TINJAUAN KLINIS PADA TRAUMA KEPALA V (intrakranial) = V (otak) + V (cairan serebrospinal) + V ICP pada dewasa normal adalah berkisar
ada dewasa normal adalah berkisar 0-15 mmHg,
(darah) sedangkan pada anak-anak adalah 0-10 mmHg. LATAR BELAKANG MASALAH Peningkatan ICP dapat menyebabkan penurunan CPP dan Pada dewasa normal, volume intrakranial adalah 1500 mL CBF yang pada akhirnya dapat menyebabkan iskemia Trauma kepala menjadi salah satu permasalahan besar yang terdiri dari komponen otak (85-90%), volume darah serebral dan ICP yang tidak terkontrol dapat menyebabkan bagi ilmu kesehatan moderen saat ini. Di Amerika Serikat intravaskular serebral (10%), dan sisanya adalah cairan herniasi otak. trauma menjadi penyebab kematian terbanyak dimana serebrospinal (<3%). 80% mengalami trauma kepala. Pada kasus trauma kepala KLASIFIKASI TRAUMA KEPALA hampir 5% meninggal di tempat kejadian kecelakaan dan Pada trauma kepala, edema serebral sering terjadi 5-10% membutuhkan perawatan jangka panjang. Sekitar yang mengakibatkan peningkatan relatif dari volume otak. Klasifikasi trauma kepala dibagi berdasarkan 75-80% mengalami trauma kepala ringan dan sisanya Tekanan intrakranial akan meningkat kecuali terjadi mekanisme trauma, beratnya trauma, dan morfologi terbagi rata (10-12,5%) mengalami trauma kepala sedang kompensasi, seperti terjadi penurunan volume dari salah trauma. dan berat. Hampir 100% pasien dengan trauma kepala satu komponen volume intrakranial lainnya. Hal ini berat dan 75% pasien dengan trauma kepala sedang berkaitan dengan konsep intracranial compliance: 1. Mekanisme: mengalami kecacatan permanen. Anak-anak lebih sering mengalami cedera kepala akibat akselerasi-deselerasi Compliance = Change in volume / change in pressure dibandingkan dewasa karena komponen air pada otak Tumpul : kecepatan tinggi (kecelakaan lalu anak-anak (88%) lebih banyak dibandingkan pada dewasa lintas) dan kecepatan rendah (jatuh, dipukul) Compliance bergantung pada index tekanan volume, (77%). Tekanan tinggi intrakranial lebih sering terjadi pressure volume index (PVI), yang terjadi pada pada dewasa dibandingkan pada anak-anak akibat Tembus/penetrasi : cedera peluru dan cedera kompartemen intrakranial. PVI adalah perubahan tekanan pengaruh suturae pada dewasa yang sudah mengeras tembus lainnya. intrakranial yang terjadi saat sedikit cairan ditambahkan sehingga tidak dapat mentoleransi peningkatan tekanan ke atau ditarik dari kompartemen intrakranial. Singkatnya, intrakranial (Shepard and Stock, 2004). otak tidak dapat mentoleransi peninmgkatan volume 2. Beratnya: intrakranial yang signifikan yang dapat disebabkan oleh ETIOLOGI suatu keadaan edema serebral difus ataupun adanya massa Ringan (GCS 14-15) seperti hematom. Penyebab terbanyak trauma kepala adalah kecelakaan Konsep patofisiologi trauma kepala kedua adalah Sedang (GCS 9-13) lalu lintas dimana lebih dari setengah kasus terjadi lebih konsep tekanan perfusi serebral, cerebral perfusion sering pada daerah perkotaan. Penyebab lainnya adalah pressure (CPP). CPP adalah perbedaan antara tekanan jatuh dari tempat tinggi, korban kekerasan, trauma akibat rerata arterial, mean arterial pressure (MAP) dengan Berat (GCS 3-8) olahraga, dan trauma penetrasi. Trauma kepala dua sampai tekanan intrakranial, Intracranial Pressure (ICP). empat kali lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan CPP = MAP - ICP 3. Morfologinya: pada perempuan, dan lebih sering terjadi pada umur kurang dari 35 tahun. Aliran darah serebral (CBF) orang dewasa normal Fraktur tengkorak : kalvaria (linier/steleate, adalah konstan berkisar pada nilai MAP 50-150 mmHg. depresi/nondepresi, terbuka/tertutup), basis PATOFISIOLOGI Hal ini karena adanya otoregulasi dari arteriol yang akan kranii(dengan/tanpa kebocoran LCS, berkontriksi ataupun berdilatasi. Bila MAP kurang dari 50 dengan/tanpa parese CN VII). Otak terlindungi oleh lapisan tulang yang bersifat mmHg atau lebih dari 150 mmHg, arteriol tak dapat rigid. Peningkatan volume ringan pada kompartemen melakukan otoregulasi. Hal ini menyebabkan CBF Lesi intrakranial : fokal (epidural, subdural, intrakranial dapat ditoleransi, walaupun pada akhirnya menjadi tidak konstan, tetapi bergantung pada CPP. Bila intraserebral), difus (komosio ringan, komosio akan meningkat secara dramatis. Terdapat persamaan yang MAP < 50 mmHg berlangsung lama dapat menyebabkan klasik, cedera akson difus) menggambarkan keadaan volume intrakranial, yaitu keadaan iskemia karena insufisiensi aliran darah ke otak, persamaan Monro-Kellie: sedangkan bila MAP > 160 mmHg dapat menyebabkan (ATLS, 1999) peningkatan tekanan intrakranial. KLINIS with Inco draw mpre Tingkat kesadaran pasien al hensi Gru Grun adalah hal terpenting dalam 2 ble nts ts mengevaluasi pasien trauma Flexi soun kepala. Glascow Coma Scale on ds (GCS) merupakan alat bantu yang Flexion abno dipakai untuk menentukan derajat abnormal 3 rmal No trauma kepala. GCS dibagi menjadi (decorticate No No (dec res tiga kategori, yaitu eye opening (E), ) 1 respo respo ortic pon motor response (M), dan verbal nse nse ate) se response (V). Exte Glasgow Coma Scale nsio Extension n 2 (decerebrat (dec Pasien trauma kepala memiliki Eye Opening e) ereb riwayat satu ataupun kombinasi rate) dari cedera kepala primer, S bergantung pada derajat dan c mekanisme trauma yang terjadi. 0-1 No o 1 Year No Tipe cedera kepala primer adalah Year 1 resp r response onse cedera kulit kepala, fraktur e tengkorak, fraktur basis cranii, kontusio, perdarahan intrakranial, Spon perdarahan subarachnoid, Spontaneous 4 taneo perdarahan intraventrikuler, ly Best Verbal Response usly hematom epidural, hematom S subdural, cedera penetrasi, dan 3 To verbal To cedera akson difus. c >5 2-5 0-2 command shout o Year Yea Year r s rs s Pada neonatus, perlu 2 To e ditanyakan adanya riwayat caput To pain pain succedaneum dan sefalhematom Ap untuk mengetahui adanya scalp Orie Crie No pro injury yang terjadi saat persalinan. 5 nted s 1 No response respo pri Caput succedaneum ditandai and appr nse ate adanya penonjolan kulit kepala conv opri wor neonatus yang menyilang garis erses ately Best Motor Response ds sutura, sedangkan sefalhematom ditandai adanya perdarahan S Diso Ina subperiosteal dan dibatasi secara c rient ppr tegas oleh garis sutura. 0-1 o 1 Year ed opr Crie Year 4 r and iate s Untuk mengetahui adanya e conv wor fraktur cranii, perlu ditanyakan saat erses ds kejadian trauma, mekanisme 6 Obeys cedera, progresivitas gejala yang command Inap terjadi akibat cedera tersebut. Inap prop Fraktur tulang tengkorak dapat prop Loca Scr riate bersifat linier, comminuted, Localizes riate 5 lizes 3 ea cryin depressed, dan steleate. pain word pain ms g/scr s; eami Pada fraktur basis kranii, cries 4 Flexion Flexi ng pasien memiliki riwayat terbentur withdrawal on pada belakang kepala, penurunan kesadaran, kejang, mual, muntah 2 dan defisit neurologis. Tanda menonjol, peningkatan lingkar patognomonis trauma basis cranii kepala, anisokor, dan gagal nafas. adalah adanya Battle sign, raccoon eyes, dan CSF otorrhea dan Perdarahan intraventrikuler rhinorrhea. Terjepitnya saraf biasanya terjadi pada trauma kranial optikus terjadi pada 1-10% minor dan dapat sembuh spontan. pasien fraktur basis kranii. Perdarahan masif dapat menyebabkan hidrosefalus Kontusio terjadi akibat cedera obstruktif, terutama bila terjadi kepala primer pada lobus pada level foramen Monroe dan temporalis dan frontalis. Hal ini aquaduktus Sylvii. karena pada daerah tersebut terdapat protuberantia kalvaria. Perdarahan subarachnoid Terdapat gejala penyimpangan adalah bentuk perdarahan yang neurologis progresif sekunder umum terjadi pada trauma kepala. akibat edema serebral lokal, infark, Perdarahan disebabkan adanya dan/atau pembentukan-lambat gangguan pada pembuluh darah hematom. kecil pada korteks serebrii. Lokasi lesi biasanya pada sepanjang falx Hematom epidural terjadi serebrii atau tentorium dan akibat adanya laserasi pada arteri lapisan luar korteks. Gejala klinis atau vena pada daerah antara tulang yang biasanya terjadi adalah tengkorak dan lapisan duramater. mual, muntah, sakit kepala, Hematom terbentuk 6-8 jam bila gelisah, demam, dan kaku kuduk. lesi berasal dari arteri atau lebih dari 24 jam bila berasal dari vena Cedera akson difus terjadi setelah cedera kepala. Lokasi akibat gaya akselerasi-deselerasi hematom biasanya pada lobus yang tejadi secara terus-menerus temporalis, frontalis, dan yang mengakibatkan gangguan oksipitalis. Pasien biasanya pada jalur akson-akson kecil. mengalami lucid interval, yaitu Area yang umumnya terganggu suatu periode dimana pasien dalam adalah ganglia basalis, talamus, keadaan sadar yang terjadi antara nukleus hemisfer profunda, dan penurunan kesadaran dengan korpus kolosum. Pasien biasanya adanya defisit neurologis. Lucid memberikan gejala klinis berupa interval lebih sering terjadi pada perubahan status mental dan dewasa dibandingkan pada anak- adanya perpanjangan status anak. Defisit neurologis terjadi vegetatif. Pada pemeriksaan CT- akibat adanya kompresi, akibat scan biasanya didapatkan adanya ekspansi hematom, pada lobus petekie. temporalis dan/atau pada batang otak.
Hematom subdural terjadi pada
daerah antara lapisan duramater dan korteks serebrii. Lesi ini terjadi akibat robekan pada bridging vein atau adanya laserasi pada arteri korteks akibat cedera akselerasi- deselerasi. Lesi ini juga dapat disebabkan trauma akibat persalinan, biasanya terjadi pada 12 jam kehidupan yang ditandai adanya kejang (shaken baby syndromes), fontanel yang