PENDAHULUAN
Walau Indonesia dikategorikan sebagai Negara yang memiliki sumberdaya air yang
melimpah, memasuki abad 21 kelangkaan air dan sumber air sudah menjadi kenyataan
untuk sebagian wilayah Indonesia, khususnya di daerah perkotaan dan pusat-pusat
pengembangan wilayah di sekitar perkotaan.
Pengelolaan sistem irigasi yang baik erat kaitannya dengan peningkatan produksi
daerah irigasi karena itu dalam pengoperasian suatu jaringan irigasi hendaknya selalu
diperhatikan mengenai ketersediaan air, kebutuhan air dan bagaimana cara membagi air
yang ada tersebut sejauh mungkin adil dan merata agar semua tanaman dapat tumbuh
dengan baik.
Sumberdaya air merupakan bagian dari kekayaan alam dikuasai oleh negara dan
digunakan untuk kemakmuran rakyat secara lestari sebagaimana termaktub dalam pasal 33
ayat 3 UUD 1945. Ketetapan ini ditegaskan kembali dalam pasal I Undang-Undang Pokok
Agraria tahun 1960 bahwa bumi, air dan ruang angkasa termasuk kekayaan alam yang
terkandung di didalamnya termasuk wilayah Republik Indonesia sebagai karunia Tuhan
Yang Maha Esa adalah merupakan kekayaan nasional. Perolehan air bersih di pedesaan
atau wilayah pegunungan umumnya lebih mudah karena banyak terdapat mata air bersih
yang jernih dan aman dikonsumsi oleh masyarakat. Oleh karena itu segala upaya
perencanaan dan pengelolaan sumberdaya air diperlukan supaya air yang diperoleh dapat
terdistribusi dengan baik.
1.2 Identifikasi Masalah
Wilayah Tulungagung, yang merupakan dataran rendah memiliki sebagian wilayah
pegunungan yang sejuk. Penduduk yang relatif banyak menyebabkan kebutuhan air di
Tulungagung perlu diperhatikan secara baik. Pengaturan dan pemanfaatan air sangat
dibutuhkan agar penggunaan air merata dan dapat dipergunakan secara maksimal oleh
masyarakat. Sedangkan debit air yang dialirkan ke masyarakat semakin lama semakin
berkurang dari yang diterima sebelumnya. Masyarakat sekitar sangat mengandalkan
penyediaan air bersih yang dikelola Bapel Hippam Tirto Wilis yang sudah didirikan sejak
tahun 2003 untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.
Tujuan dari penelitian ini dapat mengetahui kondisi eksisting dan permasalahan yang
timbul di daerah penyediaan air bersih di wilayah setempat, dapat mengetahui gambaran
umum teknik konstruksi sistem penyediaan air bersih yang digunakan., dapat mengetahui
nilai kelayakan ekonomi untuk penetapan harga air bersih di Desa Pucanglaban dan Desa
Kaligentong dimasa sekarang dan di masa yang akan datang, dapat memprediksi harga air
yang layak secara ekonomi dimasa 15 tahun yang akan datang
Adapun manfaat yang akan didapat dari penelitian ini adalah memberikan masukan
kepada badan pengelola terkait dalam penentuan harga air bersih dengan memperhatikan
tingkat kesediaan dan kesanggupan masyarakat setempat. Memberikan bahan pertimbangan
bagi pemerintah daerah dalam memperhatikan kesejahteraan masyarakat pedesaan dalam
mengakses air bersih agar semua kalangan masyarakat dapat secara merata menikmati produk
air bersih sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sumber air baku memegang peranan yang sangat penting dalam industri air
minum. Air baku atau raw water merupakan awal dari suatu proses dalam penyediaan
dan pengolahan air bersih. Sekarang apa yang disebut dengan air baku. Berdasar SNI
6773:2008 tentang Spesifikasi unit paket Instalasi pengolahan air dan SNI 6774:2008
tentang Tata cara perencanaan unit paket instalasi pengolahan air pada bagian Istilah
dan Definisi yang disebut dengan Air Baku adalah : Air yang berasal dari sumber air
pemukaan, cekungan air tanah dan atau air hujan yang memenuhi ketentuan baku
mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum Sumber air baku bisa berasal dari
sungai, danau, sumur air dalam, mata air dan bisa juga dibuat dengan cara
membendung air buangan atau air laut. Evaluasi dan pemilihan sumber air yang layak
harus berdasar dari ketentuan berikut :
2. Kondisi iklim
Nilai ekonomi dari suatu objek akan sangat tergantung dari hukum kebutuhan
dan ketersediaan (demand dan supply). Di mana jika supply banyak demand kecil
maka harganya jadi turun dan sebaliknya jika supply sedikit demand banyak harga
naik. Oleh karena itu, setiap pelaku ekonomi perlu memahami dan mengetahui kondisi
supply demand tersebut secara baik dan memanfaatkan situasi itu sebagai peluang
dalam mendapatkan keuntungan ekonomisnya secara optimal (Giatman, 2007: 4).
Terdiri dari 2 macam biaya yaitu biaya langsung dan tidak langsung.
Istilah-istilah biaya yang sering ditemukan ini meliputi hampir seluruh elemen
biaya yang juga dapat masuk ke dalam kategori biaya tetap dan variabel
sebelumnya yang bertopang tindih serta biaya-biaya berulang dan tidak
berulang.
Biaya tahunan dari perencanaan proyek penyediaan air bersih terdiri dari
perhitungan biaya operasi dan pemeliharaan.
Kabupaten Tulungagung memiliki letak geografis antara 111 0 43` hingga 1120 7`
Bujur Timur dan antara 70 51 hingga 80 08` Lintang Selatan. Dengan luas wilayah Kabupaten
Tulungagung sebesar 1.055,65 km2.
Untuk lokasi studi ini berada di Desa Pucanglaban dan Desa Kaligentong
Kecamatan Pucanglaban Kabupaten Tulungagung. Wilayah Desa Pucanglaban dan Desa
Kaligentong terletak di kawasan Kecamatan Pucanglaban. Luas wilayah Kecamatan
Pucanglaban adalah 82,94 km2. Secara geografis, Kecamatan Pucanglaban merupakan
wilayah dataran rendah yang berkisar antara 225 meter di atas permukaan laut. . Batas
batas wilayah Kecamatan Pucanglaban adalah sebagai berikut:
1.Biaya konstruksi, biaya operasi & pemeliharaan, dan usia guna bangunan dihitung dari
data teknis proyek penyediaan air bersih Kecamatan Pucanglaban.
2.Dari biaya konstruksi, biaya operasi & pemeliharaan, dan usia guna bangunan dilakukan
analisa biaya.
3.Proyeksi jumlah penduduk dihitung sampai dengan tahun 2030 dari data jumlah
penduduk menggunakan metode Geometrik.
5.Kebutuhan air bersih dihitung terhadap debit sumber air yang ada, apakah debit sumber
tersebut mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air bersih sampai dengan tahun 2030.
6.Besarnya produksi air dihitung dari tingkat pemakaian air penduduk di Kecamatan
Pucanglaban, sehingga diperoleh nilai manfaat.
7.Setelah mengetahui besarnya manfaat dan biaya selanjutnya dilakukan analisa ekonomi
yaitu biaya-manfaat, biaya/manfaat, tingkat pengembalian internal, titik impas investasi,
analisa sensivitas.
8.Penetapan prediksi harga air bersih per m3 saat ini dan di masa yang akan mendatang
berdasarkan analisa ekonomi.