Anda di halaman 1dari 8

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI,

KERANGKA KONSEPTUAL & HIPOTESIS

A. TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka merupakan analisis peneliti terhadap teori dan hasil-hasil penelitian
yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya, dan merupakan rincian penjelasan untuk
mendukung justifikasi urgensi penelitian. Kristalisasi kajian pustaka menjadi
kerangka teori dan menuntun untuk pengembangan kerangka konsep.

Berisikan informasi yang sudah dilaporkan dan sangat erat kaitannya dengan kajian
penelitian yang dilakukan terutama sekali berkenaan dengan hasil penelitian. Oleh
karena itu, tinjauan pustaka yang baik biasanya disiapkan setelah menyelesaikan
penulisan hasil dan diskusi. Tinjauan pustaka dapat dibuat kedalam beberapa sub
bab sesuai dengan kebutuhan.

Sumber rujukan untuk tesis paling sedikit 50 bahan rujukan dan 40% (empat puluh
persen) dari jumlah tersebut adalah jurnal hasil penelitian, 5 tahun terakhir.

Penulisan daftar pustaka menggunakan metode Vancouver style.

B. KERANGKA TEORI
Merupakan bagian dari intisari dari tinjauan pustaka yang dibuat dalam bentuk
algoritma.

C. KERANGKA KONSEPTUAL

a. Pengertian
Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep
satu terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka
konsep ini gunanya untuk menghubungkan atau menjelaskan secara panjang
lebar tentang suatu topik yang akan dibahas. Kerangka ini didapatkan dari konsep
ilmu / teori yang dipakai sebagai landasan penelitian yang didapatkan dibab
tinjauan pustaka atau kalau boleh dikatakan oleh penulis merupakan ringkasan
dari tinjauan pustaka yang dihubungkan dengan garis sesuai variabel yang
diteliti.
Tinjauan pustaka berisi semua pengetahuan (teori, konsep, prinsip, hukum
maupun proposisi) yang nantinya bisa membantu untuk menyusun kerangka
konsep dan operasional penelitian. Temuan hasil peneliti yang telah ada sangat
membantu dan mempermudah peneliti membuat kerangka konseptual.

Kerangka konseptual diharapkan akan memberikan gambaran dan mengarahkan


asumsi mengenai variabel-variabel yang akan diteliti. Kerangka konseptual
memberikan petunjuk kepada peneliti di dalam merumuskan masalah penelitian.
Peneliti akan menggunakan kerangka konseptual yang telah disusun untuk
menentukan pertanyaan-pertanyaan mana yang harus dijawab oleh penelitian
dan bagaimana prosedur empiris yang digunakan sebagai alat untuk
menemukan jawaban terhadap pertanyaan tersebut. Kerangka konseptual
diperoleh dari hasil sintesis dari proses berpikir deduktif (aplikasi teori) dan
induktif (fakta yang ada, empiris), kemudian dengan kemampuan kreatif-
inovatif, diakhiri dengan konsep atau ide baru yang disebut kerangka
konseptual.

Deductive thinking

Mental Image Result


Conception Conceptuali-
Concept
zation

Inductive thinking

Proses konseptualisasi

Keterangan bagan :
Konsepsi adalah hasil tangkapan seseorang atau gambaran tentang objek atau ide
terhadap rangsangan (stimulus) objek yang merupakan proses mental untuk
berpikir kreatif. Pertemuan telur dan sperma adalah contoh suatu konsepsi.
Bagaimana supaya telur dan sperma bertemu (konsepsi) pada tempat yang bisa
membuahkan bayi yang sehat, maka proses ini merupakan konseptualisasi.
Konseptualisasi adalah suatu proses mental di mana seorang ilmuwan menyusun
konsep yang didasarkan pengalaman, berpikir deduktif dan induktif. Konsep
adalah hasil akhir dari proses konseptualisasi. Hasil dari proses kegiatan ini
menghasilkan sebuah konsep atau bayi sehat.
Contoh :
Sehat adalah konsep, istilah ini mengungkap sejumlah observasi tentang hal-
hal atau gejala-gejala yang mencerminkan kerangka keragaman kondisi
kesehatan seseorang. Untuk mengetahui apakah seseorang itu sehat atau tidak
sehat maka pengukuran konsep sehat tersebut harus melalui konstruksi atau
variable-variabel, misalnya : tekanan darah, denyut nadi, Hb darah, dan
sebagainya. Tekanan darah, denyut nadi, Hb darah dan sebagainya ini
adalah variabel-variabel yang digunakan untuk mengobservai atau mengukur
apakah seseorang itu sehat atau sakit.

Pemilihan kerangka konsepsual yang tepat pada sebagian besar


penelitian ditentukan oleh beberapa landasan, yaitu :
1. landasan pertama berpikir deduktif; analisis teori, konsep, prinsip, premis
yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Oleh karena itu peneliti
harus membuat analisis secara hati-hati dan kritis serta menelaah semua
kepustakaan yang berhubungan dengan subyek penelitian secara cermat,
sebelum memformulasikan hipotesis yang bertujuan untuk menjawab
pertanyaan penelitian tersebut.
2. Landasan kedua berpikir induktif ; analisis penelusuran hasil penelitian orang
lain yang mendahului yang terkait dengan masalah dan tujuan penelitian.
3. Landasan ketiga adalah merumuskan permasalahan dan penetapan tujuan
penelitian atas dasar sintesis dari analisis landasan pertama dan ke-empat
dengan cara berpikir kreatif-inovatif; sintesis pengalaman, teori, fakta, tujuan
penelitan dan logika berpikir kreatif disusun menjadi kerangka konseptual
penelitian.

Ada semacam asas dalam pembuatan kerangka pikir atau kerangka konseptual,
yaitu : Untuk pendidikan sarjana, kerangka konsep mengacu pada suatu konsep
yang telah ada (cukup satu). Variabel yang membentuk kerangka konsep
disesuaikan dengan variabel yang relevan dengan permasalahan yang ada (tujuan
penelitian). Jadi mencoba mencocokkan teori, konsep dengan realita
permasalahan di lapangan. Untuk pendidikan magister, selain berdasarkan
kerangka konsep yang ada (bisa lebih dari satu), juga diminta ada masukan ide
atau gagasan baru. Paling tidak ada modifikasi variable yang disesuaikan realita
di lapangan. Tujuan akhir penelitian program magister lebih diutamakan dalam
bentuk ide dan atau teknologi pemecahan masalah. Untuk pendidikan doktor,
maka konsep yang ada harus dimodifikasi, artinya seorang program doktor juga
ada ide, gagasan inovatif dalam mengembangan konsep. Ide inovatif yang
disesuaikan dengan kondisi dan situasi di mana penelitian tersebut diadakan,
sehingga menghasilkan pengetahuan baru.

Tahap penyusunan kerangka konseptual.


Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-
konsep yang ingin diamati atau diukur melalui
penelitian. Untuk itu langkah-langkah yang dilakukan sebelum membuat kerangka
konseptual ini adalah :
a. Seleksi dan definisi konsep (logika berpikir untuk mencoba menjelaskan atau
atribut dari masalah yang akan diteliti)
b. Mengembangkan pernyataan hubungan.
c. Mengembangkan konsep dalam gambar / kerangka. Yang meliputi :
- Disesuaikan dengan pernyataan masalah.
- penjelasan bagaimana hubungan masalah dengan variabel yang lain, yang
diduga sebagai penyebab timbulnya masalah. Arah kerangka sesuaikan dengan
variable yang akan diteliti dengan mengembangkan konsep dalam gambar /
kerangka dengan membuat garis mana yang diteliti dan tidak dengan
menggunakan garis sambung atau terputus, serta buat panah untuk bagian yang
ada pengaruhnya dan tidak untuk bagian yang tidak ada pengaruh
- Identifikasi dan analisa teori yang diaplikasikan. Contoh :

Kerangka konsep merupakan bagian dari kerangka teori dimana pada kerangka konsep
menjelaskan variable yang akan diteliti dan variable yang mempengaruhinya.

Variabel independen Variabel dependen

Pemberian Perkembangan Motorik Halus &


ASI Eksklusif Motorik Kasar Bayi Usia 6 Bulan

D. Hipotesis Penelitian
a. Pengertian
Hipo artinya bawah, tesis artinya pendapat. Jadi hypotesis berarti pendapat
yang kebenaranya masih dangkal dan perlu diuji, patokan duga, atau dalil
sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut. hipotesis
adalah kesimpulan teoritis yang masih harus dibuktikan kebenarannya melalui
analisis terhadap bukti-bukti empiris. Setelah melalui pembuktian dari hasil
penelitian, maka hypotesis ini dapat benar atau salah, dapat diterima atau ditolak.
hypotesis seyogyanya diturunkan dari suatu teori, sehingga rumusan
hiphotesis harus dalam bentuk pernyataan ilmiah atau proposisi, yang mengandung
hubungan dua variable atau lebih. Sumber Hipotesis bisa dari hasil kajian teoritis
atau melali proses menghubung-hubungkan sejumlah bukti empiris dan juga bisa
hasil perenungan atau reka-reka rasional.
Ada beberapa alasan mengapa hipotesis itu harus dibuat yaitu 1) Hipotesis
yang dirumuskan peneliti dapat dijadikan bukti kuat, bahwa peneliti mempunyai
penguasaan yang cukup luas dan mendalam mengenai fokus kajian.2) Hipotesis
merupakan panduan peneliti dalam rangka pengumpulan data dan analisa data,
penentuan prosedur kerja dan data yang harus dicari selama proses penelitian.

b. Cara Memperoleh Hipotesis


Hipotesis dapat bersumber dari teori atau hasil perenungan yang mendalam.
Dari manapun sumber hipotesis , tidak menjadi masalah, namun yang paling utama
bahwa untuk merumuskan Hipotesis harus digunakan cara tertentu, yaitu cara
berpikir bisa secara induktif maupun deduktif.
Berpikir induktif merupakan cara berpikir melalui penarikan kesimpulan
umum dari sejumlah atau serangkaian gejala spesifik dari peristiwa nyata dan
berpikir induktif merupakan cara berpikir melalui penarikan kesimpulan khusus dari
sejumlah atau serangkaian gejala umum dari peristiwa nyata.

c. Ciri hipotesis
Seperti telah diuraikan diatas, bahwa hipotesis adalah suatu kesimpulan
sementara atau jawaban sementara dari suatu penelitian. Oleh sebab itu hipotesis
harus memiliki landasan teoritis, bukan hanya sekadar suatu dugaan yang tidak
mempunyai landasan ilmiah, melainkan lebih dekat kepada suatu kesimpulan.
Ciri-ciri suatu hipotesis adalah sebagai berikut :
i. Hipotesis dinyatakan dalam bentuk pernyataan (statement),bukan dalam
bentuk kalimat tanya.
ii. Hipotesis harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang diteliti.Hal ini
berarti bahwa hipotesis hendaknya berkaitan dengan lapangan ilmu
pengetahuan yang sedang atau akan diteliti.
iii. Hipotesisi harus dapat diuji, hal ini berarti suatu hipotesis harus
mengandung atau terdiri dari variable-variabel yang dapat diukur dan
dapat dibanding-bandingkan.
iv. Hipotesis harus sederhana dan terbatas, artinya hipotesis yang tidak
menimbulkan perbedaan-perbedaan, pengertian, serta tidak terlalu luas
sifatnya.

d. Prinsip Uji Hipotesis


Prinsip uji hipotesis adalah melakukan perbandingan antara nilai sampel dengan
nilai populasi yang diajukan. Peluang untuk diterima atau ditolaknya suatu
hipotesis tergantung besar kecilnya perbedaan antara nilai sampel dengan nilai
hipotesis. Bila perbedaan cukup besar peluang untuk menolak hipotesispun
besar, dan sebaliknya bila perbedaanya kecil maka peluang untuk menolak
hipotesis pun kecil.

e. Bentuk Hiphotesis yang digunakan pada penelitian:


a. Hipotesis alternatif (hipotesis penelitian).adanya perbedaan atau adanya
hubungan antara dua fenomena yang diteliti (variable bebas dengan
variabel terikat), diberi notasi atau symbol dengan (Ha).
Contoh :
Ada hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar mahasiswa dalam
menyelesaikan studinya.
f. Jenis Rumusan Hipotesis
Menurut tingkat eksplanasi hipotesis yang akan diuji, maka rumusan hipotesis
dapat dikelompokan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Hipotesis deskriptif
Yaitu Hipotesis yang menggambarkan spesifik ciri ciri suatu tentang nilai
suatu variabel mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan.
Contoh :
Jika rumusan masalah sebagai berikut :
a. Seberapa besar peran keluarga dalam mencegah penularan TB paru
terhadap anggota keluarga yang lain ?
b. Seberapa baik gaya kepemimpinan di lembaga X ?.
c. Bagaimanakah intensitas belajar mahasiswa Akper yang tinggal di
Asrama ?

Dari pernyataan ini dapat dirumuskan hipotesis seperti berikut :


a. Peran keluarga dalam mencegah penularan TB paru terhadap keluarga
yang lain sebagian besar baik.
b. Gaya kepemimpinan dilembaga X telah mencapai 70 % dari yang
diharapkan.
c. Intensitas belajar mahasiswa Akper yang tinggal di Asrama di duga
rendah.

2. Hipotesis komparatif (Perbedaan )


Yaitu Pernyataan yang menunjukan dugaan nilai dengan membuat
perbandingan dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda.
Contoh :
Jika rumusan masalah sebagai berikut :

g. Adakah perbedaan status gizi anak yang dibina posyandu dengan anak yang
tidak dibina oleh posyandu?
h. Adakah perbedaan persepsi antara mahasiswa lulusan SMU dengan mahasiswa
lulusan SPK terhadap penampilan Dosen keperawatan dikelas ?
i. Bagaimanakah perbedaan tingkat prestasi mahasiswa Akper yang tidur di
Asrama Dan di luar asrama ?
Dari pernyataan ini dapat dirumuskan hipotesis seperti berikut :
a. Tidak terdapat perbedaan status gizi anak yang dibina posyandu dengan
anak yang tidak dibina o leh posyandu?
Atau bisa begini :
Status gizi anak yang dibina posyandu lebih baik dari pada anak yang
tidak dibina oleh posyandu?
b. Ada perbedaan persepsi antara mahasiswa lulusan SMU dengan
mahasiswa lulusan SPK terhadap penampilan Dosen keperawatan dikelas.
c. Tingkat prestasi mahasiswa Akper yang tidur di Asrama lebih baik dari
mahasiswa yang tidur di luar asrama.

E. Hipotesis Asosiatif (hubungan)


Suatu pernyataan yang menunjukan dugaan tentang hubungan antara dua
variabel atau lebih.
Sebagai contoh : Jika rumusan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimanakah hubungan antara pengetahuan dengan perawatan payudara semasa
nifas ?
b. Bagaimanakah hubungan antara intelegensi dengan prestasi belajar ?
c. Bagaimanakah hubungan antara dukungan keluarga dengan terjadinya depresi pada
usila ?

Dari pernyataan ini dapat dirumuskan hipotesis seperti berikut :


a. Ada hubungan antara pengetahuan dengan perawatan payudara semasa nifas.
b. Ada hubungan antara intelegensi dengan prestasi belajar.
c. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan terjadinya depresi pada usila.

Anda mungkin juga menyukai