Anda di halaman 1dari 3

SMK Negeri 1 Cimahi Nama : Ilham Nur Yahya

Mt. Diklat : Teknik Antena Pencocok Impedansi Type Kelas : XII TEK A

Phi
Guru : Drs. H. Sutoyo I. M.T
Praktikum 7
Tresna Yogaswara S.Pd

I. TUJUAN
1. Dapat memahami jenis dan fungsi pencocok type phi pada saluran
2. Dapat mengukur karateristik penvcocok type phi section
3. Dapat menganalisis perbedaaan jenis jenis pencocok impedansi type phi section
4. Dapat mmempresentasikan karakteristk pencocok impedansi type phi section

II. TEORI DASAR


Impedansi adalah hambatan pada sebuah rangkaian yang terjadi ketika dialiri arus bolak
balik. Impedansi ini dapat menghambat lajunya energy dari sumber ke beban. Untuk
mendapatkan efesiensi energy, maka harus ada kecocokan nilai impedansi anntara output
rangkaian satu dengan rangkaian lain.
Pencocokan impedansi adalah praktek perancangan dimana impedansi input disebuah
beban adalah sama dengan impedansi output dari sebuah rangkaian atau saluran. Hal ini
bertujuan untuk memaksimalkan perpindahan energy dan meminimalkan adanya gelombang
balik ( reflection wave ) dari beban.
Rangkaian pencocok type phi terdiri dari komponen L dan C seperti pada sebuah
angkaian filter. Pencocok type phi section dibawah adalah sebuah low pass filter dengan
menggunakan 1 buah L dan 2 buah C pada input dan outputnya.

RL>RS
III. ALAT DAN BAHAN
1. Oscilloscope
2. RF Generator
3. Saluran RG8
4. Saluran Twinlead
5. Varco
6. Lilitan 12 lilit dan 18 lilit
7. Probe

IV. LANGKAH KERJA


1. Sediakan alat dan bahan yang diperlukan
2. Susun alat seperti gambar dibawah

3. Atur frekuensi RFG sehingga didapat level Ch1 oscilloscope adalah maksimum. Lalu
sempurnakan level maksimum dengan memutar C1. Lalu catat level Ch1 dan Ch1 pada
table.
4. Putar C2 agar didapat Ch2 adalah maksimum. Lalu catat level Ch1 dan Ch2 pada table.
5. Samakah level langkah 4 dengan level Ch1 langkah 3? ( Ya / tidak )
6. Atur C1 dan C2 bergantian sehingga didapat level Ch2 oscilloscope mendekati level Ch1,
lalu ukur nilai C2 dan C2 dan catat hasilnya.
7. Ganti coax RG8 oleh Twinlead. Ulangi lagkah 3 sampai langkah 6.
8. Ukur nilai kapasitansi C1 dan C2 dengan menggunakan RCL meter, catat pada table
9. Isi table pengukuran.

V. HASIL PRAKTEK

INDUKTO KONDISI C1 LEVEL


FREKUENSI
CHANEL 1 CHANEL 2
KERJA R & C2 COAX TWINLEAD COAX TWINLEAD
C1 diatur 1,3 V 1V 1V 1V
12 Lilit
9,5 MHz C2 diatur 1,3 V 1V 1V 1V
2,6H
C1 & C2 diatur 1V 1V 1V 1V
C1 diatur 0,8 V 1,2 V 1,1 V 1V
18 Lilit
5,8 MHz C2 diatur 1,1 V 1,2 V 1,4 V 1,4 V
3,9H
C1 & C2 diatur 1,2 V 1V 1,1 V 1V

C1 C2
TWINLEA
COAX COAX TWINLEAD
D
NILAI C1 43 nF 4,0 pF 43 nF 4,0 pF
NILAI C2 42,7 nF 4,0 pF 42,7 nF 4,0 pF

VI. KESIMPULAN
Jika ingin mendapatkan penerimaan kuat sinyal dengan efesiensi energy yang baik maka
harus ada kecocokan pada saluran transmisi yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai