Anda di halaman 1dari 8

Makalah tentang Alga

Posted by KetiKita Tuesday, 7 July 2015 0 comments

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Indonesia dikenal sebagai Negara yang subur dan kaya akan sumber daya alam. Sebagai
Negara dengan luas wilayah lebih dari 70 %, salah satu kekayaan alam yang bisa kita
manfaatkan adalah sumber daya alam hayati. Selain ikan, alternative hasil laut yang bisa diolah
adalah alga meskipun tidak semua alga bisa digunakan.

Istilah ganggang pernah dipakai bagi alga, namun sekarang tidak dianjurkan karena dapat
menyebabkan kekacauan arti dengan sejumlah tumbuhan yang hidup di air lainnya, seperti
Hydrilla. Dalam taksonomi yang banyak didukung para pakar biologi, alga tidak lagi dimasukkan
dalam satu kelompok divisi atau kelas tersendiri, namun dipisah-pisahkan sesuai dengan fakta-
fakta yang bermunculan saat ini. Dengan demikian alga bukanlah satu kelompok takson
tersendiri.

1.2. Rumusan Masalah


melalui makalah ini kami akan berusaha menjawab beberapa permasalahan antara lain:
1. Bagaimana kedudukan alga dalam taksonomi?
2. Apa saja ciri-ciri alga?
3. Apa saja manfaat atau kegunaan alga?
4. Apa saja aspek lain yang menarik dai alga?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Kedudukan Alga dalam Taksonomi


Dalam pustaka-pustaka lama, alga selalu gagal diusahakan masuk dalam satu kelompok, baik
yang bersel satu maupun yang bersel banyak. Salah satu contohnya adalah pemisahan alga
bersel satu (misalnya Euglena ke dalam Protozoa) dari alga bersel banyak (ke dalam
Thallophyta).
Belakangan disadari sepenuhnya bahwa pengelompokan sebagai satu klad tidak memungkinkan
bagi semua alga, bahkan setelah dipisahkan berdasarkan organisasi selnya, karena sebagian
alga bersel satu lebih dekat berkerabat dengan alga bersel banyak tertentu.

Saat ini, alga hijau dimasukkan ke dalam kelompok (klad) yang lebih berdekatan dengan semua
tumbuhan fotosintetik (membentuk klad Viridiplantae). Alga merah merupakan kelompok
tersendiri (Rhodophycophyta atau Rhodophyceae); demikian juga alga pirang (Phaeophycophyta
atau Phaeophyceae) dan alga keemasan (Chrysophyceae).

2.1.1. Alga prokariotik


Alga biru-hijau kini dimasukkan sebagai bakteri sehingga dinamakan Cyanobacteria ("bakteri
biru-hijau", dulu disebut Cyanophyceae, "alga biru-hijau") Dengan demikian, sebutan "alga"
menjadi tidak valid. Cyanobacteria memiliki struktur sel prokariotik seperti halnya bakteri, namun
mampu melakukan fotosintesis langsung karena memiliki klorofil.

Sebelumnya, alga ini bersama bakteri masuk ke dalam kerajaan Monera. Akan tetapi dalam
perkembangan selanjutnya diketahui bahwa ia lebih banyak memiliki karakteristik bakteri
sehingga dimasukkan ke dalam kelompok bakteri benar (Eubacteria). Sebagai tambahan,
beberapa kelompok organisme yang sebelumnya dimasukkan sebagai bakteri, sekarang malah
dipisahkan menjadi kerajaan tersendiri, Archaea.

2.1.2. Alga Eukariotik


Diagram yang menggambarkan teori mengenai evolusi alga (dan tumbuhan) masa kini yang
banyak didukung.

Jenis-jenis alga lainnya memiliki struktur sel eukariotik dan mampu berfotosintesis, entah dengan
klorofil maupun dengan pigmen-pigmen lain yang membantu dalam asimilasi energi.

Dalam taksonomi paling modern, alga-alga eukariotik meliputi filum/divisio berikut ini. Perlu
disadari bahwa pengelompokan semua alga eukariotik sebagai Protista dianggap tidak valid lagi
karena sebagian alga (misalnya alga hijau dan alga merah) lebih dekat kekerabatannya dengan
tumbuhan daripada eukariota bersel satu lainnya.
Archaeplastida : Regnum Viridiplantae atau Plantae (tumbuhan):
o Filum Chlorophyta (alga hijau)
o Filum Charophyta (alga hijau berkarang)
Archaeplastida : Regnum incertae sedis
o Filum Rhodophyta (alga merah)
Archaeplastida : Regnum incertae sedis
o Filum Glaucophyta
Superregnum Cabozoa: Regnum Rhizaria:
o Filum Cercozoa
Kelas Chlorarachnia
Superregnum Cabozoa: Regnum Excavata:
o Filum Euglenozoa
Regnum Chromalveolata: Superfilum Chromista
o Filum Heterokontophyta (atau Heterokonta)
Kelas Bacillariophyceae (Diatomae)
Kelas Axodina
Kelas Bolidomonas
Kelas Eustigmatophyceae
Kelas Phaeophyceae (alga coklat)
Kelas Chrysophyceae (alga keemasan)
Kelas Raphidophyceae
Kelas Synurophyceae
Kelas Xanthophyceae (alga pirang)
o Filum Cryptophyta
o Filum Haptophyta
Regnum Chromalveolata: Superfilum Alveolata
o Filum Dinophyta (atau Dinoflagellata)

2.2. Ciri-Ciri Alga


Alga merupakan tumbuhan thallus yang tidak mempunyai akar, batang, daun, dan bunga.
Struktur perkembangbiakannya hampir selalu bersel tunggal, jika ada yang bersel banyak setiap
komponen sel membentuk satuan reproduksi baik sebagai zoospora maupun gamet. Alat
reproduksi tidak memiliki lapisan luar yang terdiri atas sel-sel steril. Alga tidak pernah
menghasilkan embrio, yaitu zigotnya tidak pernah berkembang menjadi tumbuhan muda yang
bersel banyak ketika masih terbungkus oleh alat kelamin betina.
Alga makroskopis memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:
1. Tubuhnya tersusun dari banyak sel
2. Struktur tubuhnya berupa thallus yaitu suatu struktur yang belum dapat dibedakan dengan
jelas antara akar, batang, dan daun.
3. Di dalam sel-sel tubuhnya terdapat pigmen penyerap cahaya yang berupa kloroplas atau
kromatofor
4. Bersifat autotrof yang dapat menghasilkan zat organik dan oksigen melalui proses
fotosintesis.
5. Dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual
Struktur anatomi thallus untuk tiap jenis alga makroskopis berbeda-beda. Ada thallus yang
memiliki percabangan dan ada pula yang tidak. Percabangan thallus ada yang dichotomus
(bercabang dua terus menerus), pectinate (berderet searah pada satu sisi thallus utama),
pinnate (bercabang dua-dua pada sepanjang thallus utama secara berselang-seling), dan
verticillate (cabangnya berpusat melingkari aksis atau sumbu utama). Sifat substansi thallus juga
beraneka ragam, ada yang lunak seperti gelatin (gellatinous), mengandung zat kapur
(calcareous), lunak seperti tulang rawan (cartilaginous), dan berserabut (spongious).

Sebagian besar alga mempunyai dinding sel yang jelas, tetapi beberapa marga dan sel-sel
reproduktif tertentu tidak mempunyai dinding sel. Materi penyusun dinding sel alga adalah:
selulosa, xilan, manan, polisakarida yang mengandung sulfat asam alginate, protein, silikon,
dioksida, dan CaCO3. Dinding sel alga tidak dibentuk oleh satu senyawa, tetapi merupakan
matriks dari satu materi yang bergantian dengan materi yang lainnya atau terbentuk dari lapisan-
lapisan berbagai materi yang berbeda.

Semua golongan alga mengandung klorofil dan beberapa karotenoid. Dalam pigmen karotenoid
termasuk karoten dan xantofil. Di samping pigmen tersebut di atas yang larut dalam pelarut
organik, ada pula pigmen yang larut dalam air, yaitu fikobiliprotein, atau fikobilin. Pigmen ini
terdapat dalam alga biru dan alga merah.

Walaupun alga tidak memiliki organ batang, akar, daun, dan bunga, namun bentuknya berkisar
dari tumbuhan yang bersel tunggal (mikroskopik) sampai yang bersel banyak (makroskopik)
yang sangat kompleks yang panjangnya mencapai 70 meter. Karena demikian besarnya kisaran
bentuk alga, maka bentuk alga dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Bersel tunggal, bersel tunggal yang dapat bergerak contohnya: Chlamidomonas, bersel
tunggal yang tidak dapat bergerak contohnya: Chlorella, Synecoccus
2. Thallus bersel banyak, dibagi menjadi 5 bentuk sebagai berikut:
Koloni, koloni yang dapat bergerak contohnya Volvox, Pandorina. Koloni yang kokoid yang tidak
dapat bergerak contohnya Hydrodiction, Pediastrum.
Agregat, contohnya Palmella, Gloeocapsa
Filament, filamen yang bercabang contohnya Ulothrix, Spirogyra. Filamen yang bercabang,
contohnya Cladophora. Filamen yang heterotrikos, contohnya Chaelophora, Ectocarpus,
Stigeoelonium. Parenkim semu contohnya Nemaliun.
Sipon, contohnya Briopsis, Vancheria.
Thallus Parenkim, contohnya Ulva, Porphyra, Panctaria.
Keragaman alga makroskopis relatif rendah dengan jumlah spesies sekitar 8.000 spesies.
Walaupun alga makroskopis diketahui menyebar secara luas mulai dari perairan kutub sampai
pada perairan tropis baik di belahan bumi utara maupun di belahan bumi selatan, namun
masing-masing spesies alga makroskopis memiliki daerah sebaran tertentu pada laut-laut di
seluruh dunia.

2.3. Manfaat Alga


Banyak sekali manfaat yang dapat peroleh dari alga, tidak hanya untuk dikonsumsinsaja tapi
bisa digunakan di bidang kesehatan. Secara umum alga mempunyai manfaat sebagai berikut:
a. Sumber Utama Energi Makanan
Alga dipercaya merupakan salah satu pengahsil utama bahan organik di dalam ekosistem
perairan. Keberadaannya merukan bagian yang paling utama dari sistem rantai makanan.
Aktifitas fotosintesi yang mampu dilakukannya di dalam air, dapat dijadikan sumber oksigen yang
sangat bemanfaat bagi lingkungan sekitar tempat ia tumbuh.
Sebagai tumbuhan yang memilki klorofil, alga mampu meyerap energi matahari, dan kemudian
tubuhnya dijadikan sumbert makan oleh para mahkluk di perairan. Alga merupakan jenis
makanan yang dapat memastikan keberlangsungan kehidupan hewa-hewan yang ada di laut.
b. Bahan Makan Manusia
Banyak sekali jenis alga di dunia ini yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan makan untuk
manusia. Contohnya di jepang. Ada jenis makanan di Jepang yang disebut Kombu, terbuat dari
laminaria (salah satu dari jenis laga cokelat) yang mengandung fe dan protein yang tinggi serta
memberikan manfaat vitamin A dan C.
Sejak dahulu kala, manusia memang telah menemukan beragam jenis alga yang dapat
dikomsumsi, dan menjadi bahan makanan alternatif pengganti beras maupun jagung.
c. Makanan Ternak
Di negara-negara maritim, alga juga dimanfaatkan untuk keperluan pakan ternak. Makanan-
makanan ternak yang berasal dari bahan utamanya yaitu alga, dapat dikomsumsi secara
langsung maupun diolah menjadi bentuk makanan ternak yang lebih efisien.
d. Bahan Pembuatan Pupuk
Hal ini dimungkinkan karena alga memilki kandungan fosfor, kalium, dan beberapa unsur runut.
Pembuatannya sendiri dengan mencampur makroalgae dengan bahan-bahan oraganik lainnya.
e. Bahan Obat Dan Anti Biotik
Pada beberapa jenis alga, juga ditemukan manfaat yang sangat berarti bagi proses pembuatan
obat-obatan maupun sebagai antibiotik. Alga dengan manfaat antibiotik ini diteliti efektif dalam
pencegahan bakterti Escherichia colli.
Sedangkan pada jenis alga lainnya ditemukan S fucoidin dan sodium laminarin sulfat yang
digunakan sebagai antikoagulan darah. Bahkan pada beberapa jenis alga berfungsi sebagai
pengobatan penyakit ginjal, kandung kemih dan paru-paru.
Disamping yang tersebut di atas, alga juga dimanfaatkan sebagai bahan kajian penelitian biologi,
membantu penanggulangan limbah serta reklamasi tanah atau diartikan sebagai usaha
memperluas tanah (pertanian) dengan memanfaatkan daerah yang semula tidak berguna (misal
dengan cara menguruk daerah rawa-rawa).

2.4. Aspek Lain dari Alga


Segala sesuatu di dunia ini pastilah tidak sempurna, pasti memiliki kelebihan dan kekurangan.
Begitu pula dengan protista fotosintetik. Ia memiliki banyak sekali manfaat, namun tak pelak ia
pun dapat menimbulkan beberapa kerugian bagi makhluk hidup lainnya, termasuk manusia.

Ganggang api atau sering disebut sebagai Dinoflagelata sering menyebabkan red tide atau
berubahnya air laut menjadi berwarna kemerahan jika saat itu konsentrasi ganggang api
mencapai 68 juta sel dalam satu liter air laut (terjadi blooming algae). Beberapa spesies
ganggang api yang menyebabkan red tide menghasilkan toksin (racun) yang dapat membunuh
ikan dan hewan laut di sekitarnya.
Peningkatan konsentrasi toksin yang dihasilkan ganggang api ini dikelompokkan dalam tiga
kategori:
1. peningkatan konsentrasi (blooming) yang membunuh banyak ikan tapi hanya membunuh
beberapa invertebrata;
2. peningkatan konsentrasi (blooming) yang membunuh invertebrata primer;
3. peningkatan konsentrasi (blooming) yang membunuh beberapa organisme laut, tetapi
toksin tersebut terkonsentrasi dalam sifon, kelenjar pencernaan, atau cangkang moluska
bivalvia seperti tiram mutiara, kerang, dan scallop yang menyebabkan paralytic shellfish
poisoning (PSP).
Contoh ganggang api yang menyebabkan banyak kasus keracunan makanan laut yaitu
Gymnoidium breve yang menghasilkan neurotoksin (racun bagi saraf), Gambierdiscus toxicus
yang menghasilkan ciguatoksin, dan Gonyaulax catenella, penyebab utama dan paling
berbahaya dari PSP di pantai Pasifik Amerika Utara yang menghasilkan saksitoksin yang
100.000 kali lebih mematikan daripada kokain. Ada pula Pfiesteria piscicida yang toksinnya
membuat ikan menjadi kaku dan kemudian ia akan memakan cairan tubuh mangsanya.

Semua ganggang tersebut di atas, telah banyak menyebabkan kematian ikan dan invertebrata
laut secara besar-besaran yang menimbulkan kerugian bagi para nelayan khususnya, juga
berdampak mematikan bagi manusia yang tak sengaja teracuni ikan atau invertebrata yang
tercemar tersebut. Seperti kasus red tide di laut Salton, California Selatan yang menyebabkan
matinya 150 ribu ekor burung penyelam dan 5.000 ekor burung pelikan cokelat. Orang-orang
yang makan makanan laut yang tercemar toksin tersebut akan mengalami kerusakan otak.

Selain menyebabkan keracunan, ganggang (tak hanya ganggang api) pun dapat mengotori
perairan jika terjadi pertumbuhan secara besar-besaran atau blooming. Semisal blooming alga
hijau di suatu sungai yang mengakibatkan air sungai tersebut tak lagi layak untuk dikonsumsi.
Blooming algae yang terjadi di laut maupun pantai juga menyebabkan air laut kotor dan merusak
keindahan laut atau pantai tersebut. Beberapa jenis ganggang hijau pun dapat menyebabkan
pelapukan pada tembok yang lembab dan menyebabkan bangunan menjadi lapuk akibat
pertumbuhan ganggang di bangunan atau tembok tersebut. Ganggang hijau jenis yang lain pun
ada yang hidup menumpang di tubuh hewan sebagai parasit dan tentu menimbulkan kerugian
bagi hewan inangnya.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Saat ini, alga hijau dimasukkan ke dalam kelompok (klad) yang lebih berdekatan dengan semua
tumbuhan fotosintetik (membentuk klad Viridiplantae). Alga merah merupakan kelompok
tersendiri (Rhodophycophyta atau Rhodophyceae); demikian juga alga pirang (Phaeophycophyta
atau Phaeophyceae) dan alga keemasan (Chrysophyceae).

Banyak sekali manfaat yang dapat peroleh dari alga, antara lain:
a. Sumber Utama Energi Makanan
b. Bahan Makan Manusia
c. Makanan Ternak
d. Bahan Pembuatan Pupuk
e. Bahan Obat Dan Anti Biotik
Namun di sisi lain, alga juga bisa merugikan, contohnya beberapa spesies ganggang api yang
bisa menyebabkan red tide beraacun yang dapat membunuh ikan dan hewan laut di sekitarnya.

3.2. Saran
Setelah kita mengetahui sedikit lebih jauh mengenai alga, semoga kita bisa menjadi manusia
yang lebih bijak dalam meperlakukan alam. Alga sebagai bagian dari ekosistem, memiliki
peranan penting bagi kelestarian alam, lebih jauh lagi bisa bermanfaat secara ekonomis. Namun
eksploitasi secara belebihan tanpa ada upaya pelestarian akan menyebabkan kerusakan alam
yang pada akhirnya akan merugikan manusia juga.

DAFTAR PUSTAKA
http://blog.ub.ac.id/raineywindayati/2014/02/22/makalah-algae-ganggang/
http://id.wikipedia.org/wiki/Alga
http://zonabawah.blogspot.com/2011/05/ciri-ciri-dan-morfologi-alga.html
http://www.anneahira.com/manfaat-alga.htm
http://frosty-mee.blogspot.com/2010/04/kerugian-akibat-algae.html

Anda mungkin juga menyukai