Makalah Riset
Disusun oleh :
Offering GHI-K 2015
Qurin Nikmaturrohana (150342606771)
Abstract:
Manfaat
Manfaat makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui kesadaran mahasiswa terhadap perlunya pengelolaan sampah padat
dilingkungan Universitas Negei Malang.
2. Mengetahui pengaruh gaya hidup terhadap partisipasi melakukan pengelolaan sampah
oleh mahasiswa di Universitas Negeri Malang.
3. Mengetahui pengaruh perbedaan jurusan pada setiap mahasiswa terhadap partisipasi atau
keikutsertaan pengelolaan sampah padat di Universitas Negeri Malang.
KAJIAN PUSTAKA
Pengelolaan Sampah
Terkait dengan limbah yang merupakan produk sampingan dari aktivitas manusia,
berdasarkan kategorinya terdapat limbah padat maupun limbah bebahaya. Apabila limbah
pencemar mengandung bahan berbahaya beracun (B3), maka dapat berakibat serius
(Marliana, 2003). Setiap jenis limbah tersebut memiliki efek potensial pada kesehatan
manusia. Berkaitan dengan hal tersebut, sebagaimana yang telah tercantum dalam UU No.
32 Tahun 2009 Pasal 1 ayat 21 yang menyatakan bahwa: Bahan berbahaya dan beracun yang
selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat,
konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain. Pengelolaan
sampah adalah kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan
dan penanganan sampah (Kementrian Lingkungan Hidup, 2007). Menurut UU no 18 Tahun
2008 didefinisikan pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.
Teknik pengelolaan sampah dapat dimulai dari sumber sampah sampai pada tempat
pembuangan akhir sampah. Tujuan pengelolaan sampah untuk meningkatkan kesehatan masy
arakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya (UU No 8
Pasal 4 tahun 2008). Upaya yang dapat ditempuh dalam tujuan pengelolaan sampah:
1. Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis.
2. Mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan
hidup.
Strategi pengelolaan limbah padat saat ini diarahkan untuk mengurangi jumlah sampah
yang perlu ditimbun, serta memulihkan dan memanfaatkan bahan-bahan yang ada dalam
limbah yang dibuang sebagai sumber daya sejauh mungkin. Metode yang berbeda digunakan
untuk pengolahan limbah padat dan pilihan metode yang tepat bergantung pada sifat
menolak, luas lahan yang tersedia dan biaya pembuangannya adalah sebagai berikut:
1. Insinerasi
Insinerasi adalah proses pengolahan limbah yang melibatkan pembakaran zat
organik yang terkandung dalam bahan limbah pada suhu tinggi sekitar 1000 oC untuk
menghasilkan gas dan residu yang mengandung bahan yang tidak mudah terbakar
(Knox, 2005). Insinerasi bahan limbah mengubah limbah menjadi abu, gas buang, dan
panas. Abu sebagian besar dibentuk oleh unsur penyusun anorganik dari limbah, dan
dapat berupa benjolan atau partikel padat yang dibawa oleh gas buang. Gas buang
harus dibersihkan dari polutan gas dan partikel sebelum disebarkan ke atmosfir
(Srivastava, 2015).
2. Sanitary landfiil
Pembuangan lahan adalah strategi pengelolaan sampah kota yang paling
umum. Menolak dapat disimpan dengan aman di tempat pembuangan akhir sanitasi,
tempat pembuangan yang dipilih, dirancang, dibangun, dan dioperasikan dengan hati-
hati untuk melindungi lingkungan dan kesehatan masyarakat dengan penimbunan
limbah.
3. Pirolisis
Pirolisis didefinisikan sebagai degradasi termal limbah dengan tidak adanya
udara untuk menghasilkan char, minyak pirolisa dan syngas.
4. Gasifikasi
Suatu proses dimana pembakaran sebagian yang dilakukan dengan adanya
oksigen, namun dalam jumlah yang lebih sedikit dari pada yang diperlukan untuk
menyelesaikan pembakaran, untuk menghasilkan gas yang mudah terbakar (bahan
bakar gas) yang kaya akan karbon monoksida dan hidrogen misal konversi batubara
menjadi gas kota.
Menurut Wardi (2011) pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Tchobanoglous
(1997) dalam Sukmana (2011) juga menjelaskan Penanganan sampah setempat adalah semua
kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan sampah di tempat bangkitannya. Metode
penanganan sampah setempat akan berbeda untuk setiap kegiatan yang berbeda. Penanganan
sampah di kawasan perumahan berbeda dengan di daerah perdagangan, apartement, industri,
memerlukan perlakuan yang berbeda.
Pada umumnya proses pengelolaan sampah di perkotaan terdiri atas beberapa taapan
proses, antara lain :
a) Pewadahan sampah : adalah tahap awal proes pengelolaan sampah yang
merupakan usaha menempatkan sampah dalam suatu wadah atau tempat agar tidak
berserakan, mencemari lingkungan, mengganggu kesehatan masyarakat, serta
untuk tujuan menjaga kebersihan dan estetika
b) Pengumpulan sampah : pengambilan sampah dari wadahnya di tiap sumber
dilakukan oleh petugas organisasi formal baik unit pelaksana dari Pemerintah
Daerah (Pemda), petugas dari lingkungan masyarakat setempat, ataupun dari pihak
swasta yang telah ditunjuk oleh Pemerintah Daerah.
c) Pemindahan sampah : Proses pemindahan hasil pengumpulan sampah ke dalam
peralatan pengangkutan (truk)
d) Pengangkutan Sampah : Kegiatan membawa sampah dari lokasi pemindahan ke
lokasi pembuangan akhir.
e) Pengelolaan sampah untu dimanfaatkan dan Pembuangan akhir.
Kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sampah ini ditujukan untuk mendaur ulang
sampah yang ada untuk kegunaan lain.
Riswan (2011) juga menjelaskan bahwa paradigma baru dalam pengelolaan sampah
lebih menekankan pada pengurangan sampah dari sumber untuk mengurangi jumlah timbulan
sampah serta mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari sampah. Maka dari itu,
prinsip 3R sejalan dengan pengelolaan sampah yang menitikberatkan pada pengurangan
sampah dari sumbernya. Departemen Pekerjaan Umum (2007) menjelaskan bahwa prinsip 3R
dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Prinsip pertama adalah reduce atau reduksi sampah, yaitu upaya untuk mengurangi
timbulan sampah di lingkungan sumber dan bahkan dapat dilakukan sejak sebelum
sampah dihasilkan. Setiap sumber dapat melakukan upaya reduksi sampah dengan
cara mengubah pola hidup konsumtif, yaitu perubahan kebiasaan dari yang boros dan
menghasilkan banyak sampah menjadi hemat/efisien dan hanya menghasilkan sedikit
sampah.
2. Prinsip kedua adalah reuse yang berarti menggunakan kembali bahan atau material
agar tidak menjadi sampah (tanpa melalui proses pengolahan), seperti menggunakan
kertas bolak balik, menggunakan kembali botol bekas minuman untuk tempat air, dan
lain-lain. Dengan demikian reuse akan memperpanjang usia penggunaan barang
melalui perawatan dan pemanfaatan kembali barang secara langsung.
3. Prinsip ke tiga adalah recycle yang berarti mendaur ulang suatu bahan yang sudah
tidak berguna menjadi bahan lain atau barang yang baru setelah melalui proses
pengolahan. Beberapa sampah dapat didaur ulang secara langsung oleh masyarakat
dengan menggunakan teknologi dan alat yang sederhana, seperti mengolah sisa kain
perca menjadi selimut, kain lap, keset kaki dan sebagainya, atau sampah dapur yang
berupa sisa-sisa makanan untuk dijadikan kompos.
METODE
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang menggambarkan serta
keadaan suatu objek disertai fenomena data statistik melalui data sampel. Teknik
pengumpulan data menggunakan angket kuisioner.
Waktu dan Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2017 di Universitas Negeri Malang.
Lokasi penelitian terletak di Jalan Semarang No. 5 Malang. Peta lokasi penelitian adalah
sebagai berikut.
(a)
(b)
Gambar 1 (a) dan (b). Peta Lokasi Penelitian