Anda di halaman 1dari 19

PERANAN DAN STRATEGI GURU BIDANG STUDI DI SMK N 1 SLAWI

DALAM MENGHADAPI MASALAH SISWA

Sebagai Tugas Mata Kuliah

Bimbingan Konseling
Dosen Pengampu : Afriyadi Sofyan I. Kons.

Disusun Oleh:

Nama : Ummi Hidayah


NIM : 7101415144
Prodi : Pendidikan Akuntansi

Universitas Negeri Semarang


2016

i
Kata Pengantar

Puji syukur kepada Allah Swt. yang telah memberikan kekuatan dan
kemampuan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berisi laporan hasil observasi ke SMK N 1 Slawi dengan judul Peranan dan
Strategi Guru Bidang Studi di SMK N 1 Slawi dalam Menghadapi Masalah Siswa
di Smk N 1 Slawi sebagai tugas dari mata kuliah Bimbingan Konseling. Laporan
observasi ini berisi tentang bagaimana peranan dan strategi seorang guru bidang
studi dalam menghadapi masalah siswa .
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Afriyadi Sofyan I.
selaku dosen pengampu mata kuliah Bimbingan Konseling yang telah
membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan
lancar. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dan mendukung penyusunan makalah laporan ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, Juni 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL MAKALAH ............................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Rumusan masalah .................................................................................. 1

C. Tujuan Penulisan ................................................................................... 2

D. Manfaat Penulisan .................................................................................. 2

BAB II TINJAUN PUSTAKA ............................................................................... 3

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling ................................................... 3


B. Guru Bidang Studi ................................................................................. 4
C. Pengertian dan ciri-ciri masalah ............................................................ 4
D. Jenis-jenis masalah ................................................................................ 5

BAB III PERSIAPAN DAN PROSES OBSERVASI ............................................ 8

A. Persiapan ................................................................................................ 8

B. Proses Observasi ..................................................................................... 8

BAB IV PEMBAHASAN HASIL OBSERVASI ................................................... 10

A. Profil Narasumber dan sekolah .............................................................. 10

B. Hasil wawancara .................................................................................... 10

BAB V PENUTUP .................................................................................................. 14

A. Simpulan ................................................................................................. 14

B. Saran ....................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 15

LAMPIRAN ............................................................................................................ 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam proses pendidikan di sekolah, siswa merupakan subjek didik
utama. Siswa sebagai individu yang dinamis dan berada dalam proses
perkembangan. Dalam proses perkembangannya siswa sebagai individu
yang memiliki pribadi unik dan berbeda-beda antara satu dengan yang
lainnya akan menghadapi masalah yang berbeda-beda pula dalam
melaksanakan tugas-tugas perkembangannya. Masalah yang dihadapi siswa
selain masalah perkembangan diri yaitu meliputi masalah perbedaan
individu, masalah kebutuhan individu, masalah penyesesuaian diri maupun
masalah belajar.
Pendidikan sebagai salah satu lingkungan yang membentuk siswa,
bertanggung jawab dalam memberikan asuhan kepada siswa dalam proses
perkembangan siswa. Pendidik merupakan salah satu komponen penting
dalm lingkungan pendidikan dalam hal ini berperan untuk membantu siswa
dalam mencapai taraf perkembangan melalui pemenuhan tugas-tugas
perkembangan secara optimal. Tugas guru bukanlah hanya untuk
menyampaikan materi dengan teori-teori konsep saja, tetapi seorang guru
juga memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memberikan bimbingan dan
konseling kepada para peserta didiknya untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi oleh para siswa.
Pendidik khususnya guru bidang studi yang mempunyai peran
strategis dalam menghadapi masalah siswa karena guru bidang studi
berhadapan langsung dengan siswanya dalam frekuensi pertemuan yang
sering. Oleh karens itu penulis melakukan observasi bagaimana seorang
guru bidang studi dalam menghadapi masalah siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, rumusan
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana persepsi
dan strategi guru bidang studi dalam menghadapi masalah siswa di SMK N
1 Slawi terkait pelayananan bimbingan dan konseling kepada siswa yang
menghadapi masalah.

1
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui bagaimana persepsi dan strategi seorang guru
bidang studi dalam menghadapi masalah pada siswa di SMK N 1 Slawi
terkait peranan guru bidang studi dalam memberi bimbingan dan konseling.
D. Manfaat Penulisan
Selain sebagai tugas mata kuliah bimbingan dan konseling, penulis
berharap semoga laporan ini dapat memberi gambaran dan pengetahuan
bagi pembaca bagaimana persepsi dan strategi seorang guru bidang studi
dalam menghadapi masalah siswanya terkait dengan peranan penting
seorang guru bidang studi dalam pelayanan bimbingan dan konseling.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling yang merupakan pelayanan dari, untuk,
dan oleh manusia memiliki pengertian-pengertian yang khas. Frank Parson
(1951) mengartikan bimbingan yaitu berupa bantuan yang diberikan
kepada individu untuk memilih, mempersiapkan diri, dan memangku suatu
jabatan, serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya.
Chiskolm berpendapat bahwa bimbingan ialah membantu individu uuntuk
lebih mengenal informasi tentang dirinya sendiri. Prayitno dan Erman
Amti (2004) mengungkapkan bahwa bimbingan merupakan proses
pemberian bantuan oleh orang yang ahli kepada beberapa orang atau
individu, baik anak anak, remaja, maupun dewasa. Pengertian yang lebih
luas kurang lebih kesimpulannya adalah bahwa bimbingan merupakan
bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada individu atau beberapa
orang dengan memberikan pengetahuan tambahan untuk memahami dan
mengatasi permalahan yang dialami oleh individu atau seseorang tersebut,
dengan cara terus menerus dan sitematis.
Menurut Prayitno dan Erman Amti(2004) konseling merupakan
proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling
oleh seorang ahli kepada individu yang sedang mengalami masalah yang
bermuara pada teratsinya masalah yang dihadapi oleh individu tersebut.
Winkel (2005) berpendapat bahwa konseling merupakan
serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu
konseli secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil
tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus.
Dari kedua pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengertian konseling merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
konselor yang dilakukan secara khusus dengan cara tatap tatap muka
dengan konseli guna mengatasi masalah yang dihadapi konseli. Setelah
menguraikan beberapa definisi tentang bimbingan dan konseleing, maka
sekarang kita bisa menyimpulkan definisi Bimbingan dan Konseling yaitu

3
serangkaian kegiatan berupa bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli
kepada konseli dengan cara tatap muka, baik secara individu atau beberapa
orang dengan memberikan pengetahuan tambahan untuk mengatasi
permalahan yang dialami oleh konseli, dengan cara terus menerus dan
sitematis.
B. Guru Bidang Studi
Guru adalah pelaksana pengajaran serta bertanggung jawab
memberikan informasi tentang siswa untuk kepentingan bimbingan dan
konseling. Di sekolah salah satu tugas utama guru adalah mengajar. Dalam
kesempatan mengajar siswa, guru mengenal tingkah laku, sifat-sifat,
kelebihan dan kelemahan tiap-tiap siswa. Dalam melaksanakan tugasnya
mengajar guru bidang studi pasti berhadapan langsung dengan siswa
dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu guru akan lebih tahu
masalah yang dihadapi oleh para siswa.
C. Pengertian dan Ciri-ciri Masalah
Dalam proses perkembangan dan proses kehidupannya, manusia
sangat mungkin enemui berbagai permasalahan, baik oleh individu secara
perorangan maupun kelompok. Permasalahan yang dihadapi oleh setiap
individu sangat dimungkinkan selain berpengaruh pada dirinya sendiri
juga berpengaruh kepada orang lain atau lingkungan sekitarnya.
Masalah merupakan sesuatu atau persoalan yang harus diselesaikan
atau dipecahkan. Masalah yangmenimpa seseoranga apabila dibiarkan
berkembang dan tidak segera dipecahkan dapat mengganggu kehidupan,
baik dirinya sendiri maupun orang lain. Adapun ciri-ciri masalah dapat
dikemukakan sebagai berikut:
1. Masalah muncul karena adanya kesenjangan harapan (das Sollen) dan
kenyataan (das sein).
2. Semakin besar kesenjangan, maka masalah semakin berat.
3. Tiap kesenjangan yang terjadi dapat menimbulkan persepsiyang
berbeda-beda.
4. Masalah muncul sebagai perilaku yang tidak dikehendaki oleh individu
itu sendiri maupun oleh lingkungan.

4
5. Masalah timbul akibat dari proses belajar yang keliru.
6. Masalah memerlukan berbagai pertanyaan dasar (basic question) yang
perlu dijawab.
7. Masalah dapat bersifat individual maupun kelompok.
D. Jenis-jenis masalah
Perjalanan kehidupan dan proses perkembangan seringkali ternyata
tidak mulus, banyak mengalami berbagai hambatan dan rintangan. Lebih-
lebih bagi siswa sekolah menengah yang berada dalam fase perkembangan
remaja, masa dimana individu mengalami berbagai perubahan baik secara
fisik maupun psikis. Beberapa masalah yang dialami oleh remaja:
1. Masalah emosi
Emosi remaja seringkali sangat kuat, tidak terkendali, dan kadang
tampak irasional. Hal ini dapat dilihat dari gejala yang nampak pada
mereka, misalnya mudah marah, mudah dirangsang, emosinya
cenderung meledak-ledak dan tidak mampu mengendalikan
perasaannya.
Sekolah sebagai lembaga formal yang diberi tugas dan tanggung
jawab untuk membantu subjek didik menuju kearah kedewasaan yang
optimal harus mempunyai langkah-langkah konkrit untuk mencegah
dan mengatasi masalah emosional ini.

2. Masalah penyesuaian diri


Salah satu tugas remaja yang paling sulit adalah yang berhubungan
dengan masalah sosial. Remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan
jenis baik dengan sesame remaja maupun dengan orang-orang dewasa
di luar lingkungan keluarga dan sekolah. Untuk mencapai tujuan dari
pola sosialisasi dewasa, remaja harus membuat banyak penyesuaian
baru.
Sekolah harus ikut membantu tugas-tugas perkembangan remaja
tersebut agar mereka tidak mengalami kesalahan dalam penyesuaian
dirinya.

5
3. Masalah perilaku seksual
Tugas perkembangan yang harus dilakukan oleh remaja
sehubungan dengan kematangan seksualitasnya adalah pembentukan
hubungan yang lebih matang dengan lawan jenis dan belajar
memerankan peran seks yang diakuinya.
Sekolah harus memberikan pendidikan seks agar para remaja tidak
salah dan masuk pergaulan bebas.

4. Masalah perilaku sosial


Tanda-tanda masalah perilaku sosial pada remaja dapat dilihat dari
adanya diskriminasi terhadap mereka yang berlatar belakang ras,
agama, atau sosial ekonomi yang berbeda. Pada umumnya mereka
membentuk kelompok-kelompok atau geng-geng tersendiri.
Pembentukan kelompok atau geng pada masa remaja tersebut dapat
memicu terjadinya permusuhan antar kelompok atau geng.
Untuk mencegah masalah-masalah tersebut sekolah dapat
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan kelompok dengan tidak
memperhatikan latar belakang suku, agama, ras dan sosial ekonomi.

5. Masalah moral
Masalah moral yang terjadi pada para remaja ditandai oleh adanya
ketidakmampuan remaja membedakan mana yang benar dan mana
yang salah. Ketidakmampuan membedakan mana yang benar dan
mana yang salah dapat membawa malapetaka bagi kehidupan remaja
pada khususnya dan pada semua orang pada umumnya. Sekolah
sebaiknya menyelenggarakan berbagai kegiatan keagamaan,
meningkatkan pendidikan budi pekerti.

6. Masalah keluarga
Seringkali ditemukan berbagai permasalahan remaja yang
penyebab utamanya adalah terjadi kesalahpahaman antara anak dan
orang tua. Seperti yang dikemukakan oleh Hurlock (1980, 233) sebab-

6
sebab umum pertentangan remaja selama masa remaja adalah: standar
perilaku, metode disiplin, hubungan dengan saudara kandung, sikap
yang sangat kritis pada remaja, dan masalah palang pintu.
Untuk mencegah dan mengatasi permasalahan tersebut, maka
sekolah harus meningkatkan kerjasama dengan orang tua.

7
BAB III
PERSIAPAN DAN PROSES OBSERVASI
A. Persiapan
Penulis menggunakan metode wawancara dalam observasi untuk
mengetahui bagaimana guru bidang studi dalam menghadapi masalah siswa
di sekolah.
Persiapan awal yang dilakukan adalah menentukan tema wawancara
dan narasumber serta sekolah sasaran yang akan diobservasi. Setelah semua
ditentukan, penulis menyiapkan daftar pertanyaan yang akan diajukan
kepada narasumber terkait bagaimana guru bidang studi menghadapi
masalah siswa disekolah tersebut.
Penulis juga menyiapkan alat dokumentasi dan alat tulis yang
digunakan untuk merekam dan mencatat wawancara. Ketika akan
melakukan kegiatan wawancara, pertama penulis meminta izin untuk
melakukan wawancara kepada guru bidang studi. Setelah diizinkan, penulis
kemudian melakukan wawancara dengan guru bidang studi di suatu ruang
kantor.

B. Proses Observasi
Penulis mengajukan beberapa pertanyaan kepada narasumber dalam
wawancara. Pertanyaan-pertanyaan berkaitan masalah siswa di sekolah dan
peran dan strategi guru dalam meghadapi masalah siswa. Proses wawancara
berjalan dengan lancar. Narasumber dengan ramah dan terbuka menjawab
pertanyaan yang diajukan.
Daftar pertanyaan yang diajukan:
1. Apakah pandangan guru mengenai bimbingan konseling dan bagaimana
peranan guru dalam mengatasi masalah siswa?
2. Apa masalah yang sering terjadi pada siswa SMK N 1 Slawi?
3. Bagaimana tindakan guru dalam menghadapi masalah-masalah siswa
tersebut ?

8
4. Bagaimana cara guru menghadapi masalah siswa yang kita ketahui
termasuk remaja yang membutuhkan penyesuaian diri dengan
lingkungan sosialnya?
5. Apakah ada siswa yang terjerumus pergaulan bebas dan bagaimana
tindakan ibu jika menemukan siswa yang salah pergaulan tersebut?
6. Apakah tindakan-tindakan yang dilakukan cukup efektif?
7. Apakah ada program khusus untuk siswa terkait BKyang ibu ketahui?
8. Apakah dalam menghadapi masalah siswa bekerja sama dengan pihak
lain?

9
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL OBSERVASI
A. Profil Narasumber dan Sekolah
Narasumber : Sunarni
Sekolah : SMK Negeri 1 Slawi
Alamat Sekolah : Jl.KH Agus Salim Procot kec. Slawi Kab. Tegal

B. Hasil Wawancara
Pertanyaan : Apakah pandangan ibu guru mengenai bimbingan
konseling dan bagaimana peranan guru dalam
mengatasi masalah siswa?
Jawaban : Bimbingan Konseling dalam sekolah itu sangat diperlukan
untuk bisa membantu dan mengarahkan siswa jika
menghadapi kesulitan ataupun permasalahan sehingga jika
masalah bisa teratasi akhirnya siswa dapat belajar dengan
optimal lagi tanpa masalah yang menghambat proses
dirinya belajar dan berkembang .
Pertanyaan : Apa masalah yang sering terjadi pada siswa SMK N 1
Slawi?
Jawaban : Masalah pada siswa bermacam-macam seperti masalah
keluarga, masalah belajar, masalah pertemanan, hanya
seputar masalah-masalah tersebut, tidak sampai masalah
berat seperti narkoba, kriminal ataupun tawuran.
Pertanyaan : Bagaimana tindakan guru dalam menghadapi
masalah-masalah siswa seperti masalah keluarga
ataupun masalah belajar?
Jawaban : Pastinya saat mengajar akan terlihat kalau ada siswa yang
sedang bermasalah dilihat dari semangatnya dalam belajar
turun juga terlihat murung dikelas, pasti siswa tersebut
sedang menghadapi masalah. Saya berusaha mendekati dan
menanyai siswa tersebut entah bertanya langsung dikelas
ataupun bertanya diluar kelas dan memberi masukan dan

10
nasihat. Terkait masalah belajar selalu diakhir pembelajaran
saya tekankan untuk bertanya jika belum paham dan jika
ada siswa dalam penilaian kurang akan lebih saya bina.
Pertanyaan : Bagaimana cara guru menghadapi masalah siswa yang
kita ketahui termasuk remaja yang membutuhkan
penyesuaian diri dengan lingkungan sosialnya?
Jawaban : Ya, mereka masih remaja pastinya membutuhkan untuk
bersosialisasi dengan orang-orang disekitarnya seperti
teman-temannya, gurunya saat di sekolah dan orang-orang
di lingkungannya. Tentu akan diarahkan ke pertemanan
yang baik dan sehat dan menasehati untuk tidak menuju
pergaulan yang salah seperti pergaulan bebas. Saat jam
pelajaran diberi nasihat-nasihat agar jangan sampai salah
pergaulan. Siswa disini juga mendapat pengetahuan terkait
pemahaman mengenai dirinya sendiri, dunia remaja, dan
bagaimana menjadi remaja yang baik dan bisa
bersosialisasi.
Pertanyaan : Apakah ada siswa yang terjerumus pergaulan bebas
dan bagaimana tindakan ibu jika menemukan siswa
yang salah pergaulan tersebut?
Jawaban : Sejauh ini siswa SMK N 1 Slawi tidak sampai masuk
pergaulan bebas, hanya sekedar bertengkar dengan
temannya, atau bertengkar dengan pacarnya, wajar di masa
mereka remaja pacaran , hanya masalah kecil seperti itu dan
jika terjadi pertengkaran seperti itu dibantu jika
mengganggu belajar dimediasi diantara mereka yang
bertengkar. Mengenai pergaulan bebas di sekolah ini
dilakukan tindakan-tindakan preventif seperti memberikan
pemahaman tentang akibat pergaulan bebas, apa itu
kenakalan remaja, bagaimana pergaulan yang sehat,
bagaimana kita memilih teman yang baik.

11
Pertanyaan : Apakah tindakan-tindakan yang dilakukan cukup
efektif?
Jawaban : cukup efektif buktinya selama ini tidak ada permasalahan
mengenai pergaulan bebas tersebut. Masalah yang dihadapi
hanya seperti bertengkar dengan teman, bahkan dalam
sekolah ini tidak ada yang merokok karena sudah diberi
pemahaman mengenai bahaya rokok.
Pertanyaan : Apakah ada program khusus untuk siswa terkait BK
yang ibu ketahui?
Jawaban : Ada yang namanya bimbingan kelompok dan konseling
kelompok. Siswa berkelompok 10 orang dan membahas
masalah seputar dunia remaja, kenakalan remaja, pergaulan
yang benar. Ini akan memberikan pemahaman lebih kepada
siswa bagaimana agar mereka tidak terjerumus masalah-
masalah dan mampu mengatasi masalah-masalah yang
dihadapi.
Pertanyaan : Apakah dalam menghadapi masalah siswa bekerja
sama dengan pihak lain?
Jawaban : Tentu bekerja-sama dengan pihak lain. Pihak-pihak
sekolah yang saling terkait akan saling bekerjasama. Dari
pihak luar sekolah juga bekerja sama misal saat pemberian
penyuluhan bahaya narkoba bekerjasama dengan pihak
kepolisian, penyuluhan bahaya rokok dengan dinas
kesehatan.

Guru bidang studi mempunyai peran dalam pemberian bimbingan konseling


kepada siswa. Bagi seorang guru bidang studi bimbingan konseling sangat penting
untuk siswa agar membantu dan mengarahkan siswa dalam proses
perkembangannya menghadapi masalah sehingga siswa dapat menyelesaikan
masalahnya dan belajar tanpa gangguan serta berkembang dengan optimal. Guru
bidang studi juga berperan penting dan strategis dalam masalah siswa karena guru
bidang studi berhadapan langsung dengan siswa dalam proses belajar mengajar

12
sehingga mengetahui secara langsung jika ada siswa yang bermasalah. Guru
bidang studi juga berperan pemberian informasi dan pengarahan pada siswa
dengan nasihat-nasihatnya dalam proses pembelajaran. Guu di SMK N 1 Slawi
melakukan tindakan preventif untuk mencegah siswa terjerumus dalam pergaulan
bebas, narkoba, kenakalan remaja dan lain sebagainya. Tindakan preventif
tersebut berupa pemberian layanan informasi beupa pemahaman-pemahaman
kepada siswa. Tindakan tersebut dinilai cukup efektif. Dalam usahanya sekolah
juga bekerja sama dengan pihak di luar sekolah seperti dinas kesehatan, dinas
ketenagakerjaan, dan kepolisisan.

13
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Guru bidang studi mempunyai peranan yang strategis dalam
menghadapi masalah siswa karena guru bidang studi sering berhadapan
langsung dengan siswa dalam proses pembelajaran. Guru bidang studi di
SMK N 1 Slawi telah melaksanakan perannya terkait bimbingan konseling
kepada siswa. Guru di SMK N 1 Slawi melakukan tindakan preventif untuk
mencegah siswa terjerumus dalam masalah-masalah remaja misalnya
pergaulan bebas, narkoba, kenakalan remaja dan lain sebagainya.
B. Saran
Guru bidang studi tidak hanya bertugas mengajar namun juga harus
bisa mengarahkan siswanya dan membimbing siswanya yang sedang dalam
kesulitan dan bermasalah.

14
DAFTAR PUSTAKA

Awalya. 2015. BIMBINGAN&KONSELING. Semarang: UNNES Press

15
LAMPIRAN

16

Anda mungkin juga menyukai