Anda di halaman 1dari 11

Cakrawala Ilmu Eksak

Selasa, 23 September 2014

APD,PENYIMPANAN BAHAN KIMIA,PENANGGULANGAN TUMPAHAN BAHAN KIMIA DAN


MEMADAMKAN API DI LABORATORIUM KIMIA

alat perlindungan diri

Alat Pelindung Diri (APD) merupakan peralatan pelindung yang digunakan oleh seorang pekerja untuk
melindungi dirinya dari kontaminasi lingkungan. APD dalam bahasa Inggris dikenal dengan
sebutan Personal Protective Equipment (PPE). Dengan melihat kata "personal" pada kata PPE terebut,
maka setiap peralatan yang dikenakan harus mampu memperoteksi si pemakainya. Sebagai contoh,
proteksi telinga (hearing protection) yang melindungi telinga pemakainya dari transmisi kebisingan,
masker dengan filter yang menyerap dan menyaring kontaminasi udara, dan jas laboratorium yang
memberikan perlindungan pemakainya dari kontaminisasi bahan kimia. APD dapat berkisar dari yang
sederhana hingga relatif lengkap, seperti baju yang menutup seluruh tubuh pemakai yang dilengkapi
dengan masker khusus dan alat bantu pernafasan yang dikenakan dikala menangani tumpahan bahan
kimia yang sangat berbahaya. Perlengkapan seperti baju kerja biasa atau seragam yang tidak secara
spesifik melindungi diri dari resiko keselamatan dan kesehatan tidak termasuk APD. Pemakaian alat
APD dimaksudkan untuk mengurangi atau minimalkan resiko dan bahaya di tempat kerja.

Hal-hal yang harus diperhatikan saat menggunakan APD:

1. Memastikan pakaian pelindung pas dengan ukuran tubuh, dan sesuaikan posisi APD agar merasa
nyaman saat bekerja.

2. Memastikan APD bekerja dengan baik dan benar, jika tidak segera laporkan.

3. Jika menggunakn 2 atau lebih APD secara bersamaan pastikan mereka kompatibel dan tidak
mengurangi keefektifan masing-masing APD.

4. Melaporkan gejala timbulnya rasa sakit atau tidak nyaman secepatnya.

5. Menginformasikan kepada pihak yang bertanggungjawab bila diperlukan pelatihan khusus.

1. PERLINDUNGAN MATA DAN WAJAH

Proteksi mata dan wajah merupakan persyaratan yang mutlak yang harus dikenakan oleh pemakai
dikala bekerja dengan bahan kimia. Hal ini dimaksud untuk melindungi mata dan wajah dari
kecelakaan sebagai akibat dari tumpahan bahan kimia, uap kimia, dan radiasi. Secara umum
perlindungan mata terdiri dari :

Gambar 1. Pelindung Mata

Gambar 2. Goggle

Gambar 2. Pelindung Wajah

Face shield

Digunakan pada operasi peleburan logam,percikan bahan kimia ,atau parkel yang melayang.

Gambar 3. Face shield

2. PERLINDUNGAN BADAN

Baju yang dikenakan selama bekerja di laboratorium, yang dikenal dengan sebutan jas laboratorium
ini, merupakan suatu perlengkapan yang wajib dikenakan sebelum memasuki laboratorium. Jas
laboratorium yang kerap sekali dikenal oleh masyarakat pengguna bahan kimia ini terbuat dari katun
dan bahan sintetik. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan jas laboratorium:
kancing jas laboratorium tidak boleh dikenakan dalam kondisi tidak terpasang dan ukuran dari jas
laboratorium pas dengan ukuran badan pemakainya. Jas laboratorium merupakan pelindung badan
Anda dari tumpahan bahan kimia dan api sebelum mengenai kulit pemakainya. Jika jas laboratorium
Anda terkontaminasi oleh tumpahan bahan kimia, lepaslah jas tersebut secepatnya.

Gambar 4. Jas Laboratorium

Selain jas laboratorium, perlindungan badan lainnya adalah Apron dan Jumpsuits. Apron sering kali
digunakan untuk memproteksi diri dari cairan yang bersifat korosif dan mengiritasi. Perlengkapan
yang berbentuk seperti celemek ini biasanya terbuat dari karet atau plastik. Untuk apron yang terbuat
dari plastik, perlu digaris bawahi, bahwa tidak dikenakan pada area larutan yang mudah terbakar dan
bahan-bahan kimia yang dapat terbakar yang dipicu oleh elektrik statis, karena apron jenis ini dapat
mengakumulasi loncatan listrik statis.

Jumpsuits atau dikenal dengan sebutan baju parasut ini direkomendasikan untuk dipakai pada kondisi
beresiko tinggi (misalnya ketika menangani bahan kimia yang bersifat karsinogenik dalam jumlah yang
sangat banyak). Baju parasut ini terbuat dari material yang dapat didaur ulang. Bahan dari peralatan
perlindungan badan ini haruslah mampu memberi perlindungan kepada pekerja laboratorium dari
percikan bahan kimia, panas, dingin, uap lembab, dan radiasi.

3. PERLINDUNGAN TANGAN

Kontak pada kulit tangan merupakan permasalahan yang sangat penting apabila terpapar bahan
kimia yang korosif dan beracun. Sarung tangan menjadi solusi bagi Anda. Tidak hanya melindungi
tangan terhadap karakteristik bahaya bahan kimia tersebut, sarung tangan juga dapat memberi
perlindungan dari peralatan gelas yang pecah atau rusak, permukaan benda yang kasar atau tajam,
dan material yang panas atau dingin.

Bahan kimia dapat dengan cepat merusak sarung tangan yang di pakai jika tidak dipilihbahannya
dengan benar berdasarkan bahan kimia yang ditangani. Selain itu, kriteria yang lain adalah
berdasarkan pada ketebalan dan rata-rata daya tembus atau terobos bahan kimia ke kulit tangan.
Sarung tangan harus secara periodik diganti berdasarkan frekuensi pemakaian dan permeabilitas
bahan kimia yang ditangani. Jenis sarung tangan yang sering dipakai di laboratorium, diantaranya,
terbuat dari bahan karet, kulit dan pengisolasi (asbestos) untuk temperatur tinggi. Jenis karet yang
digunakan pada sarung tangan, diantaranya adalah karet butil atau alam, neoprene, nitril, dan PVC
(Polivinil klorida). Semua jenis sarung tangan tersebut dipilih berdasarkan bahan kimia yang akan
ditangani. Sebagai contoh, sarung tangan yang terbuat dari karet alam baik apabila bekerja dengan
Ammonium hidroxida, tetapi tidak baik bila bekerja dengan Dietil eter.

4. PERLINDUNGAN PERNAFASAN

Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam tubuh manusia adalah lewat pernafasan.
Banyak sekali partikel-partikel udara, debu, uap dan gas yang dapat membahayakan pernafasan.
Laboratorium merupakan salah satu tempat kerja dengan bahan kimia yang memberikan efek
kontaminasi tersebut. Oleh karena itu, para pekerjanya harus memakai perlindungan pernafasan,
atau yang lebih dikenal dengan sebutan masker, yang sesuai. Pemilihan masker yang sesuai
didasarkan pada jenis kontaminasi, kosentrasi, dan batas paparan. Beberapa jenis perlindungan
pernafasan dilengkapi dengan filter pernafasan yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk.
Filter masker tersebut memiliki masa pakai. Apabila tidak dapat menyaring udara yang terkontaminasi
lagi, maka filter tersebut harus diganti.

Dari informasi mengenai beberapa APD diatas, maka setiap pengguna bahan kimia haruslah
mengerti pentingnya memakai APD yang sesuai sebelum bekerja dengan bahan kimia. Selain itu,
setiap APD yang dipakai harus sesuai dengan jenis bahan kimia yang ditangani. Semua hal tersebut
tentunya mempunyai dasar, yaitu kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium. Ungkapan
mengatakan bahwa "Lebih baik mencegah daripada mengobati". APD merupakan solusi pencegahan
yang paling mendasar dari segala macam kontaminasi dan bahaya akibat bahan kimia. Jadi, tunggu
apa lagi. Gunakanlah APD sebelum bekerja dengan bahan kimia.

5. PELINDUNG KEPALA

Kepala adalah bagian yang mudah terluka oleh tumbukan. Perlindungan kepalditujukan untuk
menyediakan perlindungan bagi tumbukan mekanis, terluka, dan terjebaknya rambut di dlam mesin
yang bergerak (scalping).

Daftar berikut merupakan contoh kegiatan, dimana APD yang berfungsi melindungi kepala
diperlukan:

Pekerjaan pada tangga, dibawahnya atau didekat tangga.

Pekerjaan konstruksi pada gedung, menara, bangunan besar dan pabrik.

Bekerja disaluran, parit, terowongan, dibawah tanah, persiapan mineral.

Aktivitas transportasi dengan resiko kejatuhan benda, mengendarai truk pengangkut (fork lift), atau
bekerja dibgudang dan tempat penyimpanan.

Aktivitas dengan bahay yang bersumber dari benda yang tergantung, pengait yang tajam, permukaan
hambatan yang rendah.

PELINDUNG KAKI

Proteksi kaki untuk melindungi kaki kemungkinan tumpahan bahan kimiakorosif/beracun, sepatu
biasa yang tidak licin dan bertumit rendah dapat dipakai. Pemakaian sandal atau sepatu yang terbuka
perlu dihindarkan.

a. Sepatu Latex/Karet

Sepatu ini tahan bahan kimia dan memberikan daya tarik extra pada permukaan licin.

b. Sepatu Buthyl
Sepatu Buthyl yang melindungi kaki terhadap ketone, aldehyde, alcohol, asam, garam, dan basa.

c. Sepatu Vinyl

Tahan terhadap pelarut, asam, basa, garam, air, pelumas dan darah.

d. Sepatu Nitrile

Sepatu nitrile tahan terhadap lemak hewan, oli, dan bahan kimia.

7. RESPIRATOR

Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam tubuh manusia adalah lewat pernafasan.
Banyak sekali partikel-partikel udara, debu, uap dan gas yang dapat membahayakan pernafasan.
Laboratorium merupakan salah satu tempat kerja dengan bahan kimia yang memberikan efek
kontaminasi tersebut. Oleh karena itu, para pekerjanya harus memakai perlindungan pernafasan,
atau yang lebih dikenal dengan sebutan masker, yang sesuai. Pemilihan masker yang sesuai
didasarkan pada jenis kontaminasi, kosentrasi, dan batas paparan. Alat Pelindung Pernafasan

Berguna untuk melindungi pernafasan terhadap gas, uap, debu, atau udara yang terkontaminasi di
tempat kerja yang dapat bersifat racun, korosi ataupun rangsangan.

Masker untuk melindungi debu / partikel-partikel yang lebih besar yang masuk kedalam pernafasan,
dapat terbuat dari kain dengan ukuran pori-pori tertentu. Bergantung pada jenis dan kadar pencemar,
ada beberapa jenis respirator, yaitu :

Respirator pemurni udara

Membersihkan udara dengan cara menyaring atau menyerap kontaminan dengan toksinitas rendah
sebelum memasuki sistim pernafasan, alat pembersihnya terdiri dari filter untuk menangkap debu
dari udara atau tabung kimia yang dapat menyerap gas, uap dan kabut.

Jenis fiter atau kanister yang dipakai bergantung pada jenis kontaminan yang ada. Kontaminan debu
dapat disaring dengan fiter mekanik. Semakin halus filter, semakin kecil ukuran debu yang dapat
diambil. Kain verban yang biasa dipakai para pekerja, hanya efektif untuk partikel debu yang besar,
dan tentu saja tidak bermanfaat untuk kontaminasigas atau uap beracun. Untuk as dan uap beracun
dipakai kanister yang dapat menyerapgas-gas tersebut secara kimia atau fisika. Dengan sendirinya
kanister kan berbeda untuk gas atau uap yang berlainan pula.
Respirator dengan pemasok udara

Peralatan ini mirip peralatan pernapasan untuk para penyelam, dimana disediakan udara/oksigen
untuk pernapasan. Alat pelindung demikian diperlukan untuk bekerja dalam ruang yang mungkin
berkadar oksigen rendah seperti ruang tertutup atau ruang terpolusi berat, seperti adanya gas
aspiksian (N2 metan CO2) atau aspiksian kimia (NH3, CO, HCN) pada kosentrasi tinggi. Pemasok udara
pernapasan berupa udara tekan, dapat dipakai selama 30 menit sampai 1 jam dan udara atau oksigen
cair untuk perlindungan antara 1-2 jam.

8. PERLINDUNGAN TELINGA

Pelindung Telinga tidak boleh dianggap enteng terutama untuk praktikan yang bekerja di tempat yang
berkondisi bising baik itu dari gesekan benda-benda keras ataupun bunyi-bunyi keras dari mesin.

Alat Pelindung yang digunakan untuk kondisi seperti ini antara lain:

1) Ear Phone, system kerja alat Earphone ini yaitu meredam suara.

2) Sumbat Telinga (Ear plugs )

Sumbat telinga yang baik adalah menahan frekuensi Daya atenuasi (daya lindung) : 25-30 dB,
sedangkan frekuensi untuk bicara biasanya (komunikasi) tak terganggu

3) Tutup Telinga (Ear muff )

Frekuensi 28004000 Hz sampai 42 dB (3545 dB)Untuk frekuensi biasa 25-30 dB.Untuk keadaan
khusus dapat dikombinasikan antara tutup telinga dan sumbat telinga sehingga dapat atenuasi yang
lebih tinggi; tapi tak lebih dari 50 dB,karena hantaran suara melalui tulang masih ada.

penyimpanan zat-zat/bahan kimia

Bahan kimia yang ada di laboratorium jumlahnya relatif banyak seperti halnya jumlah peralatan. Di
samping jumlahnya yang banyak, bahan kimia juga dapat menimbulkan resiko bahaya yang cukup
tinggi. oleh karena itu hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan dan penataan bahan kimia
diantaranya meliputi aspek pemisahan (segregation), tingkat resiko bahaya (multiple hazards),
pelabelan (labeling), fasilitas penyimpanan (storage facilities), wadah sekunder (secondary
containment), bahan kadaluarsa (outdate chemicals), inventarisasi (inventory), dan informasi resiko
bahaya (hazard information).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyimpan bahan-bahan kimia diantaranya: wujud zat,
konsentrasi zat, bahaya dari zat, label, kepekaan zat terhadap cahaya, dan kemudahan zat tersebut
menguap.

Penyimpanan dan penataan bahan kimia berdasarkan urutan alfabetis akan lebih tepat apabila bahan
kimia sudah dikelompokkan menurut sifat fisis, dan sifat kimianya terutama tingkat kebahayaannya.
Semua bahan harus diberi label secara jeas, dan untuk larutan harus dicantumkan tanggal
pembuatannya.

Penyimpanan bahan-bahan kimia di laboratorium di dasarkan pada wujud dari zat tersebut (padat,
cair dan gas), sifat-sifat zat (Asam dan basa), sifat bahaya zat (korosif, mudah terbakar, racun dll),
seberapa sering zat tersebut digunakan. Sistem penyimpanan bahan-bahan kimia didasarkan pada
bahan yang sering dipakai, bahan yang boleh diambil sendiri oleh pemakai laboratorium, bahan yang
berbahaya/racun, dan jumlah bahan yang dsimpan.

Cara menyimpan bahan-bahan kimia sama hanya dengan menyimpan alat-alat laboratorium, sifat
masing-masing bahan harus diketahui sebelum melakukan penyimpanan, seperti:

1. Bahan yang dapat bereaksi dengan plastic sebaiknya disimpan dalam botol kaca.

2. Bahan yang dapat bereaksi dengan kaca sebaiknya disimpan dalam botol plastic.

3. Bahan yang dapat berubah apabila terkena matahari langsung harus disimpan daam botol gelap
dan diletakkan dalam lemari tertutup.

4. Bahan yang tidak mudah rusak oleh cahaya matahari secara langsung dapat disimpan dalam
botol berwarna bening.

5. Bahan berbahaya dan bahan korosif sebaiknya disimpan terpisah dari bahan lainnya.

6. Bahan disimpan dalam botol yang diberi symbol karakteristik masing-masing bahan.

7. Sebaiknya bahan disimpan dalam botol induk yang berukuran besar. Pengambilan bahan kimia
dari botol secukupnya saja sesuai kebutuhan, dan sisa bahan praktikum disimpan dalam botol kecil,
jangan dikembalikan ke dalam botol induk, bertujuan untuk menghindari rusaknya bahan dalam botol
induk.

Tempat penyimpanan bahan-bahan kimia yang baika dalah di ruangan khusus, tidak bercampur
dengan tempat kegiatan praktikum berjalan. Kelembaban ruangan harus benar-benar diperhatikan
untuk mencegah agar bahan tidak mudah rusak. Umumnya bahan kimia disimpan berdasarkan
kelompoknya seperti rak atau lemari tempat menyimpan bahan padat, bahan cair, dan bahan
berbahaya. Untuk bahan padat yang tidak mudah meledak atau terbakar dapat diletakkan dalam
lemari tertutup, sedangkan untuk bahan yang mudah terbakar atau meledak diletakkan dalam rak
terbuka yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. Tujuannya agar bila terjadi ketidakberesan
mudah untuk diketahui. Tmpat penyimpanan bahan cair seperti asam, kloroform sebaiknya di simpan
di lemari asam, sedangkan untuk bahan yang tidak berbahaya dapat disimpan dalam lemari
tersendiri. Tujuannya bila terjadi kebocoran maka gas dapat langsung keluar melalui cerobong asap
dari lemari asam, jadi tidak menyebar. Untuk lebih jelas berikut akan dibahas syarat-syarat dalam
penyimpanan bahan-bahan kimia di laboratorium.

Syarat-syarat penyimpanan bahan-bahan kimia di laboratorium.

1. Bahan mudah terbakar

Banyak bahan-bahan kimia yang dapat terbakar sendiri, terbakar jika terkena udara, terkena benda
panas, terkena api, atau jika bercampur dengan bahan kimia lain. Fosfor (P) putih, fosfin (PH3), alkil
logam, boran (BH3) akan terbakar sendiri jika terkena udara. Pipa air, tabung gelas yang panas akan
menyalakan karbon disulfide (CS2). Bunga api dapat menyalakan bermacam-macam gas. Dari segi
mudahnya terbakar, cairan organic dapat dibagi menjadi 3 golongan:

a. Cairan yang terbakar di bawah temperatur -4oC, misalnya karbon disulfide (CS2), eter
(C2H5OC2H5), benzena (C5H6), aseton (CH3COCH3).

b. Cairan yang dapat terbakar pada temperatur antara -4oC - 21oC, misalnya etanol (C2H5OH),
methanol (CH3OH).

c. Cairan yang dapat terbakar pada temperatur 21oC 93,5oC, misalnya kerosin (minyak lampu),
terpentin, naftalena, minyak baker.

Syarat penyimpanan:

Temperatur dingin dan berventilasi,

Tersedia alat pemadam kebakaran,

Jauhkan dari sumber api atau panas, terutama loncatan api listrik dan bara rokok.

2. Bahan mudah meledak

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya explosive (E) dapat meledak dengan
pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik.
Contoh bahan kimia mudah meledak antara lain: ammonium nitrat, nitrogliserin, TNT. Hal-hal yang
dapat menyebabkan ledakan adalah:

a. Karena ada udara cair. Udara dapat meledak jika dicampur dengan unsur-unsur pereduksi dan
hidrokarbon

b. Karena ada gas-gas

c. Karena ada debu. Debu padat dari bahan mudah terbakar bercampur dengan udara dapat
menimbulkan ledakan dahsyat

d. Karena adanya pelarut mudah terbakar.

e. Karena ada peroksida.


Syarat penyimpanan:

Ruangan dingin dan berventilasi

Jauhkan dari panas dan api

Hindarkan dari gesekan atau tumbukan mekanis

Kombinasi zat-zat yang sering meledak di laboratorium pada waktu melakukan percobaan adalah:

Ammonium nitrat (NH4NO3), serbuk seng (Zn) dengan air

Peroksida dengan magnesium (Mg), seng (Zn) atau aluminium (Al)

Klorat dengan asam sulfat

Natrium (Na) atau kalium (K) dengan air

Asam nitrat (HNO3) dengan seng (Zn), magnesium atau logam lain

Kalium nitrat (KNO3) dengan natrium asetat (CH3COONa)

Nitrat dengan eter

Halogen dengan amoniak

Fosfor (P) dengan asam nitrat (HNO3), suatu nitrat atau klorat

Merkuri oksida (HgO) dengan sulfur (S)

3. Bahan beracun

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya very toxic (T+) dan toxic (F) dapat
menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat
rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Contoh: kalium sianida, hydrogen sulfida, nitrobenzene, atripin, sublimate (HgCl2), persenyawaan
sianida, arsen, dan gas karbon monoksida (CO) dari aliran gas.

Syarat penyimpanan:

Ruangan dingin dan berventilasi

Jauh dari bahaya kebakaran

Disediakan alat pelindung diri, pakaian kerja, masker, dan sarung tangan

Dipisahkan dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi

Kran dari saluran gas harus tetap dalam keadaan tertutup rapat jika tidak sedang dipergunakan
4. Bahan korosif

Bahan dan formulasi dengan notasi corrosive (C) adalah merusak jaringan hidup. Contoh asam-
asam, anhidrida asam, dan alkali. Bahan ini dapat merusak wadah dan bereaksi dengan zat-zat
beracun.

Syarat penyimpanan:

Ruangan dingin dan berventilasi

Wadah tertutup dan beretiket

Dipisahkan dari zat-zat beracun

5. Bahan Oksidator

Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya oxidizing (O) biasanya tidak mudah
terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah dapat menimbulkan ledakan dahsyat, terutama
peroksida. Contoh: Chlorat, Perklorat, Bromat, Peroksida, Asam Nitrat, Kalium Nitrat, Kalium
Permanganat, Bromin, Klorin, Fluorin, dan Iodin yang mudah bereaksi dengan Oksigen (dalam kondisi
tertentu).

Syarat penyimpanan:

Temperatur ruangan dingin dan berventilasi

Jauhkan dari sumber api dan panas, termasuk loncatan api listrik dan bara rokok

Jauhkan dari bahan-bahan cairan mudah terbakar atau reduktor

6. Bahan reaktif terhadap air

Contoh: natrium, hidrida, karbit, nitrida.

Syarat penyimpanan:

Temperatur ruangan dingin, kering, dan berventilasi

Jauh dari sumber nyala api atau panas

Bangunan kedap air

Disediakan pemadam kebakaran tanpa air (CO2, dry powder)

7. Bahan reaktif terhadap asam


Zat-zat tersebut kebanyakan dengan asam menghasilkan gas yang mudah terbakar atau beracun,
contoh: natrium, hidrida, sianida.

Syarat penyimpanan:

Ruangan dingin dan berventilasi

Jauhkan dari sumber api, panas, dan asam

Ruangan penyimpan perlu didesain agar tidak memungkinkan terbentuk kantong-kantong


hydrogen

Disediakan alat pelindung diri seperti kacamata, sarung tangan, pakaian kerja

8. Gas bertekanan

Contoh: gas N2, asetilen, H2, dan Cl2 dalam tabung silinder.

Syarat penyimpanan:

Disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan terikat

Ruangan dingin dan tidak terkena langsung sinar matahari

Jauh dari api dan panas

Jauh dari bahan korosif yang dapat merusak kran dan katub-katub.

Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam proses penyimpanan

Anda mungkin juga menyukai