Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Irritable Bowel Syndrome (IBS) merupakan gangguan sistem
gastrointestinal bersifat kronis yang ditandai oleh nyeri atau sensasi tidak
nyaman pada abdomen, kembung dan perubahan kebiasaan buang air
besar. Penyakit ini didasari oleh perubahan psikologis dan fisiologis
yang mempengaruhi regulasi sistem gastrointestinal, persepsi viseral dan
integritas mukosa (Camilleri M, 2008).
Prevalensi penyakit ini pada orang dewasa di Amerika berkisar
12%, dengan variasi antara 10-40% (Kennedy TM et all., 2004). Data
dari pusat endoscopy RSCM menunjukkan dari tahun 1998-2005,
prevalensi IBS sebanyak 14,6% dari penderita yang menjalani
pemeriksaan colonoscopy. Dari angka tersebut hanya 25% saja yang
dating untuk meminta pertolongan dokter (Dr Cipto Mangunkusumo
Hospital Jakarta, 1998-2005).
Gejala klinik irritable bowel syndrome berupa nyeri perut atau rasa
tidak nyaman di abdomen dan perubahan pola buang air besar seperti
diare, konstipasi atau diare dan konstipasi bergantian serta rasa
kembung. Didiagnosis atas dasar gejala-gejala yang khas tanpa adanya
gejala alarm seperti penurunan berat badan, perdarahan perrektal, demam
atau anemia. Pemeriksaan fisik dan tes diagnostik yang sekarang tersedia
tidak cukup spesifik untuk menegakkan diagnosis irritable bowel
syndrome, sehingga diagnosis irritable bowel syndrome ditegakkan atas
dasar gejala-gejala yang khas tersebut (Grundmann & Saunjoo, 2010).
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya irritable bowel
syndrome antara lain gangguan motilitas, intoleransi makanan,

1UniversitasMuhammadiyah Palembang
2

abnormalitas sensoris, abnormalitas dari interaksi aksis braingut,


hipersensitivitas viseral,dan pasca infeksi usus (Manan & Ari, 2008).
Berdasarkan penelitian sebelumnya peneliti ingin mengetahui
gambaran klinis apa saja yang mempengaruhi irritable bowel syndrome
pada remaja di SMA Negeri 13 Palembang.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah pda penelitian ini adalah apa saja gambaran
klinis yang mempengaruhi irritable bowel syndrome pada anak remaja di
SMA Negeri 13 Palembang

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran klinis yang memepengaruhi
irritable bowel syndrome pada anak remaja di SMA Negeri 13
Palembang.

1.3.2. Tujuan Khusus


1. Identifikasi gambaran klinis dari irritable bowel syndrome

2. Identifikasi faktor apasaja yang mempengaruhi irritable


bowel syndrome

1.4. Manfaaf Penelitian


1.4.1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memeberikan tambahan
referensi tentang irritable bowel syndrome, serta sebagai
pengembangan ilmu pengetahuan dan metode penelitian.

UniversitasMuhammadiy
Palembang
3

1.4.2. Manfaat Praktisi


1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan mengenai irritable bowel syndrome pada anak
remaja

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mencegah terjadinya


irritable bowel syndrome pada anak remaja

3. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan


masyarakat tentang irritable bowel syndrome

4. Menambah pengalaman penulis dalam melakukan penelitian

1.5. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1. Keaslian Penelitian


Nama Judul Desain Penelitian Hasil
Penelitian
Kesuma, Hubungan Penelitian potong Dari siswa SMA
Yudianita masalah perilaku lintang semua siswa Nurul Iman
pada remaja SMA Nurul Iman. didapatkan 180
dengan irritable Pencatatan subyek yang
bowel dilakukan meliputi memenuhi kriteria
syndrome karakteristik umum inklusi dan tidak
dan pemeriksaan memenuhi kriteria
fisis. Selanjutnya eksklusi. Prevalensi
dilakukan uji Rome IBS 58 (32,2%)
III (irritable bowel subyek, terdiri atas
syndrome) dan PSC- 22 subtipe konstipasi,
17 (masalah 23 subtipe diare, dan
perilaku). Analisis 13 subtipe campuran.
statistik digunakan Prevalensi masalah
analisis bivariat perilaku 40,6%,
dengan uji chi- terdiri atas 28,9%
square. masalah perilaku
internalisasi, 2,8%
masalah

UniversitasMuhammadiy
Palembang
4

eksternalisasi, 0,6%
masalah perilaku
perhatian, dan 8,4%
variasi dari 3
gangguan. Faktor
risiko terjadinya IBS,
antara lain,
mengonsumsi daging
olahan, teh, makan
terburu-buru, serta di-
bully. Terdapat
hubungan yang
bermakna antara IBS
dengan masalah
perilaku (p=0,001).
Nilai Odds Ratio
yang diberikan 3,015
(IK95%=1,580-
5,754)
Anandita, Irritable Bowel Saya menganalisis IBS adalah penyakit
Nur Safira Syndrome hasil dari berbagai functional bowel
sumber artikel, hasil syndrom. Tidak ada
penelitian serta teks pemeriksaan
book penunjang yang dapat
menegakkan
diagnosa IBS secara
pasti. Maka IBS
ditegakkan ketika
diagnosis lain tidak
tegak.
Penatalaksanaan IBS
meliputi perubahan
gaya hidup, pola
makan, dan terapi
simptomatik.

UniversitasMuhammadiy
Palembang

Anda mungkin juga menyukai