Anda di halaman 1dari 13

PARTISIPASI MAHASISWA PENGELOLAAN SAMPAH PADAT DI

KAWASAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Makalah Riset

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Kesehatan Lingkungan


Yang dibina oleh Bapak Dr. H. Sueb, M.Kes
Disajikan Pada Hari Selasa Tanggal 5 September 2017

Disusun oleh :
Offering GHI-K 2015
Qurin Nikmaturrohana (150342606771)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
PRODI BIOLOGI
September 2017
Partisipasi Mahasiswa Pengelolaan Sampah Padat Di Kawasan Universitas Negeri
Malang
Qurin Nikmaturrohana dan Dr. H. Sueb, M.Kes
Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang
Email: qurinnikmaturrohana@gmil.com dan sueb.fmipa@um.ac.id
Abstrak:

Kata kunci: pengelolaan sampah padat,

Abstract:

Keywords: solid waste management


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengelolaan sampah padat perkotaan dianggap sebagai satu lingkungan yang harus
diperhatikan dan dinilai cukup serius, terlebih di negara berkembang. Lingkungan degradasi
semakin diperparah oleh meningkatnya pertambahan nilai sampah padat yang
pengelolaannya justru tidak terkendali. Sampah padat berhubungan dengan semua yang tidak
diperlukan lagi yang berasal dari rumah tangga, institusi, pertanian dan industri. Sampah
padat kini telah menjadi permasalahan nasional. Seiring dengan peningkatan jumlah
penduduk perkotaan menyebabkan meninkatnya produksi sampah sehingga menimbulkan
masalah pada lingkungan.
Kemudian diperburuk dengan kurang memadainya tempat dan lokasi pembuangan
sampah, kurangnya kesadaran dan kemauan masyarakat membuang sampah pada tempatnya,
masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang manfaat sampah, serta keengganan
masyarakat memanfaatkan kembali sampah. Adanya penumpukan sampah dimana-mana
yang kemudian menjadikannya berubah menjadi komponen berbahaya terhadap lingkungan,
inilah kemudian menjadikannya sampah padat dan berbahaya yang kemudian berdampak
menurunnya kesehatan lingkungan. Berbagai hal tersebut menyebabkan menurunnya kualitas
lingkungan yang berdampak negatif bagi masyarakat.
Sampah padat dapat ditangani dengan mudah apabila terdapat partisipasi dai segala
lapisan masyarakat, sehingga tidak hanya menjadi tangung jawab pemerintah saja.
Masyarakat dapat turut membantu mengurngi permasalahan sampah dengan mengikuti
prosedur pengelolaan sampah yang benar, selain itu masyarakat hendaknya dapat
memanfaatkan sampah padat kembali. Apabila kesadaran pengelolaan sampah terpenuhi olah
segala lapisan masyarakat maka permasalahan sampah dapat dikendalikan. Hal terpenting
yang harus diperhatikan adalah mengenai pengelolaan sampah tersebut. Pembekalan
pemahaman atau pendidikan tentang pengelolaan sampah dirasa penting agar usaha
pengelolaan sampah dapat terealisasi.
Kemudian untuk lingkungan pendidikan dirasa telah familiar dengan pengelolaan
sampah padat, terlebih mahasiswa sebab kalangan tersebut diindikasikan memiliki
pengetahuan yang cukup mengenai pengelolaan sampah terlebih sampah padat yang
dihasilkan dari sebuah kampus. Selain itu kalangan tersebut dirasa telah memiliki kesadaran
akan pentingnya pengelolaan sampah padat. Untuk mengetahui seberapa jauh pengelolaan
sampah padat dikalangan warga universitas, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui seberapa jauh pengelolaan sampah padat dikalangan mahasiswa Universitas
Negeri Malang dalam hal penggunaan kembali limbah, pengurangan limbah, pengumpulan
limbah, daur ulang limbah, pengolahan limbah, dan pembuangan akhir.
.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana kesadaran mahasiswa terhadap perlunya pengelolaan sampah padat
dilingkungan Universitas Negeri Malang?
2. Bagaimana pengaruh gaya hidup terhadap partisipasi melakukan pengelolaan sampah
oleh mahasiswa Universitas Negeri Malang?
3. Bagaimana pengaruh perbedaan jurusan pada setiap mahasiswa terhadap partisipasi atau
keikutsertaan pengelolaan sampah padat di Universitas Negeri Malang?

Manfaat
Manfaat makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui kesadaran mahasiswa terhadap perlunya pengelolaan sampah padat
dilingkungan Universitas Negei Malang.
2. Mengetahui pengaruh gaya hidup terhadap partisipasi melakukan pengelolaan sampah
oleh mahasiswa di Universitas Negeri Malang.
3. Mengetahui pengaruh perbedaan jurusan pada setiap mahasiswa terhadap partisipasi atau
keikutsertaan pengelolaan sampah padat di Universitas Negeri Malang.

KAJIAN PUSTAKA
Pengelolaan Sampah
Terkait dengan limbah yang merupakan produk sampingan dari aktivitas manusia,
berdasarkan kategorinya terdapat limbah padat maupun limbah bebahaya. Apabila limbah
pencemar mengandung bahan berbahaya beracun (B3), maka dapat berakibat serius
(Marliana, 2003). Setiap jenis limbah tersebut memiliki efek potensial pada kesehatan
manusia. Berkaitan dengan hal tersebut, sebagaimana yang telah tercantum dalam UU No.
32 Tahun 2009 Pasal 1 ayat 21 yang menyatakan bahwa: Bahan berbahaya dan beracun yang
selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat,
konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain. Pengelolaan
sampah adalah kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan
dan penanganan sampah (Kementrian Lingkungan Hidup, 2007). Menurut UU no 18 Tahun
2008 didefinisikan pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.
Teknik pengelolaan sampah dapat dimulai dari sumber sampah sampai pada tempat
pembuangan akhir sampah. Tujuan pengelolaan sampah untuk meningkatkan kesehatan masy
arakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya (UU No 8
Pasal 4 tahun 2008). Upaya yang dapat ditempuh dalam tujuan pengelolaan sampah:
1. Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis.
2. Mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan
hidup.
Strategi pengelolaan limbah padat saat ini diarahkan untuk mengurangi jumlah sampah
yang perlu ditimbun, serta memulihkan dan memanfaatkan bahan-bahan yang ada dalam
limbah yang dibuang sebagai sumber daya sejauh mungkin. Metode yang berbeda digunakan
untuk pengolahan limbah padat dan pilihan metode yang tepat bergantung pada sifat
menolak, luas lahan yang tersedia dan biaya pembuangannya adalah sebagai berikut:
1. Insinerasi
Insinerasi adalah proses pengolahan limbah yang melibatkan pembakaran zat
organik yang terkandung dalam bahan limbah pada suhu tinggi sekitar 1000 oC untuk
menghasilkan gas dan residu yang mengandung bahan yang tidak mudah terbakar
(Knox, 2005). Insinerasi bahan limbah mengubah limbah menjadi abu, gas buang, dan
panas. Abu sebagian besar dibentuk oleh unsur penyusun anorganik dari limbah, dan
dapat berupa benjolan atau partikel padat yang dibawa oleh gas buang. Gas buang
harus dibersihkan dari polutan gas dan partikel sebelum disebarkan ke atmosfir
(Srivastava, 2015).
2. Sanitary landfiil
Pembuangan lahan adalah strategi pengelolaan sampah kota yang paling
umum. Menolak dapat disimpan dengan aman di tempat pembuangan akhir sanitasi,
tempat pembuangan yang dipilih, dirancang, dibangun, dan dioperasikan dengan hati-
hati untuk melindungi lingkungan dan kesehatan masyarakat dengan penimbunan
limbah.
3. Pirolisis
Pirolisis didefinisikan sebagai degradasi termal limbah dengan tidak adanya
udara untuk menghasilkan char, minyak pirolisa dan syngas.
4. Gasifikasi
Suatu proses dimana pembakaran sebagian yang dilakukan dengan adanya
oksigen, namun dalam jumlah yang lebih sedikit dari pada yang diperlukan untuk
menyelesaikan pembakaran, untuk menghasilkan gas yang mudah terbakar (bahan
bakar gas) yang kaya akan karbon monoksida dan hidrogen misal konversi batubara
menjadi gas kota.
Menurut Wardi (2011) pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Tchobanoglous
(1997) dalam Sukmana (2011) juga menjelaskan Penanganan sampah setempat adalah semua
kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan sampah di tempat bangkitannya. Metode
penanganan sampah setempat akan berbeda untuk setiap kegiatan yang berbeda. Penanganan
sampah di kawasan perumahan berbeda dengan di daerah perdagangan, apartement, industri,
memerlukan perlakuan yang berbeda.
Pada umumnya proses pengelolaan sampah di perkotaan terdiri atas beberapa taapan
proses, antara lain :
a) Pewadahan sampah : adalah tahap awal proes pengelolaan sampah yang
merupakan usaha menempatkan sampah dalam suatu wadah atau tempat agar tidak
berserakan, mencemari lingkungan, mengganggu kesehatan masyarakat, serta
untuk tujuan menjaga kebersihan dan estetika
b) Pengumpulan sampah : pengambilan sampah dari wadahnya di tiap sumber
dilakukan oleh petugas organisasi formal baik unit pelaksana dari Pemerintah
Daerah (Pemda), petugas dari lingkungan masyarakat setempat, ataupun dari pihak
swasta yang telah ditunjuk oleh Pemerintah Daerah.
c) Pemindahan sampah : Proses pemindahan hasil pengumpulan sampah ke dalam
peralatan pengangkutan (truk)
d) Pengangkutan Sampah : Kegiatan membawa sampah dari lokasi pemindahan ke
lokasi pembuangan akhir.
e) Pengelolaan sampah untu dimanfaatkan dan Pembuangan akhir.
Kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sampah ini ditujukan untuk mendaur ulang
sampah yang ada untuk kegunaan lain.
Riswan (2011) juga menjelaskan bahwa paradigma baru dalam pengelolaan sampah
lebih menekankan pada pengurangan sampah dari sumber untuk mengurangi jumlah timbulan
sampah serta mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari sampah. Maka dari itu,
prinsip 3R sejalan dengan pengelolaan sampah yang menitikberatkan pada pengurangan
sampah dari sumbernya. Departemen Pekerjaan Umum (2007) menjelaskan bahwa prinsip 3R
dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Prinsip pertama adalah reduce atau reduksi sampah, yaitu upaya untuk mengurangi
timbulan sampah di lingkungan sumber dan bahkan dapat dilakukan sejak sebelum
sampah dihasilkan. Setiap sumber dapat melakukan upaya reduksi sampah dengan
cara mengubah pola hidup konsumtif, yaitu perubahan kebiasaan dari yang boros dan
menghasilkan banyak sampah menjadi hemat/efisien dan hanya menghasilkan sedikit
sampah.
2. Prinsip kedua adalah reuse yang berarti menggunakan kembali bahan atau material
agar tidak menjadi sampah (tanpa melalui proses pengolahan), seperti menggunakan
kertas bolak balik, menggunakan kembali botol bekas minuman untuk tempat air, dan
lain-lain. Dengan demikian reuse akan memperpanjang usia penggunaan barang
melalui perawatan dan pemanfaatan kembali barang secara langsung.
3. Prinsip ke tiga adalah recycle yang berarti mendaur ulang suatu bahan yang sudah
tidak berguna menjadi bahan lain atau barang yang baru setelah melalui proses
pengolahan. Beberapa sampah dapat didaur ulang secara langsung oleh masyarakat
dengan menggunakan teknologi dan alat yang sederhana, seperti mengolah sisa kain
perca menjadi selimut, kain lap, keset kaki dan sebagainya, atau sampah dapur yang
berupa sisa-sisa makanan untuk dijadikan kompos.

Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah


Dalam konteks pengelolaan sampah, partisipasi masyarakat dapat berupa pemilahan
antara sampah organik dan sampah anorganik dalam proses pewadahan, atau melalui
pembuatan kompos dalam skala keluarga dan mengurangi penggunaan barang yang tidak
mudah terurai (Riswan, 2011). Candra (2012) menyatakan bahwa konsep partisipasi dapat
diukur melalui tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap pemanfaatan. Bila dikaitkan
dengan pengelolaan sampah, maka partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah tidak
hanya dilihat dari ikut sertanya masyarakat dalam proses pelaksanaan mengelola sampah,
tetapi juga ikut serta menjadi anggota organisasi yang berkaitan dengan masalah sampah
yang berperan dalam merencanakan sistem pengelolaan sampah yang baik.
Yuliastuti et al. (2013) menambahkan bahwa partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
sampah dapat berupa partisipasi secara tidak langsung. Yang dimaksud dengan partisipasi
tidak langsung ini adalah keterlibatan masyarakat dalam masalah keuangan, yaitu partisipasi
dalam pengelolaan sampah dengan cara melakukan pembayaran retribusi pelayanan
persampahan melalui dinas terkait yang secara langsung memberikan pelayanan dalam
kebersihan. Salah satu bentuk partisipasi terhadap pengelolaan sampah juga dapat dilihat dari
kesediaan membayar (willingness to pay) untuk peningkatan fasilitas pengelolaan sampah
agar kebersihan dan kualitas lingkungan tetap terjaga.
Dari berbagai penjelasan yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah merupakan keterlibatan masyarakat secara
langsung maupun tidak langsung dalam upaya mengelola sampah menjadi suatu benda lain
yang memilki manfaat. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk
berpartisipasi dalam pengelolaan sampah, baik dalam bentuk sumbangan tenaga, ide, pikiran,
maupun materi. Partisipasi merupakan modal yang penting bagi program pengelolaan sampah
untuk dapat berhasil mengatasi permasalahan mengenai sampah rumah tangga yang banyak
terdapat di lingkungan masyarakat.

Faktor Partisipasi Pengelolaan Sampah


Beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat menurut Pangestu (1995)
adalah sebagai berikut:
1. Faktor internal, yaitu yang mencakup karakteristik individu yang dapat
mempengaruhi individu tersebut untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
Karakteristik individu mencakup umur, tingkat pendidikan, jumlah beban keluarga,
jumlah pendapatan, dan pengalaman berkelompok.
2. Faktor eksternal, meliputi hubungan yang terjalin antara pihak pengelola proyek
dengan sasaran dapat mempengaruhi partisipasi. Sasaran akan dengan sukarela
terlibat dalam suatu proyek jika sambutan pihak pengelola positif dan menguntungkan
mereka. Selain itu, bila didukung dengan pelayanan pengelolaan kegiatan yang positif
dan tepat dibutuhkan oleh sasaran, maka sasaran tidak akan ragu-ragu untuk
berpartisipasi dalam proyek tersebut.
Menurut Silaen (1998), semakin tua umur seseorang maka penerimaannya terhadap hal-
hal baru semakin rendah. Hal ini karena orang yang masuk dalam golongan tua cenderung
selalu bertahan dengan nilai-nilai lama sehingga diperkirakan sulit menerima hal-hal yang
sifatnya baru.
Partisipasi yang dilakukan masyarakat dalam pengelolaan sampah tidak terlepas dari
karakteristik individu maupun pengaruh dari lingkungan eksternal individu. Terdapat
berbagai faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam partisipasinya terhadap pengelolaan
sampah, di antaranya sebagai berikut.
1. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat berhubungan dengan tingkat partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan sampah. Penelitian yang dilakukan oleh dan Mulyadi
et al. (2010) menunjukkan bahwa tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap
partisipasi masyarakat dalam mengelola sampah. Semakin tinggi pengetahuan yang
dimiliki oleh masyarakat mengenai pengelolaan sampah, maka akan semakin tinggi
tingkat partisipasi masyarakat karena masyarakat semakin sadar akan pentingnya
kebersihan lingkungan di tempat mereka tinggal.
2. Pengetahuan
Pengetahuan yang dimiliki masyarakat mengenai pengelolaan sampah merupakan
faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam mengelola sampah.
Berdasarkan hasil penelitian Riswan et al. (2011), pengetahuan masyarakat mengenai
pengelolaan sampah akan menentukan tingkat partisipasi masyarakat dalam
mengelola sampah untuk menjaga kebersihan lingkungannya.
3. Pendapatan
Pendapatan berkaitan dengan partisipasi masyarakat secara tidak langsung dalam
pengelolaan sampah. Kegiatan pengelolaan sampah memerlukan biaya operasional,
seperti contohnya dalam pengangkutan sampah menuju TPA untuk diolah. Begitu
pula dengan pelayanan lainnya untuk menjaga kebersihan lingkungan. Biaya
operasional tersebut diperoleh dari pembayaran retribusi yang dilakukan oleh
masyarakat. Oleh karena itu, pendapatan masyarakat berhubungan dengan tingkat
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Penelitian Yuliastusi et al. (2011)
menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan masyarakat
berpengaruh pada tingkat partisipasinya terhadap pengelolaan sampah.
4. Peran Pemerintah / Tokoh Masyarakat
Peran pemerintah ataupun tokoh masyarakat berkaitan dengan sosialisasi dan
penyebaran informasi mengenai pengelolaan sampah. Sosialisasi ini akan
memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa pengelolaan sampah sebaiknya
dilakukan oleh setiap individu agar masalah mengenai sampah dapat diatasi mulai
dari akarnya, yaitu sumber penghasil sampah. Selain itu, peran pemerintah/tokoh
masyarakat juga berkaitan dengan pengawasan tindakan pengelolaan sampah pada
tingkat rumah tangga. Penelitian yang dilakukan oleh Mulyadi et al. (2010)
membuktikan bahwa peran serta pemerintah daerah mempunyai hubungan yang kuat
dengan pengelolaan sampah di Kota Tembilahan. Selain itu, penelitian Riswan (2011)
juga menunjukkan bahwa tokoh masyarakat juga berperan dalam memberikan
informasi dan motivasi dalam menerapkan prinsip 3R dalam pengelolaan sampah.
5. Sarana dan prasarana
Sarana dan prasana dalam pengelolaan sampah berkaitan dengan fasilitas yang ada
yang berguna untuk membantu proses pengelolaan sampah. Contohnya adalah tong
sampah yang memisahkan sampah organik dan sampah nonorganik ataupun fasilitas
pengangkutan sampah rutin oleh petugas. Penelitian yang dilakukan oleh Riswan
(2011) menunjukkan bahwa minimnya sarana dan prasarana pengelolaan sampah
merupakan salah satu faktor yang membuat partisipasi masyarakat berkurang.

METODE
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang menggambarkan serta
keadaan suatu objek disertai fenomena data statistik melalui data sampel. Teknik
pengumpulan data menggunakan angket kuisioner.
Waktu dan Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2017 di Universitas Negeri Malang.
Lokasi penelitian terletak di Jalan Semarang No. 5 Malang. Peta lokasi penelitian adalah
sebagai berikut.

(a)

(b)
Gambar 1 (a) dan (b). Peta Lokasi Penelitian

Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling


Populasi penelitian ini meliputi seluruh mahasiswa Universitas di Kota Malang. Sampel
penelitian meliputi 35 mahasiswa responden dari Universitas Negeri Malang yang terdiri dari
5 mahasiswa FMIPA, 5 mahasiswa FIS, 5 mahasiswa FIK, 5 mahasiswa FT, 5 mahasiswa FS,
5 mahasiswa FPsi dan 5 mahasiswa FIP. Teknik sampling yang digunakan secara acak.
Sampel berupa data hasil angket kuisioner yang diperoleh dari tujuh Fakultas, Universitas
Negeri Malang.

Prosedur Pengumpulan Data


Data diperoleh dari 35 responden yang merupakan mahasiswa dari seluruh fakultas
Universitas Negeri Malang. Responden dipilih secara acak dengan jumlah sampel yang telah
ditentukan. Sampel berupa data informasi diri (nama, umur, jurusan/ fakultas, jenjang
semester) dan kuisioner berupa pertanyaan yang menyatakan setuju atau tidak dari responden
yang terdapat pada lembar kuisioner. Pengisian kuisioner dilakukan oleh responden
berdasarkan faktualitas yang ada. Data yang diperoleh kemudian dianalisis.
DAFTAR RUJUKAN
Candra I. 2012. Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (Study
Kasus di Kelurahan Siantan Tengah Kecamatan Pontianak Utara).
(online)(http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalsosiatri.pdf) diakses 2
September 2017.
Knox, Andrew (February 2005). "An Overview of Incineration and EFW Technology as
Applied to the Management of Municipal Solid Waste (MSW)"(PDF). University of
Western Ontario.
Marliana, Linda, dkk. 2003. Penelitian Produksi Biogas dari Sampah Pasar
Menggunakan Bioreaktor Anaerobik. Bandung: Departemen Teknik Kimia ITB.
Mulyadi. Hari. (2010). Pengaruh Pendidikan Dan Latihan, Magang Terhadap
Sikap Dan Motivasi Kewirausahaan Serta Implikasinya Pada Perilaku
Kewirausahaan Mahasiswa. Desertasi UPI: Bandung.
Srivastava S, Singhvi R. 2015Impact of Solid Waste on Health and the Environment. .
Journal of Science and Research. Volume 4 Issue 9.
Sukmana, R., W. Dan A., Muljatiningrum. 2011. Biogas dari Limbah Ternak. Bandung:
Nuansa.
Undang-Undang Reublik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. 2009.
(online)(https://www.kemenkopmk.go.id/sites/default/files/produkhukum/UU%2032
%20Tahun%202009.pdf) diakses 2 September 2017.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Pengelolaan Sampah. 7 Mei
2008. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69. Jakarta.
Wardi, I. N. 2011. Pengelolaan Sampah Berbasis Sosial Budaya: Upaya Mengatasi Masalah
Lingkungan di Bali. Jurnal Bumi Lestari. Vol. 11, No. 1.
Riswan, Sunoko HR, Hadiyarto A. 2011. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di
Kecamatan Daha Selatan. Jurnal Ilmu Lingkungan.
(online)(http://www.ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/2085/1
834.pdf) diakses 2 September 2017.
Yuliastuti IDN. 2013. Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kabupaten
Bandung. (online)(http://ojs.unud.ac.id/index.php/EEB/article/view.pdf) diakses 2
September 2017.

Anda mungkin juga menyukai