ABSTRACT
This article attempts to estimate demand for M2 money in Indonesia using time
series non-stationary technique in 1997.1 - 2006.4. There are four methods are used
in research, first, VAR estimation used to forecast model which have interaction of
data time series. Second, function impulse response to see response from every
variable to structural innovation of the other variables at the same time. Third,
variance decomposition to know dissociating variation change of shock from each
variable to other variables in model. Fourth method, ADL ECM to see long-range
adjustment in variable, before and after addition of variable. The result, there are
non-stationary condition in the time series data in the research. Result of VAR
estimation show that there is no causality relation two ways among fifth of variable.
From impulse, response known that response of M2 variable to other variable very
fluctuative but finally the condition will return to stabilize.
Keywords: instability of exchange rate, M2 money, vector autoregression
Pertumbuhan Ekonomi
100
80
60
Persen
40
20
0
1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008
-20
Tahun
mencapai 168,32 persen per tahun pada tahun rakat (percapita gross national product)
berikutnya (Bank Indonesia, 1999). yaitu dari 4.49 juta rupiah pada tahun 1998
Pada kasus Indonesia, krisis nilai tukar dan 5,78 juta rupiah (2000) menjadi 6,86 juta
mata uang Rupiah terhadap dolar, terus rupiah pada tahun 2001 (BPS, 2003). Pemu-
menular ke sektor-sektor lainnya hingga lihan kondisi tersebut ditunjang oleh mem-
menimbulkan krisis ekonomi. Pada akhir baiknya infrastuktur yang ada serta
tahun 1997, pertumbuhan ekonomi tahunan kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh
(PDB riil) tercatat sebesar 4,7 persen sedang pemerintah baik fiskal maupun moneter.
pada akhir tahun 1998 turun sebesar -13,2 Kondisi non stasioner tersebut menun-
persen (Gambar 1). Sebelum terjadinya krisis jukkan bahwa secara teoritis terdapat masa-
ekonomi, antara tahun 1990 sampai 1996, lah yang berkaitan dengan stabilitas. Stabili-
pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata tas merupakan syarat utama dari stasioneritas
mencapai 8 persen. Setelah terjadinya krisis data, terutama data time series. Kondisi non
ekonomi tahun 1997 maka pertumbuhan stasioner terjadi jika nilai rata-rata (mean),
ekonomi Indonesia antara tahun 2000 sampai variance dan covariance tidak konsisten
2006 menurun dengan rata-rata 4,86 persen. sepanjang waktu. Stabilisasi pada data time
Perekonomian Indonesia mulai dikata- series berhubungan erat dengan stabilitas
kan membaik pada tahun 2000 yang dibukti- ekonomi makro. Jika ada permasalahan yang
kan dengan adanya penurunan inflasi dari berhubungan dengan variabel non stasioner
77,63 persen pada tahun 1998 menjadi 2,01 maka hasil estimasi akan mengalami regresi
pada tahun 2000, namun kembali meningkat lancung (spurious regression atau spurious
pada tahun 2002 sebanyak 12,55 persen. correlation problem). Sejauh ini perdebatan
Membaiknya kinerja ini juga diikuti oleh akademik menyangkut kelancungan pertama
meningkatnya pendapatan perkapita masya- kali dikemukakan oleh Granger dan Newbold
pada tahun 1974 dan tahun 1977 serta dikaji
Etty Puji Lestari - Dampak Ketidakstabilan Nilai Tukar Rupiah 123
lebih lanjut oleh Phillips pada tahun 1986. terhadap luar negeri bebas dilakukan oleh
Dampak yang ditimbulkan oleh regresi masyarakat Indonesia. Masyarakat telah
lancung antara lain: koefisien penaksir tidak dibebaskan untuk memegang valuta asing
efisien, peramalan berdasarkan regresi terse- dengan sistem kurs mengambang terkendali
but akan meleset dan uji baku umum menjadi (managed floating exchange rate) sejak awal
tidak sahih (Insukindro, 1991). tahun 1980-an dan sekarang sistem kurs
Untuk mencapai stabilisasi ekonomi mengambang penuh (free floating exchange
maka diperlukan target-antara di antaranya rate). Kebijakan ini memungkinkan masyara-
jumlah uang beredar. Di sisi lain pengenda- kat di dalam negeri untuk merelokasikan
lian jumlah uang beredar (JUB) sulit diukur. kekayaannya dengan memasukkan mata uang
Pengendalian JUB berkaitan erat dengan asing sebagai salah satu bentuk kekayaan
perilaku permintaan uang masyarakat teru- yang dipegang sehingga memungkinkan
tama untuk jangka panjang. Salah satu maksimisasi return dari asset yang mereka
variabel penentu yang cukup berarti dalam pegang.
dalam teori ekonomi adalah kurs atau nilai Perdebatan pemilihan variabel kunci
tukar yang sifatnya fluktuatif. Variabel ini dalam menjelaskan perilaku permintaan uang
menjadi lebih dominan pada masa krisis. tidak terlalu banyak variasinya. Penelitian
Perekonomian suatu negara dikatakan bebas yang dilakukan oleh Hendry dan Erricson
dari krisis apabila mampu mencapai nilai (1991) dan Mizao (1997) menggunakan 4
kurs yang stabil. variabel yaitu M, , Y dan R yang masing-
Berangkat dari kondisi yang sangat fluk- masing menunjukkan M1 riil, tingkat laju
tuatif tersebut, maka artikel ini ingin menga- inflasi, output riil, dan tingkat bunga berjang-
nalisis permintaan uang di Indonesia dengan ka. Selanjutnya melihat kondisi keterbukaan
teknik time series non stasioner pada saat yang dialami Indonesia sejak awal tahun
terjadi ketidakstabilan nilai tukar pada tahun 1980-an maka berbeda dengan penelitian
1997.12006.4; menganalisis perilaku varia- Morimune dan Zhao (1997), model dapat
bel penentu permintaan uang yang memiliki diperluas untuk memasukkan variabel nilai
karakteristik yang sangat fluktuatif di tukar dan permintaan uangnya dipilih M2
Indonesia terutama setelah Bank Indonesia karena memiliki skala yang lebih luas
mengenakan sistem kurs mengambang bebas; dibandingkan M1. Model penelitian ini dapat
dan mengukur besarnya kecepatan penye- dituliskan sebagai berikut:
suaian (speed of adjustment) jangka panjang
permintaan uang. M d = f (Yt , ER t , rt , Inf t )
dimana
METODE PENELITIAN
Md adalah permintaan uang M2
Yt adalah output atau pendapatan nasional riil
Model Estimasi Permintaan Uang
ERt adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar
Penggunaan model perekonomian terbuka rt adalah tingkat suku bunga pasar dan
dapat diterima untuk kasus permintaan uang Inft adalah tingkat inflasi.
di Indonesia, mengingat bahwa transaksi
124 Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 9, No. 2, Desember 2008
Penelitian ini menggunakan data sekun- neritas karena pada prinsipnya uji tersebut
der yang diperoleh dari Badan Pusat Statis- dimaksudkan untuk mengamati apakah koefi-
tik, Statistik dan Keuangan Indonesia, Bank sien tertentu dari model otoregressif yang
Indonesia, International Financial Statistic ditaksir memiliki nilai satu atau tidak.
(IFS), World Bank dan beberapa sumber lite- Namun demikian model otoregresif memiliki
ratur lainnya. Rentang waktu yang digunakan distribusi yang tidak baku seperti uji t dan uji
dalam penelitian adalah mulai tahun 1997.1 f yang tidak cukup layak digunakan untuk
sampai 2006.4. menguji hipotesa. Uji tersebut dikembangkan
Penelitian ini menggunakan 4 (empat) dengan penaksiran otoregresif sebagai
metode estimasi, yaitu pertama, Vector Auto- berikut:
regression/VAR untuk melihat estimasi hubu-
ngan dalam jangka panjang. Metode VAR X t = + X t 1 + u t .(1)
diyakini mampu melakukan peramalan yang
lebih baik dibandingkan model persamaan dimana parameter untuk data time series
struktural. Metode kedua adalah melakukan diasumsikan positip. Xt menjadi non stasio-
pengujian terhadap impulse response func- ner jika parameter sama dengan atau lebih
tion untuk melihat respon dari setiap variabel dari satu. Time series persamaan 1 stasioner
terhadap struktural inovasi variabel lainnya jika < 1. Proses pengujiannya dilakukan
dalam model pada periode waktu bersamaan. dengan mengaplikasikan OLS ke dalam per-
Metode ketiga adalah menguji variance de- samaan 1 sehingga kita mendapatkan nilai
composition yang berguna untuk memisah- estimasi dari . Selanjutnya dilakukan uji t
kan variasi perubahan shock dari setiap (t-test) pada hipotesis nol Ho: =1 melawan
variabel terhadap variabel lain dalam model.
Ha: <1. Jika merupakan standar error
Metode terakhir yang dipakai adalah melaku-
kan estimasi model ADL ECM. Metode estimasi dari maka uji statistik (t-statistik/
estimasi ini merupakan turunan dari model TS) dirumuskan sebagai berikut:
VAR atau metode estimasi VAR yang
memasukkan variabel tambahan (ECT) ke 1 .(2)
dalam analisis. Tujuannya adalah untuk meli- TS =
s
hat penyesuaian jangka panjang dalam varia-
bel yang diamati sebelum dan sesudah
penolakan Ho berimplikasi pada data yang
penambahan variabel.
stasioner.
Kajian yang dilakukan oleh D.A Dickey
Uji Akar Unit Autoregressive
dan W.F Fuller (1981) dilakukan dengan
Tujuan uji akar unit adalah untuk mengetahui menulis persamaan 1 menjadi:
ada tidaknya akar unit (komponen random
walk). Uji akar unit yang digunakan dalam X t = + * X t 1 + u t ,
penelitian ini adalah dua uji yang dikem-
bangkan oleh Dickey dan Fuller (1981). Uji * = 1 .(3)
akar unit dapat dipandang sebagai uji stasio-
Etty Puji Lestari - Dampak Ketidakstabilan Nilai Tukar Rupiah 125
dengan pengujian Ho: =1 melawan Ha: < bentuk hubungan jangka panjang. Metode
1 dalam persamaan 1 sama dengan pengujian lainnya adalah Vector Autoregression (VAR)
Ho: *=0 melawan Ha: *<0 pada persa- yang diperkenalkan oleh Sims (1980).
maan 3. Pengujian yang terakhir terakhir Metode ini didasarkan atas reaksi terhadap
sering disebut uji akar unit (unit root test). pendekatan ekonometri tradisional untuk
Dickey-Fuller telah mengembangkan sebuah menangani model simultan (multi-equation
simulasi dengan menabulasi distribusi t-rasio simultaneous models). Kunci penting dari
sampel besar dengan menguji hipotesa nol metode ini adalah pembagian variabel-
(Ho) yaitu *=0. Mereka menemukan ada- variabel menjadi variabel endogen ke dalam
nya bias ke bawah (downward biased) distri- model dan variabel yang diperlakukan seba-
busi t rasio pada nol seperti jika estimator gai variabel eksogen (Litterman, 1985).
OLS * yang tidak bias tetapi pada nilai VAR sering digunakan untuk meramal-
yang kurang dari nol (lihat Thomas, kan model yang memiliki data time series
1997:406 dan 412, Greene, 2000: 750). yang saling berhubungan (interrelated time
Pada situasi seperti ini dihasilkan t-rasio series) dan digunakan untuk menganalisis
dengan simbol t1*.t1* yang disebut sebagai dampak dari variabel pengganggu (random
statistic DF (Dickey Fuller statistic). Bebera- disturbances) yang dinamis. Kriteria pengu-
pa nilai kritis Dickey Fuller untuk t1* ditun- jian secara statistik dilakukan dengan uji
jukkan pada Tabel 1. parsial (uji-t) dan uji goodness of fit; t tabel(2
tail, = 0.05,) = 1.960. Uji goodness of fit
Penelitian ini menggunakan uji akar-akar dilakukan dengan melihat koefisien determi-
unit yang dikembangkan oleh Dickey & nasinya (R2). Uji ini bertujuan untuk mengu-
Fuller (1981, hal 1057-1072). Tima series kur seberapa besar variasi dari variabel-
yang memiliki akar unit biasa disebut sebagai variabel independen dapat menjelaskan
random walk time series (Gujarati, 728). Uji variabel dependen.
ini dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan
memasukkan konstanta tetapi tidak mema- Model VAR yang digunakan dalam
sukkan trend dan dengan memasukkan penelitian ini sebagai berikut:
konstanta dan trend.
Yt = Yt 1 + t .(4)
.(15)
X t +1 = X + i t +1i .(10)
i =1 Sedangkan forecast error variance de-
composition pada shock z adalah:
Forecast error pada satu periode ke
depan adalah: 2z [11(0)2 + 11(1)2 + ... + 11(n-1)2] / y(n)2
.(16)
E t X t +1 = X + i t +1i .(11)
i =1
Estimasi Model ADL ECM
Peramalan satu periode kedepan dilam- Penelitian ini menggunakan model ADL
bangkan dengan 0 t+1 . Forecast error pada ECM (Autoregressive Distributed Lag Error
periode n ke depan adalah: Correction Models) untuk mengestimasi
fungsi permintaan uang seperti yang dipakai
oleh Hendry et al, yaitu:
X t + n E t X t +1 = X + i t +1i .(12)
i =1
Yt = 0 + 1Yt 1 + 0 X t + 1X t 1 + t ..(17)
Forecast error pada n periode ke depan
untuk variabel y adalah: persamaan ini kemudian ditransformasikan
kedalam bentuk ECM menjadi
128 Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 9, No. 2, Desember 2008
(lag) optimal yang disarankan dipakai dalam variabel memiliki nilai koefisien determinasi
model VAR adalah sebesar 3 kuartal. di atas 84 persen, artinya sebanyak lebih dari
84 persen variasi variabel independen mam-
Hasil Estimasi Var pu menjelaskan variabel dependennya.
Setelah dilakukan uji akar unit, uji derajat Pengujian parsial dengan uji-t diketahui
integrasi dan uji kelambanan optimal, beri- memiliki 3 (tiga) hubungan antarvariabel
kutnya dilakukan estimasi dengan metode yang lolos uji-t, yaitu M2(-1)M2, InfY(-
VAR untuk melihat estimasi jangka panjang- 1), InfY(-2), InfY(-3), RR(-3), R
nya. Hasil estimasi model VAR selengkap- Y(-3), XR R(-3), YY(-2), YY(-3),
nya disajikan pada Tabel 5. Keseluruhan Y R(-1), Y(R-3), YY(-3). Dari hasil
M2 INF R XR Y
M2(-1) 0.783374 1.844524 0.251858 -0.468354 0.044517
(0.37096) (1.29575) (0.27842) (0.69119) (0.37265)
[ 2.11176] [ 1.42351] [ 0.90460] [-0.67761] [ 0.11946]
Pengujian Impulse Response dari Var Jika dilihat pada respon permintaan uang
M2 terhadap suku bunga maka ketika ada
Impulse Response Function menggambarkan
kenaikkan suku bunga maka dampaknya
respon dari setiap variabel terhadap struk-
cukup fluktuatif (naik turun) dan mulai stabil
tural inovasi variabel lainnya dalam model
pada kuartal ke 11 walaupun tidak mencapai
pada periode waktu bersamaan. Estimasi
titik keseimbangan. Sementara itu respon M2
impulse response dapat dilihat pada masa
terhadap variabel kurs adalah ketika ada
sekarang dan diwaktu yang akan datang.
shock kenaikan nilai tukar maka dampaknya
Berdasarkan gambar 2 dapat dilihat akan mengalami penurunan permintaan uang
bahwa respon variabel M2 terhadap inflasi M2 yang besarannya cukup fluktuatif dan
adalah ketika ada shock dari kenaikkan mulai stabil setelah kuartal ke-8.
inflasi maka dampaknya terhadap permintaan
Dari gambar 2 tersebut juga dapat dilihat
uang M2 mula-mula mengalami penurunan
bahwa respon variabel permintaan uang M2
pada kuartal ke-2 kemudian naik dan
terhadap pendapatan nasional adalah apabila
mencapai titik tertingginya pada kuartal ke-4
ada kenaikan shock dari variabel pendapatan
setelah itu turun dan stabil setelah kuartal ke
nasional maka akan berdampak terhadap
10. Walaupun kenaikannya semakin lama
peningkatan permintaan uang M2 yang
semakin besar sampai dengan periode kuartal
besarannya cukup fluktuatif. Pergerakan ini
ke-10 namun kenaikan tersebut tidak menca-
mulai stabil pada kuartal ke 8.
pai titik keseimbangan.
.004 .004
.000 .000
-.004 -.004
-.008 -.008
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Response of M2 to XR Response of M2 to Y
.008 .008
.004 .004
.000 .000
-.004 -.004
-.008 -.008
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
jutnya dilakukan estimasi ADL ECM dengan DM2 = 0.067259 DY + 0.004331 DINF +
simulasi pertama yaitu memasukkan ECT (0.624268) (1.004939)
tetapi tanpa variabel kurs, sehingga didapat-
0.145596DIR (22)
kan hasil seperti pada persamaan 21.
(0.145767)
yang tetap agar mata uang dari negara yang Greene, W.H. 2000. Econometric Analysis.
banyak melakukan perdagangan (baskets of Fourth Edition. Prentice Hall
trading partner currencies) terjaga tingkat Gujarati, D., 2003. Basic Econometric. Fifth
kestabilannya. Edition. New Jersey: McGraw-Hill, Inc.
Handoyo, R.D. (2002). Permintaan Uang M1
DAFTAR PUSTAKA Asean-4, Singapura, Thailand, Malaysia
dan Indonesia, 1980.11999.4, Estimasi
Baba, Y., D.F. Hendry, dan R.M. Starr, 1992,
Data Non Stasioner. Tesis. Universitas
The Demand for M1 in the USA, 1960-
Gadjah Mada, tidak dipublikasikan.
1988. Review Economic Studies. 59. 25-
61. Hendry, D., dan Ericson N. 1991. Econome-
tric Analysis U.K. Money Demand in
Badan Pusat Statistik. 2003. Indikator Eko-
Monetary Trends in the United States
nomi. www.bps.go.id
and the United Kingdom. The American
Bank Indonesia. 1997. Laporan Tahunan Economic Review. 81. 1-80.
Bank Indonesia. www.bi.go.id
Insukindro. 1991. Regresi Linier Lancung
Bank Indonesia. 1999. Laporan Tahunan dalam Analisis Ekonomi: Suatu tinjauan
Bank Indonesia. www.bi.go.id dengan Studi Kasus Indonesia. Jurnal
Dickey, D.P., dan W.A., Fuller. 1981. Like- Ekonomi dan Bisnis Indonesia. 18-23.
lihood Ratio Statistics for Autoregres- Insukindro. 1998. Sindrum R2 dalam Analisis
sive Time Series with a Unit Root. Regresi Linier Runtun Waktu. Jurnal
Econometrica (Journal). 49. 1057 Ekonomi dan Bisnis Indonesia. 7, 1-17
1072.
Morimune, K dan Zhao,G.Q. 1997. Non Sta-
Domowitz, I, dan Elbadawi. 1987. An Error tionary Estimation of the Japanese
Correction Approach to Money De- Money Demand Function. Journal of
mand: The Case of Sudan. Journal of Economic Research. 2.1-28
Development Economics. 25.257-275.
Wickens, M.R., dan Brusch T.S.1988. The
Dutton, D.S dan Gramm, W.P. 1973. Trans- Dynamics Specification, The Long-run
action Cost, The Wage Rate dan The and Estimation of Transformed Regres-
Demand for Money. American Eco- sion Models. Economic Journal. 98.
nomic Review. No. 63, 652-665 (Suplemen). 189-205.