NIM: 155100201111010
Abstrak
PENDAHULUAN
Sedangkan dalam Pasal 289 KUHP ditentukan bahwa Barang siapa dengan
kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seseorang untuk melakukan atau
membiarkan dilakukan perbuatan cabul, diancam karena melakukan perbuatan
yang menyerang kehormatan kesusilaan, dengan pidana penjara paling lama 9
tahun. Dengan demikian ketentuan Pasal 285 lebih berat dari ketentuan Pasal 289,
namun ada persamaan unsur yang harus dipenuhi yaitu adanya kekerasan atau
ancaman kekerasan (Sylviana, 1999).
Disini peran pemerintah sangat dibutuhkan demi terwujudnya indonesia
bebas pelecehan seksual. Pemerintah harus tegas dalam menyikapi pelaku agar
pelaku jera dan tidak mengulangi perbuatannya lagi. Selain melalui badan hukum
pemerintah harus mengerahkan masyarakat untuk berpartisipasi bersama dalam
memerangi kasus pelecehan seksual.
PENUTUP
Pelecehan seksual pada remaja sudah sering terjadi di indonesia baik secara
verbal maupun non verbal untuk memenuhi kebutuhan seksual para pelaku. Ada
banyak bentuk pelecehan seksual terhadap remaja dan bisa kita ketahui semua dari
berbagai berita di beberapa media dari mulai digerayangi, dicabuli, digauli, sampai
dengandiperkosa. Pelaku pelecehan seksual bisa dilakukan oleh orang tua atau
keluarga, kerabat, teman, guru, tetangga, para pegawai maupun dari berbagai
lapisan masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan partisipasi masyarakat dan tindak
tegas pemerintah agar pelecehan seksual terhadap kaum remaja di indonesia dapat
diberantas, sehingga kaum wanita akan merasa terlindungi.
DAFTAR RUJUKAN
Irwansyah dan Asep. 2007. Sehat dan tangkas berolahraga. Bandung: Grafindo
Media
Sylviana, An. 1999. Hukuman Bagi Pelecehan Seksual.
http://reformata.com/news/view/519/hukuman-bagi-pelecehan-seksual.
Diakses pada tanggal 12 juni 2016.
Farizi. 2011. Waspadalah 45 Modus kejahatan paling populer di Indonesia.
Depok: Penebar Swadaya