B. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Discovery Learning dan Pendekatan Saintifik dalam
pembelajaran diharapkan peserta didik mampu:
3.1.3 Menjelaskan bentuk pecahan
3.1.4 Mengurutkan bilangan pecahan
3.1.5 Membandingkan dua buah bilangan pecahan
4.1.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan beberapa urutan bilangan bulat
dan pecahan
C. Materi Pembelajaran.
Bilangan Pecahan
1. Pecahan Senilai
Perhatikan gambar dibawah ini,
Dari gambar diatas dapat terlihat bahwa , , dan memiliki ukuran yang sama,
dengan begitu pecahan-pecahan tersebut bisa dikatakan senilai. Jadi, Pecahan
senilai adalah pecahan yang memiliki nilai yang sama. Untuk memperoleh pecahan
senilai, perhatikan
uraian berikut ini;
-> dan adalah pecahan senilai.
-> dan adalah pecahan senilai
4 4:2 2
= = -> dan adalah pecahan senilai
6 6:2 3
12 12:3 4 4
= = -> dan adalah pecahan senilai
15 15:3 5 5
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa; Untuk memperoleh pecahan-pecahan
yang senilai dapat dilakukan dengan mengalikan atau membagi penyebut dan
pembilang dengan bilangan yang sama. Secara umum dapat dituliskan;
Bila diketahui, pecahan dengan b 0 maka berlaku atau ,
dimana n dan m konstanta positif bukan nol.
2. Menyederhanakan Pecahan.
Sebelumnya kalian sudah mengetahui cara menentukan pecahan senilai, yaitu dengan
mengalikan atau membagi pecahan tersebut dengan konstanta positif bukan nol.
Sekarang perhatikan cara menentukan pecahan-pecahan senilai berikut;
24 24: 2 12
= =
36 36: 2 18
24 24: 3 8
= =
36 36: 3 12
24 24: 6 4
= =
36 36: 6 6
24 24: 12 2
= =
36 36: 12 3
Pecahan pada pengerjaan tersebut tidak bisa dibagi lagi dengan bilangan lain selain
nol. Dalam hal ini, adalah pecahan paling sederhana dari . Untuk memperoleh
pecahan , pecahan harus dibagi dengan 12, dimana 12 merupakan FPB dari 24
dan 36.
Sehingga bisa dituliskan: Dalam menyederhanakan pecahan sebarang , b 0.
Berlaku , dimana n adalah FPB dari a dan b.
3. Menyatakan hubungan antara dua pecahan
Perhatikan gambar berikut :
Pada gambar tersebut, dapat terlihat pada (a) daerah yang diarsir adalah bagian,
sedangkan pada (b) daerah yang diarsir adalah bagian. Tampak bahwa luas arsiran
pada gambar (b) lebih besar dari luas arsiran pada gambar (a), atau dapat
dituliskan < atau > .
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa untuk menyatakan hubungan dua pecahan,
bandingkan pembilangnya, jika penyebut kedua pecahan sama. Adapun jika
penyebut kedua pecahan berbeda, untuk membandingkan pecahan tersebut,
samakan terlebih dahulu penyebut kedua pecahan (dengan menentukan KPK dari
penyebut kedua pecahan), kemudian bandingkan pembilangnya.
2 22 4
b. = 72 = 14
7
28 28:2 14
a. = 42:2 = 21
42
28 28:7 4
b. = 42:7 = 6
42
Jadi, dua pecahan senilai dengan adalah dan
D. Metode/Model/Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik (Scientifik)
Model : Discovery Learning
Metode : Diskusi Kelompok dan Tanya Jawab
1. Sikap jujur
Skor
No. Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan/tugas
2 Tidak melakukan plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain
tanpa menyebut sumber) dalam mengerjakan setiap tugas
3 Mengungkapkan persaan terhadap sesuatu apa adanya
4 Melaporkan data atau informasi apa adanya
5 Mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki
Jumlah skor
2. Sikap Displin
Skor
No. Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpul tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Membawa buku tulis sesuai dengan mata pelajaran
6 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
7 Membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah skor
Sesuai Permendikbud No. 81A Tahun 203 peserta didik memperoleh nilai adalah:
SB B C K SK
No Aspek-aspek yang dinilai
(5) (4) (3) (2) (1)
1 Kemampuan menelaah permasalahan
2 Kemampuan bekerjasama dalam kelompok
3 Keaktifan dalam diskusi
4 Kemampuan menghargai orang lain
5 Kemampuan menyimpulkan
6 Kemandirian dalam mengerjakan tugas dan soal-
7 soal
8 Kemampuan Presentasi
9 Kemampuan Membanding Presentasi
10 Kemampuan Menjawab / Argumentasi
Kemampuan Bertanya
Jumlah Skor
Rerata