SKENARIO 1
Racing
A young man of 18 years in the conscious state was brought to the emergency unit after a
motorcycle accident. The patient can not walk alone, confused speech. Obtained vital sign
obtained TD 150/90 mmHg, pulse 60x / min, RR 2 8 x / min. Results found history
anamnesis loss of consciousness for 10 minutes, and on physical examination found he
matom in the region of the right orbit and right temporal region. After 30 minutes, the patient
experienced a rapid decline in consciousness and response to pain is the lower, right pupil
fixed and dilated, while the left pupil small and reactive.
2
STEP 1
STEP 2
STEP 3
Pada trauma capitis , gangguan kesadaran dinilai secara kwantitatif artinya diberikan
nilai (score) tertentu pada setiap tingkat kesadaran.
Pemeriksaan disimpulkan dalam suatu tabel Skala Koma Glasgow (Glasgow Coma
Scale)
Eye Opening
Menurut perintah 6
Menghindari nyeri 4
Fleksi (decorticate) 3
Ekstensi (decerebrasi) 2
Jumlah 15
Berdasarkan Skala Koma Glasgow , berat ringan trauma capitis dibagi atas ,
4. Pupil harus diperiksa untuk mengetahui ukuran dan reaksi terhadap cahaya.
Perbedaan diameter antara dua pupil yang lebih besar dari 1 mm adalah abnormal.
Pupil yang terfiksir untuk dilatasi menunjukkan adanya penekanan terhadap saraf
okulomotor ipsilateral. Respon yang terganggu terhadap cahaya bisa merupakan
akibat dari cedera kepala.
5. Komplikasi yang sering terjadi adalah koma, infeksi, kejang, hilangnya kemampuan
kognitif dan alzheimer
6. Penatalaksanaan awal penderita cedera kepala pada dasarnya memiliki tujuan untuk
sedini mungkin dan mencegah cedera kepala sekunder serta memperbaiki keadaan
umum seoptimal mungkin sehingga dapat membantu penyembuhan sel sel otak yang
sakit (Fauzi,2002). Untuk penatalaksanaan cedera kepala menurut (IKABI, 2004)
telah menempatkan standar yang disesuaikan dengan tingkat keparahan cedera yaitu
cedera kepala ringan,cedera kepala sedang dan cedera kepala berat.
6
7. Pupil harus diperiksa untuk mengetahui ukuran dan reaksi terhadap cahaya.
Perbedaan diameter antara dua pupil yang lebih besar dari 1 mm adalah abnormal.
Pupil yang terfiksir untuk dilatasi menunjukkan adanya penekanan terhadap saraf
okulomotor ipsilateral. Respon yang terganggu terhadap cahaya bisa merupakan
akibat dari cedera kepala.
7
STEP 4
1. Pemeriksaan kesadaran
Pemeriksaan kesadaran paling baik dicapai dengan menggunakan Glasgow Coma
Scale (GCS). GCS merupakan sistem skoring yang didasari pada tiga pengukuran,
yaitu : pembukaan mata, respon motorik, dan respon verbal. Skor dari masing-masing
komponen dijumlahkan dan memberikan total nilai GCS. Nilai terendah adalah 3
sedangkan nilai tertinggi adalah 15.
Menurut Japardi (2004), GCS bisa digunakan untuk mengkategorikan pasien menjadi
GCS < 9 : pasien koma dan cedera kepala berat
Fungsi utama dari GCS bukan sekedar merupakan interpretasi pada satu kali
pengukuran, tetapi skala ini menyediakan penilaian objektif terhadap tingkat
kesadaran dan dengan melakukan pengulangan dalam penilaian dapat dinilai apakah
terjadi perkembangan ke arah yang lebih baik atau lebih buruk.
Eye Opening
Menurut perintah 6
Menghindari nyeri 4
Fleksi (decorticate) 3
Ekstensi (decerebrasi) 2
8
Jumlah 15
9
kepala. Jenis fraktur ini sering terjadi pada bayi dan balita karena
sutura-sutura belum menyatu dengan erat. Fraktur diastasis pada
usia dewasa sering terjadi pada sutura lambdoid dan dapat
mengakibatkan terjadinya hematum epidural.
c). Fraktur kominutif
Edema cerebri terjadi karena gangguan vaskuler akibat trauma kepala. Pada
edema cerebri tidak tampak adanya kerusakan parenkim otak namun terlihat
pendorongan hebat pada daerah yang mengalami edema. Edema otak bilateral lebih
disebabkan karena episode hipoksia yang umumnya dikarenakan adanya renjatan
hipovolemik.
d).Iskemi cerebri
Iskemia cerebri terjadi karena suplai aliran darah ke bagian otak berkurang
atau terhenti. Kejadian iskemia cerebri berlangsung lama (kronik progresif) dan
disebabkan karena penyakit degeneratif pembuluh darah otak.
16
1. Pemeriksaan kesadaran
2. Pemeriksaan Pupil
3. Pemeriksaan Neurologis
PERANGKAT DIAGNOSA.
CT-Scan adalah suatu alat foto yang membuat foto suatu objek dalam sudut 360
derajat melalui bidang datar dalam jumlah yang tidak terbatas. Bayangan foto akan
direkonstruksi oleh komputer sehingga objek foto akan tampak secara menyeluruh
(luar dalam). Foto foto CT Scan akan tampak sebagai penampang penampang
melintang dari objeknya.
Dengan CT-Scan isi kepala secara anatomis akan tampak dengan jelas. Pada trauma
kapitis, fraktur , perdarahan dan edema akan tampak dengan jelas baik bentuk maupun
ukurannya.
Alat ini mendeteksi kepadatan atom hydrogen di tubuh manusia dan komputer akan
merekonstruksinya dalam bentuk bayangan 3 dimensi, sehingga foto setiap
penampang : penampang melintang,sagittal dan coronal dapat ditampilkan.
MRI mempunyai teknologi yang lebih maju dari CT-Scan, akan tetapi tiap tiap alat
mempunyai keunggulan masing-masing.
Alat ini masih dipergunakan untuk melihat bayangan tulang tengkorak, untuk melihat
fraktur secara keseluruhan.
18
4. l
19
b. Kadar alkohol dalam darah, zat toksik dalam urine untuk diagnostik /
medikolagel
Therapy :
a.Obat anti nyeri non narkotik
b. Toksoid pada luka terbuka
Penderita dapat diobservasi selama 12 24 jam di Rumah Sakit
II. CEDERA KEPALA SEDANG ( GCS = 9 13 )
Pada 10 % kasus :
Masih mampu menuruti perintah sederhana
Tampak bingung atau mengantuk
Dapat disertai defisit neurologis fokal seperti hemi paresis
Pada 10 20 % kasus :
Mengalami perburukan dan jatuh dalam koma
Harus diperlakukan sebagai penderita CK. Berat.
Tindakan di UGD :
Anamnese singkat
Stabilisasi kardiopulmoner dengan segera sebelum pemeriksaan
neulorogis
Pemeriksaan CT. scan
Penderita harus dirawat untuk diobservasi
Penderita dapat dipulangkan setelah dirawat bila :
Status neulologis membaik
CT. scan berikutnya tidak ditemukan adanya lesi masa yang
memerlukan pembedahan
Penderita jatuh pada keadaan koma, penatalaksanaanya sama dengan CK.
Berat.
Airway harus tetap diperhatikan dan dijaga kelancarannya
B. seconady survey
Penderita cedera kepala perlu konsultasi pada dokter ahli lain.
24
C. Pemeriksaan Neurologis
Dilakukan segera setelah status cardiovascular penderita stabil,
pemeriksaan terdiri dari :
GCS
Reflek cahaya pupil
Gerakan bola mata
Tes kalori dan Reflek kornea oleh ahli bedah syaraf
Sangat penting melakukan pemeriksaan minineurilogis sebelum
penderita dilakukan sedasi atau paralisis
Tidak dianjurkan penggunaan obat paralisis yang jangka panjang
Gunakan morfin dengan dosis kecil ( 4 6 mg ) IV
Lakukan pemijitan pada kuku atau papila mame untuk memperoleh
respon motorik, bila timbul respon motorik yang bervariasi, nilai repon
motorik yang terbaik
Catat respon terbaik / terburuk untuk mengetahui perkembangan
penderita
Catat respon motorik dari extremitas kanan dan kiri secara terpisah
Catat nilai GCS dan reaksi pupil untuk mendeteksi kestabilan atau
perburukan pasien.
A. Prosedur Diagnosis
PENATALAKSANAAN PEMBEDAHAN
STEP 5
STEP 7
1. Trauma kapitis ( Pemeriksaan Penunjang, diagnosis, tatalaksana)
2. Informed consent