Anda di halaman 1dari 5

Iswanti et al.

,Perbedaan Kejadian Preeklampsia Berat antara Kehamilan Gemelli dan Kehamilan Tunggal

Perbedaan Kejadian Preeklampsia Berat antara


Kehamilan Gemelli dan Kehamilan Tunggal
(The Difference of Severe Preeclampsia Case between
Multifetal Pregnancy and Singleton Pregnancy)
Tania Ratna Iswanti1, Yonas Hadisubroto2, Ida Srisurani Wiji Astuti1
1
Fakultas Kedokteran Universitas Jember
2
SMF Obsgyn RSD dr. Soebandi Jember
Jalan Kalimantan no.37 Tegalboto Jember
tratna49@gmail.com

Abstract
AKI or Angka Kematian Ibu in Indonesia according to SDKI (Survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia) is still considered high and far from the 2015 MDG's target which
was 102 per 100.000 living birth. One of the most common causes is hypertension in
pregnancy, among others severe preeclampsia. Those are many risk factors of severe
preeclampsia, one of them is multifetal pregnancy. Multifetal pregnancy as a risk factor of
preeclampsia is rarely investigated specificly in Indonesia and have a different result for
its influence in severe preeclampsia. This research is aimed to analyze the difference of
severe preeclampsia in multifetal pregnancy and singleton pregnancyby using case
control study with purposive sampling technique with 128 samples. We used pregnant
women medical records who were diagnosed severe preeclampsia and normal
pregnancy from January 2014 until September 2016 at RSD dr. Soebandi Jember as the
data resources. Data were analyzed by univariate test and Chi Square test. The result
was unsignificant with significancy value (p) 0,920 (p>0,05). So we can conclude that
there is no significant difference of severe preeclampsia case between multifetal
pregnancy and singleton pregnancy.
Keywords : severe preeclampsia, multifetal pregnancy, singleton pregnancy

Abstrak
AKI atau Angka Kematian Ibu di Indonesia menurut SDKI (Survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia) dinilai masih tinggi dan masih jauh dari target MDGs 2015 yakni
102 per 100.000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab terbanyak dari tingginya AKI di
Indonesia adalah masalah hipertensi dalam kehamilan, antara lain preeklampsia berat
(PEB). Ada banyak faktor risiko dari PEB, salah satunya kehamilan gemelli. Kehamilan
gemelli sebagai faktor risiko masih sedikit di teliti secara spesifik di Indonesia serta
memiliki hasil yang berbeda-beda untuk pengaruhnya pada PEB di beberapa penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kejadian PEB antara kehamilan
gemelli dan kehamilan tunggal. Penelitian ini adalah penelitian case control dengan
teknik pengambilan sampel purposive sampling sebanyak 128 sampel. Sumber data
yang digunakan adalah rekam medis ibu hamil dengan atau tanpa PEB dari bulan
Januari 2014-September 2016 di RSD dr. Soebandi Kabupaten Jember. Data dianalisis
dengan menggunakan uji univariat dan Chi Square . Hasil penelitian menunjukkan hasil
yang tidak signifikan dengan nilai signifikansi 0,920 (p>0,05) untuk perbedaan kejadian
PEB antara kehamilan gemelli dan kehamilan tunggal. Sehingga pada penelitian kali ini
tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara kejadian PEB pada kehamilan
gemelli dan pada kehamilan tunggal.

Kata kunci: preeklampsia berat, kehamilan gemelli dan kehamilan tunggal

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), bulan, tahun


Iswanti et al.,Perbedaan Kejadian Preeklampsia Berat antara Kehamilan Gemelli dan Kehamilan Tunggal

Pendahuluan Populasi penelitian ini adalah ibu hamil dengan


atau tanpa preeklampsia berat yang tercatat
pada rekam medis RSD dr. Soebandi Jember
Survey Demografi dan Kesehatan pada Januari 2014 September 2016.
Indonesia (SDKI) pada tahun 2012, menyatakan Kriteria inklusi yang digunakan adalah
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih ibu hamil dengan atau tanpa preeklampsia berat
sangat tinggi, meskipun telah turun 31 poin dari dengan kehamilan gemelli dan/atau tunggal dan
tahun 1991-2012, namun masih sangat jauh dari tercatat di Rekam Medis Rawat Jalan RSD dr.
target MDG's 2015 mengingat target AKI di Soebandi Kabupaten Jember pada bulan
Indonesia adalah 102 per 100.000 kelahiran Januari 2014 September 2016. Kriteria
hidup pada tahun 2015. Kematian ibu ini dapat Eksklusi pada penelitian kali ini adalah faktor-
disebabkan oleh berbagai penyebab, salah faktor risiko lain yang menyebabkan
satunya adalah hipertensi yang menduduki preeklampsia berat, antara lain : riwayat
peringkat nomor 2 penyebab tingginya AKI di hipertensi, riwayat preeklampsia, usia <20 tahun
Indonesia. Jumlahnya meningkat pada pada dan >35 ahun, diabetes mellitus, diabetes
tahun 2013 lalu [1]. mellitus gestasional, primigravida, anemia berat
Salah satu jenis hipertensi pada (Hb <7g/dL), trombofilia, penyakit ginjal maternal
kehamilan adalah preeklampsia. Preeklampsia dan malformasi kongenital.
adalah salah satu sindrom hipertensi yang Metode pengambilan sampel dengan
disertai proteinuria yang terjadi pada saat usia metode purposive sampling. Besar sampel
kehamilan lebih dari 20 minggu. Preeklampsia dihitung berdasarkan rumus untuk penelitian
dimasukkan dalam kelompok tersendiri karena analitik kategorik tidak berpasangan :
memiliki efek yang lebih buruk [2]. Berdasarkan
statistik di Indonesia, sebanyak 1,5% hingga
24% preeklampsia menyebabkan kematian
pada ibu dan 45% hingga 50% kematian pada
bayi [3]. Preeklampsia secara klinis dibedakan Keterangan :
menjadi preeklampsia ringan-sedang dan berat n1 = jumlah sampel minimal kelompok kontrol
[2]. Preeklampsia berat (PEB) yang tidak n2 = jumlah sampel minimal kelompok kasus
ditangani secara adekuat di Indonesia
Z = nilai pada distribusi normal standar yang sama
menyumbang kematian ibu tertinggi nomor 2
setelah post partum haemorrhage yakni sebesar dengan tingkat kemaknaan (untuk = 0,05 adalah
1,96)
24% [4]. Preeklampsia memiliki banyak faktor
Z = nilai pada distribusi normal standar yang sama
risiko, salah satunya adalah kehamilan gemelli.
dengan kuasa ( power) sebesar diinginkan (untuk =
Pada beberapa penelitian, seperti yang
0,10 adalah 1,28)
dilakukan Rukhsana et al. (2012) gemelli P1 = proporsi paparan pada kelompok kontrol, (2%)
dianggap sebagai risiko terjadinya preeklampsia
Q1 = 1 P 1
namun di beberapa penelitian lainnya seperti
yang dilakukan Nurulia et al. (2016) dan P2 = proporsi paparan pada kelompok kasus (20%)
Rozikhan (2007), kehamilan gemelli tidak Q2 = 1 P 2
dianggap sebagai faktor risiko preeklampsia. P = proporsi total = (P1 + P2)/2
Gemelli dianggap dapat mengakibatkan Q =1P
preeklampsia berat karena mengalami
hiperplasentosis dan stimulus inflamasi karena Berdasarkan persamaan diatas,
meningkatnya debris trofoblas pada kehamilan didapatkan minimal sebanyak 128 sampel.
gemelli [2][5]. Penelitian kali ini bertujuan untuk Instrumen penelitian menggunakan data
menganalisis perbedaan kejadian preeklampsia sekunder/rekam medis. Analisis data
berat antara kehamilan gemelli dan kehamilan menggunakan uji komparatif Chi-Square (2).
tunggal di RSD dr. Soebandi Kabupaten Jember.
Hipotesis dari penelitian ini adalah ada Hasil Penelitian
perbedaan kejadian preeklampsia berat antara
kehamilan gemelli dan kehamilan tunggal.
Dari rekam medis ibu hamil pada Januari
2014-September 2016, didapatkan 128 pasien
Metode Penelitian
yang memenuhi kriteria sampel. Adapun
Jenis penelitian ini adalah analitik
distribusi dari jenis kehamilan, usia, paritas dan
observasional dengan pendekatan case control.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), bulan, tahun


Iswanti et al.,Perbedaan Kejadian Preeklampsia Berat antara Kehamilan Gemelli dan Kehamilan Tunggal

usia kehamilan dicantumkan pada tabel dibawah Tabel 4. Distribusi jumlah paritas
ini.
Jumlah Distribusi Usia Ibu Jumlah Persentase
Tabel 1. Distribusi jenis kehamilan (kasus dan Paritas Total Total
Normal PEB
kontrol) (orang) (%)
(orang) (orang)

Jenis Kehamilan Jumlah Persentase 2 43 25 68 53,1


(orang) (%) 3 30 13 43 33,6
4 9 6 15 11,7
Preeklampsia 44 34,4 5 1 0 1 0,8
Berat 6 1 0 1 0,8

Normal 84 65,6 Jumlah 84 44 128 100


Jumlah 128 100

Tabel 5. Distribusi usia kehamilan


Tabel 2. Distribusi jenis kehamilan (tunggal dan
gemelli) Usia Distribusi Usia Ibu Jumlah Persentase
Kehamilan Total Total
Normal PEB
Jenis Kehamilan Jumlah Persentase (orang) (%)
(orang) (orang)
(orang) (%)
34 10 6 16 12,5
Tunggal 110 85,9 minggu

Gemelli 18 14,1 >34 74 38 112 87,5


minggu
Jumlah 128 100
Jumlah 84 44 128 100

Tabel 3. Distribusi usia ibu


Berikut adalah perbedaan kejadian PEB
Usia Ibu Distribusi Usia Ibu Jumlah Persentase pada kehamilan tunggal dan kehamilan gemelli
Total Total
Normal PEB Tabel 6. Distribusi Perbedaan Kejadian Preeklampsia
(orang) (%)
(orang) (orang) Berat pada kehamilan gemelli dan Kehamilan
20 1 0 1 0,8 Tunggal
21 1 0 1 0,8
22 3 0 3 2,3 Ibu Hamil
23 4 2 6 4,7
PEB Normal
24 2 1 3 2,3
25 3 1 4 3,1
Jumlah Persenta Jumlah Persent
26 7 1 8 6,3 (orang) se (%) (orang) ase (%)
27 6 3 9 7,0
28 5 2 7 5,5 Gemelli 6 33,3 12 66,7
29 11 4 15 11,7
30 11 3 14 10,9 Tunggal 38 34,5 72 65,5
31 10 8 18 14,1
32 3 7 10 7,8 Total 44 34,4 84 65,6
33 10 7 17 13,3
34 7 5 12 9,4

Jumlah 84 44 128 100 Berdasarkan tabel diatas, dapat


disimpulkan distribusi usia ibu pada kehamilan
normal dan preeklampsia berat sama-sama
banyak pada usia 31 tahun. Jumlah gravida 2
adalah jumlah terbanyak pasien ibu hamil
normal dan ibu dengan preeklampsia berat.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), bulan, tahun


Iswanti et al.,Perbedaan Kejadian Preeklampsia Berat antara Kehamilan Gemelli dan Kehamilan Tunggal

Sedangkan untuk usia kehamilan, usia >34 paparan vili korionik yang diduga menjadi salah
minggu memiliki frekuensi tertinggi pada kedua satu etiologi preeklampsia [2]. Pada kehamilan
jenis kehamilan. gemelli juga terjadi stimulus inflamasi yang
Distribusi perbedaan kejadian berlebihan karena adanya peningkatan debris
preeklampsia berat pada kehamilan tunggal dan trofoblas [5].
gemelli dapat dilihat pada tabel 6. Kejadian Penelitian yang dilakukan oleh Rukshsana
Preeklampsia Berat pada kehamilan gemelli (2012) di Rumah Sakit Parkland menjelaskan
adalah sebanyak 6 kasus (33,3%), sedangakan bahwa pada kehamilan gemelli memiliki risiko 3
kehamilan normal pada gemelli sebanyak 12 kali lebih besar menderita preeklampsia. Namun
kasus (66,7%). Pada Kehamilan Tunggal, hal ini bertentangan dengan hasil penelitian dari
kejadian Preeklampsia Berat adalah sebanyak Dr. S. El-Nakhal di Gaza, Nurulia et al. di RSUP
38 kasus (34,5%) dan Kehamilan Tunggal M. Djamil Padang dan Rozikhan di RS
normal sebanyak 72 kasus (65,5%). H.Soewondo Kendal yang menyimpulkan bahwa
Untuk melihat apakah ada perbedaan kehamilan gemelli tidak berpengaruh secara
kejadian PEB pada kehamilan tunggal dan signifikan pada kejadian PEB. Hal ini
kehamilan gemelli, maka dilakukan analisis dimungkinkan karena faktor risiko yang berbeda
penelitian. Karena variabel yang digunakan beda faktor dominansinya di beberapa tempat.
adalah non parametrik (nominal) dan non Penelitian yang dilakukan oleh Nurulia et
parametrik (nominal), maka analisis penelitian al.(2015) menunjukkan bahwa faktor yang
menggunakan Chi-Square. berpengaruh terhadap kejadian preeklampsia
Hasil uji statistik Chi-Square diperoleh berat adalah usia >35 tahun karena proses
nilai signifikansi (p) sebesar 0,920 (p>0,05) aging vaskularisasi uterus sehingga dapat
yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berisiko menyebabkan preeklampsia berat [6].
berarti, tidak ada perbedaan yang signifikan Penelitian yang dilakukan oleh Rozikhan (2007)
antara kejadian PEB pada kehamilan tunggal juga menunjukkan bahwa usia <20 tahun dan
dan kehamilan gemelli di RSD dr. Soebandi >35 tahun berisiko menderita preeklampsia
Kabupaten Jember. Odds Ratio yang didapatkan berat [7]. Uterus pada usia <20 tahun dianggap
pada penelitian kali ini sebesar 0,947 tidak masih belum siap menerima kehamilan [8].
dapat digunakan karena hasil penelitian yang Selain usia, pada penelitian Rozikhan (2007)
tidak signifikan. juga menambahkan faktor primigravida, riwayat
preeklampsia dan riwayat hipertensi [7].
Pembahasan Primigravida memiliki resiko 2,2 kali lipat
lebih besar untuk menderita preeklampsia berat
dibandingkan dengan kehamilan muligravida.
Sebagai disease of theory, penyebab Hal ini berkaitan dengan sistem imunologi [5][7].
pasti terjadinya PEB masih tidak jelas. Namun, Multigravida memiliki efek protektif terhadap
ada beberapa etiologi yang diduga kejadian preeklampsia meskipun ibu dengan
menyebabkan terjadinya PEB, salah satunya gravida 5 atau lebih memiliki risiko lebih tinggi
adalah paparan vili korionik yang berlebih. Salah untuk menderita preeklampsia dibandingkan
satu hal yang menyebabkan paparan vili dengan multigravida 2-4. hal ini terkait dengan
korionik adalah hiperplasentosis. faktor usia dan diduga pada gravida 5 atau lebih
Hiperplasentosis adalah ukuran atau massa telah mengembangkan preeklampsia pada
plasenta yang lebih besar dari normal. Ada kehamilan sebelumnya [9]. Faktor-faktor risiko
beberapa keadaan yang menyebabkan kejadian lain penyebab preeklampsia berat seperti
hiperplasentosis, salah satunya adalah diabetes mellitus, diabetes gestasional, riwayat
kehamilan gemelli. Hiperplasentosis pada hipertensi, riwayat preeklampsia, dan lain-lain
kehamilan gemelli juga menyebabkan dijadikan faktor eksklusi agar tidak menimbulkan
peningkatan kadar zat antiangiogenik. Dengan bias pada penelitian.
massa plasenta yang semakin besar, ukuran Kelemahan pada penelitian kali ini adalah
dan massa yang semakin besar dibandingkan adanya kriteria eksklusi yang tidak dapat
kehamilan tunggal normal, produksi zat dieksklusi secara maksimal yakni obesitas
antiangiogenik seperti sFlt-1 menjadi meningkat prekehamilan karena kurang lengkapnya data di
sehingga dapat menyebabkan iskemik vaskular rekam medis. Selain itu, karena penelitian kali
dan berujung pada terjadinya preeklampsia. ini menggunakan rekam medis atau data
Selain itu, dengan ukuran yang lebih besar dari sekunder maka peneliti tidak dapat
kehamilan normal, maka akan meningkatkan

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), bulan, tahun


Iswanti et al.,Perbedaan Kejadian Preeklampsia Berat antara Kehamilan Gemelli dan Kehamilan Tunggal

mengobservasi secara langsung pada sampel Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2007-


yang diambil. 2009.

[4] Veronika, Y., J. Serudji dan S.Sastri. 2015.


Simpulan dan Saran Hubungan Kadar Albumin Serum dengan
Morbiditas dan Mortalitas Maternal Pasien
Preeklampsia Berat dan Eklampsia di RSUP
Berdasarkan analisis hasil penelitian Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan
diatas didapatkan kesimpulan bahwa tidak ada Andalas.
perbedaan yang bermakna pada kejadian PEB
antara kehamilan gemelli dan kehamilan tunggal [5] Prawirodihardjo, S. 2014. Ilmu Kebidanan.
di RSD dr. Soebandi Kabupaten Jember. Edisi 4. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut Prawirodihardjo.
mengenai faktor risiko yang lebih berperan
terhadap kasus preeklampsia berat di daerah [6] Karima, N.M., R. Machmud dan Yusrawati.
Jember, misalnya, usia, jumlah paritas, IMT 2015. Hubungan Faktor Risiko dengan
maupun kasus-kasus lain terkait dengan Kejadian Pre-Eklampsia Berat di RSUP Dr.
kehamilan gemelli misalnya persalinan preterm, M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan
maupun kasus obstetri lainnya. Andalas. 4(2).

[7] Rozikhan. 2007. Faktor-faktor risiko


terjadinya pre-eklampsia berat di rumah sakit
Daftar Pustaka Dr. H. Soewondo Kendal. Tesis. Semarang:
Universitas Diponegoro.
[1] Depkes RI. 2014. InfoDATIN. Jakarta Selatan
[8] Andiani, A.F., Y. Hadisubroto, dan D.
: Kementerian Kesehatan RI.
Aryadina. 2015. Perbedaan Kejadian Asfiksia
[2] Cunningham, F.G., J.K. Leveno, S L. Bloom, Neonatorum pada Penderita Preeklampsia
C Y. Spong, J S. Dashe,B L. Hoffman, B M. Berat berdasarkan Kelompok Usia di RSD dr.
Casey, dan J. S. Sheffield. 2014. William Soebandi Kabupaten Jember.
Obstetric 24th Edition. McGraw Hill
Education. ISBN 978-0-07-179894-5. [9] Kiondo, P., G. Wamuyu-Maina, G.S.
Bimenya, N.M Tumwesigye, J. Wandabwa,
[3] Djannah, S. N dan Arianti, I.S. 2010. dan P.Okong. 2012. Risk factor for
Gambaran Epidemiologi Kejadian preeclampsia in Mulago Hospital, Kampala,
Preeklampsia/Eklampsia di RSU PKU Uganda. Tropical Medicine and International
Health. 17(4): 480-487.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), bulan, tahun

Anda mungkin juga menyukai