BAB I
PENDAHULUAN
Berat bayi lahir merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir,
yang mana seorang bayi sehat dan cukup bulan, pada umumnya bayi mempunyai
berat lahir sekitar 3000 gram (Karlinah, 2015). Secara umum berat bayi lahir
yang normal adalah antara 3000 gram sampai 4000 gram, dan bila di bawah atau
kurang dari 2500 gram dikatakan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). BBLR
berhubungan dengan angka kematian dan kesakitan bayi, selain itu juga
berhubungan dengan kejadian gizi kurang di kemudian hari yaitu pada periode
status kesehatan masyarakat (Ryadi, 2016). Tidak semua bayi baru lahir
yang memiliki berat lahir kurang dari 2500 gram lahir adalah Bayi Kurang
Bulan (BKB). Demikian pula tidak semua bayi baru lahir dengan berat lahir
lebih dari 2500 gram lahir adalah aterm atau Bayi Cukup Bulan (Kosim dkk,
2008).
Persentase berat badan bayi baru lahir anak balita menurut Provinsi,
Riskesdas 2013 di Indonesia terdapat 82,5% dengan berat badan lahir normal
2500 3999 gram dan 17,5% dengan berat badan lahir yang tidak normal
yang terdiri 11,1% berat badan lahir < 2500 gram, sedangkan 6,4% berat
badan lahir 4000 gram. Sedangkan di Jawa Tengah terdapat 84,7% dengan
berat badan lahir normal 2500 4000 gram, sedangkan 15,3% berat badan
lahir tidak normal yang terdiri 9,9% berat badan lahir < 2500 gram dan 5,4%
1
2
bayi adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan kekurangan oksigen
berhubungan dengan judul Hubungan Paritas dengan Status Gizi BBL pada
wawancara pada ibu yang mempunyai balita sebanyak 10 orang terdapat 6 balita
(60%) dengan BBLN 2500 4000 gram dan 4 balita (40%) mempunyai berat
gram dan 32 balita (16%) dengan berat badan lahir tidak normal yaitu < 2500
gram.
Hal ini menunjukkan faktor faktor yang dapat mempengaruhi berat bayi
lahir adalah faktor lingkungan internal (umur ibu, jarak kelahiran, paritas,
kadar hemoglobin, status gizi ibu hamil, pemeriksaan kehamilan, dan penyakit
zat gizi, dan tingkat sosial ekonomi ibu hamil), faktor penggunaan sarana
care. Umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir. Kehamilan dibawah umur
lainnya. Kemudian pada kehamilan > 4 anak / jarak kelahiran < 2 tahun dapat
mempengaruhi berat bayi lahir rendah karena nutrisi yang kurang serta
penelitian tentang Hubungan Paritas dengan Status Gizi BBL pada Balita di
status gizi BBL pada balita di Desa Bangsal Kecamatan Bangsal Kabupaten
Mojokerto.
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Kabupaten Mojokerto.
1. Manfaat Teoritis
untuk memiliki perhatian terhadap paritas ibu dengan status gizi bayi
baru lahir.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi profesi
pencegahan yang tepat terhadap paritas ibu dengan status gizi bayi
berhubungan dengan status gizi bayi baru lahir pada balita, sehingga
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
merupakan salah satu komponen dari status paritas yang sering dituliskan
kali, dengan satu kali paritas dan satu kali abortus, dan saat ini tengah
5
6
1. Nullipara
2. Primipara
anak, yang cukup besar untuk hidup didunia luar (Verney, 2006).
3. Multipara
2009)
4. Grandemultipara
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
hidup sehari-sehari.
3. Keadaan ekonomi
5. Pengetahuan
langgeng. Dengan kata lain ibu yang tahu dan paham tentang jumlah
anak yang ideal, maka ibu akan berperilaku sesuai dengan apa
sekelompok orang yang ditentukan dengan salah satu atau kombinasi dari
ukuran gizi tertentu (Soekirman, 2000). Status gizi menurut Supariasa dkk
1. Faktor Eksternal
a. Pemberian ASI
tambahan cairan lain seperti susu formula, madu, air teh, air putih
susu, biskuit, dan nasi tim. Pemberian ASI secara Eksklusif ini di
lain seperti susu formula, madu, air teh, air putih dan tambahan
10
makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur, susu, biskuit dan nasi
2008).
seperti susu formula, madu, air teh, air putih dan tambahan
makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur, susu, biskuit dan nasi
2. Faktor Internal
a. Usia
(Nursalam, 2001).
b. Kondisi Fisik
(Suhardjo, 2009).
11
c. Infeksi
d. ASI
semua nutrient yang diperlukan untuk status gizi anak. Asupan ASI
(Roesli, 2008).
1. Antropometri Gizi
a. Umur
b. Berat Badan
c. Tinggi Badan
2. Indeks Antropometri
pengukuran, dalam negri belum ada, maka untuk berat badan (BB)
3. Pengukuran Antropometri
ahli gizi. Ambang batas dapat disajikan kedalam tiga cara yaitu :
2009 ).
15
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai
kehidupan ekstrauterin.
16
persiapan yang tepat untuk kedatangan bayi baru lahir. Adapun asuhannya
berikut:
diberikan imunisasi.
meningkat, dll.
2.3.4 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam asuhan pada bayi baru lahir
infeksi.
2. Jangan mengoleskan salep apapun atau zat lain ke tali pusat. Hindari
sedikit.
3. Rangsangan taktil.
18
bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah
3. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3cm dari pusat bayi
bayi dengan kain yang bersih dan kering, menutupi bagian kepala.
2.4.1 Pengertian
pertumbuhan yakni pertumbuhan cepat pada usia 0-1 tahun dimana umur 5 bulan
BB naik 2x BB lahir dan 3x BB lahir pada umur 1 tahun dan menjadi 4x pada
umur 2 tahun. Pertumbuhan mulai lambat pada masa pra sekolah kenaikan BB
(Soetjiningsih, 2011)
Balita merupakan istilah yang berasal dari kependekan kata bawah lima
tahun. Istilah ini cukup populer dalam program kesehatan. Balita merupakan
20
kelompok usia tersendiri yang menjadi sasaran program KIA (Kesehatan Ibu dan
dan otak yang sangat pesat dalam pencapaian keoptimalan fungsinya. Periode
tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan
Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai balita, merupakan salah
satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita
dimulai dari satu sampai dengan lima tahun, atau bisa digunakan perhitungan
Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah (Wikipedia, 2009).
sebagai berikut :
1. Perkembangan fisik
bawah lima tahun, satu periode usia manusia dengan rentang usia dua hingga lima
tahun, ada juga yang menyebut dengan periode usia prasekolah. Pada fase ini anak
2. Perkembangan Psikologis
Pada akhir periode balita kemampuan motorik halus anak juga mulai
yaitu memegang benda dengan hanya menggunakan jari telunjuk dan ibu jari
seperti memegang alat tulis atau mencubit serta memegang sendok dan
pemahaman tehadap obyek telah lebih ajeg. Kemampuan bahasa balita tumbuh
Karakteristik anak usia balita (terutama anak usia dibawah 3 tahun atau
todler) sangat egosentris. Selain itu, anak juga mempunyai perasaan takut pada
ketidaktahuannya sehingga anak perlu diberi tahu tentang apa yang akan terjadi
pada dirinya.
Aspek bahasa, anak belum mampu berbicara secara fasih, oleh karena itu,
saat menjelaskan, gunakan kata yang sederhana, singkat, dan gunakan istilah yang
dikenalnya. Posisi tubuh yang baik saat berbicara pada anak adalah jongkok,
duduk di kursi kecil, atau berlutut sehingga pandangan mata kita akan sejajar
dengannya.
dalam berkomunikasi adalah dengan memberikan pujian atas apa yang telah
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL
Nullipara
22
23
tambahan, Pemberian ASI dan makanan tambahan dan Faktor Internal diantaranya
adalah Usia, Kondisi Fisik, Infeksi dan ASI. Dari beberapa factor diatas maka
3.2 Hipotesis
H1 : Ada hubungan paritas dengan status gizi BBL pada balita di Desa
VBangsal Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto.
24
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
suatu penelitian (Fathoni, 2005). Pada bab ini akan menguraikan tentang:1)
sebagai alat dan pedoman untuk mencapai tujuan tersebut. (Setiadi, 2013).
24
25
4.2.1 Populasi
2013).
400 balita
4.2.2 Sampling
Sampling yaitu teknik yang tidak memberi kesempatan yang sama bagi
4.2.3 Sampel
Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
sebagai berikut :
26
N
n
1 N (d ) 2
N = Jumlah Populasi
(Nursalam, 2013)
400
n
1 400(0,05) 2
400
n
1 400(0,0025)
400
n 200
2
X
n xN 1
N
Keterangan :
N1 = Sampel
yaitu:
60
Sampel Dusun Puloniti : x 200 30
400
40
Sampel Dusun Sumberwono : x 200 20
400
58
Sampel Dusun Pacing : x 200 29
400
42
Sampel Dusun Kauman : x 200 21
400
54
Sampel Dusun Pudak Sari : x 200 27
400
46
Sampel Dusun Sawahan : x 200 23
400
51
Sampel Dusun Sumbertebu : x 200 26
400
49
Sampel Dusun Gayam : x 200 24
400
1. Kriteria Inklusi
a. Bayi baru lahir usia 0-6 bulan di Desa Bangsal Kecamatan Bangsal
Kabupaten Mojokerto.
2. Kriteria Eksklusi
yang akan dilakukan untuk mengumpulkan data yang diteliti untuk mencapai
tujuan penelitian. (Setiadi, 2013). Kerangka kerja dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Populasi
Semua ibu yang mempunyai balita di Desa Bangsal Kecamatan Bangsal
Kabupaten Mojokerto sebanyak 400 balita
Sampling
Proporsional `sampling
Sampel
Sebagian ibu yang mempunyai balita di Desa Bangsal Kecamatan Bangsal
Kabupaten Mojokerto sebanyak 54 balita
Desain Penelitian
Analitik korelasional
Kesimpulan
Hasil Penelitian Hubungan paritas dengan status gizi bayi baru lahir
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Hubungan Paritas dengan status gizi bayi
baru lahir di Desa Bangsal Kecamatan Bangsal Kabupaten
Mojokerto.
32
lain tes atau soal tes yang digunakan untuk metode tes, angket atau
(Arikunto, 2006).
pernah dilahirkan.
2. Sedangkan untuk variabel dependen yaitu status gizi bayi baru lahir
1.7.1 Editing
telah diserahkan oleh para pengumpul data. Tujuan daripada editing adalah
1.7.2 Coding
dengan cara memberikan tanda atau kode bentuk angka pada masing-masing
1.7.3 Scoring
(Setiadi, 2013).
1.7.4 Tabulating
atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2012). Pada tabulasi ini
data disajikan dalam bentuk tabel yang terdiri dari beberapa baris yang dan
100% : Seluruhnya
50% : Setengah
0% : Tidak Satupun
35
kepuasan pasien dengan asumsi jika H0 ditolak dan H1 diterima berarti ada
hubungan paritas dengan status gizi bayi baru lahir di Desa Bangsal
(Hidayat, 2013).
2013).
3. Confidentially (Kerahasiaan)