Anda di halaman 1dari 9

Analisa Potensi Energi Angin dan ..(Soeripno MS et al.

ANALISA POTENSI ENERGI ANGIN DAN ESTIMASI


ENERGI OUTPUT TURBIN ANGIN DI LEBAK BANTEN
Soeripno MS, Malik Ibrochim
Peneliti Pusterapan, LAPAN
Email : ripnoms@lapan.go.id

ABSTRACT

Wind resources analysis for Lebak Banten has been done by using the method of
simulation by data input the vector map and wind speed from observed site for one
year period from March 2006 - March 2007. Simulation results by using WAsP software
with result annual mean wind speed are 5,86 m/s and wind power density are 225
W/m2. The analyzed location are open area with softly obstacle and very scattered
building or trees that indicated is mean value of RIX about 1,0%, so that the friction
between wind velocity with the obstacles is relatively small. By assuming installed of
WECS with 1,5MW capacities, the annual energy production of WECS is 3,263
GWH/yr.
Keywords:WAsP, Obstacle, WECS, Vector map, Wind power density

ABSTRAK

Analisa potensi energi angin untuk daerah Lebak Banten dilakukan dengan
metode simulasi dengan data masukannya berupa peta vektor dan data kecepatan
angin hasil pengukuran selama setahun periode bulan Maret 2006 - Maret 2007.
Output simulasi dengan menggunakan software WAsP menghasilkan kecepatan angin
rata-rata tahunan sebesar 5,86 m/s dan rapat daya angin rata-rata tahunan sebesar
225 W/m2. Lokasi yang dianalisa adalah area terbuka dengan sedikit rintangan
(obstacles) berupa bukit-bukit kecil dan pepohonan yang tidak rapat serta tersebar,
sehingga nilai hasil simulasi menggunakan peta vektor untuk parameter indikator RIX
diambil nilai rata-rata sebesar 1,0%, sehingga gesekan antara laju angin dengan
obstacles relatif kecil. Dengan mengasumsikan dipasang SKEA kapasitas 1,5MW di
lokasi tersebut maka nilai rata-rata energi listrik yang dapat dihasilkan oleh SKEA
tersebut dalam setahun adalah sebesar 3,263 GWh/tahun.
Kata Kunci:WAsP, Rintangan, SKEA, Peta vektor, Rapat daya angin

1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angin merupakan salah satu
sumber energi terbarukan yang dapat
dimanfaatkan menjadi energi mekanik
atau listrik melalui suatu konversi yang
dinamakan Sistem Konversi Energi Angin
(SKEA). Komponen utama SKEA terdiri
dari rotor dengan sudu sebagai
penggerak utama, generator sebagai
pengubah energi mekanik menjadi
energi listrik, pengarah dan perangkat
Gambar 1-1: SKEA/Turbin Angin (J. F.
sistem kontrol elektrik, menara, pondasi Manwell, J. G. Mc Gowan,
seperti diperlihatkan pada Gambar 1-1. 2002)
51
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 7 No. 1 Juni 2009:51-59

Kecepatan angin pada suatu berbagai parameter dan variabel yang


wilayah dipengaruhi oleh kondisi dan digunakan dalam perangkat lunak
letak geografisnya. Karena itu, perubahan WAsP.
kecepatan dan arah angin pada suatu
lokasi berbeda antara satu lokasi dengan 2.1 Metode Distribusi Rayleigh
yang lainnya. Untuk mengetahui variasi Pada metode distribusi Rayleigh
kecepatan dan arah angin pada suatu hanya terdapat satu parameter saja,
lokasi, diperlukan data selama 1 tahun yakni parameter skala c, untuk melihat/
pengukuran. mengetahui besaran atau nilai distribusi,
sedangkan untuk durasi kecepatan
1.2 Tujuan
anginnya telah ditentukan nilainya
Menganalisa potensi energi angin yakni k = 2 (distribusi normal).
secara mikro di area seluas 40,344 km2
(8.200 m x 4.920 m) di wilayah 2.2 Metode Distribusi Weibull
Kabupaten Lebak Provinsi Banten
Pada metode distribusi Weibull
dengan menggunakan perangkat lunak
terdapat 2 parameter yakni parameter
Wind Atlas Analysis and Application
bentuk k (tanpa dimensi) dan parameter
Program (WAsP).
skala c. Nilai parameter k diperoleh
1.3 Metodologi dan Batasan Studi dengan nilai yang berdasarkan data-data
kecepatan angin aktual di lapangan.
Metode yang digunakan adalah Untuk menentukan nilai parameter bentuk
melakukan simulasi dengan data k, jika nilai tengah dan variannya telah
masukkannya berupa peta vektor dan diketahui dapat menggunakan persamaan
data kecepatan angin. Batasan dalam (Dr. Gary L. Johnson, 2006):
kajian ini adalah data kecepatan angin 1 , 086
hasil pengukuran selama setahun periode (2-1)
k
Maret 2006-Maret 2007 dan peta vektor v
wilayah Lebak Banten (Binuangeun).
Batasan lainnya adalah parameter- dengan:
parameter indikator potensi energi angin = nilai standar deviasi kecepatan angin
yang dianalisa yakni kecepatan angin v = nilai tengah kecepatan angin (m/det)
rata-rata atau mean speed (m/s), rapat
daya atau power density (W/m2), energi Jumlah atau durasi sangat
tahunan yang dihasilkan atau Annual dipengaruhi oleh besar kecilnya nilai
Energy Production (GWh/yr) dengan parameter k, semakin besar nilai
menggunakan SKEA kapasitas 1,5 MW parameter k maka semakin besar durasi
sebagai model dan indeks kekasaran dan sebaliknya semakin kecil nilai
atau roughness index (%). parameter k maka, semakin kecil
durasinya.
2 TINJAUAN PUSTAKA Sedangkan untuk mendapatkan
nilai dari parameter skala c dengan
Metode statistik yang banyak menggunakan persamaan (Dr. Gary L.
digunakan untuk menganalisa potensi Johnson, 2006):
kecepatan angin adalah metode fungsi
c = 1,12 v ( 1,5 k 4 ) (2-2)
distribusi Weibull dan Rayleigh. Kedua
metode statistik tersebut mempunyai semakin kecil nilai parameter c maka,
parameter variabel yang berbeda, yang kurva akan bergeser ke arah kecepatan
akan dibahas dalam bab berikut, dan angin yang lebih rendah demikian juga
teori-teori lainnya yang mendukung sebaliknya.
dalam melakukan analisa potensi Fungsi distribusi dari probabilitas
kecepatan angin pada suatu lokasi serta distribusi Weibull f(v) dapat didefinisikan

52
Analisa Potensi Energi Angin dan ..(Soeripno MS et al.)

dengan persamaan (Dr. Gary L. Johnson, sebagai pecahan persentase tanah lapang
2006): dalam jarak tertentu dari suatu lokasi
k 1 v
k yang spesifik yang lebih curam
f (v) k v
(2-3)
e c
dibanding beberapa keserongan kritis
c c DWA (Danish Wind Power Association,
dengan: 2003). Indeks ini diusulkan sebagai
suatu ukuran yang kasar dari tingkat
= nilai parameter bentuk tanpa dimensi
pemisahan alir. Klasifikasi panjang
v = nilai tengah kecepatan angin (m/det) kekasaran permukaan dataran dapat
e = epsilon
dilihat pada Tabel 2-1 (Andrew Kusiak).
2.3 Pengaruh Ketinggian Terhadap
Tabel 2-1: PANJANG KEKASARAN PER-
Kecepatan Angin
MUKAAN
Kecepatan angin pada suatu
Roughness Energy
lokasi dipengaruhi oleh ketinggian Roughness Landscape
Length Index
pengukuran, yang secara umum, bahwa Class Type
(Z0, m) (%)
kecepatan angin akan bertambah 0,0 0,0002 100
Water
Surface
dengan pertambahan ketinggian.
Compeletely
Ada dua model perubahan open
kecepatan angin secara vertikal untuk terrain with
a smooth
lokasi atau daerah datar. DWA (Danish surface e.g
0,5 0,0024 73
Wind Power Association, 2003). Concrete
runway in
Model logaritmik yang berdasarkan airport,
pada batas lapisan meknika fluida dan mowed
grass, etc.
kajian atmosfer, Open
Hukum daya yang paling banyak agricultural
area
digunakan dalam analisa potensi without
kecepatan angin. Perhitungan yang fences and
banyak digunakan tersebut seperti hedgerows
1,0 0,0300 52
And very
terlihat pada persamaan: scattered

buildings.
z Only softly
v v ref (m/s) (2-4) rounded
z ref
hills.
Agricultural
land with
dengan: some
houses and
v = Kecepatan angin pada ketinggian z 8 metre tall
(m/s) 1,5 0,0550 45 Sheltering
vref = Kecepatan angin pada ketinggian hedgerows
with a
referensi (m/s) distance of
z = Ketinggian referensi (m) approx.
1250m
= Power law exponent yang mana =
Agricultural
0.096log10(z0)+0.016(log10z0))2+0.24 land with
many
2.4 Indeks Kekasaran Permukaan houses,
shrubs and
(Roughness Index) plants,
or 8 metre
Satu ukuran yang objektif dari 2,0 0,1000 39
tall
kecuraman atau ketidakrataan dari sheltering
tanah lapang di sekitar suatu lokasi hedgerows
with a
disebut indeks ketidakrataan (Roughness distance
Index atau RIX) yang digambarkan Approx
500m.
53
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 7 No. 1 Juni 2009:51-59

Roughness
Roughness Energy
Landscape 2.5.1 Wind atlas
Length Index
Class Type
(Z0, m) (%) Wind Atlas merupakan salah satu
Agricultural komponen penting yang harus dihitung
land with terlebih dahulu dimana diperlukan data
many hasil pengukuran kecepatan angin di
houses,
lokasi. Perhitungan mencakup ekstrapolasi
shrubs and
pada ketinggian pengukuran kecepatan
plants,
Or 8 metre angin pada panjang kekasaran permukaan
2,5 0,2000 31 yang berbeda, frekuensi distribusi
tall
sheltering kecepatan dan arah angin termasuk
hedgerows densitas energi sesuai data hasil
with a pengukuran pada lokasi tersebut.
distance
Approx 2.5.2 Peta vektor
250m.
Analisa potensi kecepatan angin
Villages,
small pada suatu lokasi menggunakan WAsP
towns, memerlukan data berupa peta digital.
agricultural Batas luas wilayah yang terkandung
land with dalam suatu peta vektor disebut
many or boundary layer sedangkan batas luas
Tall wilayah yang dianalisa disebut nodes.
3,0 0,4000 24
sheltering
Luas wilayah yang dibatasi oleh nodes
hedgerows,
biasanya lebih kecil dari luas wilayah
forests and
very rough
boundary layer. Peta digital yang
and digunakan dalam WAsP harus yang
Uneven mengandung informasi mengenai kontur,
terrain kekasaran dan/atau ketinggian dataran
Larger pada lokasi, serta obstacles atau blocking
cities with (disebut orografi). Format peta yang
3,5 0,8000 18
tall dapat digunakan adalah *.map. Oleh
buildings
karena itu, jika format peta digital dalam
Very large
bentuk selain *.map maka diperlukan
cities with
4,0 1,6000 13 tall building
konversi.
and
2.5.3 Sistem konversi energi angin
skycrapers
Dalam melakukan analisa energi
2.5 WAsP yang dihasilkan di suatu lokasi
WAsP merupakan perangkat lunak diperlukan karakteristik dari turbin
yang dapat digunakan untuk memprediksi angin atau SKEA, yang digambarkan
iklim angin, sumber potensi angin dan dalam bentuk kurva daya serta data-
data lain di antaranya tinggi hub,
produksi energi yang dihasilkan oleh
diameter rotor, kecepatan angin cut-in
SKEA atau ladang angin (windfarm),
dan cut-out dan lain lain.
berdasarkan pada data angin yang
diukur pada suatu lokasi. Model-model 2.6 Rapat Daya Angin (Wind Power
yang terdapat dalam perangkat lunak ini Density)
antara lain complex terrain flow, Daya angin berbanding lurus
perubahan roughness dan penempatan dengan kerapatan udara, dan kecepatan
lokasi-lokasi obstacles. Komponen utama angin pangkat tiga yang alirannya tidak
WasP dapat diuraikan sebagai berikut. mengalami gangguan seperti diungkap-

54
Analisa Potensi Energi Angin dan ..(Soeripno MS et al.)

kan dengan persamaan berikut Indeks kekasaran (Roughness index/


(J.F.Manwell, J.G.Mc Gowan, 2002): RIX),%.
1
PW = A v 3 (Watt/m2) (2-5) 3.1 Data Kecepatan Angin
2
Dengan: Data kecepatan angin yang
PW = Daya dalam angin, (Watt) digunakan adalah hasil pengukuran di
A = Luas arean sapuan rotor SKEA (m2) lokasi untuk periode setahun mulai
= Densitas udara, (=1,225 kg/m3) Maret 2006 sampai dengan Maret 2007.
v = Kecepatan angin, (m/s) Pengukuran kecepatan angin dilakukan
pada level ketinggian 50 meter di atas
Rapat daya diklasifikasikan
permukaan tanah dan diletakkan pada
dalam 7 kelas seperti diperlihatkan pada
titik koordinat 065836.6 lintang
Tabel 2-2. (J.F.Manwell, J.G.Mc Gowan,
2002) selatan dan 1052329.5 bujur timur.

Tabel 2-2: KLASIFIKASI RAPAT DAYA 3.2 Data Peta Vektor


10 m 30 m 50 m Peta vektor yang digunakan berupa
Class WDP V WDP V WDP V
W/m2 m/s W/m2 m/s W/m2 m/s
peta digital produksi BAKOSURTANAL
1 0-100 0-4,4 0-160 0-5,1 0-200 0-5,6 dengan kode peta 1109-224, wilayah
100- 4,4- 160- 5,1- 200- 5,6-
2
150 5,1 240 5,8 300 6,4 Binuangeun. Jenis proyeksi yang
3
150- 5,1- 240- 5,8- 300- 6,4- digunakan pada peta vektor tersebut
200 5,6 320 6,5 400 7,0
200- 5,6- 320- 6,5- 400- 7,0- dalam WAsP adalah UTM, zona 48
4
250 6,0 400 7,0 500 7,5 (+105,00), skema Datum WGS 1984.
250- 6,0- 400- 7,0- 500- 7,5-
5 Luas peta vektor yang digunakan sekitar
300 6,4 480 7,4 600 8,0
300- 6,4- 480- 7,4- 600- 8,0- 15km 9km , dibatasi oleh sumbu x dan y
6
400 7,0 640 8,2 800 8,8
400- 7,0- 640- 8,2- 800- 8,8- seperti diperlihatkan pada Gambar 3-1
7
1000 9,4 1600 11,0 2000 11
dan Tabel 3-1.

Perkiraan energi listrik yang


dihasilkan SKEA sesuai spesifikasinya
dalam setahun berdasarkan potensi
angin di lokasi dihitung dengan
menggunakan persamaan (Stuart Romero,
2006):
E E 8 , 760 10 3 Vcut in Pe ( v ) f ( v ) dv
Vcut out (kWh/yr) (2-6)

dengan: Gambar 3-1: Peta Vektor


Pe(v) = sesuai model kurva daya SKEA
f(v) = distribusi Weibull pada lokasi
Tabel 3-1: LUAS BATASAN PETA VEKTOR
Batas
3 DATA DAN PEMBAHASAN Min Max Proyeksi
Sumbu
x 596002,0 611002,0 East
Parameter-parameter indikator
potensi energi angin yang dihitung y 9245013,0 9254009,0 North
software WAsP adalah sebagai berikut:
Kecepatan angin rata-rata (mean Sedangkan luas wilayah yang di
speed), m/s, analisa potensi energi anginnya dibatasi
Rapat daya (power density), W/m2, oleh nilai sumbu x dan y seperti
Energi tahunan yang dihasilkan (Annual diperlihatkan dalam Gambar 3-2 dan
Energy Production atau AEP),Wh, Tabel 3-2.
55
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 7 No. 1 Juni 2009:51-59

Lebak Banten dan rapat daya pada


tahap tanpa peta seperti diperlihatkan
pada Tabel 3-3 berikut.

Tabel 3-3: TABULASI HASIL PER-


HITUNGAN SIMULASI TANPA
PETA VEKTOR DI LEBAK
BANTEN
Kelas Kekasaran
H (m) Parameter
0.00 m 0.03 m 0.10 m 0.40 m
Weibull A 6.6 4.4 3.9 3.0
Gambar 3-2: Luas wilayah yang dianalisa [m/s] 2.03 1.72 1.73 1.74
Weibull k 5.83 3.96 3.44 2.69
Mean 228 86 56 27
10 m
speed
Tabel 3-2: LUAS BATASAN WILAYAH [m/s]
WDP
YANG DIANALISA [W/m]
Weibull A 7.2 5.3 4.8 4.0
Batas
Min Max Proyeksi [m/s] 2.08 1.85 1.84 1.83
Sumbu Weibull k 6.38 4.74 4.24 3.54
x 599500,0 607700,0 East 25 m
Mean 291 135 98 57
y 9246960,0 9251880,0 North speed
[m/s]
WDP
Luas wilayah analisa yang [W/m]
Weibull A 7.7 6.2 5.6 4.8
dibatasi oleh sumbu x dan y seperti [m/s] 2.13 2.06 2.02 1.98
diperlihatkan pada Tabel 3-2 dibagi Weibull k 6.85 5.48 4.98 4.27
Mean 353 187 143 92
dalam 6 row x 1366,7m dan 10 column x 50 m
speed
492 m (dimensi grid). Luas dimensi grid [m/s]
WDP
ditentukan berdasarkan luas lokasi di [W/m]
mana SKEA akan diimplementasikan. Weibull A 8.4 7.4 6.7 5.8
[m/s] 2.07 2.18 2.20 2.23
Dengan demikian, WAsP akan menghitung Weibull k 7.42 6.51 5.93 5.16
sebanyak 60 kali perhitungan sesuai 100 Mean 463 298 224 145
dengan jumlah row dan column yang m speed
[m/s]
telah ditentukan. WDP
[W/m]
3.3 Hasil Simulasi Weibull A 9.3 9.1 8.3 7.1
[m/s] 1.97 2.08 2.12 2.16
Weibull k 8.20 8.10 7.32 6.30
Wasp melakukan perhitungan 200 Mean 656 597 435 272
kecepatan angin dan rapat daya dalam 2 m speed
[m/s]
tahap yakni tanpa peta vektor dan WDP
dengan peta vektor. [W/m]

3.3.1 Perhitungan simulasi tanpa peta Ekstrapolasi ketinggian pengukuran


vektor
dihitung pada 5 tingkat berbeda yaitu:
Tahap perhitungan tanpa peta 10, 25, 50, 100, dan 200 meter.
vektor didalam WAsP disebut dengan Sedangkan untuk panjang kekasaran
Wind Atlas. Pada tahap ini nilai-nilai dihitung untuk 4 jenis panjang
hasil perhitungan masih global tanpa kekasaran yang berbeda yaitu: R-class 0
memperhitungkan kontur atau bentuk (0,00m) sampai dengan R-class 3
kekasaran, obstacles atau halangan dari
(0,40m). Dari Tabel 3-3 dapat dilihat
permukaan dataran lokasi. Sedangkan
bahwa semakin tinggi lokasi maka
pada tahap perhitungan dengan peta
semakin tinggi kecepatan angin serta
vektor, nilai-nilai kekasaran permukaan
semakin besar nilai rapat daya yang
dataran dan sebagainya yang terkandung
dalam peta vektor tersebut. Hasil terjadi. Hal sebaliknya terjadi untuk
perhitungan simulasi kecepatan angin di kekasaran permukaan, semakin kasar

56
Analisa Potensi Energi Angin dan ..(Soeripno MS et al.)

permukaan dataran maka semakin kecil 3.3.2.3 Indeks kekasaran (RIX)


kecepatan angin serta rapat dayanya Indeks kekasaran hasil perhitungan
(fenomena ini dikenal dengan pergeseran simulasi adalah sebagai berikut:
angin atau wind shear). Sebagai ilustrasi RIX maksimum sebesar 17,6 %,
dengan menggunakan Tabel 3-3, jika RIX minimum sebesar 0,0 %,
suatu SKEA mempunyai spesifikasi RIX rata-rata sebesar 1,0 %.
nominal yang bekerja pada tingkat
kekasaran lokasi sebesar 0,03 sedangkan Kerataan suatu permukaan
di lokasi mempunyai tingkat kekasaran dataran berpengaruh pada laju aliran
0,10 m maka ketinggian hub SKEA angin. Semakin kasar suatu permukaan
harus ditambah untuk menyesuaikan maka gesekan antara angin dengan
antara karakteristik potensi angin permukaan menjadi semakin besar pula.
berdasarkan orografi lokasi dengan Gesekan tersebut juga dapat menyebabkan
karakteristik SKEA. (www.windpower. org) terjadinya turbulensi yang dapat
mengganggu kelancaran laju aliran
3.3.2 Perhitungan simulasi dengan
peta vektor angin untuk dapat memutar rotor secara
optimal (Andrew Kusiak). Untuk aplikasi
Pada perhitungan simulasi dengan
windfarm, turbulensi harus diperhitung-
menggunakan peta vektor, kekasaran
kan dengan cermat karena hal tersebut
permukaan, obstacles sangat mempe-
menyangkut rugi-rugi yang dikenal
ngaruhi nilai kecepatan angin dan rapat
dengan wake loss. Dengan mengetahui
daya. Hasil perhitungan simulasinya
arah angin dominan serta nilai RIX pada
adalah sebagai berikut:
suatu lokasi maka model wake loss
3.3.2.1 Kecepatan angin serta jarak row dan column antar SKEA
dapat ditentukan dengan optimal.
Hasil perhitungan simulasi Biasanya nilai wake loss berkisar antara
kecepatan angin untuk lokasi Lebak
5-10% (J.F.Manwell, J.G.Mc Gowan,
Banten adalah sebagai berikut: 2002). Berdasarkan Tabel 2-1 nilai RIX
Kecepatan angin maksimum sebesar rata-rata pada lokasi yang dianalisa
6,2 m/s. termasuk lokasi yang terbuka, hanya
Kecepatan angin minimum sebesar terdapat sedikit halangan saja seperti
5,74 m/s. bukit-bukit dengan ketinggian yang
Kecepatan angin rata-rata sebesar 5,86 rendah, pohon-pohon yang tidak terlalu
m/s. rapat (tersebar) dan sebagainya. Dengan
demikian, hal ini memungkinkan SKEA
3.3.2.2 Rapat daya angin untuk dapat beroperasi secara optimal.
Untuk perhitungan rapat daya Nilai RIX maksimum terjadi pada
angin (wind power dencity) hasil koordinat sumbu (x, y) (607700,
simulasi untuk luas wilayah yang telah 9250240). Nilai RIX dapat dijadikan
ditentukan dalam Tabel 3-2 di Lebak sebagai acuan untuk penentuan titik
Banten adalah sebagai berikut: penempatan SKEA.

Rapat daya maksimum sebesar 265 3.3.2.4 Produksi energi SKEA tahunan
W/m2.
Untuk mengetahui besar energi
Rapat daya minimum sebesar 210 potensi angin yang dapat dikonversi
W/m2. kedalam bentuk energi listrik di lokasi
Rapat daya rata-rata sebesar 225 yang dianalisa. Dalam simulasi diasumsi-
W/m2 kan dipasang 1 unit SKEA dengan
57
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 7 No. 1 Juni 2009:51-59

kapasitas 1,5 MW yang diletakkan pada Kecepatan angin rata-rata tahunan


koordinat (x, y) (602780, 9251060) untuk lokasi yang dianalisa berdasarkan
dengan tinggi hub SKEA adalah 65m
NREL atau Ris adalah sebesar 5,86
(sesuai dengan spesifikasi dari SKEA
tersebut). Hasil perhitungan simulasi m/s termasuk dalam kategori menengah
untuk produksi energi tahunan SKEA dan rapat daya angin rata-rata tahunan
(Annual Energy Production atau AEP) sebesar 225 W/m2,
tersebut adalah sebagai berikut: Lokasi yang dianalisa termasuk area
AEP maksimum sebesar 3,742 GWh/yr, yang cukup terbuka dengan sedikit
AEP minimum sebesar 3,093 GWh/yr, halangan (obstacles) berupa bukit-
AEP rata-rata sebesar 3,263 GWh/yr. bukit kecil dan pepohonan yang tidak
rapat serta tersebar, sehingga nilai
Perhitungan nilai AEP dilakukan hasil perhitungan simulasi menggunakan
selain dengan memasukkan parameter- peta vektor untuk parameter indikator
parameter spesifikasi SKEA, juga dengan
RIX dengan nilai rata-rata sebesar
mempertimbangkan kondisi geografis
lokasi seperti faktor-faktor halangan 1,0%, yang tergolong dalam obstacels
permukaan dataran (terrain blocking), kecil,
jarak dari garis pantai (distance from Untuk mengimplementasikan windfarm
coastline), ketinggian permukaan dataran pada lokasi yang dianalisa perlu
relatif (Relative elevation), dan pola aliran ditentukan model wake loss-nya
angin skala kecil (small-scale wind-flow terlebih dahulu agar dapat menentukan
pattern) (Bowen, Antoniou and Mortensen).
jarak antar SKEA pada suatu windfarm
Faktor-faktor tersebut terkandung dalam
peta vektor yang digunakan dalam diperlukan data arah angin rata-rata
simulasi. tahunan (wind rose) dan nilai RIX rata-
Jika diringkas dalam bentuk rata suatu lokasi,
tabel, hasil perhitungan simulasi diper- Dengan mengasumsikan dipasang
lihatkan pada Tabel 3-4. SKEA kapasitas 1,5 MW di lokasi yang
dianalisa maka nilai rata-rata energi
Tabel 3-4: HASIL ANALISA POTENSI
KECEPATAN ANGIN DI LEBAK listrik yang dapat dihasilkan oleh
BANTEN SKEA tersebut dalam setahun adalah
sebesar 3,263 GWh/yr.
Variabel Ave Min Maks
Weibull-A, m/s 6,6 6,5 7,0 DAFTAR RUJUKAN
Weibull-k, 2,11 2,09 2,12
Kecepatan 5,86 5,74 6,21 Andrew Kusiak, Wind Turbine Siting,
Angin Rata- Intelligent Systems Laboratory,
rata, w/s University of Iowa.
Rapat daya, 225 210 265 Bowen, Antoniou and Mortensen,
W/m2
Improving WAsP Predictions in (too)
Produksi 3,263 3,09 3,742
energi 3 Complex Terrain, Wind Energy
Tahunan, Department, Ris National
GWh Laboratory, Mechanical Engineering
Ketinggian 8,2 6,3 25 Department University of Canterbury
Permukaan/
Christchurch, New Zealand.
Elevasi, m
Donna M. Heimiller & Steven R. Haymes,
2000. Geographic Information
4 KESIMPULAN
Systems in Support of Wind Energy
Hasil perhitungan simulasi dengan Activities at NREL, 39th AIAA
menggunakan software WAsP dapat Aerospace Sciences Meeting in
disimpulkan sebagai berikut: Reno, Nevada, January 811.
58
Analisa Potensi Energi Angin dan ..(Soeripno MS et al.)

Dr. Gary L. Johnson, 2006. Wind Energy Renewable Energy Research Laboratory,
Systems, Manhattan, KS Oct. University of Massachusetts at
DWA (Danish Wind Power Association, Amherst.
2003). Stuart Romero, 2006. Matching Wind
J. F. Manwell, J. G. Mc Gowan, 2002. Turbine Characteristics to Site
Wind Energy Explained, Theory, Characteristics, Curtin University.
Design and Application, A. L. www.windpower.org.
Rogers, jhon Willey and Sons, Ltd.
Mukund R. Patel, PhD, 1999. Wind and
Solar Power Systems P.E. U.S.
Merchant Marine Academy Kings
Point, New York, CRC Press.

59

Anda mungkin juga menyukai