Anda di halaman 1dari 20

PERANCANGAN STASIUN KERETA API TERPADU

DENGAN TERMINAL BUS DI SEMARANG


(Dengan pendekatan arsitektur strukturalisme)

Oleh : Teshanda Rizki H1), Adi Sasmito2), Margareta Maria S3)


1)
Mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Pandanaran Semarang
2), 3)
Dosen Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Pandanaran Semarang

ABSTRAKSI

Meningkatnya beban pada sistem transportasi kota dan antar kota, maka telah diasumsikan dengan
berbagai kesimpulan diadakannya suatu pemecahan, terutama yang berkaitan dengan sistem
transportasi massal (Mass Rapid Transportation). Salah satu sistem transportasi massal yang cukup
potensial sebagai angkutan massal yang cepat, aman, lancar adalah kereta api. Peranan kereta api
inilah yang akan ditingkatkan sarana maupun prasarananya untuk menanggulangi masalah transportasi
kota dan antar kota tersebut. Maka terciptalah suatu bangunan berbentuk memanjang dengan jumlah
satu lantai untuk bagian peron, retail dan kantor pengelola dan bangunan berbentuk melengkung
dengan jumlah dua lantai yang berfungsi untuk hall. Pada bangunan tersebut menonjolkan bentuk-bentuk
struktur, seperti bentuk struktur atap peron.

Kata kunci : Sirkulasi, struktur atap

1. PENDAHULUAN transportasi massal (Mass Rapid


1.1. Latar belakang Transportation). Salah satu sistem
Pertambahan jumlah penduduk, transportasi massal yang cukup potensial
pertumbuhan ekonomi (industri dan sebagai angkutan massal yang cepat, aman,
perdagangan) merupakan unsur utama lancar adalah kereta api. Peranan kereta api
perkembangan kota. Kota Semarang termasuk inilah yang akan ditingkatkan sarana maupun
salah satu dari sekian banyak kota di prasarananya untuk menanggulangi masalah
Indonesia yang berkembang lumayan pesat. transportasi kota dan antar kota tersebut.
Kota Semarang merupakan pusat Oleh karena itu, efisiensi kegiatan
pemerintahan, perekonomian, kebudayaan ekonomi di wilayah ini akan sangat
dan perhubungan di Jawa Tengah dan menentukan bagaimana secara keseluruhan
semakin tahun penduduknya semakin propinsi Jawa Tengah akan dapat bersaing dan
bertambah. Pertambahan jumlah penduduk tumbuh di era otonomi daerah dan persaingan
yang tinggi di satu sisi menuntut pelayanan global dalam waktu dekat ini. Dalam hal ini
jasa angkutan kota ataupun antar kota yang tingkat kegiatan efisiensi ekonomi suatu
memadai. Hal ini tentunya menambah beban wilayah, khususnya kota Semarang, akan
pada sistem transportasi kota maupun antar sangat ditentukan bagaimana kinerja dan
kota yang tersedia. sistem transportasi yang ada. Dengan kata
Meningkatnya beban pada sistem lain, pemecahan masalah transportasi
transportasi kota dan antar kota Semarang ini merupakan salah satu kebijakan strategis
menuntut diadakannya suatu pemecahan, dalam usaha untuk mengembangkan
terutama yang berkaitan dengan sistem prekonomian wilayah.

1
Problem transportasi di kota Semarang Kegiatan dan Pelaku Kegiatan, serta Dasar
saat ini sudah parah, khususnya di jam-jam Filosofi.
puncak lalu lintas di pagi dan sore hari. Berdasarkan pedoman perancangan
Dengan kondisi dan tata ruang dan pola dilakukan eksplorasi desain untuk
kecenderungannya di masa datang dapat memperoleh alternatif desain terbaik dan
diperkirakan bahwa luasan wilayah perkotaan konsepsi perancangan diuraikan dalam:
akan mengalami perluasan, dan a. Perancangan tapak meliputi pencapaian
konsekuensinya masalah transportasi juga dan sirkulasi.
akan meluas skala dan wilayahnya. Maka dari b. Perancangan bangunan meliputi bentuk
itu salah satu solusi paling realistis untuk massa bangunan, penampilan bangunan,
masalah transportasi di kota Semarang ialah tata ruang dalam dan luar, struktur dan
dari sisi pengembangan jaringan jalan, dengan bahan bangunan.
meningkatkan manfaat jaringan transportasi c. Perlengkapan bangunan, yang meliputi
lain yang sudah ada dan beroperasi. Hal persyaratan fisik dan utilitas bangunan.
tersebut dapat dilakukan dengan melakukan Dasar pendekatan perencanaan dan
duplikasi jaringan secara vertikal. Dengan perancangan arsitektur ini di maksudkan
kata lain, jaringan transportasi yang sudah ada sebagai acuan yang dipakai untuk menyusun
tersebut dilipat gandakan kapasitas landasan program perancangan Stasiun Kereta
layanannya. Api Terpadu Dengan Terminal Bus Di
Selama ini usaha kajian duplikasi jalan Semarang. Dasar pendekatan tersebut adalah:
masih terpaku pada jaringan jalan, padahal 1. Pendekatan aspek fungsional
khususnya untuk kondisi kota Semarang 2. Pendekatan aspek teknis
masih terdapat potensi duplikasi jaringan jalan 3. Pendekatan aspek kinerja
diatas jaringan moda lain, yaitu kereta api. 4. Pendekatan aspek arsitektural
Laporan perancangan ini dibuat sebagai 5. Pendekatan aspek kontekstulal
tindak lanjut dari penyusunan Landasan Dari rumusan di atas diharapkan
Program Perencanaan dan Perancangan terwujud perancangan sebuah Stasiun Kereta
Arsitektur dengan judul Stasiun Kereta Api api Terpadu Dengan Terminal Bus Di
Terpadu Dengan Terminal Bus Di Semarang. Semarang yang mampu memenuhi kebutuhan
Laporan ini berisikan garis besar pemikiran- sarana dan prasarana transportasi angkutan
pemikiran dan konsep perancangan fisik massal yang cepat, aman, lancar.
dengan didasarkan pedoman perancangan
yang meliputi Tujuan dan Sasaran 1.2. Maksud

Perancangan, Faktor Penentu Perancangan, Maksud dalam perancangan stasiun


kereta api adalah untuk mengatasi pemecahan
masalah transportasi, agar kepadatan lalu

2
lintas kota dan antar kota kota dapat Beberapa definisi Stasiun secara umum
diminimalisir dengan baik. Stasiun kereta api mempunyai 2 pengertian
yaitu :
1.3. Tujuan dan Sasaran a. Menurut Undang - Undang Nomor 23
Tujuan ; laporan ini adalah untuk Tahun 2007 tentang perkeretaapian,
mengungkapkan dan merumuskan masalah- definisi dari stasiun adalah tempat
masalah yang berkaitan dengan perencanaan dimana para penumpang dapat naik-turun
dan perancangan Stasiun Kereta api Terpadu dalam memakai sarana transportasi
di Semarang serta memberikan alternatif kereta api.
pemecahannya secara arsitektural seperti pada b. Sedangkan menurut Warpani, stasiun
tapak dan bentuk bangunannya, Strukturnya, adalah tempat berkumpulnya penumpang
serta Utilitasnya. dan barang yang menggunakan moda
Sasaran ; tersusunnya langkah-langkah angkutan kereta api. Selain itu, stasiun
pokok (proses dasar) perencanaan dan juga berfungsi sebagai tempat pengendali
perancangan Stasiun Kereta api Terpadu di dan pengatur lalu lintas kereta api, serta
Semarang berdasarkan atas aspek-aspek sebagai depo kereta api. Stasiun yang
panduan perancangan (design guide lines besar sering pula menjadi tempat
aspect). perawatan kereta api dan lokomotif.
Stasiun adalah terminal akhir dan awal
1.4. Batasan dan Anggapan
perjalanan kereta api namun bukan
Batasan ; Ketentuan dan peraturan
merupakan tujuan atau awal perjalan
pemerintah mengenai bangunan, mengacu
sebenarnya (Warpani,1990)
pada peraturan daerah setempat yang
tercantum dalam RTRW Kota Semarang 2.2. Jenis-jenis Stasiun
tahun 2011-2031 serta peraturan-peraturan Berikut adalah jenis-jenis stasiun yang
setempat. dijelaskan pada Keputusan Menteri
Anggapan ; Dalam mendirikan Stasiun Perhubungan Nomor 22 Tahun 2003 yang
Kereta Api Terpadu, tapak terpilih dianggap dibedakan berdasarkan kedudukannya
tidak ada elemen lainnya yang mengganggu. terhadap perjalanan suatu rangkaian kereta
Serta tidak ada masalah dengan status tanah api, antara lain :
atau pembebasan lahan. Untuk bentuk dan a. Stasiun Awal Perjalanan Kereta Api,
luasan tapak yang direncanakan juga dianggap Stasiun asal perjalanan kereta api dan
tidak ada masalah. juga sebagai tempat untuk menyiapkan
rangkaian kereta api dan
2. TINJAUAN TEORI
memberangkatkan kereta api.
2.1. Definisi Stasiun

3
b. Stasiun Antara Perjalanan Kereta Api, b. Stasiun paralel, gedungnya sejajar
Stasiun tujuan terdekat dalam setiap dengan sepur-sepur dan merupakan
perjalanan kereta api yang berfungsi juga stasiun pertemuan. Pada stasiun
untuk menerima kedatangan dan pertemuan atau junction, dapat pula
memberangkatkan kembali kereta api gedung stasiunnya dibuat sebagai suatu
atau dilewati oleh kereta api yang kombinasi dari stasiun paralel dan stasiun
berjalan langsung. siku-siku.
c. Stasiun Akhir Perjalanan Kereta Api, c. Stasiun pulau, posisi stasiun sejajar dengan
Stasiun tujuan akhir perjalanan kereta api sepur-sepur tetapi letaknya di tengah-tengah

yang menerima kedatangan kereta api. antara sepur.


d. Stasiun semenanjung, letak gedung
d. Stasiun Pemeriksaan Perjalanan Kereta
stasiun pada sudut dua sepur yang
Api, Stasiun awal perjalanan kereta api
bergandengan.
dan stasiun antara tertentu yang
ditetapkan sebagai stasiun pemeriksa 2.4. Stasiun menurut jangkauan pelayanan
dalam Grafik Perjalanan Kereta Api a. Stasiun jarak dekat (Commuter Station).
(Gapeka). Di stasiun pemeriksa wajib b. Stasiun jarak sedang (Medium Distance
dilakukan kegiatan pencatatan mengenai Station).
persilangan luar biasa dengan kereta api c. Stasiun jarak Jauh (Long Distance
fakultatif atau kereta api luar biasa. Station)
e. Stasiun Batas, Stasiun sebagai pembatas
perjalanan kereta api dikarenakan adanya 2.5. Stasiun menurut letak
stasiun yang ditutup. a. Stasiun akhiran, stasiun tempat kereta api
mengakhiri perjalanan.
2.3. Stasiun menurut bentuknya b. Stasiun antara, stasiun yang terletak pada
Menurut Imam Subarkah (1981), stasiun jalan terusan.
sendiri memiliki jenisnya masing-masing c. Stasiun pertemuan, stasiun yang
dengan rincian sebagai berikut: menghubungkan tiga jurusan.
a. Stasiun siku-siku, letak gedung stasiun d. Stasiun silang, stasiun terdapat pada dua
adalah siku-siku dengan letak sepur- jalur terusan.
sepur yang berakhiran di stasiun tersebut.
Maksud pembuatan stasiun siku-siku 2.6. Stasiun Menurut Ukuran.
supaya jalan rel dapat mencapai suatu a. Stasiun kecil, disini biasanya kereta api
daerah sampai sedalam-dalamnya, ekspress tidak berhenti, hanya ada dua
misalnya daerah industri, perdagangan, atau tiga rel kereta api.
dan pelabuhan.

4
b. Stasiun sedang, disinggahi kereta api Pada penelitian dalam merancang sebuah
ekspress, terdapat gudang barang dan bangunan atau gedung harus
melayani penumpang jarak jauh mempertimbangkan beberapa aspek
c. Stasiun besar, melayani pemberangkatan diantaranya; fungsional, teknis, kinerja,
dan pemberhentian kereta yang banyak arsitektural dan kontektual.
dari berbagai jenis perjalanan,
fasilitasnya lengkap dengan sistem 3.1. Faktor Penentu Perancangan

pengaturan yang sangat kompleks. Faktor penentu perancangan ini


berdasarkan pendekatan dan ketentuan
2.7. Stasiun menurut posisi perencanaan Stasiun Kereta api Terpadu
a. Ground level station, bangunan stasiun dengan Terminal Bus di Semarang.
yang letaknya sejajar dengan platform / Pendekatan perencanaan dan perancangan ini
peron diatas tanah. merupakan pedoman untuk mencapai
b. Over track station, letak bangunan landasan program perencanaan dan
stasiunnya diatas platform / peron. perancangan Stasiun Kereta api Terpadu
c. Under track station, letak bangunan dengan Terminal Bus di Semarang.
stasiunnya di bawah peron. Adapun faktor penentu Perancangan
dalam pendekatan ini adalah sebagai berikut:
2.8. Stasiun terpadu 1. Adanya potensi lokasi yang dapat
Stasiun kereta api terpadu yaitu stasiun dikembangkan untuk memenuhi
yang memberi kemudahan untuk melakukan kebutuhan fasilitas Penumpang kereta api
pergantian antar moda, intra moda, maupun di Kota Semarang.
antar jurusan baik pada tingkat lokal, regional, 2. Lokasi perancangan disesuaikan dengan
maupun nasional dengan menggunakan lebih kebijakan Pemerintah Kota Semarang
dari satu moda transportasi tanpa terputus. dalam perencanaan pembangunan.
Dalam bentuk yang ideal, orang dan atau 3. Pemilihan tapak untuk Stasiun Kereta api
barang pada stasiun terpadu dapat langsung adalah pencapaian harus mudah dan
berpindah moda transportasi, misalnya dari dapat dilalui oleh kendaraan baik roda 2,
angkutan jalan rel ke jalan raya atau ke moda roda 4 ataupun lebih
angkutan udara atau laut dan sebaliknya, 4. Perancangan ini merupakan suatu sistem
sehingga akan lebih banyak memberikan agar Stasiun kereta api yang dibangun
manfaat bagi pengguna terutama dari segi dapat berfungsi sesuai dengan ketentuan
efisiensi perjalanan yang mudah, murah, dan dan persyaratan yang ada.
cepat. 5. Besaran ruang perancangan ini
didasarkan pada studi literature, survey
3. METODOLOGI
lapangan, studi banding dan analisa dari

5
unsur penentu, pelaku, kegiatan, ruang, dinamis. Pada perancangan ini digunakan
fasilitas, lokasi serta tapak yang pendekatan Arsitektur Strukturalisme yang
dibutuhkan. mampu menunjukkan fungsi karya tersebut.

3.2. Kegiatan dan Pelaku Kegiatan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Ada beberapa Kegiatan dan Pelaku Dari berbagai refrensi dan data-data yang
kegiatan yang ada di Apartemen yaitu sebagai diperoleh serta survei dilapangan dan study
berikut : banding serta study literatur dari hasil
1. Pengelola pembahasan atara lain :
Pengelola stasiun dan tenaga kerja yang
melayani seluruh aktivitas. 4.1. Pemilihan tapak

Kegiatan Administrasi Dari kriteria dan persayaratan pemilihan

Kegiatan Service / pelengkap tapak yang ada maka alternatif tapak yang di

meliputi kegiatan tiketing, mekanikal dapat adalah sebagai berikut:

elektrikal, informasi, mushola, Berdasarkan pemilihan tapak telah ditentukan

kafetaria, dan restoran. tapak terpilih di Jl.Raya Semarang - Kendal.

2. Penumpang / Pengantar (Penjemput) Kawasan ini diperuntukan untuk fungsi

Sedangkan untuk Pengunjung dibedakan permukiman, fungsi kawasan wisata, serta

menjadi 2 aktifitas yakni sebagai berikut: fungsi pendukung yaitu transportasi. Luas
total tapak ini sekitar 5 Ha.
Penumpang / orang yang akan
a. Batas Tapak
menggunakan alat transportasi kereta
Utara : Jl.Mekar raya
api.
Selatan : Jl.Raya Semarang - Kendal
Pengantar / Penjemput orang yang
Barat : Permukiman
tidak menggunakan alat transportasi
Timur : Permukiman
kereta api, dalam hal ini yaiyu orang
b. Tata Guna Lahan :
yang hanya mengantar atau
1. Permukiman, Wisata dan transportasi
menjemput penumpang.
2. Luas Tapak = 50.000 m2
3.3. Filosofi 3. KDB : 60
Bangunan dirancang sesuai dengan 4. KLB : 1,2
fungsinya sebagai bangunan stasiun kereta api 5. GSB : 32 m
yang diperuntukkan untuk mengakomodasi 6. Tinggi Bangunan : 2 lantai
penumpang yang terfokus pada bidang jasa. c. Potensi Tapak
Gaya yang ditampilkan dalam stasiun kereta Dekat dengan terminal bus
api di Semarang ini menyesuaikan dengan
4.2. Pembagian Ruang
fungsi bangunan tersebut yang bersifat

6
1. Kelompok Aktivitas Pengelola 4. Kelompok Aktivitas Penunjang
a) Ruang Kepala stasiun a) Kelompok Ruang Penerima
b) Ruang Wakil Ka stasiun Hall stasiun
c) Ruang Sekretaris Informasi
d) Ruang Bendahara b) Kelompok Fasilitas Pengunjung
e) Ruang-ruang Kepala Bagian Restoran/Kafe
f) Ruang Staff ATM
g) Ruanq Rapat Biro Wisata
h) Ruang Arsip Drugstore dan Klinik
i) Ruang Tata Usaha
j) Ruang Tamu 4.3. Perhitungan Besaran Tapak
k) Lavatory Luas Total Bangunan
l) Gudang = 6550 m2 + 1565 m2 = 8115 m2
2. Kelompok Aktivitas Servis
a) Ruang Cleaning Service Luasan maksimal bangunan:
b) Gudang Luas Total Lantai Bangunan x KLB
c) Ruang Pelayanan Teknis Bangunan = (8115 x 1,2)
d) Ruang Genset dan Trafo = 9738 m2 > 8115 m2 (Memenuhi
e) Ruang Mesin AC Syarat)
f) Ruang PABX
KDB 60% maka luas lahan yang
g) Ruang Pompa dan Reservoir
dibutuhkan
h) Ruang Penampungan Sampah
= 9738 x 60%
i) Ruang Panel
= 5842 m2 < 50000 m2 (Memenuhi
j) Ruang Control
Syarat)
k) Ruang Security
l) Ruang Pengawasan CCTV
4.4. Bentuk Massa Bangunan
m) Ruang Kesehatan
Arsitektural bangunannya berupa dua
n) Biro wisata
massa berbentuk persegi panjang dan
o) Mushola
lengkung pada bagian tengah. Selain
3. Kelompok Aktivitas Parkir
berkonsep Strukturalism Architecture, adalah
a. Ruang Drop Off
desain secara langsung dengan melihat
b. Ruang Parkir Pengunjung
struktur atau susunan tanpa melihat historis
c. Ruang Parkir Pengelola
atau penggalan waktu pada desain.
d. Ruang Parkir inap
Strukturalisme merupakan metoda kajian yang
e. Ruang Parkir Taxi
meyakini bahwa hakekat yang benar dari

7
sesuatu benda tidak berada didalam benda itu Konsep perancangan aklimatisasi ruang
sendiri, tetapi didalam pertalian-pertalian pada bangunan Stasiun Kereta Api Terpadu
diantara benda-benda itu, yang kita bangun meliputi penggunaan struktur bangunan dan
(construct) untuk kemudian kita serap bahan bangunan.
(percieve). Sistem struktur bangunan akan
mempengaruhi terbentuknya bangunan,
4.5. Konsep Penekanan Desain sehingga akan mempengaruhi penampilan
Penekanan desain yang digunakan dalam bangunan tersebut.
perancangan Stasiun kereta api terpadu adalah Sistem struktur bangunan terdiri dari:
dengan konsep strukturalisme. Dalam a. SubStructure
menonjolkan struktur yang digunakan pada Karakter struktur tanah dan jenis tanah
bangunan stasiun sehingga bentuk struktur sangat menentukan jenis pondasi. Sub
bangunan dapat ditampilkan. structure pada bangunan bertingkat
menggunakan pondasi tiang pancang,
4.6. Konsep Penataan Luar Ruang
sedangkan bangunan tidak bertingkat
Menurut fungsinya dapat dibagi 2 yaitu
menggunakan pondasi footplate dan
ruang luar aktif (fasilitas penunjang outdoor,
pondasi lajur batu kali.
sirkulasi kendaraan dan manusia, dan parkir
b. UpperStructure
outdoor) serta luar ruang pasif (tanaman-
Upper Structure adalah struktur kolom
tanamn). Untuk mengurangi crowded akibat
dan balok yang berada diatas pondasi
parkir dibagian luar, maka seluruh parkir
digunakan pada Stasiun Kereta Api
diletakkan di sisi-sisi bangunan sehingga
Terpadu ini adalah struktur rangka kaku
ruang luar hanya untuk sirkulasi kendaran
(rigid frame structure).
masuk-keluar, drop off, lalu lintas manusia
c. Plat dan balok
dan fasilitas penunjang luar. Unsur-unsur
Plat menggunakan ketebalan 12 cm
ruang luar antara lain :
dengan balok dengan ukuran 60.
1. Landscape
d. Dinding
Penataan landscape lahan hijau
Dinding menggunakan beton cetak dan
difungsikan sebagai ruang terbuka hijau.
bata, finishing dinding menggunakan
2. Sirkulasi
bahan ACP (Alumunium Composite
Entrance stasiun, sirkulasi dan area
Panel). Untuk dinding kaca
parkir stasiun. Sirkulasi manusia
menggunakan bahan Tempered Glass 10
disediakan sendiri jalur untuk pejalan
mm.
kaki
e. Plafon

4.7. Konsep Struktur (Pendekatan Teknis)

8
Pada bahan atap menggunakan bahan Listrik berasal dari PLN yang disalurkan
gypsum, dengan rangka hollow, Langit ke gardu utama atau trafo. Dari trafo
langit harus kuat, berwarna terang, dan daya listrik dialirkan menuju Main
mudah dibersihkan, Langit langit Distribution Panel (MDP) lalu ke
tingginya minimal 2,60 meter dari lantai. beberapa Sub Distribution Panel (SDP)
f. Lantai untuk diteruskan ke semua perangkat
Finishing lantai pada bangunan dengan listrik yang ada di bangunan. Untuk
menggunakan pelapis lantai granite tile keadaan darurat disediakan generator set
dan pada luar bangunan dengan yang dilengkapi dengan automatic switch
menggunakan paving , batu sikat dan system yang secara otomatis (dalam
batu temple. waktu kurang dari 5 detik) akan langsung
menggantikan daya listrik dari PLN yang
4.8. Konsep Utilitas (Pendekatan Kinerja) terputus.
Sistem utilitas yang digunakan dalam 4. Sistem jaringan air bersih
bangunan, antara lain sebagi berikut : Kebutuhan air bersih diambil dari dua
1. Sistem Pencahayaan macam, yakni air bersih dari artetis yang
Pencahayaan alami digunakan pada di distribusikan ke tiap lantai.
siang hari untuk skylight pada peron. 5. Sistem pembuangan Air Kotor
Pencahayaan buatan merata (Drainase)
digunakan untuk bagian ruang dalam Air kotornya adalah sebagai berikut :
(indoor). Penerangan terarah a. Air hujan, dialirkan ke saluran kota.
digunakn untuk member penonjolan b. Kotoran, yang berbentuk padat dan
pada ruang informasi dan jadwal cair dari pengunjung, pengelola dan
kereta api. lavatory, dialirkan ke septictank.
2. Sistem Perkondisian Udara c. Air Kotor Limbah Rumah Tangga
Rata-rata suhu di kota Semarang cukup seperti; cucian wastafel, kamar mandi
tinggi dan panas, maka diusahakan (bukan limbah kloset), dan dapur
pemecahannya untuk memperoleh suhu dialirkanke saluran kota.
yang sesuai dengan standart kenyamanan 6. Sistem Penangkal Petir
dengan cara menerapkan: Menggunakan model farada yang
a. Menghindari orientasi arah Barat- menggunakan tiang-tiang bliksem split
Timur. dengan tinggi 30 cm, di atas atap
b. Menggunakan AC Central. bangunan yang dipasang setiap 3,5 m.
3. Sistem Penyediaan dan Distribusi Listrik tiang yang satu dengan yang lainnya

9
dihubungkan dengan kawat tembaga dan intercom dan handy talky (untuk
turun melalui kawat menuju arde. penggunaan individual dua arah). Biasa
7. Sistem Pemadam Kebakaran digunakan untuk komunikasi antar
Sarana deteksi dan alarm kebakaran pengelola/bagian keamanan.
menggunakan heat and smoke detector. b. Komunikasi Eksternal, adalah jaringan
System pemadam api menggunakan : dengan sistem PABX (Private Automatic
a. Hydrant kebakaran Branch Exchange) dan faxcimile. Alat
Selang hydrant kebakaran dengan komunikasi lainnya yakni fasilitas
diameter 1,5-2 harus terbuat dari internet dengan sistem wi-fi yang dapat
bahan yang tahan panas, dengan dijangkau seluruh bagian ruang pada
panjang selang 20-30 m, diletakkan gedung stasiun.
ditiap-tiap lantai dan apartemen.
Hydrant kebakaran dihalaman 9. Sistem keamanan
Dilengkapi dengan siamesse Sistem pengamanan dengan pengamanan
connection manual, dengan penerapan teknologi seperti
b. Sprinkler security checking digunakan untuk mengecek
Alat ini bekerja apabila suhu kendaran yang masuk ke Stasiun ini,
diruangan mencapai 60OC-70OC. pengamanan dengan memakai pos jaga, dan
penutup kaca pada sprinkler akan juga menggunakan perangkat CCTV baik di
pecah dan menyemburkan air. dalam gedung maupun di lingkungan.
Detektor asap dan panas akan
memberikan peringatan dini dan 10. Sistem pembuangan sampah

dengan demikian memberikan banyak Sampah dikumpulkan di kotak tempat

manfaat pada bangunan, karena sampah yang terletak di tempat-tempat bagian

biasanya evakuasi orang keluar servis di tiap bangunan, kemudian

gedung membutuhkan waktu yng dikumpulkan di bak penampungan sampah

cukup panjang. pada site. Letak tempat pembuangan ini


hendaknya sebisa mungkin tidak
8. Sistem Komunikasi menyolok.Setelah itu sampah-sampah tersebut
Sistem komunikasi dapat dibedakan akan dialihkan ke luar site oleh Dinas
menjadi dua jenis: Kebersihan Kota yang selanjutnya dibuang ke
a. Komunikasi Internal, adalah komunikasi TPA.
yang terjadi dalam satu bangunan. Alat
komunikasi ini antara lain adalah

10
11
12
13
14
15
16
17
18
5.1. Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA
1. Pada perancangan stasiun kerta api
tersebut telah dipilih tapak yang sesuai Badan Pusat Statistik. 2013. Kota Semarang

dan setrategis serta bisa diakomodasi Dalam Angka Tahun 2012. Semarang :

dengan berbagai macam kendaraan, yang Badan Perencana Pembangunan Daerah

berlokasi di jalan Raya Semarang Kota Semarang

Kendal. Chiara, De Joseph and Jhon Honcock

2. Pembagian ruangan sesuai dengan Callander (1973), Time Saver Standard

kelompok ruang tersendiri diantaranya; For Building Type, Graw-Hill Book

ruang publik, privat dan semi publik, Company

yang diaplikasikan pada lantai bangunan. Departernen Perhubungan Ditjen

Untuk ruang pengelola dan servis Perhubungan Darat Tahun 1995

diaplikasikan pada lantai dasar, agar Edward K. Morlok; Pengantar Teknik dan

sirkulasi keluar masuk tidak menghambat Perencanaan Transportasi; Erlangga;

aktifitas lain, untuk ruang servis dan Jakarta Pusat;1985.

pengelola diaplikasikan dekat dengan Ernst Neufert, Data Arsitek jilid 2, 2002

side enterence (SE) yang berada di http://en.wikipedia.org/wiki/Double_track

samping bangunan, sedangkan untuk http://hendriyana90.wordpress.com/lebar-rel-

parkir pengelola diberikan fasilitas parkir kereta-api/


http://id.wikipedia.org/wiki/Dipo_lokomotif
tersendiri.
http://kampuzsipil.blogspot.com/2012/11/grafi
k-perjalanan-kereta-api-gapeka.html
5.2. Saran
http://medanbisnisdaily.com/news/arsip/read/
Pada perancangan stasiun kereta api yang
2011/01/30/17716/saat_mengintip_bengk
berlokasi di jalan Raya Semarang -
el_lokomotif
Kendal untuk penghijauannya agar ada
http://www.kereta-api.co.id
perawatan khusus, karena bangunan
irerrormt.blogspot.com/2012/04/persilangan-
berada di tepi jalan sirkulasi bus.
dan-wesel.html
Penghijauan bertujuan untuk mengurangi
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 22
kebisingan dan penyaring udara kotor
Tahun 2003
Carbon dioksida (CO2) serta untuk
Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 tahun
peredam panas.
1995 tentang Terminal
Transportasi Jalan (pasal 4 dan pasal 5).
Peraturan Konstruksi Jalan Rel di Indonesia
(PKJRI)

19
Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 1998
tentang prasarana dan sarana Kereta Api
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: PM.
29 TAHUN 2011
Panero, Julius. Human Dimension & Interior
Space. London : The architectural Press
Ltd, 1979.
Perhubungan No. KM 68 Tahun 1993
Rowe, Alfred J. 'Planning Building for
Habitation Comerce and Industry", 1976.
RDTRK Kota Semarang 2011
Subarkah, Imam.Ilmu Bangunan Jalan Kereta
Api, Idea Dharma, Bandung,1981.
Undang-Undang No.23 Tahun 2007 tentang
perkeretaapian
UU No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas
Angkutan Jalan dan Keputusan Menteri
V.N. Vazirani and S.P. Chandola;
Transportation Enginering Volume I
;Khanna Publishers; Dehli.
Warpani, Suwardjoko. Merencanakan Sistem
Perangkutan. ITB, Bandung, 1990.

20

Anda mungkin juga menyukai