TINJAUAN TEORI
2.1.1 Definisi
pada kaki dan tangan, menyebabkan lesi segmental dan pembentukan thrombus
pada arteri kecil dan sedang, kadang-kadang pada vena. Penyakit ini mempunyai
arteri dan vena yang berukuran kecil sampai sedang, akibat peradangan yang
dipicu oleh merokok. Berdasarkan studi cohort, pria perokok sigaret berusia 20-40
siapapun.
penyakit vaskulitis dari pembuluh darah yang paling sering ditemukan pada
arteri dan vena ini bersifat segmental pada anggota gerak dan jarang pada alat-alat
dalam.
terjadinya obstruksi pada pembuluh darah tangan dan kaki. Pembuluh darah
mengalami konstriksi atau obstruksi sebagian yang dikarenakan oleh inflamasi
2.1.2 Etiologi
Penyebabnya tidak jelas, tetapi biasanya tidak ada faktor familial serta
tidak ada hubungannya dengan penyakit Diabetes Mellitus. Penderita penyakit ini
terhadap nikotin yang kebanyakan mulai merokok pada usia muda, kadang pada
genetik tanpa penyebab mutasi gen secara langsung. Sebagian besar peneliti
mencurigai bahwa penyakit imun adalah suatu endarteritis yang dimediasi sistem
imun. Selain penyakit sistem imun diduga ada hubungan dengan penyakit
Raynauld.
2.1.3 Klasifikasi
a) ASO
b) TAO
c) arteritides
2) Arteri normal
a) Keadaan hiperkoagulasi
b) Diseksi aorta
Arteri besar, sedang, dan kecil bisa disumbat oleh emboli yang muncul dari :
1) Jantung
b) IMA
d) Endokardtis infeksiosa.
2) Arteri kecil dan arteriola bisa disumbat oleh debris ateromatosa dari plak
a) Ergotisme
c) Trauma tumpul
d) Suntikan intra arteri
2) Benda asing
b) Embolisme bullient
2.1.4 Patofisiologi
sensitive pada kolagen tipe I dan III, meningkatkan serum titer anti endothelial
antibody sel , dan merusak endothel terikat vasorelaksasi pembuluh darah perifer.
pada pasien ini, yang diduga secara genetic memiliki penyakit ini.
b. tulang mengalami osteoporosis dan bila timbul gangren maka terjadi destruksi
a. Rasa Nyeri
1) Klaukadikasio intermiten, yaitu bila pasien jalan, pada jarak tertentu akan
merasa nyeri pada ekstremitas, dan setelah istirahat sebentar dapat berjalan lagi.
2) Nyeri spontan berupa rasa nyeri yang hebat pada jari dan daerah
sekitarnya, lebih hebat pada waktu malam. Biasanya merupakan tanda awal akan
terjadinya ulserasi dan gangren.Rasa nyeri ini lebih hebat bila ekstremitas
3) Bila terjadi osteoporosis kaki akan sakit bila diinjakkan. Karena saraf juga
b. Pulsasi arteri pada arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior biasanya
menghilang.
c. Terjadi perubahan warna pada jari - jari yang terkena menjadi merah,
d. Suhu kulit pada daerah yang terkena akan lebih rendah pada palpasi.
bersifat segmental, artinya sumbatan terdapat pada beberapa tempat, tapi segmen
diantara tempat yang tersumbat itu normal. Pada kasus lanjut, biasanya terjadi
kolateralisasi.
c. Pemeriksaan Doppler
(CT) dan Magnetic resonance imaging (MRI) Pada pasien dengan ulkus kaki yang
d. Angiografi
2.1.7 Penatalaksanaan
3) Bagian kepala dari tempat tidur dapat ditinggikan 15-20 cm diatas balok,
setiap hari.
3) Antibiotik.
e. Pengobatan spesifik.
Dari pengobatan spesifik yang telah ditemukan belum ada yang diterima
inositol niasinat dan steroid direkomendasikan. Lebih baru lagi dikatakan terapi
dengan prostaglandin (PGA1 ) dan defibrotide sama baiknya dengan zat pencegah
agregasi platelete.
obliterans, secara dramatis membaik dengan infus Urokinase intra arteri yang
dilanjutkan dengan angioplasty dengan kateter balon. Pada pembuluh darah kecil
f. Lakukanlah perawatan lebih awal dan secara agresif pada lula-luka ektremis
bantalan tumit atau dengan sepatu boot yang terbuat dari karet.
4) Infeksi jamur
chamber atau ruangan bertekanan udara tinggi yaitu lebih dari 1 atmosfer. Pasien
berada di dalam chamber selama beberapa jam untuk menghirup oksigen murni.
Pasien diberikan 3x30 menit untuk menghirup oksigen. Awalnya terapi hiperbarik
ini hanya dilakukan oleh penyelam dan digunakan oleh angkatan laut. Saat ini
penyakit lain, seperti luka bakar, kanker, diabetes, tetanus, stroke, dan lain-lain.
memiliki dasar keilmuan kedokteran (Evident Base Medicine) dan telah terbukti
secara klinis dengan cara menghirup oksigen murni didalam suatu ruangan
bertekanan tinggi.
suatu prototype dari Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT), untuk meneliti
ternyata gagal karena tidak ditemukannya dasar ilmiah yang tepat. Lalu pada
tahun 1771 ketika Joseph Priestley (Inggris) menemukan oksigen dan tahun 1780
dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan minta tolong kepada James Watt
(Inggris) penemu mesin uap untuk merancang suatu RUBT baginya. Sesudah itu
RUBT mengalami pasang surut dalam dunia kedokteran dan hingga sekarang ini
sudah ada lebih dari 60 macam kasus klinis yang pernah dilaporkan berhasil
ini sebagai akibat perbaikan aliran darah otak dan alat-alat dalam.
(Paris). Selanjutnya RUBT maju pesat di Eropa Barat. Tahun 1860 dibuat RUBT
Tahun 1870 Fontaine membuat RUBT beroda yang dapat ditarik kemana-
oksigen (the Paul Berts effect). Tahun 1918 J. Cunningham di Kansas City, AS,
berhasil menolong pasien dengan influenza berat (waktu itu berjangkit wabah
influenza di AS). Ia begitu aktif di dalam RUBT dan terus membangun RUBT
baru. RUBTnya yang kedua dapat diisi 72 orang dan yang ketiga berupa suatu
rumah sakit tingkat lima dari bola besi seluruhnya bertekanan tinggi. Sayang
rumah sakit ini gagal dijalankan. Ia menggunakan RUBT untuk terapi penyakit
jantung, demam rematik akut dan penyakit kencing manis. Tahun 1930 Edgar End
merupakan salah satu anti oksidan dalam tubuh untuk pertahanan terhadap radikal
bebas dan bertujuan mengatasi infeksi dengan meningkatkan kerja sel darah putih
Luka pada penderita kencing manis merupakan salah satu komplikasi yang paling
ditakuti karena sulit disembuhkan. Paling sering terjadi pada kaki dan disebabkan
oleh bakteri anaerob. Pemberian terapi HBO dapat membunuh bakteri tersebut
c. Sudden Deafness
Sudden Deafness adalah penyakit tiba-tiba tuli atau tidak mendengar, hal ini bisa
terjadi karena infeksi (panas terlebih dahulu), bunyi-bunyian yang keras atau
penyebab lain yang tidak diketahui. Dengan melakukan terapi hiperbarik oksigen
2) Cangkokan kulit.
3) Osteomyelitis.
6) Radionokrosis.
8) Alergi.
telah mengalami revisi pada tahun 1986 dan 1988 (LAKESLA, 2009).
sebagai berikut :
a. Aktinomikosis
b. Emboli udara
e. Infeksi bakteri
f. Keracunan CO
g. Keracunan sianida
h. Penyakit dekompresi
i. Gas gangrene
j. Cangkok kulit
k. Osteoradinekrosis
o. Kanidiobolus koronotus
p. Mukomikosis
q. Osteomielitis
s. Ulkus doiabetic
u. Tromboangitis obliterans
w. Inhalasi asap
x. Luka bakar
a. Kontraindikasi Absolut
bila sebelum pemberian oksigen hiperbarik dapat dikerjakan tindakan bedah untuk
b. Kontraindikasi Relatif
1) ISPA
2) Sinusitis kronis
3) Penyakit kejang
9) Infeksi virus
leukocyte killing dari organisme aerob gram negatif. Oksigen bersifat sitotoksik
dan kebutuhan untuk intervensi operasi pada berbagai macam infeksi yang
bakteri, meningkatkan efektivitas dari obat-obat ini yang mungkin dapat dihambat
secara in vivo oleh keadaan hipoksia yang banyak terjadi pada pasien dengan luka
injury yang dimediasi oleh leukosit dengan cara mencegah perlekatan leukosit
pada dinding venul sehingga membatasi produksi radikal bebas oksigen yang
yang penting dalam proses inflamasi, akan tetapi hal ini dapat membawa
perlekatan leukosit pada endothelium dari sel basal membrane vaskuler yang
penghambatan keterikatan leukosit pad aendotel pembuluh darah dan lebih terkait
lebih untuk dikonsumsi oleh sel-sel radang untuk mempercepat perbaikan jaringan
dan melawan infeksi. Sel radang menggunakan oksigen sebagian besar untuk
oksidan adalah sinyal utama untuk growth factors yang mengatur proses
a. Pengkajian
1) Identitas
2) Keluhan Utama
hiperbarik oksigen
5) Pemeriksaan Fisik
a) Observasi TTV
c) Neurologi
d) Pernafasan
e) Kardiovaskuler
f) Pencernaan
g) Perkemihan
h) Muskuloskeletal
i) Integumen
a) Observasi TTV
dilakukan
tingkat carboxyhemoglobin
yangluar
prosedur perawatan
2) Resiko tinggi cidera yang berkatian dengan pasien transfer dari ruang
peralatan, kebakaran
3) Resti barotrauma ke telinga, sinus, gigi dan paru-paru atau emboli cerebral
atmosfer
pasien/keterbatasan
oksigen hiperbarik
7) Koping individu tidak efektif b.d stres mengatasi penyakit atau sistem
dukungan psikososial
oksigen
infeksi akut
11) Resti perubahan kenyamanan cairan dan elektrolit b.d mual, muntah
luka, kronis
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Airlangga
Patofisiologi.Jakarta:EGC.
Tim Penerjemah EGC. 1996. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.