Anda di halaman 1dari 7

Pelecehan Seksual di Kalangan Remaja

Oleh: Kamsiatun eka pratama

NIM: 155100201111010

Abstrak

Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk melihat gambaran tentang


pelecehan seksual yang terjadi di kalangan remaja Indonesia. Perilaku pelecehan
seksual di kalangan remaja merupakan sebuah masalah yang sejak dulu hingga
sekarang masih juga belum bisa dituntaskan oleh pemerintah pusat maupun oleh
pemerintah daerah. Pelecehan seksual merupakan salah satu bentuk kejahatan
seksual yang menjadi hal menakutkan bagi kalangan remaja baik itu mahasiswa,
pelajar ataupun remaja yang tidak sekolah. Hal ini seharusnya menjadi cerminan
tersendiri bagi pemerintah Indonesia untuk terus berusaha dan berupaya mengatasi
permasalahan tersebut. Tidak dapat dipungkiri jika berbagai upaya telah dilakukan
oleh pemerintah untuk menanggulangi atau mengatasi masalah tersebut, namun
tetap saja permasalahan pelecehan seksual belum dapat teratasi secara tuntas
sampai ke akar-akarnya. Banyak hal yang menjadi faktor penyebab pelecehan
seksual diantaranya : Kurangnya pengawasan orang tua terhadap anaknya,
kurangnya pendidikan agama dan moral pada remaja, salah memilih teman bergaul,
merebaknya video porno atau video kejahatan seksual lainnya di internet dan masih
banyak lagi faktor-faktor lain yang menyebabkan timbulnya masalah pelecehan
seksual.

Kata kunci: pelecehan, seksual, remaja.

PENDAHULUAN

Remaja merupakan penerus generasi keluarga dan bangsa yang seharusnya


mendapatkan perlindungan dan pendidikan yang baik sehingga potensi-potensi
dirinya dapat berkembang pesat, sehingga akan tumbuh menjadi manusia yang
memiliki kepribadian yang tangguh dan memiliki berbagai macam kemampuan dan
keterampilan yang bermanfaat. Namun pada kenyataannya sering terjadi berbagai
fenomena yang menyayat hati dimana perilaku negatif sering terlihat dalam
kehidupan sehari-hari pada remaja. Melalui surat kabar atau televisi banyak
dijumpai kasus-kasus remaja yang mengalami pelecehan seksual baik itu pelecehan
secara fisik, maupun mental bahkan. Bentuk pelecehan seperti ini biasanya
dilakukan oleh orang yang telah dikenal remaja, seperti keluarga, tetangga, guru
maupun teman sepermainannya sendiri. Dampak pelecehan seperti ini selain
menimbulkan trauma yang mendalam, juga sering kali menimbulkan luka secara
fisik. Segala bentuk pelecehan seksual haruslah dibasmi karena pelecehan seksual
bisa menjadi dasar mengapa seseorang melakukan kejahatan seksual. Sebagai
contoh kasus kejahatan seksual yang sangat populer adalah kasus pembunuhan dan
pemerkosaan terhadap Eno Parinah.
Perempuan seharusnya dihargai dan dihormati sebagai makhluk ciptaan
Tuhan yang memiliki harga diri, martabat dan derajat yang setara dengan kaum
pria. Namun pada kenyataannya masih banyak perempuan yang menjadi korban
penindasan, penganiayaan, penyiksaan, bahkan pelecehan seksual yang mengarah
pada penyerangan seksual dan pemerkosaan. Pemerintah harus tegas dalam
menyikapi masalah ini karena remajalah yang akan meneruskan cita-cita dan tujuan
bangsa. Jika para remaja moralnya sudah bobrok, mustahil bangsa ini akan maju
dan sejahtera.
Pendidikan karakter dan pendidikan agama harus mengambil andil dalam
menanggulangi masalah kejahatan seksual. Ketika sedari kecil remaja sudah
dibekali oleh pengetahuan agama dan moral yang bagus maka dapat meminimalisir
tindak kejahatan seksual di masa mendatang. Peran orang tua dalam mendidik
anaknya juga merupakan hal penting dimana segala sesuatu pasti di mulai dari
sebuah keluarga, jika keluarganya memiliki lingkungan pergaulan yang baik maka
remaja juga akan tumbuh dengan baik, namun sebaliknya jika seorang anak tumbuh
dari keluarga yang sudah berantakan kehidupannya maka tidak mengherankan jika
remaja kelak dia akan memiliki sifat yang buruk karena tidak mendapatkan
pendidikan yang baik dari keluargannya.
PEMBAHASAN
Pelecehan seksual
Menurut Irwansyah dan Asep (2007) Pelecehan seksual adalah segala
bentuk perlakuan seksual yang terjadi pada seseorang dan orang tersebut merasa
tidak nyaman. Perlakuan seperti ini tidak diingikan oleh korban pelecehan.
Pelecehan seksual biasanya terjadi di tempat atau fasilitas umum, seperti bus kota,
tempat antre karcis, terminal, dan tempat lainnya. Pelecehan seksual digolongkan
menjadi dua macam
1. Pelecehan seksual tanpa sentuhan
Mengintip
Lelucon-lelucon cabul
Bicara kotor
Memainkan mata
2. Pelecehan seksual dengan sentuhan yaitu
Meraba tubuh orang lain dengan sengaja
Mencolek orang yang tidak dikenal
Remaja wanita biasanya menjadi sasaran atas pelecehan seksual yang sering
terjadi. Wanita dianggap makhluk yang lemah sehingga pelaku pelecehan seksual
lebih mudah ketika harus melakukan tindakan tidak senonohnya kepada para
remaja. pelaku lebih mudah melancarkan aksinya ketika korban berpergian/berjalan
sendirian, oleh karena itu seorang remaja harus selalu waspada apalagi jika berada
di tempat yang sepi.
Penyebab pelaku melakukan pelecehan seksual dapat dibedakan menjadi
dua yaitu:
Faktor intern
(a) faktor kejiwaan, kondisi kejiwaan atau keadaan diri yang tidak normal dari
seseorang dan dapat juga mendorong seseorang melakukan kejahatan. Misalnya,
nafsu seks yang abnormal, sakit jiwa, psycho patologi dan aspek psikologis dari
instink-seksuil
(b) faktor biologis, dorongan yang merupakan dasar dalam diri individu yang
secara otomatis terbentuk sebagai akibat zat-zat hormon seks yang terdapat dalam
diri manusia
(c) faktor moral dan kurangnya keimanan, ajaran tingkah laku tentang kebaikan-
kebaikan dan keimanan merupakan hal yang vital dalam menentukan tingkah laku,
sedangkan orang yang tidak bermoral dan tidak memiliki kekuatan iman di dalam
hatinya cenderung untuk melakukan kejahatan.
Faktor ekstern
(a) faktor sosial budaya, berkembangnya social budaya barat atau modern yang
terbuka luas di tengah-tengah masyarakat.
(b) tumbuh dari keluarga yang sudah berantakan atau broken home menyebabkan
seoarang pelaku tidak mendapatkan perhatian khusus dari orang tuanya
(c) salah dalam memilih teman bergaul menyebabkan seorang yang awalnya baik-
baik menjadi bersifat buruk akibat salah pergaulan.
(d) faktor ekonomi, faktor kekurangan ekonomi akan membuat seseorang buta hati
dan melakukan hal sekehendak dirinya misalnya saja pelecehan seksual dengan
mengancam menyebarkan video pelecehannya jika tidak membayar sejumlah uang
yang dikehendaki si pelaku.

Dampak akibat pelecehan seksual


Parasaan ketakutan merupakan dampak yang sering dialami korban.
Ketakutan ini muncul dalam bentuk takut kepada orang tertentu, bentuk tubuh
tertentu, dan tempat tertentu. Selain itu, kecurigaan juga sering muncul sebagai
dampak dari korban pelecehan seksual. Korban pelecehan seksual menjadi
paranoid kepada orang tertentu, orang asing yang tidak dikenalnya, serta tempat
asing yang belum pernah dikunjunginya.
Dampak sosial yang dialami korban mengakibatkan korban ingin
mengasingkan diri dari pergaulan. Perasaan ini timbul akibat adanya harga diri yang
rendah karena ia menjadi korban pelecehan seksual, sehingga merasa tidak
berharga, tidak pantas dan juga merasa tidak layak untuk bergaul bersama teman-
temannya. Sementara dampak yang serius dari pelecehan seksual, ujar Dra
Hamidah MSi, adalah trauma.
Korban pelecehan seksual mengalami trauma secara psikologis karena
pernah mengalami peristiwa yang sangat menyakitkan, menyedihkan, dan berat
menurutnya. Sehingga yang bersangkutan (korban) sulit melupakan peristiwa
tersebut dan dapat mengganggu ketenangan, konsentrasi, dan stabilitas mentalnya.
Sehingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Dampak lain yang sangat serius adalah diasingkan atau dikucilkan


masyarakat. Agar dampak ini tidak menimbulkan kerugian yang berat bagi korban,
keluarga korban atau mungkin institusi di mana korban belajar atau bekerja
merahasiakan hal yang dialami korban dari umum. Baik secara fisik, psikologis,
dan spiritual, namun hal buruk yang dirahasiakan pasti lama-lama akan terbongkar.

Peran pemerintah dalam mengatasi pelecehan seksual

Peran pemerintah dalam mengatasi pelecehan seksual dapat dilihat dari


diberlakukannya berbagai undang-undang yang berkatitan dengan pelecehan
seksual. Pelecehan seksual secara umum diatur di dalam KUHP Pasal 281 dan 282,
Pelecehan Seksual yang dilakukan oleh laki-laki atau perempuan yang telah kawin
(zinah) diatur dalam Pasal 284 KUHP, Perkosaan (Pasal 285 KUHP), Menyetubuhi
wanita yang sedang pingsan atau tidak berdaya (Pasal 286 KUHP), Bersetubuh
dengan wanita di bawah umur (Pasal 287 dan 288 KUHP), Berbuat cabul (Pasal
289 KUHP), Berbuat cabul dengan anaknya, anak tirinya, anak angkatnya, anak di
bawah pengawasan yang belum dewasa (Pasal 294 KUHP) (Sylviana, 1999).

Dalam KUHP, berat atau ringannya tindak pelecehan seksual yang


dilakukan, dapat dilihat dari anca-man hukuman yang dapat dijatuhkan kepada
pelaku. Sebagai contoh dalam Pasal 285 KUHP ditentukan bahwa Barang siapa
dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang wanita bersetubuh
dengan dia di luar perkawinan, diancam karena melakukan perkosaan dengan
pidana penjara paling lama 12 tahun (Sylviana, 1999).

Sedangkan dalam Pasal 289 KUHP ditentukan bahwa Barang siapa dengan
kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seseorang untuk melakukan atau
membiarkan dilakukan perbuatan cabul, diancam karena melakukan perbuatan
yang menyerang kehormatan kesusilaan, dengan pidana penjara paling lama 9
tahun. Dengan demikian ketentuan Pasal 285 lebih berat dari ketentuan Pasal 289,
namun ada persamaan unsur yang harus dipenuhi yaitu adanya kekerasan atau
ancaman kekerasan (Sylviana, 1999).
Disini peran pemerintah sangat dibutuhkan demi terwujudnya indonesia
bebas pelecehan seksual. Pemerintah harus tegas dalam menyikapi pelaku agar
pelaku jera dan tidak mengulangi perbuatannya lagi. Selain melalui badan hukum
pemerintah harus mengerahkan masyarakat untuk berpartisipasi bersama dalam
memerangi kasus pelecehan seksual.

Menghindari pelecehan seksual


Terdapat beberapa cara untuk menghindari pelecehan seksual menurut Farizi
(2011) yaitu:
Memakai pakaian yang tertutup, meskipun berpakaian tertutup juga tidak
menutup kemungkinan bahwa seorang remaja dilecehkan namun tidak ada
salahnya daripada harus berpakaian terbuka yang justru mengundang pe;aku
untuk lebih melecehkan korban
Korban harus berteriak sekencang mungkin ketika terjadi pelecehan seksual
Jangan menunjukkan raut wajah ketakutan karena pelaku akan
mendapatkan kepuasan jika korban menunjukkan ketakutannya.
Pelecehan seksual memang dapat terjadi dimana dan kapan saja, namun
seorang remaja haruslah memiliki tameng yang kuat untuk menghidrari tindak-
tindak pelecehan seksual. Dalam menghadapi kasus ini remaja wanita dituntut
untuk berani melawan agar pelaku jera atau takut untuk mengulangi perbuatannya
lagi

PENUTUP
Pelecehan seksual pada remaja sudah sering terjadi di indonesia baik secara
verbal maupun non verbal untuk memenuhi kebutuhan seksual para pelaku. Ada
banyak bentuk pelecehan seksual terhadap remaja dan bisa kita ketahui semua dari
berbagai berita di beberapa media dari mulai digerayangi, dicabuli, digauli, sampai
dengandiperkosa. Pelaku pelecehan seksual bisa dilakukan oleh orang tua atau
keluarga, kerabat, teman, guru, tetangga, para pegawai maupun dari berbagai
lapisan masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan partisipasi masyarakat dan tindak
tegas pemerintah agar pelecehan seksual terhadap kaum remaja di indonesia dapat
diberantas, sehingga kaum wanita akan merasa terlindungi.

DAFTAR RUJUKAN
Irwansyah dan Asep. 2007. Sehat dan tangkas berolahraga. Bandung: Grafindo
Media
Sylviana, An. 1999. Hukuman Bagi Pelecehan Seksual.
http://reformata.com/news/view/519/hukuman-bagi-pelecehan-seksual.
Diakses pada tanggal 12 juni 2016.
Farizi. 2011. Waspadalah 45 Modus kejahatan paling populer di Indonesia.
Depok: Penebar Swadaya

Anda mungkin juga menyukai