Anda di halaman 1dari 4

1

Analisa Tegangan AC Bipolar Junction Transistor (BJT)


(E11)
Puji Kumala Pertiwi, Gusti rana Fahlevi S, Drs. Bachtera Indarto M.Si
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: pujikumala15@gmail.com
Abstrak Telah dilakukan percobaan tentang analisa
tegangan AC Bipolar Junction Transistor (BJT). Tujuan
percobaan ini adalah untuk mengetahui karakteristik
konfigurasi dasar Bipolar Junction Transistor common Base,
common Emitor dan common Collector serta menganalisa sinyal
input dan output. Pada percobaan ini berprinsip pada transistor,
dengan mengetahui prinsip kerja dari transistor maka akan Gambar 2. Pertemuan Basis-Kolektor
dapat menganalisis BJT AC. Pada percobaan common base
didapatkan data Vin dan Vout, serta diperoleh data arus di Transistor adalah suatu komponen yang dapat
common emitter dan arus pada base pada percobaan common memperbesar level sinyal keluaran sampai beberapa kali
base dan common collector, dan juga didapatkan sinyal input sinyal masukan. Sinyal masukan disini dapat berupa sinyal
dan sinyal output yang dapat dilihat pada layar osiloskop. Dan
dilakukan perhitungan nilai penguat arus dan penguat
AC ataupun DC. Prinsip dasar transistor sebagai penguat
tegangannya. Pada percobaan analisa transistor rangkaian adalah arus kecil pada basis mengontrol arus yang lebih besar
common base, tegangan input terdapat pada emitter dan dari kolektor melewati transistor. Transistor berfungsi sebagai
tegangan outputnya pada collector. Sehingga Pada percobaan penguat ketika arus basis berubah. Perubahan kecil arus basis
analisa transistor rangkaian common base, tegangan input mengontrol perubahan besar pada arus yang mengalir dari
terdapat pada emitter dan tegangan outputnya pada kolektor ke emitter. Pada saat ini transistor berfungsi sebagai
collector.sehingga didapatkan nilai penguat tegangan rata- penguat. Dan dalam pemakiannya transistor juga bisa
ratanya adalah 4,6628848. Pada common emitter nilai rata- berfungsi sebagai saklar dengan memanfaatkan daerah
ratanya penguat arus adalah 117,344. Pada common colektor
penjenuhan (saturasi) dan daerah penyumbatan (cut-off). Pada
nilai rata-rata penguat arusnya adalah 106,5779.
daerah penjenuhan nilai resistansi penyambungan kolektor
emitter secara ideal sama dengan nol atau kolektor terhubung
Kata Kunci Bipolar Junction Transistor, NPN,PNP langsung (short). Ini menyebabkan tegangan kolektor emitter
Vce = 0 pada keadaan ideal. Dan pada daerah cut off, nilai
I. PENDAHULUAN resistansi persambungan kolektor emitter secara ideal sama
ungsi Transistor sangat berpengaruh besar di dalam dengan tak terhingga atau terminal kolektor dan emitter
F kinerja rangkaian elektronika. Transistor adalah salah
komponen elektronik yang berperan penting dalam
terbuka yang menyebabkan tegangan Vce sama dengan
tegangan sumber Vcc[1].
perkembangan teknologi, tanpa transistor komputer tidak BJT (Bipolar Junction Transistor) adalah salah satu dari
mungkin diciptakan, dan tanpa transistor pula mungkin radio dua jenis transistor. Cara kerja BJT dapat dibayangkan
masih sebesar meja. sebagai dua diode yang terminal positif atau negatifnya
Transistor memiliki 3 buah kaki atau pin yaitu: Collector berdempet, sehingga ada tiga terminal. Ketiga terminal
(C), Emitter (E) dan Basis (B). Posisi kaki-kaki ini berbeda tersebut adalah emiter (E), kolektor (C), dan basis
antara transistor satu dengan yang lain walaupun ada juga (B).Perubahan arus listrik dalam jumlah kecil pada terminal
yang sama. Transistor adalah suatu monokristal basis dapat menghasilkan perubahan arus listrik dalam jumlah
semikonduktor dimana terjadi dua pertemuan P-N, dari sini besar pada terminal kolektor. Prinsip inilah yang mendasari
dapat dibuat dua rangkaian yaitu P-N-P dan N-P-N. Dalam penggunaan transistor sebagai penguat elektronik. Rasio
keadaan kerja normal, transistor harus diberi polaritas sebagai antara arus pada koletor dengan arus pada basis biasanya
berikut yaitu pertemuan Emitter-Basis diberi polaritas dari dilambangkan dengan atau hfe. biasanya berkisar sekitar
arah maju seperti yang ditunjukkan pada gambar 1, dan 100 untuk transistor-transisor BJT[2].
pertemuan Basis-kolektor diberi polaritas dalam arah mundur Fungsi transistor sangatlah besar dan mempunyai peranan
seperti ditunjukkan pada gambar 2. penting untuk memperoleh kinerja yang baik bagi sebuah
rangkaian elektronika. Dalam dunia elektronika, fungsi
transistor ini adalah sebagai berikut, Sebagai sebuah penguat
(amplifier), Sirkuit pemutus dan penyambung (switching),
Stabilisasi tegangan (stabilisator) Sebagai perata arus.
Menahan sebagian arus, Menguatkan arus, Membangkitkan
Gambar 1. Pertemuan Emitter-Basis
frekuensi rendah maupun, tinggi, Modulasi sinyal dan
berbagai fungsi lainnya[3].
2

Jenis-Jenis Transistor dan cara kerja transistor pada II. METODOLOGI PERCOBAAN
umumnya dibagi menjadi dua jenis yaitu; Transistor Bipolar
(dwi kutub) dan Transistor Efek Medan (FET Field Effect Alat dan bahan Osiloskop berfungsi sebagai alat yang
Transistor). Transistor Bipolar adalah jenis transistor yang digunakan untuk memproyeksikan bentuk sinyal listrik,
paling banyak di gunakan pada rangkaian elektronika. Jenis- Resistor, Kapasitor, Power supply DC sebagai sumber
Jenis Transistor ini terbagi atas 3 bagian lapisan material tegangan dan Sinyal generator AC.
semikonduktor yang terdiri dari dua formasi lapisan yaitu Rangkaian percobaan menggunakan software multisim
lapisan P-N-P (Positif-Negatif-Positif) dan lapisan N-P-N sebagai berikut :
(Negatif-Positif-Negatif). Sehingga menurut dua formasi
lapisan tersebut transistor bipolar dibedakan kedalam dua XSC1

jenis yaitu transistor PNP dan transistor NPN. Masing-masing Ext Trig

dari ketiga kaki jenis-jenis transistor ini diberi nama B(Basis), A B


+
_

K (Kolektor), dan E (Emitor). Fungsi transistor bipolar ini + _ + _

adalah sebagai pengatur arus listrik (regulator arus listrik),


V1 Q1
dengan kata lain transistor dapat membatasi arus yang BD139
mengalir dari Kolektor ke Emiter atau sebaliknya (tergantung R2
R1 120Vrms
jenis transistor, PNP atau NPN). Salah satu fungsi utama 100 60Hz
0
5k

transistor adalah sebagai penguat sinyal. Dalam hal ini V3


12V
V2
transistor bisa dikonfigurasikan sebagai penguat tegangan, 5V

penguat arus maupun sebagai penguat daya. Berdasarkan


sistem pertanahan transistor (grounding) penguat transistor Gambar 2.1 rangkaian common base
dibagi menjadi tiga jenis, yaitu penguat common base, XSC1

penguat common emitter dan common kolektor. Penguat Ext Trig

Common Base adalah penguat yang kaki basis transistor di


+
_
A B
_ _

groundkan, lalu input di masukkan ke emitor dan output


+ +

diambil pada kaki kolektor. Penguat Common Base V3


12V
mempunyai karakter sebagai penguat tegangan[4]. XMM1

R2
Common base mempunyai karakter diantaranya, Adanya Q1

isolasi yang tinggi dari output ke input sehingga V1


330
BD139
meminimalkan efek umpan balik. Mempunyai impedansi 120Vrms
60Hz XMM2
input yang relatif tinggi sehingga cocok untuk penguat sinyal 0

kecil (pre amplifier). Sering dipakai pada penguat frekuensi V2


5V R1
tinggi pada jalur VHF dan UHF Bisa juga dipakai sebagai 330

buffer atau penyangga. Sedangkan Penguat Common Emitor


adalah penguat yang kaki emitor transistor di groundkan, lalu Gambar 2.2 rangkaian common collector
input dimasukkan ke basis dan output diambil pada kaki
XSC1
kolektor. Penguat Common Emitor juga mempunyai karakter
sebagai penguat tegangan[5]. Ext Trig
+

Common Collector mempunyai karakteristik diantaranya, +


A
_ +
B
_
_

Sinyal outputnya sefasa dengan sinyal input (jadi tidak


V3
membalik fasa seperti Common Emitor) Mempunyai 12V

penguatan tegangan sama dengan 1. Mempunyai penguatan R1


330
arus samadengan HFE transistor. Cocok dipakai untuk XMM1

R2
penguat penyangga (buffer) karena mempunyai impedansi Q1

input tinggi dan mempunyai impedansi output yang rendah[5]. V1 330


BD139
Common Emitor mempunyai karakteristik diantaranya, 120Vrms
60Hz
XMM2

Sinyal outputnya berbalik fasa 180 derajat terhadap sinyal 0


V2
input. Sangat mungkin terjadi osilasi karena adanya umpan 5V

balik positif, sehingga sering dipasang umpan balik negatif


untuk mencegahnya. Sering dipakai pada penguat frekuensi Gambar 2.3 rangkaian common emmiter
rendah (terutama pada sinyal audio). Mempunyai stabilitas
penguatan yang rendah karena bergantung pada kestabilan Dalam percobaan ini langkah pertama yang dilakukan
suhu dan bias transistor. Penguat Common Collector adalah adalah disiapkan alat dan bahan, Dirangkai common base,
penguat yang kaki kolektor transistor di groundkan, lalu input common emitter, common collector. Diukur tegangan input
di masukkan ke basis dan output diambil pada kaki emitor. dan tegangan output pada common base. Diukur arus pada
Penguat Common Collector juga mempunyai karakter sebagai base dan emitter pada common emitter dan common collector.
penguat arus[5]. Diulangi empat kali pngulangan.
3

Penguat arus = Ic/Ib


= 0,0001/0,0000034
= 29,41176

Gambar 3.1 sinyal common base

Gambar 2.4. flowchart rangkaian percobaan

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada percobaan analisis tegangan AC BJT yang telah


dilakukan didapatkan data percobaan sebagai berikut. Gambar 3.2 sinyal common emitter

Tabel 1 Percobaan Rangkaian Cammon base Telah dilakukan percobaan tentang analisa tegangan AC
Bipolar Junction Transistor (BJT). Tujuan percobaan ini
NO V in V out Penguat V
adalah untuk mengetahui karakteristik konfigurasi dasar
1 0.74 4.95 6.6891892
Bipolar Junction Transistor common Base, common Emitor
2 0.51 2.1 4.1176471
dan common Collector serta menganalisa sinyal input dan
3 0.11 0.35 3.1818182
output. Pada percobaan ini berprinsip pada transistor, dengan
rata-rata 0.45333 2.467 4.6628848
mengetahui prinsip kerja dari transistor maka akan dapat
menganalisis BJT AC. Pada percobaan common base
Tabel 2 Percobaan Rangkaian Cammon emitter
didapatkan data Vin dan Vout, serta diperoleh data arus di
No. V Ib (A) Ic (A) Ie (A)
common emitter dan arus pada base pada percobaan common
1 0.5 5.3E-06 0.0008 0.000805 150.9434 0.99342
base dan common collector, dan juga didapatkan sinyal input
dan sinyal output yang dapat dilihat pada layar osiloskop. Dan
2 0.8 8E-05 0.0142 0.01428 176.8369 0.99438
dilakukan perhitungan nilai penguat arus dan penguat
3 1 0.00017 0.0184 0.018574 105.6257 0.99062
tegangannya. Pada percobaan analisa transistor rangkaian
4 1.3 0.00053 0.0191 0.019631 35.96987 0.97295
common base, tegangan input terdapat pada emitter dan
rata-rata 0.0002 0.0131 0.013323 117.344 0.98784
tegangan outputnya pada collector. Dari percobaan yang telah
Tabel 3 Percobaan Rangkaian Cammon collector
dilakukan, pada rangkaian common base, common emitter,
dan common collector, memiliki karakteristik yang berbeda-
No. V Ib (A) Ic (A) Ie (A) beda. Pada common base diketahui sebagai penguat tegangan.
1 0.5 3.4E-06 0.0001 0.000103 29.41176 0.96712 Pada percobaan didapatkan data tegangan input dan tegangan
2 0.8 5.4E-06 0.0005 0.000475 87.03704 0.98864 outputnya. Yang mana pada transistor, tegangan input
3 1 6.7E-06 0.0009 0.000897 132.8358 0.99253 terdapat pada emitter dan tegangan outputnya pada collector.
4 1.3 7.4E-06 0.0013 0.001317 177.027 0.99438 sehingga didapatkan nilai penguat tegangan rata-ratanya
rata-rata 5.7E-06 0.0007 0.000698 106.5779 0.98567 adalah 4,6628848. yang mana pada Common base, kaki base
transistor dihubangkan ke ground. Sedangkan dari gambar
Contoh perhitungan : sinyal masuk dan sinyal keluaran didapatkan sinyal input
Penguat tegangan pada common base berbentuk sinus, yang mana menunjukkan bahwa arus yang
Penguat tegangan = Vout/Vin mengalir bolak balik. Sedangkan pada tegangan outputnya
= 4,95/0,74 berbentuk kotak hal ini disebabkan karena pada tegangan
= 6,69 input yang masuk dikuatkan, dengan nilai pada transistor yang
Contoh penguat arus common emitter memiliki batas maksimum. Sehingga dari gambar sinyal yang
Penguat arus = Ic/Ib terlalu besar dipotong sesuai dengan batas maksimum dari
= 0,0191/0,00053 transistor itu sendiri. Sehingga terbentuklah gambar sinyal
= 35,97 yang seperti kotak. Pada percobaan rangkaian common
Penguat arus common Colector emitter, didapatkan data arus pada base dan emitter. Yang
4

mana pada rangkaian common emitter merupakan penguat


arus. Dengan nilai rata-ratanya adalah 117,344. yang mana
pada common emitter, inputnya terletak pada base dan
outputnya terletak pada collector. Sedangkan pada rangkaian
common collector diketahui bahwa dari data srus emitter dan
arus pada base didapatkan nilai penguat arusnya yang mana
sebenarnya input terletak pada base dan output pada emitter.
Dengan nilai ratarata penguat arusnya adalah 106,5779. dari
gambar didapatkan sinyal antara tegangan output dan
inputnya memiliki fase yang sama sehingga sesuai dengan
teori. Nilai penguat arus antara common emitter lebih rendah
dari common collector, hal ini menunjukkan bahwa common
collector lebih cocok digunakan pada penguat arus.

IV. KESIMPULAN

Pada percobaan analisa transistor rangkaian common base,


tegangan input terdapat pada emitter dan tegangan outputnya
pada collector.sehingga didapatkan nilai penguat tegangan
rata-ratanya adalah 4,6628848. Pada common emitter nilai
rata-ratanya penguat arus adalah 117,344. Pada common
colektor nilai rata-rata penguat arusnya adalah 106,5779.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten


laboratorium Elektronika dasar, yang telah membimbing
selama praktikum BJT DC analisis. Tidak lupa ucapan terima
kasih kepada teman-teman satu kelompok atas kerja samanya
baik dalam melakukan percobaan maupun setelah melakukan
percobaan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Daryanto.200.Pengetahuan Teknik Elektronika.Bandung:Bumi


Aksara
[2] Sutrisno. 1968. Elektronika Teori Dasar dan Penerapannya.
Bandung: Penerbit ITB.
[3] Zuhal dan Zangghischan. 2004. Prinsip Dasar Elektronik. Jakarta
: Gramedia Pustaka Utama
[4] Smith, Ralph J. 1987. Electronics Circuit and Devices. Canada:
John Wiley and Sons.
[5] Bishop, Owen. 2002. Dasar-Dasar Elektronika. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai