Anda di halaman 1dari 10

Faktor penyebap

 Usia
Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus
mengkaji respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang
melaporkan nyeri jika sudah patologis dan mengalami kerusakan fungsi.
Pada lansia cenderung memendam nyeri yang dialami, karena mereka
mengangnggap nyeri adalah hal alamiah yang harus dijalani dan mereka
takut kalau mengalami penyakit berat atau meninggal jika nyeri
diperiksakan.
 Jenis Kelamin
Gill (1990) mengungkapkan laki-laki dan wanita tidak berbeda secara
signifikan dalam merespon nyeri, justru lebih dipengaruhi faktor budaya
 Kultur
Orang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka berespon
terhadap nyeri. (misal, suatu daerah menganut kepercayaan bahwa nyeri
adalah akibat yang harus diterima karena mereka melakukan kesalahan,
jadi mereka tidak mengeluh jika ada nyeri)
 Makna nyeri
Berhubungan dengan bagaimana pengalaman/ persepsi seseorang
terhadap nyeri dan dan bagaimana mengatasinya.
 Perhatian
Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat
mempengaruhi persepsi nyeri. Menurut Gill (1990) perhatian yang
meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya
distraksi dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun. Tehnik
relaksasi, guided imagery merupakan tehnik untuk mengatasi nyeri.
 Ansietas
Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa
menyebabkan seseorang cemas.
 Pengalaman masa lalu
Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan
saat ini nyeri yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi
nyerinya. Mudah tidaknya seseorang mengatasi nyeri tergantung
pengalaman di masa lalu dalam mengatasi nyeri.
 Pola koping
Pola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi nyeri dan
sebaliknya pola koping yang maladaptive akan menyulitkan seseorang
mengatasi nyeri.
 Support keluarga dan social
Individu yang mengalami nyeri seringkali bergantung kepada anggota
keluarga atau teman dekat untuk memperoleh dukungan, bantuan dan
perlindungan.

DEFINISI NYERI
Oleh : Suparjo
1.Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yangtidak
menyenangkan akibat dari kerusakan jaringanyang actual atau potensial.
2. Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari
bantuan perawatan kesehatan.
• Nyeri terjadi bersamaan dengan proses penyakit.

Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan lebih
banyak orang dibanding suatu penyakit manapun.

Perawat menghabiskan lebih banyak waktunya
bersama pasien yang mengalami nyeri disbanding
tenaga professional kes. lainnya shg perawat
mempunyai kesempatan lebih banyak untuk
membantu menghilangkan nyeri dan efeknya yang
membahayakan.

Penanganan fisik/stimulasi fisik meliputi :


 Stimulasi kulit
Massase kulit memberikan efek penurunan kecemasan dan
ketegangan otot. Rangsangan masase otot ini dipercaya akan
merangsang serabut berdiameter besar, sehingga mampu mampu
memblok atau menurunkan impuls nyeri
 Stimulasi electric (TENS)
Cara kerja dari sistem ini masih belum jelas, salah satu pemikiran
adalah cara ini bisa melepaskan endorfin, sehingga bisa memblok
stimulasi nyeri. Bisa dilakukan dengan massase, mandi air hangat,
kompres dengan kantong es dan stimulasi saraf elektrik transkutan
(TENS/ transcutaneus electrical nerve stimulation). TENS
merupakan stimulasi pada kulit dengan menggunakan arus listrik
ringan yang dihantarkan melalui elektroda luar.
 Akupuntur
Akupuntur merupakan pengobatan yang sudah sejak lama
digunakan untuk mengobati nyeri. Jarum – jarum kecil yang
dimasukkan pada kulit, bertujuan menyentuh titik-titik tertentu,
tergantung pada lokasi nyeri, yang dapat memblok transmisi nyeri
ke otak.
 Plasebo
Plasebo dalam bahasa latin berarti saya ingin menyenangkan
merupakan zat tanpa kegiatan farmakologik dalam bentuk yang
dikenal oleh klien sebagai “obat” seperti kaplet, kapsul, cairan
injeksi dan sebagainya.
Scribd
• Explore
• Community
Upload a Document
Search Books, Presentations, Business, Academics...
• Login
• Sign Up
• |
• Log In

ANGINA PEKTORIS
1. PENGERTIAN
Yaitu serangan nyeri substernal, retrosternal yang biasa
berlangsung beberapa menit
setelah gerak badan dan menjalar ke bagian lain dari badan dan
hilang setelah istirahat.
2. ETIOLOGI
a. Arterosklerosis.
b.Aorta insufisiensi
c.Spasmus arteri koroner
d.Anemi berat.
3. PATOFISIOLOGI
Angina pectoris merupakan sindrom klinis yang disebabkan oleh
aliran darah ke arterimiokard berkurang sehingga ketidakseimbangan
terjadi antara suplay O2 ke miokardiumyang dapat menimbulkan iskemia,
yang dapat menimbulkan nyeri yang kemungkinan akibatdari perubahan
metabolisme aerobik menjadi anaerob yang menghasilkan asam laktat
yangmerangsang timbulnya nyeri.
4.MACAM-MACAM ANGINA PEKTORIS
a.Angina pectoris stabil.
-Sakit dada timbul setelah melakukan aktivitas.
- Lamanyaseranganbiasanyakurang dari 10 menit.
- Bersifatstabiltidakadaperubahan serangan dalam angina selama 30 hari.
- Padaphisicalassessmenttidakselalu membantu dalam menegakkan
diagnosa.
b.Angina pectoris tidak stabil.
-Angina yang baru pertama kali atau angina stabil dengan
karakteristik frekuensi berat
dan lamanya meningkat.
-Timbul waktu istirahat/kerja ringan.
-Fisical assessment tidak membantu.
-EKG: Deviasi segment ST depresi atau elevasi.
c.Angina variant.
Ismail, S.Kep, Ns. M.Kes Angina Pectoris
2
Angina yang terjadi spontan umumnya waktu istirahat dan pada
waktu aktifitasringan. Biasanya terjadi karena spasme arteri koroner EKG
deviasi segment ST depresiatau elevasi yang timbul pada waktu serangan
yang kemudian normal setelah seranganselesai.
5. FAKTOR PENCETUS
- Exposure to cold.
- Eating.
- Emotional stress.
- Exertional (gerak badan yang kurang).
- Merokok.
6. PENGKAJIAN
Data spesifik yang berhubungan dengan nyeri yaitu:
a. Letak.
Nyeri dada, sternal/sub esternal pada dada sebelah kiri menjalar ke
leher, rahang, lengan
kiri, lengan kanan, punggung. Nyeri dapat timbul pada epigastrium,
gigi dan bahu.
b. Kualitas nyeri.
Nyeri seperti mencekik atau rasa berat dalam dada terasa seperti di
tekan benda berat.
c. Lamanya serangan.
Rasa nyeri singkat 1-5 menit atau lebih dari 20 menit berarti infark.
d. Gejala yang menyertai.
Gelisah, mual, diaporesis kadang-kadang.
e. Hubungan dengan aktivitas.
Timbul saat aktivitas, hilang bila aktivitas dihentikan/istirahat.
Data lain yang dijumpai:
a. Perilaku pasien.
Perhatikan terjadinya diaphoresis, orang dengan angina kadang
terlihat memegang
sternum pada waktu serangan.
b. Perubahan gejala vital.
c. Perubahan cardiac.
d. Pola serangan angina.

7.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a.Elektro Kardio Gram.
b.Holter Monitor.
c.Angiografi Curone.
d.Stres Testing.
e.Foto Rontgen Dada.
f.Pemeriksaan Laboratorium.
Yang sering dilakukan pemeriksaan enzim; CPK, SGOT atau LDH.
Enzim tersebut
akan meninggi pada infark jantung akut sedangkan pada angina
kadarnya masih normal.
Pemeriksaan lipid darah seperti kadar kolesterol LDH dan LDL.
Trigliserida perludilakukan untuk menemukan faktor resiko seperti
hyperlipidemia dan pemeriksaan guladarah perlu dilakukan untuk
menemukan diabetes mellitus yang juga merupakan faktorresiko bagi
pasien angina pectoris.
8.DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan:
-Menurunnya aliran darah otot jantung.
-Meningkatnya beban kerja jantung.
Tujuan: -Klienmengungkapkanperasaan nyaman atau bebas dari
nyeri atau
-Klien melaporkan serangan nyeri dada menurun.
Intervensi dan rasional
1.) Anjurkanpasienuntukmemberitahu perawat dengan cepat bila
terjadi nyeri dada.
Rasional: Nyeri dan penurunan curah jantung yang merangsang
system sarafsimpatis untuk mengeluarkan sejumlah besar norefinefrin,
yangmeningkatkan agregasi trombosit dan mengeluarkan tromboxane
potenpada yang menyebabkan spasme arteri koroner yang dapat
mencetus,mengakplikasi atau memperlama serangan angina memanjang.
Nyeri takbisa ditahan menyebabkan respon vaso vegal, menurunkan
tekanan darahdan frekuensi jantung.
2.)Kaji dan catat respon pasien dan efek obat.
Ismail, S.Kep, Ns. M.Kes Angina Pectoris
4
Rasional: Memberikan informasi tentang kemajuan penyakit dan
sebagai alat dalamevaluasi keefektifan intervensi dan dapat menunjukkan
kebutuhanperubahan program pengobatan.
3.) Identifikasi terjadinya pencetus, bila ada: frekuensi durasinya,
intensitasnya dan
lokasi nyeri.
Rasional: Membantu membedakan nyeri dada dini dan alat dalam
evaluasikemungkinan menjadi angina tidak stabil (angina stabil) biasanya
berakhir3 – 5 menit sementara angina tidak stabil lebih lama dan dapat
berakhirlebih dari 45 menit.
4.) Observasi gejala yang berhubungan, misalnya dispnea, mual,
muntah, pusing,
palpitasi, keinginan berkemih.
Rasional: Penurunan curah jantung (yang terjadi selama episode
iskemia miokard)merangsang system saraf simpatis/parasimpatis,
menyebabkan berbagairasa sakit/sensasi dimana pasien tidak dapat
mengidentifikasi apakahberhubungan dengan episode angina.
5.) Evaluasi laporan nyeri pada rahang, leher, bahu, tangan atau
lengan (khususnya pada
sisi kiri).
Rasional: Nyeri jantung dapat menyebar, contoh nyeri sering lebih
ke permukaan
dipersarafi oleh tingkat saraf spinal yang sama.
6.) Letakkan pasien pada istirahat total selama episode angina.
Rasional: Menurunkan kebutuhan oksigen miokard untuk
meminimalkan resiko
cedera jaringan/nekrosis.
7.) Tinggikan kepala tempat tidur bila pasien napas pendek.
Rasional: Memudahkan pertukaran gas untuk menurunkan hipoksia
dan nafas
pendek berulang.
8.) Pantau kecepatan/irama jantung.
Rasional: Pasien angina tidak stabil mengalami peningkatan
disaritmia yangmengancam hidup secara akut, yang terjadi pada respon
terhadap iskemiaatau stress.
9.) Pantau tanda vital tiap 5 menit selama serangan angina.

Rasional:Tekanan darah dapat meningkat secara dini sehubungan


denganrangsangan simpatis, kemudian turun bila curah jantung
dipengaruhi.Tachicardia juga terjadi pada respon terhadap rangsangan
simpatis dandapat berlanjut sebagai kompensasi bila curah jantung
menurun.
10.)Temani klien yang mengalami nyeri atau tampak cemas.
Rasional: Cemas mengeluarkan kotekolamin yang meningkatkan
kerja miokard dandapat memanjangkan nyeri iskemi, dan adanya perawat
dapat menurunkanrasa takut dan ketidakberdayaan..
11.)Pertahankan lingkungan yang nyaman, batasi pengunjung.
Rasional: Stress kerja.emosi meningkatkan kerja miokard.
12.) Berikanmakananlunak,biarkan pasien istirahat selama 1 jam
setelah makan.
Rasional:Menurunkan kerja miokard sehubungan dengan kerja
pencernaan,
menurunkan resiko serangan angina.
Kolaborasi
1.)Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi
Rasional: meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard/
mencegah
iskemia.
2.)Berikan anti angina sesuai indikasi misalnya (nitrogliserin;
sublingual nitrosat, bukal
atau tablet oral; sprei sublingual).
Rasional:Nitrogliserin mempunyai standar untuk pengobatan dan
pencegah nyeriangina selama lebih dari 100 tahun. kini masih digunakan
therapy antiangina cornerstone. Efek cepat vasodilalator berakhir 10-30
menit dandapat digunakan secara profilaksis untuk mencegah serangan
angina.
3.)Berikan morfin sulfat.
Rasional:Analgesik narkotik poten yang telah banyak memberi
efekmenguntungkan, seperti menyebabkan vasodilatasi perifer
danmenurunkan kerja miokard, dan mempunyai efek sedativ
untukmenghasilkan relaksasi, menghentikan aliran kotekolamin,
vasokontruksidan selanjutnya efektif menghilangkan nyeri dan berat.
Morfin Sulfatdiberikan IV untuk kerja cepat dan penutunan curah
jantungmempengaruhi absorbsi jaringan perifer.
Ismail, S.Kep, Ns. M.Kes Angina Pectoris
6
4.) Pantau perubahan seri EKG.
Rasional: Iskemia selama serangan angina dapat menyebabkan
depresi segmen STatau peninggian dan inversi gelombang T. seri
gambaran perubahaniskemia yang hilang bila pasien bebas nyeri dan juga
dasar yangmembandingkan pola perubahan selanjutnya.
b. Menurunnya cardiac out put berhubungan dengan iscemic
jantung yang lama.
Tujuan: - Klien akan melaporkan serangan dispnoe angina dan
aritmia.
Intervensi:
1.) Pantau tanda-tanda vital.
Rasional: Takikardi dapat terjadi karena nyeri, cemas, hipoksemia,
dan menurunnyacurah jantung. Perubahan juga terjadi karena (hipertensi
atau hipotensi)karena respon jantung.
2.) Evaluasi status mental, catat terjadinya bingung dan
disorientasi.
Rasional: Menurunkan perfusi otak dapat menghasilkan perubahan
sensorium.
3.) Catat warna kulit dan adanya kualitas nadi.
Rasional: Sirkulasi perifer menurun bila curah jantung turun
membuat kulit pucatatau warna abu-abu (tergantung tingkat hipoksia)
dan menurunnyakekuatan nadi perifer.
4.) Auskultasi bunyi napas dan bunyi jantung. Dengarkan murmur.
Rasional: S3, S4 atau krekels terjadi dengan kompensasi jantung
atau beberapa obat(khususnya penyekat beta). Terjadinya murmur dapat
menunjukkan katupnyeri dada contoh stenosis serta, stenosis mitral, atau
ruptur otot papiliar .
5.) Pertahankan episode (tirah baring) pada posisi nyaman selama
episode akut.
Rasional: Menurunkan konsumsi oksigen/kebutuhan menurunkan
kerja miokard dan
resiko dekompensasi.
6.) Berikan periode istirahat adekuat, bantu dalam melakukan
aktivitas perawatan diri,
sesuai indikasi.
Rasional: Penghematan energi menurunkan kerja jantung.
7.) Tekankan pentingnya menghindari regangan/angkat berat
khususnya selama defekasi.

asuhan keperawatanFollow

Anda mungkin juga menyukai