61310
61310
A. TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka merupakan analisis peneliti terhadap teori dan hasil-hasil penelitian
yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya, dan merupakan rincian penjelasan untuk
mendukung justifikasi urgensi penelitian. Kristalisasi kajian pustaka menjadi
kerangka teori dan menuntun untuk pengembangan kerangka konsep.
Berisikan informasi yang sudah dilaporkan dan sangat erat kaitannya dengan kajian
penelitian yang dilakukan terutama sekali berkenaan dengan hasil penelitian. Oleh
karena itu, tinjauan pustaka yang baik biasanya disiapkan setelah menyelesaikan
penulisan hasil dan diskusi. Tinjauan pustaka dapat dibuat kedalam beberapa sub
bab sesuai dengan kebutuhan.
Sumber rujukan untuk tesis paling sedikit 50 bahan rujukan dan 40% (empat puluh
persen) dari jumlah tersebut adalah jurnal hasil penelitian, 5 tahun terakhir.
B. KERANGKA TEORI
Merupakan bagian dari intisari dari tinjauan pustaka yang dibuat dalam bentuk
algoritma.
C. KERANGKA KONSEPTUAL
a. Pengertian
Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep
satu terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka
konsep ini gunanya untuk menghubungkan atau menjelaskan secara panjang
lebar tentang suatu topik yang akan dibahas. Kerangka ini didapatkan dari konsep
ilmu / teori yang dipakai sebagai landasan penelitian yang didapatkan dibab
tinjauan pustaka atau kalau boleh dikatakan oleh penulis merupakan ringkasan
dari tinjauan pustaka yang dihubungkan dengan garis sesuai variabel yang
diteliti.
Tinjauan pustaka berisi semua pengetahuan (teori, konsep, prinsip, hukum
maupun proposisi) yang nantinya bisa membantu untuk menyusun kerangka
konsep dan operasional penelitian. Temuan hasil peneliti yang telah ada sangat
membantu dan mempermudah peneliti membuat kerangka konseptual.
Deductive thinking
Inductive thinking
Proses konseptualisasi
Keterangan bagan :
Konsepsi adalah hasil tangkapan seseorang atau gambaran tentang objek atau ide
terhadap rangsangan (stimulus) objek yang merupakan proses mental untuk
berpikir kreatif. Pertemuan telur dan sperma adalah contoh suatu konsepsi.
Bagaimana supaya telur dan sperma bertemu (konsepsi) pada tempat yang bisa
membuahkan bayi yang sehat, maka proses ini merupakan konseptualisasi.
Konseptualisasi adalah suatu proses mental di mana seorang ilmuwan menyusun
konsep yang didasarkan pengalaman, berpikir deduktif dan induktif. Konsep
adalah hasil akhir dari proses konseptualisasi. Hasil dari proses kegiatan ini
menghasilkan sebuah konsep atau bayi sehat.
Contoh :
Sehat adalah konsep, istilah ini mengungkap sejumlah observasi tentang hal-
hal atau gejala-gejala yang mencerminkan kerangka keragaman kondisi
kesehatan seseorang. Untuk mengetahui apakah seseorang itu sehat atau tidak
sehat maka pengukuran konsep sehat tersebut harus melalui konstruksi atau
variable-variabel, misalnya : tekanan darah, denyut nadi, Hb darah, dan
sebagainya. Tekanan darah, denyut nadi, Hb darah dan sebagainya ini
adalah variabel-variabel yang digunakan untuk mengobservai atau mengukur
apakah seseorang itu sehat atau sakit.
Ada semacam asas dalam pembuatan kerangka pikir atau kerangka konseptual,
yaitu : Untuk pendidikan sarjana, kerangka konsep mengacu pada suatu konsep
yang telah ada (cukup satu). Variabel yang membentuk kerangka konsep
disesuaikan dengan variabel yang relevan dengan permasalahan yang ada (tujuan
penelitian). Jadi mencoba mencocokkan teori, konsep dengan realita
permasalahan di lapangan. Untuk pendidikan magister, selain berdasarkan
kerangka konsep yang ada (bisa lebih dari satu), juga diminta ada masukan ide
atau gagasan baru. Paling tidak ada modifikasi variable yang disesuaikan realita
di lapangan. Tujuan akhir penelitian program magister lebih diutamakan dalam
bentuk ide dan atau teknologi pemecahan masalah. Untuk pendidikan doktor,
maka konsep yang ada harus dimodifikasi, artinya seorang program doktor juga
ada ide, gagasan inovatif dalam mengembangan konsep. Ide inovatif yang
disesuaikan dengan kondisi dan situasi di mana penelitian tersebut diadakan,
sehingga menghasilkan pengetahuan baru.
Kerangka konsep merupakan bagian dari kerangka teori dimana pada kerangka konsep
menjelaskan variable yang akan diteliti dan variable yang mempengaruhinya.
D. Hipotesis Penelitian
a. Pengertian
Hipo artinya bawah, tesis artinya pendapat. Jadi hypotesis berarti pendapat
yang kebenaranya masih dangkal dan perlu diuji, patokan duga, atau dalil
sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut. hipotesis
adalah kesimpulan teoritis yang masih harus dibuktikan kebenarannya melalui
analisis terhadap bukti-bukti empiris. Setelah melalui pembuktian dari hasil
penelitian, maka hypotesis ini dapat benar atau salah, dapat diterima atau ditolak.
hypotesis seyogyanya diturunkan dari suatu teori, sehingga rumusan
hiphotesis harus dalam bentuk pernyataan ilmiah atau proposisi, yang mengandung
hubungan dua variable atau lebih. Sumber Hipotesis bisa dari hasil kajian teoritis
atau melali proses menghubung-hubungkan sejumlah bukti empiris dan juga bisa
hasil perenungan atau reka-reka rasional.
Ada beberapa alasan mengapa hipotesis itu harus dibuat yaitu 1) Hipotesis
yang dirumuskan peneliti dapat dijadikan bukti kuat, bahwa peneliti mempunyai
penguasaan yang cukup luas dan mendalam mengenai fokus kajian.2) Hipotesis
merupakan panduan peneliti dalam rangka pengumpulan data dan analisa data,
penentuan prosedur kerja dan data yang harus dicari selama proses penelitian.
c. Ciri hipotesis
Seperti telah diuraikan diatas, bahwa hipotesis adalah suatu kesimpulan
sementara atau jawaban sementara dari suatu penelitian. Oleh sebab itu hipotesis
harus memiliki landasan teoritis, bukan hanya sekadar suatu dugaan yang tidak
mempunyai landasan ilmiah, melainkan lebih dekat kepada suatu kesimpulan.
Ciri-ciri suatu hipotesis adalah sebagai berikut :
i. Hipotesis dinyatakan dalam bentuk pernyataan (statement),bukan dalam
bentuk kalimat tanya.
ii. Hipotesis harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang diteliti.Hal ini
berarti bahwa hipotesis hendaknya berkaitan dengan lapangan ilmu
pengetahuan yang sedang atau akan diteliti.
iii. Hipotesisi harus dapat diuji, hal ini berarti suatu hipotesis harus
mengandung atau terdiri dari variable-variabel yang dapat diukur dan
dapat dibanding-bandingkan.
iv. Hipotesis harus sederhana dan terbatas, artinya hipotesis yang tidak
menimbulkan perbedaan-perbedaan, pengertian, serta tidak terlalu luas
sifatnya.
g. Adakah perbedaan status gizi anak yang dibina posyandu dengan anak yang
tidak dibina oleh posyandu?
h. Adakah perbedaan persepsi antara mahasiswa lulusan SMU dengan mahasiswa
lulusan SPK terhadap penampilan Dosen keperawatan dikelas ?
i. Bagaimanakah perbedaan tingkat prestasi mahasiswa Akper yang tidur di
Asrama Dan di luar asrama ?
Dari pernyataan ini dapat dirumuskan hipotesis seperti berikut :
a. Tidak terdapat perbedaan status gizi anak yang dibina posyandu dengan
anak yang tidak dibina o leh posyandu?
Atau bisa begini :
Status gizi anak yang dibina posyandu lebih baik dari pada anak yang
tidak dibina oleh posyandu?
b. Ada perbedaan persepsi antara mahasiswa lulusan SMU dengan
mahasiswa lulusan SPK terhadap penampilan Dosen keperawatan dikelas.
c. Tingkat prestasi mahasiswa Akper yang tidur di Asrama lebih baik dari
mahasiswa yang tidur di luar asrama.