Anda di halaman 1dari 11

Sistem Kerja pada Motor Bakar

diajukan guna memenuhi tugas matakuliah Alat dan Mesin Pertanian

TUGAS ALAT DAN MESIN PERTANIAN

Oleh
Ahmad Zaidan Karomi
161710201049
TEP C

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
BAB 1. SISTEM SISTEM KERJA PADA MOTOR BAKAR

1.1 Sistem Penyalaan Motor Bakar (Ignition System)


Sistem penyalaan motor bakar mempunyai output yang dihasilkan yaitu
suhu yang cukup tinggi untuk pembakaran. Sistem ini digunakan untuk
memercikan bunga api yang nantinya akan membakar bahan bakar di ruang bakar
pada motor. Pada motor bensin paling umum menggunakan penyalaan busi (
Spark Ignition Engine ). Hal ini yang membedakan antara motor bensin dan motor
diesel, karena pada motor diesel tidak memerlukan percikan bunga api dan
pembakaran bahan bakar pada motor diesel menggunakan kompresi (
Compression Engine ). Proses pembakaran pada motor diesel terjadi pada saat
bahan bakar disemprotkan ke dalam piston bertekanan tinggi, sehingga temperatur
dalam piston yang tinggi pun membakar bahan bakar dan menyebabkan ledakan
yang disertai energi didalam piston. Bahan bakar pada motor diesel disemprotkan
melalui injektor.

Gambar 1. Sistem Penyalaan Motor Bakar (Sumber:


http://aljabarsquad.blogspot.co.id/2012/08/sistem-penyalaan-motor-
bakar.html)

1.2 Sistem Penyaluran Bahan Bakar (Fuel System)


Pompa bahan bakar menyalurkan bahan bakar dari tangki bahan bakar ke
karburator untuk memenuhi jumlah bahan bakar yang harus tersedia di dalam
karburasi. Pompa ini terutama di pakai apabila letak tangki lebih rendah dari pada
letak karburator. Untuk membersihkan bahan bakar dari kotoran yang dapat
mengganggu aliran atau menyumbat saluran bahan bakar, terutama di dalam
karburator, di gunakan saringan atau filter. Sebelum masuk kedalam saringan,
udara mengalir melalui karburator yang mengatur pemasukan, pencampuran dan
pengabutan bahan bakar ke dalam, sehingga di peroleh perbandingan campuran
bahan bakar dan udara yang sesuai dengan keadaan beban dan kecepatan poros
engkol. Penyempurnaan pencampuran bahan bakar udara tersebut berlangsung
baik di dalam saluran isap maupun di dalam silinder sebelum campuran itu
terbakar. Campuran ini haruslah homogeny serta perbandingannya sama untuk
setiap silinder , campuran yang kaya (rich fuel) di perlukan dalam keadaan tanpa
beban dan beban penuh sedangkan campuran yang miskin (poor fuel) di perlukan
untuk operasi normal.

Gambar 2. Sistem Penyaluaran Bhan bakar (Sumber :


https://triiz.wordpress.com/2010/10/23/sistem-bahan-bakar/)

Ada empat macam bahan bakar yang digunakan pada kendaraan bermotor,
yaitu
a. Sistem karburator pada motor bensin
b. Sistem injeksi bahan bakar pada motor bensin
c. Sistem yang menggunakan bahan bakar gas cair atau gas alam
d. Sistem injeksi bahan bakar pada motor diesel
Sistem diatas tidak sama dalam hal proses kerja dan cara kerjanya, namun secara
umum memiliki kesamaan yaitu mempunyai tangki bahan bakar dan udara dengan
campuran masing masing udara dan bahan bakar sebesar 1 :15, sehingga dapat
terbakar di dalam ruang bakar pada motor.
1.3 Sistem Pemula (Starting)
Sistem starter merupakan bagian dari sistem pada kendaraan untuk
memberikan putaran awal bagi engine agar dapat menjalankan siklus kerjanya.
Dengan memutar fly wheel, engine mendapat putaran awal dan selanjutnya dapat
bekerja memberikan putaran dengan sendirinya melalui siklus pembakaran pada
ruang bakar.Sistem starter pada mesin motor terdiri dari motor listrik dan
pengerak. Penggerak mempunyai roda gigi kecil yang akan berhubungan dengan
roda gigi penerus pada saat diputar. Intinya fungsi sistem starter yaitu memngubah
nergi listrik menjadi energi gerak dengan daya yang kecil. Energi listrik diperoleh
dari batere yang disebut Accu. Komponen yang ada pada sistem starter meliputi :
a. Baterai
b. Sekring
c. Kunci kontak
d. Rellay
e. Motor starter

Gambar 3. Sistem Pemula Starting (Sumber : http://pendidikan-


menengah.blogspot.co.id/2011/03/sistem-starter.html)

1.4 Sistem Pengisian Kembali Baterai (Recharging System)


Sistem pengisian berfungsi untuk mengisi arus listrik ke batere dan
mensuplai arus listrik ke seluruh sistem kelistrikan setelah mesin dihidupkan. Ada
dua macam jenis sistem pengisian, yaitu
a. Generator yang berfungsi untuk menghasilkan arus searah ( direct current )
yang digunakan pada awal tahun 60 an.
b. Altenator yang berfungsi untuk menghasilkan arus bolak balik (alternating
current).
Pada saat ini, jenis sistem pengisian alternator lebih sering digunakan
dengan alasan konstruksi lebih kecil dan tahan lama, mampu menghasilkan arus
output saat kecepatan idle. Bagian bagian yang terdapat dalam sistem pengisian
menggunakan altenator meliputi Ignition switch, batere, altenator, dan Regolator
voltage.

1.5 Sistem Pelumasan (Lubrication System)


Sistem pelumasan motor terdiri dari pompa oli, pipa pipa, saringan oli
serta saluran saluran minyak dalam motor. Oli dari tangki minyak oli disalurkan
melalui saluran menuju sleuruh komponen motor dengan menggunakan pompa.
Tujuan pelumasan tidak hanya mengurangi gesekan tetapi juga mencegah keausan
dan mengurangi panas.

1.6 Sistem Pendinginan (Cooling System)


Sistem pendingin pada motor berfungsi sebagai media yang mengurangi
panas yang diterima dan dihasilkan dari proses kerja motor bakar. Namun dalam
proses kerjanya sistem pendingin tidak hanya menyerap panas motor, tetapi juga
mengatur suhu motor supaya tidak terjadi overheat dan tetap pada tingkat yang
telah ditentukan. Pada sistem pendingin yang menggunakan air, proses
pendinginan dilakukan dengan cara mensirkulasikan air melalui pipa saluran yang
ada dalam motor, dan air yang digunakan biasanya dinamakan air radiator. Pada
sistem pendingin dengan menggunakan udara, pendinginan dilakukan dengan
mensirkulasikan udara melalui sirip sirip pendingin dengan menggunakan kipas
dan udara dari luar motor.

1.7 Sistem Penerangan (Lighting System)


a. Lampu besar/kepala
Sistem lampu besar/kepala merupakan lampu penerangan yang berfungsi
untuk menerangi jalan dibagian depan kendaraan terutama pada malam hari. Pada
umumnya lampu besar/kepala ini dilengkapi dengan lampu jarak jauh dan lampu
dekat (high beam dan low beam) dan dapat dihidupkan dari salah satu switch oleh
dimmer switch. Jarak jangkau sinar yang dipancarkan oleh lampu kepala jarak
jauh harus dapat melebih 100 m. Ada kalanya lampu besar ini dimainkan
(memberikan tanda) pada saat kendaraan kita mau mendahului kendaraan yang
berada di depanya.

Gambar 4. Rangkaian system lampu besar (Sumber: http://www.viarohidinthea.com)

b. Lampu jarak dan lampu belakang


Lampu kecil untuk dalam kota ini berfungsi untuk memberi isyarat kepada
pengendara yang ada dibelakang ada serta lebarnya dari sebuah kendaraan pada
malam hari bagi pengendara yang di beakangnya, baik yang ada di depan maupun
di belakang. Lampu-lampu tersebut untuk yang bagian depan disebut dengan
lampu jarak (clearence light) dan yang dibagian belakang disebut dengan lampu
belakang (tail light).

Gambar 6. Rangkaian Letak lampu jarak dan lampu belakang beserta saklarnya
(Sumber: http://www.viarohidinthea.com).

c. Lampu Rem (brake light)


Lampu rem (brake light) berfungsi untuk memberi tanda kepada
pengendara yang ada di belakng mau berhenti atau mempelambat laju kendaraan.
Sehingga pengendara yang ada dibelakang tahu dan ini juga untuk menghindari
terjadinya benturan pada saat melakukan pengereman. Lampu rem ini diberi
warna merah dan bola lampunya mempunyai dua buah yang satu untuk lampu
kota/belakang. Switch rem terpasang pada bagian pedal, sehingga pada saat
melakukan pengereman secara otomatis lampu rem akan menyala.

Gambar 7. Rangkaian lampu rem (Sumber: http://www.viarohidinthea.com).

d. Lampu tanda belok


Lampu tanda belok atau yang lebh dikenal dengan istilah lampu sein yang
dipasang di bagian depan dan belakang ujung kendaraan yang berwarna kuning.
Berfungsi untuk memberi isyarat pada kendaraan yang ada di depan, belakang
dan sisi kendaraan bahwa pengendara bermaksud untuk membelok atau pindah
jalur. Lampu tanda belok mengedip secara tetap antara 60 sampai 120 kaii setiap
menitnya. Lampu bisa berkedip karena dilengkapi dengan flasher, Flasher tanda
belok adalah suatu alat yang menyebabkan lampu belok mengedip secara interval.
Flasher pada umumnya menggunakan tipe semi - transistor yang kompak, ringan
dan dapat diandalkan. Ada juga yang model tabung dan divariasikan dengan
suara. Dalam flasher tanda belok tipe semi-transistor, bila bola lampunya putus,
maka mengedipnya mulai cepat dari yang normal, dan ini merupakan tanda
kepada pengemudi untuk menggantinya.

Gambar 8. Rangkaian lampu tanda belok (Sumber:


http://www.viarohidinthea.com)
e. Lampu Hazard
Lampu hazard digunakan pada saat keadaan darurat untuk memberi isyarat
keberadaan kendaraan dari bagian depan, belakang dan kedua sisi selama berhenti
atau parkir dalam keadaan darurat. Lampu yang digunakan menyatu dengan
lampu tanda belok, tapi pada saat dinyalakan seluruh lampu mengedip serempak
depan dan belakang kiri kanan.

Gambar 5. Lampu hazard (Sumber: http://www.viarohidinthea.com).

f. Lampu mundur
Lampu mundur (back up light) dipasang pada bagian belakang kendaraan
dan berwarna putih berfungsi untuk member tanda kepada pengebdara lain atau
orang yang berada dibelakang pada saat kendaraan mundur, Karena lampu
mundur switch (saklar) nya dipasang pada transmisi, Lampu mundur akan
menyala bila tuas transmisi diposisikan mundur dengan kunci kontak ON.

Gambar 6. Rangkaian lampu mundur (Sumber :


http://www.viarohidinthea.com/2014/11/sistem-kelistrikan-bodi-pada-mobil.html)
1.8 Sistem Transmisi (Transmission System)
Transmisi merupakan proses memindahkan tenaga mesin sesuai dengan
kondisi pengendaraan, juga dapat memenuhi tujuan lain sperti dibawah ini,
disesuaikan dengan karakterristik mesin yang banyak digunakan pada kendaraan
dewasa ini. Menghasilkan tenaga yang lebih besar untuk saat start dan berjalan di
temapt yang mendaki. Menggerakkan roda-roda pada kecepatan tinggi selama
pengendaraan kecepatan tinggi (light-speed driving) dan Menggerakkan roda-roda
pada arah berlawanan untuk mundur. Sistem Transmisi dibedakan menjadi dua
yaitu manual dan automatic.
a. Transmisi Manual
1. Kombinasi dasar gigi transmisi
Kombinasi ini terjadi bila dua roda gigi yang dirangkai sehingga arah putaran dari
input shaft A (sisi mesin poros input) akan membalik arah ke poros output B (Sisi
proppeler shaft).
2. Gerak Maju
Gerak maju ini terjadi jika dua pasang roda gigi yang ada di dalam sistem
transmisi dirangkai agar putaran output shaft yang searah dengan input shaft.
3. Gerak Mundur
Mesin kendaraan tidak dapat berputar ke arah yang sebaliknya karena
keterbatasan yang ada pada kendaraan. Roda gigi idle dipasangkan diantara roda
gigi A dan B yang mengubah arah putaran sehingga mobil dapat berjalan mundur.

Gambar 7. Transmisi manual (Sumber:


http://www.viarohidinthea.com/2014/10/transmisi-manual-pada-mobil.html).
b. Transmisi Automatic
Transmisi otomatis adalah transmisi yang perpindahan giginya terjadi secara
otomatis berdasarkan beban mesin (besarnya penekanan pedal gas) dan kecepatan
kendaraan. Transmisi otomatis dapat dibedakan dalam sistem perpindahan gigi
dan waktu lock up yaitu :
1. Full hydraulic
Waktu perpindahan gigi dan waktu lock up diatur sepenuhnya secara hidraulis.
2. Electronic Control Transmission (ECT)
Waktu perpindahan gigi dan waktu lock up diatur secara elektronik. Tipe ini
menggunakan data (shift and lock pattern) yang tersimpan dalam ECU sebagai
kontrolnya, juga terdapat fungsi diagnosa dan fail-safe.
Transmisi otomatis juga bekerja pada lima atau enam tingkat sebagaimana berikut
:
1. Netral : (N)
2. Low Range : (L) = mobil mulai bergerak, kecepatan rendah, mendaki
dan menurun
3. Drive Range : (D) = Kecepatan tinggi pada jalan normal
4. Reverse Range : (R) = untuk mundur
5. Parking Range : (P) = berhenti atau parker
6. Angka 2 : digunakan untuk menurun

Gambar 8. Transmisi Auotomatic (Sumber:


http://www.viarohidinthea.com/2014/10/transmisi-otomatis-pada-mobil.html)
Perubahan kecepatan pada transmisi otomatis bergantung kepada injakan
pedal gas dan kecepatan poros kopel(profeller shaft). Dengan demikian jika tuas
pengatur terpasang pada posisi Low range, kendaraan akan mulai berjalan dari
low gear dan secara otomatis berpindak ke hight gear (kecepatan tinggi).
Kemudian apabila diperlukan momen yang besar, dengan menekan pedal
akselerasi transmisi akan segera berpindah dari hight gear ke low gear.
Perpindahan secara otomatis ini dapat dicapai sampai kecepatan 60 Km/jam.
Diatas kecepatan 60 tidak akan terjadi pemindahan walaupun pedal akselerasi
ditekan dalam-dalam. Hal tersebut dimaksudkan agar pada mesin tidak terjadi
kecepatan putar yang berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai