Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Manajemen produksi dan operasi merupakan kegiatan yang mencakup bidang yang
cukup luas, dimulai dari penganalisisan dan penetapan keputusan saat sebelum dimulainya
kegiatan produksi dan operasi, yang umumnya bersifat keputusan-keputusan jangka panjang
serta keputusan-keputusan pada waktu menyiapkan dan melaksanakan kegiatan produksi dan
pengoperasiannya, yang umumnya bersifat keputusan-keputusan jangka pendek.

Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno management, yang memiliki arti
"seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan
diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai
seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer
bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W.
Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan
efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara
efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan
jadwal. Manajemen juga memiliki fungsi-fungsi, yaitu planning, organizing, staffing,
directing, coordinating, budgeting, dan evaluating.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka kami mengangkat beberapa rumusan
masalah sebagai berikut :

1. Apa fungsi dari planning (perencanaan) dalam MPOA?

2. Apa fungsi dari organizing (pengorganisasian) dalam MPOA?

3. Apa fungsi dari staffing (penyusunan pegawai) dalam MPOA?

4. Apa fungsi dari directing (pengarahan) dalam MPOA?

5. Apa fungsi dari coordinating (koordinasi) dalam MPOA?

6. Apa fungsi dari budgeting (pembuatan anggaran) dalam MPOA?


1
7. Apa fungsi dari evaluating (penilaian) dalam MPOA?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan beberapa rumusan masalah tersebut, maka dapat disimpulkan tujuan penulisan
makalah ini sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui fungsi dari planning (perencanaan) dalam MPOA

2. Dapat mengetahui fungsi dari organizing (pengorganisasian) dalam MPOA

3. Dapat mengetahui fungsi dari staffing (penyusunan pegawai) dalam MPOA

4. Dapat mengetahui fungsi dari directing (pengarahan) dalam MPOA

5. Dapat mengetahui fungsi dari coordinating (koordinasi) dalam MPOA

6. Dapat mengetahui fungsi dari budgeting (pembuatan anggaran) dalam MPOA

7. Dapat mengetahui fungsi dari evaluating (penilaian) dalam MPOA

2
BAB II

PEMBAHASAN

DEFINISI MANAJEMEN

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan


usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumberdaya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Yohanes Yahya)

Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan


pengarahan dan pengawasan sumberdaya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (M.
Maullang)

Manajemen adalah tindakan untuk mencapai tujuan yang dilakukan dengan


mengkoordinasi kegiatan orang lain fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan manajemen yang
meliputi perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, pengarahan dan pengawasan (Pangestu
Subagyo)

Manajemen yaitu fungsi untuk mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang lain,
mengawasi usaha-usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan (Haiman)

Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau
pengarahan suatu kelompok orang-orang kea rah tujuan-tujuan organisasi atau maksud-maksud
nyata (Mary Parker Follet)

Manajemen Operasi Merupakan suatu proses secara berkesinambungan dan efektif


menggunakan fungsi-fungsi manajemen untuk mengatur kegiatan produksi atau operasi
sehingga menghasilakn nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi
output.

2.1. Fungsi Perencanaan dalam MPOA

Perencanaan yang kata dasarnya rencana pada dasarnya merupakan tindakan memilih
dan menetapkan segala aktivitas dan sumberdaya yang akan dilaksanakan dan digunakan di
masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan mengacu pada pemikiran
dan penentuan apa yang akan dilakukan di masa depan, bagaimana melakukannya, dan apa
yang harus disediakan untuk melaksanakan aktivitas tersebut untuk mencapai tujuan secara

3
maksimal. Dalam manajemen produksi operasi agribisnis penerapan fungsi manajemen
perencanaan tidak jauh beda seperti fungsi perencanaan secara umum, antara lain:

a. Menjelaskan berbagai masalah usahatani.


b. Menentukan skala prioritas masalah yang dihadapi manajer agribisnis.
c. Menentukan tujuan dan indikator keberhasilan.
d. Mengkaji hambatan dan kendala dalam pengoperasiannya.
e. Menyusun rencana kerja operasional.

Sedangkan manfaat perencanaan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Mengurangi ketidakpastian serta perubahan pada waktu mendatang.


b. Dimungkinkan melakukan pilihan dari berbagai alternatif tindakan.
c. Mengarahkan perhatian pada tujuan.
d. Merupakan sarana untuk mengadakan pengawasan.
e. Memudahkan melakukan koordinasi diantara berbagai organisasi
f. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti, sehingga menghemat waktu, usaha dan
dana.

Langkah-langkah dalam perencanaan :

a. Menyadari adanya peluang, meskipun datangnya lebih dahulu daripada apa yang
biasanya dianggap sebagai perencanaan yang sebenarnya, kesadaran akan suatu
kesempatan adalah titik awal yang sebenarnya untuk perencanaan. Hal itu meliputi
suatu pandangan pendahuluan terhadap kemungkinan adanya peluang-peluang di hari
depan dan kemampuan untuk melihanya dengan jelas dan lengkap.
b. Menentukan sasaran, langkah kedua dalam perencanaan itu sendiri ialah menetapkan
sasaran-sasaran bagi seluruh perusahaan dan kemudian bagi setiap unit bawahannya.
c. Menentukan premis, suatu langkah logis ketiga dalam perencanaan adalah menetapkan,
mendapat persetujuan untuk memanfaatkan, dan menyebarkan premis-premis
perencanaan kritis. Hal itu adalah data yang dapat diramaikan dari sifat sesungguhnya,
kebijakan pokok yang bisa diaplikasikan, dan rencana-rencana perusahaan yang ada.
Premis adalah asumsi-asumsi perencanaan dengan kata lain, lingkungan yang
diharapkan dari rencana-rencana yang sedang dilaksanakan.

4
d. Menentukan arah tindakan alternatif, langkah keempat ialah mencari dan memeriksa
arah-arah alternatif dalam tindakan, khususnya yang tidak Nampak dengan segera.
e. Mengevaluasi arah tindakan alternatif, setelah menemukan arah tindakan alternatif dan
memeriksa titik kuat dan lemahnya, langkah kelima ialah mengevaluasi arah tindakan
itu dengan menimbang berbagai factor dari sudut premis dan tujuan.
f. Memilih satu arah tindakan, yaitu titik dimana suatu rencana diterima, titik
sesungguhnya mengenai pengambilan keputusan.
g. Merumuskan rencana turunan, pada titik dimana suatu keputusan diambil,
perencanaannya jarang lengkap dan langkah lain diusulkan. Biasanya selalu diperlukan
rencana turunan (derivatif) untuk mendukung rencana pokok.
h. Mengurutkan rencana berdasarkan anggaran, setelah keputusan diambil dan rencana
telah ditentukan, langkah terakhir untuk memberikan arti kepada rencana itu,
sebagaimana telah digambarkan dalam pembicaraan di atas mengenai jenis-jenis
rencana, ialah memberi nomor kepada rencana-rencana itu dengan merubah rencana itu
menjadi anggaran.

2.2. Fungsi Pengorganisasian dalam MPOA

Pengoganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagi tugas-tugas pada orang yang


terlibat dalam kerja sama di suatu institusi. Kegiatan pengorganisasian menentukan siapa yang
akan melaksanakan tugas sesuai prinsip pengorganisasian. Sehingga pengorganisasian dapat
disebut sebagai keseluruhan proses memilih orang-orang serta mengalokasikannya sarana dan
prasarana untuk memunjang tugas orang-orang itu dalam organisasi dan mengatur mekanisme
kerjanya sehingga dapat menjamin pencapaian tujuan.

Dengan memandang pengorganisasian sebagai suatu proses, jelaskan bahwa banyak


input dasar harus diperhatikan. Pertama-tama, struktur itu harus mencerminkan tujuan-tujuan
dan rencana-rencana karena aktivitas suatu institusi diturunkan dari situ. Kedua, struktur itu
harus mencerminkan otoritas yang tersedia bagi manajer-manajer institusi. Jadi, otoritas dalam
organisasi tertentu adalah hal yang ditentukan secara sosial untuk menjalankan kebijakan;
dengan demikian, organisasi demikian itu dapat diubah. Ketiga, struktur organisasi seperti
setiap rencana mana pun, harus mencerminkan lingkungannya. Keempat, organisasi itu harus
diisi dengan staf yang terdiri dari orang-orang.

Adapun beberapa contoh penerapan pengorganisasian dalam MPOA sebagai berikut :

5
1. Membentuk struktur orgaanisasi dalam kegiatan agribisnis
Hal ini dilakukan agar kegiatan agribisnis berjalan teratur sesuai dengan perencanaan
dan tujuan yang telah ditentukan
2. Membagi pekerjaan dalam kegiatan agribisnis
Hal ini dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan tugas yang telah ditentukan dalam
kegiatan agribisnis yang telah dirancang
3. Merumuskan tugas yang akan dilakukan dalam kegiatan agribisnis

2.3 Fungsi Pelaksanaan dalam MPOA

Fungsi pelaksanaan seringkali dibagi lagi menjadi fungsi pemimpinan, pengarahan, dan
koordinasi. Fungsi pemimpinan lebih menekankan pada bagaimana seorang pimpinan untuk
menyalurkan semua kemampuan individu pada aktivitas organisasi untuk mencapai tujuan
bersama. Fungsi pengarahan lebih menekankan pada bagaimana karyawan diarahkan untuk
mencapai tujuan organisasi.

Adapun penerapan fungsi pelaksanaan dalam MPOA sebagai berikut :

1. Manajer mengarahkan staffnya untuk melaksanakan tugas yang telah direncanakan.


2. Staff melakukan tanggung jawab sesuai tugas yang diberikan.

2.4 Fungsi Pengarahan dalam MPOA

Pengarahan adalah penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan bimbingan terdapat para
petugas yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional agar pelaksanaan tugas dapat
berjalan dengan lancar, dengan pengarahan staff yang telah diangkat dan dipercayakan
melaksanakan tugas di bidangnya masing-masing tidak menyimpang dari garis program yang
telah ditentukan.

Pengarahan (orientasi) meliputi mengenalkan pegawai baru kepada perusahaan, fungsinya,


tugasnya, dan orang-orangnya. Perusahaan besar biasanya mempunyai program pengarahan
yang formal yang menerangkan hal-hal ini: sejarah, produk dan jasa, kebijaksanaan umum,
organisasi (divisi, departemen, dan lokasi), tunjangan (asuransi, pension, cuti), persyaratan
kerahasiaan dalam kontrak pertahanan, dan peraturan keamanan ,dan lain-lain.

Dalam pelaksanaannya pengarahan ini seringkali dilakukan bersamaan dengan controlling


sambil mengawasi, manajer sering kali memberi petunjuk atau bimbingan bagaimana

6
seharusnya pekerjaan dikerjakan. Jika pengarahan yang disampaikan manajer sesuai dengan
kemauan dan kemampuan dari staf, maka staf pun akan termotivasi untuk memberdayakan
potensinya dalam melaksanakan kegiatannya.

Pengarahan pada hakikatnya adalah keputusan-keputusan pimpinan yang direncanakan


dapat berjalan dengan baik. Dengan pengarahan (directing) diharapkan :

1. Adanya kesatuan perintah (unity of command), artinya dengan pengarahan ini akan
diperoleh kesamaan bahasa yang harus dilaksanakan oleh para pelaksana. Sehingga
tidak terjadi kesimpangsiuran yang dapat membingungkan para pelaksana.
2. Adanya hubungan langsung antara pimpinan dengan bawahan, artinya dengan
pengarahan yang berupa petunjuk atau perintah oleh atasan yang langsung kepada
bawahan, tidak akan terjadi mis komunikasi. Di samping itu pengarahan yang langsung
ini dapat mempercepat hubungan antara atasan dan bawahan.
3. Adanya umpan balik yang langsung, artinya pimpinan dengan cepat memperoleh
umpan balik terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Selanjutnya umpan balik ini dapat
segera digunakan untuk perbaikan.

Adapun penerapan fungsi manajemen pengarahan dalam MPOA sebagai berikut :

1. Manajer mengarahkan kewajiban dan tanggung jawab ke staff dalam rangka mencapai
suatu hasil tertentu
2. Manajer menerima feedback langsung oleh staffnya tentang kendala yang dihadapi
dalam pelaksanaan.

2.5 Fungsi Pengawasan dalam MPOA

Pengawasan merupakan fungsi penting yang harus dilakukan dalam manajemen, karena
dengan pengawasan dapat diketahui hasil yang telah tercapai. Dalam hal ini berarti bahwa
dengan pengawasan akan dapat mengukur seberapa jauh hasil yang telah dicapai sesuai dengan
apa yang telah direncanakan.

Pengertian Pengawasan adalah sebagai suatu kegiatan mendeterminasi apa-apa yang telah
dilaksanakan sesuai dengan tujuan untuk segera mengetahui kemungkinan terjadinya
penyimpangan dan hambatan, sekaligus mengadakan koreksi untuk memperlancar tercapainya
tujuan. Fungsi ini dapat menjamin bahwa kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dapat
memberikan hasil yang diinginkan.

7
Adapun penerapan fungsi pengawasan dalam MPOA sebagai berikut :

1. Mengendalikan kinerja pelaku agribisnis agar berjalan sebagaimana mestinya


2. Memonitor hasil kerja pelaku agribisnis agar sesuai dengan hasil tertentu yang
diharapkan
3. Mengawasi jalannya usahatani agar sesuai dengan yang diharapkan dan menhadapi
resiko produksi dan operasi agribisnis

2.6 Fungsi Evaluasi dalam MPOA

Fungsi evaluasi sama pentingnya dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya yaitu


perencanaan, pengorganisasian, pemantauan, dan pengendalian. Terkadang fungsi pemantauan
dan fungsi evaluasi sulit untuk dipisahkan. Fungsi manajemen puncak misalnya meliputi semua
fungsi dari perencanaan sampai pengendalian. Oleh karena itu, evaluasi sering dilakukan oleh
pimpinan organisasi dalam suatu rapat kerja, rapat pimpinan, atau temu muka baik secara
reguler maupun dalam menghadapi kejadian-kejadian khusus lainnya

Adapun penerapan fungsi evaluasi dalam MPOA sebagai berikut :

1. Manajer melakukan rapat guna mengevaluasi kinerja dalam usahatani selama satu
periode.
2. Manajer mencatat apa yang menjadi permasalahan sehingga tidak terulang kembali di
periode ke depan.

2.7 Fungsi Pengendalian dalam MPOA

Pengendalian menurut manajemen menguraikan system informasi yang memonitor


rencana dan proses untuk meyakinkan bahwa hal itu selaras dengan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya, dan member peringatan bila perlu sehingga tindakan pemulihan dapat
dilakukan.

Pengendalian merupakan merupakan pelengkap dari empat fungsi manajemen lainnya.


Pengendalian meluruskan keputusan yang salah, hal-hal yang tidak diharapkan, dan dampak
dari perubahan. Pengendalian yang tepat memberikan informasi yang diperlukan dan waktu
untuk memperbaiki program dan rencana organisasi yang telah salah arah. Cara-cara untuk
mengoreksi kekurangan-kekurangan juga harus disajikan.

8
Adapun penerapan fungsi pengendalian dalam MPOA sebagai berikut :

1. Manajer bisa menjadi sadar akan titik-titik lemah dalam pengorganisasian, pengarahan,
dan pengkoordinasian usaha bisnis melalui penggunaan pengendalian secara tepat.
2. Mengendalikan kinerja pelaku agribisnis agar berjalan semsetinya.

9
BAB III

PENUTUP

Adapun kesimpulan yang didapatkan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Manajemen merupakan suatu proses dengan urutan fungsi tertentu untuk mencapai
tujuan yang diinginkan, dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan fungsi-
fungsi manajemen.
2. Fungsi perencanaan dalam agribisnis meliputi identifikasi kebutuhan pasar, kebutuhan
input, jaringan ketersediaan modal usaha, dan mengembangkan alternatif tindakan
untuk memilih alteratif yang paling sesuai dan optimal dalam sistem agribisnis.
3. Fungsi pengorganisasian dalam agribisnis meliputi membentuk struktur organisasi
dalam kegiatan agribisnis, membagi pekerjaan dalam kegiatan agribisnis, dan
merumuskan tugas yang akan dilakukan dalam kegiatan agribisnis.
4. Fungsi pelaksanaan seringkali dibagi lagi menjadi fungsi pemimpinan, pengarahan, dan
koordinasi. Fungsi pemimpinan lebih menekankan pada bagaimana seorang pimpinan
untuk menyalurkan semua kemampuan individu pada aktivitas organisasi untuk
mencapai tujuan bersama.
5. Fungsi pengarahan dilakukan mengarahkan kewajiban dan tanggung jawab anggota
organisasi usahatani, mengarahkan kinerja untuk mencapai suatu hasil tertentu,
mendorong para pekerja agar giat bekerja dan pekerjaan yang telah ditentukan
dilakukan sebagaimana mestinya.
6. Fungsi Pengawasan merupakan fungsi penting yang harus dilakukan dalam
manajemen, karena dengan pengawasan dapat diketahui hasil yang telah tercapai.
Dalam hal ini berarti bahwa dengan pengawasan akan dapat mengukur seberapa jauh
hasil yang telah dicapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan, sekaligus
mengadakan koreksi untuk memperlancar tercapainya tujuan.
7. Fungsi evaluasi sama pentingnya dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pemantauan, dan pengendalian. Terkadang fungsi
pemantauan dan fungsi evaluasi sulit untuk dipisahkan. Fungsi manajemen puncak
misalnya meliputi semua fungsi dari perencanaan sampai pengendalian. Oleh karena
itu, evaluasi sering dilakukan oleh pimpinan organisasi dalam suatu rapat kerja, rapat
pimpinan, atau temu muka baik secara reguler maupun dalam menghadapi kejadian-
kejadian khusus

10
8. Fungsi pengendalian dalam agribisnis yaitu mengendalikan kinerja pelaku agribisnis
agar berjalan sebagaimana mestinya, memonitor hasil kerja pelaku agribisnis agar
sesuai dengan hasil tertentu yang diharapkan, dan mengawasi jalannya usahatani.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/9246226/FUNGSI_MANAJEMEN_ekykawamasi_sm
str_3 diakses pada tanggal 26 februari 2017
https://www.academia.edu/9851359/FUNGSI_FUNGSI_MANAJEMEN_PEREN
CANAAN_PENGORGANISASIAN_PELAKSANAAN_DAN_EVALUASI
diakses pada tanggal 26 februari 2017
http://shoimus1990.wordpress.co.id/2012/06/manajemen-operasi-dan-produki-
dalam.html diakses pada tanggal 26 februari 2017

12

Anda mungkin juga menyukai