Disusun oleh:
151510383050
Semester IV
D-IV RADIOLOGI
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2017
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : 151510383050
Menyetujui,
Kepala Sub Unit Radiologi IGD Instruktur Klinis
RSUD Dr. Soetomo
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga tugas
laporan praktik kerja lapangan di Unit Radiologi IRD Rumah Sakit Dr. Soetomo
Surabaya ini dapat tersusun hingga selesai. Begitu banyak kekurangan dalam
makalah ini, oleh sebab itu penulis berharap adanya kritik dan saran agar makalah
ini dapat lebih baik lagi. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Terima kasih dan semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membaca serta memberikan manfaat positif bagi pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan........................................................................................................5
1.4 Manfaat......................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
2.1 Definisi Fraktur.........................................................................................6
2.2 Anatomi Ossa Pedis...................................................................................6
2.3 Patologi Pedis............................................................................................7
2.4 Teknik Pemeriksaan Radiografi Pedis.......................................................8
BAB III..................................................................................................................12
BAB IV..................................................................................................................15
4.1 Kesimpulan..............................................................................................15
4.2 Saran........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan adalah salah satu unsur penting untuk menjadikan
sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif. Apabila manusianya
sehat maka dalam melakukan kegiatan sehari-hari akan menjadi mudah.
Ada banyak sekali komponen kesehatan yang harus diperhatikan agar
produktivitas masyarakat meningkat, oleh karena itu kita harus berhati-hati
dalam beraktivitas.
Kesehatan bukan hanya tanggung jawab para petugas kesehatan,
melainkan juga tanggung jawab dari seluruh lapisan masyarakat. Seperti
contoh pada lingkup keluarga, orang tua yang sangat bertanggung jawab
pada kesehatan keluarganya. Kebiasaan-kebiasaan serta pola hidup dalam
keluarga harus diajarkan dengan benar. Apabila orang tua sudah
mengajarkan hal-hal baik maka keluarganya akan terhindar dari berbagai
resiko penyakit yang disebabkan karena makanan ataupun kecerobohan
dalam beraktivitas.
Orang tua harus memberi pengawasan yang lebih terhadap anaknya
yang tergolong masih kecil. Hal itu dilakukan karena anak-anak masih
mencoba mencari segala sesuatu yang belum ia ketahui. Seperti ketika
anak kecil bermain, mereka tidak mengetahui apa yang akan terjadi ketika
mereka tidak berhati-hati dalam bermain karena yang mereka tahu adalah
kegembiraan ketika bermain. Kecelakaan akibat kecerobohan dalam
bermain pada anak-anak sangat banyak terjadi entah itu karena terjatuh,
tertelan mainan dan lain sebagainya. Seperti kejadian pada kasus yang
diangkat pada makalah ini yaitu close fraktur pada metatarsal yang terjadi
pada anak kecil usia 10 tahun. Oleh karena itu, pengawasan yang lebih
dari orang tua sangat dibutuhkan ketika anak dalam masa pertumbuhan.
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang harus dipersiapkan sebelum pemeriksaan radiografi pedis AP
dan oblique?
2. Bagaimana langkah pemeriksaan radiografi pedis AP dan lateral pada
pasien yang sulit dikondisikan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui prosedur pemeriksaan radiografi ankle AP mortise dan
lateral.
1.4 Manfaat
Manfaat dari makalah ini yaitu agar kita dapat melakukan
pemeriksaan radiografi pedis AP dan lateral dengan baik serta memahami
langkah-langkah yang harus dilakukan ketika melakukan foto pada pasien
yang sulit untuk dikondisikan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Fraktur
Fraktur merupakan suatu keadaan dimana terjadi disintegritas
tulang, penyebab terbanyak adalah insiden kecelakaan, tetapi faktor lain
seperti proses degeneratif juga dapat berpengaruh terhadap kejadian
fraktur. Fraktur adalah suatu patahan pada kontinuitas struktur tulang
berupa retakan, pengisutan ataupun patahan yang lengkap dengan fragmen
tulang bergeser. Fraktur dapat dibedakan jenisnya berdasarkan hubungan
tulang dengan jaringan disekitar, bentuk patahan tulang, dan lokasi pada
tulang fisis.
6
anatomi kaki, maka harus kita perhatikan pemberian faktor eksposi untuk
dapat menunjukkan densitas keseluruhan bagian tulang kaki.
a. Trauma (benturan)
Ada dua trauma atau benturan yang dapat mengakibatkan fraktur yaitu
benturan langsung dan benturan tidak langsung.
7
Tekanan kronis berulang dalam jangka waktu lama akan
mengakibatkan fraktur (patah tulang) yang kebanyakan pada tulang
tibia dan fibula (tulang-tulang pada betis) atau metatarsal pada
olahragawan, militer maupun penari. Contoh pada seorang yang
senang baris berbaris dan menghentak-hentakkan kakinya, maka
mungkin terjadi patah tulang di daerah tertentu.
c. Keadaan abnormal pada tulang
Kelemahan tulang yang abnormal karena adanya proses patologis
seperti tumor maka dengan energi kekerasan yang minimal akan
mengakibatkan fraktur yang pada orang normal belum dapat
menimbulkan fraktur.
.
1. Proyeksi AP
Pasien diminta untuk supine di atas meja pemeriksaan. Setelah itu,
instruksikan pasien untuk menekuk salah satu lutut pasien yang akan
diperiksa. Selanjutnya pasang kaset di bawah kaki pasien. Untuk
proyeksi AP, kaki tidak dirotasikan kemana pun, jadi pasien
diinstruksikan untuk menahan posisi kaki sejajar dengan kaset selama
pemeriksaan berlangsung.
8
2. Proyeksi Lateral
Proyeksi lateral memiliki 2 macam yaitu mediolateral dan
lateromedial.
a. Lateral Mediolateral
Pasien diminta untuk supine di atas meja pemeriksaan.
Kemudian untuk kenyamanan pasien, tubuh pasien diposisikan
oblique (LPO/RPO). Atur pedis true lateral, sisi lateral pedis
menempel pada kaset. Fleksikan pedis sehingga membentuk sudut
900 terhadap cruris. Atur CR tegak lurus kaset, kemudian CP pada
pertenghan kaki. Instruksikan pasien untuk menahan posisi selama
pemeriksaan.
b. Lateral Lateromedial
Pada posisi ini, pada dasarnya langkah-langkah yang
dilakukan sama seperti proyeksi lateral mediolateral namun yang
menempel pada kaset adalah pedis sisi medial.
9
Tampak phalanges, metatarsal, os fibula, os tibia, tibiotalar joint, os
navicular, os talus, sinus tarsi, os calcaneus.
3. Proyeksi Oblique
10
Gambar 5 (Posisi Oblique Medial Rotation dan Lateral Rotation)
11
BAB III
PEMBAHASAN
Pada tanggal 12 April 2017 terdapat pasien anak berusia 10 tahun datang
ke IRD RSUD Dr. Soetomo bersama dokter dengan membawa surat permintaan
pemeriksaan radiologi pedis dengan proyeksi AP dan oblique. Klinis yang tertulis
adalah close fraktur metatarsal sinistra. Setelah itu kami periksa surat permintaan
pasien lalu kami input ke komputer. Kemudian kami mempersiapkan alat untuk
pemeriksaan radiologi pedis dengan proyeksi AP dan oblique yaitu :
12
Ketika pasien supine, kami menaruh kaset pertama di bawah pedis
pasien yang akan diperiksa sesuai permintaan yaitu di sinistra (kiri).
Karena pasien merasa sakit ketika kakinya kami posisikan, maka kami
menginstruksikan pasien untuk menekuk lututnya sendiri hingga dapat
diperoleh posisi kaki AP. Setelah pemosisian sudah selesai, selanjutnya
adalah mengatur tube x-ray sesuai dengan letak kaset. Lalu atur kolimasi
hingga seluruh bagian pedis terkena sinar.
Agar kaki pasien tidak bergerak dan pasien merasa tenang maka
ibu pasien kami persilahkan untuk memegang kaki pasien. Oleh karena itu
kami pasangkan apron untuk ibunya kemudian kami lakukan pemeriksaan.
Pada pengaturan kV, mA dan mS untuk pedis AP adalah 43, 125 dan 25.
Kemudian kami ekspos dengan melihat pasien apakah berubah posisi atau
tidak
13
Gambar 6 (Hasil Foto Pedis Proyeksi AP dan Lateral Medial Rotation)
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pemeriksaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa perlakuan pada pasien yang masih tergolong anak-anak berbeda
dengan pasien dewasa pada umumnya. Butuh kesabaran serta perlakuan
yang halus terhadap pasien dan juga dibutuhkan kreativitas dalam
memosisikan pasien tergantung dari keadaan fisik pasien yang akan
diperiksa. Oleh karena itu, perlu kemampuan serta tanggap dalam segala
keadaan yang akan dihadapi dalam bekerja sebagai radiografer.
4.2 Saran
Profesionalitas, tanggung jawab serta keramahan diharapkan dapat
diterapkan oleh seluruh radiografer agar pelayanan radiologi disegani oleh
banyak masyarakat. Apabila semua pekerjaan dilakukan sesuai prosedur
serta diterapkan dengan profesional maka kesehatan masyarakat akan
meningkat.
15
DAFTAR PUSTAKA
Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 5th ed. Tharmapalan S, editor. Singapore:
Saunders Elsevier; 2011.
Merrils. Phillip W. Ballinger MS, RT (R), FAERS, Eugene D. Frank MA, RT (R),
FASTR,. 2003. Radiographic Positions & Radiologic Procedures, Tenth Edition,
Mosby.
16