Anda di halaman 1dari 6

Satuan Acuan

Penyuluhan (SAP) TB
Paru
Menjelaskan Tentang TB Paru dan Pencegahan serta pengobatannya.
Senin, 24 Oktober 2011
Satuan Acuan Penyuluhan (SAP) TB Paru
SATUAN ACUAN PENYULUHAN

Materi : PENULARAN TB PARU


ahasan : PROSES PENULARAN DAN GEJALA PENYAKIT TB PARU

Sub pokok bahasan :


Pengertian TB PARU
Cara penularan penyakit TB PARU
Gejala penyakit TB PARU

Waktu/Jam : 08.00-12.00 Wib


Hari/Tanggal : Rabu, 19 Oktober 2011
Sasaran : Penderita TBC dan klien

Tujuan intruksional umum :


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan agar peserta atau klien dapat mengetahui
tentang penyakit TBC, memahami bagaimana proses penularan dan gejala penyakit TB PARU
sehingga dapat menjaga kesehatan dan lingkungan sekitar.

Tujuan intruksional khusus :


Setelah mengikuti penyuluhan penularan TB PARU, maka klien dapat:
Memahami pengertian TB PARU
Mengetahui cara penularan TB PARU
Mengetahui gejala-gejala penyakit TB PARU

Media :

Laptop
LCD

Kegiatan pembelajaran dan alokasi waktu :

N Kegiatan Metode Esti reference


o masi
wakt
u
1 Pendahuluan Tegur 10
/pembukaan sapa
Salam Tanya
Apresiasi(menany jawab
akan hal-hal
umum yg
berhubungan
dengan topic)
Memberitahu
materi
penyuluhan dan
tujuan

2 Penyajian materi Cerama 20


http://www.medicastore.com/tbc/%20http://update.t
penyuluhan h
Pengertian TB Diskusi bcindonesia.or.id/index.php
PARU Tanya www.tbcindonesia.or.id
Cara penularan jawab
TB PARU
Gejala penyakit
TB PARU

3 Penutup Tanya
Evaluasi jawab
Rangkuman/meny menjela
impulkan skan
Salam penutup

MATERI

1.Pengertian TBC/Tuberkulosis
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan
olehbakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat
sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi
organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
(Bakteri Mikobakterium tuberkulosa)

Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia.
Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi
angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan
terapinya.

Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan


bahwaTuberkulosis / TBC merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan pada
tahun 1986 merupakan penyebab kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance
memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita Tuberkulosis / TBC baru pertahun
dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate kira-kira 130 per 100.000 penduduk. Kematian
akibat Tuberkulosis / TBC diperkirakan menimpa 140.000 penduduk tiap tahun.

Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat. Saat ini
setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita
baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat
TBC di Indonesia.

Kenyataan mengenai penyakit TBC di Indonesia begitu mengkhawatirkan, sehingga kita


harus waspada sejak dini & mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit TBC .

2. Cara Penularan Penyakit TBC

Sumber penularan TBC adalah dahak penderita TBC yang mengandung kuman TBC.
TBC menular melalui udara bila penderita batuk, bersin dan berbicara dan percikan dahaknya
yang mengandung kuman TBC melayang-layang di udara dan terhirup oleh oranglain.Penyakit
TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium
tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi
umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di
dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan
tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening.
Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru,
otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian
organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.

Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan
tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian
reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di
sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di
sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant(istirahat). Bentuk-
bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.
Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant sepanjang
hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini
akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang banyak
ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber
produksi sputum (dahak). Seseorang yang telah memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang
mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC.
Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan dengan
beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya fasilitas
pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat
tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya tahan tubuh yang
lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang memegang peranan penting
dalam terjadinya infeksi TBC.

3. Gejala Penyakit TBC


Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul sesuai
dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru,
sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.

Gejala sistemik/umum
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari
disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang
timbul.
Penurunan nafsu makan dan berat badan.
Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
Gejala khusus
Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus
(saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan
menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan
sakit dada.
Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat
dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan
nanah.
Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan
kesadaran dan kejang-kejang.
Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui adanya
kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan penderita TBC
paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan 5 tahun yang
tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30%
terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.

Anda mungkin juga menyukai