Anda di halaman 1dari 8

Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV tahun 2014

FORMULASI EMULGEL EKSTRAK ETANOL DAUN DEWA (Gynura pseudochina


(L.) DC) UNTUK PENGOBATAN NYERI SENDI TERHADAP TIKUS PUTIH
JANTAN

Revi Yenti1, Ria Afrianti1, Siti Qomariah1


1Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Perintis Padang
email: ummu_lia@yahoo.co.id

ABSTRAK

Daun dewa (Gynura pseodochina (L.) DC) secara empiris digunakan sebagai pengobatan
nyeri sendi. Hasil beberapa penelitian juga menunjukan bahwa esktrak etanol daun dewa juga
dapat digunakan sebagai analgetik yang diberikan secara oral. Pada penelitian ini ekstrak
etanol daun dewa diformulasi menjadi sediaan emulgel untuk pengobatan nyeri sendi. Pada
penelitian ini digunakan 3 formula (F1, F2, dan F3) ekstrak etanol daun dewa dengan
konsentrasi 2,5%, 5%, dan 10%. Evaluasi terhadap formula emulgel meliputi organoleptis,
homogenitas, distribusi ukuran partikel, pemeriksaan stabilitas dengan pendingin dan suhu
kamar, pH, uji daya menyebar, uji iritasi kulit dan penentuan tipe krim. Uji efek
penyembuhan nyeri sendi dilakukan pada tikus putih jantan yang diinduksi nyeri sendi dengan
menggunakan AgNO3 1% secara intraartikular. Parameter yang diamati adalah jumlah
cicitan hewan pada waktu pengamatan 30 menit, 1 jam, 2 jam, 4 jam, 6 jam, 8 jam, 10 jam,
dan 12 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula emulgel ekstrak etanol daun dewa
stabil secara fisika pada semua konsentrasi dan dapat menyembuhkan nyeri sendi. Sediaan
yang efektif dalam menyembuhkan nyeri sendi diberikan oleh formula F3 (konsentrasi 10%) ,
terlihat dari hewan yang sudah tidak mencicit lagi pada waktu pengamatan 8 jam
dibandingkan formula lainnya.

Kata kunci: Emulgel, Gynura pseodochina (L.) DC, nyeri sendi

PENDAHULUAN

Penyakit-penyakit dengan gangguan untuk perawatan kesehatan. Salah satu obat


persendian di masyarakat lebih sering tradisional yang berasal dari tanaman yang
diidentikkan dengan reumatik. Meskipun berkhasiat sebagai obat adalah daun dewa
sesungguhnya penyakit pada persendian (Gynura pseudochina (L.) DC) dari family
banyak macamnya, seperti osteoartritis, asteraceae. Dari hasil penelitian dan
rhematoid artritis, pirai, poliarteritis, dan pengalaman empiris, diketahui bahwa
lain-lain. Nyeri sendi sering ditemukan dan tanaman ini dapat digunakan untuk
menjadi penyebab kecacatan, terutama pada pengobatan nyeri sendi. Semua bagian
usia lanjut, dewasa, bahkan sering juga tanaman ini diketahui dapat dipergunakan
dijumpai pada anak dengan berbagai tingkat untuk obat (Dalimartha, 1999).
usia. Pada umumnya penyakit ini menyerang Tanaman daun dewa mempunyai
sendi-sendi penopang tubuh, yaitu sendi lutut kandungan kimia yang bermanfaat bagi
dan panggul serta menyerang sendi tangan. manusia. Kandungan kimia yang terdapat
Manifestasi klinik ditandai dengan nyeri pada daun dewa diantaranya alkaloid,
sendi, nyeri gerak dan keterbatasan gerak polifenol, flavanoid, saponin, dan minyak
(Anonim, 2009). atsiri (Kardi, 2002). Pada beberapa penelitian
Penggunaan obat berbasis tumbuh- ditemukan aktifitas daun dewa antara lain,
tumbuhan merupakan pendekatan populer infusa daun dewa 20 % (Gynura segetum

56
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV tahun 2014

(Lour.) Merr.) memiliki efek analgetik yang bersifat mendinginkan dan memberikan
setara dengan metampiron, sedangkan rasa nyaman pada kulit (Mitsui, 1997).
ekstrak etanol daun dewa (Gynura Sedangkan emulsi mempunyai keuntungan
procumbens (Lour.) Merr.) hasil sokletasi dapat membentuk sedian yang saling tidak
dengan dosis 53,33 mg/kgBB mempunyai bercampur menjadi dapat bersatu
aktifitas menurunkan kadar asam urat ayam membentuk sediaan yang homogen dan
jantan leghorn (Putri, 2007). Sari daun dewa stabil (Magdy, 2004). Pada sistem emulsi
segar dosis 0,01 ml/10 g BB yang diberikan terdapat fase minyak yang berfungsi sebagai
secara oral pada mencit, memberikan efek emolien atau occlusive yang akan mencegah
analgesik lebih baik dari pada asetosal penguapan sehingga kandungan air di dalam
sebagai pembanding (Dalimartha, 1999). kulit dapat dipertahankan. Peningkatan
Berdasarkan hal di atas, maka oklusivitas dari fase minyak pada sistem
dilakukan pengembangan ekstrak etanol emulsi akan meningkatkan hidrasi pada
daun dewa dengan cara memformulasikan stratum corneum dan hal ini berhubungan
dalam bentuk emulgel untuk pengobatan dengan berkurangnya hambatan difusi bagi
nyeri sendi. Penggunaan sediaan emulgel zat terlarut. Oleh karena itu adanya sistem
lebih diminati bila dibandingkan dengan emulsi dalam bentuk sediaan emulgel akan
sediaan emulsi atau gel saja. Gel mempunyai memberikan penetrasi tinggi dikulit (Block,
kelebihan berupa kandungan air yang cukup 1996).
tinggi sehingga memberikan kelembaban

METODOLOGI PENELITIAN

Alat
Alat-alat yang digunakan dalam Persiapan Sampel
penelitian ini adalah alat-alat gelas standar Sampel yang digunakan dalam
laboratorium, kaca arloji, cawan penguapan, penelitian ini adalah daun dewa (Gynura
botol semprot, corong, kertas perkamen, pseudochina (L.) DC) yang diambil di
timbangan digital, lemari pendingin, botol Kapalo Koto, Padang (Sumatera Barat).
maserasi, rotary evaporator, pipet tetes, Sampel diidentifikasi di Herbarium
batang pengaduk, pinset, spatel, pH meter, Universitas Andalas Jurusan Biologi,
desikator, krus porselin, lumpang, stamfer, FMIPA.
dan homogenizer.
Ekstraksi Daun Dewa
Bahan Sampel dibersihkan, ditimbang
Bahan-bahan yang digunakan adalah sebanyak 1 kg lalu dirajang kemudian
daun dewa, etanol 96 %, kloroform, FeCl3, dimaserasi dengan etanol 96% selama lima
Serbuk Mg, norit, asam asetat hari. Proses maserasi dilakukan sebanyak
anhidrat,H2SO4 2N, H2SO4 (p), HCl (p), tiga kali. Maserat disaring, kemudian
amoniak 0,05 N, aquades, HPMC, propilen dipekatkan dengan Rotary evaporator hingga
glikol, paraffin liquid, tween 80, span 80, diperoleh ekstrak kental (Voight, 1994).
methyl paraben, propyl paraben, AgNO3
1%, dan emulgel pembanding. Pemeriksaan Ekstrak Etanol Daun Dewa
Pemeriksaan ekstrak etanol daun
Hewan Percobaan dewa, yang meliputi uji fitokimia,
Pada penelitian ini digunakan hewan pemeriksaan organoleptis, kelarutan, kadar
percobaan terdiri dari 15 ekor tikus putih abu, susut pengeringan, dan pengukuran pH.
jantan dengan berat antara 150-200 g
Pemeriksaan Zat Tambahan

57
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV tahun 2014

Pemeriksaan terhadap bahan Keterangan:


tambahan dilakukan menurut persyaratan F0: Basis emulgel, F1: Emulgel ekstrak
Farmakope Indonesia Edisi IV dan etanol daun dewa konsentrasi 2,5 %, F2:
Martindale The Extra Pharmacopia. Emulgel ekstrak etanol daun dewa
konsentrasi 5%, F3: Emulgel ekstrak etanol
Pembuatan Basis Emulgel dan Emulgel daun dewa konsentrasi 10%.
Ekstrak Etanol Daun Dewa Ekstrak etanol daun dewa
Tabel 1. Formula Basis Emulgel dimasukkan ke dalam lumpang lalu digerus,
kemudian ditambahkan basis emulgel yang
No Bahan Konsentrasi (%)
telah terbentuk untuk masing-masing
formula sedikit demi sedikit kemudian
1 HPMC 2,5
digerus hingga homogen. Lalu masing-
2 Paraffin Liquid 5
masing formula disimpan dalam wadah
3 Tween 80 1,08 emulgel.
4 Span 80 0,42
5 Propylenglycol 10 Evaluasi Basis Emulgel dan Emulgel
6 Methylpareben 0,03 Ekstrak Etanol Daun Dewa
7 Propylparaben 0.01 Evaluasi basis emulgel dan emulgel ekstrak
8 Aquades ad 100 etanol daun dewa meliputi :
1. Pemeriksaan organoleptis
Pengamatan organoleptis meliputi:
Pembuatan emulgel dilakukan sesuai bentuk, bau dan warna dilakukan setiap
dengan komposisi formula yang tertera pada minggu selama 6 minggu pada suhu
Tabel 1. Masing-masing bahan basis emulgel kamar.
ditimbang terlebih dahulu. Selanjutnya 2. Pemeriksaan homogenitas
dilakukan pembuatan basis emulgel dengan Emulgel ditimbang 0,1 gram kemudian
cara: Pembuatan Emulsi : Fase minyak dioleskan secara merata dan tipis pada
dibuat dengan mencampurkan span 80 kaca transparan, sediaan harus
dengan paraffin Liquid pada suhu 70oC, fase menunjukkan susunan yang homogen
air dibuat dengan mencampurkan tween 80 dan tidak terlihat butir-butir kasar.
dan sebagian air pada suhu 70oC. Fase 3. Pemeriksaan ukuran partikel (Voight,
minyak ditambahkan ke fase air pada suhu 1994)
70oC sambil terus diaduk dengan pengaduk Pemeriksaan ukuran partikel
hingga terbentuk emulsi. Gel dibuat dengan menggunakan mikroskop listrik yang
mendispersikan HPMC sedikit demi sedikit telah dilengkapi mikrometer pentas.
dalam air panas dengan suhu 80C, digerus Emulgel ditimbang sebanyak 0,1 gram.
sampai terbentuk basis gel. Metil paraben Diencerkan dengan aguadest sampai
dan propil paraben dilarutkan dalam volume 10 mL. Diambil sedikit hasil
propilenglikol, lalu dicampurkan dengan gel. pengenceran dan diteteskan pada kaca
Kemudian emulsi dan gel yang sudah objek, diratakan dan ditutup dengan
terbentuk dicampur dengan homogenizer cover glass. Hitung jumlah partikel
pada kecepatan 700 RPM selama 45 menit sesuai dengan interval untuk masing-
sampai terbentuk emulgel. masing ukuran.
Tabel 2. Formula Basis Emulgel dan 4. Pemeriksaan stabilitas terhadap suhu
Emulgel Ekstrak Etanol Daun Dewa (Jellinek, 1970)
Bahan F0 F1 F2 F3 a. Suhu dingin
(%) (%) (%) (%) Emulgel ditimbang 5 gram dan
Ekstrak Daun Dewa 0 2,5 5 10 dimasukkan kedalam wadah emulgel,
Basis ad 100 100 100 100 kemudian diletakkan dalam lemari es
dengan suhu 5C dan dibiarkan
58
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV tahun 2014

selama 24 jam. Setelah itu 8. Penentuan Tipe Emulsi


dikeluarkan dan diamati ada atau Sediaan diteteskan pada kaca objek, lalu
tidak terjadi pemisahan. diteteskan larutan metilen blue, ditutup
b. Suhu kamar dengan cover glass dan diamati dibawah
Emulgel ditimbang 5 gram dan mikroskop. Apabila zat warna tersebar
dimasukkan kedalam wadah emulgel, merata pada sediaan maka tipe emulsi
kemudian dibiarkan selama 24 jam M/A, tapi jika zat warna tidak tersebar
pada suhu kamar. Setelah itu diamati merata maka tipe emulsi A/M.
ada atau tidak terjadi pemisahan.
5. Pemeriksaan pH Uji Efektivitas Pengobatan Nyeri Sendi
Pemeriksaan ini dilakukan dengan Hewan percobaan yang digunakan
menggunakan alat pH meter. Alat ini adalah tikus putih jantan dengan berat badan
dikalibrasi terlebih dahulu dengan 150-200 g sebanyak 15 ekor yang telah
menggunakan larutan dapar asetat pH 4,0 diadaptasi selama 7 hari pada tempat
dan dapar fosfat pH 7,0 sehingga angka pelaksanaan percobaan. Pengujian dilakukan
yang muncul pada alat berada pada pH dengan metode penapisan analgetik untuk
tersebut. Kemudian elektroda dicuci nyeri sendi. Setiap hewan percobaan
dengan aquadest dan dikeringkan dengan disuntikkan larutan perak nitrat 1 %
tisu. Pengukuran pH basis emulgel sebanyak 0,2 mL ke dalam sendi tibio
dilakukan dengan cara: sebanyak 1 gram tersienne. 18 jam kemudian dilakukan
emulgel diencerkan dengan aquadest pengamatan. Hewan yang mencicit karena
hingga 10 mL dalam wadah yang cocok. kesakitan bila dilakukan gerakan fleksi
Eloktroda dicelupkan kedalam wadah terhadap sendi yang bengkak sebanyak 10
tersebut, biarkan jarum bergerak sampai kali dalam waktu 1 menit adalah hewan yang
pada posisi konstan. Angka yang dapat digunakan untuk percobaan
ditunjukkan pH meter merupakan nilai (Kelompok kerja ilmiah fitofarmaka, 1993).
pH basis emulgel. Pengamatan dilakukan Hewan yang telah terseleksi ini
selama 6 minggu. secara acak dikelompokkan menjadi 5
6. Uji daya sebar (Voight, 1994) kelompok yang masing-masingnya terdiri
Emulgel sebanyak 0,5 g diletakkan hati- dari 3 ekor. Pembagian kelompok yaitu:
hati diatas kaca transparan yang Kelompok I kelompok tikus yang diberi
beralaskan kertas grafik, biarkan sediaan basis emulgel. Kelompok II kelompok tikus
menyebar pada diameter tertentu. yang diberi sediaan emulgel dengan
Kemudian ditutup dengan plastik konsentrasi 2,5%. Kelompok III kelompok
transparan dan diberi beban (1gram, 2 tikus yang diberi sediaan emulgel dengan
gram, 5 gram), lalu diukur pertambahan konsentrasi 5 %. Kelompok IV kelompok
luas setelah diberi beban. tikus yang diberi sediaan emulgel dengan
7. Pemeriksaan iritasi kulit. konsentrasi 10 %. Kelompok V kelompok
Pengujian iritasi kulit dengan cara uji tikus yang diberi sediaan pembanding.
tempel tertutup pada kulit manusia Sedian uji yang diberikan sebanyak 20 mg.
dimana 0,1 gram sedian dioleskan pada Terhadap tiap hewan dilakukan
pangkal lengan bagian dalam dengan gerakan fleksi pada sendi sebanyak 10 kali
diameter pengolesan 2 cm kemudian dalam waktu 1 menit. Pengamatan dilakukan
ditutup dengan perban dan plester, pada 0,5, 1, 2, 4, 6, 8, 10 dan 12 jam setelah
biarkan selama 24 jam kemudian pemberian sedian uji. Sedian uji dinyatakan
dioleskan lagi, lakukan selama 3 hari. bersifat analgetik untuk nyeri sendi bila
Setelah itu amati gejala yang hewan tidak mencicit kesakitan oleh gerakan
ditimbulkan. Apabila tidak menimbulkan fleksi yang dilakukan. Data dianalisis dengan
iritasi pada kulit, massa sediaan metode ANOVA dua arah dan dilanjutkan
dinyatakan memenuhi syarat pengujian. dengan uji duncan.

59
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV tahun 2014

HASIL DAN DISKUSI

Hasil Pemeriksaan organoleptis ekstrak etanol


Dalam penelitian ini digunakan daun daun dewa didapatkan hasil ekstrak berwarna
dewa seperti yang diperlihatkan pada hijau kecoklatan, berbentuk ekstrak kental
Gambar 1. Untuk memastikan kebenarannya, dan berbau aromatis. Hasil pemeriksaan
tumbuhan ini telah dideterminasi di kadar abu adalah 7,73%, pH 5,23, susut
Herbarium Universitas Andalas dengan pengeringan 7,05 %, ekstrak sukar larut
nama Gynura pseudochina (L.) DC. dalam air dan mudah larut dalam etanol
96%. Hasil pemeriksaan fitokimia
didapatkan hasil bahwa ekstrak positif
mengandung flavonoid, steroid fenolik,
terpenoid dan saponin.
Evaluasi terhadap basis emulgel dan
emulgel ekstrak etanol daun dewa setiap
minggu selama enam minggu meliputi
Gambar 1. Tanaman Daun Dewa (Gynura pemeriksaan organoleptis, homogenitas,
pseudochina (L.) DC pemeriksaan distribusi ukuran partikel,
Dari 1 kg sampel segar daun dewa stabilitas pada suhu ruangan dan suhu 5oC,
yang telah dibersihkan dan dirajang 2x2 pH, uji daya menyebar, uji iritasi kulit dan
cm, lalu dimaserasi dengan etanol 96% tipe emulsi emulgel. Hasil rekapitulasi
didapatkan ekstrak kental sebanyak 21,82 evaluasi basis emulgel dan emulgel ekstrak
gram, dengan rendemen 2,182 %. etanol daun dewa dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rekapitulasi Evaluasi Basis Emulgel dan Emulgel Ekstrak Etanol Daun Dewa
NO Evaluasi F0 F1 F2 F3
1. Organoleptis:
- Bentuk Sp Sp Sp Sp
- Warna P Ht Ht Ht
- Bau Tb Bk Bk Bk
2. Homogenitas H H H H
3. Ukuran Partikel - 17,7m 17,69m 22,4m
4. Stabilatas
- Pada ruangan TM TM TM TM
- Pada suhu 5C TM TM TM TM
5. pH Emulgel 7,75 6,5 5,8 5,5
6. Daya Menyebar
/pertambahan luas
(cm2)
1 gr 0,636 0,950 1,327 1,766
2 gr 1,539 2,269 2,267 2,834
5 gr 2,010 2,834 3,462 3,462
7. Uji Iritasi
-Panelis 1 Ti Ti Ti Ti
-Panelis 2 Ti Ti Ti Ti
-Panelis 3 Ti Ti Ti Ti
8. Tipe Emulgel M/A M/A M/A M/A
Keterangan: Sp = Setengah Padat, P = Putih, Tb = Tidak Berbau, Ht = Hijau Tua, Bk= Bau
Khas, H = Homogen, M/A = Minyak Dalam Air, Tm = Tidak Memisah, Ti = Tidak
Mengiritasi

60
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV tahun 2014

Efek analgetik dilihat dengan setelah pemberian emulgel ekstrak etanol


parameter jumlah cicitan tikus putih jantan daun dewa secara topikal menunjukkan
yang diberi gerakan fleksi pada sendi yang adanya pengurangan jumlah cicitan pada
bengkak sebanyak 10 kali dalam waktu satu tikus putih jantan secara bermakna. Hasilnya
menit. Hasil perhitungan jumlah cicitan tikus dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Grafik Jumlah Cicitan Tikus

Diskusi al, 2009). Hasil formulasi basis emulgel dan


Esktrak etanol daun dewa diformulasi emulgel ekstrak etanol daun dewa dapat
dalam bentuk emulgel untuk tujuan dilihat pada Gambar 3.
pengobatan nyeri sendi. Formula emulgel ini Pada sediaan emulgel dilakukan
menggunakan HPMC sebagai gelling agent, evaluasi terhadap basis emulgel dan emulgel
sedangkan parafin cair berfungsi sebagai
ekstrak etanol daun dewa setiap minggu
emolien. Tween 80 dan span 80 merupakan selama enam minggu. Pemeriksaan
campuran emulgator yang akan membuat organoleptis meliputi warna, bau, dan
fase minyak dan fase air dapat saling bentuk. Emulgel ekstrak etanol daun dewa
bercampur sehingga dapat membentuk berwarna hijau tua, berbentuk setengah padat
sistem emulsi. Metil paraben dan propil dan berbau aromatis. Secara organoleptis
paraben berfungsi sebagai pengawet,
sampai minggu keenam emulgel ekstrak
sedangkan propilenglikol selain sebagai etanol daun dewa tidak menunjukkan adanya
pelarut metil paraben dan propil paraben perubahan.
juga berfungsi sebagai humektan (Rowe et

Gambar 3. Basis Emulgel dan Emulgel Ekstrak Etanol Daun Dewa

61
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV tahun 2014

Pemeriksaan homogenitas basis dingin selama 6 minggu. Hasil pemeriksaan


emulgel dan emulgel ekstrak etanol daun menunjukkan bahwa emulgel ekstrak etanol
dewa dilakukan dengan cara daun dewa tidak memisah sampai minggu
mengoleskannya secara merata dan tipis keenam. Hal ini menunjukkan bahwa
pada kaca transparan (Depkes RI, 1979). emulgel tetap stabil walaupun disimpan pada
Hasilnya menunjukkan bahwa basis emulgel suhu ruangan maupun suhu dingin.
dan sediaan emulgel homogen dan Pemeriksaan distribusi ukuran
terdispersi merata. Pemeriksaan ini partikel dilakukan dengan memakai
dilakukan setiap minggu selama 6 minggu mikroskop listrik yang dilengkapi dengan
dan dalam jangka waktu tersebut basis mikrometer okuler dengan pembesaran 100
emulgel dan emulgel ekstrak etanol daun kali. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa
dewa tetap homogen. rata-rata ukuran panjang F1 17,17 m, F2
Pemeriksaan tipe emulsi dilakukan 17,69 m, dan F3 22,4 m. Hasil ini masih
dengan meneteskan metilen biru pada memenuhi syarat ukuran partikel yang stabil
sediaan, kemudian diamati penyebaran secara fisik, yaitu 1-50 m (Depkes RI,
warnanya di bawah mikroskop (Voigt. 1979)
1994). Hasil pemeriksaan menunjukkan Efek analgetik dilihat dengan
medium dispersi berwarna biru, sedangkan mengamati parameter perhitungan jumlah
fase terdispersi yang berupa droplet parafin cicitan tikus putih jantan setelah diinduksi
cair tidak berwarna biru. Sehingga dapat dengan AgNO3 1% selama 18 jam. AgNO3
disimpulkan bahwa tipe sediaan emulgel merupakan logam berat yang dapat
adalah minyak dalam air (M/A). Metilen biru mengendapkan protein. Endapan ini akan
adalah pewarna yang mudah larut dalam air menimbulkan nyeri pada sendi, AgNO3 juga
yang menyebabkan medium dispersi yang dapat terurai menjadi NO2 yang merupakan
mengandung air menjadi berwarna biru. radikal bebas. Radikal bebas tersebut yang
Pemeriksaan pH basis emulgel dan apabila terbentuk akan memicu terjadinya
emulgel ekstrak etanol daun dewa dilakukan respon inflamasi pada sendi.
dengan menggunakan alat pH meter inolab. Hasil uji efek analgetik terhadap tikus
Hasil pemeriksaan pH setiap minggu selama putih jantan dengan parameter yang diamati
enam minggu menunjukkan hasil bahwa pH jumlah cicitan setelah diberi gerakan fleksi
basis emulgel berkisar antara 7,7 7,8, diperoleh suatu korelasi yang menunjukkan
sedangkan pH emulgel berkisar antara 5,5 hubungan antara jumlah cicitan terhadap
6,5. pH emulgel tersebut mendekati pH yang penurunan nyeri sendi. Jumlah cicitan rata-
dapat diterima oleh kulit, dimana pH kulit rata mengalami penurunan sesuai dengan
berkisar antara 4,5 6,5 (Osol, 1975). Hal peningkatan konsentrasi ekstrak
ini juga didukung oleh uji iritasi pada panelis dibandingkan dengan kontrol yang hanya
yang menunjukkan bahwa basis emulgel dan diberi basis emulgel saja, bahkan hampir
emulgel ekstra etanol daun dewa tidak mendekati pembanding. Pembanding
mengiritasi. digunakan sebagai pembanding yang
Hasil evaluasi daya sebar emulgel merupakan salah satu sediaan obat nyeri
yang diberi beban 1g, 2g, 5g terlihat bahwa sendi, menunjukkan aktivitas yang lebih baik
semakin besar konsentrasi ekstrak yang dari F1 dan F2 terhadap penurunan jumlah
ditambahkan maka semakin besar daya cicitan tikus. Sedangkan pada F3
sebarnya. Menurut Garg et al, 2002 daya menunjukkan aktivitas penurunan jumlah
sebar merupakan karakteristik penting dalam cicitan hampir mendekati pembanding. Hal
formulasi yang menjamin kemudahan saat tersebut menunjukkan bahwa semakin besar
diaplikasikan di kulit, pengeluaran dari konsentrasi ekstrak etanol daun dewa yang
wadah, serta penerimaan konsumen. diformulasi dalam bentuk sediaan emulgel
Pemeriksaan stabilitas emulgel semakin efektif mengurangi jumlah cicitan
dilakukan pada suhu ruangan dan suhu tikus.

62
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV tahun 2014

KESIMPULAN

Ekstrak etanol daun dewa dapat emulgel ekstrak etanol daun dewa
diformulasi dalam bentuk sediaan emulgel memberikan efek analgetik dan efek tertinggi
dengan konsentrasi 2,5%, 5%, dan 10% dan diberikan oleh emulgel ekstrak etanol daun
memberikan stabilitas secara fisika. Formula dewa dengan konsentrasi 10 %.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009, Nyeri Sendi, http:// Kelompok Kerja Ilmiah Fitofarmaka, 1993,
www.hegns.com/2009/08/ pengobatan- Penapisan farmakologi, Pengujian
penyakit-nyeri-sendi-htm|. [29 Maret Fitokimia dan Pengujian Klinik.
2011]. Magdy, I.M., 2004, Optimation of
Block, L.H., 1996, Pharmaceutical Chlorphenesin Emulgel Formulation,
Emulsions and Microemulsions, in AAPS Journal (serial on line) 6 (3) :
Lieberman, H.A., Lachman, L. 26. http://www.aapspharmsci.org,
Schwatz, J.B., Pharmaceutical Dosage diakses 11 April 2011.
Forms : Disperse System, Vol 2, 2nd, Mitsui, T., 1997, New Cosmetics
Marcel Dekker Inc., New York. Science,Elsivier, Amsterdam
Dalimartha, S., 1999, Atlas Tumbuhan Obat Osol, A.H., 1975, Remingtons
Indonesia, Jilid I, Trubus. Jakarta. Pharmaceutical Science, 15th Edition,
Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesia Edisi EASTON, Pennsylvania.
III, Jakarta Putri, C.A.R., 2007, Efek Infusum Daun
Garg, A., Aggrawal, D., Garg, S., and Singla, Dewa Terhadap Hambatan Respon
A.K., 2002, Spreading of Semisolid Rasa Nyeri, Universitas Airlangga,
Formulation : An Update, Surabaya.
Pharmaceutical Technology, Rowe, R.C., Sheskey, P.J., and Quinn, M.E.,
http://www.pharmtech.com, diakses 2009, Handbook of Pharmaceutical
tanggal 11 April 2011 Excipients, 6th Edition, Pharmaceutical
Jellinek, S.J., 1970, Formularium and Press and American Pharmacists
Function of Cosmetic, Wiley Association, Washington D.C.
Interscience, New York, London. Voight, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi
Kardi, A., 2002, Tanaman Obat Penggempur Farmasi, Edisi V, Diterjemahkan oleh
Kanker, Penebar Swadaya, Pt. Dr. Soendani Noerono, Gadjah Mada
Agromedia Pustaka, Jakarta University press, Yokyakarta

63

Anda mungkin juga menyukai