Anda di halaman 1dari 7

Pengertian

Kemandirian merupakan salah satu aspek terpenting yang


harus dimiliki setiap individu dan anak. Karena selain dapat
mempengaruhi kinerjanya, juga berfungsi untuk membantu mencapai
tujuan hidupnya, prestasi, kesuksesan serta memperoleh
penghargaan. Tanpa didukung oleh sifat mandiri, maka individu
maupun anak akan sulit untuk mencapai sesuatu secara maksimal
dan akan sulit pula baginya untuk meraih kesuksesan (Yusuf,
2009)

Mandiri sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Hal


ini menunjukkan bahwa mandiri berkaitan dengan suatu keadaan
atau kondisi dimana seseorang mampu berdiri sendiri tanpa harus
bergantung pada orang lain. Kemandirian berasal dari kata
mandiri. dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen
Pendidikan Nasional, 2005). Mandiri berarti keadaan dapat
berdiri sendiri, tidak bergantung pada orang lain, sedangkan
kemandirian adalah hal-hal atau keadaan dapat berdiri sendiri
tanpa bergantung pada orang lain.

Kemandirian (autonomi) menurut Hurlock (Yusuf, 2009) adalah


individu memiliki sikap mandiri dalam cara berpikir dan
bertindak, mampu mengambil keputusan mengarahkan dan
mengembangkan serta menyesuaikan diri sesuai dengan norma yang
berlaku dilingkungannya.

Sedangkan yang dimaksud dengan kemandirian pada anak usia


TK tidak sebatas dengan hal-hal yang bersifat fisik saja. Tetapi
juga berkaitan dengan psikilogis anak usia ini mampu mengambil
keputusan sendiri bertanggung jawab dan memiliki kepercayaan
diri. Menurut Nadzifah (Novita. 2007), anak-anak yang berkembang
dengan kemandirian dan bertanggung jawab secara normal akan
memiliki kecenderungan positif pada masa depan anak akan
cenderung berprestasi dan mempunyai kepercayaan diri. Di
lingkungan keluarga dan social, anak yang mandiri dan
bertanggung jawab akan mudah menyesuaikan diri sehingga anak
akan mudah diterima anak-anak dan teman-teman disekitarnya.

Ciri-ciri Kemandirian Anak TK

Anak dikatakan mandiri apabila ia mampu mengambil keputusan


untuk bertindak, memiliki tanggung jawab dan tidak bergantung
pada orang lain, melainkan percaya pada diri sendiri.

Menurut Barnadib (Fum, 2004), bahwa kemandirian dalam diri


seorang anak dapat dilihat dan sisi:

1
1) Mampu mengambil keputusan.

Keputusan yang diambil anak dalam berbagai hal, misalnya


untuk mengambil makanan, memilih bajunya sendiri, dan memakai
sepatu sendiri. Hal tersebut merupakan bagian dari kemandirian
anak.

2) Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-


tugasnya.

Kemampuan anak sangat erat kaitannya dengan konsep diri.


Seorang anak yang mampu mengerjakan tugas sendiri pasti memiliki
kepercayaan diri yang kuat. Misalnya anak mampu menalikan tali
sepatu sendiri walaupun hal tersebut dilakukannya dengan waktu
yang cukup lama.

3) Bertanggungjawab terhadap apa yang dilakukannya.

Kemandirian seorang anak dapat dilihat dan tanggung jawab


yang anak miliki terhadap apa yang telah anak kerjakan Misalnya,
anak membereskan kembali mainan yang telah digunakan pada
tempatnya.

Sementara itu, menurut Roben Havighurst (Tati, 2005) bahwa


kemandirian terdiri dan beberapa aspek. yaitu :

1) Aspek Intelektual. yang menunjuk pada kemampuan berpikir,


menalar, memahami beragam kondisi dan situasi serta gejala-
gejala masalah sebagai dasar usaha untuk mengatasi masalah.

2) Aspek Sosial, berkenaan dengan kemampuan untuk berani


secara aktif membina relasi sosial, namun tidak tergantung pada
kehadiran orang lain disekitamya.

3) Aspek Emosi, menunjukkan kemampuan individu untuk


mengelola serta mengendalikan emosi dan reaksinya dengan tidak
tergantung secara emosi pada orang lain.

4) Aspek Ekonomi, menunjukkan kemandirian dalam hal mengatur


ekonomi dan kebutuhan-kebutuhan ekonomi, dan tidak lagi
tergantung pada orang tua.

Dengan begitu, peneliti menyimpulkan ciri-ciri kemandirian


anak usia TK adalah mampu mengambil keputusan untuk bertindak,

2
memiliki tanggung jawab, tidak bergantung pada orang lain, dan
memiliki rasa percaya diri.

Bentuk-bentuk Kemandirian Anak TK

Bentuk kemandirian pada anak usia TK lebih berkaitan dengan


yang bersifat fisik dan psikis, dimana kegiatan ini merupakan
kebutuhan anak sehari-hari yang bersifat pribadi, maka anak
mampu melakukannya sendiri. Menurut Berk (Mangunsong. 2006)
bahwa kegiatan anak sehari-hari dalam bentuk kemandirian dapat
dilihat dari :

1) Kemampuan anak dalam berpakaian.

Pada anak usia TK kemandirian terlihat ketika anak dapat


melakukan dan menyelesaikan pekerjaannya sendiri tanpa meminta
atau mengharapkan bantuan dari orang tua atau orang lain yang
ada disekitarya. Bagi orang dewasa berpakaian adalah pekerjaan
yang mudah dilakukan. tetapi lain halnya dengan anak.

Bagi anak berpakaian merupakan suatu pekerjaan yang berat.


Seperti mengancingkan baju, memakai kaos kaki, melipat baju dan
sebagainya. Dengan kemandiriannya yang tumbuh dalam diri anak,
maka anak akan merasa lebih percaya diri dalam melakukan
pekerjaan selanjutnya, selain itu dapat menumbuhkan harga diri
yang kuat.

2) Kemampuan anak dalam melakukan kegiatan makan.

Pada saat anak memiliki kemandirian dalam hal makan, anak


akan melakukan acara makan sendiri dengan mengambil alat makan
dan makanan itu sendiri tanpa disuapi atau dilayani oleh orang
tua, anak usia TK juga terkadang sudah mengetahui kapan ia harus
makan tanpa menunggu perintah dari orang tua.

3) Kemampuan anak untuk mengurus diri ketika melakukan buang


air

Kemandirian pada anak usia TK juga dapat terlihat ketika


anak mampu mengurus dirinya ketika buang air besar maupun kecil.
Tetapi kemampuan ini tidak terjadi secara tiba-tiba atau
spontan. Untuk mampu melakukan sendiri atau terampil diperlukan
suatu latihan yang bertahap dan sabar oleh orang tua, latihan
yang dapat dilakukan oleh orang tua adalah toilet training.
Latihan ini tidak bersifat memaksa, bisa dilakukan dengan cara
ketika anak meminta diantar, dengan demikian anak dengan mudah

3
melakukan sendiri tanpa bantuan dan bimbingan dari orang tua
atau orang lain, sehingga anak akan mampu melakukan sendiri.

4) Mampu atau berani pergi sendiri

Anak usia TK umumnya tidak berani untuk pergi sendiri, baik


itu untuk pergi ke sekolah maupun pergi ke tempat bermain.
Biasanya mereka memerlukan teman untuk menjaga atau
melindunginya. Dalam hal ini orang tua memberikan suatu latihan
pada anak agar anak mampu untuk pergi sendiri, orang tua harus
menghilangkan rasa khawatir dan cemas pada saat anak pergi dan
tanamkan rasa percaya pada anak ketika anak pergi sendiri tanpa
ditemani orang tua. Hal ini menunjukkan bahwa anak telah mampu
dan mandiri ketika harus pergi sendiri tanpa orang lain.

Sementara itu, menurut Nouta (2007). bentuk kemandirian anak


dapat dilihat melalui kegiatan sehari-hari. yaitu:

1) Kebersihan

Menanamkan kemandirian pada anak usia TK dapat dilakukan


melalui kebersihan. Hal tersebut dapat dilakukan anak dalam hal
membersihkan diri, seperti menggosok gigi sendiri, mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan sendiri, membuang sampah pada
tempatnya sendiri, buang air besar dan kecil di kloset kamar
mandi kemudian membersihkannya sendiri. Dalam mengajarkan
kebersihan tersebut orang tua tidak bersikap otoriter tetapi
bersikap yang lemah lembut, memberikan contoh langsung dan
selalu mengingatkan anak. Selain itu, orang tua harus memberikan
kesempatan kepada anak untuk mengulangi kegiatannya sampai bisa
dan melakukan latihan-latihan dengan suasana yang menyenangkan.

2) Ketertiban

Bentuk kemandirian anak dapat dilakukan melalui ketertiban.


Hal tersebut dapat dilihat ketika anak dapat mengembalikan
barang ke tempat semula dan membereskan mainan yang telah
digunakan. Kedua kegiatan tersebut, selain dapat melatih
kemandirian juga dapat melatih anak untuk bertanggung jawab

3) Kepemilikan

Bentuk kemandirian anak dalam kepemilikan dapat dilihat


ketika anak menghargai milik orang lain, dimana anak mengenal
identitas suatu barang. Anak harus tahu ada barang milik adik,

4
kakak atau orang tua maupun orang lain di sekitar anak yang
tidak bisa anak gunakan sesuai keinginannya. Anak boleh meminjam
barang, tapi harus atas izin pemiliknya. Dalam hal ini anak akan
belajar pentingnya berbagi. Namun, disamping anak belajar
berbagi anak juga harus mengetahui mana barang yang boleh
dipakai bersama dan mana barang pribadi yang tidak boleh
dipinjamkan. Selain itu, anak harus mulai memahami tentang
kepemilikan uang sehingga ketika anak melihat uang, anak tidak
mengambil uang secara sembarangan.

4) Kesabaran

Bentuk kemandirian anak dalam kesabaran dapat dilihat


ketika anak sabar menunggu giliran, seperti ketika meminjam
mainan dari temannya dan berbaris sebelum masuk kelas. Selain
itu, anak mulai dapat menahan diri untuk tidak memaksa dan
menuntut orang tua mewujudkan keinginannya dengan segera.

Dari kedua teori tersebut, peneliti menyimpulkan bentuk


kemandirian anak usia TK pada umumnya adalah kemandirian dalam
hal kebersihan, ketertiban, kesabaran, keberanian, dan
kepemilikan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian anak

Beberapa faktor menanamkan kemandirian pada anak adalah:

1) Faktor intern

a) Faktor fisik

Anak yang dilahirkan dalam keadaan cacat maka akan


menghambat dalam perkembangan anak selanjutnya, demikian halnya
dengan tahap kemandiriannya. Anak akan menghadapi kesulitan
akibat kondisi tidak sempurna yang mengakibatkan anak bergantung
pada orang tua, orang dewasa lain, teman sebaya, lingkungan
sekitar. Sebaliknya anak yang fisiknya sehat akan mudah
mengembangkan kemandiriannya.

b) Konsep diri

Konsep diri mula-mula terbentuk berdasarkan persepsi dari


orang lain terhadap keadaan diri sendiri, konsep diri
berdasarkan atas keyakinan anak mengenai pendapat orang yang
penting dalam kehidupan anak, yaitu orang tua, guru, dan teman
sebaya tentang dirinya. Jika konsep diri anak terhadap dirinya

5
baik maka kemandiriannya akan tumbuh dengan baik maka
mempengaruhi kemandirian anak.

c) Faktor perbedaan individu

Menyadari adanya perbedaan tingkat kemampuan kognitif


sesuai dengan asas perkembangan aspek kognitif, maka cara-cara
yang digunakan perlu disesuaikan dengan tingkatan kemampuan
kognitif. Menanamkan kemandirian tidak lepas dari mengembangkan
pengertian-pengertian, karena itu harus disesuaikan dengan tahap
perkembangan anak. Melatih kemandirian terhadap anak umur 3
tahun harus berbeda menghadapi anak umur 12 tahun.

2) Faktor ekstern

a) Faktor pola asuh orang tua

Setiap orang tua mempunyai spesifikasi dalam mendidik. Ada


orang tua yang mendidik anak secara otoriter, ada yang
demokratis, dimana pendapat anak juga diterima oleh orang tua.
Tetapi ada juga orang tua yang acuh dan masa bodoh dengan
pendapat setiap anggota keluarga. Dari ketiga orang tua dalam
mendidik kesemuanya membawa dampak pada kepribadian serta
kemandirian anak.

b) Hubungan orang tua dengan anak

Ada keluarga dengan hubungan orang tua dengan anak dekat


sehingga anak takut berpisah dengan orang tua, bahkan ketika
masuk usia sekolah tidak mau ditinggal orang tua. Anak yang
berasal dari hubungan keluarga demikian kadang-kadang
mengakibatkan bergantung dan tidak mandiri.

c) Faktor pembiasaan

Menanamkan kemandirian dilakukan pembiasaan rutin dan


konsisten. Melatih dan mendorong perlu dilakukan berulang-ulang
sampai tercapai keadaan dimana anak bisa melakukan sendiri
sehingga tercapai kemandirian tersebut.

d) Faktor pengenalan diri

Menanamkan kemandirian pada anak harus dimulai sedini


mungkin, yaitu sejak anak mengembangkan pengertian-pengertian
dan mulai bisa mengerjakan sendiri, tidak lagi totally
dependent.

6
e) Faktor pendidikan orang tua

Orang tua yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi


akan berbeda dalam cara mengasuh dan menanamkan kemandirian
anak. Orang tua yang berpendidikan tinggi akan lebih fleksibel
dalam memberikan pengertian-pengertian pada anak sehingga
kemandiriannya akan muncul. Orang tua yang memiliki latar
belakang pendidikan rendah, juga akan berbeda dalam menanamkan
kemandirian kepada anak (Ali dan Asrori, 2004)

Penilaian Kemandirian anak

Pengukuran kemandirian anak dapat diukur secara lansgsung


dan tidak langsung. Secara langsung menanyakan bagaimana
pendapat dan jawaban responden terhadap suatu objek. Pengukuran
kemandirian anak dapat dilakukan menggunakan skala likert yang
berisi 20 item pernyataan positif (favorable) dan negatif
(unfavorable), untuk pernyataan positif bernilai 1 untuk jawaban
tidak pernah, 2 untuk jawaban kadang-kadang, 3 untuk jawaban
sering dan 4 untuk jawaban selalu, sedangkan pernyataan negatif
bernilai 4 untuk jawaban tidak pernah, 3 untuk jawaban kadang-
kadang, 2 untuk jawaban sering dan 1 untuk jawaban selalu

Kemudian data diklasifikasikan dengan kategori sebagai berikut :

1) Skor 51-80 : tingkat mandiri

2) Skor 31-50 : tingkat kurang mandiri

3) Skor 10-30 : tingkat tidak mandiri

(Budiarto, 2004)

Anda mungkin juga menyukai