BAB I Daniel
BAB I Daniel
PENDAHULUAN
oleh berbagai kendala salah satu di antaranya adalah kejadian penyakit menular
seperti Avian Influenza (AI), Newcastle Disease (ND), dan Infectious Bursal
penyakit tetelo, sedangkan di Bali lebih dikenal dengan istilah penyakit gerubug.
Kejadian penyakit bersifat akut sampai kronis, dapat menyerang semua jenis
unggas terutama ayam, baik ayam ras maupun ayam bukan ras (buras). Oleh
Penyakit ini disebabkan oleh virus yang termasuk dalam kelompok Avian
paling rendah) dan asimtomatik enterik (sama sekali tidak ganas) (Beard dan
akibat suatu protein yang terdapat pada selubung virus yang di sebut
Obat yang efektif untuk mengatasi infeksi virus ND belum ada. Tindakan
utama yang dapat dilakukan untuk mencegah munculnya penyakit tersebut dengan
aktif dan inaktif telah secara luas diterapkan di bidang peternakan unggas
dilakukan namun jenis vaksin yang baik belum dapat di tentukan.Pada penelitian
ini vaksinasi ND akan di kombinasikan dengan vaksin IB dan EDS. Hasil dari
pada ayam petelur dengan hasil yang efektif dalam pencegahan penyakit ND.
Bagaimana titer antibodi yang terbentuk pada ayam petelur pasca vaksinasi
TINJAUAN PUSTAKA
untuk diambil telurnya (BAPPENAS (2008:1)). Ayam petelur yang sekarang kita
kenal adalah strain ayam yang mampu bertelur sebanyak 300 butir lebih per
tahunnya. Ayam-ayam itu pada dasarnya ayam ras yang merupakan ayam hasil
perkawinan silang (silang dalam maupun silang luar) antara bangsa berbagai
bangsa ayam hutan. Ayam hutan merah (Galus-galus bankiva), ayam hutan ceton
(Galus lafayetti), ayam hutan abu-abu (Galus soneratti), dan ayam hutan hijau
tetelo, sedangkan di Bali lebih dikenal dengan istilah penyakit gerubug. Kejadian
penyakit bersifat akut sampai kronis, dapat menyerang semua jenis unggas
terutama ayam, baik ayam ras maupun ayam bukan ras (buras). Oleh karena itu
(Santhia, 2003; Tabbu, 2000). Newscastle Disease (ND) atau Tetelo, menyerang
Jawa untuk pertama kalinya dan sampai saat ini penyakit bersifat endemik di
seluruh wilayah Indonesia.Menurut derajat keganasannya, penyakit ND terdiri
dengan ptechie pada proventikulus, ventrikulus, usus, seka tonsil, trakea, dan
paru-paru (Kencana dan Kardena, 2011). Teknologi vaksin telah dikuasai oleh
al,. 1988a; Darminto,et al,. 1989; Ronoharjo et al., 1992). Salah satu cara untuk
penyakit yang telah dilemahkan ke dalam tubuh hewan. Di dalam tubuh hewan,
agen penyakit tersebut (Tizard,1988). Saat ini telah tersedia beberapa jenis vaksin
diantara vaksin kombinasi yaitu vaksin tripel ND, IB, dan EDS.
ayam yang bersifat akut dan menular (King dan Cavanagh, 1991). Serangan
tingkat mortalitas 1030% pada anak ayam berumur kurang dari tiga minggu
(Hofstad, 1984), dan ditandai dengan gejala pernafasan seperti sesak nafas,
virus IB 60% dalam kurun waktu 67 minggu dan selalu disertai dengan
penurunan mutu telur berupa bentuk telur tak teratur, kerabang telur lunak
dan albumin cair (Hofstad, 1984; Davelaar et al., 1986; Muneer et al., 1986;
Dakota pada tahun 1930, yang dilaporkan oleh Schalk dan Hawn (1931).
Setelah itu penyakit IB terjadi diseluruh dunia tanpa dipengaruhi oleh musim
kasus IB dalam flok ayam yang telah divaksin IB, hal ini dikarenakan vaksin
Egg Drop Syndrome 1976 (EDS-76) merupakan penyakit menular pada ayam
yang ditandai dengan penurunan produksi dan kualitas telur sehingga kerugian
adenovirus dari family Adenoviridae. Materi genetik virus tersusun atas DNA
dengan berat molekul 28,9 kD dan terdiri dari 13 struktur polipeptida. Adenovirus
mempunyai sifat dapat mengaglutinasi sel darah merah ungags, tetapi tidak dapat
mengaglutinasi sel darah merah mamalia (Rasool et al., 2005). Penyakit EDS
menyerang organ saluran urogenitalis ayam sehingga menyebabkan terjadinya
gangguan pada saluran reproduksi yang ditandai dengan penurunan produksi telur
(Kencana, 2012). Penyakit ini mempunyai gejala yang sangat mirip dengan IB
yaitu penurunan produksi dan kualitas telur yang jelek(Charles, 2000) , hanya
gejala pernafasan pada IB tidak ditemukan pada EDS 76. Tindakan yang paling
Vaksin yang digunakan dalam penelitian ini adalah vaksin Sanavac ND-
strain H52 dan EDS (Sanbio, 2015). Vaksin ini di berikan pada ayam petelur
Pada penelitian ini menggunakan sampel serum darah ayam petelur ber-
internal dan faktor ekternal sangat berpengaruh pada titer antibodi yang di amati.
3 Hipotesis
IB-EDS) (PT.Sanbio Laboratories, Bogor). Ayam petelur jenis ISA Brown berumur
14 minggu pada peternakan Mitra PT. Sanbio di Desa Pekraman Munduk Paku,
sampel serum 1 minggu pra vaksinasi (saat ayam berumur 14 minggu) dan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : spuit 3ml, cool
box, sentrifuge, tabung reaksi, besker glass, tabung ukur, pipet, mikroplate V,
masing-masing pada pra vaksinasi dan pasca vaksinasi (setiap minggu sebanyak 3
kali). Titer antibodi AI pra dan pasca vaksinasi masing-masing dibandingkan.
Variabel kendali : Maternal antibodi, status imun, umur, ras dan berat badan.
3.6.1 Vaksinasi
Vaksinasi dilakukan dengan cara injeksi intramuskuler (im) pada otot paha.
sebanyak 1 mL, dan di dalam spuite diberi ruang sampai 3 mL. Spuite diletakkan
tabung yang lain dan disimpan pada suhu -18oC, sampai digunakan.
mL yang telah diisi antikoagulan EDTA sebanyak 2,5 mL. Sel darah merah dicuci
larutan darah lalu dihomogenkan perlahan-lahan agar sel darah merah tidak rusak,
kemudian disentrifuse selama 10 menit kecepatan 2500 rotation per minute (rpm).
Setelah itu, buffy coat dan supernatan dipisahkan dari endapan sel darah
merah. Pencucian dan pemisahan sel darah merah dilakukan sebanyak tiga kali
dengan cara: endapan sel darah merah diencerkan sampai dengan 1% dalam
larutan PBS.
berkelipatan dua dilakukan mulai dari sumuran ke-1 sampai ke-11 dengan
setiap sumuran plat mikro. Sebanyak 0,025 mL sel darah merah unggas 1%
Reaksi positif pada uji HA ditandai dengan adanya bentukan butiran seperti
pasir pada sumuran plat mikro akibat dari reaksi haemaglutinasi. Pembacaan titer
dan penentuan titer HA dilihat dari pengenceran antigen tertinggi yang masih
Sumuran pertama diisi dengan 0,025 mL serum lalu diencerkan secara berseri
kelipatan dua mulai dari kelipatan 2(dua) yaitu 2, 4, 8, 16, sampai pengenceran
dengan 0,025 mL suspensi antigen ND 4 unit HA mulai dari sumuran ke-1 sampai
detik. Plat mikro kemudian biarkan selama 30 menit pada suhu kamar sambil
diamati reaksinya.
tampak adanya aglutinasi eritrosit dan pada sumuran nomor 12 terlihat endapan
eritrosit. Titer HI dibaca dengan cara memiringkan plat mikro 45 derajat dan
melihat ada atau tidaknya endapan sel darah merah yang turun (tear-shaped)
sebagai tanda uji HI positif. Titer HI ditentukan dengan cara melihat pengenceran
(OIE, 2012).
lapangan dilakukan pada peternakan milik mitra PT. Sanbio, yang berlokasi di
Tabanan.