Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA)

Vol. 1, No. 2, (2016) Halaman 01-15


ol.x, No.x, July xxxx, pp. 1
PENGARUH PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH, AKUNTABILITAS, DAN TRANSPARANSI
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH PADA
KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

Fifit Purnama1 Dan Nadirsyah2


1,2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala
e-mail: fifit_purnama22@yahoo.com

Abstract
The purpose of this research is to examine the influence of local finance supervision, accountability, and
local finance management transparency of the performance of local government of South-West Aceh (Abdya)
regency. Population of the research is 44 SKPK (SatuanKerjaPerangkatKabupaten). The sampling technique used
was simple random sampling, 31 SKPK were selected a the sample of the research with 93 respondents in total. The
data used in the supervision sectorewere quantitative types and the data resource was primary resource. The data
was collected using questionnaire. The data was analyzed using multiple regression analysis aided by SPSS program
of version 20.00.
The result showed that the supervision of the local finance, accountability, and transparency in the finance
management either simultaneously or partially influence the performance of the local government of Abdya regency.

Keywords : Supervision , Accountability , Transparency , Local Government Performance

1. Pendahuluan kelemahan yang berkaitan dengan SPI (Sistem


1.1 Latar Belakang Pengendalian Intern) dan kepatuhan terhadap
Tingginya berbagai asumsi masyarakat terhadap peraturan perundang-undangan.
pelaksanaan otonomi daerah menyebabkan kinerja Kelemahan dalam sistem pengendalian intern di
pemerintah menjadi salah satu isu yang menjadi Kabupaten Abdya diantaranya terletak pada
sorotan publik. Hal ini dikarenakan masyarakat belum pengelolaan keuangan tahun 2014 yang belum tertib.
merasakan hasil kinerja pemerintah secara maksimal Pengelolaan dana kapitasi dan nonkapitasi JKN
(Auditya et al., 2013). Sebagai organisasi sektor (Jaminan Kesehatan Nasional) pada fasilitas kesehatan
publik, pemerintah dituntut untuk melaksanakan tingkat pertama tidak sesuai dengan ketentuan,
kinerja yang baik dalam menjalankan tugas dan pengelolaan persediaan pada SKPK (Satuan Kerja
tanggung jawabnya. Tuntutan akan kinerja pemerintah Perangkat Kabupaten) tidak tertib, nilai investasi
yang baik ini terjadi hampir disemua pemerintahan nonpermanen pemerintah Kabupaten Abdya sebesar
seiring dengan diterapkannya konsep otonomi daerah Rp1.448.150.000,00 belum disajikan secara wajar
dan penetapan perundang-undangan terkait dengan sesuai dengan SAP (Standar Akuntansi Pemerintah),
pengelolaan pemerintahan termasuk pemerintah di serta penatausahaan dan pelaporan aset tetap
Kabupaten Abdya (Aceh Barat Daya). pemerintah Kabupaten Abdya masih belum memadai.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dari BPK Selanjutnya, temuan pada ketidakpatuhan terhadap
(Badan Pemeriksa Keuangan) tahun 2014 Kabupaten peraturan perundang-undangan terlihat pada upaya
Abdya mendapat opini WDP (Wajar Dengan penyelesaian kasbon yang belum optimal, piutang
Pengecualian) atas pertanggungjawaban pengelolaan daerah senilai Rp4.382.703.080,00 tidak dapat
keuangan berupa laporan keuangan pemerintahan diyakini kewajaran nilainya.
(ajnn.net, 2015). Opini BPK ini merupakan salah satu Pada kasus lain, pemerintah Kabupaten Abdya
ukuran kinerja pemerintah dalam bidang pengelolaan memprediksi atau mengestimasi SILPA (Sisa Lebih
keuangan. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang Perhitungan Anggaran) dalam APBK (Anggaran
dilakukan oleh BPK menunjukkan bahwa laporan Pendapatan Belanja Kabupaten) tahun 2015 sebesar
keuangan Kabupaten Abdya masih terdapat beberapa Rp105.000.000.000,00 yang disampaikan dalam rapat
1
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 2, (2016)
ol.x, No.x, July xxxx, pp. 1
paripurna pembukaan pembahasan rancangan APBK 1.2 Rumusan Masalah
tahun 2016 di Aula DPRK (Dewan Perwakilan Rakyat Berdasarkan uraian latar belakang tersebut,
Kabupaten). Sementara di tahun 2014, SILPA APBK maka yang menjadi perumusan masalah dalam
Abdya juga mencapai Rp. 100.000.000.000,00 Terkait penelitian ini adalah:
hal itu, diduga banyak perencanaan kegiatan termasuk 1) Apakah terdapat pengaruh pengawasan
sejumlah proyek yang tidak selesai dikerjakan hingga keuangan daerah, akuntabilitas, dan
akhir tahun, sehingga terjadi pembengkakan anggaran. transparansi pengelolaan keuangan daerah
(Acehterkini.com, 2015). terhadap kinerja pemerintah daerah.
Fenomena tersebut menunjukkan bahwa selama 2) Apakah terdapat pengaruh pengawasan
ini pemerintah Kabupaten Abdya belum menerapkan keuangan daerah terhadap kinerja pemerintah
pengawasan khususnya dibidang pengelolaan daerah.
keuangan daerah secara optimal dan belum 3) Apakah terdapat pengaruh akuntabilitas
sepenuhnya menerapkan prinsip good governance pengelolaan keuangan daerah terhadap kinerja
pada kinerja pemerintah dalam pengelolaan keuangan. pemerintah daerah.
Karakteristik pelaksanaan good governance meliputi 4) Apakah terdapat pengaruh transparansi
antara lain transparency, responsiveness, consessus pengelolaan keuangan daerah terhadap kinerja
orientation, equity, efficiency, dan effectiveness, serta pemerintah daerah.
accountability (Mardiasmo, 2006). Berdasarkan
karakteristik tersebut dan fenomena yang terjadi di 1.3 Tujuan Penelitian
pemerintah Kabupaten Abdya inilah yang menarik Dengan demikian tujuan yang ingin dicapai
peneliti untuk meneliti lebih jauh mengenai kondisi dalam penelitian ini adalah:
yang berkaitan dengan akuntabilitas dan transparansi 1) Untuk menguji pengaruh pengawasan
pengelolaan keuangan daerah sebagai bagian dari keuangan daerah, akuntabilitas, dan
good governance serta pengawasan pengelolaan transparansi pengelolaan keuangan daerah
keuangan daerah dalam upaya mendukung terhadap kinerja pemerintah daerah.
pelaksanaan good governance secara keseluruhan. 2) Untuk menguji pengaruh pengawasan
Perkembangan organisasi sektor publik yang keuangan daerah terhadap kinerja pemerintah
semakin pesat menuntut pemerintah agar melakukan daerah.
kinerja yang baik dalam melaksanakan tugas dan 3) Untuk menguji pengaruh akuntabilitas
tanggungjawabnya. Kinerja pemerintah dikatakan baik pengelolaan keuangan daerah terhadap kinerja
dapat dilihat dari tingkat pencapaian hasil yang pemerintah daerah.
dilaksanakan secara nyata dan maksimal. Kinerja 4) Untuk menguji pengaruh transparansi
suatu organisasi yang telah dilaksanakan dengan pengelolaan keuangan daerah terhadap kinerja
tingkat pencapaian hasil tertentu, harus sesuai dengan pemerintah daerah.
visi dan misi organisasi yang telah ditetapkan sebagai
landasan dalam pelaksanaan tugas yang harus 1.4 Kegunaan Hasil Penelitian
dipertanggungjawabkan (Mahsun, 2006:4). Aspek Akademis (Teoritis)
Untuk mengetahui tingkat pencapaian 1) Bagi pengembangan ilmu akademis diharapkan
pelaksanaan suatu kegiatan/program berhasil atau dapat memberikan sumbangan dalam
tidaknya diperlukan pengukuran kinerja sebagai alat pengetahuan ilmu akuntansi, khususnya
ukur. Pengukuran kinerja membantu pejabat berkaitan dengan pengawasan, akuntabilitas,
pemerintah daerah dalam menentukan tingkat dan transparansi keuangan daerah dalam rangka
pencapaian tujuan dan membantu warga untuk meningkatkan kinerja.
mengevaluasi apakah tingkat pelayanan yang 2) Bagi peneliti dapat memperoleh wawasan yang
diberikan pemerintah setara dengan uang yang mereka luas tentang kinerja pemerintah daerah terutama
keluarkan untuk pelayanan tersebut (Ulum, 2012:20). mengenai pengawasan keuangan daerah,
akuntabilitas, dan transparansi pengelolaan
keuangan daerah.

2
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 2, (2016)
ol.x, No.x, July xxxx, pp. 1
3) Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat berupa dana, sumber daya manusia,
ini dapat dijadikan bahan pembanding atau informasi, kebijakan/peraturan perundang-
referensi yang berkaitan dengan judul penelitian undangan, dan sebagainya.
ini. 2) Indikator keluaran (outputs) adalah sesuatu
Aspek Praktis (Operasional) yang diharapkan langsung dapat
1) Bagi pemerintah daerah penelitian ini diperoleh/dicapai dari suatu kegiatan, baik
diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan kegiatan yang berupa kegiatan fisik maupun
pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam non fisik.
bidang akuntansi sektor publik berkaitan 3) Indikator hasil (outcomes) adalah segala sesuatu
dengan pengawasan, akuntabilitas, dan yang mencerminkan berfungsinya keluaran
transparansi dalam rangka meningkatkan kegiatan pada jangka menengah (efek
kinerja pemerintah daerah. langsung).
4) Indikator manfaat (benefit) adalah segala
2. Kerangka Teoritis dan Pengembangan sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari
Hipotesis pelaksanaan kegiatan.
2.1 Kinerja Pemerintah Daerah 5) Indikator dampak (impacts) adalah pengaruh
Kinerja pemerintah merupakan gambaran yang ditimbulkan baik positif maupun negatif
mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan terhadap setiap tingkat indikator berdasarkan
instansi pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi, asumsi yang telah ditetapkan.
dan strategi instansi pemerintah yang
mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan 2.2 Pengawasan Keuangan Daerah
pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program Secara umum pengawasan dapat dirumuskan
dan kebijakan yang ditetapkan (MenPAN:2007). sebagai suatu proses kegiatan yang dilakukan secara
Dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan, terus menerus atau berkesinambungan untuk
pemerintah daerah memerlukan sistem pengelolaan mengamati, memahami, dan menilai setiap
keuangan sebagai alat untuk mengukur kinerja dan pelaksanaan kegiatan tertentu sehingga dapat
mengendalikan pemerintahan agar potensi terjadinya mencegah atau memperbaiki kesalahan atau
kecurangan-kecurangan dan penyimpangan semakin penyimpangan yang terjadi (Halim dan Iqbal,
kecil serta adanya kejelasan hukum dalam 2012:37). Pengawasan keuangan daerah merupakan
pelaksanaan pemerintahan (Sumarsono, 2010:84). bagian integral dari pengelolaan keuangan daerah.
Menurut Ulum (2012:20) pengukuran kinerja Berdasarkan pengertiannya, pengawasan keuangan
adalah cara untuk mempertahankan prestasi berbagai daerah pada dasarnya mencakup segala tindakan untuk
pekerjaan dan pelayanan yang dilakukan pemerintah. menjamin agar pengelolaan keuangan daerah berjalan
Pengukuran kinerja membantu pejabat pemerintah sesuai dengan rencana, ketentuan, dan undang-undang
daerah dalam menentukan tingkat pencapaian tujuan yang berlaku (Baswir, 1999:129).
dan juga membantu warga untuk mengevaluasi apakah Pengawasan keuangan daerah berkaitan erat
tingkat pelayanan pemerintah setara dengan uang yang dengan kinerja pemerintah daerah. Hal ini disebabkan
mereka keluarkan untuk pelayanan-pelayanan karena pencapaian keberhasilan suatu visi dan misi
tersebut. membutuhkan pengawasan yang baik dan maksimal,
Menurut Bastian (2006:267) indikator kinerja baik dalam segi perencanaan, penganggaran, dan
adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan
menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau sebelumnya. Semakin baik tingkat pengawasan
tujuan yang telah ditetapkan dengan pengelolaan keuangan daerah maka akan
memperhitungkan indikator masukan (inputs), menghasilkan kinerja pemerintah yang baik pula.
keluaran (outputs), hasil (outcomes), manfaat Wiguna et al., (2015) dalam penelitiannya
(benefit), dan dampak (impacts). mengatakan bahwa dengan adanya pengawasan
1) Indikator masukan (inputs) adalah segala pengelolaan keuangan daerah yang dilakukan oleh
sesuatu yang digunakan dalam pelaksanaan Inspektorat sebagai Bawasda mampu melaksanakan
kegiatan agar menghasilkan keluaran. Indikator tugas pokok fungsi masing-masing SKPD dan
3
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 2, (2016)
ol.x, No.x, July xxxx, pp. 1
meminimalisir penyimpangan yang terjadi sehingga Semakin akuntabel tingkat pengelolaan keuangan
dapat meningkatkan kinerja pemerintah daerah. Hal daerah maka akan semakin baik pula tingkat
ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang pencapaian kinerja pemerintah. Wiguna et al., (2015)
dilakukan oleh Syahputra (2012) yang mengatakan dalam penelitiannya menyatakan bahwa akuntabilitas
bahwa kinerja dapat ditingkatkan dengan pengawasan pengelolaan keuangan daerah berpengaruh signifikan
yang baik. Pengawasan yang baik berupa kebijakan tehadap kinerja pemerintah daerah. Akuntabilitas
pengawasan tersebut dalam jangka panjang lebih merupakan bentuk pertanggungjawaban pemerintah
diarahkan kepada tindakan pencegahan, perbaikan daerah kepada publik terkait pelaksanaan pengelolaan
sistem dan manajemen pembangunan, sedangkan pemerintahan yang telah dilakukan, dimana
dalam jangka pendek lebih diarahkan kepada akuntabilitas sendiri merupakan amanat peraturan
pemberantasan KKN dan seluruh penyebab timbulnya perundang-undangan yang harus dilaksanakan dalam
inefisiensi. pengelolaan keuangan daerah, maka hal ini menjadi
Selanjutnya, Widanarto (2009) dalam kewajiban bagi pelaksana pemerintahan.
penelitiannya mengatakan bahwa pengawasan internal Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
dan eksternal berpengaruh cukup kuat secara bersama- terdahulu yang dilakukan oleh Halim (2002) dan
sama terhadap kinerja pemerintah Kota Bandung. Auditya et al., (2015). Hasil penelitian yang dilakukan
Disisi lain, secara parsial pengawasan internal dalam oleh Auditya et al., (2015) menyatakan bahwa
bentuk penentuan standar untuk pengawasan, akuntabilitas pengelolaan keuangan berpengaruh
pengukuran hasil pekerjaan, perbandingan hasil positif dan signifikan terhadap kinerja SKPD, semakin
dengan standar, dan koreksi terhadap penyimpangan akuntabel pengelolaan keuangan dan pelaporan
berpengaruh positif cukup kuat dengan kinerja. Hal ini keuangan dalam SKPD maka akan semakin
karena Bawasda memiliki hubungan kedinasan meningkatkan kinerja. Selanjutnya, Halim (2002)
dengan SKPD yang diawasinya sehingga menyatakan akuntabilitas tersebut meliputi pemberian
memungkinkan Bawasda untuk berinteraksi secara informasi keuangan kepada masyarakat dan pemakai
intensif dalam melakukan kegiatan pengawasan, lainnya, sehingga memungkinkan bagi mereka untuk
sedangkan secara parsial pengaruh eksternal dalam menilai pertanggungjawaban pemerintah atas seluruh
bentuk pengawasan legislatif dan masyarakat aktivitas yang dilakukan, bukan hanya aktivitas
berpengaruh positif lemah terhadap kinerja. finansial saja. Konsep ini menekankan bahwa laporan
keuangan pemerintah sebagai wujud
2.3 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah pertanggungjawaban pemerintah atas pengelolaan
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberi pemerintahan (kinerjanya) harus dapat memberikan
pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan informasi yang dibutuhkan para pemakai dalam
kinerja dan tindakan seseorang, badan hukum, pembuatan keputusan ekonomi, sosial, dan politik.
pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang
memiliki hak atau kewenangan untuk meminta 2.4 Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah
keterangan atau pertanggungjawaban (Adisasmita, Transparansi dalam pengelolaan keuangan
2011:89). Selanjutnya, Mahmudi (2007:11) daerah menjadi salah satu faktor yang penting untuk
menjelaskan bahwa akuntabilitas finansial/keuangan meningkatkan kinerja pemerintah daerah, karena
adalah pertanggungjawaban lembaga-lembaga publik merupakan salah satu prinsip good governance.
untuk menggunakan uang publik (public money) Transparansi adalah keterbukaan pemerintahan dalam
secara ekonomis, efisiensi, dan efektif, tidak ada memberikan informasi yang terkait dengan aktivitas
pemborosan dan kebocoran dana serta korupsi. pengelolaan sumber daya publik kepada pihak-pihak
Akuntabilitas finansial menekankan pada ukuran yang membutuhkan informasi (Adisasmita, 2011:39).
anggaran dan finansial. Selanjutnya, Mardiasmo (2004:30) menyatakan bahwa
Akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah pemerintah berkewajiban untuk memberikan
merupakan bagian terpenting dalam mengukur kinerja informasi keuangan dan lainnya yang digunakan
pemerintah daerah, dimana hasil pertanggungjawaban dalam pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan
laporan keuangan memiliki pengaruh yang besar politik oleh pihak-pihak pemangku kepentingan.
dalam menilai baik buruknya kinerja pemerintah. Dalam pengambilan keputusan tersebut diperlukan
4
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 2, (2016)
ol.x, No.x, July xxxx, pp. 1
informasi akuntansi salah satunya berupa laporan H1 : Pengawasan keuangan daerah,
keuangan. akuntabilitas, dan transparansi
Selain pengawasan dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah berpengaruh
pengelolaan keuangan daerah, transparansi pemerintah terhadap kinerja pemerintah daerah pada
daerah terkait dengan pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Abdya.
juga merupakan bagian terpenting dalam mengukur H2 : Pengawasan keuangan daerah berpengaruh
kinerja pemerintah. Pemerintah berkewajiban terhadap kinerja pemerintah daerah pada
memberikan informasi kepada publik, sehingga publik Kabupaten Abdya.
dapat mengetahui, memberi kritik dan saran, serta H3 : Akuntabilitas pengelolaan keuangan
mengevaluasi kinerja pemerintah sehingga pemerintah daerah berpengaruh terhadap
akan lebih hati-hati dalam bekerja sesuai dengan kinerja pemerintah daerah pada Kabupaten
peraturan yang berlaku. Dengan demikian akan Abdya.
melahirkan kinerja pemerintah yang lebih baik. H4 : Transparansi pengelolaan keuangan daerah
Wiguna et al., (2015) menyatakan bahwa transparansi berpengaruh terhadap kinerja pemerintah
pengelolaan keuangan daerah berpengaruh signifikan daerah pada Kabupaten Abdya.
terhadap kinerja pemerintah daerah. Transparansi
pengelolaan keuangan yang dilakukan pemerintah 3. Metode Penelitian
daerah kepada publik merupakan bentuk keberhasilan 3.1 Desain Penelitian
pemerintah dalam mengelola dana yang ada dan hal Jenis penelitian ini merupakan penelitian
ini adalah bukti bahwa kinerja pemerintah semakin kausal, yaitu studi yang menunjukkan arah hubungan
baik. antara variabel bebas dengan variabel terikat,
Hasil penelitian Adiwirya dan Sudana (2015) disamping mengukur kekuatan hubungannya
juga menyatakan bahwa transparansi berpengaruh (Kuncoro, 2009:15). Tujuan studi yang dilakukan
pada anggaran berbasis kinerja SKPD. Hasil ini dalam penelitian ini adalah pengujian hipotesis.
sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh
oleh Auditya et al., (2013). Hasil penelitian Auditya et pengawasan keuangan daerah, akuntabilitas, dan
al., (2013) menyatakan bahwa transparansi transparansi pengelolaan keuangan daerah terhadap
pengelolaan keuangan berpengaruh positif dan kinerja pemerintah daerah.
signifikan terhadap kinerja SKPD. Tingkat intervensi dalam penelitian ini adalah
Berdasarkan uraian sebelumnya, skema intervensi minimal dan situasi penelitian tidak diatur.
kerangka pemikiran tersebut dapat dilihat pada Peneliti tidak memiliki kemampuan memanipulasi
gambar 1. faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pemerintah
daerah. Oleh karena itu, tingkat intervensi peneliti
Pengawasan Keuangan
Daerah rendah, peneliti hanya mengumpulkan data dan
kemudian menganalisisnya. Unit analisis dalam
penelitian ini adalah unit organisasi, yaitu SKPK
Akuntabilitas dalam lingkup pemerintah Kabupaten Abdya.
Pengelolaan Keuangan Kinerja Pemerintah
Daerah Daerah Penelitian ini menggunakan data primer yaitu berupa
kuesioner. Dalam penelitian ini horizon waktu yang
Transparansi digunakan adalah cross sectional.
Pengelolaan Keuangan
Daerah
3.2 Populasi dan Sampel
Gambar 1 Skema Kerang Teoritis Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
SKPK Kabupaten Abdya yang terdiri dari 44
2.5 Hipotesis Penelitian Dinas/Badan, Kantor, dan Sekretariat. Responden
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah Kepala Instansi, Pejabat
tersebut, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini pengelola keuangan, dan Sekretaris dari setiap SKPK
adalah: yang menjadi sampel penelitian. Para responden ini
dipilih karena mereka merupakan pihak yang
5
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 2, (2016)
ol.x, No.x, July xxxx, pp. 1
mempunyai peran dalam pengelolaan dan pengelolaan keuangan daerah dan
pertanggungjawaban keuangan. pertanggungjawaban di setiap SKPK dalam mengelola
Teknik pengambilan sampel yang digunakan keuangan daerah sesuai dengan standar dan peraturan
adalah teknik simple random sampling. Penentuan yang berlaku. Indikator untuk mengukur variabel ini
jumlah sampel dalam penelitian ini didasarikan pada yaitu berdasarkan indikator yang dijelaskan oleh
teori Slovin. yang dijabarkan dengan rumus sebagai Bastian (2006:267). Instrument yang digunakan
berikut: adalah skala Likert 1-5.

Variabel Independen (X)


=
1+ ( ) Variabel independen dalam penelitian ini adalah
Keterangan: pengawasan keuangan daerah, akuntabilitas dan
n = Jumlah sampel transparansi pengelolaan keuangan daerah.
N = Jumlah Populasi Pengukuran variabel ini menggunakan skala Likert 1-
1 = Konstanta 5 yang terdiri dari: (1) Sangat Tidak Setuju; (2) Tidak
e = Margin of error (Kesalahan maksimum Setuju; (3) Ragu-ragu; (4) Setuju; (5) Sangat Setuju
yang bisa ditolerir sebesar 10%) (Sugiyono, 2014:93).
1) Pengawasan Keuangan Daerah (X1).
Pengawasan keuangan daearah merupakan
Perhitungan: bagian integral dari pengelolaan keuangan
44 daerah. Pengawasan keuangan daerah pada
=
1 + 44(0,1) dasarnya mencakup segala tindakan untuk
44 menjamin agar pengelolaan keuangan daerah
=
1 + 44(0,01) berjalan sesuai dengan rencana, ketentuan dan
44 undang-undang yang berlaku (Baswir,
=
1 + 0,44 1999:129). Indikator yang digunakan untuk
= 30,56 mengukur variabel ini yaitu berdasarkan
penjelasan dari Terry dan Rue (2001:10).
Dengan demikian, diketahui jumlah sampel 2) Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah
berdasarkan populasi minimal sebanyak 30,56 atau (X2). Akuntabilitas pengelolaan keuangan
dibulatkan menjadi sebanyak 31 SKPK. Kuesioner di daerah yang dimaksud dalam penelitian ini
kirimkan kepada 31 SKPK masing-masing akan adalah bentuk pertanggungjawaban laporan
didistribusikan sebanyak 3 kuesioner. keuangan setiap SKPK di pemerintah kabupaten
Abdya. Indikator yang digunakan untuk
3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data mengukur variabel ini yaitu berdasarkan
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini indikator yang dikembangkan oleh Krina
adalah data primer berupa kuesioner. Teknik (2003).
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian 3) Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah
ini adalah melalui kuesioner yaitu dengan (X3). Transparansi pengelolaan keuangan
mendistribusikan daftar pertanyaan (kuesioner) daerah yang dimaksud dalam penelitian ini
kepada setiap responden dan diberi kesempatan meliputi kemampuan pejabat/pegawai yang
berjangka waktu untuk menjawab. Setelah 1 minggu, terlibat dalam pengelolaan keuangan daerah di
kuesioner akan dikumpulkan kembali oleh peneliti. setiap SKPK yang ada di Kabupaten Abdya
untuk mempublikasikan dan mempertanggung
3.4 Operasionalisasi Variabel jawabkan hasil laporan keuangan kepada
Variabel Dependen (Y) masyarakat tentang pengelolaan keuangan
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah daerah secara benar, jujur dan tidak
kinerja pemerintah daerah. Kinerja pemerintah daerah diskriminatif. Indikator yang digunakan untuk
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengukur variabel ini yaitu berdasarkan
kemampuan pejabat/pegawai yang terlibat dalam
6
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 2, (2016)
ol.x, No.x, July xxxx, pp. 1
indikator yang dikembangkan oleh Krina 3.7 Rancangan Pengujian Hipotesis
(2003). Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)
Pengujian hipotesis secara simultan (Uji F)
3.5 Model Penelitian digunakan untuk mengetahui dan melihat pengaruh
Model analisis yang digunakan dalam penelitian variabel independen terhadap variabel dependen
ini adalah regresi linear berganda dengan persamaan secara bersama-sama (simultan) pada tingkat
sebagai berikut: signifikansi 5%.
= + + + + Kriteria sebagai berikut:
Dimana: Jika Fhitung > Ftabel dapat disimpulkan bahwa
Y = Kinerja Pemerintah Daerah secara bersama-sama variabel independen
0 = Konstanta berpengaruh signifikan terhadap variabel
1;2;3= Koefisien Regresi dependen.
X1 = Pengawasan Keuangan Daerah Jjika Fhitung < Ftabel maka variabel independen
X2 = Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah tidak mempengaruhi variabel dependen.
X3 = Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah Jika Fhitung Ftabel maka menerima Ha dan
= Error menolak Ho. Namun apabila Fhitung Ftabel maka
Ha ditolak dan Ho diterima.
3.6 Pengujian Data
Setelah kuesioner dikumpulkan, dilakukan uji Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
keabsahan (validitas) dan keandalan (reliabilitas). Uji Uji ini dilakukan untuk melihat signifikansi
ini dilakukan untuk menunjukkan ketepatan ilmiah dari pengaruh dari masing-masing variabel
yang melekat di dalam penelitian yang dilakukan. Uji independen terhadap variabel dependen (secara
validitas dilakukan dengan mengkolerasi masing- parsial).
masing variabel dengan menggunakan Pearson Kriteria sebagai berikut:
Product-moment coefficient melalui program SPSS. Bila thitung > ttabel dengan signifikansi 5% maka
Apabila dilakukan secara manual, nilai korelasi yang dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel
diperoleh dari masing-masing pernyataan harus independen berpengaruh secara signifikan
dibandingkan dengan nilai kritis korelasi product- terhadap variabel dependen.
moment. Jika korelasi lebih besar dari nilai kritis, Jika thitung < ttabel dengan tingkat signifikansi 5%
maka pernyataan-pernyataan tersebut diartikan maka dapat disimpulkan bahwa variabel
signifikan dan memiliki validitas kontras atau terdapat independen tidak berpengaruh terhadap variabel
konsistensi internal yang berarti pernyataan- dependen.
pernyataan tersebut adalah valid (Sekaran dan Pada tingkat signifikansi 5%, jika thitung ttabel
Bougie, 2013:225). Teknik pengujian validitas maka Ha diterima dan Ho ditolak. Begitu juga
menggunakan product moment dari Pearson dengan apabila thitung ttabel, maka menerima Ho dan
tingkat signifikansi 5%. menolak Ha. Pengujian hipotesis dapat
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui diuraikan sebagai berikut.
sejauh mana hasil pengukuran relatif konsisten apabila Pengujian hipotesis dapat diuraikan sebagai
dilakukan pengujian ulang. Uji ini dilakukan apabila berikut:
pernyataan-pernyataan sudah valid. Pengujian Ha1 : Terdapat pengaruh antara pengawasan
reliabilitas juga dilakukan secara statistik, yaitu keuangan daerah terhadap kinerja pemerintah
dengan menghitung besarnya nilai Crobachs Alpha daerah.
dengan bantuan program SPSS. Instrumen dalam Ho1 : Tidak terdapat pengaruh antara pengawasan
penelitian dikatakan reliabel apabila nilai alpha lebih keuangan daerah terhadap kinerja pemerintah
besar dari 0.60. Apabila nilai alpha semakin daerah.
mendekati satu, maka semakin tinggi keandalan Ha2 : Terdapat pengaruh antara akuntabilitas
konsistensi internal (Sekaran dan Bougie, 2013:317). pengelolaan keuangan daerah terhadap kinerja
pemerintah daerah.

7
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 2, (2016)
ol.x, No.x, July xxxx, pp. 1
Ho2 : Tidak terdapat pengaruh antara akuntabilitas diantar langsung oleh peneliti ke setiap instansi yang
pengelolaan keuangan daerah terhadap kinerja menjadi sampel penelitian. Kuesioner diberikan
pemerintah daerah. kepada kepala instansi, sekretaris dan pejabat
Ha3 : Terdapat pengaruh antara transparansi pengelola keuangan sebagai pihak yang terlibat
pengelolaan keuangan daerah terhadap kinerja langsung dalam kegiatan pengelolaan dan
pemerintah daerah. pertanggungjawaban keuangan. Proses pendistribusian
Ho3 : Tidak terdapat pengaruh antara transparansi hingga pengumpulan data dilakukan selama dua
pengelolaan keuangan daerah terhadap kinerja minggu atau sepuluh hari kerja pada tanggal 02 Mei
pemerintah daerah. 2016 sampai dengan tanggal 13 Mei 2016.
Berdasarkan jumlah, kuesioner yang
4. Hasil Penelitian Dan Pembahasan didistribusikan adalah 93 kuesioner atau 31 SKPK
4.1 Deskripsi dan Analisa Data yang menjadi sampel penelitian. Terdapat satu SKPK
Data dalam penelitian ini merupakan data yang tidak mengembalikan kuesioner. Dengan
primer berupa kuesioner. Kuesioner didistribusikan demikian Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 90
kepada 31 SKPK yang menjadi sampel penelitian. kuesioner atau sebesar 96,77 % kuesioner yang
Setiap SKPK dipilih tiga orang responden untuk kembali. Secara jelasnya mengenai deskriptif data
mengisi kuesioner penelitian. Pendistribusian penelitian dapat dilihat pada tabel 1.
kuesioner dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

Tabel 1
Deskriptif Pengembalian Kuesioner
Keterangan Jumlah SKPK Jumlah Kuesioner Persentase (%)
Kuesioner yang didistribusikan 31 SKPK 93 Kuesioner 100
Kuesioner yang tidak kembali 1 SKPK 3 Kuesioner 3,23
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian 30 SKPK 90 Kuesioner 96,77
Sumber: Data Primer Diolah (2016)

Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini memiliki belakang pendidikan, jabatan, dan masa kerja.
karakterisktik yang berbeda. Karakteristik ini meliputi Keberagaman karakteristik responden secara
jenis kelamin, pendidikan terakhir, umur, latar lebih jelas dapat dilihat pada tabel 2 berikut.

Tabel 2
Karakteristik Responden
No Uraian Fr (%)
1 Jenis kelamin:
Laki-laki 66 73.3
Perempuan 24 26.7
Total 90 100
2 Umur:
< 30 Tahun 5 5.6
30-50 Tahun 76 84.4
>>50 Tahun 9 10.0
Total 90 100

8
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 2, (2016)
ol.x, No.x, July xxxx, pp. 1
No Uraian Fr (%)
3 Pendidikan Terakhir:
SMA 1 1.1
D3 4 4.4
S1 72 80.6
S2 13 14.4
Total 90 100
4 Jabatan:
Kepala Instansi 30 33.3
Sekretaris 30 33.3
Pejabat Pengelola Keuangan 30 33.3
Total 90 100
5 Masa Kerja
< 1 Tahun 0 0
1-5 tahun 6 6.7
>>5 Tahun 84 93.3
Total 90 100

Berdasarkan tabel 2, bisa disimpulkan bahwa sebesar 1.1%. Hal ini berarti pola pikir responden
jenis kelamin responden didominasi oleh kaum laki- telah memadai untuk memahami konsep pengawasan,
laki sebanyak 66 orang atau sebesar 73.3 % sedangkan akuntabilitas, dan transparansi dalam pengelolaan
sisanya sebanyak 24 orang atau sebesar 26.7 % keuangan.
berjenis kelamin perempuan. Jika dilihat dari umur Selanjutnya, pada tabel 2 juga terlihat bahwa
responden, terlihat bahwa umur responden didominasi jabatan responden dalam penelitian ini terdiri dari
oleh umur antara 30 sampai 50 tahun sebanyak 76 kepala dinas/badan/kantor/sekretariat, sekretaris, dan
orang atau sebesar 84.4 %, yang sisanya sebanyak 9 pejabat pengelola keuangan masing-masing sebanyak
orang atau sebesar 10.0 % berusia diatas 50 tahun dan 30 orang atau sebesar 33.3%. Kemudian jika ditinjau
sebanyak 5 orang atau sebesar 5.6 % berusia dibawah dari masa kerja responden terlihat bahwa mayoritas
30 tahun. responden mempunyai masa kerja diatas 5 tahun yaitu
Jika dilihat dari tingkat pendidikan, mayoritas sebanyak 84 orang atau sebesar 93.3% dan sisanya
responden telah berpendidikan S1 yaitu sebanyak 72 responden mempunyai masa kerja antara 1 sampai 5
orang atau sebesar 80.6%, kemudian diikuti oleh tahun sebanyak 6 orang atau sebesar 6.7%.
responden dengan tingkat pendidkan S2 sebanyak 13
orang atau sebesar 14.4%, sisanya responden 4.2 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas
mempunyai tingkat pendidikan D3 sebanyak 4 orang Hasil Pengujian validitas dan reliabilitas dapat
atau sebesar 4.4% dan SMA sebanyak 1 orang atau dilihat pada tabel 3.

Tabel 3
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Validitas* Reliabilitas
Item
Variabel Cronbach
Pernyataan Koefisien Korelasi Ket. Ket.
Alpha
Y1 0.738 Valid
Y2 Kinerja 0.655 Valid
Y3 Pemerintah 0.657 Valid 0.713 Reliabel
Y4 Daerah (Y) 0.875 Valid
Y5 0.524 Valid

9
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 2, (2016)
ol.x, No.x, July xxxx, pp. 1
Validitas* Reliabilitas
Item
Variabel Cronbach
Pernyataan Koefisien Korelasi Ket. Ket.
Alpha
X11 0.563 Valid
X12 0.656 Valid
X13 Pengawasan 0.573 Valid
X14 Keuangan Daerah 0.576 Valid 0.615 Reliabel
X15 (X1) 0.318 Valid
X16 0.658 Valid
X17 0.646 Valid
X21 0.552 Valid
X22 0.418 Valid
X23 Akuntabilitas 0.706 Valid
X24 Pengelolaan 0.645 Valid
0.637 Reliabel
X25 Keuangan Daerah 0.246 Valid
X26 (X3) 0.753 Valid
X27 0.477 Valid
X28 0.481 Valid
X31 0.448 Valid
X32 Transparansi 0.789 Valid
X33 Pengelolaan 0.821 Valid
0.788 Reliabel
X34 Keuangan Daerah 0.707 Valid
X35 (X3) 0.630 Valid
X36 0.775 Valid
*Valid : Jika nilai koefisien korelasi > nilai kritis korelasi r product moment N=90; 0.207
*Reliabel : Jika nilai cronbach alpha > 0.60
Sumber: Data Primer Diolah dengan SPSS (2016)

Berdasarkan tabel 3, bisa disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Pengawasan keuangan
semua item pernyataan dalam kuesioner penelitian daerah, akuntabilitas, dan transparansi pengelolaan
dinyatakan valid dan reliabel. Hal ini terlihat dari nilai keuangan daerah secara bersama-sama berpengaruh
koefisien korelasinya yang lebih tinggi dari terhadap kinerja pemerintah daerah.
pada nilai kritis korelasi r product momen dan nilai Besarnya pengaruh pengawasan keuangan
cronbach alpha lebih besar dari 0.60. daerah, akuntabilitas, dan transparansi pengelolaan
keuangan daerah terhadap kinerja pemerintah daerah
4.3 Hasil Pengujian Hipotesis dapat dilihat nilai koefisien determninasi (R2) sebesar
Hasil Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F) 0.518. Hal ini memiliki arti bahwa 51.8% Kinerja
Hasil pengujian hipotesis secara simultan pemerintah daerah dapat dijelaskan oleh variabel
dapat dilihat pada tabel 4. Berdasarkan tabel tersebut, pengawasan keuangan daerah, akuntabilitas, dan
nilai Fhitung sebesar 30.755 sementara Ftabel sebesar transparansi pengelolaan keuangan daerah. Sedangkan
2.71. Jadi sesuai dengan hipotesis yang diajukan selebihnya sebesar 48.2% dipengaruhi oleh variabel
apabila Fhitung > Ftabel dengan tingkat signifikansi 5%, lain yang tidak digunakan di dalam penelitian ini.

10
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 2, (2016)
ol.x, No.x, July xxxx, pp. 1
Tabel 4
Regresi Linear Berganda
Unstandardized
Simultan Parsial
Coefficients
Std. Ket
B F Sig. t Sig.
Error
Konstanta -1.023 .585 -1.749 .084
Pengawasan Keuangan Daerah .318 .104 3.055 .003 H2 diterima

Akuntabilitas Pengelolaan 30.755 .000b


.852 .121 7.068 .000 H3 diterima
Keuangan Daerah
Transparansi Pengelolaan
.116 .057 2.038 .045 H4 diterima
Keuangan Daerah
Ftabel = 2.71
Koefisien Determinasi (R2) = 0.518
ttabel = 1.98761
Sumber: Data Primer Diolah menggunakan SPSS (2016),

Hasil Pengujian Hipotesis secara Parsial (Uji t) pemerintah baik dalam proses perencanaan,
Berdasarkan tabel 4.8, nilai thitung sebesar 3.055 pelaksanaan, maupun pertanggungjawaban, dengan
dan ttabel sebesar 1.98761. Dengan demikian bisa demikian dapat mencapai keberhasilan sesuai dengan
disimpulkan bahwa secara parsial pengawasan rencana dan peraturan perundang-undangan yang telah
keuangan daerah berpengaruh terhadap kinerja ditetapkan sehingga akan meningkatkan kinerja
pemerintah daerah. pemerintah daerah.
Hasil perhitungan untuk variabel akuntabilitas Dalam upaya meningkatkan kinerja pemerintah
pengelolaan keuangan daerah dapat disimpulkan daerah, pengawasan memiliki pengaruh yang penting.
bahwa akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah Hal ini disebabkan karena dalam pencapaian
berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah. Hal keberhasilan dibutuhkan pengawasan yang baik dan
ini disebabkan angka thitung lebih besar dari pada ttabel maksimal. Disamping itu, sistem pengawasan yang
yaitu thitung sebesar 7.068 dan ttabel sebesar 1.9876. baik dalam jangka pendek dapat mengarah kepada
Selanjutnya hasil perhitungan untuk variabel tindakan pencegahan terjadinya penyimpangan dalam
transparansi pengelolaan keuangan daerah, diperoleh pengelolaan keuangan seperti upaya pemberantasan
thitung sebesar 2.038. angka ini lebih besar dari pada KKN (Syahputra, 2012). Pelaksanaan pengawasan
nilai ttabel sebesar 1.98761. Dengan demikian bisa keuangan daerah yang baik akan mendorong
dikatakan transparansi pengelolaan keuangan daerah pemerintah untuk melaksankan kegiatan pemerintahan
berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah. yang efektif, efesien, akuntabel dan transparan dalam
upaya mewujudkan pelaksanaan pemerintahan good
4.4 Pembahasan governance. Dengan demikian, semakin baik
Pengaruh Pengawasan Keuangan Daerah pengawasan keuangan daerah maka akan semakin
terhadap Kinerja Pemerintah Daerah baik pula kinerja pemerintah daerah.
Pengawasan keuangan daerah merupakan salah Hasil penelitian menunjukkan bahwa
satu fungsi manajemen yang harus dilaksanakan pemerintah Kabupaten Abdya telah memiliki sistem
dengan baik dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan keuangan daerah yang baik. Hal ini
pemerintahan. Pelaksanaan pengawasan keuangan terbukti dengan nilai rata-rata jawaban responden
daerah dapat menjadi sarana untuk mengetahui apakah terhadap variabel pengawasan keuangan daerah
suatu instansi pemerintah telah melakukan sebesar 4.35. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
pengelolaan keuangan secara baik dan benar. Dengan pengawasan langsung yang dilakukan oleh pihak
adanya pelaksanaan pengawasan keuangan daerah Inspektorat maupun BPK dalam melaksanakan tugas
akan membantu mengontrol pelaksanaan kegiatan dan tanggung jawabnya, seperti mengawasi setiap
11
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 2, (2016)
ol.x, No.x, July xxxx, pp. 1
kegiatan atau program SKPK, melakukan financial 4.19. Hal ini terbukti pada tahap proses pembuatan
audit terhadap laporan keuangan pada setiap SKPK dan/atau pengambilan keputusan keuangan SKPK
dalam upaya mengevaluasi kinerja. Selain itu adanya telah memenuhi nilai etika dan standar yang berlaku,
tindakan perbaikan yang dilakukan oleh SKPK setelah adanya bukti-bukti transaksi yang akurat dan lengkap
adanya evaluasi. Pengawasan pengelolaan keuangan dalam menjalankan kegiatan pemerintahan. Selain itu
daerah yang dilakukan pada setiap SKPK tidak pada setiap SKPK tersedianya sistem informasi untuk
semata-mata melakukan tindakan pemeriksaan namun membantu SKPK dalam mengevaluasi hasil kinerja
juga melakukan pengawasan dan pembinaan atas serta tersedianya sarana bagi pihak manajemen untuk
penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam upaya memonitoring program yang dilakukan.
meningkatkan kinerja pemerintah daerah. Selanjutnya, hasil pengujian penelitian ini juga
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian menunjukkan bahwa variabel akuntabilitas
Widanarto (2009) dan Wiguna et al., (2015) yang pengelolaan keuangan daerah mempunyai tingkat
menunjukkan bahwa Pengawasan pengelolaan pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan
keuangan daerah berpengaruh signifikan terhadap variabel pengawasan dan transparansi. Hal ini
kinerja pemerintah daerah. Hal ini berarti semakin ditunjukkan oleh hasil koefisien regresi akuntabilitas
baik tingkat pengawasan keuangan daerah maka akan pengelolaan keuangan daerah sebesar 0,852. Hal ini
semakin baik pula kinerja pemerintah daerah. berarti setiap 1 angka/nilai akuntabilitas pengelolaan
keuangan daerah menaikkan kinerja pemerintah
Pengaruh Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan daerah sebesar 0,852. Hal demikian tidak terlepas dari
Daerah terhadap Kinerja Pemerintah Daerah jawaban responden yang memandang akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan bentuk merupakan asaz yang harus dilaksanakan dalam
pertanggungjawaban pemerintah daerah kepada publik kegiatan pemerintahan demi meningkatkan kinerja
terkait pelaksanaan pengelolaan pemerintahan yang pemerintah daerah dan merupakan amanat perundang-
telah dilakukan. Akuntabilitas tersebut meliputi undangan.
pemberian informasi keuangan kepada masyarakat Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
dan pemakai lainnya, sehingga menjadi sarana untuk Auditya et al., (2013), Wiguna et al., (2015) dan
menilai pertanggungjawaban pemerintah atas seluruh Asrida (2012) yang menunjukkan bahwa akuntabilitas
aktivitas yang dilakukan, bukan hanya aktivitas pengelolaan keuangan berpengaruh positif dan
finansial saja. Konsep ini menekankan bahwa laporan signifikan terhadap kinerja pemerintah daerah.
keuangan pemerintah sebagai wujud Dengan demikian semakin tinggi dan akuntabel
pertanggungjawaban pemerintah atas pengelolaan pengelolaan keuangan daerah, maka akan semakin
keuangan sehingga dapat memberikan informasi yang meningkat kinerja pemerintah daerah.
dibutuhkan para pemakai dalam pembuatan keputusan
ekonomi, sosial, dan politik (Halim, 2002). Pengaruh Transparansi Pengelolaan Keuangan
Asaz Akuntabilitas merupakan suatu keharusan Daerah terhadap Kinerja Pemerintah Daerah
yang harus dilaksanakan oleh pemerintah, hal ini Transparansi pengelolaan keuangan daerah
disebabkan karena akuntabilitas merupakan amanat adalah keterbukaan pemerintah daerah dalam
peraturan perundang-undangan yang harus dijalankan memberikan informasi terkait dengan aktivitas
oleh pemerintahan dalam pelaksanaan pengelolaan pengelolaan keuangan daerah kepada para pemangku
keuangan daerah. Dengan demikian, penerapan asaz kepentingan. Penerapakan asaz transparansi penting
akuntabilitas yang baik akan meningkatkan tingkat untuk diterapkan. Hal ini disebabkan karena
kinerja pemerintah menjadi lebih baik. penerapan transparansi pengelolaan keuangan daerah
Secara keseluruhan, penerapan asaz merupakan bukti keseriusan pemerintah dalam
akuntabilitas pengelolaan keuangan dalam jajaran menjalankan pemerintahan yang bersih, jujur dan
pemerintah Kabupaten Abdya sudah baik. Hal ini bebas dari segala bentuk penyimpangan. Dengan
ditunjukkan oleh nilai rata-rata yang diperoleh dari demikian, hal ini juga dapat menjadi bukti tingkat
jawaban responden berdasarkan tingkat kesetujuan keberhasilan pemerintah dalam mengelola keuangan
terhadap pernyataan yang berhubungan dengan dan dapat meningkatkan kinerja pemerintah menjadi
akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah sebesar lebih baik (Wiguna et al., 215).
12
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 2, (2016)
ol.x, No.x, July xxxx, pp. 1
Secara teoritis pemerintah harus menangani daerah. Hal ini menunjukkan semakin tinggi
dengan baik kinerjanya dengan memperhatikan 2 dan akuntabel pengelolaan keuangan daerah
aspek transparansi, yaitu: 1) komunikasi publik oleh maka akan semakin meningkat kinerja
pemerintah, dan 2) hak masyarakat terhadap akses pemerintah daerah.
informasi. Transparansi harus seimbang, juga 4) Transparansi pengelolaan keuangan daerah
menyangkut kebutuhan akan kerahasiaan lembaga berpengaruh terhadap kinerja pemerintah
maupun informasi-informasi yang mempengaruhi hak daerah. Hal ini menunjukkan semakin
privasi individu (Auditya et al., 2013). transparan pengelolaan keuangan dan pelaporan
Pada pemerintah Kabupaten Abdya, penerapan keuangan maka akan semakin meningkat
asaz transparansi pada pengelolaan keuangan daerah kinerja pemerintah daerah.
telah memadai. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata
yang diperoleh dari jawaban responden berdasarkan 5.2 Keterbatasan
tingkat kesetujuan terhadap pernyataan yang Penelitian ini mempunyai beberapa
berhubungan dengan transparansi pengelolaan keterbatasan, diantaranya:
keuangan daerah sebesar 3.84. Pemerintah Kabupaten 1) Penelitian ini hanya menggunakan kuesioner
Abdya juga telah menyediakan berbagai sarana sebagai instrument penelitian, tidak disertai
pendukung seperti adanya kotak pengaduan suap yang wawancara sehingga kesimpulan yang diambil
tersedia di setiap SKPK pemerintah Kabupaten hanya berdasarkan data yang dikumpulkan
Abdya, tersedianya kotak kritik dan saran atas melalui kuesioner.
pelayanan suatu instansi yang tersedia di setiap SKPK 2) Penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel
pemerintah Kabupaten Abdya dan tersedianya bebas dan mampu menjelaskan kinerja
informasi keuangan yang dapat diperoleh melalui pemerintah daerah pada SKPK Kabupaten
media massa maupun papan pengumuman yang Abdya sebesar 51.8%, sedangkan sisanya
disediakan oleh beberapa SKPK. sebesar 48.2% dijelaskan oleh variabel-variabel
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
Auditya et al., 2013, Wiguna et al., (2015) dan 3) Populasi dalam penelitian ini hanya pada SKPK
penelitian yang dilakukan Adiwirya dan Sudana Kabupaten Abdya sehingga kesimpulan yang
(2015) yang menunjukkan bahwa transparansi diambil hanya berlaku pada SKPK kabupaten
pengelolaan keuangan berpengaruh terhadap kinerja Abdya dan tidak bisa digeneralisasi untuk
pemerintah daerah. Hal ini berarti semakin transparan SKPK pemerintah kabupaten/kota yang lain.
pengelolaan keuangan dan pelaporan keuangan maka 5.3 Saran
akan semakin meningkat kinerja pemerintah daerah Saran untuk Pengembangan Teori
secara keseluruhan. Berdasarkan beberapa keterbatasan penelitian
yang ada, peneliti memberikan beberapa saran kepada
5. Kesimpulan peneliti selanjutnya. Adapun saran yang dimaksud
5.1 Kesimpulan adalah:
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan 1) Penelitian ini hanya menggunakan teknik
yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa: pengumpulan data melalui kuesioner,
1) Pengawasan keuangan daerah, akuntabilitas, diharapkan untuk penelitian selanjutnya untuk
dan transparansi pengelolaan keuangan daerah mengganti teknik pengumpulan data yaitu dapat
secara bersama-sama berpengaruh terhadap berupa teknik wawancara ataupun teknik
kinerja pemerintah daerah. lainnya sehingga dapat menggali informasi
2) Pengawasan keuangan daerah berpengaruh yang lebih detail dan meminimalisir
terhadap kinerja pemerintah daerah. Hal ini permasalahan subjektif dan keseriusan
menunjukkan semakin baik tingkat pengawasan responden dalam menjawab pertanyaan.
keuangan daerah maka akan semakin baik pula 2) Penelitian selanjutnya dapat menambah variabel
kinerja pemerintah daerah. lain yang diduga berpengaruh terhadap kinerja
3) Akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah pemerintah daerah.
berpengaruh terhadap kinerja pemerintah
13
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 2, (2016)
ol.x, No.x, July xxxx, pp. 1
3) Peneliti selanjutnya dapat memperluas objek Http://www.ajnn.net/news/banyak-penemuan-
penelitian sehingga hasil penelitian dapat menyimpang-kabupaten-abdya-dihadiahi-
digeneralisasikan pada seluruh SKPK wdp/index.html. Diakses pada 8 januari 2016
pemerintah kabupaten/kota yang lain. Jam 15:12.

Saran untuk Praktisi Http://www.acehterkini.com/2015/11/silpa-105-


Hasil penelitian ini diharapkan bagi milyar-yara-sorot-kinerja.html. Diakses pada
pemerintah, khususnya pemerintah Kabupaten Abdya 7 Januari 2016 jam 09:15.
agar dapat memperhatikan hal-hal yang mendukung
meningkatnya kinerja pemerintah daerah menjadi Krina P, Loina Lalolo. 2003. Indikator dan Alat Ukur
lebih baik seperti pengawasan keuangan daerah, Prinsip Akuntabilitas, Transparansi &
akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan Partisipasi. Jakarta: Sekretariat Good Public
daerah sehingga dapat mewujudkan pemerintahan Governance Bappenas.
good governance sebagaimana yang dicita-citakan
Kuncoro. Mudrajad. 2009. Metode Riset untuk Bisnis
oleh setiap pemerintahan.
& Ekonomi Edisi 3. Erlangga: Jakarta.

Daftar Pustaka Mahmudi. 2007. Manajemen Kinerja Sektor Publik.


Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Adisasmita, Rahardjo. 2011. Manajemen Pemerintah
Daerah. Graha Ilmu: Yogyakarta. Mardiasmo. 2004. Otonomi & Manajemen Keuangan
Daerah. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Adiwirya, M Firdiansyah., dan Sudana Putu. 2015.
Akuntabilitas, Transparansi Dan Anggaran _________. 2006. Perwujudan Transparansi dan
Berbasis Kinerja Pada Satuan Kerja Perangkat Akuntabilitas Publik Melalui Akuntansi
Daerah Kota Denpasar. E-Jurnal Akuntansi. Sektor Publik: Suatu Saran Good Governance.
Vol.11, No. 2. Jurnal Akuntansi Pemerintahan. Vol. 2 No.1.

Asrida. 2012. Pengaruh Penerapan Prinsip Republik Indonesia. Peraturan Menteri Negara
Akuntabilitas dan Transparansi keuangan Pendayagunaan Aparatur Negara
Terhadap Kinerja Penyusunan Anggaran Pada (Permenpan) Nomor: PER/09/M. PAN/5/2007
Pemerintah Kabupaten Bireuen. Jurnal Tentang Pedoman Umum dan Penetapan
Kebangsaan Vol 1, No. 1. Indikator Kinerja Utama di Lingkungan
Instansi Pemerintah.
Auditya, Lucy., Husaini dan Lismawati. 2013.
Analisis Pengaruh Akuntabilitas Dan Sekaran, Uma and Roger Bougie. 2013. Research
Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah Method for Business. Sixth Edition. Italy:
Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah, Jurnal Printer Trento Srl.
Fairness Vol 3, No. 1.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif,
Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik Suatu Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA.
Pengantar. Erlangga: Jakarta.
Sumarsono. 2010. Manajemen Keuangan
Baswir, Revrisond. 1999. Akuntansi Pemerintah Pemerintahan. Edisi Pertama. Cetakan
Indonesia. Edisi ketiga. BPFE: Yogyakarta. Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Halim, Abdul. 2002. Akuntansi Keuangan Daerah. Syaputra. Zubir. 2012. Pengaruh Pengawasan,
Salemba Empat: Jakarta. Disiplin Kerja dan Kompensasi Terhadap
Efektivitas Kerja Pegawai Dinas Pengelolaan
Halim, A. dan Iqbal M., 2012. Pengelolaan Keuangan
Keuangan Dan Kekayaan Aceh Provinsi Aceh.
Daerah.UPP STIM YKPN: Yogyakarta.
Tesis Tidak Dipublikasikan. Banda Aceh:
14
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 2, (2016)
ol.x, No.x, July xxxx, pp. 1
Program Pascasarjana Universitas Syiah
Kuala.

Terry, George and Rue, Leslie W. 2001. Dasar-Dasar


Manajemen. Alih Bahasa: G.A. Ticoalu.
Jakarta: Bumi Aksara.

Ulum, Ihyaul. 2012. Audit Sektor Publik Suatu


Pengantar. Bumi Aksara: Jakarta.

Widanarto, Agustinus. 2009. Pengaruh Pengawasan


Internal dan Pengawasan Eksternal Terhadap
Kinerja Pemerintah Kota Bandung. Bandung:
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Padjadjaran.

Wiguna, Made BS., Yuniartha G., dan Darmawan N.


2015. Pengaruh Pengawasan Keuangan
Daerah, Akuntabilitas Dan Transparansi
Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap
Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten
Buleleng, e-Journal Vol. 3 No. 1.

15

Anda mungkin juga menyukai