Anda di halaman 1dari 29

PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Community Nursing Program V

Disusun oleh :
Rizkiani Dwi Putri 220110130069
Dinda Sinta K 220110130074

Tutor 6

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Menurut World Health Organization (WHO), lansia adalah seseorang yang telah
memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah
memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini
akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan.
Batasan umur pada usia lanjut dari waktu ke waktu berbeda. Menurut World Health
Organitation (WHO) lansia meliputi : Usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai
59 tahun , lanjut usia (elderly) antara usia 60 sampai 74 tahun ,lanjut usia tua (old) antara
usia 75 sampai 90 tahun , usia sangat tua (very old) diatas usia 90 tahun . Berbeda dengan
WHO, menurut Departemen Kesehatan RI (2006) pengelompokkan lansia menjadi : a.
Virilitas (prasenium) yaitu masa persiapan usia lanjut yang menampakkan kematangan jiwa
(usia 55-59 tahun) b. Usia lanjut dini (senescen) yaitu kelompok yang mulai memasuki masa
usia lanjut dini (usia 60-64 tahun) c. Lansia berisiko tinggi untuk menderita berbagai
penyakit degeneratif (usia >65 tahun).
Teori penuaan secara umum menurut Lilik Marifatul (2011) dapat dibedakan menjadi
dua yaitu teori penuaan biologi dan teori penuaan psikososial.Menurut teori penuaan biologi
sel pada jaringan dan organ dalam sistem itu tidak dapat diganti jika sel tersebut dibuang
karena rusak atau mati. Oleh karena itu, sistem tersebut beresiko akan mengalami proses
penuaan dan mempunyai kemampuan yang sedikit atau tidak sama sekali untuk tumbuh dan
memperbaiki diri (Azizah, 2011). Menurut teori penuaan psikososial seseorang yang dimasa
mudanya aktif dan terus memelihara keaktifannya setelah menua. Sense of integrity yang
dibangun dimasa mudanya tetap terpelihara sampai tua.Teori ini menyatakan bahwa pada
lanjut usia yang sukses adalah meraka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial
(Azizah, 2011).
Keperawatan Gerontik adalah Praktek perawatan yang berkaitan dengan penyakit
pada proses menua (KOZIER, 1987). Menurut Lueckerotte (2000) keperawatan gerontik
adalah ilmu yang mempelajari tentang perawatan pada lansia yang berfokus pada pengkajian
kesehatan dan status fungsional, perencanaan, implementasi serta evaluasi. Lingkup asuhan
keperawatan gerontik adalah pencegahan ketidakmampuan sebagai akibat proses penuaan,
perawatan untuk pemenuhan kebutuhan lansia dan pemulihan untuk mengatas keterbatasan
lansia. Sifat nya adalah independen (mandiri), interdependen (kolaborasi), humanistik dan
holistik.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada lansia agar memahami pengkajian dalam
asuhan keperawatan
1.2.2 Untuk mengetahui apa saja yang perlu dikaji dalam asuhan keperawatan lansia dan
mengaplikasikan teknik hasil pengkajian dalam asuhan keperawatan
1.3 Manfaat Penulisan
1.3.1 Mengetahui dan memahami tentang pengkajian gerontik yang sesuai dengan asuhan
keperawatan gerontik
1.3.2 Memberikan intervensi yang sesuai pada lansia berdasarkan hasil pengkajian dan
penyakit yang diderita
1.3.3 Menjadikan lansia sebagai lansia yang produktif dan bersosialisasi dengan baik.
Format Pengkajian Fisik Klien Gerontik

A. Identitas Klien

Nama : Ny.I
Umur : 72 tahun
Alamat : JLn. Sekeloa Gg abasra no 12 RT 01 RW 09a Margahayu Selatan
Kabupaten Bandung.
Pendidikan :-
Tanggal masuk ke panti werdha : -
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Sunda
Agama : Islam
Status Perkawinan : Janda
Tanggal Pengkajian : 29 Agustus 2017

B. Status Kesehatan Saat ini


Klien mengeluh sering nyeri sendi bagian ekstremitas bawah dirasakan sejak 1 bulan
kemarin.
P : Apabila berdiri terlalu lama
Q : Nyeri seperti tertekan
R : Bagian kedua lutut.
S : 5 dari skala 1-10
T : Dirasakan pada saat akan berdiri dan apabila dingin.

C. Riwayat Kesehatan Dahulu


Klien mempunyai riwayat reumatik dan hipertensi
D. Riwayat Kesehatan Keluarga
Suami dan anak klien mengalami pernah stroke tetapi sudah meninggal dan kaka klien
mempunyai riwayat penyakit jantung .
E. Tinjaun Sistem
- Keadaan Umum :
1. Kesadaran : Compos Mentis
2. TTV : TD 120/60 mmHg, Nadi 80x/menit , RR 24x/menit, Suhu 37C
- Sistem Integuman : Terdapat vittiligo di bagian ekstremitas bawah
- Sistem hemopoietik : Tidak ada keluhan
- Kepala : Rambut lembab dan berminyak
- Mata : Mata berair, Konjungtiva anemis, sklera an ikterik,
bentuk simetris dan pandangan kabur karena fungsi penglihatan menurun.
- Telinga : Bentuk simetris , bersih dan fungsi pendengeran menurun.
- Mulut dan tenggorokan : Gigi lengkap , mulut bersih.
- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
- Payudara : Bentuk simetris
- Sistem pernafasan : Bunyi napas normal, tidak ada sesak
- Sistem kardiovaskular : Irama reguler, HR 80
- Sistem gastrointestinal : Tidak ada keluhan pada pencernaannya
- Sistem perkemihan : Tidak ada keluhan, BAB dan BAK masih bisa terkontrol
- Sistem genitoreproduksi : Tidak mengalami keluhan
- Sistem musculoskeletal : Klien mengeluh sering sakit kaki terutama saat terlalu
lama berdiri. Kadang terasa pada malam hari.
- Sistem saraf pusat : Kesadaran penuh (compos mentis)
- Sistem endokrin : Tidak ada keluhan
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
PSIKOSOSIAL :

Jelaskan kemampuan sosialisasi klien pada saat sekarang, sikap klien pada orang lain, harapan-
harapan klien dalam melakukan sosialisasi, kepuasan klien dalam sosialisasi, dll
Identifikasi Masalah Emosional :
PERTANYAAN TAHAP 1
1. Apakah klien mengalami sukar tidur ? ya
2. Apakah klien sering merasa gelisah ? ya
3. Apakah klien sering murung atau menangis sendiri ? ya
4. Apakah klien sering was-was atau kuatir ? ya

PERTANYAAN TAHAP 2
1. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan ? ya
2. Ada masalah atau banyak pikiran ? ya , apabila meninggal khawatir dengan anak dan
cucu
3. Ada gangguan/ masalah dengan keluarga lain ? tidak
4. Menggunakan obat tidur/ penenang atas anjuran dokter ? tidak
5. Cenderung mengurung diri ? tidak
Kesimpulan : Masalah emosional (+)

SPIRITUAL
- Kegiatan keagamaan,: Sesekali menghadiri acara pengajian , kegiatan di malam hari
berdzikir dan setiap hari klien terbangun untuk melaksanakan shalat malam (shalat taubat,
hajat, tahajut dan witir).
- Konsep/keyakinan klien tentang kematian : klien mengganggap kematian sebagai takdir dan
manusia yang bernyawa pasti akan mati .
- Harapan-harapan klien : apabila menghadapi kematian tidak ingin merepotkan keluarga dan
ingin khusnul khotimah .
Pengkajian Fungsional Lansia

INDEKS KATZ
SKORE KRITERIA
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian
dan mandi
B Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari fungsi
tersebut

C Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan satu
fungsi tambahan
D Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian
dan satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian,ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian,
berpindah, dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada enam fungsi tersebut
Lain-lain Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi, tidak dapat diklasifikasikan
sebagai C, D, E, F dan G

Keterangan :
Mandiri : berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan aktif dari orang lain. Seseorang
yang menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi, meskipun ia
anggap mampu.

Hasil Pengkajian : Berdasarkan data yang didapat Ny.I memperoleh skor A , maka Ny.I
mempunyai kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Modifikasi dari Barthel Indeks

NO KRITERIA DENGAN MANDIRI KETERANGAN


BANTUAN
1 Makan 5 10 Frekuensi : 2x
Point : 10 sehari
Jumlah: 100gr
mangkok kecil
Jenis: nasi ,
sayur, daging
2 Minum 5 10 Frekuensi : 6
Point : 10 gelas perhari
Jumlah: 1500ml
Jenis: air putih
dan teh
3 Berpindah dari kursi roda ke 5-10 15
tempat tidur, sebaliknya
Point : 15
4 Personal toilet (cuci muka, 0 5 Frekuensi : 2x
menyisir rambut, gosok gigi) sehari
Point : 5
5 Keluar masuk toilet (mencuci 5 10
pakaian, menyeka tubuh,
menyiram)
Point : 10
6 Mandi 5 15 Frekuensi : 2 kali
Point : 15 sehari
7 Jalan di permukaan datar 0 5
Point : 5
8 Naik turun tangga 5 10
Point : 10
9 Mengenakan pakaian 5 10
Point : 10
10 Kontrol bowel (BAB) 5 10 Frekuensi :
Point : 10 sehari sekali
Konsistensi :
padat
11 Kontrol bladder (BAK) 5 10 Frekuensi : 7 kali
Point : 10 sehari
Warna : kuning
12 Olah raga/latihan 5 10 Frekuensi : 2 kali
Point : 10 seminggu
Jenis : jalan kaki
sekitar 400 meter
13 Rekreasi/pemanfaatan waktu 5 10 Frekuensi : -
Luang Jenis : -
Point : 10
Jumlah skor : 130

Keterangan :
a. 130 : Mandiri
b. 65 125 : Ketergantungan sebagian
c. 60 : Ketergantungan total

Hasil Pengkajian : Berdasarkan data yang diperoleh , Ny.I mendapat skor 130 maka Ny.I
termasuk mandiri.
Pengkajian Status Mental Gerontik
Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short Portable Mental Status
Questioner (SPSMQ)
Instruksi :
Ajukan pertanyaan 1 10 pada daftar ini dan catat semua jawaban .
Catat jumlah kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan.

Short Portable Mentol Status Questionnaire (SPMSQ)


Benar Salah No. Pertanyaan Jawaban
X
1. Tanggal berapa hari ini? 1
1
X
2. Hari apa sekarang ini? (hari, tanggal, Sabtu , 1 April
2 tahun) 2016
X 3. Apa nama tempat ini? Sekeloa
3
X 4 Dimana alamat Anda? Jln. Sekeloa Gg.
Abasra
X 5. Berapa umur Anda? 72 tahun
5
X 6. Kapan Anda lahir? 1944
6
X 7. Siapa presiden Indonesia sekarang? Jokowi Dodo
7
X 8. Siapa presiden sebelumnya? Susilo Bambang
8 Yudhoyono
X 9. Siapa nama kecil ibu Anda? Karsih
9
X 10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap 17, 14, 11, 8, 5, 2
10 pengurangan 3 dari setiap angka
baru, semua secara menurun
Jumlah kesalahan total 8

Interpretasi hasil :
a.Salah 0 3 : Fungsi intelektual utuh.
b.Salah 4 5 : Kerusakan intelektual ringan
c.Salah 6 8 : Kerusakan intelektual sedang
d.Salah 9 10 : Kerusakan intelektual berat
Hasil pengkajian : berdasarkan data yang diperoleh Ny.I mendapatkan skor 8 , maka Ny,I
mengalami kerusakan intelektual sedang.
Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan
MMSE (Mini Mental Status Exam)

ASPEK NILAI NILAI


NO KRITERIA
KOGNITIF MAKS. KLIEN
1. Orientasi 5 3 Menyebutkan dengan benar :
Tahun : salah
Musim : benar
Tanggal : salah
Hari : benar
Bulan : benar
Orientasi 5 5 Dimana kita sekarang berada?
Negara Indonesia : benar
Provinsi Jawa Barat : benar
Kota Bandung : benar
PSTW : benar
Wisma : benar
2. Registrasi 3 3 Sebutkan nama 3 objek (oleh pemeriksa)
1 detik untuk mengatakan masing-
masing onjek. Kemudian tanyakan
kepada klien ketiga objek tadi. (untuk
disebutkan)
Remot : benar
Senter : benar
Kapas : benar
3. Perhatian dan 5 1 Minta klien untuk memulai dari angka
kalkulasi 100 kemudian dikurangi 7 sampai 5
kali/tingkat
93 : benar
86 : salah
79 : salah
72 : salah
65 : salah
4. Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga
objek pada no 2 (registrasi) tadi. Bila
benar, 1 poinr untuk masing-masing
objek.
5. Bahasa 9 8 Tunjukkan pada klien suatu benda dan
tanyakan namanya pada klien
Topi (1)
Figura (1)

Minta klien untuk mengulang kata


berikut : tak ada jika, dan, atau tetapi.
Bila benar, nilai satu point
Pertanyaan benar 2 buah : tak ada, tetapi
(1)

Minta klien untuk mengikuti perintah


berikut yang terdiri dari 3 langkah :
Ambil kertas di tangan Anda, lipat dua
dan taruh di lantai
Ambil kertas di tangan Anda (1)
Lipat dua (1)
Taruh di lantai (1)

Perintahkan pada klien untuk hal berikut


(bila aktivitas sesuai perintah nilai 1
point)
tutup mata Anda (1)
Perintahkan pada klien untuk menulis
satu kalimat dan menyalin gambar
Tulis satu kalimat (1)
Menyalin gambar (0)
TOTAL NILAI 23

Interpretasi hasil :
> 23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik
18-22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
Kesimpulan : Klien mengalami aspek kognitif dari fungsi mental baik dengan total skor
23.
PENGKAJIAN KESEIMBANGAN

Pengkajian keseimbangan dinilai dari dua komponen utama dalam bergerak, dari kedua
komponen tersebut dibagi dalam beberapa gerakan yang perlu diobservasi oleh perawat. Kedua
komponen tersebut adalah :
Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan
Beri nilai 0 jika klien tidak menunjukkan kondisi di bawah ini :
1. Bangun dari kursi (dimasukkan dalam analisis)
Tidak bangun dari tempat tidur dengan sekali gerakan, akan tetapi usila mendorong
tubuhnya ke atas dengan tangan atau bergerak ke bagian depan kursi terlebih dahulu,
tidak stabil pada saat berdiri pertama kali.
Point : 1
2. Duduk ke kursi (dimasukkan dalam analisis)
Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah kursi
Point : 0
3. Menahan dorongan pada sternum (Pemeriksa mendorong sternum sebanyak 3 kali dengan
hati-hati)
Klien menggerakkan kaki, memegang objek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-
sisinya
Point : 1
4. Mata tertutup
Lakukan pemeriksaan sama seperti di atas tapi klien disuruh menutup mata
Point : 0
5. Perputaran leher
Menggerakkan kaki, menggenggam objek untuk dukungan kaki : Keluhan vertigo,
pusing, atau keadaan tidak stabil
Point : 1
6. Gerakan menggapai sesuatu
Tidak mampu menggapai sesuatu dengan bahu fleksi sepenuhnya sementara berdiri pada
ujung jari-jari kaki, tidak stabil memegang sesuatu untuk dukungan
Point : 1
7. Membungkuk
Tidak mampu membungkuk untuk mengambil objek-objek kecil (misalnya pulpen) dari
lantai, memegang objek untuk bisa berdiri lagi, dan memerlukan usaha-usaha yang keras
untuk bangun.
Point : 1

Komponen gaya berjalan atau pergerakan


Beri nilai 0 jika klien tidak menunjukkan kondisi di bawah ini, atau beri nilai 1 jika klien
menunjukkan salah satu dari kondisi di bawah ini:
1. Minta klien untuk berjalan ke tempat yang ditentukan
Ragu-ragu, tersandung, memegang objek untuk dukungan
Point : 1
2. Ketinggian langkah kaki (mengangkat kaki saat melangkah)
kaki tidak naik dari lantai secara konsisten (menggeser atau menyeret kaki), mengangkat
kaki terlalu tinggi (>5 cm)
Point : 1
3. Kontinuitas langkah kaki (lebih baik diobservasi dari samping klien)
Setelah langkah-langkah awal menjadi tidak konsisten, memulai mengangkat satu kaki
sementara kali yang lain menyentuh lantai
Point : 1
4. Kesimetrisan langkah (lebih baik diobservasi dari samping klien)
Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang dari sisi ke sisi
Point : 0
5. Penyimpangan jalur pada saat berjalan (lebih baik diobservasi dari samping klien)
Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang dari sisi ke sisi
Point : 0
6. Berbalik
Berhenti sebelum bebalik, jalan sempoyongan, bergoyang memegang objek untuk
dukungan
Point : 0
Interpretasi hasil :
Jumlahkan semua nilai yang diperoleh klien, kemudian interpretasikan sebagai berikut
0-5 resiko jatuh rendah
6-10 resiko jatuh sedang
11-15 resiko jatuh tinggi
Kesimpulan : Klien memiliki resiko jatuh sedang dengan jumlah skor sebanyak 8
KUISIONER HWLEK

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah bapak/ ibu mempunyai seseorang yang menemani,


mengantar bepergian, dan periksa ke dokter?

2 Apakah bapak/ ibu memiliki tanggungjawab membantu


seseorang?

3 Apakah bapak/ibu merasa sering sedih atau kesepian?

4 Apakah bapak/ ibu membuat keputusan sendiri tentang kehidupan


yang bapak/ ibu jalani?

5 Apakah bapak/ibu merasa tidak nyaman dengan seseorang dalam


keluarga?

6 Apakah bapak/ ibu dapat minum obat dan berjalan-jalan sendiri?

7 Apakah bapak/ ibu merasa tidak diinginkan oleh orang sekitar?

8 Apakah dalam keluarga ada anggota keluarga yang berprilaku


kasar kepada bapak/ ibu?

9 Apakah ada anggota keluarga yang memperlakukan bapak/ibu


seperti orang sakit dan harus berada di tempat tidur walaupun
sebenarnya bapak/ ibu merasa sehat?

10 Adakah seseorang yang memaksa bapak/ibu melakukan sesuatu


yang sebenarnya tidak ingin dilakukan oleh bapak/ibu?

11 Adakah seseorang yang mengambil barang milik bapak/ ibu tanpa


izin?

12 Apakah bapak/ibu mempercayai sebagian besar orang yang ada


dalam keluarga bapak/ibu?

13 Apakah ada yang mengatakan pada bapak/ibu bahwa bapak/ibu


menyebabkan banyak masalah buat keluarga?

14 Apakah bapak/ibu mempunyai kesempatan untuk melakukan


kegiatan pribadi?

15 Apakah ada orang yang mencoba untuk melukai atau berbuat


kasar pada bapak/ibu akhir-akhir ini?

Kesimpulan : Klien tidak ada masalah/tidak teridentifikasi abused

I. Kuesioner EDQ
Kuesioner ini adalah tentang status demensia pada bapak/Ibu. Silakan pilih salah satu dari
empat pilihan (tidak pernah, jarang, sering, selalu) yang bapak/Ibu rasakan sejak dua tahun
yang lalu khususnya dalam seminggu ini. Silakan contreng () pada pernyataan yang anda
pilih.

Tidak pernah : Jika sama sekali tidak pernah mengalami

Jarang : Jika dalam 1 minggu mengalami 2-3 hari

Sering : Jika dalam 1 minggu mengalami 4-6 hari

Selalu : Jika dalam 1 pekan mengalami setiap hari

No Pernyataan Tidak Jarang Sering Selalu


pernah
1. Saya memerlukan catatan
sebagai bantuan untuk
mengingat
2. Saya kesulitan dalam mengingat
kejadian-kejadian yang
berlangsung 1 minggu yang lalu
(Daya ingat yang baru terjadi)
3. Saya tidak dapat menemukan
barang yang disimpan
4. Saya kesulitan dalam mengingat
nama atau wajah orang yang
saya kenal
5. Saya kesulitan dalam mengingat
arah jalan yang biasa saya lewati
6. Saya kesulitan dalam mengikuti
percakapan
7. Saya kesulitan dalam memahami
bacaan
8. Saya kesulitan dalam mengikuti
cerita dalam televisi
9 Saya mengulang - ulang
pertanyaan
10.
Saya kesulitan melaksanakan
kegiatan harian, pekerjaan atau
hobi

11. Saya kesulitan dalam menjaga


kebersihan pribadi dan
menggunakan toilet
12. Saya merasakan gangguan
pergerakan (kelelahan fisik)
13. Saya menanggapi rangsangan
luar dengan tidak baik (misal
telepon berbunyi, pintu rumah
diketuk-anda bereaksi marah)
14. Saya terpengaruh terhadap
peristiwa yang menyedihkan
atau menyenangkan, meskipun
telah terjadi lama (contoh:
kematian anggota keluarga atau
teman)
15. Saya merasa apatis atau tidak
ada gairah atau tidak tertarik
dengan keadaan disekeliling
16. Saya mencari dukungan dari
pasangan atau keluarga
17. Saya mengalami gangguan ritme
(rutinitas) pada malam hari
18. Saya mengalami kelelahan/
kegelisahan pada malam hari
19. Saya mengalami kebingungan
setelah pindah rumah atau di
lingkungan baru
20. Orang lain menyadari perubahan
perilaku dan penampilan pada
diri saya
ANALISA DATA
MASALAH
DX/DO ETIOLOGI
KEPERAWATAN
Dx : Klien mengeluh sering sering terasa pada pagi dan Gangguan mobilitas fisik
sakit kaki sejak satu bulan malam hari (kondisi udara
yang lalu dingin)
Do : Ngilu pada bagian sendi
kaki perubahan fisiologi
sistem muskuloskeletal klien
yang mengalami penurunan

pergerakan antar sendi


menjadi terbatas akibat
cairan sinofial yang
berkurang

pergeseran antar sendi


tanpa cairan sinofial
mengakibatkan peradangan

nyeri pada bagian kaki


Diagnosa Keperawatan :
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan perubahan fisiologi sistem
muskuloskeletal yang ditandai dengan nyeri sendi pada bagian kaki.

RENCANA INTERVENSI
Dx Tujuan Intervensi Rasional
Gangguan Nyeri pada klien 1. Kaji aktifitas 1. Mengetahui seberapa
mobilitas fisik berkurang atau fisik klien besar perubahan
berhubungan tidak diradsakan aktifitas klien sebelum
dengan kembali dengan dan setelah penyakit
perubahan kriteria hasil : dirasakan.
fisiologi sistem Klien
muskuloskeletal mengalami 2. Pertahankan 2. Istirahat sistemik
yang ditandai peningkatan istirahat tirah dianjurkan selama
dengan nyeri aktifitas fisik baring/ duduk eksaserbasi akut dan
sendi pada dari jika diperlukan seluruh fase penyakit
bagian kaki sebelumnya jadwal aktivitas yang penting untuk

untuk mencegah kelelahan.

memberikan
periode istirahat
yang terus
menerus.

3. Bantu dengan 3. Mempertahankan/


rentang gerak meningkatkan fungsi
aktif/pasif, sendi, kekuatan otot
demikian juga dan stamina umum.
latihan resistif Catatan : latihan tidak
dan isometrik. adekuat menimbulkan
kekakuan sendi,
karenanya aktivitas
yang berlebihan dapat
merusak sendi.

4. Posisikan 4. Meningkatkan
dengan bantal, stabilitas (mengurangi
kantung pasir, resiko cidera) dan
gulungan memerptahankan
trokanter, bebat, posisi sendi yang
brace diperlukan dan
kesejajaran tubuh.
Catatan Tindakan Keperawatan

Tgl/Jam No Implementasi Respon / Hasil Paraf


DX
16 Mei 2017 Mengkaji TTV TTV dalam batas
normal
09.00
TD: 110/80
HR: 60-100 x/menit
RR: 20 x/menit
16 Mei 2017 1 Mengkaji aktifitas fisik Pasien menjawab
klien pertanyaan yang
09.10
diajukan.
16 Mei 2017 1 Memberikan informasi Pasien tampak
dan pengertian mendengarkan
09.25
pentingnya istirahat, penjelasan yang
tirah baring/ duduk jika diberikan
melakukan aktivitas.

16 Mei 2017 1 Memberikan penjelasan Pasien tampak


dan demontrasi tentang mendengarkan
09.35
gerak aktif/pasif yang penjelasan yang
meliputi latihan diberikan dan meniru
isotonik, latihan gerakan yang
isometrik, latihan diberikan.
peregangan dan latihan
kinetik.
CATATAN PERKEMBANGAN

No DX Tgl Perkembangan Paraf


1 16 Mei S : Ny I mengatakan sudah satu bulan
2017 merasa nyeri dan linu pada kakinya.

Ny I mengatakan rasa nyeri dan linu


bertambah jika terkena dingin dan berdiri
terlalu lama.

O : TTV dalam batas normal


TD: 110/80
HR: 60-100 x/menit
RR: 20 x/menit
Ny I tampak memegangi kakinya

A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Pengkajian gerontik merupakan pengukuran kemampuan seseorang untuk


melakukan aktivitas sehari hari secara mandiri. Penentuan kemandirian fungsional
dapat menidentifikasi kemampuan dan keterbatasan klien, menimbulkan pemilihan
intervensi yang tepat.
Indeks KATZ dari Barthel indeks adalah indeks kemandirian pada aktivitas
kehidupan sehari hari berdasarkan pada evaluasi fungsi mandiri atau tergantung dari
klien dalam mandi, berpakaian, pergi kekamar mandi, berpindah, kontinen, dan makan.
Deifinisi khusus dari kemandirian fungsional dan tergantung tampak pada indeks.
Pengkajian aspek sistem sosial dapat menghasilkan informasi penting tentang
suatu bagian penting dari jaringan kerja pendukung total. Standarisasi tes pemeriksaan
suatu variasi tentang fungsi kognitif membantu mengidentifikasi deficit-defisit yang
berdampak pada seluruh kemampu an fungsi. Pengkajian keseimbangan menunjukan
resiko jatuh lansia tinggi/rendah, selain itu pengkajian EDQ berguna untuk mengukur
status dementia lansia dan pemgkajian HWLEK menunjukan apakah lansia teridentifikasi
abused/tidak
Pada Penilaian Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ), data
menunjukan bahwa pendidikan dan suku mempeng aruhi kinerja pada kuestioner status
mental dan ini harus dengan sesuai dilakukan dalam mengevaluasi nilai yang dicapai
individu. Mini-mental state exam (MMSE) menguji aspek kognitif dari fungsi mental:
orientasi,regristrasi, perhatian dan kalkulasi, mengingat kembali, dan bahasa.
DAFTAR PUSTAKA

Azizah,Lilik Marifatul. Keperawatan Lanjut Usia. Edisi 1. Garaha Ilmu. Yogyakarta. 2011

Mubaraq, Chayatin, Santoso. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep Dan Aplikasi. Salemba
Medika. Jakarta. 2011

Stanley, Mickey. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Alih Bahasa; Nety Juniarti, Sari
Kurnianingsih. Editor; Eny Meiliya, Monica Ester. Edisi 2. EGC. Jakarta. 2006

Tamher, S. Noorkasiani. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan.


Salemba Medika. Jakarta. 2011
LAMPIRAN

A.Dokumentasi
B. Materi Latihan Gerak Untuk Perawatan Rematik

Latihan Gerak Untuk Perawatan Rematik

Latihan gerak dapat bermanfaat dalam mempertahankan fungsi sendi. Latihan ini
mencakup gerakan aktif dan pasif pada semua sendi yang sakit, sedikitnya dua kali sehari.
Latihan paling baik diatur oleh pekerja kesehatan yang sudah mendapatkan latihan khusus,
seperti ahli terapi fisik atau terapi kerja. Latihan yang berlebihan dapat merusak struktur
penunjang sendi yang memang sudah lemah oleh adanya penyakit.
Latihan rentang gerak adalah gerakan sendi melalui rentang penuhnya dalam bidang yang
sesuai untuk mempertahankan atau meningkatkan gerakan sendi.

Tujuan latihan rentang gerak :


1. Menjaga fleksibilitas sendi.
2. Membantu pemeliharaan fungsi jantung dan pernafasan.
3. Mencegah perubahan kapsul sendi dan kekakuan tulang.
4. Meningkatkan pergerakan aktif dan memilihara fleksibilitas sendi pada bagian tubuh
yang mengalami kelemahan.
5. Mengembangkan ketahanan.
6. Meningkatkan relaksasi.

Hal-hal apa saja sebelum melakukan tindakan ROM


1. Cek order dokter yang brkaitan dengan latihan.
2. Perhatikan prinsip body mechanic untuk mencegah injury bagi perawat.
3. Gerakan dilakukan secara perlahan-lahan untuk mencegah injury klien.
4. Jika klien mengeluh nyeri stop latihannya.
5. Ulangi masing-masing kegiatan sebanyak 3 kali.
6. Batasi pergerakan klien selama ROM; misal turun dari tempat tidur.
7. Jika klien lelah izinkan istirahat diantara latihan.
8. Latihan dimulai dari leher dan diakhiri di bagian kaki.
9. Latihan harus sistematis dengan jumlah yang sama untuk tiap bagian.
10. Latihan dilakukan 2 kali sehari.
Latihan bagi penderita rematik terdiri dari beberapa bentuk gerakan:
a. Latihan isotonik, dapat dilakukan dengan menggerakkan kaki dalam posisi duduk dan
diberi beban. Pembebanan dilakukan bertahap dan ada peningkatan beban.
b. Latihan isometrik,dapat dilakukan dengan meletakkan bantalan kecil di bawah lutut
ketika berbaring dan mengangkat sedikit kaki kemudian turunkan lagi secara berulang-
ulang.
c. Latihan peregangan , dapat dilakukan dengan menengokkan kepala ke kiri dan kanan,
atas dan bawah, dan miring kanan kiri, merentangkan gerak sendi secara penuh seperti
mencoba posisi duduk dengan kaki lurus mencoba meraih jempol kaki dengan tangan.
Latihan ini membantu meregangkan otot sehingga mencegah cedera.
d. Latihan kinetik, dapat dilakukan dengan posisi duduk tegap di kursi, kedua tangan
mengangkat beban lalu menggerakkannya.
e. Latihan dalam air untuk mengurangi tekanan pada sendi, dapat dilakukan dengan
menggerakkan kaki di dalam air sambil berpegangan pada sisi kolam renang.

Anda mungkin juga menyukai