Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
1
setiap lapisan masyarakat Indonesia agar bahasa yang menjadi landasan
dan sarana berkomunikasi menjadi mudah untuk dipahami dan tidak punah
karena pada hakikatnya berucap atau berbahasa yang baik adalah yang
sesuai dengan situasi dan kondisinya namun tidak mengesampingkan
penggunaan aturan bahasa dan EYD yang benar sesuai dengan kaidahnya.
1.3 Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan EYD
2. Jenis-jenisnya EYD
3. Bagaimana cara menerapkan penggunaan EYD yang baik dan benar
dalam kehidupan sehari-hari.
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan setelah makalah ini dibuat adalah sebagai
berikut.
1. Bagi penulis, makalah ini dapat membantu dalam mengetahui
bagaimana pengunaan ejaan yang disempurnakan dengan baik dan
benar.
2. Bagi pembaca, makalah ini dapat memberikan pemahaman mengenai
bagaimana berbahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan
kaidah EYD yang berlaku.
BAB II
ISI
2.1 Pengertian
Ejaan dalam suatu bahasa sangatlah penting. Pemenggalan kata itu
beguna terutama dalam akhir baris. Hal ini terjadi karena tidak hanya
2
berkisar pada persoalan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran
serta bagaimana menempatkan tanda-tanda baca, tetapi juga meliputi hal-
hal seperti: bagaimana memenggal kata, bagaimana menggabungkan kata,
baik dengan imbuhan maupun antara kata dengan kata tidak mungkin bagi
kita menulis seluruh kata dalam satu baris. Semua ini perlu aturan, aturan
itu dicakup dalam ejaan. Jadi, ejaan adalah keseluruhan peraturan
bagaimana menggambrkan lambang-lambang bunyi ujaran dan bagaimana
interelasi antar lambang-lambang itu dalam suatu bahasa.
Ejaan yang berlaku dalam bahasa Indonesia saat ini adalah ejaan
yang disempurnakan (EYD), yang telah diresmikan penggunaannya pada
tanggal 17 Agustus 1972, yang sebelumnya bahasa Indonesia
menggunakan ejaan Suwandi (ejaan republik).
Tujuan penyempurnaan ejaan itu adalah :
1. menyesuaikan ejaan bahasa Indonesia dengan perkembangan
bahasa Indonesia,
2. membina ketertiban dalam penulisan huruf dan tanda baca,
3. usaha pembakuan bahasa Indonesia,
4. mendorong perkembangan bahasa Indonesia
3
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri
atas huruf yang berikut. Nama setiap huruf disertakan di
sebelahnya.
b. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia
terdiri atas huruf a, i, u, e, o.
4
Huruf Konsonan Contoh Pemakaian dalam Kata
Di Awal Di Tengah Di Akhir
b Bahasa Sebut Adab
c Cakap Kaca -
d Dua Ada Abad
f Fakir Kafan Maaf
g Guna Tiga Gudeg
h Hari Saham Tuah
j Jalan Manja Mikraj
k Kami Paksa Politik
- Rakyat* Bapak*
l Lekas Alas Kesal
m Maka Kami Diam
n Nama Anak Daun
p Pasang Apa Siap
q** Quran Furqan -
r Raih Bara Putar
s Sampai Asli Lemas
t Tali Mata Rapat
v Varia Lava -
w Wanita Hawa -
x** Xenon - -
y Yakin Payung Juz
z Zeni Lazim
d. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang
dilambangkan dengan ai, au, dan oi.
5
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf
yang melambangkan konsonan, yaitu kh, ng, ny dan sy.
Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.
f. Pemenggalan Kata
Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.
a. Jika ditengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan
itu dilakukan diantara kedua huruf vokal itu.
Misalnya :
Ma-in,sa-at,bu-ah
Huruf diftong ai,au, dan oi tidak pernah diceraikan
sehingga pemenggalan kata tidak dilakukan dianta kedua
huruf itu.
Misalnya :
Au-la bukan a-u-l-a
Sau-dara bukan sa-u-dara
Am-boi bukan am-bo-i
b. Jika ditengah kata ada huruf konsonan, termasuk
gabungan huruf konsonan, di antara dua buah huruf vokal,
pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan.
Misalnya :
Ba-pak, ba-rang, su-lit, la-wan, de-ngan, ke-nyang, mu-ta-
khir
c. Jika ditengah kata ada dua huruf konsonan yang
berurutan, pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf
konsonan itu.
Gabungan huruf konsonan tidak pernah diceraikan.
Misalnya :
Man-di, som-bong, swas-ta, cap-lok, ap-ril, bang-sa,
makh-luk
6
d. Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau
lebih, pemenggalan dilakukan di antara huruf konsonan
yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Misalnya:
In-stru-men, ul-tra, in-fra, bang-krut, ben-trok, ikh-
las
Misalnya :
Catatan :
Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu
unsur itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalan
dapat dilakukan (1) di antara unsur-unsur itu atau (2) pada
unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah 1a, 1b, 1c, dan 1d di
atas.
Misalnya :
Bio-grafi, bi-o-gra-fi
Foto-grafi, fo-to-gra-fi
7
Intro-speksi, in-tro-spek-si
Kilo-gram, ki-lo-gram
Kilo-meter, ki-lo-me-ter
Pasca-panen, pas-ca-pa-nen
Keterangan :
8
d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar,
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama
orang.
Misalnya:
Mahaputra Yamin, Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim,
Imam Syafii, Nabi Ibrahim
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Misalnya:
Dia baru saja diangkat menjadi sultan
Tahun ini ia pergi naik haji.
9
g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa,
suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya :
bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris.
Huruf Kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama
bangsa, suku, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar
kata turunan.
Misalnya:
mengIndonesiakan kata asing, keinggris-inggrisan
10
j. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur
nama negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta
nama dokumen rsmi, kecuali kata seperti dan.
Misalnya :
Republik Indonesia, Majelis Permusyawaratan Rakyat,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Badan
Kesejahteraan ibu dan anak, Keputusan Presiden Republik
Indonesia, Nomor 57 tahun 1972
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang
bukan nama resmi negara, lembaga pemerintahan dan
ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.
Misalnya:
Menjadi sebuah republik, beberapa badan hukum,
kerjasama antara pemerintah dan rakyat, menurut undang-
undang yang berlaku
11
m. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama untuk singkatan
nama gelar, pangkata, sapaan.
Misalnya :
Dr. Doktor
M.A. master of art
S.E. sarjana ekonomi
S.H. sarjana hukum
S.S. sarjana sastra
Prof. professor
Tn. tuan
Ny. nyonya
Sdr. Saudara
12
Majalah Bahasa dan Sastra, buku Negarakertagama
karangan Prapanca, surat kabar Suara Rakyat
b. Kata Turunan
1) Jika imbuhan (awalan, sisipan, akhiran,) ditulis
serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya:
Bergeletar, dikelola, penetapan, menengok,
mempermainkan
13
Bertepuk tangan, garis bawahi, menganak sungai,
sebar luaskan
c. Kata Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan
tanda hubung.
Misalnya:
Anak-anak, buku-buku, kuda-kuda, mata-mata, biri-biri.
d. Gabungan Kata
1. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk,
termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.
14
Misalnya:
Duta besar, kambing hitam, kereta api cepat luar
biasa
Catatan:
Kata-kata yang dicetak miring di bawah ini ditulis serangkai.
Misalnya:
Si Amin lebih tua daripada si Ahmad.
Kami percaya sepenuhnya kepadanya.
15
Surat perintah itu dikeluarkan di Jakarta
h. Partikel
1. Partikel-lah, -kah,dan-tah ditulis serangkai dengan kata
yang mendahuluinya.
Misalnya:
Bacalah buku itu baik-baik.
Apakah yang tersirat dalam surat itu?
Apatah gunanya bersedih hati?
16
a. Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri
atas satu huruf atau lebih.
17
4. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran,
timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
Misalnya:
Cu cuprum
TNT trinitrotoluen
cm sentimeter
kVA kilovolt-ampere
l liter
kg kilogram
Rp (5.000,00) (lima ribu) rupiah
18
kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf
kecil.
Misalnya:
pemilu pemilihan umum
radar radio detecting and ranging
rapim rapat pimpinan
rudal peluru kendali
tilang bukti pelanggaran
Catatan :
Jika dianggap perlu membentuk akronim, hendaknya
diperhatikan syarat-syarat sebagai berikut. (1) Jumlah
suku kata akronim jangan melebihi jumlah suku kata
yang lazim pada kata Indonesia. (2) Akronim dibentuk
dengan mengindahkan keserasian kombinasi vokal dan
konsonan yang sesuai dengan pola kata Indonesia
yang lazim
19
Y100 10 persen
2.000 rupiah 27 orang
*tanda titik di sini merupakan tanda desimal
20
f. Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan
dengan cara berikut.
Misalnya:
Paku Buwono X; pada awal abad XX; dalam
kehidupan pada abad ke-20 ini; lihat Bab II, Pasal 5;
dalam bab ke-2 buku ini; di daerah tingkat II itu; di
tingkat kedua gedung itu; di tingkat ke-2 itu; kantor di
tingkat IIitu.
21
Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu.
Pak Darmo mengundang 250 orang tamu.
Bukan:
15 orang tewas dalam kecelakaan itu.
Dua ratus lima puluh orang tamu di undang Pak
Darmo.
22
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap
unsur dari berbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun
dari bahasa asing, seperti Sanskerta, Arab, Portugis, Belanda, atau
Inggris. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur pinjaman dalam
bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua golongan besar. Pertama,
unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa
Indonesia, seperti reshuffle, shuttle cock, lexploitation de
lhomme par lhomme. Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks
bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara
asing. Kedua, unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya
disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini
diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga
bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk
asalnya.
Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan itu sebagai
berikut.
aa (Belanda) menjadi a
paal pal
baal bal
octaaf oktaf
ai tetap ai
trailer trailer
caisson kaison
au tetap au
audiogram audiogram
autotroph autotrop
tautomer tautomer
hydraulic hidraulik
23
caustic kaustik
(Sanskerta) menjasi s
abda sabda
24
astra sastra
e tetap e
effect efek
description deskripsi
synthesis sintesis
ea tetap ea
idealist idealis
hebeas habeas
ee (Belanda) menjadi e
stratodfeer stratosfer
systeem sistem
ei tetap ei
eicosane eikosan
eidetic eidetic
einsteinium einsteinium
eo tetap eo
stereo stereo
geometry geometri
zeolite zeolite
eu tetap eu
neutron neutron
eugenol eugenol
europium europium
f tetap f
fanatic fanatik
factor faktor
fossil fosil
gh menjadi g
igue ige
gigeue gige
25
riem rim
kh (Arab) tetap kh
khusus khusus
akhir akhir
ng tetap ng
contingent kontingen
congress kongres
linguistics linguistik
oo (Belanda) menjadi o
komfoor kompor
provoost provos
oo (Inggris) menjadi u
cartoon kartun
proof pruf
pool pul
ph menjadi f
phase fase
physiology fisiologi
spectrograph spektograf
ps tetap ps
pseudo Pseudo
psychiatry Psikiatri
26
psychic psikis
psychosomatic psikosomatik
pt tetap pt
pterosaur pterosaur
pteridology pteridologi
ptyalin ptialin
q menjadi k
aquarium akuarium
frequency frekuensi
equator ekuator
Rh menjadi r
rhapsody rapsodi
rhombus rombus
rhythm ritme
rhetoric retorika
Th menjadi t
theocracy teokrasi
orthography ortografi
thiopental thiopental
thrombosis thrombosis
methode ( Belanda) metode
27
u tetap u
unit unit
nucleolus nukleolus
structure struktur
institute institut
ua tetap ua
dualisme dualisme
aquarium akuarium
ue tetap ue
suede suede
duet duet
ui tetap ui
equinox ekuinoks
conduite konduite
uo tetap uo
fluorescein fluoresein
quorum kuorum
quota kuota
uu menjadi u
prematuur prematur
vacuum vakum
v tetap v
vitamin vitamin
television televisi
cavalry kavaleri
28
excision eksisi
excitation eksitasi
z tetap z
zenith zenith
zirconium zirkonium
zodiac zodiak
zygote zigot
29
mengandung kedua huruf itu di Indonesia menurut kaidah
yang terurai di atas. Kedua huruf itu dipergunakan dalam
penggunaan tertentu saja, seperti dalam pembedaan nama dan
istilah khusus.
-ant menjadi an
accountant akuntan
informant informan
30
ideeel ideal
materiel materiel
morel morel
-ist menjadi is
publicist publisis
egoist egois
31
technology, technologie teknologi
physiology, physiologie fisiologi
analogy, analogie analogi
-or menjadi or
dictator dictator
corrector korektor
32
Misalnya:
a. III. Departemen Dalam Negeri
A. Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat
Desa
B. Direktorat jenderal Agraria
1. ....
b. 1. Patokan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
1.2.1 Gambar Tangan
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik
Catatan :
Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf
dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau hurf itu
merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf.
33
Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.213
jiwa
b. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan
ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukan
jumlah.
Misalnya :
Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung.
Lihat halaman 2345 dan seterusnya.
Nomor Gironya 5645678.
34
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat antara
yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului
oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
Misalnya :
Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.
35
Kata ibu, saya gembira sekali.
Saya gembira sekali, kata ibu,karena kamu
lulus.
36
12,5 m
Rp. 12,50
37
1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-
bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Misalnya :
Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.
Misalnya :
Misalnya :
38
Sekretaris : S. Handayani
Bendahara : B. Hartwan
Hari : Senin
Waktu : 09.30
Misalnya :
4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan
halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab suci, (iii)
di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) di
antara nama kota dan penerbit buku acuan dalam
karangan.
Misalnya :
Surat Yasin: 9
39
Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup:
Sebuah Studi, sudah terbit.
Misalnya :
Atau
40
Beberapa pendapat mengenai masalah i-
tu telah disampaikan ....
Misalnya :
Misalnya :
Misalnya :
41
p-a-n-i-t-i-a
8-4-1973
Misalnya :
Bandingkan dengan :
Misalnya :
Misalnya :
42
di-smash, pen-tackle-an
Misalnya:
Misalnya :
Misalnya :
19101945
JakartaBandung
Catatan :
43
G. Tanda Elipsis (...)
1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Misalnya :
Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
Misalnya :
Catatan :
Misalnya :
44
Misalnya :
Misalnya :
45
Misalnya :
Misalnya :
Misalnya :
46
1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Misalnya :
Misalnya :
Misalnya :
47
4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang
mengakhiri petikan langsung.
Misalnya :
Misalnya :
Catatan :
Misalnya :
48
Bapak pulang, dan rasa letihku lenyap seketika,
ujar Pak Hamdan.
Misalnya :
Feed-back balikan
Misalnya :
No. 7/PK/1973
Misalnya :
49
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata
atau bagian angka tahun.
Misalnya :
Ali `kan kusurati. (`kan = akan )
Malam `lah tiba. (`lah = telah)
1Januari `88 (`88 = 1988)
Bentuk mengentaskan berasal dari kata dasar entas yang artinya sama
dengan `angkat`. Dalam KBBI, mengentaskan berarti mengangkat
(sesuatu) dari lingkungan cairan. Arti lain ialah menyadarkan;
memperbaiki nasib. Dengan demikian, mengentaskan kemiskinan
mengandung arti yang sama dengan mengangkat kemiskinan.
Padahal, yang ingin diangkat itu bukan kemiskinan, melainkan
masyarakat dari kemiskinan. Oleh karena itu, kalimat di bawah ini
mengandung makna yang kurang tepat.
50
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan berusaha mengentaskan
kemiskinan melalui pendekatan pendidikan.
Kalimat di atas seharusnya diubah menjadi kalimat seperti di
bawah ini.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan berusaha mengentaskan
masyarakat miskin melalui pendekatan pendidikan.
Jika kita membuka KBBI, tidak akan kita temukan kata atau leksem
pungkir. Oleh karena itu, kita juga tidak akan menemukan bentuk
dipungkiri. Dalam KBBI hanya terdapat bentuk mungkir, memungkiri,
dan dimungkiri. Dengan demikian, kalimat di atas hendaknya diubah
menjadi kalimat seperi berikut.
51
a. Bandung Utara merupakan area pemukiman yang cukup padat.
52
Sebenarnya kata bentukan merusak termasuk kata intransitif, yakni
kata yang tidak memerlukan objek kalimat. Bentukan kata tersebut
sejalan dengan bentukan membusuk, menghijau, melapuk, dan
membaik dalam kalimat di bawah ini.
Kata merusak dalam kalimat di atas diikuti objek. Oleh karena itu,
bentuk yang tepat agar bisa diikuti oleh objek adalah benuk
merusakkan. Jadi, kedua kalimat di atas dapat diubah menjadi berikut
ini.
53
tepat adalah provinsi. Oleh karena itu, dianjurkan untuk menggunakan
cara penulisan yang sesuai dengan kaidah, yakni cara penulisan
provinsi. Sejalan dengan ketentuan tersebut, berikut cara penulisan
kata-kata yang tepat.
November bukan Nopember
Februari bukan Pebruari
Pasfoto bukan pasphoto
Izin bukan ijin
54
Berikut ini merupakan contoh penggunaan kata di, pada, dan dalam
yang kurang tepat.
Contoh: dalam waktu dua jam, dalam peristiwa itu, dalam perang
saudara itu, dalam satu hari ini
Contoh: pada awal tahun, pada saat itu, pada kami, pada burung
55
8. Bentukan tidak sejalan
56
Bentuk kalimat seperti di atas merupakan kalimat yang kurang baik
karena belum mengetengahkan jalan pikiran dengan baik. Kunci
kekeliruan jalan pikiran atau nalar ini adalah adanya penggunaan kata
untuk dan adalah. Menurut norma bahasa, di depan kata adalah harus
berupa kata benda atau kata yang dibendakan karena bagian itu akan
berfungsi sebagai subjek kalimat. Oleh karena itu, kata untuk harus
dihilangkan.
Jika pada kalimat di atas kata depan untuk tetap dipertahankan, maka
bagian kalimat yang didahului kata depan itu akan berfungsi sebagai
keterangan. Dengan begitu, perhatian harus ditujukan terhadap kata
adalah. Kata atau bagian kalimat yang terletak di belakang adalah
akan berfungsi sebagai pelengkap, padahal yang dibutuhkan adalah
bagian kalimat yang berfungsi sebagai subjek. Agar kata sambutan-
sambutan itu dapat berfungsi sebagai subjek, maka kata adalah harus
diubah, misalnya menjadi akan, disampaikan atau akan kami
sampaikan. Jadi, agar kalimat tersebut menjadi kalimat yang
mengetengahkan jalan pikiran dengan baik, harus diubah menjadi
bentuk kalimat seperti berikut ini.
57
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa:
a.
3.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut.
a. Bagi pembaca, jangan pantang menyerah dalam meningkatkan
prestasi.
b.
58
DAFTAR PUSTAKA
59