Anda di halaman 1dari 4

Parameter Kimia

1 pH
a. Pengertian
Derajat keasaman lebih dikenal dengan istilah H. pH (singkatan dari pulscane negatif te H), yaitu
logaritma dari kepekatan ion-ion H (hidrogen) yang terlepas dalam satu cairan. Derajat keasaman
atau pH air menunjukkan aktifitas ion hydrogen dalam larutan tersebut dan dinyatakan sebagai
konsentrasi ion hydrogen (dalam nol per lter) pada suhu tertentu atau dapat ditulis pH = - log (H+).
Suatu ukuran yang menunjukkan apakah air bersifat asam atau dasar dikenal sebagai pH. Lebih
tepatnya pH menunjukkan konsentrasi ion hydrogen dalam air dan didefinisikan sebagai logaritma
asam bila pH dibawah 7 dan dasar ketika pH di atas 7. sebagian besar nilai pH ditemui jatuh antara 0
sampai 14. pH yang baik dalam budidaya adalah 6,5-9,0.
b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi
Peningkatan keasaman air (pH rendah) umumnya disebabkan limbah yang mengandung asam-
asam mineral bebas dan asam karbonat. Keasaman tinggi (pH rendah) juga dapat disebabkan adanya
FeS2 dalam air akan membentuk H2SO4 dan ion Fe2+ (larut dalam air ) .
Perairan laut maupun pesisir memiliki pH relatif stabil dan berada dalam kisaran yang sempit.
Biasanya berkisar antara 7,7 8,4 pH dipengaruhi olah kapasitas penyangga (buffer) yaitu adanya
garam-garam karbonat dan bikarbonat yang dikandungnya
2 DO
a. Pengertian
Oksigen terlarut (Dssolved Oxigen = DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan,
proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan
pembiakan. Di samping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi dan anorganik dalam proses
aerobic
Oksigen terlarut merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam ekosistem akuatik, terutama
sekali dibutuhkan untuk proses respirasi bagi sebagian besar organisme
b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi
Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung dari beberapa faktor, seperti kekeruhan air,
suhu, salinitas, pergerakan massa dan udara, seperti kekeruhan, suhu, salinitas, pergerakan massa
air dan udara, seperti arus, gelombang dan pasang surut.
Oksigen terlarut dapat berasal dari proses fotosintesis tumbuhan air dan dari proses fotosintesis
tumbuhan air dan dari udara yang masuk ke dalam air. Konsentrasi DO dalam air tergantung pada
suhu dan tekanan udara. Pada suhu 200C tekanan udara satu atmosfer konsentrasi DO dalam
keadaan jenuh 9,2 ppm dan pada suhu 500 C (tekanan udara sama) konsentrasi DO adalah 5,6 ppm

3 CO2
a. Pengertian
karbondioksida (CO2) atau disebut asam arang sangat mudah larut dalam suatu larutan. Pada
umumnya perairan alami mengandung karbondioksida sebesar 2 mg/ L. karbondioksida (CO2)
merupakan gas yang dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan air renik maupun tingkat tinggi untuk
melakukan fotosintesis.
Istilah karbondioksida bebas (free CO2) digunakan untuk menjelaskan CO2 yang terlarut dalam
air, selain yang berada dalam bentuk terikat sebagai ion bikarbonat (HCO3) dan ion karbonat (CO3-2)
CO2 bebas menggambarkan keberadaan gas CO2 di perairan yang membentuk kesetimbangan
dengan CO2 di atmosfer. Nilai CO2 yang terukur biasanya berupa CO2 bebas (Effendi, 2003).
b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi
Adanya arus dan angin diduga menyebabkan bergeraknya massa CO2 terlarut ini. Selain faktor
cuaca seperti kecepatan angin, arah angin dan curah hujan, salinitas dan pH juga mempengaruhi
konsentrasi karbondioksida terlarut (CO2 latur) . karbondioksida yang terdapat di perairan berasal dari
berbagai sumber yaitu sebagai berikut:
1. Difusi dari atmosfer, karbondiosida yang terdapat di atmosfer
2. air hujan
3. air yang melewati tanah organik, karbondioksida hasil dekomposisi ini akan terlarut dalam air
4. respirasi tumbuhan, hewan dan bakteri aerob maupun anaerob respirasi tumbuhan dan hewan
mengeluarkan karbondioksida

4 Alkalinitas
a. Pengertian
Alkalinitas atau yang lebih dikenal total alkalinitas adalah konsentrasi total dari unsur basa-basa
yang terkandung dalam air dan biasa dinyatakan dalam mg/ L atau setara dengan kalsium karbonat
(CaCO2) dalam air, basa-basa yang terkandung biasanya dalam bentuk ion karbonat dan bikarbonat
Alkalinitas adalah jumlah asam (ion hidrogen) air yang dapat menyebar (buffer) sebelum
mencapai pH yang diinginkan. Total alkalinitas diungkapkan sebagai milligram per liter atau bagian
per juta kalsium karbonat (mg/l atau ppm CaCO3-alkalinitas total 20 mg/ l atau lebih banyak diperlukan
untuk tambak yang berproduksi baik).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi
konsentrisi total alkalinitas sangat erat hubungannya dengan konsentrasi total kesadahan air. di
lahan umumnya total alkalinitas mempunyai konsentrasi yang sama dengan total kesadahan air. Hal
ini disebabkan kesadahan atau yang disebut juga dengan konsentrasi ion-ion logam bervalensi 2.
seperti Ca2+ dan Mg2+dipasok dalam jumlah yang sama dari lapisan tanah dengan HCO3- dan
CO32- yang merupakan unsur pembentuk total alkalinitas
Di larutan alkalinitas total akan berubah karena adanya perubahan salinitas sebagai akibat
adanya konsentrasu ion na+ dan ion Cl- lainnya (Frisetal, 2003). Selain itu yang dapat mempengaruhi
perubahan alkalinitas kalsium karbonat atau adanya produksi partikel senyawa organik oleh mikroalga

5 TOM
a. Pengertian
Menurut Effendi (2003), Kalium perman ganat (KMnO4) telah lama dipakai sebagai oksidator
pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organik yang terkenal sebagai
parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai kandungan bahan organik total atau TOM
(Total Organic Matter). Akan tetapi, kemampuan oksidasi oleh permanganat sangat bervariasi,
tergantung pada senyawa-senyawa yang terkandung dalam air.
bahan organik dibagi atas dua bagian yaitu:
Bahan organik terlarut yang berukuran < 0,5 cm
Bahan organik yang tidak terlarut yang berukuran > 0,5 cm
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi
terdapat empat macam sumber penghasil bahan organik terlarut dalam air laut yaitu (1) berasal
dari daratan, (2) proses pembusukan organisme yang telah mati (3) perubahan matabolik-metabolik
ekstra seluler oleh algae, larutan sitoplankton dan (4) eksresi zooplankton.
Hampir seluruh organik karbon terlarut di dalam air laut berasal dari karbondioksida yang
dihasilkan oleh fitoplankton. Konsentrasinya tergantung pada keseimbangan antara rata-rata organik
karbon terlarut yang dibentuk oleh hasil pembusukan eksresi dan rata-rata hasil penguraian atau
pemanfaatannya.

6 Orthopospat
a. Pengertian
Orthopospat merupakan bentuk yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuh akuatik.
Sedangkan polipospat harus mengalami hidrolisis membentuk orthopospat terlebih dahulu sebelum
dapat dimanfaatkan sebagai sumber fosfir. Setelah masuk ke dalam tumbuhan. Misalnya fitoplankton
fosfat organik mengalami perubahan menjadi organofosfat (Effendi, 2003)
Ortofosfat merupakan nutrisi yang paling penting dalam menentukan produktivitas perairan.
Keberadaan fosfat di perairan dengan segera dapat diserap oleh bakteri. Phytoplankton dan
makrofita.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Input utama fosfat ke danau berasal dari aliran sungai dan pengendapan. Air hujan juga
merupakan sumber fosfat namun hanya sedikit mengandung fosfat dari pada hydrogen. Sebagian
besar fosfor terbang ke danau yang tidak berpolusi sebagai partikel organik dan anorganik. Hampir
setengah dari fosfor yang terkandung dalam limbah rumah tangga berasal dari detergen
distribusi bentuk yang beragam dari fosfat di air laut dipengaruhi oleh proses biologi dari fisik. Di
permukaan air, forfat diangkat oleh fitoplankton sejak proses fotosintesis, konsentrasi fosfat diatas 0,3
mm akan menyebabkan kecepatan pertumbuhan pada banyak spesifik fitoplankton.

7. Nitrat Nitrogen
a. Pengertian
Nitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nitrien utama bagi
pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat nitrogen sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil.
Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Nitrifikasi yang
merupakan proses yang penting dalam siklus nitrogen dan berlangsung aerob (Effendi, 2003).
Nitrat adalah salah satu jenis senyawa kimia yang sering ditemukan di alam, seperti dalam
tanaman dan air. Senyawa ini terdapat dalam tiga bentuk, yaitu ion hitrat (ion NO3) ketiga bentuk
senyawa nitrat ini menyebabkan efek yang sama terhadap ternak meskipun pada konsentrasi yang
berbeda.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Dalam kondisi dimana konsentrasi oksigen terlarut sangat rendah dara terjadi proses kebaikan
dari nitrifikasi yaitu proses denitrifikasi dimana nitrat melalui nitrit akan menghasilkan nitrogen bebas
yang akhirnya akan lepas ke udara atau dapat juga kembali membentuk ammonium / amoniak melalui
proses fikasi altrat.
Ammonia berada dalam air karena pemupukan kotoran biota budidaya dan hasil kegiatan jasad
renik did alam pembusukan bahan organik yang kaya akan nitrogen (protein). Senyawa asam ini dapat
digunakan oleh fitoplankton dan tumbuhan air setelah diubah menjadi nitrit dan nitrat oleh bakteri
dalam proses nitrifikasi.
8 BOD
a. Pengertian
Menurut Effendi (2003), secara tidak langsung BOD merupakan gambar kadar garam organik,
yaitu jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba aerob untuk mengoksidasi bahan organik menjadi
karbondioksida dan air (Davis and Cornwell, 1991). Dengan kata lain, BOD menunjukkan jumlah
oksigen yang diinkubasi pada suhu sekitar 200C selama lima hari, dalam keadaan tanpa cahaya
BOD atau blochemical oxygen demand adalah suatu karakteristik yang menunjukkan jumlah
oxygen yang diperlukan oleh mikroorganisme (biasanya bakteri) untuk mengurangi atau
mendekomposisi Bahan organik dalam kondisi aerobic
b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi
Selama pemeriksaan BOD, contoh yang diperiksa harus bebas dari udara luar mencegah
kontaminasi dari oksigen yang ada di udara bebas. Konsentrasi air buangan/ sampel tersebut yang
harus berada pada suatu tingkat pencemaran tertentu. Hal ini untuk menjaga supaya oksigen terlarut
selalu ada selama permiksaan. Hal ini penting diperhatikan mengingat kelarutan oksigen salam air
terbatas dan hanya berkisar -9 ppm pada suhu 200C .
Faktor-faktor yang mempengaruhi BOD adalah jumlah senyawa organik yang diuraikan,
tersedianya mirkoorganisme aerob dan tersedianya sejumlah oksigen yang dibutuhkan dalam proses
penguraian tersebut .

Dapus
Effendi, H . 2003. Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumberdaya dan lingkungan perairan. Kanisius .
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai