JAKARTA
SILABUS
A. IDENTITAS MATA KULIAH
Nama Mata Kuliah : Ilmu Pendidikan Islam (IPI)
Kode Mata Kuliah : ---
SKS : 2 SKS
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Prasyarat : ---
Dosen : Fatkhu Yasik, M.Pd.
Supaya mahasiswa terbiasa dengan ketentuan penyusunan tugas akhir (skripsi) STAINU Jakarta,
maka makalah yang disusun mengikuti ketentuan sebagai berikut:
1. Makalah yang disusun dengan struktur berikut:
a. BAB I berjudul Pendahuluan, yang berisi sub bab: a) Latar Belakang Masalah, b) Identifikasi
Masalah, dan c) Pembatasan dan Perumusan Masalah.
b. BAB II adalah deskripsi teori/masalah yang dibahas. Judul menyesuaikan dengan pokok bahasan.
Contoh: BAB II Pengertian dan Konsep Dasar Pendidikan Islam. Sub-bab yang dicantumkan juga
menyesuaikan dengan kebutuhan pembahasan.
c. BAB III berjudul Kesimpulan. Bab ini memuat tentang poin penting dari pokok bahasan yang
diuraikan dalam BAB II.
2. Makalah diketik dengan kertas A4 spasi 1.15 dengan karakter huruf Times New Roman font 12.
3. Jumlah makalah minimal 8 halaman (terdiri dari BAB I, II, dan III).
4. Setelah diseminarkan, makalah diperbaiki berdasarkan saran-saran (rekomendasi) peserta dan
dosen pengasuh.
I. EVALUASI
Nilai Akhir (NA) mahasiswa pada mata kuliah ini memiliki rentang nilai 1-100. Komponen
penilaian terdiri dari:
1. Makalah (N1) : bobot 30% dengan nilai maksimum 100.
2. Presentasi dan Diskusi (N2) : bobot 20% dengan nilai maksimum 100.
3. Tugas Individu (review) (N3) : bobot 20% dengan nilai maksimum 100.
4. Ujian Tengah Semester (N4) : bobot 15% dengan nilai maksimum 100 .
5. Ujian Akhir Semester (N5) : bobot 15% dengan nilai maksimum 100.
Nilai Akhir (NA) merupakan akumulasi dari nilai setiap komponen penilaian sesuai dengan
bobot masing-masing.
Rumus:
Nilai Akhir berkisar dalam rentang angka 0 s.d. 100. Angka-angka tersebut kemudian dikonversikan
ke dalam bentuk nilai A, B, C, D, atau E, dengan ketentuan sebagai berikut.
Indeks Nilai
A 78 100
B 68 77
C 58 67
D 48 57
E 0 47
J. DAFTAR LITERATUR/REFRENSI
C. MATERI POKOK
D. RENCANA PERKULIAHAN
F. SISTEM PENILAIAN
1. Makalah, yaitu makalah yang harus diseminarkan di kelas, sesuai dengan pembagian
topik pembahasan.
2. Book review. Buku yang akan direview adalah buku tentang pemikiran pendidikan Islam
atau yang serupa. Buku yang akan di review terlebih dulu harus dikonsultasikan pada
dosen pengasuh. Hasil review ini sebagai bahan ujian Quiz).
H. KETENTUAN MAKALAH
1. Makalah diketik dengan kertas A4 (kwarto) spasi ganda dengan karakter huruf Time
New Roman 12, tanpa dijilid.
2. Makalah minimal herus berisi Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah,
Isi dan penutup.
3. Makalah harus mencantumkan sumber referensi minimal 10 buku, salah satunya harus
ada sumber referensi yang berbahasa Inggris, arab dan internet.
4. Makalah minimal 8 halaman.
5. Makalah disampaikan kepada dosen pengasuh minimal 24 jam sebelum diseminarkan
dikelas.
6. Setelah diseminarkan, makalah diperbaiki berdasarkan saran-saran (rekomendasi)
peserta dan dosen pengasuh.
J. BAHAN BACAAN/REFERENSI
Abu Ali Khalil al-Ainaini, Falsafah al-Tarbiyah al-Islamiyah fi al-Quran al-Karim, Mesir:
Dar`al-Fikr 1980
Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1993
Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan al-Quran, Jakarta:
Reneka Cipta, 1994
Abudin Nata, Filsafat Pendidkan Islam, Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 2001
Hasan Langgulung, Manusia dan pendidikan Jakarta: Pustaka al-Husna, 1989
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum PAI, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004
Ahmad`D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-maarif, 1962)
Al-Abrasyi, Muhammad Athiyah, Pemikiran Pendidikan Islam, Terj. Syamsudin Asrofi dkk, dari Ruh al-
Islam, Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1996
Yasmadi, Kritik Nurcholish Madjid Terhadap Pendidikan Islam Tradisional, Jakarta:Ciputat Press.
Labels: IPI
SILABUS
MATA KULIAH
ILMU PENDIDIKAN ISLAM
Program Studi : Strata PAI
Tujuan
Mahasiswa dapat mengenali lebih banyak tentang ruang lingkup Ilmu Pendidikan Islam.
B. Materi Perkuliahan
1 Perkenalan Silabus
2 Pendidikan Kurikulum Pengajaran
3 Dasar Ilmu Pendidikan Islam :
o Al Quran
o As Sunnah
o Ijtihad
4 Pendidikan dalam Perspektif Islam :
o Profesionalisme dalam Pendidikan Islam
o Pendidikan dalam Rumah Tangga
o Sertifikasi Guru
5 Tujuan Pendidikan Islam:
o Umum
o Khusus
6 Kurikulum Pendidikan Islam :
o Ciri-ciri
o Prinsip-prinsip
o Langkah-langkah untuk mendesain kurikulum pendidikan Islam
7 Pendekatan dan Metode Pendidikan Islam :
o Cara melaksanakan pengajaran
o Metode pembinaan rasa beragama
D. Kegiatan Perkuliahan
Perkuliahan dilaksanakan dalam 14 kali pertemuan tatap muka termasuk ujian tengah semester sesuai dengan
ketentuan akademik dari FAI.
Kegiatan perkuliahan dilaksanakan dengan pendekatan pembelajaran orang dewasa, mahasiswa aktif melalui
diskusi-diskusi, penulisan makalah kelompok, tugas individual, dan hafalan lisan Al Quran ayat 23-24 surat Al Israa.
Mahasiswa dibagi dalam kelompok kecil sesuai dengan jumlah mahasiswa dalam putaran penyajian makalah
kelompok.
Makalah diseminarkan, disanggah atau diperbandingkan oleh kelompok pembanding dan ditanggapi oleh kelompok
lain sebagai masukan untuk perbaikan.
E. Penilaian
Penilaian hasil belajar didasarkan atas empat komponen penilaian, yaitu : kehadiran perkuliahan tatap muka 15 %,
nilai tugas kelompok dan individu 20 %, UTS 25 %, kuis dan UAS 40 %, pembobotan disesuaikan dengan peratutran
yang berlaku di FAI.
Buku Rujukan
Ahmad Tafsir, Dr, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif, Remaja Rosda Karya , Bandung, 2000
Zakiah Darajat, Dr, Prof, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1996
Zuhairini, Dra, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2000
Jadi, Pendidikan Islam berarti sistem pendidikan yang memberikan kemampuan sseseorang
untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan nilai-nilai Islam yang telah menjiwai
dan mewarnai corak kepribadiannya, dengan kata lain pendidikan Islam adalah suatu sistem
kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah
sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia baik duniawi
maupun ukhrawi.
a. Menurut Drs. Ahmad D. Marimba : Pendidikan islam adalah bimbingan jasmani, rohani
berdasarkan hukum-hukum agama islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama
menurut ukuran-ukuran Islam.
b. Menurut Musthafa Al-Ghulayaini: Pendidikan Islam ialah menanamkan akhlak yang mulia di
dalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan air petunjuk dan
nasihat, sehingga akhlak itu menjadi salah satu kemampuan (meresap dalam) jiwanya kemudian
buahnya berwujud keutamaan, kebaikan dan cinta bekerja untuk kemanfaatan tanah air.
Namun dari perbedaan pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan adanya titik persamaan yang
secara ringkas dapat dikemukakan sebagai berikut : Pendidikan Islam ialah bimbingan yang
dilakukan oleh seorang dewasa kepada anak didik dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki
kepribadian muslim.
Ilmu Pendidikan Islam mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, karena didalamnya banyak
pihak-pihak yang ikut terlibat baik secara langsung atau tidak langsung.Objek ilmu pendidikan
islam ialah situasi pendidikan yang terdapat pada dunia pengalaman. Diantara objek atau segi
ilmu pendidikanislam dalam situasi pendidikan islam:
Yaitu pihak yang merupakan objek terpenting dalam pendidikan. Hal ini disebabkan perbuatan
atau tindakan mendidik itu diadakan atau dilakukan hanyalah untuk membawa anak didik ke
arah tujuan pendidikan islam yang di cita-citakan.
Yaitu landasan yang menjadi fondamen serta sumber dari segala kegiatan pendidikan islam ini
dilakukan. Maksudnya pelaksanaan pendidikan islam yaitu arah kemaana anak didik akan
dibawa.
4.Pendidikan
Yaitu subjek yang melaksanakan pendidikan islam. Pendidik ini mempunyai peran penting
karena berpengaruh kepada baik atau tidaknya hasil pendidikan islam.
5.Materi pendidikan islam
Yaitu bahan bahan atau pengalaman pengalaman belajar ilmu agama islam yang disusun
yang sedemikian rupa untuk disajikan kepada anak didik.
Ialah cara yang paling tepat dilakukan oleh pendidik untuk menyampaikan bahan atau materi
pendidikan islam agar materi pendidikan islam tersebut dapat dengan mudah diterima oleh anak
didik
7.Evaluasi pendidikan
Yaitu memuat cara cara bagaimana mengadakan evaluasi atau penilaian terhadap hasil belajar
anak didik.
9.Lingkungan sekitar
Yang dimaksud ialah keadaan keadaan yang ikut berpengaruh dalam pelaksanaan serta hasil
pendidikan islam.
Dari kajian antropologi dan sosiologi dapat kita ketahui tiga fungsi pendidikan:[3]
1.Untuk mengembangkan wawasan subjek didik mengenai dirinya dan alam sekitarnya dengan
semakin luasnya wawasan akan menimbulkan berbagai kreatifitas.
2.Untuk melestarikan nilai-nilai insane yang akan menjadi filter bagi wawasan hidupnya
sehingga wawasannya menjadi tepat.
3.Untuk membuka pintu ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidupnya.
a.Pendidikan sebagai usaha membentuk pibadi manusia harus melalui proses panjangdengan
resultat (hasil) yang tidak dapat diketahui dengan segera, berbeda dengan membentuk benda mati
yang dapat dilakukan sesuai dengan keinginan pembuatnya.
b.Pendidikan Islam pada khususnya yang bersumber pada nilai-nilai agama Islam menanamkan
atau membentuk sikap hidup yang dijiwai nilai-nilai tersebut, juga mengembangkan kemampuan
berilmu pengetahuan sejalan dengan nilai-nilai Islam yang menlandasinya adalah merupakan
proses ikhtiariyah yang secara peadogogis. Mampu mengembangkan hidup anak didik kearah
kedewasaan atau kematangan yang menguntungkan dirinya.
c.Islam sebagai agama wahyu yang diturunkan oleh Allah dengan tujuan untuk mensejahterakan
dan membahagiakan hidup dan kehidupan umat manusia di dunia dan di akhirat, baru dapat
mempunyai arti fungsional dan aktul dalam diri manusia bila mana dikembangkan melalui proses
kependidikan yang sistematis
d.Ruang lingkup kependidikan Islam adalah mencangkup segala bidang kehidupan manusia
dimana manusia mampu memanfaat kan sebagai tempat menanam benih-benih amaliyah yang
buuahhnya akan dipetik di akhirat nanti, maka pembentukan sikap dan nilai-nilai amaliyah dalam
pribadi manusia baru dapat efektifbilamana dilakukan melalui proses kependidikan yang berjalan
diatas kaidah-kaidah ilmu pengetahuan kependidikan.
e.Teori-teori, hipotesa dan asumsi-asumsi kependidikan yang bersumber ajaran Islam sampai
kini masih belum tersusun secara ilmiah meskipun bahan-bahan bakunya telah tersedia. Baik
dalam kitab suci al-Quran dan Hadist maupun qaul ulama.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pendidikan Islam ialah bimbingan yang dilakukan oleh seorang dewasa kepada anak didikdalam
masa pertumbuhan agar ia memiliki kepribadian muslim.Sedangkan yang dimaksud
dengan Ilmu ialah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan mempunyai
metode-metode tertentu yang bersifat alamiah.
Dengan demikian Ilmu Pendidikan Islam ialah uraian secara sistematis dan ilmiah tentang
bimbingan atau tuntutan pendidikan kepada anak didik dalam berkembang. agar tumbuhmenjadi
pribadi yang baik menurut ajaran islam.
[1]Zakiah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000), hlm. 25.
[2]M.Arifin, ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan
Interdisipliner, (Jakarta: Bumi aksara, 1991), hlm. 32.
[3]Achamadi, Ilmu Pendidikan Islam 1, (Salatiga: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 1987),
hlm. 15-16.
I. PENDAHULUAN
Pendidikan sangat diperlukan sebagai proses yang mampu membangun potensi manusia menuju kemajuan dalam
segala aspek. Pendidikan menurut Islam atau Pendidikan Islami, yakni pendidikan yang dipahami dan yang
dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya, yaitu Al-quran dan
Al-Sunnah.[1]
Kemajuan ilmu dan teknologi yang makin canggih dewasa ini telah menimbulkan berbagai macam perubahan dalam
kehidupan manusia, termasuk perubahan dalam tatanan sosial dan moral. Dibalik kemajuan yang demikian pesat itu,
mulai terasa pengaruh yang kurang menggembirakan, yaitu mulai tampak dan terasa nilai-nilai luhur agama, adat
dan norma sosial yang selama ini sangat diagungkan bangsa indonesia mulai menurun bahkan kadangkala
diabaikan, karena ingin meraih kesuksesan dalam karier dan kehidupan. Untuk menangkal kesemuanya ini salah
satu upaya yang dianggap ampuh adalah melalui jalur pendidikan, terutama pendidikan agama khususnya
pendidikan agama Islam. Sebab pendidikan agama Islam berorientasi pada pembekalan kemampuan intelektual
tinggi yang memiliki akhlaqul karimah yang baik.
Pendidikan haruslah dilihat sebagai bagian yang utuh, yang memposisikan guru, materi pelajaran yang diberikan,
proses pendidikan, lingkungan rumah, sosial atau masyarakat, ekonomi, dan budaya lingkungan siswa sebagai
bagian yang tak terpisahkan dalam proses pembentukan karakter (building) siswa menjadi anak yang sholeh.[2]
II. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Ilmu Pendidikan Islam
2. Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam
III. PEMBAHASAN
1. A. Pengertian
Ilmu menurut John G. Kemeny dalam bukunya A Philosopher Look at Sciense, adalah All Knowledge Collected By
Means Of The Scientific Method, dalam batasan ini ilmu terdiri atas pengetahuan.[3] Artinya bahwa ilmu merupakan
kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan mempunyai metode-metode tertentu yang bersifat
ilmiah.
Ada beberapa pengertian mengenai makna dari Pendidikan Islam, antara lain:
1. Menurut Musthafa Al-Ghulayaini, bahwa Pendidikan Islam adalah menanamkan akhlak yang mulia di dalam
jiwa anak dalam masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan air petunjuk dan nasihat, sehingga akhlak
tersebut menjadi salah satu kemampuan dalam jiwanya, kemudian buahnya berwujud keutamaan, kebaikan,
dan cinta bekerja untuk kemanfaatan tanah air.
2. Hasil Seminar Pendidikan Islam se-Indonesia tgl 7-11 Mei 1960 di Cipayung Bogor, menyatakan bahwa
Pendidikan Islam adalah bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan
hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.[4]
Dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Islam adalah bimbingan yang dilakukan oleh seseorang dewasa kepada anak
didik dalam masa pertumbuhan, agar ia memiliki kepribadian muslim.
Secara garis besar Ilmu pendidikan Islam dapat diartikan sebagai studi tentang proses kependidikan yang
didasarkan pada nilai-nilai filosofis ajaran Islam yang berdasarkan Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.[5]
1. B. Ruang Lingkup Pendidikan Islam
Bahwasanya ada beberapa ruang lingkup pendidikan Islam antara lain :
1. Memperhatikan sifat-sifat dasar manusia yaitu konsep tentang manusia sebagai makhluk unik yang
mempunyai potensi bawaan seperti fitrah, bakat minat, dan karakter yang berkecenderungan pada Al-Hanif
(rindu akan kebenaran dari Tuhan) berupa agama Islam ( Al Kahfi ayat 29) sebatas kapasitas dan ukuran
yang ada.
2. Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam
Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam mengandung nilai yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup manusia di
dunia untuk mengelola dan memanfaatkan dunia sebagai bekal kehidupan di akherat.[7]
1. 2. Pendidik
Saat ini pendidik diposisikan sebagai fasilitator/mediator yang bertugas menfasilitasi atau membantu siswa selama
proses penbelajaran berlangsung. Pendidik tidak lagi dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi, sebab
informasi juga bisa diperoleh dari peserta didik. Penciptaan suasana menyenangkan dan adanya kesadaran
emosional yang tidak dalam keadaan tertekan akan mengaktifkan potensi otak dan menimbulkan daya berpikir yang
intuitif dan holistik.[8]
1. 3. Peserta didik
Siswasebagai objek utama dalam pendidikan memegang peranan yang sangat strategis. Artinya bahwa siswa dapat
dijadikan sebagai salah satu indikator terwujudnya sekolah berkualitas. Siswa sebagai salah satu input di sekolah,
sangat mempengaruhi pembentukan sekolah yang berkualitas. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor,
misalnya latar belakang peserta didik, kemampuan peserta didik, prinsip hidup, dan sebagainya.
IV. KESIMPULAN
Ilmu pendidikan Islam dapat diartikan sebagai studi tentang proses kependidikan yang didasarkan pada nilai-nilai
filosofis ajaran Islam berdasarkan Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.
Ada beberapa hal yang menjadi ruang lingkup dari Ilmu Pendidikan Islam, diantaranya yaitu :
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Abdurrahman Saleh. 1990. Jakarta: Rineka Cipta
Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta Selatan: Ciputat Pers
Junaedi , Mahfud. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Semarang: RaSAIL
Muhaimin. 2002. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Mujib. Abdul. 2006.Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana
Mukhtar. 2003. Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Misaka Galiza
Sudiyono. 2009. Ilmu Pendidikan Islam Jilid I. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Baca juga:
Ilmu pendidikan islam bukanlah ilmu yang ruang lingkup kajiannya hanya
berkutat pada ranah toeiritis, namun juga praktis. Baik pada tataran teoritis
maupun praktis, ilmu pendidikan islam berupaya untuk merealisasikan misi
ajaran islam yang di antaranya: menyebarluaskan dan menginternalisasikan
ajaran islam ke dalam jiwa setiap manusia, memotivasi umat islam untuk
mewujudkan nilai-nilai ajaran islam yang terdapat dalam Al-Quran dan Sunnah,
memotivasi umat islam untuk menciptakan pola kehidupan yang menjadikan
individu maupun masyarakat menjadi sejahtera, serta peningkatan derajat dan
martabat manusia baik dalam konteks vertikal maupun horizontal.
Sedangkan menurut Ibnu Sina, tujuan pendidikan Islam harus diarahkan pada
pengembangan seluruh potensi yang dimiliki seseorang ke arah
perkembangannya yang sempurna meliputi fisik, intelektual, dan budi pekerti.
Selain itu, tujuan pendidikan Islam harus diarahkan kepada upaya
mempersiapkan seseorang agar dapat hidup di masyarakat secara bersama-
sama dengan melakukan pekerjaan dan keahlian yang dipilihnya sesuai dengan
bakat, kecenderungan, kesiapan, dan potensi yang dimilikinya. Sedangkan
tujuan ilmu pendidikan islam di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pembuktian terhadap teori-teori kependidikan islam yang
merangkum aspirasi atau cita-cita islam yang harus diupayakan agar
terealisasi.
2. Memberikan bahan informasi tentang pelaksanaan pendidikan islam dalam
segala aspeknya bagi pengembangan ilmu pendidikan islam.
3. Mengoreksi kekurangan dari teori-teori yang menjadi pegangan ilmu
pendidikan islam sehingga memungkinkan bertemunya teori dan praktik
dalam hubungan yang semakin dekat dan bersifat interaktif.
Pada fase-fase berikutnya para peserta didik akan memahami dan menghayati
agama islam secara mendalam melalui proses pendidikan islam yang diberikan
oleh para guru pendidikan agama islam. Kesadaran keberagamaan mereka akan
semakin meningkat seiring berjalannya waktu dengan proses internalisasi nilai-
nilai keislaman yang terus didapatkan dalam proses pembelajaran.
Itulah uraian tentang pengertian dan tujuan dari ilmu pendidikan islam. Sampai
saat ini, masih banyak ilmuan dan para intelektual muslim yang terus berupaya
membangun dan mengembangkan ilmu pendidikan islam. Ilmu pendidikan islam
juga tidak lepas dari kritik. Di antara kritik terhadap ilmu pendidikan islam ialah
belum memiliki landasan epstemologis yang jelas dan mandiri tanpa harus
mengacu pada ilmu pendidikan yang telah ada yang berasal dari barat.
Baca juga :
Daftar Rujukan
-Secara Umum
1. Religius
Merupaken elemen atau dasar pendidikan yang paling pokok, disini ditanamkan nilai
nilai agama islam (iman, akidah dan akhlak) sebagai suatu pondasi yang kokoh dalam
pendidikan.
2. Ideologis
Yaitu mengacu kepada ideologi bangsa kita yakni nya pancasila dan berdasarkan kepada
UUD 1945. Dan intinya adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
3. Ekonomis
Pendidikan bisa dijadikan sebagai suatu langkah untuk mendapatkan kehidupan yang
layak dan keluar dari segala bentuk kebodohan dan kemiskinan.
4. Politis
Lebih mengacu kepada suasana politik yang berlansung.
5. Teknologis
Dunia telah mengalami eksplosit ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan bisa dikatakan
teknologi sangat memiliki peran dalam kemajuan dunia pendidikan.
BAB III
PENUTUP
Dasar pendidikan menurut islam fokus kepada Al-quran dan hadist sedang secara umum dasar
pendidikan juga lebih menitik beratkan ke dasar religius.
Tujuan Pendidikan baik secara islam dan umum hampir memiliki kesamaan yaitu mendapatkan
kesuksesan. Apabila digabungkan maka tujuan pendidikan adalah upaya untuk meraih kesuksesan
hidup di dunia dan akherat.
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Untuk mendapatkan
pendidikan yang baik maka perlu adanya pemahaman terhadap dasar dan tujuan pendidikan secara
mendalam baik secara islam maupun secara umum.
Pendidikan Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertakwa secara sadar mengarahkan dan
membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke
arah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya (Akaha, 2001, 154-155).
Pendidikan Islam merupakan sebuah usaha untuk menjadikan anak keturunan dapat mewarisi ilmu
pengetahuan (berwawasan islam). Setiap usaha dan tindakan yang disengaja untuk mencapai tujuan harus
mempunyai sebuah landasan atau dasar tempat berpijak yang baik dan kuat.
a. Al-Quran
Menurut pendapat yang paling kuat, seperti yang diungkapkan oleh Subhi Shaleh, al-Quran berarti bacaan,
yang merupakan kata turunan (masdar) dari fiil madhi qaraa dengan arti ism al-maful yaitu maqru yang artinya
dibaca (Atang Abd. Hakim dkk, 2000:69).
Bacalah dengan (menyebut) Nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu lah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan
perantaraan kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S. al-Alaq: 1-5).
Ayat tersebut merupakan perintah kepada manusia untuk belajar dalam rangka meningkatkan ilmu
pengetahuan dan kemampuannya termasuk didalam mempelajari, menggali, dan mengamalkan ajaran-ajaran
yang ada al-Quran itu sendiri yang mengandung aspek-aspek kehidupan manusia. Dengan demikian al-Quran
merupakan dasar yang utama dalam pendidikan Islam.
b. As-Sunnah
Setelah al-Quran maka dasar dalam pendidikan Islam adalah as-Sunnah, as-Sunnah merupakan perkataan,
perbuatan apapun pengakuan Rasulullah SAW, yang dimaksud dengan pengakuan itu adalah perbuatan orang
lain yang diketahui oleh Rasulullah dan beliau membiarkan saja kejadian itu berjalan. Sunnah merupakan
sumber ajaran kedua setelah al-Quran, Sunnah juga berisi tentang akidah, syariah, dan berisi tentang
pedoman untuk kemaslahatan hidup manusia seutuhnya (Daradjat, 2006:20-21).
Tujuan pendidikan dapat dilihat dari berbagai segi. Dilihat dari segi gradisnya, ada tujuan akhir dan tujuan
sementara. Dilihat dari sifatnya ada tujuan umum dan khusus, dilihat dari segi penyelenggaraannya terbagi
atas formal dan non formal, ada tujuan nasional dan institusional.
Berikut tujuan pendidikan Islam berdasarkan peranannya sebagai hamba Allah (Achmadi, 2005: 95-98):
1. Menjadi hamba Allah yang bertakwa. Tujuan ini sejalan dengan tujuan hidup dan penciptaan manusia,
yaitu semata-mata untuk beribadah kepada Allah. Dengan pengertian ibadah yang demikian itu maka
implikasinya dalam pendidikan terbagi atas dua macam yaitu: a). Pendidikan memungkinkan manusia mengerti
tuhannya secara benar, sehingga semua perbuatan terbingkai ibadah yang penuh dengan penghayatan kepada ke
Esaan-Nya. b). Pendidikan harus menggerakkan seluruh potensi manusia (sumber daya manusia), untuk
memahami sunnah Allah diatas bumi.
2. Mengantarkan subjek didik menjadi khalifatullah fil ard (wakil Tuhan diatas bumi) yang mampu
memakmurkannya (membudayakan alam sekitarnya).
3. Memperoleh kesejahteraan, kebahagiaan hidup di dunia sampai akhirat.
Ketiga tujuan tertinggi tersebut diatas berdasarkan pengalaman sejarah hidup manusia dan dalam pengalaman
aktivitas dari masa ke masa, belum pernah tercapai sepenuhnya baik secara individu maupun sebagai
makhluk sosial.
Menurut D. Marimba mengemukakan bahwa tujuan akhir pendidikan Islam adalah terbentuknya kepribadian
muslim (Marimba, 1989:46). Muhammad athiyah al-barbasy berpendapat bahwa tujuan akhir pendidikan Islam
adalah terciptanya akhlak yang sempurna dan keutamaan.
Menurut Omar Muhammad al-Taumy al-Syaibani, tujuan pendidikan Islam ada pada tiga bidang asasi yaitu:
1. Tujuan-tujuan individual yang berkaitan dengan individu-individu pelajaran (learning), dan dengan
pribadi-pribadi mereka, dan apa-apa yang berkaitan dengan individu-individu tersebut pada perubahan yang
diinginkan pada tingkah laku, aktivitas, dan pencapaiannya, dan pada pertumbuhan yang diingini pada pribadi
mereka, dan pada persiapan yang dimestikan kepada mereka, pada kehidupan dunia dan akhirat.
2. Tujuan-tujuan sosial yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat secara keseluruhan dengan tingkah
laku masyarakat umumnya, dengan apa yang berkaitan dengan kehidupan, memperkaya pengalaman dan
kemajuan yang diingini.
3. Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni,
sebagai profesi dan sebagai suatu aktivitas diantara aktivitas-aktivitas masyarakat.
Daftar Pustaka
Ahmad D. Marimba. 1989. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Al-maarif
Achmadi. 2005. Ideologi Pendidikan Islam: Paradigma HumanismeTeosentris. Yogyakarta: Pustaka Pelaja..
Atang Abd. Hakim dan Jaih Mubarok. 2000. Metodologi Studi Islam. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Chabib Thoha M.A. 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam, cet. I. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
H. Akhmad Zulfaidin Akaha, ed. 2001. Psikologi Anak dan Remaja Muslim. Jakarta Timur: Pustaka al-Kautsar.
Omar Muhammad al-Taumy, al-syaibany. Filsafat Tarbiyah al-Islamiyah, terjemahan Hasan Langgulung.
Falsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
Zakiah daradjat. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Zuhairini, Dkk. 1993. Metodologi Pendidikan Agama. Solo: Ramadhani.
A. Pengertian Asas-Asas Pendikan
Asas pendidikan Islam adalah asas perkembangan dan pertumbuhan dalam perikehidupan
yang berkeseimbangan antara kehidupan duniawiah dan ukhrawiah, jasmaniah dan
rohaniah atau antara kehidupan materiil dan mental spiritual. Asas-asas yang lain dalam
pelaksanaan operasional seperti asas adil dan merata, asas menyeluruh dan asas
integralitas, adalah juga dijadikan pegangan dalam pendidikan praktis sesuai pandangan
teoritis yang dipegangi.[1]
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata asas bermakna suatu kebenaran yang
menjadi pokok dasar atau tumpuan berfikir (berpendapat).[2] Disebutkan pula terdapat
kosa kata prinsip semakna dengan kata asas, jadi dapat dikatakan bahwa asas sama
dengan prinsip. Dengan demikian yang dimaksud dengan asas pendidikan Islam adalah
prinsip pendidikan Islam yaitu, kebenaran yang dijadikan pokok dasar dalam
merumuskan dan melaksanakan pendidikan Islam.
Prinsip-prinsip ajaran ini digunakan dalam merumuskan dan melaksanakan ajaran Islam.
Prinsip-prinsip ini sifatnya permanen karena merupakan suatu ajaran dan tidak boleh
dihilangkan atau diubah karena ketika prinsip tersebut dihilangkan atau diubah maka
menghilangkan sifat dan karakter pendidikan Islam.[3]
B. Asas-Asas Pokok Pendidikan
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan
berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusus untuk
pendidikan di Indonesia, terdapat sejumlah asas yang memberi arah dalam merancang
dan melaksanakan pendidikan itu. Asas-asas tersebut bersumber baik dari kecenderungan
umum pendidikan didunia maupun yang bersumber baik dari pemikiran dan pengalaman
sepanjang sejarah upaya pendidikan di Indonesia. Diantara berbagai asas tersebut, tiga
buah asas akan dikaji lebih lanjut dalam paparan ini.
1. Asas Tut Wuri Handayani
Asas tutwuri handayani, yang kini menjadi semboyan Depdikbud, pada awalnya
merupakan salah satu dari Asas 1922 yakni tujuh buah asas dari perguruan nasional
taman siswa (didirikan 3 juli 1922). Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan
inti dari sistem among dari perguruan itu. Asas maupun semboyan tutwuri handayaniyang
dikumandangkan oleh kihajar dewanatara itu mendapat tanggapan positif dari Drs. R.m.p
sustra kartono (filsafat dan ahli bahsa), yakni ketiga semboyan tersebut telah menyatu
menjadi satu kesatuan asas, yakni:
a. ing ngrasa sung tulada (jika didepan, menjadi contoh)
b. ing madya mangun karsa (jika ditengah-tengah, membangkitkan kehendak, hasrat
adalah motivasi)
c. tut wuri handayani (jika dibelakang, mengikut dengan asas)
Dari sisi lain, pendidik setiap saat siap memberi uluran tangan apabila diperlukan anak,
ing ngarsa ing tulodo (didepan memmberi contoh) adalah hal yang baik melihat
kebutuhan anak maupun pertimbangan guru. Ing madya mangun karsa (ditengah
membangkitkan kehendak) diterapkan dalam situasi kurang bergairah adalah ragu-ragu
untuk mengambil keputusan atau tindakan, sehingga perlu di upayakan untuk motivasi,
ketiga semboyan tersebut sebagi satu kesatuan asas (ing ngarsa sung tulada, ing madya
mangun karsa, dan tut wuri handayani) telah menjadi asas penting dalm pendidikan di
indonesia.
2. Asas Belajar Sepanjang Hayat.
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain
terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Pendidikan seumur hidup
merupakan concep. Oleh karena itu,UNESCO Institute for education (UIE Hamburg)
menetapkan suatu devinisi kerja yakni pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang
harus meliputi:
a. meliputi seluruh hidup setiap individu.
b. mengarah kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan, dan sikap yang dapat
meningkatkan kondisi hidupnya.
c. tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri setiap individu.
3. Asas Kemandirian dalam Belajar
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan mendapatkan guru dalam peran utama
sebagai fasilitator dan motivator, di samping peran-peran yang lain : Informasi,
organisasai dan lain-lain.[4]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Asas pendidikan Islam adalah asas perkembangan dan pertumbuhan dalam
perikehidupan yang berkeseimbangan antara kehidupan duniawiah dan ukhrawiah,
jasmaniah dan rohaniah atau antara kehidupan materiil dan mental spiritual.
2. Macam-macam asas pokok pendidikan, antara lain asas tut wuri handayani, asas
belajar sepanjang hayat, serta asas kemandirian belajar.
3. Macam-macam asas-asas pendidikan diantaranya, asas historis, asas sosial, asas
ekonomi, asas politik dan administrasi, asas psikologi, asas motivasi, asas apersepsi,
asaskorelasi, asas evaluasi, asas globalisasi, asas pusat-pusat minat serta asas
keteladanan.
B. Saran
1. Diharapkan bagi calon pendidik dapat menerapkan asas-asas pendidikan yang berlaku
di Indonesia, sehingga mampu menempatkan diri sebagai fasilitator, informator serta
motivator.
2. Sebaiknya bagi calon tenaga pendidik tidak menjadikan makalah ini sebagai satu-
satunya referensidanbahan ajar.
8.Asas Individuali
sasi : memperhatik
an perbedaan-
perbedaanindividual
peserta didik .
7
9.Asas Sosialisa
si : menciptakan
situasi sosial y
a n g membangkitkan
semangat kerja sama
antara peserta didik
dengan
pendidik, peserta didik
dan masyarakat
dalam menerima pelaj
aran agar
lebih berdayaguna.10.
Asas Evaluasi
: memperhatikan
hasil dari penilaian
terhadapkemampuan
yang dimiliki peserta
didik sebagai umpan
balik pendidik
dalammemperbaiki
cara
mengajar.11.Asas K
ebeb asan : membe
rikan keleluasaan
kein ginan dantinda
kan bagi peserta didik
dengan dibatasi atas
kebebasan yang
mengacu kehal-hal
positif.12.Asas
Lingkungan :
menentukan
metode dengan
berpijak
pada pengaruh
lingkungan
akibat interaksi dengan
lingkungan.13.Asas
Globalisasi :
memperhatikan
reaksi peserta didik
terhadaplingkungan
secara keseluruhan,
tidak hanya secara
intelektual tetapi
jugasecara
fisik.14.Asas
Ketauladanan :
memberikan contoh
terbaik untuk ditiru
danditauladani peserta
didik.15.Asas Pemb
iasaan : membiasa
kan hal-
hal positif dalam d
iri peserta didik
sebagai upaya
praktis dalam
pembinaan mereka.
8
BAB III
7
Samsul Nizar.
Filsafat Pendidikan Islam.
Jakarta : Ciputat Pres.
2002. h. 69
8
Samsul Nizar, h. 70
PENUTUP
A.Kesimpulan
Asas-asas umum
metode pendidikan
Islam ada 4 : (1)Asas
Agama,(2) Asas
Biologis, (3) Asas
Psikologis, (4) Asas
Sosial.
Dan dalam
pelaksanaan asas-asas
umum metode
pendidikan Islam
:Asas Aktivitas, Asas
Apersepsi, Asas Pera
gaan, Asas ulangan,
AsasKolerasi, Asas
Konsentrasi, Asas
Individualisasi, Asas
Sosialisasi, AsasEvalu
asi, Asas Kebebasan,
Asas Lingkungan, As
as Globalisasi, AsasK
etauladanan, dan Asas
Pembiasaan.
B.Saran dan Kritik
Demikian pembahasan
makalah kelompok
kami. Semoga kiranya
dapat bermanfaat bagi
kita semua. Dalam
makalah ini tentunya
masih banyak
terdapatkesalahan dan
kekurangan, untuk itu
saran dan kritik sangat
kami harapkan
demi perbaikan
selanjutnya