tiga
kemungkinan yaitu: berdasarkan asas teritorialnya berlakunya UU dibatasi oleh wilayah,
berdasarkan asas personal berlakunya UU mengikuti orang dan tidak terbatas pada wilayah
negara saja, berdasarkan asas universal berlakunya UU tidak terbatas pada warga negara
Indonesia saja tetapi juga tidak terbatas pada wilayah saja.

C. Pembagian Hukum

Berdasarkan kriteria fungsi hukum di bagi atas: Hukum materiel, terdiri dari peraturan
yang member hak dan membebani kewajiban;Hukum formil, yaitu hukum yang menentukan
bagaimana cara mewujudkan hak dan kewajiban dalam hal menegakkan hukum materiel.
Berdasarkan isinya hukum di bagi atas: Hukum umum yang merupakan dasar umum serta
Hukum khusus yang menyimpang dari dari hukum umum. Pembagian lain dari hukum yaitu
Hukum public dan hukum privat,hukum publik adalah keseluruhan hukum yang mengatur
kepentingan umum dan mengatur kepentingan penguasa dengan warga negaranya. Dalam
hukum public salah satu pihaknya adalah penguasa,sedangkan dalam hukum privat kedua
belah pihak adalah perorangan tanpa menutup kemungkinan bahwa dalam hukum privat
penguasa pun dapat juga menjadi pihak. Peraturan hukum public sifatnya memaksa
sedangkan peraturan hukum privat sifatnya mengatur meskipun ada yang sifatnya memaksa.
Yang termasuk hukum public adalah hukum tata negara,hukum administrasi negara, dan
hukum pidana. Sedangkan hukum privat atau hukum perdata itu mengatur hubungan dalam
keluarga dan hubungan pergaulan di dalam masyarakat.

Dalam kaitan hukum dengan permasalahan kesehatan yaitu bagaimana hukum dapat
berfungsi untuk menyelesaikan masalah kesehatan sesuai dengan tujuan hukum.
Berfungsinya hukum dapat dilihat dari: sarana pengendalian sosial yaitu mempertahankan
suatu tata tertib atau pola kehidupan yang telah ada,sarana untuk melakukan perubahan
sosial yaitu menciptakan hal-hal atau hubungan-hubungan baru dalam masyarakat,fungsi
hukum sebagai alat pemersatu yaitu mengatur dan menciptakan tatanan.

Dalam ilmu hukum, diajarkan tiga ketaatan terhadap hukum yaitu: ketaatan yang
bersifat compliance yaitu taat pada suatu ketentuan hukum hanya karena takut pada sanksi,
ketaatan yang bersifat identification,yaitu menaati ketentuan hukum karena takut hubungan
baiknya dengan orang lain rusak, ketaatan yang bersifat internalization yaitu ketaatan
terhadap ketentuan hukum bukan karena takut sanksi melainkan karena nilai intrinsik kita.

Persamaan antara etik dan hukum adalah sama-sama merupakan alat untuk mengatur
tertibnya hidup masyarakat,sama-sama objeknya adalah tingkah laku manusia,sama-sama
mengandung hak dan kewajiban anggota masyarakat,sama-sama menggugah kesadaran
untuk bersikap manusiawi,dan sumbernya adalah hasil pemikiran para pakar dan
pengalaman para senior. Disamping persamaannya, antara etika dan hukum terdapat
perbedaan antara lain: Etika berlaku untuk lingkungan profesi sedangkan hukum berlaku
umum,Sanksi terhadap pelanggaran etik berupa tuntutan sedangkan sanksi terhadap
pelanggaran hukum berupa tuntutan,dan Penyelesaian pelanggaran tidak selalu disertai bukti
fisik penyelesaian pelanggaran hukum memerlukan bukti fisik. Baik kaidah hukum maupun
etik terdiri dari bentuk tertulis dan tidak tertulis. Pelanggaran terhadap hukum tidak selalu
harus diselesaikan melalui pengadilan,penyelesaian suatu perkara apakah dibawa atau tidak
itu dipengaruhi budaya masyarakat setempat.

Berkaitan dengan hubungan antara etik dan hukum, Smith dan Davids mengemukakan
dalam empat hal yaitu: Sesuai dengan etik dan seseuai dengan hukum,Bertentangan dengan
etik dan bertentangan dengan hukum,Sesuai dengan etik tetapi bertentangan dengan
hukum,Bertentangan dengan etik tetapi sesuai dengan hukum.

Anda mungkin juga menyukai