PENDAHULUAN
1
1.2 TUJUAN
A. Tujuan umum :
Mahasiswa dapat memahami tentang Bronkopneumonia dan Asuhan Keperawatannya serta
menyusun asuhan keperawatan dengan proses keperawatan klien Bronkonpneumonia
B. Tujuan khusus :
1. Makalah ini mampu menjelaskan tentang definisi, etiologi, Pathofisiologi, tanda dan
gejala, manifestasi klinis, penatalaksanaan keperawatan, dan pencegahan
2. Makalah ini mampu menjelaskan asuhan keperawatan pada anak dengan
bronkopneumonia
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-
paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak Infiltrat (Whalley and Wong,1996).
2.2 ETIOLOGI
3
Aspergillus Sp, Candinda Albicans, Mycoplasma Pneumonia. Aspirasi benda asing.
4. Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya Bronchopnemonia adalah
a) Faktor predisposisi
-usia /umur
-genetik
b) Faktor pencetus
-gizi buruk/kurang
-berat badan lahir rendah (BBLR)
-tidak mendapatkan ASI yang memadai
-imunisasi yang tidak lengkap
-polusi udara
-kepadatan tempat tinggal
2.3 PATOFISIOLOGI
Bronkopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya disebabkan oleh virus
penyebab Bronchopneumonia yang masuk ke saluran pernafasan sehingga terjadi
peradangan broncus dan alveolus dan jaringan sekitarnya. Inflamasi pada bronkus ditandai
adanya penumpukan sekret, sehingga terjadi demam, batuk produktif, ronchi positif dan
mual. Setelah itu mikroorganisme tiba di alveoli membentuk suatu proses peradangan yang
meliputi empat stadium, yaitu :
4
Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak yang harus
ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling
berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin.
5
peningkatan frekuensi napas, hipoksemia, acidosis respiratori, pada klien terjadi sianosis,
dispnea dan kelelahan yang akan mengakibatkan terjadinya gagal napas.
Pathway
Penyebab
anoreksia
Gangguan
keseimbangan Fatique
cairan tubuh
Intake
Intoleransi
Nutrisi kurang dari aktivitas
kebutuhan tubuh
6
2.4 MENISFESTASI KLINIK
Demam (39 40C) kadang-kadang disertai kejang karena demam yang tinggi
Anak sangat gelisah,dan adanya nyeri dada yang terasa ditusuk-tusuk, yang dicetuskan
oleh bernapas dan batuk
Pernapasan cepat dan dangkal disertai pernapasan cuping hidung dan sianosis sekitar
hidung dan mulut.
Kadang-kadang disertai muntah dan diare
Adanya bunyi tambahan pernapasan seperti ronchi, whezing.
Rasa lelah akibat reaksi peradangan dan hipoksia apabila infeksinya serius.
Batuk paroksimal mirip pertussis
Anak-anak yang lebih besar tidak terlihat sakit
Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas selama
beberapa hari. Suhu dapat naik secara mendadak sampai 3940C dan mungkin disertai
kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, dispnu, pernafasan cepat dan
dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis di sekitar hidung dan mulut. Batuk
biasanya tidak dijumpai di awal penyakit, anak akan mendapat batuk setelah beberapa hari,
dimana pada awalnya berupa batuk kering kemudian menjadi produktif.
Pada bronkopneumonia, hasil pemeriksaan fisik tergantung pada luasnya daerah yang
terkena. Pada perkusi toraks sering tidak dijumpai adanya kelainan. Pada auskultasi
mungkin hanya terdengar ronki basah gelembung halus sampai sedang.
Bila sarang bronkopneumonia menjadi satu (konfluens) mungkin pada perkusi terdengar
suara yang meredup dan suara pernafasan pada auskultasi terdengar mengeras. Pada stadium
resolusi ronki dapat terdengar lagi. Tanpa pengobatan biasanya proses penyembuhan dapat
terjadi antara 2-3 minggu.
7
2.6 TANDA DAN GEJALA
1. Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan
a. Nyeri pleuritik
b. Nafas dangkal dan mendengkur
c. Takipnea
2. Bunyi nafas
a. Mengecil, kemudian menjadi hilang
b. Krekels, ronki
c. Pekak pada saat perkusi
3. Gerakan dada tidak simetris
4. Menggigil dan demam 38,8 C sampai 41,1C
5. Diafoesis
6. Anoreksia
7. Malaise
8. Batuk : tidak produktif sampai produktif dengan sputum berwarna keputihan
9. Perilaku
a. Sensitive
b. Gelisah letargik
10. Sianosis Area sirkumoral, dasar kuku kebiruan
11. Masalah-masalah psikososial :
a. Disorientasi,
b. Ansietas
c. Takut mati
2.7 PENATALAKSANAAN
A. farmakologi
Pneumonia ringan
- Amoksilin 25 mg/ kg BB dibagi dalam 2 dosis sehari selama 3 hari . Dieilayah
resistensi penisilin yang tinggi dosis dappat dinaikan sampai 80-90 mb/kgBB.
8
- Kotrimoksazol (trimetoprin 4mg/kgBB sulfametoksazol 20 mg/kgBB) dibagi
dalam 2 dosis sehari selama 5 hari .
Pneumonia berat
- Kloramfenikol 25 mg/kgBB setiap 8 jam
- Seftriakson 50 mg/kgBB i.v setiap 12 jam
- Ampisilin 50 mgkgBB i.m sehari empat kali , dan gentamisin 7,5 mg/kgBB
sehari sekali
- Benzilpenisilin 50.000 U/kgBB setiap 6 jam , dan gentamisin 7,5mg/kgBB
seahri sekali
- Pemberian antibiotic diberikan selama 10 hari pada pneumonia tanpa
komplikasi , sampai saat ini tidak ada studi control mengenai lama terapi
antibiotic yang optimal
B. Non farmakologi
1. Istirahat, umumnya penderita tidak perlu dirawat, cukup istirahat dirumah.
2. Simptomatik terhadap batuk.
3. Batuk yang produktif jangan ditekan dengan antitusif
4. Bila terdapat obstruksi jalan napas, dan lendir serta ada febris, diberikan
broncodilator.
5. Pemberian oksigen umumnya tidak diperlukan, kecuali untuk kasus berat. Antibiotik
yang paling baik adalah antibiotik yang sesuai dengan penyebabnya.
9
2.8 PENCEGAHAN
2. 9 ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
a. Riwayat kesehatan masa lalu
- Kaji riwayat pribadi atau keluarga tentang penyakit paru sebelumnya
- Kaji riwayat reaksi alergi atau sensitifitas terhadap zat / factor lingkungan
b. Aktifitas
- Ketidak kemampuan melakukan aktifitas karena sulit bernafas
- Adanya penurunan kemampuan / peningkatan pemenuhan kebutuhan melakukan
aktifitas sehari-hari
- Tidur dalam posisi duduk tinggi
c. Pernafasan
- Dyspnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktifitas / latihan
- Napas memburuk ketika klien berbaring telentag di tempat tidur
- Menggunakan alat bantu pernafasan , missal meninggikan bahu, melebarkan
hidung
- Adanya bunyi nafas mengi
- Adanya batuk berulang
d. Sirkulasi
- Adanya peningkatan tekanan darah
- Adanya peningkatan frekuensi jantung
10
- Warna kulit / membrane mukosa normal/ abu abu / sianosis
e. Integritas ego
- Ansietas
- Ketakutan
- Peka rangsangan
- Gelisah
f. Asupan nutrisi
- Ketidak kemampuan untuk makan karena distress pernafasan
- Penurunan berat badan karna anoreksia
g. Hubungan social
- Keterbatasan mobilitas fisik
- Susah bicara atau bicara terbata bata
- Adanya ketergantungan pada orang lain
Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan
menentukan gambaran hiperinflasi pada paru paru yakni radiolusen yang bertambah dan
peleburan rongga interkostalis, serta diafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat
komplikasi, maka kelainan yang di dapat adalah sebagai berikut :
- Bila disertai bronchitis ,maka terdapat gambaran infiltrate pada paru
- Dapat pula ditimbulkan gambaran akteletasis local
- Bila terjadi pneumonia mediastinum , pneotoraks, pneomoperikardium, maka
dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru paru.
b. Pemerikasaan kulit
Dilakukan untuk mencari factor alergi dengan berbagai alergen yang dapata
menimbulkan reaksi yang positif pada asma.
c. Elektro kardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3 bagian
dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema paru, yaitu :
- Perubahan aksis jantung, pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock wise
rotation
- Terdapat tanda tanda hipertropi otot jantung, yakni teradapatnya RBB (right
bundle branch block )
- Tanda tanda hipoksemia , yaitu terdapatnya sinus takikardia
d. Scanning paru
Dapat diketahui pada redistribusi udara selama serangan asma tidak menyeluruh pada
paru paru
11
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas b/d akumulasi eksudat dan peningkatan produksi mucus
2. Hipertermia berhubungan dengan infeksi
3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan evaporasi
tubuh, kurangnya intake cairan.
4. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b/d akumulasi sekret di jalan napas
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi, mual dan muntah.
6. Ansietas pada orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi anak
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
12
Rasional : dingin dan lembab dapat melembabkan jalan nafas dan membantu
mengurangi sekresi dan edema bronkial
Atur posisi anak setiap 1-2 jam
Rasional : posisi yang diubah membantumobilisasi sekresi
Biarkan anak berasumsi untuk merasaka posisi yang nyaman baginya
Rasioanal :anak berasumsi bmerasakn posisi yang nyaman seperti semi fowler
membuat anak bernafas lebih mudah
Lakukan fisioterapi dada setiap 4 jam sesuai order
Rasional : fisioterapi dada termasukperkusi manual,vibrasi , dan tekanan dada ,
batuk , kekuatan ekspirasi , dan latihan nafas dalam untuk membersihkan mucus
dari jalan nafas serta meningkatkan pengembangan paru kembali
Anjurkan pemberian intake oral , jika tidak ada kontraindikasi
Rasional : pemebrian cairan dapat mengencerkan sekresi
Anjurkan anak untuk batuk , latihan nafas dalam setiap 2 jam
Rasional : batuk merupakan mekanisme pembersihan jalan nafas alami , dan
membantu sillia mempertahankan kepatenan jalan nafas
Kolaborasi pemberian oksigen melalui masker , kanul , maupun tenda oksigen
sesuai order
Rasional : oksigen membantu menurunkan kegelisahan yang berhubungan dengan
distress pernafasan dan hipoksemia
2. DX 2: Hipertermi berhubungan dengan infeksi
Tujuan : temperature tubuh anak kembali normal
KH : temepratur tubuh anak kuran dari 37,8 C
Rencana tindakan :
Monitor temperature anak setiap 1-2 jam terhadap perubahan temperature tubuh
yang tiba-tiba
Rasional : perubahan temperature yang tiba-tiba mungkin menyebabkan kejang
Pelihara lingkungan yang dingin
Rasioanl : lingkungan yang dingin membantu megurangi temperature melalui
kehilangan panas
Berikan seka air hangan jika dibutuhkan untuk mengurangi demam
13
Rasioanal : mansi seka aoir hangan mendinginkan permukaan tubuh melalui
konduksi , dengan memindahlkan panas tubuh ke air dan handuk seka karena
kontak langsung anatara kulit dengan handuk seka , makan panas tubuh menurun.
Kolaborasi pemberian antipiretik golongan acetaminophen atau ibuprofen , bukan
aspirin sesuai order
Rasioanl : antipiretik biasanya mengurangi demam dengan efektif dengan
mengembalikan set point menjadi normal
Kolaborasi pemberian antimikrobal sesuai order
Rasioanal :antimikrobal menyerang organisme penyebab
Kolaborasi untuk pengambilan sempel specimen sputum untuk pemeriksaan
kultur
Rasioanl : sampel specimen sputum membantu mengidentifikasi agen penyebab
3. DX 3 : Resiko defisit volume cairan b.d kehilangan cairan melalui hipertemia atau
hiperpnea
Tujuan : kekurangan volume cairan tidak terjadi pada anak
Kriteria evaluasi:
a. output urine 1-2 ml/kg jam
b. tugor kulit baik
c. waktu pengisian kapiler 3-5 detik
Rencana tindakan :
kaji anak untuk peningkatan kecepatan respirasi dan demam setiap 1-2 jam
rasionalnya : peningkatan pencepatan respirasi dan temperature tubuh terjadi
karna adanya peningkatan kehilangan cairan
monitor intake dan output cairan anak dengan teliti.
Rasional : teliti monitoring mendeteksi penurunan output urine yang mungkin
mengindikasi kan dehidrasi.
Kaji anak terhadap tanda2 dehidrasi pada anak termaksud turgor kulit
jelek,membrane mukosa kering,fontanel cekung,dan mata cekung.
Rasional : tanda2 seperti ini mengindikasikan perlunya peningkatan intake cairan.
Anjurkan intake cairan oral yang tepat jika tidak ada kontra indikasi.
Rasional : peningkatan intake cairan membantu mencegah dehidrasi dan
pengenceran secret.
Berikan cairan intravena sesuai order
Rasional : cairan intravena perlu untuk menjaga hidrasi anak yang adekuat
4. DX 4: Ketidakefektifan Bersihan jalan napas b/d akumulasi sekret di jalan nafas
Tujuan : jalan nafas kembai efektif
14
KH : - pernafasan dan denyut jantung sesuai usia
- Anak dapat bernafas dengan mudah
Rencana tindakan :
Monitor status pernafan anak dan tanda-tanda vital secara terus menerus hingga
jalan nafas paten . tempatkan alat intubasi emergensi disebelah tempat tidur .
Rasional : sebagai mandatory sebab peningkatan edema dapat menyebabkan
obdstruksi lengkap pada beberapa waktu memerlukan intubasi emergensi
Auskultasi bunyi paru-paru anak untuk tanda-tanda peningkatan pembengkakkan
jalan nafas dan obstrusi lanjut termasuk dyspnea , takipnea , dan wheezing .
Rasional : keluahan segera terhadap tanda-tand aini penting karena peningkatan
bengkak dengan cepat dapat menjadi fatal
Biarkan anak mengansumsi osisi yang nyaman kecuali posisi horizontal
Rasinal : posisi horizontal mungkin menyebabkan jaringan pada jalan nafas
memburuk yang mungkin mengarah ke obstruksi
Hindari rasangan pada jalan nafas dengan depressor lidah , kultur apusa, , cateter
suction , atau laringoskop
Rasional : beberapa manipulasi jaringan jalan nafas mungkin menyebabkan
spasem laring dan pembengkakkan yang mungkin mengarah pada
pembengkakkan lengkap
15
Rasional : makan sedikit , dengan frekuensi makan yang sering dapat emnurunkan
usaha respirasi . pemberian makan yang disukai anak membantu anak makan
banyak setiap kali makan
Beriakan anak makanan timggi proyein , diet tinggi protein
Rasinal : anak memerlukan diet tinggi protein dan kalori untuk meningkatkan
kebutuhan kalori
Berikan susu formula pada anak dengan tepat
Rasional : pemberian susu yang tidak tepat menyebabkan penebalan sekresi
Lakukan penilaian terhadap status nutrisi anak sperti berat badan , tinggi badan ,
lingkar lengan , konjungtiva , , indekss masa tubuh , lab darah
Rasional : status nutrisi ditentukan dari pemeriksaan fisik dan laboraturium darah
sehingga kebutuhan kalori dapat ditentukan dan mengevaluasi keadekuatan
rencana pemenuhan nutrisi
6. DX 6 : Ansietas pada orangtua b.d kurang pengetahuan tentang kondisi anak.
Tujuan: ansietas orangtua menurun
a. Kriteria evaluasi :
b. Orang tua mendukung perawatan anak
c. Orangtua mampu menjelaskan kondisi anaknya
Rencana tindakan :
kaji pemahaman orangtua tentang kondisi anak dan pemberian obat
rasional : pengkajian memberikan dasar untuk memulai pengajaran pada anak dan
orang tua
jelaskan tentang semua prosedur tindakan yang dilakukan kepada anak dan
orangtua
rasional : memberikan penjelasan sebelum tindakan yang di lakukan di rumah
sakit memperbaiki pengetahuan dan ketidakpahaman yang dapat menurukan
kecemasan pada anak dan orangtua.
ijinkan orangtua untuk tinggal dengan anak
rasional : membolehkan orang tua tinggal bersama anak memberikan dukungan
yang adekuat pada anak
berikan dukungan emosional pada orangtua selama tinggal dirumah sakit
rasional : mendengarkan dengan empati tentang perasaan yang diungkapkan
orangtua dan membantu mereka sepakat dengan kondisi krisis anak selama
dirawat dirumah sakit
16
D. DISCHARGE PLANNING
Hal-hal yang perlu disampaikan kepada keluarga dan pasien sebelum pulang adalah :
1. Memberitahukan kepada pasien dan keluarga untuk melanjutkan pengobatan di
rumah sesuai dosis dan instruksi dokter
2. Memberitahukan jadwal kontrol di dokter kepada pasien dan keluarga
3. Mengajarkan kepada keluarga seperti :
-minum air hangat
-istirahat secukupnya
-mencuci tangan dengan sering
-membersihkan mulut dengan sering
4. Memberitahukan keluarga pasien tentang pentingnya memberi ASI eksklusif dan
nutrisi pada anak untuk mempertahankan sistem kekebalan tubuh dan
mempercepat proses penyembuhannya.
5. Memberitahukan pada keluarga pasien tentang pentingnya menjaga kebersihan
lingkungan tempat tinggal ,hindari merokok,polusi udara,lingkungan berdebu
karena dapat menurunkan kesehatan dan melemahkan kondisi saluran napas anak.
6. Memberitahukan pentingnya pemberian imunisasi pada anak, karena dengan
imunisasi kekebalan tubuh semakin kuat dan mikroorganisme sulit masuk dalam
tubuh.
7. Mengajarkan tindakkan sederhana yang dapat dilakukan bila anak sakit misalnya :
memberikan kompres hangat untuk menurunkan demam, memberikan minuman
yang cukup untuk mencegah dehidrasi, memberikan minuman hangat untuk
membantu mengencerkan sekret yang kental.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru
yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan oleh bakteri,virus dan
jamur dan benda asing.
Bronkopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya disebabkan oleh virus penyebab
Bronchopneumonia yang masuk ke saluran pernafasan sehingga terjadi peradangan broncus dan
alveolus dan jaringan sekitarnya. Inflamasi pada bronkus ditandai adanya penumpukan sekret,
sehingga terjadi demam, batuk produktif, ronchi positif dan mual.
3.2 SARAN
Perlu penyuluhan yang intensif tentang penyakit, proses penyakit dan pengobatannya pada
penderita Bronchopneumonia. Menginformasikan tentang pencegahan-pencegahan terjadinya
Bronchopneumonia dengan cara :
18
4. Istirahat cukup
5. Rutin mengikuti rehabilitasi paru-paru
6. Lakukan latihan bernapas
7. Tetap beraktivitas
8. Lakukan terapi oksigen jika keadaan parah
9. Konsumsi makanan sehat
19
DAFTAR PUSTAKA
Berhman,R.E., & Vaughan,V.C., (2000). Nelson Ilmu Kesehatan Anak (15 ed.,Vol.II).Jakarta :
EGC
20