Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN

DINAS KESEHATAN KAB. MAGETAN


SOP
PENATALAKSANAAN DIET BALITA GIZI BURUK
Ditetapkan
Disusun oleh :
KEPALA UPTD
No. Dokumen : 7/SOP-GZ/2013
PUSKESMAS NGARIBOYO
No. Revisi : Pengelola Program
Gizi Puskesmas
Tgl mulai berlaku : 18-2-2013
Halaman : 1 s/d 2 dr. MOCH HARIYADI

Pengertian Penatalaksanaan Diet Balita Gizi Buruk adalah suatu kegiatan untuk mengatur
penatalaksanaan diet bagi balita gizi buruk

Tujuan
Sebagai pedoman bagi petugas untuk melaksanakan penatalaksanaan diet
pada balita gizi buruk

Standar Tenaga
1 tim tata laksana gizi buruk terdiri dari 1 orang dokter, 1 orang perawat dan 1
orang tenaga gizi

Standar Sarana
dan Prasarana 1. Timbangan Detecto
2. Microtoice
3. Food Model
4. Leaflet Diet TETP dan Bahan Makanan Penukar

Prosedur Tetap
1. Penatalaksanaan Diet Balita Gizi Buruk

Prosedur/Langkah2
1. Melakukan pengkajian Status Gizi berdasarkan hasil pengukuran
antropometri, umur dan KMS. Tentukan status gizi menurut standar BB/u
dan BB/TB
2. Amati tanda-tanda klinis marasmus, kwasiorkor atau marasmus kwasiorkor
serta penyakit penyerta. Jika terdapat tanda-tanda klinis atau penyakit
penyerta, rujuk balita ke Klinik pengobatan, rumah sakit atau Dokter
3. Memperhatikan 10 langkah utama tatalaksana gizi buruk yaitu :
1) Mencegah dan mengatasi hipoglikemi
Jika balita sadar : berikan 50 ml dekstrosa/glukosa 10 % atau 50 ml
larutan gula pasir 10 % secara oral / NGT
Jika balita tidak sadar ( letargis ) : berikan larutan dekstrosa / glukosa
10 % iv, 5 ml x kg BB, selanjutnya berikan 50 ml larutan glukosa 10 %
atau larutan gula pasir 10 % secara oral / NGT
Jika terjadi renjatan ( shock ) : berikan larutan dekstrosa / glukosa 10
% secara iv sebanyak 5 ml x kg BB, selanjutnya beri infus ringer
laktat dan glukosa 10 % perbandingan 1:1 sebanyak 15 ml x kg BB
untuk 1 jam
2) Mencegah dan mengatasi hipotermi
Jika suhu tubuh 36,5 37 C, tutuplah tubuh balita termasuk kepala
dan pertahankan suhu ruangan 25-30C
Jika suhu tubuh 36,5C, hangatkan dengan sistem kanguru,
letakkan lampu 50 cm dari tubuh balita, monitor suhu tiap 30 menit,
hentikan pemanasan setelah suhu mencapai 37C
3) Mencegah dan mengatasi dehidrasi
Mengamati tanda-tanda dehidrasi : balita gelisah, rewel, tidak ada air
mata saat menangis, mata cekung, lidah dan mulut kering, periksa
turgor kulit dengan mencubit kulit perut selama 1 detik
4) Mengatasi gangguan elektrolit
Memberikan RESOMAL ( Rehidration Solution for Malnutrition ) atau
Modifikasi Resomal terdiri dari oralit 1 bks, gula pasir 10 gr,
KCL/Mineral Mix 0,8 gr dan air sampai 400 ml
5) Mengobati infeksi dengan memberikan antibiotik sesuai umur
6) Mengatasi kekurangan zat gizi mikro
Berikan Vitamin A hari ke 1 dosis sesuai umur. Jika ada gejala mata
atau campak dalam 3 bulan terakhir, berikan pada hari ke 1, 2 dan 15
Berikan vitamin B kompleks dan Vitamin C 50 mg/hr sampai BB/TB
-2 SD
Berikan asam folat hari ke 1 sebanyak 5 mg, hari ke 2 s/d BB/TB -2
SD sebanyak 1 mg/hr
Berikan Zn tablet atau sirup 10 mg/hr sampai BB/TB -2 SD
7) Memberikan makanan stabilisasi dan transisi
F 75 atau F 75 Modifikasi
8) Memberikan makanan tumbuh kejar
F 100
9) Memberikan stimulasi
10) Mempersiapkan tindak lanjut di rumah
Sarankan ibu tentang menu dan pola makan serta ajarkan cara
pembuatannya
Mengatur jadwal kontrol
Pemberian imunisasi dan Vitamin A sesuai umur
4. Penerapan 10 langkah tatalaksana gizi buruk meliputi 4 fase :
1) Fase Stabilisasi diberikan makanan formula 75 ( F 75 ) dengan asupan
gizi 80 100 Kkal/kg BB/hari dan protein 1-1,5 gr/kg BB/hari
2) Fase Transisi diberikan makanan formula 100 ( F 100 ) dengan asupan
gizi 100 150 Kkal/kg BB/hari dan protein 2-3 gr/kg BB/hari
3) Fase Rehabilitasi diberikan makanan formula135 ( F 135 ) dengan
asupan gizi 150 220 Kkal/kg BB/hari dan protein 3-4 gr/kg BB/hari
4) Fase Tindak Lanjut dilakukan di rumah setelah anak dinyatakan
sembuh, bila BB/TB atau BB/PB -2 SD dan tidak ada gejala klinis dan
memenuhi kriteria sebagai berikut ;
Selera makan sudah baik
Ada perbaikan kondisi mental
Dapat duduk, merangkak, berdiri dan berjalan sesuai umurnya
Suhu tubuh berkisar antara 36,5-37,7C
Tidak muntah, diare dan tidak ada edema
Terdapat kenaikan BB sekitar 50 gr/kg BB/minggu selama 2
minggu berturut-turut

Referensi
1. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Penuntun Diet Anak, RSCM, 1992
3. Pedoman Penanggulangan Gizi Buruk, Dinkes Prop Jatim, 2009
4. Pedoman Respon Cepat Penanggulangan Gizi Buruk, Depkes RI, 2008
5. Pedoman Pelaksanaan Standarisasi Puskesmas Kabupaten Magetan
Tahun 2013
PENATALAKSANAAN DIET BALITA GIZI BURUK

No. KODE : A/1.1.1./SOP.01/II/2015 DITETAPKAN OLEH


KEPALA UPTD PUSKESMAS
NGARIBOYO
TERBITAN : 2015

:
SPO No. REVISI -

UPTD TGL.
PUSKESMAS
MULAI : 02 PEBRUARI 2015
dr. MOCH. HARIYADI
BERLAKU
NGARIBOYO NIP. 19610317 198903 1 008
HALAMAN : 1/2

Pengertian Penatalaksanaan Diet Balita Gizi Buruk adalah suatu kegiatan untuk mengatur
penatalaksanaan diet bagi balita gizi buruk

Tujuan Sebagai pedoman bagi petugas untuk melaksanakan penatalaksanaan diet


pada balita gizi buruk

Kebijakan SK Kepala Puskesmas No: Tentang Upaya Kesehatan Masyarakat

Referensi 1.UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan


2.Penuntun Diet Anak, RSCM, 1992
3.Pedoman Penanggulangan Gizi Buruk, Dinkes Prop Jatim, 2009
4.Pedoman Respon Cepat Penanggulangan Gizi Buruk, Depkes RI, 2008
5.Pedoman Pelaksanaan Standarisasi Puskesmas Kabupaten Magetan Tahun
2013

Standar Sarana
dan Prasarana 1.Timbangan Detecto
2.Microtoice
3.Food Model
4.Leaflet Diet TETP dan Bahan Makanan Penukar

Prosedur/ 1.Melakukan pengkajian Status Gizi berdasarkan hasil pengukuran


Langkah2 antropometri, umur dan KMS. Tentukan status gizi menurut standar BB/u dan
BB/TB
2.Amati tanda-tanda klinis marasmus, kwasiorkor atau marasmus kwasiorkor
serta penyakit penyerta. Jika terdapat tanda-tanda klinis atau penyakit
penyerta, rujuk balita ke Klinik pengobatan, rumah sakit atau Dokter
3.Memperhatikan 10 langkah utama tatalaksana gizi buruk yaitu :
11) Mencegah dan mengatasi hipoglikemi
Jika balita sadar : berikan 50 ml dekstrosa/glukosa 10 % atau 50 ml
larutan gula pasir 10 % secara oral / NGT
Jika balita tidak sadar ( letargis ) : berikan larutan dekstrosa / glukosa
10 % iv, 5 ml x kg BB, selanjutnya berikan 50 ml larutan glukosa 10 %
atau larutan gula pasir 10 % secara oral / NGT
Jika terjadi renjatan ( shock ) : berikan larutan dekstrosa / glukosa 10
% secara iv sebanyak 5 ml x kg BB, selanjutnya beri infus ringer laktat
dan glukosa 10 % perbandingan 1:1 sebanyak 15 ml x kg BB untuk 1
jam
12) Mencegah dan mengatasi hipotermi
Jika suhu tubuh 36,5 37 C, tutuplah tubuh balita termasuk kepala
dan pertahankan suhu ruangan 25-30C
Jika suhu tubuh 36,5C, hangatkan dengan sistem kanguru,
letakkan lampu 50 cm dari tubuh balita, monitor suhu tiap 30 menit,
hentikan pemanasan setelah suhu mencapai 37C
13) Mencegah dan mengatasi dehidrasi
Mengamati tanda-tanda dehidrasi : balita gelisah, rewel, tidak ada air
mata saat menangis, mata cekung, lidah dan mulut kering, periksa
turgor kulit dengan mencubit kulit perut selama 1 detik
14) Mengatasi gangguan elektrolit
Memberikan RESOMAL ( Rehidration Solution for Malnutrition ) atau
Modifikasi Resomal terdiri dari oralit 1 bks, gula pasir 10 gr,
KCL/Mineral Mix 0,8 gr dan air sampai 400 ml
15) Mengobati infeksi dengan memberikan antibiotik sesuai umur
16) Mengatasi kekurangan zat gizi mikro
Berikan Vitamin A hari ke 1 dosis sesuai umur. Jika ada gejala mata
atau campak dalam 3 bulan terakhir, berikan pada hari ke 1, 2 dan 15
Berikan vitamin B kompleks dan Vitamin C 50 mg/hr sampai BB/TB
-2 SD
Berikan asam folat hari ke 1 sebanyak 5 mg, hari ke 2 s/d BB/TB -2
SD sebanyak 1 mg/hr
Berikan Zn tablet atau sirup 10 mg/hr sampai BB/TB -2 SD
17) Memberikan makanan stabilisasi dan transisi
F 75 atau F 75 Modifikasi
18) Memberikan makanan tumbuh kejar
F 100
19) Memberikan stimulasi
20) Mempersiapkan tindak lanjut di rumah
Sarankan ibu tentang menu dan pola makan serta ajarkan cara
pembuatannya
Mengatur jadwal kontrol
Pemberian imunisasi dan Vitamin A sesuai umur
4.Penerapan 10 langkah tatalaksana gizi buruk meliputi 4 fase :
5) Fase Stabilisasi diberikan makanan formula 75 ( F 75 ) dengan asupan
gizi 80 100 Kkal/kg BB/hari dan protein 1-1,5 gr/kg BB/hari
6) Fase Transisi diberikan makanan formula 100 ( F 100 ) dengan asupan
gizi 100 150 Kkal/kg BB/hari dan protein 2-3 gr/kg BB/hari
7) Fase Rehabilitasi diberikan makanan formula135 ( F 135 ) dengan
asupan gizi 150 220 Kkal/kg BB/hari dan protein 3-4 gr/kg BB/hari
8) Fase Tindak Lanjut dilakukan di rumah setelah anak dinyatakan sembuh,
bila BB/TB atau BB/PB -2 SD dan tidak ada gejala klinis dan memenuhi
kriteria sebagai berikut ;
Selera makan sudah baik
Ada perbaikan kondisi mental
Dapat duduk, merangkak, berdiri dan berjalan sesuai umurnya
Suhu tubuh berkisar antara 36,5-37,7C
Tidak muntah, diare dan tidak ada edema
Terdapat kenaikan BB sekitar 50 gr/kg BB/minggu selama 2
minggu berturut-turut

Unit Terkait 1.Semua Koordinator pelayanan klinis


2.Koordinator Bidan Puskesmas
3.Bidan desa
4.Kepala Puskersmas

Distribusi 1.Semua Koordinator pelayanan klinis


2.Koordinator Bidan Puskesmas
3.Bidan desa

Anda mungkin juga menyukai