Apoteker AN bekerja sebagai medikal representativ (medrev) disalah satu industri farmasi
PMA, sebagai salah satu cara untuk menarik perhatian dokter dalam mempromosikan produk
obatnya, maka apoteker AN bersedia menanggung biaya dan menfasilitasi dokter tersebut
untuk mengikuti simposium ilmiah diluar negri yang sudah disetujui juga oleh industri
ditempat apoteker tersebut bekerja. Kemukakan pendapat anda mengenai sikap dan prilaku
apoteker AN tersebut !!
Pendapat kami :
Kami tidak setuju dengan cara apoteker tersebut dalam mempromosikan produk
obatnya, dalam hal ini seorang dokter dilarang untuk mempromosikan suau produk obat
kepada pasien, karena itu melanggar etika promosi obat, sebab kegiatan mempromosikan
suatu produk obat itu hanya boleh dilakukan oleh seorang apoteker.
Apoteker atau perusahaan farmasiboleh bekerja sama dengan dokter dan memintanya
untuk menghadiri pertemuan ilmiah tetapi tidak boleh diisyaratkan dengan kewajiban untuk
mempromosikan suatu produk, dokter hanya boleh bertindak sebagai pembicara atau sebagai
moderator.
Kesimpulannya Kasus ini menyebabkan harga obat merek/paten yang selama ini
dikonsumsi konsumen Indonesia menjadi sangat mahal, dan secara tidak langsung akan
merugikan pasien sebagai pihak konsumen.
1. Apoteker
Etika Profesi Apoteker Pasal 3, 5, dan 6
Undang undang Kesehatan no 36 Tahun 2009 pasal 24
2. Perusahaan Farmasi
Kesepakatan bersama etika promosi obat
Kode etik IPMG (Internasional Pharmaceutical Manufacturers Group)
Keputusan Kepala BPOM Nomor Hk.00.05.3.02706 Tahun 2002 Tentang Promosi
Obat