Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

GEMELLI
170/B6/PPK/PKM-
No. Dokumen :
TRR/II/2016
No. Revisi :
PPK Tgl. Terbit : 9 Februari 2016
Tgl. Mulai
: 9 Februari 2016
Berlaku
Halaman : 1/3

PUSKESMAS
TERARA dr.H.Anjasmoro.
NIP. 19810218 201001 1 007
1. Pengertian Kehamilan kembar adalah satu kehamilan dengan dua janin atau lebih.
2. Anamnesis Tanda dan gejala :
1. Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati
batas toleransinya dan seringkali terjadi partus prematurus. Usia
kehamilan makin pendek dan makin banyaknya janin pada kehamilan
kembar.
2. Mual dan muntah berat karena HCG meningkat.
3. Palpasi abdomen mendapatkan 3 atau lebih bagian tubuh yang besar.
4. Auskultasi lebih dari satu denyut jantung yang terdengar jelas dan
berbeda (nonmaternal) lebih dari 10 denyut/menit. Kecurigaan meningkat
jika keluarga memiliki riwayat kehamilan kembar.
5. Penggunaan stimulator ovulasi.
6. Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah
sehingga dapat menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain.
7. Frekuensi hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada kehamilan
kembar daripada kehamilan tunggal.
8. Frekuensi pre-eklamsia dan eklamsia juga dilaporkan lebih sering pada
kehamilan kembar.
9. Solusio plasenta dapat terjadi kemudian seperti sesak nafas, sering
kencing, edema dan varises pada tungkai bawah dan vulva.
3. Pemeriksaan Fisik 1. Anamnesa
a. Perut lebih buncit dari semestinya tua kehamilan.
b. Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil.
c. Uterus terasa lebih cepat membesar.
d. Pernah hamil kembar atau ada sejarah keturunan.
2. Inspeksi dan palpasi
a. Pada pemeriksaan pertama dan ulang ada kesan uterus lebih besar dan
cepat tumbuhnya dari biasa.
b. Teraba gerakan-gerakan janin lebih banyak.
c. Banyak bagian-bagian kecil teraba.
d. Teraba 3 bagian besar janin.
e. Teraba 2 balotemen
3. Auskultasi
Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak berjauhan
dengan perbedaan kecepatan sedikitnya 10 denyut per menit atau sama-
sama dihitung dan berselisih 10.
4. Kriteria Diagnosis
5. Diagnosis Kerja Gemelli
6. Diagnosis Banding 1. Hidramnion.
2. Kehamilan dengan mioma uteri atau kistoma ovarii.
7. Pemeriksaan 1. Rontgen foto abdomen.
Penunjang 2. Ultrasonografi.
3. Elektrokardiogram fetal.
4. Tata Laksana 1. Penanganan dalam Kehamilan :
a. Pemeriksaan kehamilan setiap 2 minggu pada usia kehamilan 34 36
minggu.
b. Pemeriksaan kehamilan setiap minggu pada usia kehamilan >36
minggu.
c. Pertumbuhan janin dipantau dengan USG setiap 3 4 minggu yang
dimulai pada usia kehamilan 20 minggu.
d. Istirahat baring dianjurkan lebih banyak karena hal itu menyebabkan
aliran darah ke plasenta meningkat, sehingga pertumbuhan janin lebih
baik.
e. Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan
mencegah komplikasi yang timbul, dan bila diagnosis telah
ditegakkan pemeriksaan ulangan harus lebih sering (1 seminggu
pada kehamilan lebih dari 32 minggu).
f. Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh sebaiknya
dihindari, karena akan merangsang partus prematurus.
g. Pemakaian korset gurita pada perut yang tidak terlalu ketat
diperbolehkan, supaya terasa lebih ringan.
h. Periksa darah lengkap, Hb, dan golongan darah
2. Penanganan dalam Kehamilan :
a. Bila anak pertama letaknya membujur, kala I diawasi seperti biasa
dan di tolong seperti biasa dengan episiotomy mediolateralis.
b. Setelah ibu baru waspada, lakukan periksa luar, periksa dalam untuk
menentukan keadaan anak kedua. Tunggu sambil memeriksa tekanan
darah dll.
c. Biasanya 10 15 menit his akan kuat lagi. Bila anak k membujur,
ketuban dipecahkan pelan pelan supaya air ketuban tidak mengalir
deras keluar. Tunggu dan pimpin persalinan anak kedua seperti biasa.
d. Waspadalah atas kemungkinan terjadinya perdarahan postpartum.
e. Bila ada kelainan letak pada anak kedua, misalnya melintang atau
terjadi prolaps tali pusat dan solusio plasenta. Maka janin dilahirkan
dengan cara obstetric.
f. Indikasi seksio saesarea hanya pada :
1) Janin pertama letak lintang.
2) Bila terjadi prolaps tali pusat.
3) Placenta previa.
4) Terjadi interlocking pada letak janin 69, anak pertama letak
sungsang dan anak kedua letak kepala.
g. Kala 4 diawasi terhadap kemungkinan terjadinya perdarahan
postpartum.
5. Edukasi Edukasi diberikan pada saat kehamilan yaitu :
1. Pemeriksaan kehamilan setiap 2 minggu pada usia kehamilan 34 36
minggu.
2. Pemeriksaan kehamilan setiap minggu pada usia kehamilan >36 minggu.
3. Pertumbuhan janin dipantau dengan USG setiap 3 4 minggu yang
dimulai pada usia kehamilan 20 minggu.
4. Istirahat baring.
5. Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh sebaiknya
dihindari, karena akan merangsang partus prematurus.
6. Pemakaian korset gurita pada perut yang tidak terlalu ketat diperbolehkan,
supaya terasa lebih ringan.
6. Prognosis 1. Bahaya bagi ibu pada kehamilan kembar lebih besar daripada kehamilan
tunggal karena lebh seringnya terjadi anemia, pre-eklampsia dan
eklampsia, operasi obstetric dan perdarahan postpartum.
2. Kematian perinatal anak kembar lebih tinggi daripada anak kehamilan
tunggal. Prematuritas merupakan sebab utama. Selain itu, juga lebih
sering terjadi pre-eklampsia dan eklampsia, hidramnion, kelainan letak,
prolapsus funikuli, opersai obstetrik dan menyebabkan sindroma distress
respirasi, trauma persalinan dengan perdrahan serebral dan kemungkinan
adanya kelainan bawaan pada bayi.
3. Kematian anak kedua lebih tinggi daripada yang pertama karena lebih
sering terjadi gangguan sirkulasi plasenta setelah anak pertama lahir, lebih
banyaknya terjadi prolapsus funikuli, solusio plasenta serta kelainan letak
pada janin kedua.
4. Kematian anak pada kehamilan mozigotik lebih besar daripada kehamilan
dizigotik karena pada yang pertama dapat terjadi lilitan tali pusat antara
janin pertama dan kedua.
7. Tingkat Evidens
8. Tingkat
Rekomendasi
9. Indikator 1. Besarnya uterus melebihi lamanya amenorea.
2. Uterus bertambah lebih cepat daripada biasanya pada pemeriksaan
berulang.
3. Penambahan berat badan ibu yang mencolok yang tidak disebabkan oleh
edema atau obesitas.
4. Banyak bagian kecil teraba.
5. Teraba 3 bagian besar janin.
6. Teraba 2 balotemen.
10. Kepustakaan 1. Winkjosasatro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan, edisi ketiga. Jakarta,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
2. Mochtar R. 1998. Sinopsis Obstetri, Kehamilan Ganda. Penerbit Buku
Kedokteran : EGC.

Anda mungkin juga menyukai