1. Enteral
Aeromonas.Proteus.
cestodiasis.
Makanan :
asam amino tertentu, ptotein intolerance, cows milk, vitamin dan mineral.
Pendekatan diagnostik
- Pada umumnya diare akut disebabkan oleh toksin atau infeksi bakteri.
- Adanya riwayat makan makanan tertentu ( terutama makanan siap santap) dan
adanya keadaan yang sama pada orang lain, sangat mungkin merupakan
- Diare yang terjadi karena kerusakan mukosa usus ( non inflamatorik ) dan
disebabkan oleh toksin bakteri (terutama E coli ) biasanya mempunyai geala feses
benar-benar cair, tidak ada darah, nyeri perut terutama daerah umbilicus ( karena
kelainan terutama di usus halus) kembung, mual dan muntah. Bila muntahnya
sangat mencolok biasanya disebabkan oleh virus atau S aureus dalam bentuk
keracunan makanan.
- Bila diare dalam bentuk bercampur darah, lendir dan disertai demam biasanya
disebabkan oleh kerusakan mukosa usus yang ditimbulkan oleh invasi Shigella,
- Pada umunya diare akut bersifat sembuh sendiri dalam 5 hari dengan pengobatan
cGMP, dan Ca2+ intraselular, yang menstimulasi sekresi Cl- aktif dari sel kripta dan
menginhibisi absorbsi natrium klorida coupled netral. Mediator ini mengganggu ion
flux paraselular karena cedera akibat toxin yang terjadi di tight junction.11 Contoh
klasik diare sekretorik yang ditimbulkan oleh kolera dan enterotoksin Escherichia coli
Fragmen dari toksin kolera kemudian akan masuk ke dalam sel dan mengaktivasi
(LT) dan heat-stable toxin (ST) di usus halus. Aksi LT serupa dengan toksin kolera
dan berikatan dengan reseptor permukaan yang sama. Penyebab lain diare sekretorik
banyak sekali air. Analisis feses menunjukkan natrium dan klorida yang tinggi (> 70
Konsep klasik bahwa diare sekretorik hanya diinduksi oleh bakteri mulai
mendapat tantangan dengan adanya bukti bahwa jalur sekresi ion serupa diinduksi
oleh agen virus dan protozoa.11 Rotavirus menghasilkan protein nonstruktural (NSP4)
yang dapat menstimulasi sekresi klorida dimediasi kalsium. Diare sekretorik juga
diketahui terlibat dalam sekresi intestinal sebagai bagian dari system neuroendokrin
Villus, unit fungsional dari usus halus, memperbanyak permukaan cerna dan
penyerapan dari mukosa usus halus. Enzyme pencernaan dan protein transpor bertanggung
jawab dalam pergerakan elektrolit di mukosa usus halus terletak di brush border membrane
sel villi. Epitel saluran gastrointestinal adalah epithel yang dapat mengatur muatan osmotik
ke dalam usus halus. Taut erat, struktur dinamis yang terjadi antara sel epitel, berkontribusi
Transpor elektrolit melalui sel epitel usus halus terjadi melalui beberapa mekanisme,
gradien natrium sepanjang brush border membrane yang dipertahankan oleh pompa Na, K+
Patofisiologi
Patogenesis
Virus
Beberapa jenis virus seperti rotavirus, berkembang biak dalam epitel vili usus halus,
menyebabkan kerusakan sel epitel dan pemendekan vili. Hilangnya sel-sel vili yang secara
normal mempunyai fungsi absorpsi dan penggantian sementara oleh sel epitel berbentuk
kripta yang belum matang, menyebabkan usus mensekresi air dan elektrolit. Kerusakan vili
Bakteri
Penempelan di mukosa. Bakteri yang berkembang biak dalam usus halus pertama-tama
harus menempel mukosa untuk menghindarkan diri dari penyapuan. Penempelan terjadi
melalui pili yang melekat pada reseptor di permukaan usus. Hal ini terjadi misalnya pada
E.coli enterotoksigenik dan V. Cholera 01. Pada beberapa keadaan, penempelan mukosa
beberapa bakteri lain mengeluarkan toksin yang menghambat fungsi sel epitel. Toksin ini
mengurangi absorpsi natrium melalui vili dan mungkin meningkatkan sekresi klorida
dari kripta, yang menyebabkan sekresi air dan elektrolit. Penyembuhan terjadi bila sel
yang sakit diganti dengan sel yang sehat setelah 2-4 hari.6
menyebabkan diare berdarah melalui invasi dan perusakan sel epitel mukosa. Ini terjadi
sebagian besar di kolon dan bagian distal ileum. Invasi mungkin diikuti dengan
pembentukan mikroabses dan ulkus superfisial yang menyebabkan adanya sel darah
merah dan sel darah putih atau terlihat adanya darah dalam tinja. Toksin yang dihasilkan
oleh kuman ini menyebabkan kerusakan jaringan dan kemungkinan juga sekresi air dan
Protozoa
Penempelan mukosa. G.lamblia dan Cryptosporidium menempel pada epitel usus halus
Invasi mukosa.E. Histolitica menyebabkan diare dengan cara menginvasi epitel mukosa
di kolon (atau ileum) yang menyebabkan mikroabses dan ulkus. Namun keadaaan ini
terjadi bila strainnya sangat ganas. Pada manusia, 90% infeksi terjadi oleh strain yang
tidak ganas. Dalam hal ini tidak ada invasi ke mukosa dan tidak timbul gejala/tanda-
tanda, meskipun kista amoeba dan trofozoit mungkin ada di dalam tinja.6
II.3 DEHIDRASI
Diare berat dan asupan oral terbatas dapat menyebabkan dehidrasi. Manifestasi dari
dehidrasi antara lain rasa haus meningkat, berkurangnya jumlah buang air kecil, urin
berwarna gelap, tidak mampu berkeringat dan perubahan ortostatik. Pada keadaan diare berat
dapat terjadi gagal ginjal akut dan perubahan status mental (bingung dan pusing). Pada semua
anak dengan diare, status hidrasi diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat, sedang, atau tanpa
dehidrasi.12
Tabel 2. Klasifikasi keparahan dehidrasi pada anak dengan diare menurut WHO12
Lethargi/tidak sadar
Mata cekung
Tanpa dehidrasi Tidak cukup tanda untuk memenuhi klasifikasi dehidrasi berat
dan sedang
1. Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5% BB): turgor berkurang, suara serak (vox cholerica),
2. Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8% BB): turgor buruk, suara serak, pasien presyok
3. Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10% BB): tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
Penyebab paling umum adalah agen-agen infeksius, namun penyebab-penyebab lainnya yang
menyebabkan manifestasi klinis yang sama tidak boleh diabaikan. Penyebab diare akut
meliputi.8,9
Obat-obatan Antibiotika
Pencahar
Antasida yang mengandung magnesium
Withdrawal opiat
Obat-obatan lainnya
intoleransi
cerna/absorpsi
Defisiensi folat
menginduksi enteritis