Anda di halaman 1dari 27

Turbin angin adalah kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik.

Turbin angin ini pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan para petani dalam
melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dll. Turbin angin terdahulu banyak dibangun di
Denmark, Belanda dan negara-negara Eropa lainnya dan lebih dikenal dengan Windmill. Kini
turbin angin lebih banyak digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan listrik masyarakat, dengan
menggunakan prinsip konversi energi dan menggunakan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui yaitu angin (Daryanto, 2007)
Saat ini pembangunan turbin angin masih belum dapat menyaingi pembangkit listrik
konvensional (Contoh: PLTD, PLTU, dll),namun turbin masih lebih dikembangkan oleh para
ilmuwan karena dalam waktu dekat manusia akan dihadapkan dengan masalah kekurangan
sumber daya alam tak dapat diperbaharui (Contoh: batubara, minyak bumi) sebagai bahan dasar
untuk membangkitkan listrik. Turbin angin dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu: turbin
angin sumbu horizontal dan turbin angin sumbu vertikal (Daryanto, 2007)

Turbin Angin Sumbu Horisontal


Turbin angin sumbu horizontal ialah jenis turbin angin yang paling banyak digunakan.
Turbin ini terdiri dari sebuah menara yang di puncaknya terdapat sebuah baling-baling yang
berfungsi sebagai rotor dan menghadap atau membelakangi arah angin. Kebanyakan turbin angin
jenis ini mempunyai dua atau tiga bilah baling-baling walaupun ada juga turbin bilah baling-
balingnya kurang atau lebih daripada yang disebut diatas. Contoh turbin angin sumbu horizontal
ditunjukan pada Gambar 1.
Turbin angin sumbu vertikal

Turbin sumbu vertikal dibagi menjadi dua jenis yaitu: Savonius dan Darrieus.
a. Turbin Darrieus
Turbin Darrieus mula-mula diperkenalkan di Perancis pada sekitar tahun 1920-an. Turbin angin
sumbu vertikal ini mempunyai bilah-bilah tegak yang berputar kedalam dan keluar dari arah
angin (Daryanto, 2007). Contoh turbin Darrieus ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2 Turbin Darrieus.


Sumber: Daryanto (2007).

b. Turbin Savonius
Turbin Savonius diciptakan pertama kali di negara Finlandia dan berbentuk S apabila dilihat dari
atas. Turbin jenis ini secara umumnya bergerak lebih perlahan dibandingkan jenis turbin angin
sumbu horizontal, tetapi menghasilkan torsi yang besar. Contoh turbin Savonius ditunjukkan
pada Gambar 3.
Gaya Aerodinamik pada Turbin angin Darrieus

1
Prinsip kerja dari rotor Darrieus dapat disederhanakan. Pertama, asumsikan arah angin
datang dari depan rotor baling-baling. Ketika pergerakan rotor lebih cepat menyamai dengan
kecepatan angin yang tak terganggu yaitu ratio kecepatan bladedengan kecepatan angin bebas, tsr
> 3. Gambar 4 menunjukan garis vektor percepatan dari bentuk airfoil baling-baling pada posisi
angular yang berbeda-beda (Arsad et al, 2009)

Dengan:
1. Panah biru kecepatan angin relatif.
2. Panah merah kecepatan relatif ke baling-baling.
3. Panah hitam resultan kecepatan udara relatif ke baling-baling.
4. Panah hijau gaya angkat (lift force).
5. Panah abu-abu gaya seret (drag force).

Dengan nilai tsr yang tinggi, baling-baling akan memotong melalui angin dengan sudut
serang (angle of attack) yang kecil. Resultan gaya angkat (lift) akan membantu perputaran baling-
baling, sedangkan gaya seret (drag) akan melawan perputaran dari baling-baling itu. Ketika gaya
angkat nol pada sisi kiri (0) dan sisi kanan (180) dengan baling-baling simetris bergerak pararel
menuju arah angin, torsi berubah menjadi negatif disekitar posisi ini. Mendekati posisi depan
(90) dan posisi dibelakang (270), komponen dari gaya 15 angkat (lift) lebih besar dibandingkan
gaya seret (drag) sehingga menghasilkan torsi. Torsi total per satu putaran akan bernilai positif
jika baling-baling diposisikan pada tempat yang tepat sehingga rotor akan berputar pada arah
yang benar (Arsad et al, 2009)
Keuntungan turbin angin Darrieus (Kragten, 2004):
a. tidak memerlukan pengarah angin dan memerlukan konstruksi yang mudah.
b. biaya pembuatannya lebih murah dibanding dengan turbin angin sumbu horisontal dan memiliki
desain rotor yang lebih mudah
c. dapat digunakan di kecepatan angin rendah.
Kerugian turbin angin Darrieus ( Kragten, 2004):
a. tidak memiliki sistem self starting.
b. rumit dalam pembuatan sudunya.
c. Sudut serang berubah ubah seiring dengan berputarnya turbin.
Teori Elemen Bilah
Teori elemen bilah adalah metode sederhana yang digunakan unutk menganalisis
rotor, propeler, fan, dan kompresor. Teori ini digunakan untuk menganalisa gaya aerodinamika
pada rotating machine. Pada teori ini, gaya angkat dan gaya hambat dihitung per elemen sudu
kemudian diintregasikan sepanjang sudu.
Prinsip teori ini adalah membagi sudu menjadi beberapa bagian dan menghitung
gaya-gaya yang timbul pada setiap sub bagian untuk kemudian disatukan kembali. Penerapan
teori elemen bilah pada turbin angin Darrieus tipe-H

komponen

2
01Sudu (Blade /Baling-baling)

Rotor trubin angin yang terdiri dari baling-baling/ sudu dan hub merupakan bagian dari turbin angin
yang berfungsi menerima energi kinetik dari angin dan merubahnya menjadi energi gerak (mekanik)
putar pada poros penggerak. Pada sebuah turbin angin, baling-baling rotor dapat berjumlah 1, 2, 3
atau lebih.
02Rotor Hub

Hub merupakan bagian dari rotor yang berfungsi menghubungkan sudu denga shaft (poros) utama.
03Kontrol Pitch Sudu

Salah satu tipe rotor adalah dengan sudu terpasang variable yang dapat dirubah sudut serangnya
dengan mengatur posisi sudut serang sudu terhadap arah angin bertiup. Rotor dengan mekanisme
demikian disebut dengan rotor dengan pitch sudu variable. Tidak semua turbin angin menggunakan
tipe rotor dengan sudut sudu variabel.
04Rem dan Kopling

Rem berfungsi untuk menghentikan putaran poros rotor yang bertujuan untuk keamanan atau pada
saat dilakukan perbaikan. Sedangkan kopling berfungsi untuk memindahkan daya poros ke transmisi
gearboks atau langsung ke generator, dengan meredam getaran dari poros rotor serta sebagai salah
satu sarana meluruskan sambungan (alignment).
05Poros Rotor putaran rendah

Poros rotor berfungsi untuk memindahkan daya dari rotor ke generator , dapat secara langsung
maupun melalui mekanisme transmisi gearboks.
06Transmisi

Pada umumnya transmisi di turbin angin berfungsi untuk memindahkan daya dari rotor ke generator
dengan dipercepat putaranya. Hal ini diperlukan karena umumnya putaran rotor berotasi pada putara
rendah , sementara generatornya bekerja pda putara tinggi.
07Generator

Generator merupakan komponen terpenting dalam sistem turbin angin, dimana fungsinya adalah
merubah energi gerak (mekanik) putar pada poros penggerak menjadi energi listrik. Tegangan dan
arus listrik yang dihasilkan oleh generator dapat berupa alternating current (AC) maupun direct
current (DC) dan tegangan out putnya dapat dari tegangan rendah ( 12 volt) atau sampai tegangan 680
volt atau lebih.
08Kontrol Yawing

Pada turbin angin yang relative besar, umumnya sudah menggunakan system geleng aktif (active
yawing system), yang digerakkan oleh motor servo. Kontrol yawing disini berfungsi menerima input
dari sensor anemometer (mendeteksi kecepatan angin) dan wind direction ( mendeteksi perubahan
arah angin), dan memberikan komando kepada motor servo untuk membelokkan arah shaft turbin
angin dan juga memberikan unputan kepada kontrol pitch.
09Anemomater Sensor

Anemometer berfungsi untuk mendeteksi/mengukur kecepatan angin, sebagai inputan kepada system
control untuk mengendalikan operasional pada kondisi optimum.

3
10Wind Direction Sensor

Wind direction er berfungsi untuk mendeteksi perubahan arah angin angin, sebagai inputan kepada
system control untuk mengendalikan operasional pada kondisi optimum.
11Nasel (Nacelle)

Fungsi nasel adalah untuk menempatkan dan melindungi komponen-komponen turbin angin, yaitu :
generator, gearbox, kopling, rem , kontrol , system geleng (yawing system).
12Poros Rotor putaran tinggi

Poros rotor putaran tinggi berfungsi untuk memindahkan daya dari gearboks ke generator.
13Roda gigi sistem geleng (Yaw drive)

Fungsi yaw drive adalah untuk menempatkan komponen turbin angin yang berada diatas menara
menghadap optimal terhadap arah angin bertiup mengikuti perubahan arah angin.
14Motor servo (Yaw motor)

Fungsi motor yaw adalah untuk menggerakan yaw drive untuk menempatkan komponen turbin angin
yang berada diatas menara menghadap optimal terhadap arah angin bertiup mengikuti perubahan arah
angin.
15Menara / Tower

Menara merupakan tiang penyangga yang fungsi utamanya adalah untuk menopang rotor , nasel dan
semua komponen turbin angin yang berada di atasnya. Menara dapat berupa tipe latis (lattice) atau
pipa (tubular) , baik yang dibantu dengan penopang tali pancang maupun yang self supporting.
17Ekor Pengarah (Tail Vane)

Salah satu sistem orientasi yang pasif (passive yawing) adalah menggunakan ekor pengarah. Fungsi
dari ekor pengarah (tail vane) adalah untuk membelokan posisi rotor terhadap arah datangnya angin,
untuk mengoptimalkan operasional dan mengamankan dari putaran lebih apabila kecepatan angin
telah melebihi kecepatan cut-out dari turbin angin tersebut.

Cara Kerja kincir angin:

Angin akan meniup dan menumbuk sayap kipas


Pusat rotasi menimbulkan Torsi pada sayap kipas
Bagian sayap yang lain mengalami hal yang sama dan terjadila rotasi
Poros dihubungkan ke gearbox, di gearbox kecepatan perputaran poros ditingkatakan
dengan cara mengatur perbandingan roda gigi dalam gearbox
Gearbox dihubungkan ke generator. generator merubah energi mekanik menjadi
energi listrik dan dari generator energi listrik menuju transformer untuk menaikan
tegangannya kemudian baru didistribusikan ke konsumen

Turbin air adalah alat untuk mengubah energi potensial air menjadi menjadi energi mekanik.
Energi mekanik ini kemudian diubah menjadi energi listrik oleh generator. Turbin air
dikembangkan pada abad 19 dan digunakan secara luas untuk pembangkit tenaga listrik.
Dalam pembangkit listrik tenaga air (PLTA) turbin air merupakan peralatan utama selain
generator. Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energi potensial air menjadi
energi kinetik, turbin air dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin impuls dan turbin
reaksi.

4
SatuEnergi.com. Terdapat dua jenis turbin air (PLTA,PLTMH) yaitu : turbin impulse dan turbin
reaksi. Type Turbin ini dipengaruhi oleh "head" atau tinggi dari air terhadap turbin dan debit atau
volume air di lokasi Pembangkit. Faktor lain yang mempengaruhi adalah efisiensi dan biaya.

Ilustrasi Head pada PLTA (https://wiki.uiowa.edu)

1. TURBIN IMPULSE

Turbin impulse umumnya menggunakan kecepatan dari air untuk menggerakkan runner dan
dilepaskan pada tekanan atmosfir. Aliran air menyemprot setiap piringan pada runner. Tidak ada
bagian yang menghisap dibawah turbin dan air mengalir kebawah rumah turbin setelah mengenai
runner. Turbin impulse umumnya cocok untuk yang memiliki head tinggi dan volume air rendah.
1.a. TURBIN PELTON

Turbin Pelton ditemukan pada tahun 1870an oleh Lester Allan Pelton. Jenis Turbin ini memiliki satu
atau beberapa jet penyemprot air untuk memutar piringan.Tak seperti turbin jenis reaksi, turbin ini
tidak memerlukan tabung diffuser.

Ketinggian air (head) = 200 s.d 2000 meter.


Debit air = 4 s.d 15 m3/s

5
1.b. TURBIN CROSS FLOW

Turbin Cross Flow


Turbin Cross Flow juga disebut Turbin Banki-Mitchel atau Turbin Ossbeger, dikarenakan jenis turbin
ini disebut-sebut ditemukan oleh ilmuwan Australia Anthony Michell, Ilmuwan Australia Donat Banki,
Ilmuwan Jerman Fritz Ossberger. Mereka masing-masing memiliki patent atas jenis turbin ini.

Tak seperti kebanyakan turbin yang beputar dikarenakan aliran air secara axial maupun radial, pada
turbin Cross Flow air mengalir secara melintang atau memotong blade turbin, Turbin Cross Flow
didesain untuk mengakomodasi debit air yang lebih besar dan head yang lebih rendah dibanding
Pelton. Headnya kurang dari 200 meter.

2. TURBIN REAKSI

Turbin REAKSI menghasilkan daya dari kobinasi tekanan dan pergerakan air. Runner di letakkan
langsung pada aliran arus. turbin reaksi biasanya digunakan untuk lokasi PLTA/PLTMH yang memiliki
head yang lebih rendah dan debit yang lebih besar dibandingkan dengan turbin IMPULSE.

2.a TURBIN PROPELLER

Turbin Propeller jenis KAPLAN (Sumber : http://www.hydroquebec.com/)


Turbin propeller pada umumnya memiliki runner dengan 3 sampai dengan 6 blade dimana air
mengenai semua blade secara konstan. Pitch dari blade dapat fix atau diadjust. Ada beberapa
macam turbin propeller yaitu : turbin bulb, turbin Straflo, turbin tube dan turbin KAPLAN

2.b. TURBIN FRANCIS

Turbin FRANCIS memiliki runner dengan baling-baling tetap, biasanya jumlahnya 9 atau lebih. Air
dimasukkan tepat diatas runner dan mengelilinginya dan jatuh melalui runner dan memutarnya.
Selain Runner komponen lainnya adalah scroll case, wicket gate dan draft tube.

2.c. TURBIN KINETIC

Turbin KINETIK juga disebut turbin aliran bebas, menghasilkan listrik dari energi kinetik di dalam air
yang mengalir, alih-alih dari energi potensial dari ketinggian. Sistem dapat beroperasi di sungai,
saluran buatan manusia, air pasang surut, atau arus laut. Sistem Kinetic memanfaatkan jalur alami
aliran air. Turbin ini tidak memerlukan pengalihan air melalui saluran buatan manusia, dasar sungai,
atau pipa, meskipun mungkin memiliki aplikasi dalam saluran tersebut. Sistem Kinetic tidak

6
memerlukan pekerjaan sipil yang besar; Namun dapat menggunakan struktur yang ada seperti
jembatan, tailraces dan saluran.

TURBIN AIR
1 Komponen Penyusun

Komponen-komponen Pembangkit Listrik Mikro Hidro :

Diversion Weir dan Intake (Dam/Bendungan Pengalih dan Intake)


Dam pengalih berfungsi untuk mengalihkan air melalui sebuah pembuka di bagian sisi sungai
(Intake pembuka) ke dalamsebuah bak pengendap (Settling Basin).
Settling Basin (Bak Pengendap)
Bak pengendap digunakan untuk memindahkan partikel-partikel pasir dari air. Fungsi dari bak
pengendap adalah sangat penting untuk melindungi komponen-komponen berikutnya dari dampak
pasir.
Headrace (Saluran Pembawa)
Saluran pembawa mengikuti kontur dari sisi bukit untuk menjaga elevasi dari air yang disalurkan.
Headtank (Bak Penenang)
Fungsi dari bak penenang adalah untuk mengatur perbedaan keluaran air antara sebuah penstock dan
headrace, dan untuk pemisahan akhir kotoran dalam air seperti pasir, kayu-kayuan.
Penstock (Pipa Pesat/Penstock)
Penstock dihubungkan pada sebuah elevasi yang lebih rendah ke sebuah roda air, dikenal sebagai
sebuah Turbin.
Turbine dan Generator (Turbin dan Generator)Perputaran gagang dari roda dapat digunakan
untuk memutar sebuah alat mekanikal (seperti sebuah penggilingan biji, pemeras minyak, mesin
bubut kayu dan sebagainya), atau untuk mengoperasikan sebuah generator listrik. Mesin-mesin atau
alat-alat, dimana diberi tenaga oleh skema hidro, disebut dengan Beban (Load).
PRINSIP KERJA

Secara teknis, Mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sumber energi), turbin dan
generator. Berikut proses Pembangkit Listrik Mikrohidro merubah energi aliran dan ketinggian air
menjadi energi listrik.Air yang mengalir dengan kapasitas tertentu disalurkan dengan ketinggian
tertentu menuju rumah instalasi (rumah turbin).

Di rumah instalasi, air tersebut akan menumbuk turbin. gaya jatuh air yang mendorong baling-baling
menyebabkan turbin berputar. Turbin air kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan
fungsi dorong angin untuk memutar baling-baling digantikan air untuk memutar turbin. Selanjutnya
turbin merubah energi kenetik yang disebabkan gaya jatuh air menjadi energi mekanik berupa
berputamya poros turbin.

Poros yang berputar tersebut kemudian ditransmisikan ke generator dengan mengunakan kopling.
sehingga ketika baling-baling turbin berputar maka generator juga ikut berputar. Generator
selanjutnya merubah energi mekanik dari turbin menjadi energi elektrik. kemudian energi listrik

7
tersebut akan masuk ke sistem kontrol arus listrik sebelum dialirkan ke rumah-rumah atau keperluan
lainnya (beban).

Kelebihan

PLTMH merupakan salah satu pembangkit listrik yang cukup unik karena meskipun dalam skala kecil
tetapi memiliki banyak kelebihan, yakni :

1. Energi yang tersedia tidak akan habis selagi siklus dapat kita jaga dengan baik, seperti daerah
tangkapan atau catchment area, vegetasi sungai dansebagainya.

2. Proses yang dilakukan mudah dan murah, harga turbin, generator, panel kontrol, hingga
pembangunan sipilnya kira-kira Rp 5 juta per KW (kondisional).

3. Tidak menimbulkan polutan yang berbahaya.

4. Dapat diproduksi di Indonesia, sehingga jika terjadi kerusakan tidak akan sulit untuk mendapatkan
sparepart-nya.

5. Jika menerapkan mikrohidro sebagai pembangkit listrik secara tidak langsung kita dituntut untuk
mengelola dan menata lingkungan agar tetap seimbang, sehingga sudah barang tentu tidak akan
menimbulkan kerusakan lingkungan seperti banjir, tanah longsor atau erosi. Dan pada gilirannya
ekosistem sungai atau daerah tangkapan akan tetap terjaga, dengan cara ini pula pemanasan global
dapat lebih teredam.

6. Mengurangi tingkat konsumsi energi fosil, langkah ini akan berperan dalam mengendalikan laju harga
minyak di pasar internasional.

7. Teknologi yang relatif sederhana dan mudah dioperasikan.

Kekurangan

Sebuah PLTMH diantaranya adalah:

1. Lokasi potensi jauh dari beban sehingga cenderung tidak ekonomis

2. Harga sparepart yang cenderung masih mahal

3. Penentuan tariff yang menyulitkan karena pertimbangan social yang dominan

4. Tingginya biaya dan waktu yang dibutuhkan.

8
kebanyakan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mini-Mikrohidro (PLTMH) menghadapi
berbagai hambatan seperti rendahnya faktor beban, kurangnya data yang cukup dan peran serta
masyarakat setempat, hingga mempengaruhi tingginya biaya dan waktu yang dibutuhkan.

Turbin uap merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial uap
menjadi energi kinetik dan selanjutnya diubah menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran
poros turbin. Poros turbin, lansung atau dengan bantuan roda gigi reduksi, dihubungkan dengan
mekanisme yang akan digerakkan. Tergantung pada jenis mekanisme yang digunakan, turbin
uap dapat digunakan pada berbagai bidang seperti pada bidang industri, untuk pembangkit
tenaga listrik dan untuktransportasi. Pada proses perubahan energi potensial menjadi energi
mekanisnya yaitu dalam bentuk putaran poros dilakukan dengan berbagai cara.

Pada dasarnya turbin uap terdiri dari dua bagian utama, yaitu stator dan rotor yang merupakan
komponen utama pada turbinkemudian di tambah komponen lainnya yang meliputi pendukunnya
seperti bantalan, kopling dan sistem bantu lainnya agar kerja turbin dapat lebih baik. Sebuah
turbin uap memanfaatkan energi kinetik dari fluida kerjanya yang bertambah akibat penambahan
energi termal.

Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial menjadi energi kinetik
dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros
turbin. Poros turbin langsung atau dengan bantuan elemen lain, dihubungkan dengan
mekanisme yang digerakkan. Tergantung dari jenis mekanisme yang digerakkan turbin uap
dapat digunakan pada berbagai bidang industri, seperti untuk pembangkit listrik.

Prinsip kerja turbin uap


Turbin uap terdiri dari sebuah cakram yang dikelilingi oleh daun-daun cakram yang disebut sudu-
sudu. Sudu-sudu ini berputar karena tiupan dari uap bertekanan yang berasal dari ketel uap,
yang telah dipanasi terdahulu dengan menggunakan bahan bakar padat, cair dan gas.

Uap tersebut kemudian dibagi dengan menggunakan control valve yang akan dipakai untuk
memutar turbin yang dikopelkan langsung dengan pompa dan juga sama halnya dikopel dengan
sebuah generator singkron untuk menghasilkan energi listrik.

Setelah melewati turbin uap, uap yang bertekanan dan bertemperatur tinggi tadi muncul menjadi
uap bertekanan rendah. Panas yang sudah diserap oleh kondensor menyebabkan uap berubah
menjadi air yang kemudian dipompakan kembali menuju boiler. Sisa panas dibuang oleh
kondensor mencapai setengah jumlah panas semula yang masuk. Hal ini mengakibatkan
efisisensi thermodhinamika suatu turbin uap bernilai lebih kecil dari 50%. Turbin uap yang
modern mempunyai temperatur boiler sekitar 5000C sampai 6000C dan temperatur kondensor
200C sampai 300C.
Komponen-Komponen Turbin Uap

9
1. CASSING
Adalah komponen yang berfungsi untuk menutup serta melindungi bagian-bagian utama
turbin.
2. ROTOR
Adalah komponen turbin yang berputar terdiri atas poros, sudu turbin, atau deretan sudu yang
disebut stasionary blade dan moving blade. Untuk turbin bertekanan tinggi atau ukuran besar,
khususnya unuk turbin jenis reaksi maka motor ini perlu di Balanceuntuk mengimbagi gaya
reaksi yang timbul secara aksial terhadap poros.
3. Shaft seals
Shaft seals merupakan salah satu bagian turbin terletak antara poros dengan casing yang
berfungsi untuk mencegah uap air keluar dari dalam turbin melewati sela-sela antara poros
dengan casing akibat perbedaan tekanan serta untuk mencegah udara agar tidak masuk ke
dalam turbin selama turbin beroperasi.
4. Turbine Bearings
Bearing / bantalan pada turbin uap memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Menahan agar komponen rotor diam.


b. Menahan berat dari rotor.
c. Menahan berbagai gaya tidak stabil dari uap air terhadap sudu turbin.
d. Menahan ketidakseimbangan karena kerusakan sudu.
e. Menahan gaya aksial pada beban listrik yang bervariasi

Jenis bearing
a. BEARING PENDESTAL
Merupakansalah satu komponen turbin yang berfungsi sebagai bantalan untuk menumpu
poros rotor.
b. JOURNAL BEARING
Adalah bagian turbin yang berfungsi untuk menahan Gaya Radial atau Gaya Tegak Lurus
Rotor.
c. THRUST BEARING
Adalah bagian turbin yang berfungsi untuk menahan atau menerima gaya aksial atau gaya
sejajar terhadap poros yang merupakan gerakan maju mundurnya poros rotor.
Dobutuhkan sebuah sistem pelumasan menggunakan oli, yang secara terus-menerus
disirkulasi dan didinginkan untuk melumasi bearing yang terus mengalami pergesekan pada
saat turbin uap beroperasi normal.
6. MAIN OLI PUMP
Adalah bagian turbin yang berfungsi sebagai pemompa oli dari tangki yang selanjutnya
disalurkan menuju bagian bagian yang berputar pada turbin .
Adapun fungsi dari Lube Oil adalah :
- Untuk melumasi bagian bagian yang berputar, agar tidak aus. Hal ini juga berpengaruh
pada keawetan konstruksi turbin.
- Untuk mendinginkan ( Oil Cooler ) bagian turbin yang telah panas dan masuk ke bagian
turbin dan akan menekan atau terdorong keluar secara sirkuler.
- Untuk melapisi ( Oil Film ) bagian turbin yang bergerak secara rotasi.
- Untuk membersihkan ( Oil Cleaner ) oli yang telah kotor. Kekotoran oli sebagai akibat dari
benda-benda yang berputar dari turbin akan terdorong ke luar secara sirkuler oleh oli yang
masuk .

10
7. GLAND PACKING
Adalah bagian turbin yang berfungsi sebagai Penyekat untuk menahan apabila terjadi
kebocoran baik kebocoran Uap maupun kebocoran oli.
8. LABIRINTH RING
Adalah bagian turbin yang mempunyai fungsi sama dengan gland packing, yaitu menyekat
apabila terjadi kebocoran baik uap ataupun oli.
9. IMPULS STAGE
Adalah bagian turbin sudu turbin tingkat pertama, terdapat 116 sudu di dalamnya.
10. STASIONARY BLADE
Adalah sudu-sudu dalam turbin yang berfingsi untuk menerima dan mengarahkan kemana
selanjutnya steam yang masuk.
11. MOVING BLADE
Adalah beberapa sudu yang berfungsi menerima dan merubah Energi Steam yang masuk
menjadi Energi Kinetik yang akan memutar generator.
12. Turbine Control Valve
merupakan katup yang bertugas mengatur jumlah steam yang masuk kedalam turbin sesuai
dengan jumlah Steam yang diperlukan sesuai dengan sistem control yang bergantung pada
besar beban listrik.
13. TURBINE STOP VALVES
Adalah merupakan katup yang bertugas meneruskan atau menghentikan aliran steam sebelum
menuju ke turbin. Disebut juga Emergency Stop Valve karena berfungsi untuk mengisolasi
turbin dari supply uap air pada keadaan darurat untuk menghindari kerusakan atau juga
overspeed.

14. REDUCING GEAR


Adalah salah satu bagian turbin yang biasanya hanya dipasang pada turbin-turbin dengan
kapasitas besar, berfungsi untuk menurunkan putaran poros rotor dari 5500rpm menjadi 1500
rpm.
15. Balance Piston
Berfungsi untuk melawan gaya aksial (gaya reaksi dari sudu yang berputar menghasilkan
gaya aksial terhadap sisi belakang dari silinder pertama turbin) jumlah gaya 50%.
16. Turning Device
Adalah mekanisme yang berfungsi untuk memutar rotor dari turbin pada saat start awal atau
setelah shut down guna mencegah terjadinya distorsi/bending akibat proses pemanasan atau
pendinginan yang tidak seragam pada rotor.

1. Klasifikasi Turbin Uap


Turbin uap (kukus) dapat ddiklasifikasikan ke dalam kategori yang berbeda yang tergantung
pada kontruksinya, proses penurunan kalor, kondisi-kondisi awal dan akhir kukus dan
pemakaiannya di bidang industi sebagai berikut :
1. Menurut jumlah tingkat tekanan :
1. Turbin satu tingkat dengan satu atau lebih tingkat kecepatan yang biasaya berkapasitas kecil,
turbin ini kebanyakan dipakai untuk menggerakkan kompresor sentrifugal dan mesin-mesin lain
yang serupa;
2. Turbin impuls dan reaksi nekatingkat ; turbin ini dibuat dalam jangka kapasitas yang luas mulai
dari yang terkecil hingga yang besar.

11
1. Menurut arah aliran khusus:
1. Turbin aksial, yang kukusnya mengalir dalam arah yang sejajar terhadap sumbu turbin; tegak
lurus terhadap sumbu turbin satu atau lebih tingkat kecepatan- rendah pada turbin itu
dibuat aksial;
2. Turbin radial, yang kukusnya mengalir dalam arah tegak lurus terhadap sumbu turbin;
3. Menurut jumlah silinder:
1. Turbin silinder-tunggal;
2. Turbin silinder-ganda;
3. Turbin tiga-silinder, dan
4. Turbin empat silinder;
4. Menurut metode pengaturan:
1. Turbin dengan pengatur pencekik (throttling);
Turbin yang kukus segarnya masuk melalui satu atau lebih (yang tergantung pada daya yang
dihasilkan) katup pencekik yang dioperasikan serempak.
1. Turbin dengan pengatur nosel;
Turbin yang kukus segarnya masuk melalui dua atau lebih pengatur pembuka (opening
regulator) yang berurutan
1. Turbin dengan pengatur langkah(by-pass governing).
Turbin yang kukus segarnya disamping dialirkan ke tingkat pertama langsung dialirkan ke
tingkat dua, atau bahkan 3 ttingkat menengah turbin tersebut
1. Menurut prinsip aksi khusus:
1. Turbin impuls , yang energi potensial kukusnya diubah menjadi energi kinetik di dalam nosel
atau laluan yang dibentuk oleh sudu-ari sudu diam yang berdekatan.
1. Turbin reaksi aksial yang ekspansi kukusnya di antara laluan sudu baik sudu pengarah maupun
sudu-gerak tiap-tiap tingkat berlangsung hampir pada derajat yang sama;
1. Turbin reaksi radial tanpa sudu pengarah yang diam;
2. Turbin reaksi radial dengan sudu pengarah yang diam.
1. Menurut proses penurunan kalor:
1. Turbin kondensasi;
Untuk jenis turbin ini kukus pada tekanan yang lebih rendah dari tekanan atmosfer dialirkan ke
kondensor. Selain itu kukus juga dicerat melalui tingkat-tingkat menengahnya untuk
memanaskan air pengisian ketel, jumlah penceratan yang demikian itu biasanya 2-3 hingga
sebanyak 8-9.
TURBIN KONDENSASI
1. Turbin tekan lawan;
Kukus buang digunakan untuk keperluan industry dan pemanasan kedalam turbin ini juga
ditambahkan. Turbin dengan kevakuman yang dihilangkan. Kukus kerja digunakan untuk
pemanasan dan proses kerja.
1. Turbin tumpang;
Jenis turbin tekanan lawan dengan perbedaaan kukus buang. Dipakai untuk turbin kondensasi
tekanan menengah dan rendah, kebanyakan dipakai untuk membesarkan kapasitas
pembangkitan pabrik dengan maksut untuk mendapatkan efisiensi yang lebih baik.
1. Turbin tekanan rendah(back pressure turbine);
Turbin yang kukus buang dari mesin-mesin kukus,palu kukus, meesin tekan, dll dipakai sebagai
keperluan pembangkitan tenaga listrik.
1. Turbin tekan-campuran. Dilengkapi dengan dua atau tiga tingkat tekanan, dengan suplai kukus
buang ke tingkat-tingkat menengahnya.

12
2. Menurut kondisi-kondisi kukus pada sisi masuk turbin:
Dalm hal ini yang dibedakan hanyalah berapa tekanan kukus yang masuk kedalam turbin, untuk
cara kerja pada dasarnya adalah sama.
1. Turbin tekanan rendah;
Turbin yang memakai kukus pada tekanan 1,2 2 atm.
1. Turbin tekkanan menengah;
Turbin yang memakai kukus pada tekanan sampai 40 atm.
1. Turbin teanan tinggi;
Turbin yang memakai kukus pada tekanan diatas 40 atm
1. Turbin tekanan sangat tinggi;
Turbin yang memakai kukus pada tekanan 170 atm atau lebih dari temperatur diatas 550 C atau
lebih.
1. Turbin tekanan super kritis.
Turbin yang memakai kukus pada tekanan 225 atm atau lebih.
1. Menurut pemakaian dibidang industri:
1. Turbin stationer dengan kompresi;
Dengan kepesatan yang konstan yang dipakai terutama untuk menggerakkan alternator.
1. Turbin stationer dengan kepesatan
Dengan kepesatan yang bervariasi yang dipakai untuk menggerakkan blower-turbo, pengedar
udara (air circulator), pompa dll.

Turbin gas itu adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari arus
gas pembakaran. Dia memilikikompresor naik ke-atas dipasangkan dengan turbin turun ke-
bawah, dan sebuah bilik pembakaran di-tengahnya.

Energi ditambahkan di arus gas di pembakar, di mana udara dicampur dengan bahan
bakar dan dinyalakan. Pembakaran meningkatkan suhu, kecepatan dan volume dari aliran gas.
Kemudian diarahkan melalui sebuah penyebar (nozzle) melalui baling-baling turbin, memutar
turbin dan mentenagai kompresor.

Energi diambil dari bentuk tenaga shaft, udara terkompresi dan dorongan, dalam segala
kombinasi, dan digunakan untuk mentenagai pesawat terbang, kereta, kapal, generator, dan
bahkan tank.

Prinsip kerja dari turbin gas tidak jauh berbeda dengan turbin-turbin yang lain.
Putaran dari rotor turbin, diakibatkan oleh adanya gas bertekanan yang melewati
sudu-sudu turbin. Gas dengan tekanan tinggi didapatkan dari pembakaran bahan
bakar dengan udara, sesaat sebelum masuk turbin. Ekspansi udara hasil proses
pembakaran inilah yang digunakan untuk menggerakkan sudu-sudu turbin.
turbin gas menggunakan udara atmosfer sebagai media kerjanya. Udara masuk
melalui sisi inlet akibat terhisap oleh kompresor. Kompresor ini berfungsi untuk
memampatkan udara hingga mencapai tekanan tertentu. Biasanya, tekanan di akhir

13
sudu kompresor mencapai 30 kali tekanan inlet kompresor. Pada sisi akhir
kompresor udara bertekanan akan melewati difuser. Difuser ini berfungsi untuk
mendukung kompresor meningkatkan tekanan udara.

Proses selanjutnya adalah masuknya udara bertekanan yang keluar dari kompresor
untuk menuju area pembakaran (biasa disebut combustion chamber). Di area ini,
dilakukan injeksi bahan bakar diikuti dengan proses pembakaran bahan bakar
tersebut di dalam udara. Pembakaran ini mengakibatkan terjadinya ekspansi dari
udara sehingga volume udara hasil pembakaran meningkat, dan tentu saja
temperaturnya yang juga meningkat. Proses pembakaran di dalam chamber tidak
akan meningkatkan tekanan udara, karena peningkatan volume udara akibat
pemanasan cepat mengakibatkan udara berekspansi ke sisi turbin. Sedangkan
kenaikan suhu udara hasil pembakaran, mengindikasikan kandungan energi dalam
udara (entalpi) yang naik pula. Energi inilah yang akan dikonversikan menjadi
tenaga putaran poros oleh turbin gas.
Udara hasil pembakaran selanjutnya masuk ke sisi turbin. Turbin gas terdiri atas
beberapa stage sudu.Stage pertama yang dilewati oleh udara pembakaran disebut
sisi high pressure stage (tekanan tinggi), sedangkan sudu yang paling akhir disebut
dengan sisi low pressure stage (tekanan rendah). Sudu-sudu dari tiap stage turbin uap
berfungsi sebagai nozzle, yang akan mengubah energi panas yang terkandung di
dalam udara hasil pembakaran untuk menjadi energi gerak. Selain sisi rotor, sudu
turbin juga terdapat pada sisi stator. Untuk lebih memahami bagaimana proses
perubahan energi panas menjadi energi gerak putaran pada poros turbin,

Komponen
Turbin gas tersusun atas komponen-komponen utama seperti air inlet section, compressor section,
combustion section, turbine section, dan exhaust section.Sedangkan komponen pendukung turbin
gas adalah starting equipment, lube-oil system, cooling system, dan beberapa komponen pendukung
lainnya. Berikut ini penjelasan tentang komponen utama turbn gas:
1. Air Inlet Section. Berfungsi untuk menyaring kotoran dan debu yang terbawa dalam
udara sebelum masuk ke kompresor. Bagian ini terdiri dari:
1. Air Inlet Housing, merupakan tempat udara masuk dimana didalamnya
terdapat peralatan pembersih udara.
2. Inertia Separator, berfungsi untuk membersihkan debu-debu atau partikel
yang terbawa bersama udara masuk.

14
3. Pre-Filter, merupakan penyaringan udara awal yang dipasang pada inlet
house.
4. Main Filter, merupakan penyaring utama yang terdapat pada bagian dalam
inlet house, udara yang telah melewati penyaring ini masuk ke dalam kompresor
aksial.
5. Inlet Bellmouth, berfungsi untuk membagi udara agar merata pada saat
memasuki ruang kompresor.
6. Inlet Guide Vane, merupakan blade yang berfungsi sebagai pengatur jumlah
udara yang masuk agar sesuai dengan yang diperlukan
2. Compressor Section. Komponen utama pada bagian ini adalah aksial flow
compressor, berfungsi untuk mengkompresikan udara yang berasal dari inlet air section
hingga bertekanan tinggi sehingga pada saat terjadi pembakaran dapat menghasilkan gas
panas berkecepatan tinggi yang dapat menimbulkan daya output turbin yang besar. Aksial
flow compressor terdiri dari dua bagian yaitu:
1. Compressor Rotor Assembly. Merupakan bagian dari kompresor aksial yang
berputar pada porosnya. Rotor ini memiliki 17 tingkat sudu yang mengompresikan
aliran udara secara aksial dari 1 atm menjadi 17 kalinya sehingga diperoleh udara
yang bertekanan tinggi. Bagian ini tersusun dari wheels, stubshaft, tie bolt dan sudu-
sudu yang disusun kosentris di sekeliling sumbu rotor.
2. Compressor Stator. Merupakan bagian dari casing gas turbin yang terdiri
dari:
1. Inlet Casing, merupakan bagian dari casing yang mengarahkan
udara masuk ke inlet bellmouth dan selanjutnya masuk ke inlet guide vane.
2. Forward Compressor Casing, bagian casing yang didalamnya
terdapat empat stage kompresor blade.
3. Aft Casing, bagian casing yang didalamnya terdapat compressor
blade tingkat 5-10.
4. Discharge Casing, merupakan bagian casing yang berfungsi sebagai
tempat keluarnya udara yang telah dikompresi.
3. Combustion Section. Pada bagian ini terjadi proses pembakaran antara bahan
bakar dengan fluida kerja yang berupa udara bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi. Hasil
pembakaran ini berupa energi panas yang diubah menjadi energi kinetik dengan
mengarahkan udara panas tersebut ke transition pieces yang juga berfungsi sebagai nozzle.
Fungsi dari keseluruhan sistem adalah untuk mensuplai energi panas ke siklus turbin. Sistem
pembakaran ini terdiri dari komponen-komponen berikut yang jumlahnya bervariasi
tergantung besar frame dan penggunaan turbin gas. Komponen-komponen itu adalah :
1. Combustion Chamber, berfungsi sebagai tempat terjadinya pencampuran
antara udara yang telah dikompresi dengan bahan bakar yang masuk.
2. Combustion Liners, terdapat didalam combustion chamber yang berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya pembakaran.
3. Fuel Nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar ke dalam
combustion liner.
4. Ignitors (Spark Plug), berfungsi untuk memercikkan bunga api ke dalam
combustion chamber sehingga campuran bahan bakar dan udara dapat terbakar.
5. Transition Fieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran gas
panas agar sesuai dengan ukuran nozzle dan sudu-sudu turbin gas.

15
6. Cross Fire Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua
combustion chamber.
7. Flame Detector, merupakan alat yang dipasang untuk mendeteksi proses
pembakaran terjadi.
4. Turbin Section. Turbin section merupakan tempat terjadinya konversi energi kinetik
menjadi energi mekanik yang digunakan sebagai penggerak compresor aksial dan
perlengkapan lainnya. Dari daya total yang dihasilkan kira-kira 60 % digunakan untuk
memutar kompresornya sendiri, dan sisanya digunakan untuk kerja yang dibutuhkan.
Komponen-komponen pada turbin section adalah sebagai berikut :
1. Turbin Rotor Case
2. First Stage Nozzle, yang berfungsi untuk mengarahkan gas panas ke first
stage turbine wheel.
3. First Stage Turbine Wheel, berfungsi untuk mengkonversikan energi kinetik
dari aliran udara yang berkecepatan tinggi menjadi energi mekanik berupa putaran
rotor.
4. Second Stage Nozzle dan Diafragma, berfungsi untuk mengatur aliran gas
panas ke second stage turbine wheel, sedangkan diafragma berfungsi untuk
memisahkan kedua turbin wheel.
5. Second Stage Turbine, berfungsi untuk memanfaatkan energi kinetik yang
masih cukup besar dari first stage turbine untuk menghasilkan kecepatan putar rotor
yang lebih besar.
5. Exhaust Section. Exhaust section adalah bagian akhir turbin gas yang berfungsi
sebagai saluran pembuangan gas panas sisa yang keluar dari turbin gas. Exhaust section
terdiri dari beberapa bagian yaitu : (1) Exhaust Frame Assembly, dan (2)Exhaust gas keluar
dari turbin gas melalui exhaust diffuser pada exhaust frame assembly, lalu mengalir ke
exhaust plenum dan kemudian didifusikan dan dibuang ke atmosfir melalui exhaust stack,
sebelum dibuang ke atmosfir gas panas sisa tersebut diukur dengan exhaust thermocouple
dimana hasil pengukuran ini digunakan juga untuk data pengontrolan temperatur dan proteksi
temperatur trip. Pada exhaust area terdapat 18 buah termokopel yaitu, 12 buah untuk
temperatur kontrol dan 6 buah untuk temperatur trip.

Gas Turbine Engine


Adapun beberapa komponen penunjang dalam sistem turbin gas adalah sebagai berikut:
1. Starting Equipment. Berfungsi untuk melakukan start up sebelum turbin bekerja.
Jenis-jenis starting equipment yang digunakan di unit-unit turbin gas pada umumnya
adalah :
1. Diesel Engine, (PG 9001A/B)
2. Induction Motor, (PG-9001C/H dan KGT 4X01, 4X02 dan 4X03)
3. Gas Expansion Turbine (Starting Turbine)
2. Coupling dan Accessory Gear. Berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran
dari poros yang bergerak ke poros yang akan digerakkan. Ada tiga jenis coupling yang
digunakan, yaitu:
1. Jaw Cluth, menghubungkan starting turbine dengan accessory gear dan HP
turbin rotor.
2. Accessory Gear Coupling, menghubungkan accessory gear dengan HP
turbin rotor.

16
3. Load Coupling, menghubungkan LP turbin rotor dengan kompressor beban.
3. Fuel System. Bahan bakar yang digunakan berasal dari fuel gas system dengan
tekanan sekitar 15 kg/cm2. Fuel gas yang digunakan sebagai bahan bakar harus bebas dari
cairan kondensat dan partikel-partikel padat. Untuk mendapatkan kondisi tersebut diatas
maka sistem ini dilengkapi dengan knock out drum yang berfungsi untuk memisahkan cairan-
cairan yang masih terdapat pada fuel gas.
4. Lube Oil System. Lube oil system berfungsi untuk melakukan pelumasan secara
kontinu pada setiap komponen sistem turbin gas. Lube oil disirkulasikan pada bagian-bagian
utama turbin gas dan trush bearing juga untuk accessory gear dan yang lainnya. Lube oil
system terdiri dari:
1. Oil Tank (Lube Oil Reservoir)
2. Oil Quantity
3. Pompa
4. Filter System
5. Valving System
6. Piping System
7. Instrumen untuk oil
Pada turbin gas terdapat tiga buah pompa yang digunakan untuk mensuplai lube oil guna
keperluan lubrikasi, yaitu:
8. Main Lube Oil Pump, merupakan pompa utama yang digerakkan oleh HP
shaft pada gear box yang mengatur tekanan discharge lube oil.
9. Auxilary Lube Oil Pump, merupakan pompa lube oil yang digerakkan oleh
tenaga listrik, beroperasi apabila tekanan dari main pump turun.
10. Emergency Lube Oil Pump, merupakan pompa yang beroperasi jika kedua
pompa diatas tidak mampu menyediakan lube oil.
5. Cooling System. Sistem pendingin yang digunakan pada turbin gas adalah air dan
udara. Udara dipakai untuk mendinginkan berbagai komponen pada section dan bearing.
Komponen-komponen utama dari cooling system adalah:
1. Off base Water Cooling Unit
2. Lube Oil Cooler
3. Main Cooling Water Pump
4. Temperatur Regulation Valve
5. Auxilary Water Pump
6. Low Cooling Water Pressure Swich

Maintenance Turbin Gas


Maintenance adalah perawatan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti kerusakan
terlalu cepat terhadap semua peralatan di pabrik, baik yang sedang beroperasi maupun yang
berfungsi sebagai suku cadang. Kerusakan yang timbul biasanya terjadi karena keausan dan ketuaan
akibat pengoperasian yang terus-menerus, dan juga akibat langkah pengoperasian yang salah.

Maintenance pada turbine gas selalu tergantung dari faktor-faktor perasional dengan kondisi yang
berbeda disetiap wilayah, karena operasional turbine gas sangat tergantung dari kondisi daerah
operasional. Semua pabrik pembuat turbine gas telah menetapkan suatu ketetapan yang aman

17
dalam pengoperasian sehingga turbine selalu dalambatas kondisi aman dan tepat waktu untuk
melakukan maintenance.

Secara umum maintenance dapat dibagi dalam beberapa bagian, diantaranya adalah:

1. Preventive Maintenance. Suatu kegiatan perawatan yang direncanakan baik itu


secara rutin maupun periodik, karena apabila perawatan dilakukan tepat pada waktunya akan
mengurangi down time dari peralatan. Preventive maintenance dibagi menjadi:
o Running Maintenance. Suatu kegiatan perawatan yang dilakukan hanya bertujuan
untuk memperbaiki equipment yang rusak saja dalam satu unit. Unit produksi tetap
melakukan kegiatan.
o Turning Around Maintenance. Perawatan terhadap peralatan yang sengaja
dihentikan pengoperasiannya.
2. Repair Maintenance. Perawatan yang dilakukan terhadap peralatan yang tidak kritis,
atau disebut juga peralatan-peralatan yang tidak mengganggu jalannya operasi.
3. Predictive Maintenance. Kegiatan monitor, menguji, dan mengukur peralatan-
peralatan yang beroperasi dengan menentukan perubahan yang terjadi pada bagian utama,
apakah peralatan tersebut berjalan dengan normal atau tidak.
4. Corrective Maintenance. Perawatan yang dilakukan dengan memperbaiki
perubahan kecil yang terjadi dalam disain, serta menambahkan komponen-komponen yang
sesuai dan juga menambahkan material-material yang cocok.
5. Break Down Maintenance. Kegiatan perawatan yang dilakukan setelah terjadi
kerusakan atau kelainan pada peralatan sehingga tidak dapat berfungsi seperti biasanya.
6. Modification Maintenance. Pekerjaan yang berhubungan dengan disain suatu
peralatan atau unit. Modifikasi bertujuan menambah kehandalan peralatan atau menambah
tingkat produksi dan kualitas pekerjaan.
7. Shut Down Maintenance. Kegiatan perawatan yang dilakukan terhadap peralatan
yang sengaja dihentikan pengoperasiannya.

Panel surya adalah perangkat rakitan sel-sel fotovoltaik yang mengkonversi sinar matahari
menjadi listrik. Ketika memproduksi panel surya, produsen harus memastikan bahwa sel-sel
surya saling terhubung secara elektrik antara satu dengan yang lain pada sistem tersebut. Sel
surya juga perlu dilindungi dari kelembaban dan kerusakan mekanis karena hal ini dapat
merusak efisiensi panel surya secara signifikan, dan menurunkan masa pakai dari yang
diharapkan.

Panel surya biasanya memiliki umur 20+ tahun yang biasanya dalam jangka waktu tersebut
pemilik panel surya tidak akan mengalami penurunan efisiensi yang signifikan. Namun,
meskipun dengan kemajuan teknologi mutahir, sebagian besar panel surya komersial saat ini
hanya mencapai efisiensi 15% dan hal ini tentunya merupakan salah satu alasan utama
mengapa industri energi surya masih tidak dapat bersaing dengan bahan bakar fosil. Panel
surya komersial sangat jarang yang melampaui efisiensi 20%.

Panel surya adalah alat yang terdiri dari sel surya yang mengubah cahaya menjadi
listrik. Mereka disebut surya atas Matahari atau "sol" karena Matahari merupakan
sumber cahaya terkuat yang dapat dimanfaatkan. Panel surya sering kali disebut sel
photovoltaic, photovoltaic dapat diartikan sebagai "cahaya-listrik". Sel surya atau sel

18
PV bergantung pada efek photovoltaic untuk menyerap energi Matahari dan
menyebabkan arus mengalir antara dua lapisan bermuatan yang berlawanan.

Jenis-jenis sel surya:


Jenis-jenis sel surya digolongkan berdasarkan teknologi pembuatannya. Secara garis besar sel surya
dibagi dalam tiga jenis, yaitu:

1. Monocrystalline
Jenis ini terbuat dari batangan kristal silikon murni yang diiris tipis-tipis. Kira-kira hampir sama seperti
pembuatan keripik singkong. Satu singkong diiris tipis-tipis, untuk menghasilkan kepingan-kepingan
keripik yang siap digoreng. (Ah...jadi ngilerrrr ingat keripik singkong).
Itu singkong yang mudah diiris tipis-tipis, beda dengan kristal silikon murni yang membutuhkan
teknologi khusus untuk mengirisnya menjadi kepingan-kepingan kristal silikon yang tipis.
Dengan teknologi seperti ini, akan dihasilkan kepingan sel surya yang identik satu sama lain dan
berkinerja tinggi. Sehingga menjadi sel surya yang paling efisien dibandingkan jenis sel surya lainnya,
sekitar 15% - 20%.
Mahalnya harga kristal silikon murni dan teknologi yang digunakan, menyebabkan mahalnya harga
jenis sel surya ini dibandingkan jenis sel surya yang lain di pasaran
Kelemahannya, sel surya jenis ini jika disusun membentuk solar modul (panel surya) akan
menyisakan banyak ruangan yang kosong karena sel surya seperti ini umumnya berbentuk segi
enam atau bulat, tergantung dari bentuk batangan kristal silikonnya, seperti terlihat pada gambar
berikut.

Keterangan gambar:
1. Batangan kristal silikon murni
2. Irisan kristal silikon yang sangat tipis
3. Sebuah sel surya monocrystalline yang sudah jadi
4. Sebuah panel surya monocrystalline yang berisi susunan sel surya monocrystalline. Nampak area
kosong yang tidak tertutup karena bentuk sel surya jenis ini.

2. Polycrystalline
Jenis ini terbuat dari beberapa batang kristal silikon yang dilebur / dicairkan kemudian dituangkan
dalam cetakan yang berbentuk persegi. Kemurnian kristal silikonnya tidak semurni pada sel surya
monocrystalline, karenanya sel surya yang dihasilkan tidak identik satu sama lain dan efisiensinya
lebih rendah, sekitar 13% - 16% .
Tampilannya nampak seperti ada motif pecahan kaca di dalamnya. Bentuknya yang persegi, jika
disusun membentuk panel surya, akan rapat dan tidak akan ada ruangan kosong yang sia-sia seperti
susunan pada panel surya monocrystalline di atas. Proses pembuatannya lebih mudah dibanding
monocrystalline, karenanya harganya lebih murah. Jenis ini paling banyak dipakai saat ini.

3. Thin Film Solar Cell (TFSC)


Jenis sel surya ini diproduksi dengan cara menambahkan satu atau beberapa lapisan material sel
surya yang tipis ke dalam lapisan dasar. Sel surya jenis ini sangat tipis karenanya sangat ringan dan
fleksibel.
Jenis ini dikenal juga dengan nama TFPV (Thin Film Photovoltaic).

3.1. Amorphous Silicon (a-Si) Solar Cells.


Sel surya dengan bahan Amorphous Silicon ini, awalnya banyak diterapkan pada kalkulator dan jam
tangan. Namun seiring dengan perkembangan teknologi pembuatannya penerapannya menjadi
semakin luas. Dengan teknik produksi yang disebut "stacking" (susun lapis), dimana beberapa lapis
Amorphous Silicon ditumpuk membentuk sel surya, akan memberikan efisiensi yang lebih baik antara

19
6% - 8%.

3.2. Cadmium Telluride (CdTe) Solar Cells.


Sel surya jenis ini mengandung bahan Cadmium Telluride yang memiliki efisiensi lebih tinggi dari sel
surya Amorphous Silicon, yaitu sekitar: 9% - 11%.

3.3. Copper Indium Gallium Selenide (CIGS) Solar Cells.


Dibandingkan kedua jenis sel surya thin film di atas, CIGS sel surya memiliki efisiensi paling tinggi
yaitu sekitar 10% - 12%. Selalin itu jenis ini tidak mengandung bahan berbahaya Cadmium seperti
pada sel surya CdTe.

Teknologi produksi sel surya thin film ini masih baru, masih banyak kemungkinan di masa
mendatang. Ongkos produksi yang murah serta bentuknya yang tipis, ringan dan fleksibel sehingga
dapat dilekatkan pada berbagai bentuk permukaan, seperti kaca, dinding gedung dan genteng rumah
dan bahkan tidak menutup kemungkinan kelak dapat dilekatkan pada bahan seperti baju kaos.

Struktur Sel Surya

Sesuai dengan perkembangan sains&teknologi, jenis-jenis teknologi sel surya pun


berkembang dengan berbagai inovasi. Ada yang disebut sel surya generasi satu, dua, tiga dan
empat, dengan struktur atau bagian-bagian penyusun sel yang berbeda pula (Jenis-jenis
teknologi surya akan dibahas di tulisan Sel Surya : Jenis-jenis teknologi). Dalam tulisan ini
akan dibahas struktur dan cara kerja dari sel surya yang umum berada dipasaran saat ini yaitu
sel surya berbasis material silikon yang juga secara umum mencakup struktur dan cara kerja
sel surya generasi pertama (sel surya silikon) dan kedua (thin film/lapisan tipis).

Gambar diatas menunjukan ilustrasi sel surya dan juga bagian-bagiannya. Secara umum terdiri
dari :

1. Substrat/Metal backing

Substrat adalah material yang menopang seluruh komponen sel surya. Material substrat juga
harus mempunyai konduktifitas listrik yang baik karena juga berfungsi sebagai kontak terminal
positif sel surya, sehinga umumnya digunakan material metal atau logam seperti aluminium atau
molybdenum. Untuk sel surya dye-sensitized (DSSC) dan sel surya organik, substrat juga
berfungsi sebagai tempat masuknya cahaya sehingga material yang digunakan yaitu material
yang konduktif tapi juga transparan sepertii ndium tin oxide (ITO) dan flourine doped tin oxide
(FTO).

2. Material semikonduktor

Material semikonduktor merupakan bagian inti dari sel surya yang biasanya mempunyai tebal
sampai beberapa ratus mikrometer untuk sel surya generasi pertama (silikon), dan 1-3

20
mikrometer untuk sel surya lapisan tipis. Material semikonduktor inilah yang berfungsi menyerap
cahaya dari sinar matahari. Untuk kasus gambar diatas, semikonduktor yang digunakan adalah
material silikon, yang umum diaplikasikan di industri elektronik. Sedangkan untuk sel surya
lapisan tipis, material semikonduktor yang umum digunakan dan telah masuk pasaran yaitu
contohnya material Cu(In,Ga)(S,Se)2 (CIGS), CdTe (kadmium telluride), dan amorphous silikon,
disamping material-material semikonduktor potensial lain yang dalam sedang dalam penelitian
intensif seperti Cu2ZnSn(S,Se)4 (CZTS) dan Cu2O (copper oxide).

Bagian semikonduktor tersebut terdiri dari junction atau gabungan dari dua material
semikonduktor yaitu semikonduktor tipe-p (material-material yang disebutkan diatas) dan tipe-n
(silikon tipe-n, CdS,dll) yang membentuk p-n junction. P-n junction ini menjadi kunci dari prinsip
kerja sel surya. Pengertian semikonduktor tipe-p, tipe-n, dan juga prinsip p-n junction dan
sel surya akan dibahas dibagian cara kerja sel surya.

3. Kontak metal / contact grid

Selain substrat sebagai kontak positif, diatas sebagian material semikonduktor biasanya
dilapiskan material metal atau material konduktif transparan sebagai kontak negatif.

4.Lapisan antireflektif

Refleksi cahaya harus diminimalisir agar mengoptimalkan cahaya yang terserap oleh
semikonduktor. Oleh karena itu biasanya sel surya dilapisi oleh lapisan anti-refleksi. Material
anti-refleksi ini adalah lapisan tipis material dengan besar indeks refraktif optik antara
semikonduktor dan udara yang menyebabkan cahaya dibelokkan ke arah semikonduktor
sehingga meminimumkan cahaya yang dipantulkan kembali.

5.Enkapsulasi / cover glass

Bagian ini berfungsi sebagai enkapsulasi untuk melindungi modul surya dari hujan atau kotoran.

Cara kerja sel surya

Sel surya konvensional bekerja menggunakan prinsip p-n junction, yaitu junction antara
semikonduktor tipe-p dan tipe-n. Semikonduktor ini terdiri dari ikatan-ikatan atom yang dimana
terdapat elektron sebagai penyusun dasar. Semikonduktor tipe-n mempunyai kelebihan elektron
(muatan negatif) sedangkan semikonduktor tipe-p mempunyai kelebihan hole (muatan positif)
dalam struktur atomnya. Kondisi kelebihan elektron dan hole tersebut bisa terjadi dengan
mendoping material dengan atom dopant. Sebagai contoh untuk mendapatkan material silikon
tipe-p, silikon didoping oleh atom boron, sedangkan untuk mendapatkan material silikon tipe-n,
silikon didoping oleh atom fosfor. Ilustrasi dibawah menggambarkan junction semikonduktor tipe-
p dan tipe-n.

Peran dari p-n junction ini adalah untuk membentuk medan listrik sehingga elektron (dan hole)
bisa diekstrak oleh material kontak untuk menghasilkan listrik. Ketika semikonduktor tipe-p dan
tipe-n terkontak, maka kelebihan elektron akan bergerak dari semikonduktor tipe-n ke tipe-p

21
sehingga membentuk kutub positif pada semikonduktor tipe-n, dan sebaliknya kutub negatif
pada semikonduktor tipe-p. Akibat dari aliran elektron dan hole ini maka terbentuk medan listrik
yang mana ketika cahaya matahari mengenai susuna p-n junction ini maka akan mendorong
elektron bergerak dari semikonduktor menuju kontak negatif, yang selanjutnya dimanfaatkan
sebagai listrik, dan sebaliknya hole bergerak menuju kontak positif menunggu elektron datang,
seperti diilustrasikan pada gambar dibawah.

Peran dari p-n junction ini adalah untuk membentuk medan listrik sehingga elektron (dan hole)
bisa diekstrak oleh material kontak untuk menghasilkan listrik. Ketika semikonduktor tipe-p dan
tipe-n terkontak, maka kelebihan elektron akan bergerak dari semikonduktor tipe-n ke tipe-p
sehingga membentuk kutub positif pada semikonduktor tipe-n, dan sebaliknya kutub negatif
pada semikonduktor tipe-p. Akibat dari aliran elektron dan hole ini maka terbentuk medan listrik
yang mana ketika cahaya matahari mengenai susuna p-n junction ini maka akan mendorong
elektron bergerak dari semikonduktor menuju kontak negatif, yang selanjutnya dimanfaatkan
sebagai listrik, dan sebaliknya hole bergerak menuju kontak positif menunggu elektron datang,
seperti diilustrasikan pada gambar dibawah.

Cara Kerja Solar Cell (PLTS)


Pada kesempatan yang baik ini, Belajar Elektronika akan berbagi sedikit informasi kepada anda
semua mengenai cara kerja atau prinsip kerja solar cell yang masih belum banyak orang yang
tahu. Dengan memahami prinsip kerja dari panel listrik tenaga surya ini, anda akan lebih mudah
jika suatu saat ingin membuatnya sendiri di rumah.

Perlu diketahui bahwa solar cell terbuat dari bahan semikonduktor. Dalam satu solar cell
setidaknya terdapat dua lapisan semikonduktor, yakni lapisan semikonduktor positif dan negatif.
Saat solar cell bekerja, maka ia akan menangkap sinar matahari yang berupa partikel kecil dari
energi foton matahari.

Saat energi foton yang diserap oleh lapisan negatif dari solar sel telah cukup, maka elektron
akan dibebaskan dari lapisan negatif menuju ke lapisan positif, sehingga timbul beda potensial
alias tegangan. Dari situlah akan timbul energi listrik yang nantinya dapat disimpan ke dalam
sebuah baterai. Untuk lebih jelasnya bisa anda lihat gambar di bawah ini.

22
Selain itu anda juga harus tahu bahwa modul surya biasanya terdiri dari 28 sampai dengan 36
sel surya. Sel surya tersebut dirangkai secara seri. Semakin banyak sel surya, maka semakin
besar pula output yang berupa energi listrik yang dihasilkan.

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN MASING-MASING PEMBANGKIT LISTRIK

PLTA

Ada beberapa keunggulan dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang dapat dirangkum
secara garis besar sebagai berikut :

Respon pembangkit listrik yang cepat dalam menyesuaikan kebutuhan beban. Sehingga
pembangkit listrik ini sangat cocok digunakan sebagai pembangkit listrik tipe peak untuk
kondisi beban puncak maupun saat terjadi gangguan di jaringan.Kapasitas daya keluaran
PLTA relatif besar dibandingkan dengan pembangkit energi terbarukan lainnya dan
teknologinya bisa dikuasai dengan baik oleh Indonesia.PLTA umumnya memiliki umur yang
panjang, yaitu 50-100 tahun.Bendungan yang digunakan biasanya dapat sekaligus digunakan
untuk kegiatan lain, seperti irigasi atau sebagai cadangan air dan pariwisata.Bebas emisi
karbon yang tentu saja merupakan kontribusi berharga bagi lingkungan.Tidak menyebabkan
polusi gas rumah kaca

Kelemahan PLTA :

Mebutuhkan inventasi yang besarMembutuhkan lahan yang luas untuk membuat pusat listrik
yang berkapasitas besarPenetapan sumber daya angin dan persetujuan untuk pengadaan
ladang angin merupakan proses yang paling lama untuk pengembangan proyek energi angin,
dapat memakan waktu hingga 4 tahun dalam kasus ladang angin yang besar yang
membutuhkan studi dampak lingkungan yang luas. Memerlukan lapangan yang luas dan
terbuka (mengurangi areal pertanian dan bangunan). mengganggu penerimaan sinyal televisi

23
atau transmisi gelombang mikro untuk perkomunikasian. Derau aerodinamis merupakan
masalah lingkungan, oleh karena itu kecepatan perputaran rotor perlu dibatasi di bawah
70m/s.

PLTU

Kelebihan :

Efisiensi Tinggi. Cocok untuk memenuhi beban dasar. Daya yang dihasilkan besar. Bisa
menggunakan segala jenis bahan bakar (cair, padat, atau gas). Biaya perawatan murah
(penggantian suku cadang tidak terlalu sering). Usia mesin lebih lama. Tidak terlalu sering
diadakan pemeriksaan bagian bagian turbin

Kekurangan :

Proses start lama. Membutuhkan lahan yang luas. Membutuhkan air pendingin yang cukup
banyak sehingga biasanyaditempatkan didaerah yang dekat dengan sumber air yang
melimpah. Investasi awal mahal. Proses pembangunan lama. Emisi gas buang tidak ramah
lingkungan (biasanya untuk bahan bakarbatubara atau residu). Fondasi berat

PLTGU

Kelebihan PLTGU sebagai berikut :

Dapat memperbaiki efisiensi (dibandingkan yang hanya menggunakan PLTG). Daya yang
dihasilkan menjadi lebih besar. Pembangunan dapat dilakukan secara bertahap (pertama
dibangun PLTG danselanjutnya ditambah PLTU). Dapat dibangun dengan beberapa turbin
gas dan HRSG untuk satu turbin uapsehingga pengoperasian PLTG dapat bergantian tanpa
melakukan shutdown pada bagian PLTU. Jumlah air pendingin tidak terlalu banyak jika
dibandingkan dengan PLTUkonvensional untuk daya yang sama. Proses start lebih cepat
dibandingkan PLTU konvensional. Tidak membutuhkan lahan yang luas. Emisi lebih ramah
lingkungan karena menggunakan bahan bakar gas

Kerugian:

Emisi gas buang tidak ramah lingkungan (biasanya untuk bahan bakarbatubara atau
residu).Proses pembangunan lama.Membutuhkan lahan yang luas.

PLTP Kelebihan : Biaya operasional lebih murah daripada PLTU, karena tidak perlu
membeli bahan bakar,

Kekurangan :

memerlukan biaya investasi yang besar terutama untuk biaya eksplorasi dan pengeboran
perut bumi.

24
PLTD Kelebihan : Penggunaan bahan bakar menentukan tingkat efisiensi pembakaran dan
prosesnya.lokasi bisa dimana saja (pantai sampai pegunungan) dengan kapasitas bisa
disesuaikan, malahan di desa terpencil dengan pengguna sedikit,

Kekurangan :

menggunakan sumber daya alam terbatas/tak terbaharukan/fosil

PLTS

Kelebihannya :

Memanfaatkan sinar matahari tanpa biaya,cocok sekali untuk daerah tropikaPraktis dan
hematEnergi yang terbarukan/ tidak pernah habisBersih, ramah lingkunganUmur panel sel
surya panjang/ investasi jangka panjangPraktis, tidak memerlukan perawatanSangat cocok
untuk daerah tropis seperti Indonesia

Kekurangan :

Ketergantungan oleh sinar matahari, tetapi untuk hal ini diatasi dengan kekuatan
penyimpanan aki/batereiBiaya awal relatif mahal

PLTO Kelebihan :

energi bisa diperoleh secara gratis,tidak butuh bahan bakar,tidak menghasilkan limbah,mudah
dioperasikan dan biaya perawatan rendah,serta dapat menghasilkan energi dalam jumlah yang
memadai

Kekurangan :

Bergantung pada ombak; kadang dapat energi, kadang pula tidak,Perlu menemukan lokasi
yang sesuai dimana ombaknya kuat dan muncul secara konsisten.

PLTG

Kelebihan :

Fleksibel dalam pengoperasian.Start stopcepat.Cocok untuk memenuhi beban


puncakFondasi lebih ringan.Masa pembangunan cepat.Tidak membutuhkan lahan yang
luas.Bisa dibangun di daerah padat ( pusat kota ).Ramah lingkungan.Investasi awal cukup
murah.

Kekurangan : Spare part mahal.Perlu sering dilakukan pemeriksaan terhadap area yang
dilewati gas panas.Daya yang dihasilkan rendah.Usia tidak panjang.Efisiensi rendah.Hanya
bisa menggunakan bahan bakar jenis tertentu (cair dan gas).

PLTSa Kelebihan : PLTS menghasilkan energi listrik yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat. Hal ini berarti mambantu menutupi defisit energi listrik PLN. Jadi, sudah
waktunya sampah diolah jadi energi listrik. Dengan begitu, krisis listrik yang dihadapi dapat
teratasi dan tarif pun bisa murah.Keberadaan TPA tidak hanya menguntungkan pengelola

25
tetapi juga masyarakat sekitar. Adanya PLTS membuat masyarakat sekitar TPA dapat
menggunakan listrik dengan gratis. Solusi ini dapat mencegah penolakan masyarakat sekitar
terhadap keberadaan TPA.

Kekurangan :

dibutuhkan sampah dalam jumlah besar, yang mengakibatkan diperlukannya beaya tinggi
untuk penyediaan sampah itu atau untuk mengganti kekurangan sampah itu dengan energi
lainproyek tersebut bukan proyek yang mendatangkan untungmencemari lingkungan hidup
dan mendatangkan penyakitakan memicu orang-orang untuk memerbesar produksi sampah

PLTN

Keuntungan :

Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (selama operasi normal) gas rumah kaca hanya
dikeluarkan ketika Generator Diesel Darurat dinyalakan dan hanya sedikit menghasilkan
gas)Tidak mencemari udara tidak menghasilkan gas-gas berbahaya seperti karbon
monoksida, sulfur dioksida, aerosol, mercury, nitrogen oksida, partikulate atau asap
fotokimia.Sedikit menghasilkan limbah padat (selama operasi normal)Biaya bahan bakar
rendah hanya sedikit bahan bakar yang diperlukan. Ketersedian bahan bakar yang
melimpah sekali lagi, karena sangat sedikit bahan bakar yang diperlukan

Kekurangan :

Risiko kecelakaan nuklir kecelakaan nuklir terbesar adalah kecelakaan Chernobyl (yang
tidak mempunyai containment building).Limbah nuklir limbah radioaktif tingkat tinggi
yang dihasilkan dapat bertahan hingga ribuan tahun

PLTPS

Keuntungan

Setelah dibangun energi listrik yang dihasilkan bisa dimanfaatkan secara gratis,tidak
membutuhkan bahan bakar,tidak menimbulkan efek rumah kaca,produksi listrik stabil karena
pasang surut air laut bisa diprediksi.

Kekurangan

bukan energi masa depan karena memiliki berbagai kelemahan.Biaya pembuatan dam mahal
dan merusak ekosistem dipesisr pantai.

Sebuah mesin kalor memerlukan kerja 400 joule dalam siklusnya memiliki efisiensi 25% .
Tentukan energi yang diambil olehh reservoir panas!

Jawaban

DIKETAHUI

W = 400 joule

26
N = 25%

Menentukan besar kalor yang diserap



n = 1 x 100%

400
25% = x 100%
1

1 400
=
4 1

Q1 = 1.600 JOULE

Sebuah Mesin Carnot Menggonakan Reservoir Suhu Tinggi 327 C, Mempunyai Efisiensi 60 %
. Agar Efisiensi Mesin Carnot Naik Menjadi 80% Dengan Suhu Rendahnya Tetap Maka Suhu
Tinggi Mesin Carnot Harus Menjari Berapa?

27

Anda mungkin juga menyukai