Tugas Resume Eksplorasi Geothermal Drill
Tugas Resume Eksplorasi Geothermal Drill
Drill pipe dipasang pada top drive. Drill pipe dapat diklasifikasikan berdasarkan berikut ini :
a. Diameter
b. Kekuatan
c. Berat besi
d. Panjang
Heavy walled drill pipe dirangkai tepat dibawah drill pipe atau dipasang diantara drill pipe
dan drill collars. Kegunaan heavy walled drill pipe adalah untuk mengurang tegangan yang
ditimbulkan akibat drill collars yang kaku dan juga memberikan berat pada mata bor. Heavy
walled drill pipe memiliki dua sambungan, yaitu :
a. Longer tool joints
b. Wear pad
Drill collars memiliki dinding yang tebal dan berat. Alat ini memberikan berat pada mata
bor agar mata bor memotong batuan. Berat yang dibutuhkan mata bor untuk mengebor
tergantung dari jenis formasi dan ukuran. Drill collars terdiri dari dua jenis, yaitu :
a. Slick drill collars
b. Spiral drill collars
Crossover dipasang antara pipa bor (drill pipe) dan drill collars. Stabilizer dipasang pada drill
collars. Reamers dan stabilizer menggenggam drill collars jauh dari dinding lubang untuk
mencegah kehausan pada drill collars.
Seperangkat pengeboran diatas dapat digabung menjadi siitem momponen rig dan dapat
diilustrasikan seperti gambar dibawah ini
KOMPONEN RIG
Part 2 (BOP Equipment)
BOP equipment merupakan seperangkat yang
dapat mengatasi terjadinya Blow Out yang
disebabkan oleh perbedaan tekanan fluida. Fluida
reservoir bawah permukaan memiliki tekanan yang
tinggi sehingga blow out dapat terjadi ketika proses
pengeboran dilakukan. Salah satu cara utuk
mencegah blow out ini yaitu dengan memasukkan
lumpur pemboran yang memiliki tekanan yang
menyamai teknan formasi. Berat dan tekanan lumpur
pemboran menjaga fluidan dalam formasi agar tidak
naik ke permukaan. Namun terkadang berat dan
tekanan lumpur dapat lebih kecil dari pada fluida
formasi sehingga menyebabkan fluida masuk ke
lubang. Untuk itu diperlukan alat penjaga pada saat
terjadi hal tersebut yang dinamakan BOP yang akan
menutup lubang dan dimatikan agar dapat
mengontrol keluarnya fluida. BOP atau Blow Out
Preventers merupakan perangkat untuk mencegah
semburan liar, menutup lubang sumur, menahan
tekanan, mengendalikan tekanan, media untuk
hangging up dan memotong drill string dalam
keadaan darurat.
Instrumen dasar BOP berfungsi untuk mencegah adanya blow out dimana berat
dan tekanan lumpur pengeboran menjaga fluida formasi, jika lumpur ringan maka fluida
formasi masuk lubang bor atau kick, maka dari itu dibutuhkan suatu tindakan pencegahan yang
disebut BOP atau Blow Out Preventer. Peralatan pencegah semburan liar ditempatkan pada
kepala sumur langsung pada lantai bor yang terdiri dari BOP stack, meliputi :
a. Annular preventer (ditempatkan paling atas dari susunan BOP Stack)
Annular preventer dapat menutup lubang annulus baik lubang dalam keadaan kosong
ataupun rangkaian pipa bor.
b. Ram Preventer
dapat menutup lubang annulus untuk ukuran pipa tertentu, atau pada keadaan tidak ada
pipa bor dalam lubang.
c. Accumulator unit (ditempatkan sekitar seratus meter dari rig)
Accumulator unit bekerja pada BOP Stack dengan saluran hidrolik bertekanan tinggi.
Unit accumulator dihidupkan pada keadaan darurat yaitu untuk menutup BOP Stack.
Pada saat terjadi kick, Crew dapat menutup blowout preventer dengan menghidupkan
kontrol pada accumulator atau pada remote panel yang terletak pada lantai bor.
d. Choke manifold
Merupakan katup yang mempunyai tuas yang dapat diatur besar kecil alirannya. Hal ini
nantinya berpengaruh pada tekanan lumpur dalam lubang bor. Choke dapat digunakan
untuk mengeluarkan kick dan menggantinya dengan lumpur yang memiliki tekanan
lebih besar untuk menyeimbangkan tekanan lumpur dengan tekanan formasi sehingga
tidak terjadi blow out.
e. Choke control panel
Digunakan untuk mengatur aliran lumpur ke dalam lubang bor. Sebelumya juru bor
akan menutup annular untuk menghentikan tekanan dan kemudian akan membuka
katup choke sehingga kick akan mengalir menuju ke choke manifold. Katup choke
dapat dikendalikan dengan control panel maupun secara manual. Hal ini untuk
mengontrol aliran lumpur dan tekanan lumpur. Semakin besar alirannya maka
tekananya akan semakin besar.
f. Mud gas separator
Berfungsi untuk memisahkan lumpur dan gas yang ada pada kick. Kick yang berasal
dari choke manifold akan dialirkan menuju mud gas separator untuk dipisahkan.
Lumpur nantinya akan masuk ke dalam tangki lumpur dan gas akan masuk ke flare
g. Flare pit and flare line
Merupakan tempat pembakaran gas hasil dari mud gas separator. Gas yang telah
dipisahkan akan dialirkan melalui flare line menuju ke flare pit untuk dibakar. Pipa
aliran pembakaran membawa gas jauh dari lantai pengeboran. Sehingga pekerja tetap
aman dan masih dapat bekerja tanpa terganggu pembakaran gas ini. Pada pengeboran
lepas pantai, pipa aliran pembakaran mengalirkan gas ke samping dalam jarak yang
cukup jauh dan aman untuk dibakar.
h. Trip tank (tangki cabut masuk)
Tangki ini digunakan sebagai penyimpanan lumpur yang siap diinjeksikan ke dalam
lubang bor saat terjadi penggantian mata bor.
Pada pengeboran bawah laut, BOP stack langsung menyentuh wellhead pada dasar laut. Bagian
dari BOP Stack yakni :
a. Flexibel joint
b. Marine riser terletak di atas BOP Stack berfungsi sebagai tempat untuk memasukkan
drill string
c. Guide line mengontrol posisi peralatan agar sesuai dengan yang diharapkan. Sebagai
contoh untuk meletakkan BOP stack agar mencapai dasar laut.
d. Telescopic joint untuk melihat pergerakan vertikal dari aliran.
e. Riser tensioner line untuk mengontrol rig agar tidak berpindah.
f. house bundle control pods berfungsi untuk mengontrol sinyal dan fluida hidrolik
melalui control pods.
Inside Blowout Preventer (IBOP) atau Pencegah Semburan Liar Dari Dalam Pipa ialah
peralatan-peralatan yang tergolong dapat mencegah terjadinya semburan dari dalam sumur
melalui dalam pipa bor bila terjadi kick. Terdapat beberapa jenis peralatan yang tergolong
yakni upper dan lower kelly cock, drill float valve, drop in check valve, dan safety valve (full
open type valve).
Part 3 (Mud Types)
Dalam dunia pengeboran terdapat beberapa hal penting salah satunya yaitu cairan
pengeboran. Cairan pengeboran ini berguna sebagai penahan tekanan formasi serta penggerak
mesin drilling. Dalam hal ini, cairan pengeboran dapat berupa lumpur, busa, ataupun
kombinasi lumpur yang dibusakan. Berikut merupakan tipe-tipe mud
a. Water based (berbasis air)
Fluida pengeboran tipe ini paling banyak digunakan dalam aktivitas pengeboran. Dasar
fluida bisa berupa air tawar, air laut, air garam, atau air formasi. Tipe fluida tersebut
bergantung pada prediksi kondisi sumur atau pada interval spesifik sumur yang sedang
dibor
b. Oil based (berbasis minyak)
Penggunaan mud berbahan dasar minyak memiliki beberapa alasan, yaitu karena
formasi clay yang bereaksi dan merekah akibat air, dan menjadi lembek setelah terkena
mud berbahan air. Biasanya minyak yang digunakan adalah diesel, mineral oil, atau
olefin dan parafin bertoksisitas rendah. Barite biasanya digunakan untuk meningkatkan
densitas dari sistem., organofilik bentonite yang dirancang khusus adalah pengental
utama pada kebanyakan sistem oil based. Salahsatu keuntungan memakai mud berbasis
minyak adalah mud minyak akan mencegah lapisan shale mengalami hidrasi,
membengkak, dan menerobos ke lubang sumur.
c. Drilling with air (Menggunakan udara)
Pengeboran juga dapat dilakukan menggunakan udara bertekanan seperti gas nitrogen
untuk mendinginkan drill bir dan mengangkat cutting pada lubang sumur yang biasanya
menggunakan cairan. Drilling menggunakan udara biasanya dilakukan di formasi
kering yang kekerasannya sudah tinggi dan tidak mengandung banyak cairan formasi.
Keuntungan menggunakan udara sebagai mud adalah biayanya yang lebih murah,
meningkatnya pentrasi, meningkatkan umur bit, meminimalisir kerusakan di pay
zone yang sensitif terhadap cairan. Kelemahan dari drilling menggunakan udara
adalah ketika menemukan formasi dengan kandungan air yang besar. Resiko kebakaran
dan ledakan dalam lubang sumur juga lebih tinggi.
d. Foam Drilling (Busa)
Salahsatu modifikasi dari pengeboran menggunakan udara adalah dengan
ditambahkannya cairan busa yang membantu meningkatkan kekokohan dari fluida. Air,
surfactant dan udara dikombinasikan untuk menciptakan busa yang kokoh. Kemudian
busa tersebut disirkulasikan sebagai fluida pengeboran.
e. Aerated Drilling (Mud yang diberi udara)
Aerated atau diberi udara adalah metode yang menambahkan gas atau udara ke cairan
mud pengeboran, yang akan merendahkan berat efektif dari mud. Dalam prosesnya,
udara atau nitrogen diinjeksikan langsung ke pipa, menggunakan tali parasit, atau
menggunakan string casing konsentris. Inhibitor korosi disarankan dalam metode ini.
Nitrogen harus digunakan dengan mud berbasis minyak atau ketika bekerja dengan
sistem loop tertutup. Pengeboran aerated dapat digunakan dengan berbagai macam
fluida pengeboran.
Adapun fungsi dari penggunaan lumpur saat pengeboran adalah
1. Membersihkan lubang
2. Mendinginkan peralatan pengeboran
3. Membawa potongan formasi ke atas
4. Menahan tekanan formasi dan memberikan kestabilan pada sumur pengeboran
Komposisi lumpur biasannya adalah cairan dan bahan bahan lain seperti bentonite dan barite.
Bentonite adalah bahan yang bisa mengembang jika terkena basah. Barite adalah bahan yang
beratnya 4x air, fungsinya mendorong serpihan formasi. pH lumpur biasanya 9-10. Jika
dibawah 7 berarti asam dan jika diatas 7 adalah lumpur alkali. Untuk mendapatkan lumpur
dengan PH 9-10 dipakailah soda api untuk mengontrol pH lumpur. Untuk mengontrol kualitas
lumpur terdapat beberapa alat yakni :
a. Mud balance untuk mengetahui keseimbangan pH dari lumpur dan mengetahui
keseimbangan lumpur
b. Mars funnel untuk mengetahui laju lumpur
c. Viskosity meter untuk mengetahui viskositas lumpur
d. Cloride test untuk mengetahui keasaman lumpur.