PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Klinik Sanitasi :
a) Mahasiswa mampu mengkonstruksikan faktor risiko dari penyakit
berbasis lingkungan yang diderita oleh masyarakat yang berkunjung
ke Puskesmas.
b) Mahasiswa mampu melakukan konseling terhadap penderita/kasus
yang berkunjung ke Puskesmas.
c) Mahasiswa mampu mengembangkan investigasi pada tempat tinggal
penderita/kasus penyakit berbasis kesehatan lingkungan.
1.3.1. Mahasiswa
1. Pengertian Penyakit TB
Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit yang diketahui
banyak menginfeksi manusia yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis kompleks. Penyakit ini biasanya
menginfeksi paru. Transmisi penyakit biasanya melalaui saluran
nafas yaitu melalui droplet yang dihasilkan oleh pasien yang
terinfeksi TB paru (Mario dan Richard, 2005).
2. Faktor Risiko
c. Faktor Polusi
Adapun penyebab dari faktor polusi terdiri dari 2
aspek yaitu (Lamsidi,2003) :
1. Cerobong asap
Cerobong asap sering kita jumpai diperusahaan
atau pabrik-pabrik industri yang dibuat menjulang tinggi
ke atas (vertikal). Cerobong tersebut dibuat agar asap
bisa keluar ke atas terbawa oleh angin. Cerobong asap
sebaiknya dibuat horizontal tidak lagi vertikal, sebab gas
(asap) yang dibuang melalui cerobong horizontal dan
dialirkan ke bak air akan mudah larut. Setelah larut debu
halus dan asap mudah dipisahkan, sementara air yang
asam bisa dinetralkan oleh media Treated Natural
Zeolid (TNZ) yang sekaligus bisa menyerap racun dan
logam berat.
2. Kebiasaan merokok
a. Eksim (ekzema)
Eksim ditandai dengan kulit kemerah-merahan, bersisik,
pecah-pecah, merasa gatal terlebih pada malam hari, timbul
gelembung kecil yang diisi air atau nanah, bengkak, melepuh,
berwarna merah, amat gatal dan merasa panas. Penyebabnya alergi
terhadap rangsangan zat kimia spesifik, atau kepekaan terhadap
makanan spesifik layaknya udang, ikan laut, alkohol, vetsin.
Pencegahan : menghindari hal-hal atau bahan-bahan yang bisa
manimbulkan alergi.
b. Kudis (skabies)
Gejala : timbul gatal hebat di malam hari, terlebih di sela-sela jari
tangan, dibawah ketiak, aerole (sekeliling puting payudara), dan
permukaan depan pergelangan. Kudis gampang menular ke orang
lain baik dengan langsung ataupun tidak langsung (handuk dan
baju). Pencegahan : kudis seringkali terjadi di tempat yang buruk,
jadi memelihara kebersihan tubuh adalah sesuatu yang harus bila
ingin terhindar dari penyakit kulit.
c. Kurap
d. Bisul (furunkel)
Bisul disebabkan karena adanya infeksi bakteri stafilokokus
aureus pada kulit lewat folikel rambut, kelenjar minyak, kelenjar
keringat yang sesudaah itu menyebabkan infeksi lokal. Faktor
yang menambah risiko terkena bisul diantaranya kebersihan yang
buruk, luka yang terinfeksi, pelemahan diabetes, kosmetika yang
menyumbat pori dan pemakaian bahan kimia.
e. Ketombe (seboroid)
Penyebab penyakit ini diduga erat kaitannya dengan kegiatan
kelenjar sebasea dikulit. Seboroid yang terjadi pada kulit kepala
kerap di sebut juga dengan nama ketombe. Gejala : merah, bersisik,
berminyak, bau.
f. Lepra
Kusta merupakan penyakit infeksi yang kronik, dan
penyebabnya ialah mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler
obligat. Saraf perifer sebagai afinitas pertama, lalu kulit dan mukosa
traktus respiratorius bagian atas, kemudian dapat ke organ lain
kecuali susunan saraf pusat.
3.1.2. Waktu
Nama NIM
N
O
1 Dewi Nurul Rahmawati P17333114421
2 Delisa Dwinnovita L P17333114434
3 M. Adijasa Yudi P17333114424
3.7. Uraian Dan Jadwal Kegiatan PBL di Puskesmas Plumbon Tahun 2017
Tabel
3.1 Uraian dan jadwal PBL
Tabel 3.4 Jumlah Penduduk, Luas Desa dan Kepadatan Di Wilayah Kerja
Puskesmas Plumbon
Dari tabel 3.4 berdasarkan data Badan Pusat Statistik jumlah penduduk
akhir tahun 2015 adalah 50.765 jiwa dengan kepadatan penduduk 2.212 km2.
Berdasarkan rasio puskesmas dibandingkan dengan jumlah penduduk 1 30.000
jiwa tidak dapat terpenuhi . Idealnya kesehatan masyrakat wilayah kerja
Puskesmas Plumbon harus dilayani minimal oleh 2 puskesmas.
Penduduk Rata-Rata
No Desa/ Kelurahan Rumah Tangga Keluarga
L P L+P (jiwa/Keluarga)
1 TELUK AGUNG 2.626 2.561 5.187 1.554 1.718 3
2 PLUMBON 2.681 2.693 5.374 1.532 1.791 3
3 DUKUH 1.83 1.772 3.602 1.111 1.231 2.9
4 PEKANDANGAN JAYA 2.519 2.335 4.854 1.255 1.405 3.5
5 PEKANDANGAN 4.337 4.451 8.788 2.416 2.623 3.4
6 KEPANDEAN 1.716 1.606 3.322 937 1.008 3.3
7 BOJONGSARI 2.669 2.488 5.157 1.455 1.76 2.9
8 SINGAJAYA 4.402 3.926 8.328 2.384 2.462 3.4
9 SINGARAJA 3.179 2.974 6.153 1.705 2.004 3.1
Jumlah 25.959 24.806 50.765 950.412 16.002 3,2
Sumber : Data BPS Kecamatan Indramayu dalam angka 2016
Tabel 3.6 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Per Desa di Kecamatan
Indramayu akhir tahun 2015
9- 15- 20- 25- 30- 35- 40- 45- 50- 55- 60- 65- 70-
No Desa/Kel 0-4 5-9 14 19 24 29 34 39 44 49 54 59 64 69 74 75+
1 TLA 443 456 494 429 386 455 441 440 382 338 268 194 166 123 85 87
2 PLB 417 469 504 464 382 436 435 392 394 394 280 242 158 156 117 134
3 DKH 296 298 336 349 269 344 333 289 271 224 151 164 107 67 60 44
4 PKD JY 420 463 499 516 352 424 408 373 304 275 254 206 155 125 45 35
5 PKD 779 789 824 834 765 849 714 689 656 666 559 271 164 114 81 34
1. Komitmen
10. Menjaga dengan rasa tanggungjawab sarana dan prasarana yang tersedia
Mengetahui
a. Visi
b. Misi
c. Strategi
Iting. R. S.IP
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
DOKTER GIGI/ BIDAN/ PERAWAT/
ASISTEN APOTEKER/ SANITARIAN/
GIZI PROMKES/ PERAWAT GIGI
1. Drg. Nova Natalia
1.Iroh Roaenah
3. Sutahar,A.Md. Kep
2. Rahwidi
4. M. Toni Rumidi A.Md. Kep PBL PUSKESMAS PLUMBON 2017 Page | 43
3. Casinih
5. Hj. Aeni Kusnati A.Md. Kep
4. Mintara
6. Cucu Carminih, S.Kep, Ners
5. Kasan
Uraian Tugas Struktur Organisasi dan Tata Kerja
5 Perawat
1. Melaksanakan pengkajian keperawatan dasar
2. Menerima konsultasi pengkajian keperawatan dasar
3. Melaksanakan analisis data untuk merumuskan diagnosa
keperawatan
4. Merencanakan tindakan keperawatan sederhana
5. Melaksanakan tindakan keperawatan dasar kategori I
6. Melaksanakan tindakan keperawatan dasar kategori II
7. Melaksanakan tindakan keperawatan kompleks kategori I
8 Gizi
1. perencanaan kegiatan
2. penyuluhan kelompok
3. Pembinaan kader
4. Pelaksanaan pendistribusian MP-ASI
5. Pelaksanaan pemantauan MP-Asi
6. Pelaksanaan pendistribusian PMT bumil KEK-Anemis
7. pelaksanaan pemantauan PMT Bumil KEK-Anemis
8. pelaksanaan kegiatan pemntauan pelayanan posyandu
9. pelaksanaan penatalaksanaan balita gizi buruk
10. pelaksanaan pemantauan PMT balita gizi buruk
11. pelaksanaan pendistribusian suplementasi Gizi (Vit A, Fe,
Ferobion, Vical, Cavicur, Oralit)
SUKWAN/MAGANG
14 Perawat/Bidan 3
15 Petugas kebersihan 2
16 Admnistrasi 2
17 Supir 1
Jumlah
No Jenis Penyakit (orang) Persentase
1 Kulit 10 37 %
2 Diare 1 3, 7 %
3 TB Paru 9 33,3 %
4 ISPA 7 26 %
Jumlah 27 100 %
Jumlah
No Jenis Kelamin Persentase
(orang)
1 Laki-Laki 11 40,7 %
2 Perempuan 16 59,3 %
Jumlah 27 100 %
Jumlah
No Golongan usia Persentase
(orang)
1 0-5 Tahun 6 22.2 %
2 6-11 Tahun 3 11,1 %
3 12-16 Tahun
4 17-25 Tahun 2 7,4 %
Berdasarkan tabel 4.4. pasien penyakit Kulit di pelayanan klinik sanitasi puskesmas
plumbon kab. Indramayu berdasarkan jenis kelamin pada tanggal 9 Mei 2017-14 Juni
2017 sebagian besar jenis kelamin perempuan sebanyak 6 pasien (60%).
Tabel 4.6 Distribusi Faktor Risiko Penyakit Kulit Berdasarkan Hasil Konseling
Terkait Kondisi Lingkungan
No Uraian Konsidi Lingkungan Jumlah Persentase
1 Sumber air bersih yang digunakan
Tabel 4.7 Distribusi Faktor Risiko Penyakit Kulit Berdasarkan Hasil Konseling
Terkait Perilaku
No Perilaku Jumlah Persentase
1 Mandi menggunakan sabun
a. Ya 10 100,00%
b. Tidak 0 0,00%
2 Handuk tidak digunakan secara bersamaan
a. Ya 7 70%
B. Tidak 3 30%
3 Sabun tidak digunakan secara bersamaan
a. Ya 1 10%
Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa faktor perilaku pada pasien penyakit kulit
adalah:
a. Mandi tidak menggunakan sabun sebanyak 10 orang (100,00%)
b. Menggunakan handuk secara bersamaan sebanyak 3 orang (30%)
c. Sabun digunakan secara bersamaan sebanyak 9 orang (90%).
Tabel 4.10 Distribusi Faktor Risiko Penyakit TB Paru Berdasarkan Hasil Konseling
Terkait Kondisi Lingkungan di Pelayanan Sanitasi Puskesmas Plumbon Kab.
Indramayu Pada 08 Mei 2017 14 Juni 2017
No Lingkungan Jumlah Persentase (%)
Rumah dalam keadaan gelap pada siang hari
1 a. Ya 1 11,1
b. Tidak 8 88,9
2 Rumah terdapat lubang hawa / lubang angin
Tabel 4.11 Distribusi Faktor Risiko Penyakit TB Paru Berdasarkan Hasil Konseling
Terkait Perilaku di Pelayanan Sanitasi Puskesmas Plumbon Kab. Indramayu Pada 08
Mei 2017 14 Juni 2017
No Perilaku Jumlah Persentase (%)
Melakukan pengobatan TB
1 a. Ya 9 100
b. Tidak 0 0
Tidur sekamar dengan orang lain
2 a. Ya 5 55,6
b. Tidak 4 44,4
Setiap kali batuk penderita tidak menutup mulut
3 a. Ya 5 55,6
b. Tidak 4 44,4
Dahak batuk dibuang sembarangan
4 a. Ya 5 55,6
b. Tidak 4 44,4
Menggunakan alat makan secara bersama sama
5 a. Ya 7 77,8
b. Tidak 2 22,2
Perilaku merokok
6 a. Ya 2 22,2
b. Tidak 7 77,8
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 4.12. pasien penyakit ISPA di pelayanan klinik sanitasi puskesmas
plumbon kab. Indramayu berdasarkan jenis kelamin pada tanggal 9 Mei 2017- 14
Juni 2017 sebagian besar jenis kelamin perempuan sebanyak 5 pasien (71,5%).
Tabel 4.14 Distribusi Faktor Risiko Penyakit ISPA Berdasarkan Hasil Konseling
Terkait Kondisi Lingkungan di Pelayanan Sanitasi Puskesmas Plumbon Kabupaten
Indramayu pada 8 Mei 2017-14 Juni 2017
No Lingkungan Jumlah Persentase (%)
1 Kondisi rumah dalam keadaan gelap
Ya 0 0
Tidak 7 100
2 Terdapat atap tembus cahaya
Ya 0 0
Tidak 7 100
3 Pintu atau jendela tembus cahaya
Ya 3 42,8
Tidak 4 57,2
4 Terdapat lubang hawa/ventilasi
Ya 6 85,8
Tidak 1 14,2
5 Luas Kamar Kurang dari 8 m 2
Ya 1 85,8
Tabel 4.15 Distribusi Faktor Risiko Penyakit ISPA Berdasarkan Hasil Konseling
Terkait Perilaku di Pelayanan Sanitasi Puskesmas Plumbon Kabupaten Indramayu
8 Mei 2017-14 Juni 2017
No
Perilaku Jumlah Persentase (%)
.
Pembuangan dahak
a. Tempat khusus ludah/riak
0 0
(paidon)
1
b. Kamar mandi atau
1 14,2
WC/Jamban
c. Sembarang tempat 6 85,8
Menutup mulut saat batuk
2 Ya 1 14,2
Tidak 6 85,8
Membawa anak saat memasak
3 Ya 2 28,5
Tidak 5 71,5
Tidur dengan orang lain
4 Ya 7 100
Tidak 0 0
5 Bahan bakar untuk memasak
Gas 7 100
Minyak tanah 0 0,00
No Nama L/P Usia Faktor Risiko Lingkungan Faktor Risiko perilaku Saran / tindak
(thn)
1 Cakra L 11 1.Sumber air sumur gali dekat 1. Ibu penderita yang jarang lebih 1.Melakukan perilaku hidup
dengan kandang ternak dengan dari 2 minggu sekali menjemur bersih dan sehat
jarak 3 m dan dekat dengan septic kasur dan bantal
2.Penderita jangan bermain di air
tank dengan jarak 3 m
2.Ibu penderita membersihkan yang kotor
2.Ruang kamar tidur penderita bak mandi 1 blan sekali
yang gelap sehingga tidak ada
3.Ibu penderita tidak
cahaya matahari masuk
membersihkan gayung yang
dipakai sehingga banyak lumut.
2 Daryem P 60 1. Sumber air sumur gali dekat 1. Menggunakan handuk sendiri 1. Melakukan perilaku hidup
dengan kandang ternak namun terlihat tidak bersih bersih dan sehat
2. Kasur, bantal dijemur 2 kali 2. Faktor lain yaitu alergi
berjarak 5 m dan dekat dengan
dalam sebulan makanan ikan, sehingga
5 Fitri P 11 1. Air yang digunakan sumur 1. Penderita yang senang 1.Melakukan PHBS
untuk mandi dan minum bermain di empang yang
2. Sumber air berjarak kurang 2. Menggunakan handuk sendiri
kotor, sehingga kuman
dari 10 m dari sumber
menempel ditubuh
pencemar (septic tank) 2. Kuku tangan yang kotor,
3. Terdapat lemari namun baju
sehingga terjadinya transmisi
disimpan di keranjang
kuman dari kuku ke tubuh
sehingga ditakutkan baju
menjadi kotor kembali 3.Kuku penderita kotor dan
panjang
4. Menggunakan handuk
bersama sama
Pasien Daryem
No Uraian Hasil Ket
Terdapat suber pencemar Ya (septic tank
1 terhadap sumber air bersih dan kandang TMS
PDAM ya (baud MS
an warna) dan
2 Keadaan Fisik Air bersih Sumur tidak TMS
3 Kuantitas Air bersih Ya MS
4 Ketersediaan sabun mandi Ada MS
5 Keadaan pakaian bersih Kotor TMS
Keadaan tempat tidur
6 bersih Kotor TMS
Pasien Nanda
N
o Uraian Hasil Ket
Terdapat suber pencemar
1 terhadap sumber air bersih Sungai TMS
2 Keadaan Fisik Air bersih Ya MS
3 Kuantitas Air bersih Ya MS
4 Ketersediaan sabun mandi Ada MS
5 Keadaan pakaian bersih Kotor TMS
Keadaan tempat tidur
6 bersih Kotor TMS
Pasien Ahmad
Pasien Fitri
No Uraian Hasil Ket
Terdapat suber pencemar
1 terhadap sumber air bersih Ya (septic tank) TMS
Ya (bau dan
2 Keadaan Fisik Air bersih warna) MS
3 Kuantitas Air bersih Cukup MS
4 Ketersediaan sabun mandi Ada MS
5 Keadaan pakaian bersih Kotor TMS
Keadaan tempat tidur
6 bersih Kotor TMS
No Nama L/P Usia Faktor Risiko Lingkungan Faktor Risiko perilaku Saran / tindak
(thn)
1 Halima P 11 1. Kurangnya pencahayaan 1. Terkadang tidak menutup 1. Menukarkan kamar tidur
alami yang masuk ke dalam mulut saat batuk atau bersin penderita dengan kamar tidur
2. Membuang dahak di kamar
kamar penderita kakak penderita dikarenakan
2. Lubang ventilasi yang sedikit mandi
kamar kakak penderita
di kamar tidur penderita
pencahayaan dan ventilasinya
lebih baik
2. Menutup mulut saat batuk
atau bersin
3. Membuang dahak di tempat
khusus
2 Rasyam L 52 1. Luas rumah tidak sesuai 1. Tidur sekamar dengan orang 1. Memisahkan kamar tidur
dengan jumlah anggota lain penderita dengan yang lain
3 Ruli L 17 1. Luas ventilasi < 15 % dari 1. Penderita tidur dimana saja, 1. Membuang dahak di pot
lantai rumah sehingga berbaur dengan yang khusus
2. Kurangnya pencahayaan alami 2. Membuka jendela dipagi dan
lain
yang masuk ke dalam rumah 2. Berbicara dekat terhadap sore hari
3. Membuka gorden di pagi hari
orang lain
4. Ventilasi yang ditutup oleh
3. Membuang dahak dimana saja
4. Menggunakan alat makan dan kertas dibuka, dan ditutup
minum dengan yang lain oleh kawat kasa agar nyamk
tidak masuk dan untuk
sirkulasi udara
5. Memisahkan alat makan dan
minum dengan yang lain
4 Taryono L 60 1. Luas ruangan tidak sesuai 1. Membuang dahak di botol 1. Membuka gorden jendela,
dengan hunian bekas minuman lalu dibuang agar sinar matahari masuk
Pasien halima
No Uraian Hasil Ket
1 Lingkungan
Kekuatan Cahaya
a. Ruang tamu 93,5 lux MS
b. Kamar tidur
penderita 4,06 lux TMS
c. Ruang keluarga 1765,6 lux MS
Suhu
a. Ruang tamu 32,2 oC 32,3 oC TMS
b. Kamar tidur penderita 31,8 oC 31,9 oC TMS
c. Ruang keluarga 31,8 oC 32,1 oC TMS
Kelembaban
a. Ruang tamu 63,6 % - 64,6 % TMS
b. Kamar tidur penderita 64,5 % - 69,1 % TMS
c. Ruang keluarga 65,1 % - 68,4 % TMS
Luas Ventilasi
L lantai= 4 m x 2,6 m
= 1,4 m2
Luas ventilasi :
Ventilasi = 0,2 m x
0,2 m = 0,04 m x 10
buah= 0,4 m2
Pintu = 2 m x 0,6 m
= 1,2 m2
Total luas ventilasi =
0,4 m2 + 1,2 m2 =
1,6 m2
Luas ventilasi :
% ventilasi = 7,84
m2 x 10 % = 0,784
m2
L lantai= 5m x 2,7 m
= 13,5 m2
Luas ventilasi :
Ventilasi = 0,2 m x
0,2 m = 0,04 m x 5
buah= 0,2 m2
Pintu = 2 m x 0,85 m
= 1,7 m2
Total luas ventilasi =
0,2 m2 + 1,7 m2 =
1,9 m2
% ventilasi = 13,5
m2 x 10 % = 1,35 m2
c. Ruang keluarga MS
2 Perilaku
Dahak di buang pada Ya MS
Pasien Rasyam
No Uraian Hasil Ket
1 Lingkungan
Kekuatan Cahaya
a. Ruang utama 458 MS
b. Kamar tidur
penderita 59,3 TMS
Suhu
a. Ruang utama 32,9 oC 33,4 oC TMS
b. Kamar tidur penderita 32,5 oC 32,6 oC TMS
Kelembaban
a. Ruang utana 61,9 % - 68,8 % TMS
b. Kamar tidur
penderita 65,4 % - 70,8 % TMS
Luas Ventilasi
a. Ruang utama Luas lantai: 2,65 m x MS
4,6 m = 12,19 m2
10% ventilasi : 10 %
Pasien Ruli
No Uraian Hasil Ket
1 Lingkungan
Kekuatan Cahaya
a. Ruang utama 539 lux TMS
Suhu
Max 32,9
a. Ruang utama Min 32,3 TMS
Kelembaban
Max 65,5
a. Ruang utana Min 62,4 TMS
Pasien Taryono
No Uraian Hasil Ket
1 Lingkungan
Kekuatan Cahaya
d. Ruang utama 434,4 lux MS
Suhu
d. Ruang utama 33,6 oC 33,5 oC TMS
Kelembaban
d. Ruang utama 70,2 % - 63,2 %
TMS
Luas Ventilasi
Luas pintu = 1,6 m x
0,9 m = 1,44 m2
Luas rumah = 6 m x
9 m= 54 m2
2 Perilaku
Dahak di buang pada
tempat khusus Tidak TMS
Jendela dibuka, terutama
pagi hari Tidak TMS
Alat makan tidak
digunakan bersamaan Ya TMS
Luas ventilasi :
jendela = 1 m x 0,4 m
= 0,4 m x 2buah= 0,8
m2
Pintu = 2,8 m x 2 m
= 5,6 m2
Total luas ventilasi =
0,8 m2 + 5,6 m2 =
6,4 m2
Luas ventilasi :
Jendela = 1 m x 0,41
m = 0,41 m
2 Perilaku
Dahak di buang pada
tempat khusus Ya MS
Jendela dibuka, terutama
pagi hari Ya MS
Alat makan tidak
digunakan bersamaan Ya MS
Pasien Juminah
No Uraian Hasil Ket
1 Lingkungan
Kekuatan Cahaya
7. Ruang tamu 1249 lux MS
8. Kamar tidur penderita 33,5 lux TMS
Suhu
g. Ruang tamu 31,2 oC 31,3 oC TMS
h. Kamar tidur penderita 31,6 oC 31,8 oC TMS
Kelembaban
g. Ruang tamu 68,0 % - 71,5% TMS
h. Kamar tidur penderita 68,7 % - 70,3 % TMS
Luas Ventilasi
g. Ruang tamu L lantai = 2 m x 3,5 MS
m = 7 m2
Luas ventilasi :
ventilasi = 0,12 m x
0,25 m = 0,03 m x 5
buah= 0,15 m2
Luas ventilasi :
ventilasi = 0,12 m x
0,25 m = 0,03 m
h. Kamar tidur penderita % ventilasi = 10 m2
x 10 % = 1 m2 TMS
2 Perilaku
Dahak di buang pada
tempat khusus Tidak TMS
Jendela dibuka, terutama
pagi hari Tidak TMS
Alat makan tidak
digunakan bersamaan Tidak TMS
Pasien Rofikin
No Uraian Hasil Ket
1 Lingkungan
Kekuatan Cahaya
9. Ruang utama 1439 lux MS
Suhu
i. Ruang utama 31,6 oC 31,8 oC TMS
Kelembaban
i. Ruang utama 67,1 % - 71,9 %
TMS
Luas Ventilasi
i. Ruang utama Luas pintu = 0,8 m x MS
2 m = 1,6 m2
Luas ventilasi = 0,03
m x 0,5 m = 0,015
m2
Total luas ventilasi :
1,6 m2 + 0,015 m2 =
1,615 m2
10 % ventilasi= 10 %
9 m2 = 0,9 m2
2 Perilaku
Dahak di buang pada
tempat khusus Ya MS
Jendela dibuka, terutama
pagi hari Tidak TMS
Alat makan tidak
digunakan bersamaan Ya TMS
No Nama L/P Usia Faktor Risiko Lingkungan Faktor Risiko perilaku Saran / tindak
(thn)
1 Nabila P 7 1. Memakai tungku biasa 1. Jarang membersihkan lantai 1. Membersihkan rumah seperti
bulan untuk memasak sehingga karena banyak debu terdapat lantai dinding dll, agar tidak
terdapat asap di bagian dilantai menumpuknya debu.
2. Ibu penderita tidak menutup 2. Membuka jendela dan pintu
dapur
3. Ibu penderita tidak
2. Tidak adanya ventilasi mulut penderita saat
menggendong penderita saat
untuk lubang hawa penderita batuk
3. Menggendong penderita saat memasak
sedang memasak didapur
2 Delia P 3,5 1. Kurangnya ventilasi 1. Tidak membersihkan rumah 1. Membersihkan rumah (lantai
2. Penderita tidak menutup
tahun karena jendela permanen dan dinding)
2. Luas hunian tidak sesuai mulut saat batuk 2. Membuka pintu dan jendela
3. Pencahayaan kurang 3. Penderita tidur sekamar
setiap hari
dengan orang lain
b. Penyakit kulit
Berdasarkan hasil konseling di dapatkan pasien penyakit kulit
sebanyak 10 orang, sebagian besar pasien tersebut berjenis kelamin
perempuan yaitu sebanyak 6 orang (60%). Dari seluruh pasien
penyakit kulit diderita oleh pasien dengan usia 46-55 tahun sebanyak 3
orang (30%). Sedangkan dari hasil investigasi, didapatkan 5 rumah
pasien penyakit kulit yang telah dikunjungi.
c. Penyakit ISPA
Berdasarkan hasil konseling di dapatkan pasien penyakit ISPA
sebanyak 7 orang, sebagian besar pasien tersebut berjenis kelamin
perempuan yaitu sebanyak 5 orang 71,5%. Dari seluruh pasien
penyakit ISPA diderita oleh pasien dengan usia 0-5 tahun sebanyak 6
orang (85,8%). Sedangkan dari hasil investigasi, didapatkan 5 rumah
pasien ISPA yang telah dikunjungi.
Berdasarkan hasil konseling dan investigasi didapatkan faktor
penyebab penyakit ISPA berdasarkan kondisi lingkungan dikarenakan
kurangnya ventilasi di dalam rumah sehingga pertukaran udara tidak
berjalan lancar. Selain itu tidak adanya atap atau jendela tembus
cahaya sehingga tidak ada cahaya yg masuk kedalam ruangan. Ukuran
ruangan yang tidak sesuai dengan jumlah penghuni sehingga ruangan
menjadi lebih pengap dan susah untuk mendapatkan oksigen. Tidak
1. Man
2. Money
4. Methode
Puskesmas Plumbon memiliki program-program untuk
menunjang kegiatan puskesmas termasuk bagian Kesehatan
Lingkungan seperti klinik sanitasi dan lain-lain.
Sistem penerimaan PNS didasarkan dari Negara, sedangkan
pegawai magang terdapat tes tulis dan wawancara di Puskesmas
Plumbon. Terdapat pegawai PTT yang ditunjuk oleh pusat daerah.
Sistem pelaporan dan pencatatan di Puskesmas Plumbon, pada
setiap kegiatan lapangan disediakan laporan catatan dinas. Setiap
melakukan kegiatan di luar gedung pegawai mengisi laporan tersebut
dan setiap harinya di laporkan kepada kepala Puskesmas, laporan
tersebut berisi judul kegiatan, tanggal kegiatan, sasaran kegiatan,
hasil kegiatan, kesimpulan dan saran.
Setiap 1 bulan sekali adanya laporan kegiatan dan keuangan
di luar gedung dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan.
Rumah memenuhi
Jumlah
syarat (Rumah
No Desa Seluruh
sehat)
Rumah
Jumlah %
Teluk Agung
1 1521 1065 70,02
Plumbon
2 1411 988 70,02
Dukuh
3 1043 782 74,89
Pekandangan Jaya
4 1283 1026 79,97
Pekandangan
5 1922 1537 79,97
Kepandean
6 677 575 84,93
Bojongsari
7 1443 1154 79,97
Singajaya
8 1453 1162 79,97
Singaraja
9 1448 1086 75,00
Jumlah 12201 9375 76,84
Sumber data : Laporan Kegiatan Kesling tahun 2016
Tabel 4.21 Cakupan Pengawasan Sarana Air Bersih dengan Kualitas, Kuantitas dan
Kontruksi Memenuhi Syarat
Tabel 4.23 Cakupan Orang yang Melakukan Pemilahan Sampah dan Pengolahan
Sampah
No Desa/Kelurahan Jumlah Jumlah jiwa yang Cakupan jiwa yang
Penduduk melakukan pemilahan melakukan
(Jiwa) dan pengolahan pemilahan dan
sampah pengolahan sampah
Dari data diatas cakupan penggunaan SPAL yang memenuhi syarat sebanyak
45.336 jiwa (82 %). Cakupan penggunaan SPAL ini sudah memenuhi target yaitu 80
%. Namun di masih ada desa/ kelurahan yang belum mencapai target salah satunya
yaitu desa Plumbon sebesar 75 %.
Tabel 4.25 Cakupan perilaku cuci tangan pakai sabun dengan kualitas air bersih dan
kontruksi yang memenuhi syarat
No Desa/Kelurahan Jumlah Jumlah jiwa yang Cakupan jiwa yang
Penduduk melakukan cuci angan melakukan cuci angan
pakai sabun dengan pakai sabun dengan
(Jiwa) kualitas air bersih dan kualitas air bersih dan
kontruksi yang kontruksi yang memenuhi
memenuhi syarat syarat (%)
JUMLAH JUMLAH
N JUMLAH YANG YANG
JENIS %
O YANG ADA DIPERIKS MEMENUHI
A SYARAT
1 Hotel 1 1 1
2 Kolam Renang 2 2 2
3 Mesjid 13 13 13
4 Gereja
5 Kelenteng
6 Pura
7 Terminal
Angkutan Darat
Angkutan Laut
Angkutan Udara
8 Bioskop
9 Gedung Pertunjukan
10 Tempat Pangkas Rambut 4 4 4
11 Salon Kecantikan 7 7 7
12 Panti Pijat
13 Pasar
14 Pusat Perbelanjaan
15 Tempat Hiburan
16 Sekolah
SD / MI 26 26 24
SLTP 6 5 5
SLTA 6 5 5
N
URAIAN PENCAPAIAN KET
O
1 Jumlah Industri yang Ada 10
Cak. 90% T =
2 Jumlah Industri yang diperiksa 10
75%
3 Jumlah Industri yang Sehat 9
Sumber Data : Laporan Kesling 2016
N PENCAPAIA
URAIAN KET
O N
Jumlah Penderita Penyakit
1 512
Berbasis Lingkungan (PBL) Cak. 20,12% T =
Jumlah Penderita yang 25%
2 103
dikonseling Klinik Sanitasi
Sumber Data : Laporan Kesling 2016
Sanitasi Dasar
1. Cakupan 2 3 4 2 48
Penggunaan Sarana
Pengelolaan Air
Limbah
2. Cakupan Pemilahan 2 4 4 3 96
dan Pengelolaan
Sampah
Metode : Bryant
Kesimpulan:
Hasil perkalian dari nilai masing-masing kriteria/indikator
yang dinilai pada setiap masalah kesehatan lingkungan dengan angka
yang tertinggi merupakan prioritas utama masalah yang harus segera
diselesaikan, dengan demikian berdasarkan hasil penilaian (scoring)
terhadap 2 masalah Sanitasi dasar di Desa Plumbon Kecamatan
Indramayu Kabupaten Inramayu kemudian yang ditetapkan sebagai
prioritas utama dengan metode Bryant adalah masalah cakupan
pemilahan dan pengolahan sampah.
Dengan pertimbangan community concern sebesar 2 poin,
karena masyarakat secara umum mereka tidak terlalu memperdulikan
pemilahan dan pengolahan sampah. Sedangkan untuk pertimbangan
prevalent penyakit yang disebabkan oleh pengolahan sampah yang
1. Aspek Pengetahuan
e. Pengertian 3R
f. Contoh produk 3R
2. Sikap
Tabel 4.32 Hasil Kuesioner Sikap Pemilahan dan Pengolahan Sampah di Desa
Plumbon kecamatan Indramayu Bulan Juni Tahun 2017
Nilai Kriteria /
Indikator
Manageability
No
Prevalence
Seriouness
Kesehatan Lingkungan Penilaian
Comunity
Concern
1 Sarana 3 4 4 4 192
2 Pengetahuan 4 4 4 4 256
3 Sikap 3 3 3 3 81
1. Penyuluhan langsung
2. Penyuluhan tidak langsung
3. Penyuluhan dengan menggunakan media spanduk atau poster
4. Penyuluhan Door to door
Metode Reinke
Kesimpulan:
Hasil penilaian masing-masing kriteria pada tingkat efektifitas
dan efisien terhadap setiap alternatif sebagai prioritas utama yang
harus diselesaikan dengan pertimbangan baru pertama kali
dilaksanakan dan lebih mudah dilaksanakan serta hasilnya cepat
dirasakan adalah alternatif penyelesaian dengan penyuluhan langsung
dengan nilai akhir 16. Nilai Magnitude diberi skor 4, dengan alternatif
ini masalah pengetahuan bisa teratasi karena masyarakat mengetahui
memilah dan mengolah sampah sederhana. Importancy diberi nilai 4,
alternatif ini penting untuk mengatasi masalah pengetahuan.
Vulnerability diberi skor 3, alternatif ini mudah dilakukan oleh
fasilitator . Efisiensi (cost) diberi Skor 3, karena menghemat waktu
dan menghemat tenaga untuk melakukan penyuluhan agar masyarakat
lebih mengetahui mengenai pemilahan dan pengolahan sampah.
Berdasarkan hasil penetapan prioritas cara penyelesaian masalah
menggunakan rumus Reinke didapat alternatif pemecahan masalah
adalah dengan pemicuan, maka selanjutnya perlu dipersiapkan rencana
operasional penyuluhan dapat digambarkan sebagai suatu siklus
kegiatan yang disebut dengan siklus PDCA (Plan, Do, Check, and
Action) agar tujuan dapat tercapai secara optimal. Pengertian
rangkaian kegiatan dalam siklus PDCA adalah dimulai sejak Plan
(penyusunan rencana kerja), Do (pelaksanaan rencana kerja), Check
(pemeriksaan terhadap pelaksanaan rencana kerja) dan Action
+
5950 5950
2.100,80+100 P2P 22
3,8416 ( ) = ( 30,02 P2)2
5950
8.070,43+ 384,16 P2 3,8416 P 22
=901,20 60,04 p 2+
5950
2
P2
2 2
8.070,43+384,16 P23,8416 P2 =5.362 .140357.238 P2+ 5950 P
5.953,8416 P 22 357.622,16 P2 +5.354 .069,57=0
b b24 ac
P2 =
2a
4.3.1.2. Tujuan
Pelayanan promosi kesehatan di Puskesmas Plumbon
dilakukan dalam mewujudkan Visi Puskesmas Plumbon yaitu
masyarakat yang sehat mandiri. Maksudnya yaitu dimana
masyarakat telah peduli terhadap kesehatannya dan berupaya untuk
mencapai kesehatan yang layak. Tujuan utama dari promosi
kesehatan di puskesmas adalah mengupayakan individu, keluarga,
4.3.1.4. Kebijakan
Secara umum mengenai pelayanan promosi kesehatan
4.3.1.5. Strategi
Secara umum srategi upaya pelayanan promosi kesehatan
terdiri dari 3 komponen yaitu :
2) Advokasi
3) Dukungan Sosial.
4.3.1.6. Metode
UD
JOBO
MJU
LUTE
UPL
KPE
KPE
PAKE
NSI
NSI
SARANA
PRASARANA
RUMAH
1 0
SAKIT
PUSKESMAS 1 1
PUSTU 1 1 1 3
POSKEL / 1 1 1 1 4
POSKESDES
POSYANDU 8 8 5 9 11 8 5 9 8 71
KLINIK
0
BERSALIN
RUMAH
0
BERSALIN
PRAKTEK
DOKTER 1 1 3 1 1 1 7
UMUM
PRAKTEK
DOKTER 0
GIGI
DOKTER 1 1
SPESIALIS
BIDAN
3 2 1 3 3 1 1 1 15
PRAKTEK
PARAMEDIS 8 3 8 3 2 1 1 1 27
APOTIK 1 2 1 4
TOKO OBAT 1 1
TOKO JAMU 1 1 1 3
LAB.
1 1
SWASTA
Sumber:Laporan Puskesmas Plumbon, 2016
% STATUS
% INDIKATOR PHBS
RUMAH
TIDAK SEHAT
ASI EKSLUSIF
DAN SABUN
DITIMBANG
NO NAMA DESA
LINAKES
SEHAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 TELUK AGUNG 1575 5051 113 148 393 1573 1558 1551 1470 1552 995 1522 1003 580
2 PLUMBON 1386 1649 131 85 429 1641 1641 1641 1641 1641 1274 1641 989 477
3 DUKUH 1161 3600 68 69 343 1148 1105 1161 1120 1162 741 1153 756 403
4 PKD. JAYA 1437 1384 345 277 336 1374 1315 1333 1321 1362 765 1354 997 440
5 PEKANDNAGAN 1125 1284 64 49 300 1284 1085 1282 1276 1248 517 1275 802 323
6 SINGARAJA 2356 5621 135 93 502 1697 1697 1685 1673 1698 955 1698 1662 366
7 SINGAJAYA 1655 2740 186 211 417 1788 1838 1812 1800 1624 1004 569 1238 417
8 BOJONGSARI 1479 4834 66 63 406 1466 1466 1459 1461 1464 981 1460 1067 414
9 KEPANDEAN 891 2054 43 45 272 891 891 891 891 889 524 879 640 255
JUMLAH 13065 28217 1151 1040 3398 12862 12596 12815 12653 12640 7756 11551 9156 3675
No Desa/Kelurahan Strata
1 Teluk Agung Madya
2 Plumbon Madya
3 Dukuh Mandiri
4 Pekandangan Jaya Madya
5 Pekandangan Madya
6 Bojongsari Madya
7 Kepandean Mandiri
8 Singajaya Madya
9 Singaraja Madya
Tabel 4.44 Daftar Pelaksanaan Pembinaan dan Pengawasan TTU-I dan TPM
N INDIKATOR UTAMA
NAMA TEMPAT WAKTU
O PEMBINAAN
1 Humairah Skin Care 30/5/2017 Hanya Inspeksi
2 Indomart Pekandangan 30/5/2017 Penyimpanan Makanan dan
Minuman Kadaluarsa,
3 MM Toserba 30/5/2017 Persyaratan Kemasan Makanan
4 Kripik Wahyu 31/5/2017 Bahan Tambahan Pangan,
5 Sirup ESTU 31/5/2017 Penyimpanan alat makan,
6 Kripik Sukun Dukuh 31/5/2017 Penyimpanan bahan makanan
7 Tahu Permana 1/6/2017 dan Kemasan Makanan
8 Tahu Mekar Sari 1/6/2017
9 Tahu Jaya Abadi 1/6/2017
Penyimpanan
Nama limbah
Pengangkutan limbah B3
- Pasal 47
Tentang sampah
Segi penyimpanan
a. Tujuan
b. Ruang lingkup
Rencana ini mencangkup tentang penanganan limbah
medis yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan kesehatan di
puskesmas plumbon
c. Definisi
d. Tanggung jawab
1. Kepala puskesmas
3. Bidan desa
4. Petugas sanitarian
e. Uraian
Limbah kimia
f. Dokumen terkait
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Klinik Sanitasi
5. Cakupan perilaku cuci tangan pakai sabun dengan kualitas air bersih
dan kontruksi yang memenuhi sayarat di desa Plumbon sebesar 100
%.
5.2. Saran
1. Klinik Sanitasi
3. Pemberdayaan Masyarakat
Dalam rangka pencapaian kemandirian kesehatan,
pemberdayaan masyarakat merupakan unsur penting yang tidak bisa
diabaikan. Pemberdayaan kesehatan di bidang kesehatan merupakan
sasaran utama dari promosi kesehatan. Oleh karena itu kepada pihak
puskesmas khususnya bidang promosi kesehatan diharapkan untuk lebih
aktif dalam melakukan advokasi kepada perangkat desa atau instansi
pemerintah lainnya sehingga pelaksanaan pemberdayaan masyarakat
tidak hanya dapat dilakukan oleh petugas kesehatan di Puskesmas tetapi
juga dapat dilaksanakan oleh seluruh masyarakat terutama para kader
atau tokoh masyarakat setempat di wilayah kerja puskesmas plumbon.
Buku pedoman Desa Siaga Aktif. 2010. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat