Anda di halaman 1dari 129

MENTERI PEKERJAAN UMUM

REPUBLIK INDONESIA

PERATURAAN
MENTERI PEKERJAAN UMUM
NOMOR : 04/PRT/M/2009

TENTANG
SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM)
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

]|[
]|[
]|[
]|[
]|[
]|[
]|[

DEPERTEMEN PEKERJAAN UMUM


1
2
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
NOMOR : 04/PRT/M/2009

TENTANG

SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM)


DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


MENTERI PEKERJAAN UMUM,

Menimbang : a. bahwa dalam pelaksanaan Sistem Manajemen


Mutu Departemen Pekerjaan Umum telah
ditetapkan Keputusan Menteri Permukiman dan
Prasarana Wilayah Nomor 362/KPTS/M/2004
tentang Sistem Manajemen Mutu Konstruksi
Departemen Permukiman Dan Prasarana Wilayah;
b. bahwa Keputusan Menteri Permukiman dan
Prasarana Wilayah Nomor 362/KPTS/M/2004
tentang Sistem Manajemen Mutu Konstruksi
Departemen Permukiman Dan Prasarana Wilayah
sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan
perkembangan dan kondisi saat ini, oleh karena itu
perlu diganti;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b perlu
menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
tentang Sistem Manajemen Mutu Departemen
Pekerjaan Umum;

i
Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 64 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3956);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000
tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa
Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2000 Nomor 65, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3957);
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 1999 TLN Nomor 4020);
4. Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa
Pemerintah beserta perubahannya (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 120);
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet
Indonesia Bersatu;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian
Negara Republik Indonesia sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008;
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10
Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas
Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia
sebagaimana telah beberapa kali diubah dengan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 50
tahun 2008;
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
01/PRT/M/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Pekerjaan Umum;

ii
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM


TENTANG SISTEM MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Unit Kerja adalah Unit Eselon I, Unit Eselon II, Unit Eselon III dan
seterusnya di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum termasuk
Unit Eselon III (yang terpisah dari Eselon II-nya).
2. Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah
organisasi/lembaga pada Pemerintah yang bertanggungjawab
kepada Menteri dan menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai
pemerintah.
3. Unit Pelaksana adalah Satuan Kerja Pelaksana Kegiatan yang
selanjutnya disebut SNVT/SKS/PPK yang berada di lingkungan
Departemen Pekerjaan Umum yang bertanggung jawab kepada
Menteri dan menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai pemerintah
berdasarkan ketentuan peraturan yang berlaku.
4. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang-
perseorangan yang kegiatan usahanya menyediakan
barang/layanan jasa di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum.
5. Mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari
barang/jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam pemenuhan
persyaratan yang ditentukan atau yang tersirat.
6. Sistem Manajemen Mutu yang selanjutnya disebut SMM, adalah
sistem manajemen organisasi untuk mengarahkan dan
mengendalikan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi dan non-
konstruksi di setiap Unit Kerja, Unit Pelaksana Kegiatan dan
Penyedia Jasa dalam hal pencapaian mutu.
7. Kebijakan Mutu adalah maksud dan arahan secara menyeluruh
sebuah organisasi yang terkait dengan mutu, seperti yang
dinyatakan secara resmi oleh manajemen puncak.
8. Rencana Mutu Unit Kerja yang selanjutnya disebut RMU
merupakan rencana kerja sebagai penjabaran dari sasaran dan

iii
program kegiatan tahunan berjalan yang disusun oleh Unit Kerja
Eselon I sampai dengan Eselon II dalam rangka menjamin mutu.
9. Rencana Mutu Pelaksanaan Kegiatan yang selanjutnya disingkat
RMP merupakan dokumen Sistem Manajemen Mutu Pelaksanaan
kegiatan yang disusun oleh Satuan Kerja dan Unit Pelaksana
Kegiatan (SNVT/SKS/PPK) dalam rangka menjamin mutu kegiatan.
10. Rencana Mutu Kontrak yang selanjutnya disebut RMK adalah rencana
mutu pelaksanaan kegiatan yang disusun oleh Penyedia Jasa
merupakan jaminan mutu terhadap tahapan proses kegiatan dan hasil
kegiatan sebagaimana yang dipersyaratkan dalam pekerjaan.
11. Audit Internal SMM adalah audit yang dilakukan untuk
memonitoring dan mengukur kesesuaian penerapan dan kinerja
SMM pada seluruh fungsi Unit Kerja/Satuan Kerja/ Unit Pelaksana
Kegiatan.
12. Kaji Ulang Manajemen adalah kegiatan yang bertujuan untuk
meninjau penerapan Sistem Manajemen Mutu secara periodik,
untuk memastikan kesesuaian, kecukupan dan keefektifannya baik
melalui rapat atau dalam bentuk lainnya.
13. Panel Audit adalah Auditor yang memiliki kompetensi untuk
mengkoordinasikan kegiatan Audit Internal SMM.
14. Sekretaris Jenderal adalah Wakil Manajemen tingkat Departemen.
15. Menteri adalah Menteri Pekerjaan Umum.
16. Departemen adalah Departemen Pekerjaan Umum.

Pasal 2

Kebijakan Mutu Departemen merupakan suatu kebijakan/upaya


guna menjamin ketersediaan infrastruktur yang handal bagi
masyarakat dengan prinsip efisien dan efektif serta melakukan
peningkatan mutu kegiatan secara berkelanjutan.

Pasal 3
1) Maksud dari Peratuan Menteri ini untuk memberikan panduan
melaksanakan manajemen organisasi yang mengarah pada
perencanaan, penerapan, pengendalian, pemeliharaan dan
peningkatan bagi pencapaian kinerja berlandaskan SMM yang
terdokumentasi dan terintegrasi sesuai dengan Kebijakan Mutu
yang ditetapkan di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum.

iv
2) Tujuan dari Peratuan Menteri ini untuk memudahkan Unit
Kerja/Satuan Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan, serta Penyedia
Barang/Jasa dalam melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
Pekerjaan Umum agar tercapai kinerja yang direncanakan secara
akuntabel, efisien dan efektif, dalam rangka mewujudkan tata
kepemerintahan yang baik (good governance).

Pasal 4
Ruang lingkup Peraturan Menteri ini mencakup :
a) Penerapan SMM
b) Pengelola SMM
c) Tugas,tanggung jawab, dan wewenang
d) Dokumentasi sistem manajemen mutu.
e) Pengelolaan sumberdaya.
f) Pelaksanaan kegiatan
g) Pengukuran analisis dan perbaikan.

BAB II
PENERAPAN SMM

Pasal 5
(1) Seluruh Unit Kerja sesuai dengan tugas dan fungsinya wajib
memahami dan menerapkan SMM.
(2) Seluruh Satuan Kerja dan Unit Pelaksana Kegiatan (Pekerjaan
Konstruksi dan Non Konstruksi) di lingkungan Departemen sesuai
dengan tugas dan fungsinya wajib memahami dan menerapkan SMM.
(3) Penyedia Barang/Jasa di lingkungan Departemen Pekerjaan
Umum baik di pusat maupun di daerah wajib memahami dan
menerapkan SMM.
(4) Unit Kerja, Satuan Kerja dan Unit Pelaksana Kegiatan di
lingkungan Departemen baik di pusat maupun di daerah wajib
melaksanakan pengukuran kinerja penerapan SMM melalui Audit
Internal.
(5) Unit Kerja, Satuan Kerja dan Unit Pelaksana Kegiatan baik di pusat
maupun di daerah wajib melakukan audit SMM terhadap kegiatan
yang dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa di lingkungan
Departemen.

v
BAB III
PENGELOLA SMM
Pasal 6

(1) Pengelola SMM terdiri atas Pejabat Struktural ditingkat Eselon I,


Eselon II dan Eselon III (yang terpisah dari Eselon II-nya) memiliki
dan bertanggung jawab terhadap penerapan SMM Departemen .
(2) Dalam pelaksanaannya Pengelola SMM dapat dibantu oleh tenaga
ahli yang memiliki kompetensi SMM.
(3) Pengelola SMM terdiri atas Penjamin Mutu dan Panel Audit.
(4) Penjamin Mutu terdiri atas Wakil Manajemen dan Pengendali
Dokumen.
(5) Panel Audit dijabat oleh seorang Auditor yang memiliki kompetensi
untuk mengkoordinasikan kegiatan Audit Internal SMM.
(6) Pejabat Pengelola SMM diangkat dan ditetapkan dengan surat
keputusan oleh Pimpinan masing-masing.

BAB IV
TUGAS, TANGGUNG JAWAB, DAN WEWENANG

Pasal 7
Wakil Manajemen tingkat Departemen mempunyai tugas,
tanggungjawab dan wewenang meliputi:
a. merumuskan Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu Departemen
Pekerjaan Umum;
b. menyelenggarakan Kaji Ulang Manajemen tingkat Departemen
secara periodik;
c. mengevaluasi pencapaian Sasaran Mutu tingkat Departemen;
d. melaporkan kinerja Penerapan SMM Departemen Pekerjaan
Umum kepada Menteri;
e. melaksanakan pembinaan penyelenggaraan SMM di tingkat
Departemen dalam hal:
1. merencanakan, menerapkan, memelihara, dan
mengembangkan SMM;
2. melaksanakan promosi kesadaran penerapan dan
pemeliharaan SMM;

vi
3. menyusun dan menetapkan dokumen acuan yang diperlukan
bagi penyelenggaraan SMM;
4. melaksanakan Monitoring dan Evaluasi penyelenggaraan
penerapan SMM;dan
5. menyusun serta mengkaji ulang SMM.
f. menetapkan kebutuhan sumber daya untuk merencanakan,
menerapkan, memelihara, dan mengembangkan SMM.

Pasal 8
Pejabat struktural Eselon I sebagai pimpinan puncak di unit kerja
mempunyai tugas, tanggungjawab dan kewenangan :
a. membina dan meningkatkan penerapan SMM Unit Kerja Eselon I
secara berkelanjutan;
b. melaksanakan Kaji Ulang Manajemen tingkat Eselon I yang
melibatkan Eselon II dilingkungan Unit Kerjanya masing-masing;
c. mengikuti Kaji Ulang Manajemen ditingkat Departemen Pekerjaan
Umum dan melaksanakan tindak lanjut atas hasil keputusan Kaji
Ulang Manajemen tersebut.
d. menyediakan sumber daya untuk merencanakan, menerapkan,
memelihara, dan mengembangkan SMM.
e. mengangkat Penjamin Mutu dan Pengelola Audit SMM ditingkat
Unit Kerja Eselon I;
f. menetapkan dan mendokumentasikan Manual Mutu dan Prosedur
Mutu yang dipersyaratkan dalam SMM, dan menyusun prosedur/
petunjuk pelaksanaan/ instruksi kerja yang diperlukan untuk
pelaksanaan kegiatan di unit kerjanya; dan
g. menetapkan Sasaran Mutu Unit Kerja Eselon I;

Pasal 9
Pejabat struktural Eselon II sebagai pimpinan puncak di unit kerja
mempunyai tugas, tanggungjawab dan kewenangan :
a. membina dan meningkatkan penerapan SMM Unit Kerja Eselon II
secara berkelanjutan;
b. menyusun prosedur/ petunjuk pelaksanaan/ instruksi kerja di Unit
Kerja Eselon II;

vii
c. melaksanakan Kaji Ulang Manajemen tingkat Eselon II yang
melibatkan Eselon III, dan Eselon IV serta Unit Pelaksana Kegiatan
dilingkungan Unit Kerjanya masing-masing;
d. mengikuti Kaji Ulang Manajemen ditingkat Unit Kerja Eselon I dan
melaksanakan tindak lanjut atas hasil keputusan Kaji Ulang
Manajemen tersebut;
e. menyediakan sumber daya untuk merencanakan, menerapkan,
memelihara, dan mengembangkan SMM;
f. mengangkat Penjamin Mutu dan Pengelola Audit SMM ditingkat
Unit Kerja Eselon II;
g. menetapkan Sasaran Mutu Unit Kerja Eselon II;dan
h. mengusulkan revisi atau usulan baru pada penerapan SMM dalam
rangka peningkatan berkelanjutan.

Pasal 10
Pejabat struktural Eselon III yang bertanggungjawab langsung kepada
Eselon I nya mempunyai tugas, tanggungjawab dan kewenangan :
a. membina dan meningkatkan penerapan SMM Unit Kerjanya;
b. mengangkat Penjamin Mutu dan Pengelola Audit SMM ditingkat
Unit Kerjanya;
c. menetapkan Sasaran Mutu Unit Kerjanya;
d. menyusun prosedur/ petunjuk pelaksanaan/ instruksi kerja di Unit
Kerjanya;
e. melaksanakan Kaji Ulang Manajemen tingkat Unit Kerjanya yang
melibatkan Eselon IV serta Unit Pelaksana Kegiatan dilingkungan
unit kerjanya masing-masing;
f. mengikuti Kaji Ulang Manajemen ditingkat Unit Kerja Eselon II dan
melaksanakan tindak lanjut atas hasil keputusan Kaji Ulang
Manajemen tersebut;
g. menyediakan sumber daya untuk merencanakan, menerapkan,
memelihara, mengembangkan SMM; dan
h. mengusulkan revisi atau usulan baru pada penerapan SMM dalam
rangka peningkatan berkelanjutan.

Pasal 11
(1) Wakil Manajemen pada Unit Kerja Eselon I, Eselon II dan Eselon III
(yang terpisah dari Eselon II-nya) mempunyai tugas,
tanggungjawab dan wewenang meliputi :

viii
a. menyusun Manual Mutu dan Prosedur Mutu yang dipersyaratkan
dalam SMM (khusus wakil manajemen Eselon I);
b. melakukan sosialisasi SMM di masing masing unit kerjanya;
c. memastikan proses untuk SMM telah ditetapkan,
didokumentasikan, diterapkan, dipelihara, dimonitor, dievaluasi
dan Kaji Ulang agar tetap sesuai;
d. melaporkan kinerja peningkatan SMM kepada Pimpinan di
setiap Unit Kerja;
e. memastikan promosi kesadaran mutu dan penerapan SMM di
laksanakan di masing-masing Unit Kerja;
f. bersama Pengelola Audit SMM menyusun program Audit
Internal SMM; dan
g. menetapkan kebutuhan sumber daya untuk merencanakan,
menerapkan, memelihara, dan mengembangkan SMM.

(2) Pengendali Dokumen pada Unit Kerja Eselon I, Eselon II dan


Eselon III (yang terpisah dari Eselon II-nya) memiliki tugas,
tanggungjawab sesuai ketentuan Prosedur Pengendalian Dokumen
yang meliputi :
a. memastikan Dokumen SMM telah disahkan sebelum
diterbitkan;
b. memastikan identifikasi perubahan dan status dokumen SMM;
c. mengelola penyimpanan dan memelihara Dokumen SMM;
d. mengelola penyimpanan dan memelihara Bukti Kerja/Rekaman
yang terkait dengan pengendalian SMM; dan
e. menjamin pendistribusian Dokumen SMM yang absah kepada
pihak yang terkait dengan persetujuan Wakil Manajemen.

(3) Pengelola Audit Internal SMM pada Unit Kerja Eselon I, Eselon II
dan Eselon III (yang terpisah dari Eselon II-nya) memiliki tugas,
tanggungjawab dan wewenang sesuai ketentuan Prosedur Audit
Internal SMM yang meliputi:
a. bersama Wakil Manajemen menyusun Program Audit Internal
SMM;
b. melaksanakan Audit Internal SMM;
c. melaporkan hasil Audit Internal SMM kepada Pimpinan unit
kerjanya melalui Wakil Manajemen;
d. mengevaluasi efektifitas pelaksanaan Audit Internal SMM
beserta kinerja Auditor.
e. mengusulkan kebutuhan peningkatan kompetensi auditor.

ix
Pasal 12
Satuan Kerja dan Unit Pelaksana Kegiatan (SNVT/SKS/PPK)
mempunyai tugas, tanggungjawab dan wewenang yang meliputi:
a. menyusun dan menerapkan Rencana Mutu Pelaksanaan Kegiatan
(RMP);
b. melakukan tinjauan pada RMP apabila terjadi perubahan
persyaratan pekerjaan, agar tetap memenuhi mutu yang
dipersyaratkan;
c. melakukan pengesahan ulang apabila terjadi perubahan RMP;
d. mengesahkan Rencana Mutu Kontrak (RMK) penyedia barang/jasa
setelah disepakati dalam rapat pra-pelaksanaan (pre-construction
meeting) / rapat pendahuluan;
e. memonitor, membina dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan
sesuai RMK untuk mencapai mutu yang dipersyaratkan;
f. melakukan pembinaan dan menerapkan SMM secara konsisten di
lingkungan kerjanya.
g. mengusulkan perubahan yang diperlukan dalam penerapan
SMM;dan
h. mengusulkan penyusunan prosedur/petunjuk pelaksanaan/instruksi
kerja kepada atasan langsungnya (Unit Kerja Eselon II atau Eselon
III yang terpisah dari Eselon II-nya).

Pasal 13
Penyedia Barang/Jasa wajib:
a. membuat Rencana Mutu Kontrak (RMK) sebagai penjaminan mutu
pelaksanaan kepada Unit Pelaksana Kegiatan pada rapat pra-
pelaksanaan kegiatan (pre-construction meeting)/ rapat
pendahuluan untuk mendapat pengesahan dari Kepala Unit
Pelaksana Kegiatan (SNVT/SKS/ PPK);
b. menerapkan dan mengendalikan pelaksanaan RMK secara
konsisten untuk mencapai mutu yang dipersyaratkan pada
pelaksanaan kegiatannya.
c. melakukan tinjauan pada RMK apabila terjadi perubahan dalam
pelaksanaan pekerjaan yang meliputi persyaratan/ketentuan/
organisasi, agar tetap memenuhi mutu yang dipersyaratkan;dan
d. mengajukan usulan pengesahan ulang apabila terjadi perubahan
RMK.

x
BAB V
DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU

Pasal 14
Dokumentasi SMM meliputi ;
Kebijakan mutu, SMM Departemen, Manual Mutu, Sasaran Mutu,
Prosedur Mutu, Petunjuk Pelaksanaan, Instruksi Kerja, dan
Rekaman/Bukti Kerja.

BAB VI
PENGELOLAAN SUMBER DAYA

Pasal 15
Unit Kerja/Satuan Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan/ Penyedia Barang
Jasa harus mengelola Sumber Daya mencakup:
a. ketersediaan semua sumber daya yang diperlukan untuk
merencanakan, mengelola, menerapkan, mengendalikan,
memelihara dan mengembangkan SMM;
b. kompetensi sumber daya manusia yang melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan persyaratan; dan
c. ketersediaan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam
keefektifan penerapan SMM.

BAB VII
PELAKSANAAN KEGIATAN

Pasal 16
(1) Setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh Unit Kerja/Unit
Pelaksana Kegiatan, dan Penyedia Barang/Jasa wajib memiliki
dan menggunakan Rencana Mutu sesuai ketentuan SMM
Departemen Pekerjaan Umum .
(2) Pelaksanaan dan pengendalian kegiatan harus mengacu kepada
rencana mutu secara konsisten.
(3) Pemantauan dan pengukuran kinerja harus sesuai dengan rencana
mutu yang telah ditetapkan untuk menilai keefektifan pelaksanaan
kegiatan.

xi
(4) Tindakan pencegahan dan perbaikan harus dilakukan apabila
terjadi penyimpangan atau ketidaksesuaian untuk mencapai kinerja
sesuai rencana mutu yang telah ditetapkan.
(5) Audit Internal SMM harus dilakukan oleh Unit Kerja Eselon I,
Eselon II, dan Eselon III (yang terpisah dari Eselon II-nya) untuk
memonitor kesesuaian SMM dan keefektifan penerapannya.
(6) Penilaian peluang perbaikan yang berkelanjutan dalam penerapan
SMM harus dilakukan melalui tindakan Kaji Ulang manajemen.
(7) Pengaturan tentang Sistem Manajemen Mutu dimuat secara
lengkap dalam lampiran, dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan Peraturan Menteri ini.

BAB VIII
PENGUKURAN, ANALISIS DAN PERBAIKAN

Pasal 17
(1) Pimpinan dan Pejabat Struktural di setiap Unit Kerja/Satuan
Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan harus mengukur keberhasilan
penerapan SMM dengan melaksanakan monitoring dan evaluasi
pada proses maupun hasil kegiatan.
(2) Setiap Unit Kerja/Satuan Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan wajib
melaksanakan analisis terhadap hasil monitoring dan evaluasi
yang telah dilakukan untuk menilai keefektifan penerapan SMM
dan peluang-peluang peningkatannya.
(3) Setiap Unit Kerja/Satuan Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan wajib
melaksanakan perbaikan yang berkelanjutan.

BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 18
(1) Penerapan SMM ini dapat dilaksanakan secara bertahap,
sistematis, dan terencana dalam suatu program penerapan SMM
yang memiliki target dan kerangka waktu yang jelas ditetapkan
oleh masing-masing Unit Kerja Eselon I dan dilaporkan kepada
Menteri Pekerjaan Umum.

xii
(2) Semua Unit Kerja harus melaksanakan penerapan SMM paling
lama 2 (dua) tahun sejak peraturan ini ditetapkan.
(3) Unit Kerja yang sudah menerapkan SMM sebelum diterbitkan
Peraturan Menteri ini segera melakukan penyesuaian, terhadap
ketentuan-ketentuan SMM yang belum dilaksanakan agar
mengacu pada SMM Departemen Pekerjaan Umum ini.

BAB X
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 19
Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, maka Keputusan Menteri
Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 362/KPTS/M/2004 tentang
Sistem Manajemen Mutu Konstruksi Departemen Permukiman dan
Prasarana Wilayah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 20
Peraturan Menteri ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Peraturan ini disebarluaskan kepada pihak-pihak yang berkepentingan


untuk diketahui dan dilaksanakan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 16 Maret 2009

MENTERI PEKERJAAN UMUM,

DJOKO KIRMANTO

xiii
xiv
KEBIJAKAN MUTU
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

MENJAMIN KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR


YANG HANDAL BAGI MASYARAKAT
DENGAN PRINSIP EFEKTIF DAN EFISIEN SERTA
MELAKUKAN PENINGKATAN MUTU KEGIATAN
SECARA BERKESINAMBUNGAN

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 16 Maret 2009

MENTERI PEKERJAAN UMUM,

DJOKO KIRMANTO

xv
xvi
DAFTAR ISI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM


NOMOR : 04/PRT/M/2009 .................................................................. i
KEBIJAKAN MUTU............................................................................. xv
DAFTAR ISI ........................................................................................ xvii

LAMPIRAN - 1
BAB - I : PENDAHULUAN .............................................................. 1
BAB - II : PENGERTIAN .................................................................. 2
BAB- III : ACUAN NORMATIF ......................................................... 9
BAB- IV : SISTEM MANAJEMEN MUTU ......................................... 10
4.1. PERSYARATAN UMUM ....................................................... 10
4.2. DOKUMEN SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) ............... 11
4.2.1. Kebijakan Mutu ....................................................... 11
4.2.2. SMM Departemen Pekerjaan Umum ..................... 11
4.2.3. Manual Mutu ........................................................... 12
4.2.4. Sasaran Mutu ......................................................... 13
4.2.5. Prosedur Mutu ........................................................ 13
4.2.6. Dokumen Yang Menyangkut Penyelenggaraan
Kegiatan Departemen Pekerjaan Umum................ 14
4.2.6.1. Petunjuk Pelaksanaan ............................ 15
4.2.6.2. Instruksi Kerja ......................................... 16
4.2.7. Rekaman/Bukti Kerja .............................................. 17
4.3. PENGENDALIAN DOKUMEN .............................................. 17
4.4. PENGENDALIAN REKAMAN/BUKTI KERJA ....................... 18
BAB-V : TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN .............................. 19
5.1. KOMITMEN MANAJEMEN ................................................... 19
5.2. PENGELOLA SMM ............................................................... 19
5.3. KOMUNIKASI INTERNAL..................................................... 22
5.4. KAJI ULANG MANAJEMEN.................................................. 22

xvii
BAB-VI : PENGELOLAAN SUMBER DAYA .................................. 24
6.1. PENYEDIAAN SUMBER DAYA ............................................ 24
6.2. SUMBER DAYA MANUSIA................................................... 24
6.2.1. Umum ........................................................................ 24
6.2.2. Kemampuan, Kesadaran Dan Pelatihan ................. 24
6.3. PRASARANA DAN SARANA................................................ 25
6.4. LINGKUNGAN KERJA.......................................................... 25
BAB-VII : PENYELENGGARAAN KEGIATAN ................................ 26
7.1. RENCANA MUTU ................................................................. 26
7.1.1. Rencana Mutu Unit Kerja (RMU) .............................. 26
7.1.2. Rencana Mutu Pelaksanaan Kegiatan (RMP) .......... 27
7.1.3. Rencana Mutu Kontrak (RMK) .................................. 29
7.2. PROSES YANG BERKAITAN DENGAN PELANGGAN ....... 31
7.2.1. Penetapan Persyaratan Yang Berkaitan
Dengan Hasil Kegiatan. ............................................ 31
7.2.2. Evaluasi Persyaratan Berkaitan
Dengan Hasil Kegiatan ............................................. 31
7.2.3. Komunikasi Dengan Pelanggan................................ 31
7.3. DESAIN DAN PENGEMBANGAN ........................................ 32
7.4. SOSIALISASI/PELATIHAN/BIMBINGAN TEKNIS ............... 32
7.5. PENGADAAN ....................................................................... 33
7.6. PROSES DAN PELAKSANAAN KEGIATAN ........................ 33
7.6.1. Pengendalian Proses dan Pelaksanaan Kegiatan.... 33
7.6.2. Validasi Untuk Proses dan Pelaksanaan Kegiatan... 34
7.6.3. Identifikasi Dan Mampu Telusur ............................... 34
7.6.4. Barang Inventaris ...................................................... 35
7.6.5. Pemeliharaan Hasil Pekerjaan.................................. 35
7.7. PENGENDALIAN SARANA MONITORING DAN PENGUKURAN .... 35
BAB-VIII : PENGUKURAN, ANALISIS DAN PERBAIKAN .............. 37
8.1. UMUM ................................................................................... 37
8.2. MONITORING DAN PENGUKURAN .................................... 37
8.2.1. Kepuasan Pelanggan ................................................ 37
8.2.2. Audit Internal Sistem Manajemen Mutu .................... 38
8.2.3. Monitoring Dan Pengukuran Proses ......................... 40
8.2.4. Monitoring Dan Pengukuran Hasil Pekerjaan ........... 40

xviii
8.3. PENGENDALIAN HASIL PEKERJAAN TIDAK SESUAI ...... 40
8.4. ANALISIS DATA ................................................................... 41
8.5. PERBAIKAN ......................................................................... 42
8.5.1. Perbaikan Berkesinambungan .................................. 42
8.5.2. Tindakan Korektif ...................................................... 42
8.5.3. Tindakan Pencegahan .............................................. 43
BAB-IX : PENUTUP ......................................................................... 44

LAMPIRAN 2 : FORMAT RENCANA MUTU UNIT KERJA (RMU).......... 45


LAMPIRAN 3 : FORMAT RENCANA MUTU PELAKSANAAN
KEGIATAN (RMP) .......................................................... 57
LAMPIRAN 4 : FORMAT RENCANA MUTU KONTRAK (RMK) ............. 91

xix
xx
LAMPIRAN - 1

SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM)


DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

xxi
xxii
BAB I
PENDAHULUAN

Pelaksanaan penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) di lingkungan


Departemen Pekerjaan Umum perlu dilakukan untuk mengakomodasi
semua sistem yang terkait dengan penjaminan mutu seluruh proses
kegiatan yang dilaksanakan oleh Departemen Pekerjaan Umum.

Penerapan SMM Departemen Pekerjaan Umum harus dapat


menunjukkan peningkatan berkelanjutan dalam Unit Kerja/Unit
Pelaksana dilingkungan Departemen Pekerjaan Umum dengan
mengaktualisasikan 8 (delapan) prinsip manajemen mutu dalam setiap
proses kegiatan, yang meliputi ;
o Fokus pelanggan.
o Kepemimpinan.
o Keterlibatan personil.
o Pendekatan proses.
o Pendekatan sistem terhadap manajemen.
o Perbaikan berkesinambungan.
o Pendekatan faktual dalam pengambilan keputusan.
o Hubungan pemasok yang saling menguntungkan.

Hal-hal lebih lanjut tentang penjelasan penerapan SMM Departemen


Pekerjaan Umum dijelaskan pada BAB sebagai berikut:
1. Bab II . Pengertian Kosa Kata penerapan SMM
2. Bab III. Acuan Normatif
3. Bab IV. Sistem Manajemen Mutu
4. Bab V. Tanggung Jawab Manajemen
5. Bab VI. Pengelolaan Sumber Daya
6. Bab VII. Penyelenggaraan Kegiatan
7. Bab VIII. Pengukuran, Analisis dan Perbaikan
8. Bab IX. Penutup.
9. Format penyusunan Rencana Mutu Unit Kerja (RMU)
10. Format penyusunan Rencana Mutu Pelaksanaan Kegiatan (RMP)
11. Format penyusunan Rencana Mutu Kontrak (RMK)

1
BAB II
PENGERTIAN
1. PENGERTIAN
1. Mutu:
Gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang/jasa yang
menunjukkan kemampuannya dalam pemenuhan persyaratan
yang ditentukan atau yang tersirat.
(Catatan: Istilah mutu dapat dipakai dengan kata sifat seperti
buruk, baik atau baik sekali).
2. Kepuasan Pelanggan:
Persepsi pelanggan terhadap mutu sesuai dengan persyaratan.
(Catatan: 1. Indikator umum rendahnya kepuasan pelanggan
dapat dilihat dari adanya keluhan pelanggan, tetapi ketiadaannya
tidak selalu menyiratkan kepuasan pelanggan yang tinggi; 2.
Walaupun persyaratan telah disepakati dan dipenuhi, hal ini tidak
selalu memastikan tingginya kepuasan pelanggan).
3. Sistem Manajemen:
Sistem untuk menetapkan kebijakan dan sasaran serta untuk
mencapai sasaran itu.
(Catatan: Suatu sistem manajemen sebuah organisasi dapat
mencakup sistem-sistem manajemen berbeda seperti Sistem
Manajemen Mutu, Sistem Manajemen Keuangan atau Sistem
Manajemen Lingkungan).
4. Sistem Manajemen Mutu (selanjutnya disebut SMM):
Sistem Manajemen untuk mengarahkan dan mengendalikan
organisasi dalam hal mutu.
5. Kebijakan Mutu:
Maksud dan arahan secara menyeluruh sebuah organisasi yang
terkait dengan mutu seperti yang dinyatakan secara resmi oleh
manajemen puncak.
(Catatan: Pada umumnya Kebijakan Mutu konsisten dengan
Kebijakan menyeluruh organisasi dan menyediakan kerangka
kerja bagi penetapan Sasaran Mutu).

2
6. Sasaran Mutu:
Sesuatu yang dicari atau dituju berkaitan dengan mutu.
(Catatan: 1. Sasaran Mutu biasanya didasarkan pada Kebijakan
Mutu organisasi. 2. Sasaran Mutu biasanya ditentukan bagi
fungsi dan tingkatan tertentu dalam organisasi.)
7. Manajemen:
Kegiatan untuk mengarahkan dan mengendalikan sebuah
organisasi.
8. Manajemen Puncak:
Orang atau kelompok yang mengarahkan dan mengendalikan
organisasi pada tingkat tertinggi.
9. Manajemen Mutu:
Kegiatan terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan
organisasi dalam hal mutu.
(Catatan:Pengarahan dan pengendalian yang terkait dengan
mutu pada umumnya mencakup penetapan Kebijakan Mutu,
Sasaran Mutu, Perencanaan Mutu, Pengendalian Mutu,
Pemastian/Penjaminan Mutu dan Perbaikan Mutu)
10. Perencanaan Mutu:
Bagian dari manajemen yang difokuskan pada penetapan
sasaran mutu dan merincikan proses operasional dan sumber
daya terkait yang diperlukan untuk memenuhi sasaran mutu.
(Catatan: Menetapkan rencana mutu merupakan bagian dari
perencanaan mutu).
11. Pengendalian Mutu:
Bagian dari manajemen mutu difokuskan pada pemenuhan
persyaratan.
12. Pemastian/Penjaminan Mutu:
Bagian dari manajemen yang difokuskan pada pemberian
keyakinan bahwa persyaratan mutu telah dipenuhi.
13. Perbaikan mutu:
Bagian dari manajemen mutu difokuskan pada peningkatan
kemampuan memenuhi persyaratan mutu.
(Catatan: Persyaratan dapat dikaitkan pada aspek apapun
seperti keefektifan, efisiensi atau ketertelusuran).

3
14. Perbaikan berkelanjutan:
Kegiatan berulang untuk meningkatkan kemampuan memenuhi
persyaratan.
(Catatan: Proses menetapkan sasaran dan menemukan peluang
perbaikan adalah proses berkelanjutan melalui penggunaan
temuan audit dan kesimpulan audit, analisis data, Kaji Ulang
Manajemen atau sarana lain dan biasanya mengarah ke tindakan
korektif atau tindakan pencegahan).
15. Keefektifan:
Sampai sejauh mana kegiatan yang direncanakan terealisasi dan
hasil yang direncanakan tercapai.
16. Efisiensi:
Hubungan antara hasil yang dicapai dan sumber daya yang
dipakai.
17. Organisasi:
Kelompok orang dan fasilitas dengan pengaturan tanggung
jawab, wewenang dan hubungannya.
18. Struktur organisasi:
Pengaturan tanggung jawab, hubungan dan wewenang antar
orang.
19. Prasarana:
Sistem (organisasi) dari fasilitas peralatan dan jasa yang
diperlukan untuk mengoperasikan sebuah organisasi.
20. Lingkungan kerja:
Kumpulan dari kondisi tempat pekerjaan dilakukan.
(Catatan: Kondisi mencakup faktor-faktor fisik, sosial dan
psikologis).
21. Pelanggan:
Organisasi atau orang yang menerima hasil pekerjaan
(Catatan: Pelanggan terdiri dari:
a) Pelanggan Internal adalah Pihak-pihak yang terkait dengan
proses selanjutnya dalam suatu kegiatan. (Pimpinan, Pejabat
Setingkat dan Staff);
b) Pelanggan Eksternal adalah pihak-pihak luar yang terkait
dengan kegiatan di lingkungan Departemen Pekerjaan
Umum.)

4
22. Pihak berkepentingan:
Orang atau kelompok yang memiliki kepentingan pada kinerja
atau keberhasilan organisasi.
(Catatan: Kelompok dapat terdiri dari sebuah organisasi, bagian
dari organisasi atau lebih dari satu organisasi).
23. Unit Kerja:
Unit Kerja Eselon I, Unit Kerja Eselon II, Unit Kerja Eselon III, dan
seterusnya, termasuk Unit Kerja Eselon III (yang
bertanggungjawab langsung kepada Eselon I-nya) di lingkungan
Departemen Pekerjaan Umum berdasarkan ketentuan dan
peraturan yang berlaku.
24. Satuan Kerja:
Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah
organisasi/lembaga pada Pemerintah yang bertanggungjawab
kepada Menteri dan menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai
pemerintah
25. Unit Pelaksana kegiatan:
Satuan Kerja Pelaksana Kegiatan (SNVT/SKS/PPK) yang berada
di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum yang kegiatannya
dibiayai oleh Pemerintah berdasarkan ketentuan peraturan yang
berlaku.
26. Penyedia Barang/Jasa:
Badan usaha atau orang-perseorangan yang kegiatan usahanya
menyediakan barang/layanan jasa di lingkungan Departemen
Pekerjaan Umum.
27. Wakil Manajemen:
Seseorang yang ditetapkan oleh manajemen puncak untuk
bertanggung jawab atas penyelenggaraan dan peningkatan
Sistem Manajemen Mutu di lingkungan organisasi yang
bersangkutan.
28. Proses:
Kegiatan atau beberapa kegiatan yang saling terkait dan/atau
berinteraksi yang mengubah masukan menjadi keluaran.
29. Hasil pekerjaan:
Hasil suatu proses.

5
30. Hasil pekerjaan tidak sesuai:
Hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan pesyaratan yang telah
ditetapkan.
31. Proyek:
Proses khas, terdiri dari kumpulan kegiatan terkoordinasi dan
terkendali dengan tanggal awal dan akhir, dilakukan untuk
mencapai sasaran yang sesuai dengan persyaratan tertentu,
termasuk kendala waktu, biaya dan sumber daya.
32. Desain dan pengembangan:
Kumpulan proses yang mengubah persyaratan menjadi
karakteristik tertentu atau menjadi spesifikasi suatu hasil
pekerjaan,proses atau sistem.
33. Prosedur:
Cara tertentu untuk melaksanakan suatu kegiatan atau proses.
34. Kesesuaian:
Dipenuhinya suatu persyaratan.
35. Ketidaksesuaian:
Tidak dipenuhinya suatu persyaratan.
36. Tindakan Pencegahan:
Tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian yang
potensial atau situasi potensial lain yang tidak dikehendaki.
37. Tindakan Korektif:
Tindakan menghilangkan penyebab ketidaksesuaian yang
ditemukan atas situasi yang tidak dikehendaki.
38. Koreksi:
Tindakan menghilangkan ketidaksesuaian yang ditemukan.
39. Pengerjaan Ulang:
Tindakan pada hasil pekerjaan yang tidak sesuai untuk
menjadikannya sesuai persyaratan.
40. Perbaikan:
Tindakan pada hasil pekerjaan yang tidak sesuai untuk
menjadikannya sesuai dengan pemakaian yang dimaksudkan.
41. Dokumen:
Informasi dan media pendukungnya.

6
42. Spesifikasi:
Dokumen yang menyatakan persyaratan.
43. Manual Mutu:
Dokumen yang merincikan Sistem Manajemen Mutu suatu
organisasi.
44. Rencana Mutu:
Dokumen yang berisi prosedur dan sumber daya yang diperlukan
harus diterapkan oleh siapa dan kapan pada suatu proyek, hasil
pekerjaan, proses atau kontrak tertentu.
45. Dokumen Mutu:
Seluruh dokumentasi yang digunakan sebagai acuan penerapan
Sistem Manajemen Mutu di lingkungan Departemen Pekerjaan
Umum. Dokumen mutu tersebut diantaranya berupa: Norma
Penerapan Sistem Manajemen Mutu, Manual Mutu, Prosedur
Mutu, Rencana Mutu, Petunjuk Pelaksanaan, Instruksi Kerja,
Catatan Mutu, Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pekerjaan,
Standard Teknis Pekerjaan dan Material, Daftar Simak
Pemeriksaan, serta Daftar Simak Pengujian.
46. Rekaman:
Dokumen yang menyatakan hasil yang dicapai atau memberi
bukti pelaksanaan.
47. Bukti Objektif:
Data pendukung keberadaan atau kebenaran sesuatu.
48. Inspeksi:
Evaluasi kesesuaian melalui pengamatan dan penetapan, jika
perlu dengan pengukuran, pengujian atau pembandingan.
49. Uji:
Penentuan satu atau lebih karakteristik sesuai dengan prosedur.
50. Verifikasi:
Konfirmasi, melalui penyediaan bukti objektif, bahwa persyaratan
yang ditentukan telah dipenuhi.
51. Validasi:
Konfirmasi, melalui penyediaan bukti objektif, bahwa persyaratan
bagi pemakaian atau aplikasi dimaksud telah dipenuhi.

7
52. Tinjauan:
Kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kesesuaian,
kecukupan dan keefektifan masalah yang dibahas untuk
mencapai sasaran yang ditetapkan.
53. Audit:
Proses sistematis, mandiri dan terdokumentasi untuk
memperoleh bukti audit dan mengevaluasinya secara obyektif
untuk menentukan sejauh mana kriteria audit telah terpenuhi.
54. Program Audit:
Gabungan dari satu atau lebih audit yang direncanakan untuk
kerangka waktu tertentu dan diarahkan ke sasaran tertentu.
55. Auditee:
Orang/organisasi yang diaudit
56. Auditor:
Orang yang berkompeten melakukan audit.
57. Tim Audit:
Seorang auditor atau lebih yang melakukan audit.
58. Temuan Audit:
Hasil evaluasi bukti audit yang terkumpulkan terhadap kriteria
audit.
59. Kesimpulan Audit:
Hasil audit oleh tim audit setelah mempertimbangkan sasaran
audit dan semua temuan audit.
60. Kompetensi:
Kemampuan yang diperagakan untuk menerapkan pengetahuan
dan keterampilan

8
BAB III
ACUAN NORMATIF
2. ACUAN NORMATIF

Pedoman Penerapan Sistem Manajemen Mutu ini berlandaskan:


1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 602/PRT/M/2006
tentang Tata Persuratan dan Kearsipan;
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/PRT/2008
Tanggal 11 Februari 2008, tentang Pedoman Pelaksanaan
Kegiatan Departemen Pekerjaan Umum yang merupakan
Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan sendiri;
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2008
tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Bidang Pekerjaan
Umum Yang Merupakan Kewenangan Pemerintah Dan
Dilaksanakan Melalui Dekonsentrasi Dan Tugas Pembantuan.
4. SNI Nomor 19-9001-2001 tentang Sistem Manajemen Mutu-
Persyaratan;
5. SNI Nomor 19-19011-2003 tentang Pedoman Pengauditan
Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Manajemen Lingkungan;
6. SNI Nomor 19-9000-2005 tentang Sistem Manajemen Mutu-
Dasar-dasar dan Kosakata;

9
BAB IV
SISTEM MANAJEMEN MUTU
3. SIST MANAJEMEN MUTU
Seluruh Unit Kerja/Satuan Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan di lingkungan
Departemen Pekerjaan Umum wajib melaksanakan SMM dengan cara
mendokumentasikan, menerapkan secara efektif dan memelihara
secara konsisten sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-
masing Unit Kerja/Satuan Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan, serta secara
terus-menerus meningkatkan keefektifannya, termasuk Penyedia Jasa
yang terikat kontrak pekerjaan konstruksi maupun non-konstruksi wajib
melaksanakan SMM tersebut.
Dalam menerapkan SMM, persyaratan-persyaratan yang harus
dipenuhi adalah sebagai berikut:

4.1. PERSYARATAN UMUM


Setiap Unit Kerja/Satuan Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan di lingkungan
Departemen Pekerjaan Umum harus:
1. Memahami dan mengidentifikasi proses kegiatan yang ada di
masing-masing Unit Kerja/ Satuan Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan;
2. Menetapkan urutan proses kegiatan serta interaksinya;
3. Menetapkan kriteria dan metoda agar proses kegiatan tersebut,
agar dapat dilaksanakan secara terkendali, efektif dan efisien;
4. Menjamin tersedianya sumber daya dan informasi untuk
melaksanakan dan memonitor proses-proses kegiatan tersebut;
5. Memonitor, mengukur dan menganalisa kesesuaian proses-proses
kegiatan tersebut dengan sasaran yang telah ditetapkan;
6. Melakukan tindakan yang diperlukan dalam upaya mencapai hasil
yang telah direncanakan, serta upaya perbaikan
berkesinambungan proses-proses kegiatan tersebut;
7. Dalam hal proses kegiatan yang dilaksanakan oleh Penyedia
Barang/Jasa, maka Unit Kerja/Satuan kerja/Unit Pelaksana
Kegiatan wajib mengendalikan proses kegiatan yang dapat
mempengaruhi kesesuaian persyaratan hasil pekerjaan.

10
4.2. DOKUMEN SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM)
Dokumen-dokumen yang digunakan dalam penerapan SMM, yaitu:
1. Kebijakan Mutu
2. SMM Departemen Pekerjaan Umum
3. Manual Mutu
4. Sasaran Mutu
5. Prosedur Mutu
6. Dokumen lainnya antara lain Petunjuk Pelaksanaan, Instruksi Kerja
yang menyangkut penyelenggaraan kegiatan di lingkungan
Departemen Pekerjaan Umum
7. Rekaman

4.2.1. Kebijakan Mutu


Kebijakan Mutu merupakan dasar komitmen untuk menerapkan SMM
di Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum.
Dalam upaya mewujudkan hal tersebut di atas, seluruh jajaran
Departemen Pekerjaan Umum wajib berkomitmen menerapkan SMM
secara konsisten sesuai Peraturan Menteri ini dan senantiasa
melakukan peningkatan mutu yang berkelanjutan.
Untuk menerapkan Kebijakan Mutu Departemen Pekerjaan Umum
secara efektif dan efisien seluruh jajaran di lingkungan Departemen
Pekerjaan Umum harus melakukan upaya-upaya untuk:
Meningkatkan mutu kegiatan berdasarkan prioritas program dan
perencanaan yang realistis, serta pelaksanaan yang efektif dan
efisien, diantaranya dengan menekan kegagalan pada seluruh
tahapan kegiatan;
Meningkatkan kompetensi kinerja sumber daya manusia yang
profesional;
Memenuhi mutu pelayanan dan mutu yang diharapkan oleh
pemangku kepentingan.
Kebijakan Mutu ini dikomunikasikan untuk dipahami dan dilaksanakan
oleh seluruh jajaran Departemen Pekerjaan Umum.

4.2.2. SMM Departemen Pekerjaan Umum.


SMM Departemen Pekerjaan Umum merupakan dokumen mutu di
tingkat Departemen yang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini dengan mempertimbangkan bahwa:

11
1. memuat ketentuan-ketentuan SMM yang secara strategis wajib
dipenuhi dan dilaksanakan oleh semua Unit Kerja/Unit Pelaksana
Kegiatan secara konsisten di lingkungan Departemen Umum
dengan memenuhi persyaratan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku..
2. ditetapkan dalam rangka penerapan SMM yang terdokumentasi dan
terintegrasi, agar mudah dilaksanakan oleh semua pihak terkait.
3. mengacu pada persyaratan-persyaratan standar nasional SNI 19-
9001:2000 sebagai adopsi pendekatan proses pada saat
mengembangkan, menerapkan dan memperbaiki keefektifan SMM
untuk meningkatkan kepuasan pelanggan;
4. bersifat umum agar dapat dijadikan landasan penerapan SMM di
berbagai kegiatan Unit Kerja/Satuan Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan
di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum;
5. keselarasan penerapan SMM dengan Unit Kerja/Satuan Kerja/Unit
Pelaksana Kegiatan yang sudah bersertifikat SNI 19-9001:2001.

4.2.3. Manual Mutu


Manual Mutu adalah dokumen mutu di tingkat Unit Kerja Eselon I yang
diperlukan untuk mengatur penerapan SMM di lingkungan unit kerjanya
sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pendokumentasian Manual Mutu
wajib ditetapkan berdasarkan Peraturan SMM Departemen Pekerjaan
Umum dan wajib diikuti serta diterapkan oleh semua jajaran unit
kerjanya berikut Unit Pelaksana Kegiatan. Penyusunan dan penetapan
Manual Mutu sebagai berikut:
1. Manual Mutu disusun oleh Wakil Manajemen Unit Kerja Eselon I
(WM-I), disahkan oleh Manajemen Puncak di Unit Kerja Eselon I
dan harus ditinjau ulang secara periodik;
2. Manual Mutu harus didokumentasikan, diterapkan dan dipelihara
pada setiap Unit Kerja Eselon I dan disesuaikan dengan ruang
lingkup tugas pokok dan fungsi masing-masing Unit Kerja dalam
mendukung penjaminan mutu kegiatan yang dilakukan oleh Unit
Kerja Eselon I;
3. Manual Mutu dikembangkan dengan mengacu kepada Peraturan
Menteri tentang SMM Departemen Pekerjaan Umum;
4. Apabila terdapat ketentuan yang tidak dapat diterapkan, maka
harus diberikan penjelasan atau alasan pengecualian;
5. Apabila terjadi perubahan SMM maka Manual Mutu harus direvisi;
6. Disosialisasikan oleh Wakil Manajemen dari setiap level;

12
7. Manual Mutu sekurang-kurangnya mencakup:
a) Lingkup penerapan SMM;
b) Sasaran Mutu Unit Kerja Eselon I;
c) Struktur organisasi, termasuk uraian tugas, tanggung jawab
dan wewenang;
d) Bagan alir interaksi antar proses (beserta penjelasannya) dalam
rangka penjaminan mutu kegiatan di lingkungan Unit Kerja
Eselon I;
e) Daftar dokumentasi SMM yang digunakan di Unit Kerja Eselon I;
f) Pengaturan penerapan SMM di Unit Kerja sebagaimana
persyaratan dalam Peraturan Menteri tentang SMM
Departemen Pekerjaan Umum ini.

4.2.4. Sasaran Mutu


1. Merupakan target yang harus dicapai sebagai penjaminan mutu
kegiatan dan ditetapkan oleh manajemen puncak setiap Unit
Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan/ dan tidak bertentangan dengan visi
dan misi Unit Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan;
2. Sasaran Mutu merupakan target yang terukur dan pencapaiannya
dimonitor dan dievaluasi secara periodik;
3. Sasaran Mutu harus sesuai dengan Kebijakan Mutu Departemen
Pekerjaan Umum dan Sasaran Mutu Atasan langsung dari Unit
Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan;
4. Sasaran Mutu harus dikomunikasikan dan dimengerti pada setiap
tingkat dan jajaran Unit Kerja yang bersangkutan.

4.2.5. Prosedur Mutu


Prosedur Mutu adalah dokumen wajib yang menjelaskan metoda dan
tindakan tertentu yang dipersyaratkan dalam SMM dan wajib
dilaksanakan di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum. Ketentuan
Prosedur Mutu sebagai berikut:
1. Prosedur Mutu disusun oleh Wakil Manajemen tingkat Unit Kerja
Eselon I dan disahkan oleh Pimpinan Puncak Unit Kerja Eselon I;
2. Prosedur Mutu wajib diterapkan di seluruh Unit Kerja Eselon I dan
seluruh Unit Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan yang berada di dalam
lingkup kewenangannya;
3. Prosedur Mutu berisi sekurang-kurangnya mencakup:

13
a) Halaman Muka, berisi:
(1) Judul dan nomor Identifikasi Prosedur Mutu;
(2) Status pengesahan dan status perubahan;
(3) Kolom Pengesahan (Tanda tangan penyusun, pemeriksa
dan pengesahan).
b) Riwayat perubahan;
c) Maksud dan Tujuan Prosedur Mutu;
d) Ruang lingkup penerapan;
e) Referensi atau acuan yang digunakan;
f) Definisi (penjelasan istilah-istilah) apabila diperlukan;
g) Tahapan proses atau kegiatan (dapat menggunakan bagan alir
apabila diperlukan);
h) Ketentuan Umum (penjelasan tentang persyaratan-persyaratan
yang harus dipenuhi di dalam melaksanakan proses atau
kegiatan);
i) Tanggung jawab dan Wewenang;
j) Kondisi Khusus (penyimpangan pelaksanaan proses atau
kegiatan yang diizinkan, apabila ada);
k) Rekaman/ Bukti Kerja (yang ditetapkan dalam Prosedur Mutu);
l) Lampiran berupa contoh format Rekaman/Bukti Kerja yang
ditentukan dalam Prosedur Mutu (bila diperlukan).

Prosedur Mutu adalah prosedur SMM wajib, yang sekurang-kurangnya


meliputi :
1. Prosedur Pengendalian Dokumen.
2. Prosedur Pengendalian Rekaman.
3. Prosedur Audit Internal SMM.
4. Prosedur Pengendalian Hasil Pekerjaan Tidak Sesuai.
5. Prosedur Tindakan Korektif.
6. Prosedur Tindakan Pencegahan.

4.2.6. Dokumen yang menyangkut penyelenggaraan kegiatan


Departemen Pekerjaan Umum
Merupakan dokumen-dokumen yang digunakan untuk mengatur
kegiatan Unit Kerja/Unit Pelaksanan Kegiatan untuk memastikan
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian proses untuk mencapai
mutu yang dipersyaratkan secara efektif sesuai SMM Departemen
Pekerjaan Umum yang mencakup :

14
1. Dokumen-dokumen yang digunakan sebagai acuan Unit Kerja/Unit
Pelaksana Kegiatan untuk melaksanakan proses-proses kegiatan
sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam penerapan SMM,
diantaranya Norma, Standar, prosedur dan Manual yang diperlukan
oleh tiap-tiap Unit Kerja (Eselon I sampai dengan Eselon III dan
seterusnya), berikut Unit Pelaksana Kegiatan;
2. Dokumen-dokumen standar nasional, standar internasional, buku
literatur dan peraturan perundang-undangan yang berasal dari
eksternal Unit Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan;
3. Dokumen yang diterbitkan secara internal Unit Kerja/Unit
Pelaksana Kegiatan dapat berbentuk Petunjuk Pelaksanaan atau
Instruksi Kerja yang disusun oleh pejabat yang terkait dengan
tugas dan fungsinya atau personil yang memiliki kompetensi pada
substansi terkait bagi keperluan spesifik penerapan SMM di
masing-masing Unit Kerja/Unit Pelaksanaan Kegiatan.

4.2.6.1. Petunjuk Pelaksanaan


Petunjuk Pelaksanaan merupakan dokumen standar kerja yang
dibutuhkan oleh tiap-tiap Unit Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan untuk
memastikan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian proses
dilakukan secara efektif sesuai SMM sebagai berikut:
1. Petunjuk Pelaksanaan digunakan sebagai acuan Unit Kerja/Unit
Pelaksana Kegiatan untuk melaksanakan proses dan kegiatan
sesuai dengan tugas dan fungsinya (Eselon I sampai dengan
Eselon III dan seterusnya, termasuk Eselon III yang
bertanggungjawab langsung kepada Eselon I-nya, berikut Satuan
Kerja dan Unit Pelaksana Kegiatan).
2. Petunjuk Pelaksanaan disusun oleh pejabat yang terkait dengan
tugas dan fungsinya atau personil yang memiliki kompetensi pada
substansi terkait, diperiksa oleh Wakil Manajemen atau atasan
langsung dari personil (konseptor) dan disahkan oleh Manajemen
Puncak pada Unit Kerja yang bersangkutan.
3. Petunjuk Pelaksanaan minimal mencakup:
a. Halaman Muka, berisi:
i. Judul dan nomor Identifikasi Petunjuk Pelaksanaan;
ii. Status validasi dan status perubahan;
iii. Kolom Pengesahan (Pejabat yang menyusun,
memeriksa dan mengesahkan Petunjuk Pelaksanaan);
b. Riwayat perubahan;

15
c. Maksud dan Tujuan Petunjuk Pelaksanaan;
d. Ruang lingkup penerapan;
e. Referensi atau acuan yang digunakan;
f. Definisi (penjelasan istilah-istilah) apabila diperlukan;
g. Tahapan proses atau kegiatan (dapat menggunakan
bagan alir apabila diperlukan);
h. Ketentuan Umum (penjelasan tentang persyaratan-
persyaratan yang harus dipenuhi di dalam
melaksanakan proses atau kegiatan);
i. Tanggung jawab dan Wewenang;
j. Kondisi Khusus (penyimpangan pelaksanaan proses
atau kegiatan yang diizinkan, apabila ada);
k. Rekaman/Bukti Kerja (yang menjadi persyaratan dalam
penerapan Petunjuk Pelaksanaan);
l. Lampiran berupa contoh format Rekaman/Bukti Kerja yang
ditentukan dalam Petunjuk Pelaksanaan (bila diperlukan).
4. Dokumen-dokumen berupa SOP yang sudah ada dan masih
berlaku diperlakukan sebagai petunjuk pelaksanaan.

4.2.6.2. Instruksi Kerja


Instruksi Kerja merupakan dokumen yang berisikan petunjuk suatu
kegiatan yang spesifik dan memerlukan pengaturan agar memenuhi
persyaratan mutu. Ketentuan Instruksi Kerja sebagai berikut:
1. Instruksi Kerja digunakan sebagai acuan Unit Kerja/Unit Pelaksana
Kegiatan untuk melaksanakan proses dan kegiatan sesuai dengan
tugas dan fungsinya (Eselon I sampai dengan Eselon III dan
seterusnya, termasuk Eselon III yang bertanggungjawab langsung
kepada Eselon I-nya, berikut Unit Pelaksana Kegiatan).
2. Instruksi Kerja disusun oleh pejabat yang terkait dengan tugas dan
fungsinya atau personil yang memiliki kompetensi pada substansi
terkait, diperiksa oleh Wakil Manajemen atau atasan langsung dari
personil (konseptor) dan disahkan oleh Manajemen Puncak pada
Unit Kerja yang bersangkutan.
3. Instruksi Kerja minimal mencakup:
a. Halaman Muka, berisi:
i. Judul dan nomor Identifikasi Instruksi Kerja;
ii. Status validasi dan status perubahan;
iii. Kolom Pengesahan (Pejabat yang menyusun,
memeriksa dan mengesahkan Instruksi Kerja).

16
b.
Riwayat perubahan;
c.
Maksud dan Tujuan Instruksi Kerja;
d.
Ruang lingkup penerapan;
e.
Referensi atau acuan yang digunakan;
f.
Tahapan proses atau kegiatan (dapat menggunakan
bagan alir apabila diperlukan);
g. Rekaman/Bukti Kerja (yang menjadi persyaratan dalam
penerapan Instruksi Kerja);
h. Lampiran berupa contoh format Rekaman/Bukti Kerja
yang ditentukan dalam Instruksi Kerja (bila diperlukan).
4. Dokumen-dokumen berupa Petunjuk teknis yang sudah ada dan
masih berlaku diperlakukan sebagai instruksi kerja.

4.2.7. Rekaman/Bukti Kerja.


1. Sebagai bukti yang menyatakan bahwa SMM telah dilaksanakan
sesuai dengan yang dipersyaratkan.
2. Bukti kerja berbentuk dokumen (diantaranya: laporan, dan bukti-
bukti kerja lainnya) hasil kerja, risalah, surat menyurat, berita
acara, gambar, foto, bukti penyimpangan.

4.3. PENGENDALIAN DOKUMEN


Seluruh Dokumen SMM yang diuraikan di atas wajib dikendalikan
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Pengendalian dokumen harus diatur dalam Prosedur Pengendalian
Dokumen sebagai bagian dari Prosedur Mutu yang diterbitkan oleh
Unit Kerja Eselon I.
2. Prosedur Pengendalian Dokumen minimal harus mencakup
ketentuan sebagai berikut:
a) Pengesahan dokumen sebelum diterbitkan;
b) Pengesahan ulang dokumen apabila dilakukan kaji ulang atau
perubahan dokumen sesuai keperluannya;
c) Penerbitan awal, perubahan dan status revisi dokumen terkini
harus diberi identifikasi;
d) Dokumen yang terkini harus tersedia pada lokasi tempat
digunakannya dokumen tersebut, serta dipastikan bahwa
dokumen tersebut mudah untuk didapatkan apabila diperlukan;

17
e) Dokumen harus dapat dengan jelas dibaca dan mudah di
identifikasi, termasuk dokumen yang digunakan pada kegiatan
pelaksanaan;
f) Dokumen yang berasal dari luar lingkungan Unit Kerja harus
dikendalikan;
g) Dokumen yang sudah tidak berlaku atau kadaluarsa tidak boleh
digunakan dan harus dimusnahkan. Apabila dokumen lama
masih diperlukan untuk referensi, maka dokumen tersebut
harus diberi identifikasi yang jelas dan tidak boleh digunakan.
3. Pengendalian Dokumen harus dilakukan di setiap Unit Kerja
(Eselon I sampai dengan Eselon III dan Unit Pelaksana Kegiatan);
4. Petugas pengendali dokumen diatur dalam Bab V, butir 5.2 huruf b.

4.4. PENGENDALIAN REKAMAN/BUKTI KERJA


Rekaman/Bukti kerja yang dihasilkan dari penerapan SMM harus
dikendalikan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Pengendalian rekaman/bukti kerja harus diatur dalam Prosedur
Pengendalian Rekaman/Bukti Kerja sebagai bagian dari Prosedur
Mutu yang diterbitkan oleh Unit Kerja Eselon I;
2. Pengendalian Rekaman/Bukti Kerja yang merupakan dokumen
mengacu pada peraturan yang berlaku di lingkungan Departemen
Pekerjaan Umum;
3. Prosedur Pengendalian Rekaman/Bukti Kerja harus mencakup tata
cara untuk mengidentifikasi, menyimpan, memelihara, menetapkan
masa simpan serta memusnahkan Rekaman/Bukti Kerja;
4. Pengendalian Rekaman/Bukti Kerja harus dilakukan di setiap Unit
Kerja/Unit Pelaksana;
5. Petugas Pengendalian Rekaman/Bukti Kerja di masing-masing Unit
Kerja/Unit Pelaksana ditetapkan oleh Pimpinan Puncak;
6. Hal-hal yang menjadi persyaratan SMM dan belum tercakup dalam
ketentuan yang berlaku dapat dikembangkan oleh masing-masing
Unit Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan.

18
BAB V
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
5.

6. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN


5.1. KOMITMEN MANAJEMEN
Pimpinan Puncak di setiap Unit Kerja dan Unit Pelaksana Kegiatan
wajib memiliki komitmen untuk menerapkan dan mengembangkan
SMM secara berkesinambungan dengan:
1. Memberikan arahan tentang kebijakan dalam hal mutu;
2. Menetapkan sasaran mutu;
3. Menetapkan dokumen yang menyangkut SMM;
4. Memberikan dukungan penuh dalam penerapan SMM melalui
penyediaan sumber daya yang cukup;
5. Melakukan kegiatan Kaji Ulang Manajemen untuk memonitor dan
mengevaluasi kinerja SMM;
6. Mengkomunikasikan kepada seluruh jajaran di bawah
kewenangannya akan pentingnya pemenuhan persyaratan
pemangku kepentingan dan peraturan perundang-undangan;
7. Pimpinan Puncak di masing-masing Unit Kerja (Eselon I, Eselon II,
Eselon III yang bertanggungjawab langsung kepada Eselon I-nya,
Satuan Kerja dan Unit Pelaksana Kegiatan) harus dapat
memastikan bahwa penerapan SMM dilaksanakan dan dipenuhi
dengan tujuan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan;
8. Pimpinan Puncak harus menjamin:
a) Keutuhan penerapan SMM wajib dijaga melalui konsistensi
penerapan jadwal-jadwal kegiatan SMM;
b) Apabila terjadi perubahan yang menyangkut SMM harus
diupayakan agar tidak terjadi kesenjangan dalam
penerapannya (misalnya: perubahan struktur organisasi,
perubahan dokumen, dan lain-lain);
c) Penerapan SMM mengandung konsekuensi dilakukannya
perencanaan pembiayaan.

5.2. PENGELOLA SMM


Pimpinan Puncak harus menunjuk dan menetapkan pejabat pengelola
SMM disertai uraian tentang tanggung jawab dan wewenangnya untuk
mengelola penerapan SMM di masing-masing Unit Kerja dan Unit
Pelaksana Kegiatan.

19
Pengelola SMM terdiri dari sebagai berikut:
1. Penjamin Mutu
Penjamin Mutu terdiri dari seorang Pejabat Wakil Manajemen dan
seorang Petugas Pengendali Dokumen harus ditunjuk dan
ditetapkan di tingkat Departemen, Eselon I dan Eselon II (kecuali
yang telah diatur oleh ketentuan lain yang mengikat), kecuali untuk
Tingkat Departemen hanya ada Wakil Manajemen.
Pada Unit Kerja Eselon III yang bertanggungjawab langsung
kepada Eselon I-nya, Penjamin Mutu ditunjuk oleh Pimpinan
Puncak Unit Kerja yang bersangkutan.

a) Wakil Manajemen:
1) Wakil Manajemen disetiap level tingkatan Unit Kerja harus
ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut:
(a) Wakil Manajemen Tingkat Departemen adalah
Sekretaris Jenderal Departemen Pekerjaan Umum;
(b) Wakil Manajemen Eselon I ditunjuk dan ditetapkan
oleh Pimpinan Puncak Unit Kerja Eselon I;
(c) Wakil Manajemen Eselon II, ditunjuk dan ditetapkan
oleh Pimpinan Puncak Unit Kerja Eselon II;
(d) Pada Unit Kerja Eselon III yang bertanggungjawab
langsung kepada Eselon I-nya, Wakil Manajemen
ditunjuk oleh Pimpinan puncak Unit Kerja yang
bersangkutan.
2) Tugas, tanggung jawab dan wewenang Wakil Manajemen
tingkat Departemen:
(a) Membina penyelenggaraan SMM Departemen
Pekerjaan Umum;
(b) Melakukan koordinasi dengan Wakil Manajemen
Eselon I dalam merumuskan Kebijakan penerapan
SMM Departemen Pekerjaan Umum;
(c) Mengevaluasi pencapaian Sasaran Mutu tingkat
Departemen;
(d) Melaporkan Kinerja Penerapan SMM Departemen
Pekerjaan Umum kepada Menteri.

20
3) Tugas, tanggung jawab dan wewenang Wakil Manajemen
Eselon I, II dan III (yang bertanggungjawab langsung
kepada Eselon I-nya):
(a) Memastikan proses untuk SMM telah ditetapkan,
diterapkan, dimonitor, dievaluasi dan kaji ulang agar
tetap sesuai;
(b) Melaporkan kinerja dan kebutuhan apapun untuk
peningkatan SMM kepada Pimpinan puncak di setiap
Unit Kerja;
(c) Memastikan promosi kesadaran mutu dan penerapan
SMM di masing-masing Unit Kerja;
(d) Bersama Unit Pengelola Audit Internal SMM menyusun
program dan melaksanakan Audit Internal SMM.

b) Pengendali Dokumen:
1) Petugas pengendali dokumen di masing-masing Unit Kerja
ditetapkan oleh Pimpinan Puncak (Eselon I sampai dengan
Eselon III), kecuali yang telah diatur oleh ketentuan lain
yang mengikat, dan bilamana diperlukan Petugas
Pengendali Dokumen dapat ditetapkan oleh Kepala Unit
Pelaksana Kegiatan;
2) Tugas, tanggung jawab dan wewenang Pengendali
Dokumen:
(a) Memastikan proses pengesahan Dokumen SMM
sebelum diterbitkan;
(b) Memastikan dan mengidentifikasi perubahan dan
status dokumen SMM;
(c) Mengelola penyimpanan Dokumen SMM;
(d) Mengelola Bukti Kerja/Rekaman yang terkait dengan
pengendalian SMM;
(e) Menjamin pendistribusian Dokumen SMM kepada
pihak yang terkait dengan persetujuan Wakil
Manajemen.

2. Pengelola Audit Internal SMM


Dalam pelaksanaan pengelolaan SMM, Pimpinan Puncak dibantu
oleh Pengelola Audit Internal SMM yang pengaturannya sebagai
berikut:

21
a) Pejabat Pengelola Audit Internal SMM pada tingkat Unit Kerja
ditetapkan oleh Pimpinan Puncak masing-masing Unit Kerja
sesuai kebutuhan, dengan memperhatikan kompetensi yang
bersangkutan.
b) Tugas, tanggungjawab dan wewenang Pengelola Audit Internal
SMM :
1) Bersama Wakil Manajemen menyusun Program Audit;
2) Sebagai koordinator para Auditor Internal SMM di Unit
Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan yang bersangkutan;
3) Memastikan pelaksanaan Audit Internal SMM;
4) Melakukan verifikasi perbaikan temuan Audit Internal SMM
5) Melaporkan hasil Audit Internal SMM kepada Pimpinan
Puncak melalui Wakil Manajemen;
6) Mengevaluasi efektifitas pelaksanaan Audit Internal SMM
beserta kinerja Auditor.

5.3. KOMUNIKASI INTERNAL


Dalam rangka peningkatan mutu yang berkesinambungan Wakil
Manajemen di setiap Unit Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan harus
merumuskan dan melaksanakan komunikasi internal yang mencakup:
1. Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi pelaksanaan komunikasi
internal dengan semua pegawai dan karyawan di setiap Unit
Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan;
2. Agenda utama dalam komunikasi internal adalah membahas
keefektifan penerapan SMM di lingkungan Unit Kerja/Unit
Pelaksana Kegiatan masing-masing;
3. Komunikasi internal ini dapat dilakukan dalam bentuk:
a) Rapat berkala dan atau rapat koordinasi, baik pada tingkat
pusat maupun daerah di lingkungan Unit Kerja/Unit Pelaksana
Kegiatan; dan/atau;
b) Komunikasi melalui jaringan media tulis atau media elektronik.

5.4. KAJI ULANG MANAJEMEN


Pimpinan Puncak masing-masing Unit Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan
dibantu oleh masing-masing Wakil Manajemen wajib melaksanakan
Kaji Ulang Manajemen secara periodik, untuk memastikan kesesuaian,
kecukupan dan keefektifannya penerapan SMM. Kaji Ulang

22
Manajemen ini harus mencakup peluang untuk peningkatan dan
kebutuhan perubahan (apabila ada) pada SMM termasuk Kebijakan
Mutu dan Sasaran Mutu;
1. Kaji Ulang Manajemen harus dilakukan secara berkala sekurang-
kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 tahun untuk tingkat Departemen
dan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan untuk
Eselon I, Eselon II dan Eselon III (yang bertanggungjawab
langsung kepada Eselon I-nya);
2. Kaji Ulang Manajemen dapat diselenggarakan bersamaan dengan
rapat koordinasi lainnya;
3. Kaji Ulang Manajemen harus mengagendakan acara sebagai
berikut:
a) Laporan tindak lanjut Kaji Ulang Manajemen sebelumnya;
b) Laporan Audit Internal SMM;
c) Masukkan/umpan balik pelanggan;
d) Laporan kinerja proses dan pencapaian hasil pekerjaan;
e) Status tindakan pencegahan dan tindakan koreksi;
f) Perubahan yang dapat mempengaruhi SMM;
g) Saran-saran untuk peningkatan SMM.
4. Setiap pelaksanaan Kaji Ulang Manajemen wajib dibuat Risalah
Kaji Ulang Manajemen mencakup keputusan dan tindakan yang
diperlukan untuk:
a) Perbaikan pada keefektifan SMM dan prosesnya;
b) Perbaikan dan peningkatan kinerja dan hasil kerja;
c) Penyediaan Sumber Daya sebagai pendukung penerapan
SMM.
5. Bentuk Risalah Kaji Ulang Manajemen agar efektif digunakan
dalam pembahasan Kaji Ulang Manajemen wajib menjelaskan
ketentuan tentang:
a) Uraian permasalahan yang harus ditindaklanjuti;
b) Rencana Tindak lanjut dari permasalahan yang ditindaklanjuti;
c) Penanggung jawab pelaksanaan tindak lanjut;
d) Target waktu penyelesaian pelaksanaan tindak lanjut.

Rekaman/Bukti Kerja pelaksanaan Kaji Ulang Manajemen wajib


dikelola dan dipelihara sebagaimana diatur dalam butir 4.4 tentang
Pengendalian Rekaman/Bukti Kerja.

23
BAB VI
PENGELOLAAN SUMBER DAYA

7. PENGELOLAAN SUMBER DAYA


6.1. PENYEDIAAN SUMBER DAYA
Unit Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan harus menjamin ketersediaan
sumber daya yang diperlukan untuk:
1. Merencanakan, mengelola, menerapkan, memelihara dan
mengembangkan SMM di lingkungan Departemen Pekerjaan
Umum.
2. Meningkatkan kepuasan pelanggan.

Setiap Unit Kerja/Unit Pelaksanan Kegiatan wajib menyediakan


kebutuhan sumber daya tersebut dengan menyusun anggaran
keuangan yang cukup bagi pengelolaan SMM di lingkungan kerjanya

6.2. SUMBER DAYA MANUSIA


6.2.1. Umum
Personil yang melaksanakan pekerjaan harus kompeten atas dasar
pendidikan, pelatihan, keterampilan dan pengalaman yang sesuai.

6.2.2. Kemampuan, Kesadaran Dan Pelatihan


Unit Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan harus:
1. Menetapkan kemampuan yang diperlukan bagi personil yang
melaksanakan pekerjaan.
2. Mendukung agar setiap personil yang berkaitan dengan mutu
kegiatan dapat menerapkan dan memelihara SMM dengan baik
sesuai dengan ketentuan persyaratan yang ditetapkan.
3. Melakukan analisis kebutuhan, merencanakan dan menyediakan
pelatihan atau tindakan lain bagi personil yang memerlukan, dalam
rangka menjamin penerapan SMM di lingkungan Departemen
Pekerjaan Umum,
4. Mengevaluasi efektifitas pelatihan atau tindakan yang telah
direncanakan dan dilaksanakan,

24
5. Memastikan bahwa personilnya sadar akan tugas dan tanggung
jawabnya adalah penting untuk menunjang tercapainya Sasaran
Mutu.
6. Memelihara Rekaman/Bukti Kerja yang berkaitan dengan
kompetensi sumber daya manusia, seperti riwayat pendidikan,
pelatihan, dan keterampilan yang bersangkutan.
7. Mengevaluasi kinerja personil yang terlibat dalam proses yang
berkaitan dengan mutu kegiatan.

6.3. PRASARANA DAN SARANA


Unit Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan harus menentukan, merencanakan,
menyediakan dan memelihara prasarana dan sarana yang dibutuhkan
untuk melaksanakan proses kegiatan supaya sesuai dengan
persyaratan hasil pekerjaan. Prasarana dan sarana mencakup:
1. Gedung, ruang kerja dan kelengkapannya
2. Peralatan proses (Perangkat keras maupun perangkat lunak)
3. Peralatan informasi dan komunikasi
4. Peralatan transportasi jika diperlukan.

6.4. LINGKUNGAN KERJA


Unit Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan harus menentukan, merencanakan,
dan mengelola lingkungan kerja yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
proses kegiatan sesuai dengan persyaratan mutu yang menyangkut
persyaratan keamanan, kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan.

25
BAB VII
PENYELENGGARAAN KEGIATAN
8. PENYELENGGARAAN KEGIATAN
Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan dalam penerapan SMM
pada pelaksanaan kegiatan, sekurang-kurangnya mencakup :

7.1. RENCANA MUTU


Setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh Unit Kerja/Unit Pelaksana
Kegiatan, dan Penyedia Barang/Jasa harus memiliki Rencana Mutu.
Dokumen Rencana Mutu dibedakan sebagai berikut:
1. Rencana Mutu Unit Kerja (RMU), merupakan dokumen rencana
penetapan kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program
tahunan berjalan yang disusun oleh Unit Kerja Eselon I sampai
dengan Eselon II dalam rangka menjamin mutu.
2. Rencana Mutu Pelaksanaan (RMP), merupakan dokumen SMM
Pelaksanaan yang disusun oleh Kepala Satker, SNVT, SKS, dan
PPK dalam rangka menjamin mutu.
3. Rencana Mutu Kontrak (RMK), merupakan dokumen SMM yang
disusun oleh Penyedia Barang/Jasa untuk setiap kontrak pekerjaan
dalam rangka menjamin mutu.

7.1.1. Rencana Mutu Unit Kerja (RMU)


1. Isi Rencana Mutu Unit Kerja (RMU):
a) Penetapan Kinerja tahunan dari rencana kegiatan tahunan
pada Unit Kerja guna mendukung pencapaian RENSTRA
Departemen;
b) Program Tahunan terdiri dari Rincian Program Tahunan
berjalan;
c) Kebutuhan Sumber Daya (antara lain: sumber daya manusia,
prasarana dan sarana, informasi dan teknologi, keuangan);
d) Disusun setelah DIPA ditandatangani, untuk menjamin mutu
kegiatan/hasil pekerjaan sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
2. Penanggung Jawab:
a) Pimpinan Puncak Eselon I sampai Eselon II bertanggung jawab
untuk menyusun RMU;

26
b) Atasan Langsung masing-masing Eselon bertanggung jawab
atas pengesahan dan pemantauan pelaksanaan RMU;
c) Pimpinan Puncak Unit Kerja bertanggung jawab melakukan
sosialisasi RMU kepada seluruh jajarannya;
d) Pimpinan Puncak Unit Kerja harus menjamin bahwa RMU yang
telah ditetapkan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
3. Apabila di dalam masa pelaksanaan Program Tahunan terjadi
perubahan-perubahan maka RMU harus disesuaikan kembali
dengan perubahan tersebut dan dilakukan persetujuan ulang.
4. RMU digunakan sebagai panduan pelaksanaan, pemantauan dan
peninjauan terhadap pelaksanaan program tahunan.

7.1.2. Rencana Mutu Pelaksanaan Kegiatan (RMP)


1. Isi Rencana Mutu Pelaksanaan Kegiatan (RMP):
a) Informasi Kegiatan yaitu menguraikan penjelasan mengenai
nama dan kode kegiatan, sumber dana, lokasi, lingkup
pekerjaan, waktu pelaksanaan dan penanggung jawab
kegiatan;
b) Sasaran Mutu Kegiatan;
c) Persyaratan teknis dan administrasi sesuai dengan tugas dan
fungsi masing-masing Satuan Kerja, SNVT, SKS, dan PPK;
d) Struktur Organisasi yaitu bagan struktur organisasi
pelaksanaan kegiatan;
e) Tugas, tanggung jawab dan wewenang yaitu uraian tugas,
tanggung jawab dan wewenang masing-masing kedudukan
personil yang ada dalam struktur organisasi seperti dalam butir d);
f) Kebutuhan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya
dalam rangka memenuhi mutu yang dipersyaratkan;
g) Bagan Alir Pelaksanaan Kegiatan yaitu menguraikan urutan
proses kegiatan dari tahap persiapan sampai dengan tahap
penyerahan akhir kegiatan, termasuk kegiatan verifikasi,
validasi, monitoring, evaluasi, inspeksi dan pengujian (sesuai
keperluannya);
h) Jadwal Pelaksanaan Kegiatan yaitu menguraikan tahapan
pelaksanaan sesuai dengan perencanaan waktu;
i) Jadwal Penggunaan Prasarana dan sarana yaitu menguraikan
perencanaan penggunaan prasarana dan sarana yang
diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan;

27
j) Jadwal Personil yaitu menguraikan perencanaan tugas
personil, tenaga ahli dan staff pendukung (termasuk tenaga
outsourcing/dari luar) dalam setiap kegiatan sesuai dengan
kompetensi yang dipersyaratkan
k) Rencana terhadap metoda verifikasi, validasi, monitoring,
evaluasi, inspeksi dan pengujian yang diperlukan beserta
kriteria penerimaannya;
l) Daftar Kriteria Penerimaan yaitu menguraikan ketentuan-
ketentuan dari setiap tahapan proses dan hasil pekerjaan
sesuai dengan persyaratan (KAK, spesifikasi teknis, standar
atau peraturan perundang-undangan).
m) Daftar dokumen SMM dalam rangka mencapai kesesuaian
mutu yang dipersyaratkan;
n) Daftar Induk Rekaman (bukti kerja) untuk membuktikan bahwa
pelaksanaan kegiatan telah memenuhi persyaratan mutu yang
telah ditetapkan;
2. Penanggung Jawab RMP:
a) Kepala Satuan Kerja/SNVT/ SKS/PPK bertanggung jawab
untuk untuk menjamin mutu tahapan proses dan hasil
pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsinya;
b) Atasan Langsung dari Kepala Satuan Kerja/SNVT/SKS/PPK
bertanggung jawab atas pengesahan pelaksanaan RMP dan
digunakan sebagai dokumen monitoring kegiatan;
c) Kepala Satuan Kerja/SNVT/SKS/PPK bertanggung jawab untuk
melakukan sosialisasi kepada seluruh jajaran satuan kerjanya;
d) Kepala Satuan Kerja/SNVT/SKS/PPK harus menjamin bahwa
RMP yang telah ditetapkan dilaksanakan.
3. Apabila di dalam masa pelaksanaan kegiatan terjadi perubahan atau
pekerjaan tambah kurang maka RMP harus disesuaikan kembali
dengan perubahan tersebut dan dilakukan persetujuan ulang;
4. RMP digunakan sebagai panduan pelaksanaan, monitoring dan
peninjauan terhadap pelaksanaan kegiatan terhadap ketentuan-
ketentuan dan persyaratan yang telah ditetapkan dalam
perencanaan program.

28
7.1.3. Rencana Mutu Kontrak (RMK)
1. Isi Rencana Mutu Kontrak (RMK):
a) Informasi Kegiatan yaitu menguraikan penjelasan mengenai
nama paket kegiatan, kode dan nomor kontrak, sumber dana,
lokasi, lingkup pekerjaan, waktu pelaksanaan dan penanggung
jawab Penyedia Barang/Jasa;
b) Sasaran Mutu yang menguraikan target pencapaian mutu yang
terukur sesuai dengan KAK/RKS;
c) Struktur Organisasi yang berkaitan dengan pengawasan
pelaksanaan pekerjaan dari pihak Organisasi Unit Pelaksana
Kegiatan (SNVT/SKS/PPK) berikut organisasi konsultan
pengawas pekerjaan (bila ada pada pekerjaan konstruksi) yaitu
bagan struktur organisasi yang menjelaskan keterkaitan pihak-
pihak dalam pelaksanaan kegiatan;
d) Struktur Organisasi Penyedia Barang/Jasa yaitu bagan struktur
organisasi penanggung jawab pelaksanaan pekerjaan kontrak;
e) Tugas, tanggungjawab dan wewenang yaitu uraian tugas,
tanggungjawab dan wewenang masing-masing kedudukan
yang ada dalam struktur organisasi seperti dalam butir d);
f) Bagan alir pelaksanaan Kegiatan yaitu menguraikan urutan
proses kegiatan dari tahap persiapan sampai dengan tahap
penyerahan akhir kegiatan, termasuk kegiatan verifikasi,
validasi, monitoring, evaluasi, inspeksi dan pengujian (sesuai
keperluannya);
g) Jadwal pelaksanaan kegiatan yaitu menguraikan tahapan
pelaksanaan sesuai dengan perencanaan waktu, termasuk
perencanaan bobot pekerjaan;
h) Jadwal Peralatan yaitu menguraikan perencanaan penggunaan
peralatan yang diperlukan dalam setiap tahapan kegiatan;
i) Jadwal Material yaitu menguraikan perencanaan penggunaan
bahan/material yang diperlukan dalam setiap tahapan kegiatan;
j) Jadwal Personil yaitu menguraikan perencanaan personil,
tenaga ahli dan staff pendukung dalam setiap kegiatan sesuai
dengan kompetensi yang dipersyaratkan;
k) Jadwal Arus Kas yaitu menguraikan perencanaan penerimaan
dan pengeluaran Kas (keuangan) sesuai dengan nilai kontrak;
l) Rencana terhadap metoda verifikasi, validasi, monitoring,
evaluasi, inspeksi dan pengujian yang diperlukan beserta
kriteria penerimaannya;

29
m) Daftar Kriteria Penerimaan yaitu menguraikan ketentuan-
ketentuan dari setiap tahapan proses dan hasil pekerjaan
sesuai dengan persyaratan (KAK, spesifikasi teknis, standar
atau peraturan perundang-undangan).
n) Daftar Induk Dokumen yaitu daftar dokumen (internal dan
eksternal) yang diperlukan dalam proses pelaksanaan kegiatan
berupa Standar Kerja, Prosedur Kerja, Instruksi Kerja dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam rangka
mencapai kesesuaian mutu yang dipersyaratkan;
o) Daftar Induk Rekaman/Bukti Kerja yaitu daftar rekaman/bukti
kerja sebagai bukti bahwa proses/kegiatan telah dilaksanakan;
2. Penanggung Jawab RMK:
a) Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab untuk menyusun
RMK;
b) Penyedia Barang/Jasa wajib melakukan presentasi RMK
kepada Kepala Pelaksana Kegiatan (SNVT/SKS/PPK) sebelum
pelaksanaan pekerjaan, untuk mendapatkan persetujuan
rencana mutu tahapan proses dan hasil pekerjaan yang telah
dipersyaratkan;
c) Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab untuk
mensosialisasikan RMK kepada seluruh tenaga ahli dan staff
yang terlibat di dalam kegiatan penyedia barang/jasa dan
memastikan bahwa seluruh tenaga ahli dan staff memahami
kebutuhan untuk mencapai mutu yang dipersyaratkan;
d) Penyedia Barang/Jasa harus menjamin bahwa RMK yang telah
disetujui dilaksanakan sesuai dengan ketentuannya.
3. Apabila di dalam masa pelaksanaan kontrak terjadi perubahan atau
pekerjaan tambah kurang maka RMK harus disesuaikan kembali
dengan perubahan tersebut dan dilakukan persetujuan ulang;
4. RMK digunakan untuk menjamin bahwa spesifikasi teknis yang
melekat pada kontrak antara Penyedia Barang/Jasa dengan
Departemen Pekerjaan Umum yang diwakili oleh Unit Pelaksana
Kegiatan dipenuhi sebagaimana mestinya.

30
7.2. PROSES YANG BERKAITAN DENGAN PELANGGAN
7.2.1. Penetapan Persyaratan Yang Berkaitan Dengan Hasil
Kegiatan.
Unit Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan harus menetapkan:
1. Persyaratan yang ditentukan dalam perencanaan program setiap
kegiatan, termasuk didalamnya persyaratan untuk penyerahan
maupun pasca penyerahan;
2. Menetapkan persyaratan lain yang diperlukan, namun belum
termasuk dalam persyaratan yang tidak dinyatakan;
3. Persyaratan yang terkait dengan undang-undang, peraturan
pemerintah, peraturan presiden, peraturan menteri, peraturan
daerah, persyaratan teknis dan persyaratan administrasi lainnya;
4. Persyaratan tambahan lainnya yang ditetapkan oleh masing-
masing Unit Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan.

7.2.2. Evaluasi Persyaratan Berkaitan Dengan Hasil Kegiatan


1. Unit Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan harus meninjau persyaratan
yang berkaitan dengan hasil pekerjaan/kegiatan. Evaluasi ini harus
dilakukan awal sebelum Unit Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan
memulai pelaksanaan pekerjaan dan harus memastikan:
a) Semua persyaratan hasil pekerjaan/kegiatan telah di identifikasi
dan ditetapkan;
b) Persyaratan yang berbeda dari persyaratan dalam
perencanaan program yang telah dinyatakan sebelumnya harus
jelas;
c) Unit Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan memiliki kemampuan untuk
dapat memenuhi persyaratan yang ditentukan.
Rekaman/Bukti Kerja pelaksanaan Evaluasi harus dikelola dan
dipelihara sebagaimana diatur dalam butir 4.4 tentang
Pengendalian Rekaman/Bukti Kerja.
2. Bila persyaratan hasil kegiatan berubah, Unit Kerja/Unit Pelaksana
Kegiatan harus memastikan bahwa dokumen yang terkait direvisi
dan personil yang terkait harus diberi tahu.

7.2.3. Komunikasi Dengan Pelanggan


Unit Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan harus menetapkan dan
melaksanakan komunikasi yang efektif dengan pihak terkait antara lain
yang berkaitan dengan:

31
1. Informasi Program dan Kegiatan;
2. Proses kegiatan yang memungkinkan akan mengganggu aktivitas
masyarakat;
3. Proses kegiatan yang ditangani;
4. Laporan hasil kegiatan yang telah selesai;
5. Umpan balik dari pihak yang berkepentingan, termasuk keluhan
terhadap hasil kegiatan;
6. Penanganan kegiatan, kontrak dan perubahannya.

7.3. DESAIN DAN PENGEMBANGAN


Pelaksanaan kegiatan desain dan pengembangan dilakukan sesuai
dengan norma, standar, pedoman, manual dan peraturan lainnya yang
terkait dengan tugas dan fungsi masing-masing Unit Kerja/Unit
Pelaksana Kegiatan yang pelaksanaannya sekurang-kurangnya
mencakup ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1. Tersedianya rencana desain dan pengembangan;
2. Teridentifikasinya masukan/input untuk pelaksanaan kegiatan
desain dan pengembangan;
3. Penetapan Keluaran dari pelaksanaan kegiatan desain dan
pengembangan;
4. Pelaksanaan Evaluasi tahapan pelaksanaan kegiatan desain dan
pengembangan;
5. Pelaksanaan Verifikasi keluaran kegiatan desain dan pengembangan;
6. Pelaksanaan Validasi keluaran kegiatan desain dan pengembangan;
7. Pengendalian perubahan kegiatan desain dan pengembangan.
Rekaman/Bukti Kerja pelaksanaan kegiatan desain dan
pengembangan harus dikelola dan dipelihara sebagaimana diatur
dalam butir 4.4 tentang Pengendalian Rekaman/Bukti Kerja

7.4. SOSIALISASI/PELATIHAN/BIMBINGAN TEKNIS


Kegiatan sosialisasi/ pelatihan/ bimbingan teknis yang dilaksanakan
oleh Unit Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan sekurang-kurangnya
mencakup:
1. Tersedianya rencana kegiatan sosialisasi/pelatihan/bimbingan
teknis;
2. Tersedianya bahan yang memadai;
3. Tersedianya personil pelaksana yang kompeten;

32
4. Teridentifikasinya calon peserta;
5. Dilakukannya evaluasi terhadap pelaksanaan sosialisasi/pelatihan/
bimbingan teknis;
6. Pelaporan hasil kegiatan sosialisasi/pelatihan/bimbingan teknis;
7. Dilakukannya evaluasi terhadap hasil sosialisasi/pelatihan/
bimbingan teknis.
Rekaman/Bukti Kerja pelaksanaan kegiatan sosialisasi/pelatihan/
bimbingan teknis harus disimpan dan dipelihara sebagaimana diatur
dalam butir 4.4 tentang Pengendalian Rekaman/Bukti Kerja.

7.5. PENGADAAN
Yang dimaksud dengan pengadaan adalah segala kegiatan pengadaan
sumber daya yang diperlukan dalam melaksanakan setiap kegiatan
yang dilakukan oleh Unit Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan di lingkungan
Departemen Pekerjaan Umum .
Proses pelaksanaan kegiatan pengadaan dalam penerapan SMM
mengacu kepada peraturan dan ketentuan yang ditetapkan oleh
Departemen Pekerjaan Umum.
Kegiatan Pengadaan sekurang-kurangnya mencakup:
1. Tersedianya informasi kebutuhan Sumber Daya;
2. Proses pengadaan;
3. Verifikasi terhadap Sumber Daya yang diterima.
Rekaman/Bukti Kerja pelaksanaan kegiatan pengadaan harus dikelola
dan dipelihara sebagaimana diatur dalam butir 4.4 tentang
Pengendalian Rekaman/Bukti Kerja

7.6. PROSES DAN PELAKSANAAN KEGIATAN


7.6.1. Pengendalian Proses Dan Pelaksanaan Kegiatan
Unit Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan/Penyedia Barang/Jasa harus
merencanakan dan melaksanakan proses dan pelaksanaan kegiatan
secara terkendali yang mencakup:
1. Memastikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan persyaratan
yang telah ditetapkan dalam Rencana Mutu Unit Kerja (RMU)/
Rencana Mutu Pelaksanaan Kegiatan (RMP)/ Rencana Mutu
Kontrak (RMK);

33
2. Memenuhi Persyaratan:
a) Ketersediaan informasi yang menggambarkan karakteristik
kegiatan;
b) Ketersediaan dokumen (internal dan eksternal);
c) Ketersediaan sumber daya yang diperlukan dalam proses;
d) Ketersediaan dan penggunaan peralatan monitoring dan
pengukuran;
e) Mekanisme monitoring dan pengukuran pelaksanaan pekerjaan
serta mekanisme proses penyerahan dan pasca penyerahan
hasil pekerjaan.

7.6.2. Validasi Untuk Proses Dan Pelaksanaan Kegiatan


1. Atasan Langsung Unit Pelaksana Kegiatan harus melakukan
validasi terhadap proses pelaksanaan pekerjaan untuk kesesuaian
antara pelaksanaan kegiatan dengan hasil kegiatan setelah selesai
dan dimanfaatkan. Validasi dilakukan pada setiap kegiatan dimana
verifikasi tidak dapat dilakukan secara langsung melalui monitoring
atau pengukuran secara berurutan.
2. Proses validasi pada pelaksanaan kegiatan harus
mempertimbangkan ketentuan berikut:
a) Sesuai dengan kriteria yang ditetapkan untuk peninjauan dan
persetujuan proses;
b) Validasi ulang pelaksanaan kegiatan bila hasilnya tidak sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan, setelah dilakukan
perbaikan/penyempurnaan.
Rekaman/Bukti Kerja pelaksanaan validasi harus disimpan dan
dipelihara sebagaimana diatur dalam butir 4.4 tentang Pengendalian
Rekaman/Bukti Kerja.

7.6.3. Identifikasi Dan Mampu Telusur


1. Unit Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan harus mengidentifikasi hasil
setiap tahapan kegiatan dari awal sampai akhir kegiatan dan
mengidentifikasi status hasil kegiatan tersebut;
2. Identifikasi dan Mampu Telusur ditujukan untuk memastikan pada
hasil kegiatan dapat dilakukan analisis apabila terjadi
ketidaksesuaian pada proses dan hasil kegiatan.

34
Rekaman/Bukti Kerja pelaksanaan kegiatan Identifikasi dan mampu
telusur harus dikelola dan dipelihara sebagaimana diatur dalam butir
4.4 tentang Pengendalian Rekaman/Bukti Kerja.

7.6.4. Barang Inventaris


Barang Inventaris yang digunakan dalam kegiatan di lingkungan
Departemen Pekerjaan Umum adalah Barang Milik Negara (BMN).
Pengaturan pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) sekurang-
kurangnya mencakup:
1. Identifikasi, perlindungan dan pemeliharaan Barang Milik Negara
(BMN);
2. Mekanisme pelaporan apabila terjadi kerusakan/kehilangan barang
inventaris harus diatur.
Rekaman/Bukti Kerja pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Barang
Inventaris dan pelaporannya harus dikelola dan dipelihara
sebagaimana diatur dalam butir 4.4 tentang Pengendalian
Rekaman/Bukti Kerja.

7.6.5. Pemeliharaan Hasil Pekerjaan


1. Untuk memastikan bahwa pemeliharaan hasil pekerjaan pada saat
penyerahan tetap sesuai sebagaimana saat diproduksi maka harus
dilakukan pemeliharaan sampai dengan waktu penyerahan;
2. Pada proses penyerahan hasil pekerjaan, baik yang dilakukan
secara swakelola ataupun kontrak, Unit Kerja/Unit Pelaksana harus
mensyaratkan dan menerapkan proses pemeliharaan hasil
pekerjaan dan yang menjadi bagian hasil pekerjaan (produk antara)
agar mutu tetap terjaga. (Bila sesuai, pemeliharaan meliputi
kegiatan-kegiatan identifikasi, penanganan, penyimpanan,
perlindungan, perawatan dan pengoperasian).
Rekaman/Bukti Kerja pelaksanaan kegiatan pemeliharaan hasil
pekerjaan harus dikelola dan dipelihara sebagaimana diatur dalam butir
4.4 tentang Pengendalian Rekaman/Bukti Kerja.

7.7. PENGENDALIAN SARANA MONITORING DAN PENGUKURAN


Dalam pelaksanaan SMM, harus dilakukan pengendalian sarana
monitoring dan pengukuran dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Unit Kerja/Unit Pelaksana harus menetapkan sarana monitoring
dan pengukuran yang diperlukan untuk membuktikan kesesuaian
hasil pekerjaan;

35
2. Unit Kerja/Unit Pelaksana harus menetapkan metode dan proses
monitoring dan pengukuran;
3. Pengendalian peralatan monitoring dan pengukuran minimal
mencakup:
a) Kalibrasi/verifikasi/validasi secara berkala atau sebelum
digunakan, terhadap suatu standar pengukuran internasional
atau nasional. Apabila tidak tersedia standar yang sesuai,
maka dasar penggunaan verifikasi, kalibrasi atau validasi harus
dicatat;
b) Pengendalian pemakaian peralatan monitoring dan pengukuran
untuk menghasilkan pengukuran yang akurat.
4. Kegiatan pengendalian peralatan monitoring dan pengukuran
minimal mencakup:
a) Penyusunan daftar peralatan monitoring dan pengukuran yang
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan;
b) Catatan kalibrasi / verifikasi / validasi peralatan monitoring dan
pengukuran;
c) Instruksi kerja penggunaan peralatan monitoring dan
pengukuran (bila diperlukan);
d) Instruksi kerja kalibrasi dan verifikasi (bila diperlukan).
Rekaman/Bukti Kerja hasil kalibrasi, verifikasi dan validasi harus
dikelola dan dipelihara sebagaimana diatur dalam butir 4.4 tentang
Pengendalian Rekaman/Bukti Kerja.

36
BAB VIII
PENGUKURAN, ANALISIS DAN PERBAIKAN

GUKURAN, ANALISIS DAN PERBAIKAN


8.1. UMUM
Pimpinan Puncak di setiap Unit Kerja/Unit Pelaksana harus
merencanakan pelaksanaan monitoring dan evaluasi baik proses
maupun hasil pekerjaan untuk melihat kesesuaian SMM dan peluang-
peluang peningkatannya. Pelaksanaan proses monitoring dan evaluasi
terhadap penyelenggaraan SMM secara umum yang diperlukan adalah
sebagai berikut:
1. Harus dapat memperagakan atau memberikan bukti kesesuaian
proses dan hasil pekerjaan (hasil kegiatan) terhadap ketentuan
standar dan persyaratan yang berlaku;
2. Dapat memberikan bukti efektivitas dan efisiensi perbaikan dari
SMM secara berkelanjutan.
Proses Monitoring dan Evaluasi SMM ini mencakup penentuan metode
yang digunakan.

8.2. MONITORING DAN PENGUKURAN


Pelaksanaan Monitoring dan Pengukuran ini merupakan bagian dari
proses evaluasi yang harus dilaksanakan untuk mengetahui kepuasan
pelanggan, pelaksanaan kinerja penerapan SMM (melalui kegiatan
Audit Internal SMM) dan kinerja proses maupun hasil pekerjaan.

8.2.1. Kepuasan Pelanggan


Pimpinan Puncak harus mengevaluasi hasil pengukuran Kepuasan
Pelanggan dengan alat pengukuran yang efektif berupa menilai
tanggapan yang diterima terhadap kinerja SMM dalam memenuhi
persyaratannya. Tanggapan pelanggan dapat berupa keluhan
pelanggan terhadap hasil pekerjaan atau hasil penelitian pemanfaatan
terhadap produk barang/jasa.
Setiap penanggung jawab kegiatan harus mengumpulkan informasi
tentang persepsi apakah telah memenuhi persyaratan.
Metoda atau cara yang mudah dan efektif untuk memperoleh informasi
tersebut di atas harus ditetapkan.

37
Rekaman/Bukti Kerja pelaksanaan Pengukuran Kepuasan Pelanggan
harus dikelola dan dipelihara sebagaimana diatur dalam butir 4.4
tentang Pengendalian Rekaman/Bukti Kerja.

8.2.2. Audit Internal SMM


Audit Internal SMM harus dilakukan untuk memonitor dan mengukur
kesesuaian penerapan dan kinerja SMM pada seluruh fungsi Unit
Kerja/Unit Pelaksana yang pelaksanaannya harus mengikuti ketentuan
sebagai berikut :
1. Audit Internal SMM dilaksanakan secara periodik dan bila
diperlukan dapat dilakukan pada kondisi khusus;
2. Audit Internal SMM dilakukan terhadap setiap tahapan kegiatan
dengan mengutamakan pola pembinaan;
3. Penanggung Jawab dan Pihak yang Terkait:
a) Wakil Manajemen Tingkat Eselon I bertanggung jawab
merumuskan Prosedur Mutu Audit Internal SMM di lingkungan
Unit Kerja masing-masing;
b) Pimpinan Puncak pada masing-masing Unit Kerja Eselon I
bertanggung jawab untuk mengesahkan Prosedur Mutu Audit
Internal SMM;
c) Pengelola Audit masing-masing Unit Kerja bertanggung jawab
atas pelaksanaan Audit Internal SMM di lingkungan Unit Kerja
masing-masing;
4. Pelaksanaan Audit Internal SMM:
a) Program Audit Internal SMM harus direncanakan dengan
mempertimbangkan status dan pentingnya proses serta area
yang akan di audit;
b) Pejabat Audit Internal SMM harus ditetapkan Pimpinan di
masing-masing Unit Kerja;
c) Calon Pejabat Audit Internal SMM harus independen dan telah
mengikuti pelatihan Audit Internal SMM;
d) Pelaksanaan Audit Internal SMM harus menghasilkan bukti
audit.
5. Pelaksanaan Audit Internal SMM harus diatur dalam Prosedur
Audit Internal SMM yang merupakan bagian dari Prosedur Mutu
yang diterbitkan oleh Unit Kerja Eselon I.

38
6. Prosedur Mutu Audit Internal SMM minimal mencakup:
a) Penanggung jawab pelaksanaan Audit Internal SMM di tingkat
Unit Kerja Eselon I sampai dengan Eselon III;
b) Daftar distribusi Prosedur Mutu Audit Internal SMM;
c) Tujuan Audit Internal SMM;
d) Ruang lingkup pelaksanaan Audit Internal SMM;
e) Kriteria dan persyaratan bagi Pejabat Tim Audit Internal SMM:
1). Penunjukan Auditor dan pelaksanaan Audit Internal SMM
harus dapat memastikan obyektivitas proses audit itu
sendiri;
2). Auditor tidak boleh mengaudit pekerjaannya sendiri.
f) Acuan berupa peraturan perundang-undangan, serta standar
teknis yang digunakan dalam pelaksanaan Audit Internal SMM;
g) Proses perencanaan Audit Internal SMM;
h) Proses pelaksanaan Audit Internal SMM (termasuk metoda
serta periode/waktu pelaksanaan);
i) Petunjuk pembuatan laporan hasil audit;
j) Prosedur bagi Pimpinan Unit Kerja yang bertanggung jawab
atas pekerjaan yang sedang diaudit dalam rangka memastikan,
bahwa tindakan untuk menghilangkan ketidak sesuaian yang
terjadi dan penyebabnya dilakukan sesuai dengan waktunya.
k) Kegiatan tindak lanjut harus mencakup verifikasi atas tindakan
yang telah dilaksanakan dan pelaporan hasilnya.
l) Rekaman/Bukti Kerja yang terkait dengan Audit Internal SMM
minimal mencakup:
1) Jadwal pelaksanaan Audit Internal SMM;
2) Nama ketua dan anggota auditor;
3) Unit dan lokasi yang akan diaudit;
4) Lingkup pekerjaan yang akan diaudit;
5) Daftar pertanyaan atau daftar simak untuk pelaksanaan
audit;
6) Catatan hasil pelaksanaan audit, termasuk bukti
pelaksanaan audit (berita acara) dan catatan temuan hasil
audit; Dokumentasi pendukung lainnya, diantaranya: surat
perintah audit, pemberitahuan kepada Auditee, dan rencana
kerja masing-masing tim.

39
Rekaman/Bukti Kerja pelaksanaan kegiatan Audit Internal SMM harus
dikelola dan dipelihara sebagaimana diatur dalam butir 4.4 tentang
Pengendalian Rekaman/Bukti Kerja

8.2.3. Monitoring Dan Pengukuran Proses


Penanggung jawab setiap kegiatan harus menetapkan metode
monitoring dan pengukuran proses SMM dan melaksanakannya untuk
menjamin agar hasil yang direncanakan dapat dipenuhi, jika tidak maka
harus diambil tindakan koreksi dan tindakan korektif.
Rekaman/bukti kerja hasil pelaksanaan monitoring dan pengukuran
proses harus dipelihara sebagaimana diatur dalam butir 4.4 tentang
Pengendalian Rekaman/Bukti Kerja.

8.2.4. Monitoring Dan Pengukuran Hasil Pekerjaan


Monitoring dan pengukuran hasil pekerjaan harus dilaksanakan
sebelum pelepasan atau penyerahan ke pelanggan. Kegiatan ini
dilakukan oleh bagian pengendali mutu hasil pekerjaan, agar semua
hasil yang diserahkan sudah memenuhi persyaratan kriteria
penerimaan. Hal-hal yang harus dilaksanakan pada kegiatan ini adalah
sebagai berikut:
1. Penanggung jawab untuk tiap-tiap tahapan kegiatan harus
menetapkan metode yang tepat untuk memonitoring dan mengukur
hasil pekerjaan dari setiap tahapan kegiatan tersebut;
2. Monitoring dan pengukuran dilakukan dengan cara memverifikasi,
bahwa persyaratan telah dipenuhi;
3. Monitoring dan pengukuran tersebut harus dilaksanakan pada
tahapan yang sesuai berdasarkan pengaturan yang telah
direncanakan;
4. Rekaman/bukti kerja pelaksanaan monitoring dan pengukuran hasil
kegiatan harus dipelihara sebagaimana diatur dalam butir 4.4
tentang Pengendalian Rekaman/Bukti Kerja

8.3. PENGENDALIAN HASIL PEKERJAAN TIDAK SESUAI


Hasil pekerjaan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi persyaratan
harus di identifikasi dan dipisahkan dari hasil pekerjaan yang sesuai
untuk mencegah penggunaan yang tidak terkendali. Tindakan yang
harus dilaksanakan pada kegiatan ini adalah sebagai berikut:

40
1. Penanggung jawab pada setiap kegiatan harus memastikan,
bahwa hasil dari setiap tahapan kegiatan yang tidak memenuhi
persyaratan diidentifikasi dan dikendalikan untuk mencegah
penggunaan atau pengiriman yang tidak sesuai pada tahapan
selanjutnya;
2. Pelaksanaan pengendalian hasil kegiatan tidak sesuai harus diatur
dalam Prosedur Pengendalian Hasil Pekerjaan Tidak Sesuai yang
merupakan bagian dari Prosedur Mutu yang diterbitkan oleh Unit
Kerja Eselon I;
3. Prosedur Hasil Pekerjaan Tidak Sesuai minimal harus mencakup:
a) Penetapan Personil yang kompeten dan memiliki kewenangan
untuk menetapkan ketidaksesuaian hasil pekerjaan untuk
setiap tahapan;
b) Mekanisme penanganan hasil kegiatan tidak sesuai termasuk
tata cara pelepasan hasil kegiatan tidak sesuai;
c) Mekanisme verifikasi ulang untuk menunjukkan kesesuaian
dengan persyaratan.
4. Pengendalian Hasil Pekerjaan Tidak Sesuai harus dilaksanakan
dengan mengesahkan penggunaan dan penerimaannya
berdasarkan konsesi oleh pengguna atau pemanfaatan hasil
pekerjaan;
5. Rekaman/Bukti Kerja pelaksanaan kegiatan Pengendalian Hasil
Pekerjaan Yang Tidak Sesuai harus dikelola dan dipelihara
sebagaimana diatur dalam butir 4.4 tentang Pengendalian
Rekaman/Bukti Kerja.

8.4. ANALISIS DATA


1. Setiap Pimpinan Unit Kerja dan Wakil Manajemen harus
menentukan, mengumpulkan dan menganalisis data yang sesuai
dan memadai untuk memperagakan kesesuaian dan keefektifan
terhadap SMM;
2. Pengumpulan dan analisis data tersebut ditujukan untuk
mengevaluasi dimana perbaikan berkesinambungan pada SMM
dapat dilaksanakan;
3. Analisis harus didasarkan pada data yang dihasilkan dari kegiatan
monitoring dan pengukuran serta dari sumber terkait lainnya;

41
4. Hasil analisis data harus memberikan informasi yang berkaitan
dengan:
a) Kepuasan pengguna/pengelola dan/atau penerima manfaat
hasil pekerjaan;
b) Kesesuaian terhadap persyaratan hasil pekerjaan;
c) Karakteristik dan kecenderungan dari proses-proses kegiatan
termasuk peluang untuk tindakan pencegahan;
d) Kinerja para penyedia barang/jasa.

8.5. PERBAIKAN
8.5.1. Perbaikan Berkelanjutan
Seluruh Unit Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan di lingkungan Departemen
Pekerjaan Umum harus secara terus-menerus meningkatkan SMM
melalui penyelenggaraan Audit Internal SMM, Analisis Data, Tindakan
Korektif dan Tindakan Pencegahan serta Kaji Ulang Manajemen

8.5.2. Tindakan Korektif


Tindakan korektif diambil dalam upaya menghilangkan penyebab dari
ketidaksesuaian dan mencegah terulangnya ketidaksesuaian
penerapan SMM.
Tindakan korektif harus sesuai dengan akibat dari ketidaksesuaian
yang terjadi. Hal-hal yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Tindakan Korektif harus diatur dalam Prosedur
Tindakan Korektif yang merupakan bagian dari Prosedur Mutu
yang diterbitkan oleh Unit Kerja Eselon I;
2. Prosedur Tindakan Korektif minimal harus mencakup kegiatan-
kegiatan:
a) Menguraikan ketidaksesuaian;
b) Menentukan/Menganalisa penyebab ketidaksesuaian;
c) Menetapkan rencana penanganan untuk memastikan, bahwa
ketidaksesuaian tidak akan terulang dan jadwal waktu
penanganan;
d) Menetapkan petugas yang melaksanakan tindakan perbaikan;
e) Mencatat hasil tindakan yang dilakukan;
f) Memverifikasi tindakan perbaikan yang telah dilakukan.

42
Rekaman/Bukti Kerja pelaksanaan kegiatan Tindakan Korektif harus
dikelola dan dipelihara sebagaimana diatur dalam butir 4.4 tentang
Pengendalian Rekaman/Bukti Kerja
8.5.3. Tindakan Pencegahan
Tindakan pencegahan ditetapkan dalam upaya meminimalkan potensi
ketidaksesuaian yang akan terjadi termasuk penyebabnya. Tindakan
pencegahan harus memperhitungkan dampak potensialnya.
Hal-hal yang harus dilakukan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Tindakan Pencegahan harus diatur dalam Prosedur
Tindakan Pencegahan yang merupakan bagian dari Prosedur Mutu
yang diterbitkan oleh Unit Kerja Eselon I;
2. Prosedur Tindakan Pencegahan minimal harus mencakup
kegiatan-kegiatan:
a) Menguraikan dan mengidentifikasi potensi ketidaksesuaian;
b) Merencanakan kebutuhan tindakan untuk mencegah terjadinya
ketidaksesuaian dan jadwal pelaksanaan tindakan pencegahan;
c) Menetapkan petugas pelaksana tindakan pencegahan;
d) Mencatat hasil dari tindakan yang dilakukan;
e) Melakukan Verifikasi tindakan pencegahan yang telah
dilaksanakan.
Rekaman/Bukti Kerja pelaksanaan kegiatan Tindakan Pencegahan
harus dikelola dan dipelihara sebagaimana diatur dalam butir 4.4
tentang Pengendalian Rekaman/Bukti Kerja.

43
BAB IX
PENUTUP
9. PENUTUP
1. Penerapan SMM ini dapat dilaksanakan secara bertahap,
sistematis, dan terencana dalam suatu program penerapan SMM
yang memiliki target dan kerangka waktu yang jelas ditetapkan oleh
masing-masing Unit Kerja Eselon I dan dilaporkan kepada Menteri
Pekerjaan Umum.
2. Semua Unit Kerja harus melaksanakan penerapan SMM paling
lama 2 (dua) tahun sejak peraturan ini ditetapkan.
3. Bagi Unit Kerja yang sudah menerapkan SMM sebelum diterbitkan
Peraturan Menteri ini segera melakukan penyesuaian dengan
Norma SMM ini.
4. Hal-hal yang belum diatur menyangkut penerapan SMM dalam
Peraturan Menteri ini akan diatur secara detail lebih lanjut dalam
Manual Mutu, Prosedur Mutu, Petunjuk Pelaksanaan, Instruksi
Kerja, Keputusan Peraturan lainnya sesuai dengan ruang
lingkupnya.
5. Setiap Unit Kerja Eselon I wajib mensosialisasikan Peraturan
Menteri ini kepada seluruh jajarannya dan dapat melakukan
koordinasi dengan Wakil Manajemen tingkat Departemen.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 16 Maret 2009

MENTERI PEKERJAAN UMUM,

DJOKO KIRMANTO

44
LAMPIRAN - 2

CONTOH

FORMAT RENCANA MUTU UNIT KERJA


( RMU )
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

UNIT KERJA ESELON I

No. Dok. : Tgl. Diterbitkan: Hal :


No. Rev. : Paraf :

PENGESAHAN

TANDA
NAMA & JABATAN
TANGAN
Konseptor Pejabat Eselon II
Diperiksa oleh Wakil Manajemen Unit Kerja Eselon I
Disahkan oleh Pejabat Eselon I

RENCANA MUTU UNIT (RMU)


Status Dokumen :

A SL I

Tanggal

Distribusi Ke :

No. Urut Nama Unit Kerja No. Urut Nama Unit Kerja
1 5
2 6
3 7
4 8

Catatan : Format ini sebagai contoh dan penjelasan Bab 7 Penyelenggaraan kegiatan
butir 7.1.1 tentang Rencana Mutu Unit Kerja (RMU).

45
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

UNIT KERJA ESELON I

No. Dok. : Tgl. Diterbitkan: Hal :


No. Rev. : Paraf :

SEJARAH DOKUMEN

TANGGAL CATATAN PERUBAHAN KETERANGAN

Isi dengan Catatan perubahan ini Diisi bila


tanggal dimaksudkan untuk menjelaskan diperlukan
sesuai saat perubahan-perubahan yang
tanggal dilakukan terhadap dokumen
penerbitan. Rencana Mutu Unit Kerja.
o Isi perdana jika dokumen
pertama kali diterbitkan.
o Isi dengan penjelasan
perubahan yang menyebabkan
direvisinya dokumen

46
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

UNIT KERJA ESELON I

No. Dok. : Tgl. Diterbitkan: Hal :


No. Rev. : Paraf :

1. PENDAHULUAN
Rencana Mutu Unit (RMU) disusun dalam rangka
memberikan arahan penyelenggaraan program rencana kerja
pembangunan jangka panjang, rencana kerja pembangunan
jangka menengah, dan rencana kerja pembangunan tahunan
yang mengacu kepada rencana strategi (RENSTRA)
pembangunan Departemen.
Rencana Mutu Unit ini berisi uraian rencana kerja yang
berkaitan dengan Tugas Pokok dan Fungsi dari Unit Kerja
Eselon I dan menunjang rencana strategi yang telah
ditentukan atau ditetapkan dalam RENSTRA DEPARTEMEN.

2. MAKSUD & TUJUAN :

2.1. Maksud : Rencana Mutu Unit ini merupakan uraian


rencana kegiatan berikut pencapaian sasaran dalam
kurun waktu satu tahun anggaran yang berdasarkan
program pembangunan jangka panjang di Unit Kerja
Eselon I yang menunjang RENSTRA DEPARTEMEN.

2.2. Tujuan : Agar pelaksanaan kegiatan dapat ditinjau


kesesuaian terhadap program rencana kerja
pembangunan jangka panjang, rencana kerja
pembangunan jangka menengah, dan rencana kerja
pembangunan tahunan yang mengacu kepada rencana
strategi (RENSTRA) pembangunan Departemen.

3. RUANG LINGKUP PENERAPAN :


Dokumen Rencana Mutu Unit ini diselenggarakan pada Unit
Kerja di lingkungan Eselon I.

47
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

UNIT KERJA ESELON I

No. Dok. : Tgl. Diterbitkan: Hal :


No. Rev. : Paraf :

4. REFERENSI :
4.1. Rencana Strategi Pembangunan Departemen Pekerjaan
Umum yang berlaku.
4.2. Norma Sistem Manajemen Mutu Departemen Pekerjaan
Umum

5. SASARAN PROGRAM KEGIATAN YANG AKAN


DISELENGGARAKAN PADA TAHUN ANGGARAN
KEDEPAN (BERJALAN) :
Sasaran dari Program per Tahun Anggaran yang akan
dilaksanakan:
Sasaran yang akan dicapai dalam program kegiatan
pertahun anggaran berdasarkan kebijakan yang telah
ditetapkan dalam renstra di Unit Kerja Eselon I dari turunan
renstra Departemen.
No. SASARAN PROGRAM KEBIJAKAN KEGIATAN
Di isi dengan: Di isi dengan: Di isi dengan: Di isi dengan:
Sasaran dalam Nama program Kebijakan Nama kegiatan
rangka yang akan dalam upaya pelaksanaan
operasionalisasi dilaksanakan mencapai program
tujuan yang telah sesuai dengan sasaran yang disesuaikan
ditetapkan di kebijakan yang telah ditetapkan dengan Tugas
dalam renstra melingkupinya. untuk Pokok dan Fungsi
Program sesuai melandasi dari Unit Kerja
dengan sasaran program kerja Eselon I, untuk
yang akan mencapai sasaran
dicapai dan program yang
telah ditetapkan
dalam renstra.

48
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

UNIT KERJA ESELON I

No. Dok. : Tgl. Diterbitkan: Hal :


No. Rev. : Paraf :

6. RINCIAN PROGRAM KEGIATAN YANG AKAN


DISELENGGARAKAN PADA TAHUN ANGGARAN
KEDEPAN (BERJALAN):
Dalam upaya mencapai sasaran program yang telah ditetapkan
renstra Unit Kerja Eselon I, maka kegiatan yang akan di
laksanakan pertahun anggaran adalah sebagai berikut:
RENCANA
No. PROGRAM KEGIATAN VOLUME BIAYA HASIL
KELUARAN
Di isi: Di isi: Di isi: Di isi: Di isi:
Nama program Nama kegiatan Volume Nilai Target akhir
yang akan pelaksanaan sesuai rupiah kegiatan
dilaksanakan program dengan dalam sesuai
sesuai dengan disesuaikan jenis DIPA dengan
kebijakan yang dengan Tugas karakteristik sasaran dan
melingkupinya. Pokok dan kegiatan program yang
Program sesuai Fungsi dari Unit telah
dengan Kerja Eselon I, ditetapkan
sasaran yang untuk mencapai dalam
akan dicapai sasaran dan renstra.
program yang (Output dan
telah ditetapkan Outcome)
dalam renstra.

7. RENCANA JADWAL PELAKSANAAN PROGRAM YANG


AKAN DISELENGGARAKAN PADA TAHUN ANGGARAN
KEDEPAN (BERJALAN):
UNIT KERJA TAHUN ...... BULAN
NAMA
NO. PENANGGUNG
PROGRAM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
JAWAB

49
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

UNIT KERJA ESELON I

No. Dok. : Tgl. Diterbitkan: Hal :


No. Rev. : Paraf :

8. RENCANA RAPAT KOORDINASI:


Rencana pelaksanaan rapat koordinasi dengan Unit Kerja di
lingkungan Unit Kerja Eselon I untuk melihat progres secara
keseluruhan beserta hal-hal yang belum dapat diselesaikan oleh
Unit Kerja yang diberi tanggungjawab pelaksanaan program.
Pelaksanaan rapat koordinasi disesuaikan dengan
penyelenggaraan Rapat Koordinasi yang berlaku di masing-
masing Unit Kerja.
Rapat Koordinasi ditujukan untuk mengetahui hal-hal sebagai
berikut:
8.1. Menilai pencapaian secara kuantitatif dan kualitatif dari
pelaksanaan kegiatan terhadap sasaran dan program yang
telah ditentukan dalam renstra Unit Kerja.
8.2. Menjadi alat pengukuran pada hasil keluaran kegiatan
terhadap output, outcome dan manfaat yang telah
ditetapkan dalam sasaran dan program.
8.3. Menjadi dasar perbaikan untuk peningkatan kinerja di
masing-masing unit kerja dalam melaksanakan program-
program rencana kerja pembangunan jangka panjang,
rencana kerja pembangunan jangka menengah, dan
rencana kerja pembangunan tahunan yang mengacu
kepada rencana strategi (RENSTRA) pembangunan
Departemen.

50
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

UNIT KERJA ESELON II

No. Dok. : Tgl. Diterbitkan: Hal :


No. Rev. : Paraf :

PENGESAHAN

TANDA
NAMA & JABATAN
TANGAN
Konseptor Pejabat Eselon III
Diperiksa oleh Wakil Manajemen Unit Kerja Eselon II
Disahkan oleh Pejabat Eselon II

RENCANA MUTU UNIT (RMU)


Status Dokumen :

A SL I

Tanggal

Distribusi Ke :

No. Urut Nama Unit Kerja No. Urut Nama Unit Kerja
1 5
2 6
3 7
4 8

Catatan : Format ini sebagai contoh dan penjelasan Bab 7 Penyelenggaraan kegiatan
butir 7.1.1 tentang Rencana Mutu Unit Kerja (RMU).

51
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

UNIT KERJA ESELON II

No. Dok. : Tgl. Diterbitkan: Hal :


No. Rev. : Paraf :

SEJARAH DOKUMEN

TANGGAL CATATAN PERUBAHAN KETERANGAN

Isi dengan Catatan perubahan ini dimaksudkan Diisi bila


tanggal untuk menjelaskan perubahan- diperlukan
sesuai saat perubahan yang dilakukan terhadap
tanggal dokumen Rencana Mutu Unit Kerja.
penerbitan. o Isi perdana jika dokumen pertama
kali diterbitkan.
o Isi dengan penjelasan perubahan
yang menyebabkan direvisinya
dokumen

52
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

UNIT KERJA ESELON II

No. Dok. : Tgl. Diterbitkan: Hal :


No. Rev. : Paraf :

1. PENDAHULUAN
Rencana Mutu Unit (RMU) disusun dalam rangka
memberikan arahan penyelenggaraan kegiatan sesuai
dengan program kerja Eselon II yang mengacu kepada
program kerja Eselon I.
Rencana Mutu Unit ini berisi uraian rencana kerja yang
berkaitan dengan Tugas Pokok dan Fungsi dari Unit Kerja
Eselon II, menunjang program kerja Eselon I.

2. MAKSUD & TUJUAN :

2.1. Maksud : Rencana Mutu Unit ini merupakan uraian


rencana kegiatan berikut pencapaian sasaran dalam
kurun waktu satu tahun anggaran yang berdasarkan
program kerja Eselon I.

2.2. Tujuan : Agar pelaksanaan kegiatan dapat ditinjau


kesesuaian terhadap program kerja Eselon I.

3. RUANG LINGKUP PENERAPAN :

Dokumen Rencana Mutu Unit ini diselenggarakan pada Unit


Kerja di lingkungan Eselon II.

4. REFERENSI :

4.1. Rencana Strategi Pembangunan Departemen Pekerjaan


Umum yang berlaku.
4.2. Norma Sistem Manajemen Mutu Departemen Pekerjaan
Umum

53
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

UNIT KERJA ESELON II

No. Dok. : Tgl. Diterbitkan: Hal :


No. Rev. : Paraf :

5. SASARAN PELAKSANAAN KEGIATAN YANG AKAN


DISELENGGARAKAN PADA TAHUN ANGGARAN
KEDEPAN (BERJALAN) :
Sasaran dari Kegiatan per Tahun Anggaran yang akan
dilaksanakan:
Sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan pertahun
anggaran berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan
dalam program kerja Eselon I.
OUTPUT OUTCOME
No. SASARAN KEGIATAN
KEGIATAN KEGIATAN
Di isi dengan: Di isi dengan: Di isi dengan: Di isi dengan:
Sasaran dalam Nama kegiatan Output yang Outcome yang
rangka yang akan harus dicapai harus dicapai
operasionalisasi dilaksanakan oleh kegiatan
program yang sesuai sasaran
telah ditetapkan yang akan
dalam program dicapai
kerja Eselon I

6. RINCIAN RENCANA KEGIATAN YANG AKAN


DISELENGGARAKAN PADA TAHUN ANGGARAN
KEDEPAN (BERJALAN):

Dalam upaya mencapai sasaran program yang telah


ditetapkan Unit Kerja Eselon I, maka kegiatan yang akan di
laksanakan pertahun anggaran adalah sebagai berikut:

54
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

UNIT KERJA ESELON II

No. Dok. : Tgl. Diterbitkan: Hal :


No. Rev. : Paraf :

No. KEGIATAN VOLUME BIAYA


Di isi: Di isi: Di isi:
Nama kegiatan disesuaikan dengan Nilai rupiah sesuai
disesuaikan dengan karakteristik dalam PO
Tugas Pokok dan kegiatannya
Fungsi dari Unit Kerja
Eselon I, untuk
mencapai sasaran dan
program yang telah
ditetapkan dalam
renstra.

7. RENCANA JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN YANG


AKAN DISELENGGARAKAN PADA TAHUN ANGGARAN
KEDEPAN (BERJALAN):
UNIT KERJA TAHUN ...... BULAN
NAMA
NO. PENANGGUNG
KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
JAWAB

8. RENCANA RAPAT KOORDINASI:


Rencana pelaksanaan rapat koordinasi dengan Unit Kerja di
lingkungan Unit Kerja Eselon II untuk melihat progres secara
keseluruhan beserta hal-hal yang belum dapat diselesaikan
oleh Unit Kerja yang diberi tanggungjawab pelaksanaan
kegiatan. Pelaksanaan rapat koordinasi disesuaikan dengan
penyelenggaraan Rapat Koordinasi yang berlaku di masing-
masing Unit Kerja.

55
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

UNIT KERJA ESELON II

No. Dok. : Tgl. Diterbitkan: Hal :


No. Rev. : Paraf :

Rapat Koordinasi ditujukan untuk mengetahui hal-hal


sebagai berikut:
8.1. Menilai pencapaian secara kuantitatif dan kualitatif dari
pelaksanaan kegiatan terhadap sasaran dan program
yang telah ditentukan dalam program kerja Eselon I.
8.2. Menjadi alat pengukuran pada hasil keluaran kegiatan
terhadap output, outcome dan manfaat yang telah
ditetapkan dalam sasaran dan program.
8.3. Menjadi dasar perbaikan untuk peningkatan kinerja di
masing-masing unit kerja dalam melaksanakan
program-program rencana kerja pembangunan jangka
panjang, rencana kerja pembangunan jangka
menengah, dan rencana kerja pembangunan tahunan
yang mengacu kepada rencana strategi (RENSTRA)
pembangunan Departemen.

56
LAMPIRAN - 3

CONTOH

FORMAT RENCANA MUTU


PELAKSANAAN KEGIATAN (RMP)

57
58
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
UNIT KERJA : .........................................

Satuan Kerja ............................

No. Dok. : ....... Tgl. Diterbitkan: Hal : ...... dari ......


No. Rev. : 00 Paraf :

PENGESAHAN
TANDA
NAMA & JABATAN
TANGAN
Konseptor Pejabat yang ditunjuk
Diperiksa oleh Wakil Manajemen Unit Kerja Eselon II
Disahkan oleh ATLAS SATKER

RENCANA MUTU PELAKSANAAN


KEGIATAN TAHUNAN ..............
1
Status Dokumen :

ASLI

Tanggal Distribusi :

Distribusi Ke :

No. Urut Nama Unit Kerja No. Urut Nama Unit Kerja
1
2
3

1
Diisi sesuai status dokumen (asli/terkendali/tidak terkendali)

57
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
UNIT KERJA : .........................................

Satuan Kerja ............................

No. Dok. : ....... Tgl. Diterbitkan: Hal : ...... dari ......


No. Rev. : 00 Paraf :

SEJARAH DOKUMEN2

TANGGAL CATATAN PERUBAHAN KETERANGAN

2
Menguraikan kronologis dokumen. Setiap terjadi revisi RMP, harus dicatat dalam
sejarah dokumen.

58
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
UNIT KERJA : .........................................

Satuan Kerja ............................

No. Dok. : ....... Tgl. Diterbitkan: Hal : ...... dari ......


No. Rev. : 00 Paraf :

DAFTAR ISI

1. Umum ...........................................................................
2. Informasi Kegiatan .........................................................
3. Sasaran Mutu Kegiatan ...................................................
4. Persyaratan teknis dan administrasi .................................
5. Struktur Organisasi ........................................................
6. Tugas, tanggung jawab dan wewenang ...........................
7. Kebutuhan sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya .....................................................
8. Bagan Alir Pelaksanaan Kegiatan .....................................
9. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ..........................................
10. Jadwal Personil .............................................................
11. Jadwal Penggunaan Prasarana dan sarana .....................
12. Rencana & metoda verifikasi, validasi, monitoring,
evaluasi, inspeksi dan pengujian &
kriteria penerimaannya ...................................................
13. Daftar Kriteria Penerimaan ..............................................
14. Daftar Dokumen SMM ....................................................
15. Daftar Induk Rekaman....................................................

59
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
UNIT KERJA : .........................................

Satuan Kerja ............................

No. Dok. : ....... Tgl. Diterbitkan: Hal : ...... dari ......


No. Rev. : 00 Paraf :

1. LATAR BELAKANG3
....................................................................................
....................................................................................
....................................................................................
....................................................................................
....................................................................................
....................................................................................
....................................................................................
....................................................................................
................................................

2. INFORMASI KEGIATAN4
Informasi Kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun
....... sesuai Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran .....
tahun ..... No. ...........sebagai berikut :

No Program Nama Jumlah Jangka Keterangan


Kegiatan Anggaran waktu
1 ................ ........................ ................. ............
2 ................ ........................ ................. ............
3 ................ ........................ ................. ............
4 ................ ........................ ................. ............
5 ................ ........................ ................. ............
6 Dst........... ........................ ................. ............

3
Menguraikan latar belakang rencana kegiatan tahun berjalan
4
Menguraikan informasi kegiatan tupoksi Satker sesuai program unit kerja eselon 2

60
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
UNIT KERJA : .........................................

Satuan Kerja ............................

No. Dok. : ....... Tgl. Diterbitkan: Hal : ...... dari ......


No. Rev. : 00 Paraf :

3. SASARAN MUTU5
....................................................................................
....................................................................................
....................................................................................
....................................................................................
....................................................................................
....................................................................................
....................................................................................
....................................................................................
..............................................................................

4. PERSYARATAN TEKNIS DAN ADMINISTRASI

Persyaratan teknis dan Administrasi untuk pelaksanaan


kegiatan tahun ........... adalah persyaratan yang tercantum
dalam dokumen dokumen sebagai berikut :
4.1. Kerangka acuan kerja/Spesifikasi Teknis/SNI/NSPM
(sebutkan sesuai dengan kegiatannya)
4.2. Peraturan Perundang-undangan (sebutkan sesuai dengan
kegiatannya)
4.3. DIPA

5
Menguraikan Sasaran yang akan dicapai dalam hal mutu kinerja Satker tahun
berjalan

61
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
UNIT KERJA : .........................................

Satuan Kerja ............................

No. Dok. : ....... Tgl. Diterbitkan: Hal : ...... dari ......


No. Rev. : 00 Paraf :

5. STRUKTUR ORGANISASI6
Struktur organisasi untuk mengelola pelaksanaan kegiatan
pada tahun ......... sebagai berikut :

6. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG7


6.1. Satker :
Tugas :
Tanggung jawab :
Wewenang :
6.2. Pejabat Yang Melakukan Pengujian dan Perintah
Pembayaran
Tugas :
Tanggung jawab :
Wewenang :
6.3. Pembantu Verifikasi/pengujian
Tugas :
Tanggung jawab :
Wewenang :
6.4. Pembantu Pembuat SPM
Tugas :
Tanggung jawab :
Wewenang :
6.5. Pembantu Data Komputer
Tugas :
Tanggung jawab :
Wewenang :

6 & 7
Sesuai dengan SK Menteri PU tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Departemen
Pekerjaan Umum yang merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan sendiri

62
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
UNIT KERJA : .........................................

Satuan Kerja ............................

No. Dok. : ....... Tgl. Diterbitkan: Hal : ...... dari ......


No. Rev. : 00 Paraf :

6.6 PPK
Tugas :
Tanggung jawab :
Wewenang :
6.7 Bendahara Pengeluaran :
Tugas :
Tanggung jawab :
Wewenang :
6.8 Unit sistem Akuntansi Instansi
Tugas :
Tanggung jawab :
Wewenang :
6.9 Unit SIMAK BMN
Tugas :
Tanggung jawab :
Wewenang :
6.10 Unit E-Monitoring
Tugas :
Tanggung jawab :
Wewenang :

7. KEBUTUHAN SUMBER DAYA


Kebutuhan sumber Daya dalam melaksanakan kegiatan pada
tahun .... terdiri dari :
7.1. Sumber Daya Keuangan : diuraikan jumlah
7.2. Sumber Daya manusia : diuraikan jumlah dan
persyaratan kompetensinya
7.3. Sarana : diuraikan jenis dan spesifikasinya (bila
diperlukan), Contoh : alat komunikasi, alat transportasi,
Komputer & Printer, Multimedia dsb.

63
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
UNIT KERJA : .........................................

Satuan Kerja ............................

No. Dok. : ....... Tgl. Diterbitkan: Hal : ...... dari ......


No. Rev. : 00 Paraf :

7.4. Prasarana : diuraikan jenis dan persyaratannya. Contoh


ruang kerja/rapat dsb.
7.5. Lingkungan : diuraikan persyaratannya (bila diperlukan)

8. BAGAN ALIR PELAKSANAAN KEGIATAN :

Proses kegiatan SATKER selama 1 tahun dapat dijelaskan dengan


narasi atau dengan menggunakan bagan alir serta penjelasan tiap
tahapan di dalam bagan alir bila diperlukan.

Bila menggunakan bagan alir, tahapan proses kegiatan harus


mencerminkan ruang lingkup kegiatan yang dijelaskan pada butir 2
dan cara penulisan bagan alir harus memenuhi kaidah
penulisannya.

9. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN8


Jenis Tahun ..., Bulan Keterangan
No.
Kegiatan 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12
1
2
3
4
5
6

8
Jenis Kegiatan disesuaikan dengan kegiatan-kegiatan yang ada di dalam butir 8

64
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
UNIT KERJA : .........................................

Satuan Kerja ............................

No. Dok. : ....... Tgl. Diterbitkan: Hal : ...... dari ......


No. Rev. : 00 Paraf :

10. JADWAL PERSONIL


Tahun ...., Bulan Keterangan
No. Jabatan
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12
1 Kepala Satker
2 Pejabat yang
melakukan
Pengujian dan
Perintah
Pembayaran
3 Pembantu
Verifikasi/Penguji
an
4 Pembantu
Pembuat SPM
5 Pembantu Data
Komputer
6 PPK
7 Bendahara
Pengeluaran
8 Unit Sistem
akuntansi
Instansi
9 Unit SIMAK BMN
10 Unit E Monitoring

11. JADWAL PENGGUNAAN SARANA & PRASARANA


Nama Tahun ..., Bulan Keterangan
No. Sarana & 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12
Prasarana
1
2
3
4

65
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
UNIT KERJA : .........................................

Satuan Kerja ............................

No. Dok. : ....... Tgl. Diterbitkan: Hal : ...... dari ......


No. Rev. : 00 Paraf :

12. RENCANA DAN METODA VERIFIKASI, VALIDASI,


MONITORING, EVALUASI, INSPEKSI DAN PENGUJIAN
& KRITERIA PENERIMAANNYA
Rencana Verifikasi dilakukan terhadap seluruh laporan
kegiatan dengan metode Observasi dengan mengikuti
ketentuan dalam Permen ..........
Rencana monitoring & evaluasi dilakukan terhadap seluruh
kegiatan dengan metode penyelenggaraan Rapat koordinasi
yang terjadwal setiap ...... bulan satu kali dan bila ada hal-
hal yang membutuhkan tindak lanjut yang mendesak dari
Satker, dapat dilakukan Rapat tambahan sesuai keperluan.

13. DAFTAR KRITERIA PENERIMAAN


Kriteria penerimaan untuk pelaksanaan kegiatan tahun ....
berdasarkan Persyaratan Teknis dan Administrasi sesuai
dengan persyaratan yang ada pada butir 4 di atas.

14. DAFTAR DOKUMEN SISTEM MANAJEMEN MUTU


Didalam pelaksanaan kegiatan tahun ...... , Dokumen Sistem
Mutu yang digunakan antara lain : (bila Unit Kerja Eselon 1
sudah menerbitkan)
1. Prosedur Mutu Tindakan Korektif
2. Prosedur Mutu Tindakan Pencegahan
3. Prosedur Mutu Pengendalian Rekaman
4. Prosedur Mutu Pengendalian Hasil Pekerjaan Tidak
sesuai

66
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
UNIT KERJA : .........................................

Satuan Kerja ............................

No. Dok. : ....... Tgl. Diterbitkan: Hal : ...... dari ......


No. Rev. : 00 Paraf :

Dan acuan lainnya antara lain :


1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaa, Negara;
4. Keputusan Presiden RI Nomor 42 Tahun 2002 tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara;
5. Keputusan Presiden RI Nomor 187/M Tahun 2004
tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu;
6. Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
7. Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun 2005 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Departemen;
8. Peraturan Presiden RI Nomor 10 Tahun 2005 tentang
Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian RI;
9. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor
134?PMK.06/2005 tentang Pedoman Pembayaran dalam
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
10. Permen PU No. 43/PRT/M/2007 tentang Pengadaan
Barang/Jasa di lingkungan Departemen Pekerjaan
Umum
11. Permen PU No. 02/PRT/2008 Tanggal 11 Februari 2008,
tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Departemen
Pekerjaan Umum yang merupakan Kewenangan
Pemerintah dan Dilaksanakan sendiri

67
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
UNIT KERJA : .........................................

Satuan Kerja ............................

No. Dok. : ....... Tgl. Diterbitkan: Hal : ...... dari ......


No. Rev. : 00 Paraf :

12. Permen PU No. 01/PRT/M/2008 tentang Organisasi dan


Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum

13. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. :


...../KPTS/M/.... tanggal .. tentang pengangkatan
Kepala Satuan Kerja/Kuasa Pengguna Anggaran dan
Pejabat Inti Satuan Kerja di lingkungan
.............................. tahun anggaran ....

15. DAFTAR REKAMAN


Dalam pelaksanaan kegiatan dalam tahun anggaran ...........,
rekaman yang menunjukkan bahwa kegiatan telah
dilaksanakan serta sesuai dengan aturan dan persyaratan yang
telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel berikut :

DAFTAR INDUK REKAMAN


No. Nama Rekaman / Lokasi Penyimpanan Masa Simpan
Bukti Kerja Rekaman Rekaman
1
2
3
4
5
6

Masa Simpan Rekaman mengacu ke Permen PU No. 39/PRT/M/2007


Pedoman Jadwal Retensi Arsip (JRA) Departemen Pekerjaan Umum.

68
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
UNIT KERJA : .........................................

SNVT/SKS/PPK/ ............................

No. Dok. : ....... Tgl. Diterbitkan: Hal : ...... dari ......


No. Rev. : 00 Paraf :

PENGESAHAN
TANDA
NAMA & JABATAN
TANGAN
Konseptor Pejabat yang ditunjuk SNVT/SKS/PPK
Diperiksa oleh SNVT/SKS/PPK
Disahkan oleh ATLAS SNVT/SKS/PPK

RENCANA MUTU PELAKSANAAN


KEGIATAN TAHUNAN ..............
Status Dokumen :1

ASLI

Tanggal Distribusi :

Distribusi Ke :
No. Urut Nama Unit Kerja No. Urut Nama Unit Kerja
1
2
3

1
Diisi sesuai status dokumen (asli/terkendali/tidak terkendali)

69
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
UNIT KERJA : .........................................

SNVT/SKS/PPK/ ............................

No. Dok. : ....... Tgl. Diterbitkan: Hal : ...... dari ......


No. Rev. : 00 Paraf :

SEJARAH DOKUMEN2

TANGGAL CATATAN PERUBAHAN KETERANGAN

2
Menguraikan kronologis dokumen. Setiap terjadi revisi RMP, harus dicatat dalam
sejarah dokumen.

70
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
UNIT KERJA : .........................................

SNVT/SKS/PPK/ ............................

No. Dok. : ....... Tgl. Diterbitkan: Hal : ...... dari ......


No. Rev. : 00 Paraf :

DAFTAR ISI

1. Umum ...........................................................................
2. Informasi Kegiatan .........................................................
3. Sasaran Mutu Kegiatan ...................................................
4. Persyaratan teknis dan administrasi .................................
5. Struktur Organisasi ........................................................
6. Tugas, tanggung jawab dan wewenang ...........................
7. Kebutuhan sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya .....................................................
8. Bagan Alir Pelaksanaan Kegiatan .....................................
9. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ..........................................
10. Jadwal Personil .............................................................
11. Jadwal Penggunaan Prasarana dan sarana .....................
12. Rencana & metoda verifikasi, validasi, monitoring,
evaluasi, inspeksi dan pengujian &
kriteria penerimaannya ...................................................
13. Daftar Kriteria Penerimaan ..............................................
14. Daftar Dokumen SMM ....................................................
15. Daftar Induk Rekaman....................................................
16. Lampiran .......................................................................

71
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
UNIT KERJA : .........................................

SNVT/SKS/PPK/ ............................

No. Dok. : ....... Tgl. Diterbitkan: Hal : ...... dari ......


No. Rev. : 00 Paraf :

1. LATAR BELAKANG3
.............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
..........................................................................

2. INFORMASI KEGIATAN4
Informasi Kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun .......
sesuai Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran ..... tahun ..... No.
...........sebagai berikut :
No Nama Ruang lingkup Jumlah Jangka Pelaksanaan
Kegiatan Kegiatan Anggaran waktu Kegiatan
1 ................ ........................ ................. ............
2 ................ ........................ ................. ............
3 ................ ........................ ................. ............
4 ................ ........................ ................. ............
5 ................ ........................ ................. ............
6 Dst........... ........................ ................. ............

3
Menguraikan latar belakang rencana kegiatan tahun berjalan.
4
Menguraikan informasi kegiatan tupoksi SNVT/SKS/PPK sesuai kegiatan Satker.

72
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
UNIT KERJA : .........................................

SNVT/SKS/PPK/ ............................

No. Dok. : ....... Tgl. Diterbitkan: Hal : ...... dari ......


No. Rev. : 00 Paraf :

3. SASARAN MUTU5
.............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
.............

4. PERSYARATAN TEKNIS DAN ADMINISTRASI

Persyaratan teknis dan Administrasi untuk pelaksanaan


kegiatan tahun ........... adalah persyaratan yang tercantum
dalam dokumen dokumen sebagai berikut :

4.1. Kerangka acuan kerja/Spesifikasi Teknis/SNI/NSPM


(sebutkan sesuai dengan kegiatannya)
4.2. Peraturan Perundang-undangan (sebutkan sesuai dengan
kegiatannya)
4.3. DIPA

5
Menguraikan Sasaran yang akan dicapai dalam hal mutu kinerja SNVT/SKS/PPK
tahun berjalan.

73
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
UNIT KERJA : .........................................

SNVT/SKS/PPK/ ............................

No. Dok. : ....... Tgl. Diterbitkan: Hal : ...... dari ......


No. Rev. : 00 Paraf :

6
5. STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi untuk mengelola pelaksanaan kegiatan


pada tahun ......... sebagai berikut :

7
6. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG

6.1. PPK :
Tugas :
Tanggung jawab :
Wewenang :
6.2. Asisten Teknis
Tugas :
Tanggung jawab :
Wewenang :
6.3. Asisten administrasi & keuangan
Tugas :
Tanggung jawab :
Wewenang :
6.4. Pemegang Uang Muka
Tugas :
Tanggung jawab :
Wewenang :

6 &7
Sesuai dengan SK Menteri PU tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Departemen
Pekerjaan Umum yang merupakan Kewenangan Pemerintah dan dilaksanakan sendiri

74
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
UNIT KERJA : .........................................

SNVT/SKS/PPK/ ............................

No. Dok. : ....... Tgl. Diterbitkan: Hal : ...... dari ......


No. Rev. : 00 Paraf :

7. KEBUTUHAN SUMBER DAYA

Kebutuhan sumber Daya dalam melaksanakan kegiatan pada


tahun .... terdiri dari :
7.1. Sumber Daya Keuangan : diuraikan jumlah
7.2. Sumber Daya manusia : diuraikan jumlah dan
persyaratan kompetensinya
7.3. Sarana : diuraikan jenis dan spesifikasinya (bila
diperlukan), Contoh : alat komunikasi, alat transportasi,
Komputer & Printer, Multimedia dsb.
7.4. Prasarana : diuraikan jenis dan persyaratannya. Contoh
ruang kerja/rapat dsb.
7.5. Lingkungan : diuraikan persyaratannya (bila diperlukan)

8. BAGAN ALIR PELAKSANAAN KEGIATAN:

Proses kegiatan SNVT/SKS/PPK selama 1 (satu) tahun dapat


dijelaskan dengan narasi atau dengan menggunakan bagan
alir serta penjelasan tiap tahapan di dalam bagan alir bila
diperlukan.

Bila menggunakan bagan alir, tahapan proses kegiatan harus


mencerminkan ruang lingkup kegiatan yang dijelaskan pada
butir 2 dan cara penulisan bagan alir harus memenuhi kaidah
penulisannya.

75
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
UNIT KERJA : .........................................

SNVT/SKS/PPK/ ............................

No. Dok. : ....... Tgl. Diterbitkan: Hal : ...... dari ......


No. Rev. : 00 Paraf :

8
9. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Jenis Tahun ..., Bulan Keterangan
No.
Kegiatan 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12
1
2
3
4
5
6

10. JADWAL PERSONIL


Tahun ...., Bulan Keterangan
No. Jabatan
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12
1 PPK
2 Asisten Teknis
3 Asisten
Administrasi &
Keuangan
4 Pemegang
Uang Muka

11. JADWAL PENGGUNAAN SARANA & PRASARANA


Nama Tahun ..., Bulan Keterangan
No. Sarana & 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12
Prasarana
1
2
3
4

8 Jenis Kegiatan disesuaikan dengan kegiatan-kegiatan yang ada di dalam butir 8

76
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
UNIT KERJA : .........................................

SNVT/SKS/PPK/ ............................

No. Dok. : ....... Tgl. Diterbitkan: Hal : ...... dari ......


No. Rev. : 00 Paraf :

12. RENCANA DAN METODA VERIFIKASI, VALIDASI,


MONITORING, EVALUASI, INSPEKSI DAN PENGUJIAN
& KRITERIA PENERIMAANNYA
Rencana Verifikasi dilakukan terhadap seluruh laporan
kegiatan dengan metode Observasi dengan mengikuti
ketentuan dalam Permen ..........
Rencana monitoring & evaluasi dilakukan terhadap seluruh
kegiatan dengan metode penyelenggaraan Rapat koordinasi
yang terjadwal setiap .... bulan 1 (satu) kali dan bila ada hal-
hal yang membutuhkan tindak lanjut yang mendesak dari
Satker, dapat dilakukan Rapat tambahan sesuai keperluan.

13. DAFTAR KRITERIA PENERIMAAN

Kriteria penerimaan untuk pelaksanaan kegiatan tahun ....


berdasarkan Persyaratan Teknis dan Administrasi sesuai
dengan persyaratan yang ada pada butir 4 di atas.

14. DAFTAR DOKUMEN SISTEM MANAJEMEN MUTU

Didalam pelaksanaan kegiatan tahun ...... , Dokumen Sistem


Mutu yang digunakan antara lain : (bila Unit Kerja Eselon 1
sudah menerbitkan)
1. Prosedur Mutu Tindakan Korektif
2. Prosedur Mutu Tindakan Pencegahan
3. Prosedur Mutu Pengendalian Rekaman
4. Prosedur Mutu Pengendalian Hasil Pekerjaan Tidak
sesuai

77
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
UNIT KERJA : .........................................

SNVT/SKS/PPK/ ............................

No. Dok. : ....... Tgl. Diterbitkan: Hal : ...... dari ......


No. Rev. : 00 Paraf :

Dan acuan lainnya antara lain :


1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaa, Negara;
4. Keputusan Presiden RI Nomor 42 Tahun 2002 tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara;
5. Keputusan Presiden RI Nomor 187/M Tahun 2004
tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu;
6. Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
7. Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun 2005 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Departemen;
8. Peraturan Presiden RI Nomor 10 Tahun 2005 tentang
Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian RI;
9. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor
134/PMK.06/2005 tentang Pedoman Pembayaran dalam
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
10. Permen PU No. 43/PRT/M/2007 tentang Pengadaan
Barang/Jasa di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum
11. Permen PU No. 02/PRT/2008 Tanggal 11 Februari
2008, tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan

78
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
UNIT KERJA : .........................................

SNVT/SKS/PPK/ ............................

No. Dok. : ....... Tgl. Diterbitkan: Hal : ...... dari ......


No. Rev. : 00 Paraf :

Departemen Pekerjaan Umum yang merupakan


Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan sendiri
12. Permen PU No. 01/PRT/M/2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum
13. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. :
...../KPTS/M/.... tanggal .. tentang pengangkatan
Kepala Satuan Kerja/Kuasa Pengguna Anggaran dan
Pejabat Inti Satuan Kerja di lingkungan
.............................. tahun anggaran ....

15. DAFTAR REKAMAN


Dalam pelaksanaan kegiatan dalam tahun anggaran ...........,
rekaman yang menunjukkan bahwa kegiatan telah
dilaksanakan serta sesuai dengan aturan dan persyaratan
yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel berikut :

DAFTAR INDUK REKAMAN


No. Nama Rekaman / Lokasi Penyimpanan Masa Simpan
Bukti Kerja Rekaman Rekaman
1
2
3
4
5
6
Masa Simpan Rekaman mengacu ke Permen PU No. 39/PRT/M/2007
Pedoman Jadwal Retensi Arsip (JRA) Departemen Pekerjaan Umum.

79
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
UNIT KERJA : .........................................

PPK ..................... (KEGIATAN SWAKELOLA)

No. Dok. : ....... Tgl. Diterbitkan: Hal : ...... dari ......


No. Rev. : 00 Paraf :

PENGESAHAN
TANDA
NAMA & JABATAN
TANGAN
Konseptor Pejabat yang ditunjuk
Diperiksa oleh Pejabat Eselon III Terkait
Disahkan oleh SATKER

RENCANA MUTU PELAKSANAAN


KEGIATAN ................. (Swakelola)
1
Status Dokumen :

ASLI

Tanggal Distribusi :

Distribusi Ke :

No. Urut Nama Unit Kerja No. Urut Nama Unit Kerja
1
2
3

1
Diisi sesuai status dokumen (asli/terkendali/tidak terkendali)

80
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
UNIT KERJA : .........................................

PPK ..................... (KEGIATAN SWAKELOLA)

No. Dok. : ....... Tgl. Diterbitkan: Hal : ...... dari ......


No. Rev. : 00 Paraf :

SEJARAH DOKUMEN2

TANGGAL CATATAN PERUBAHAN KETERANGAN

2
Menguraikan kronologis dokumen. Setiap terjadi revisi RMP, harus dicatat dalam
sejarah dokumen.

81
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
UNIT KERJA : .........................................

PPK ..................... (KEGIATAN SWAKELOLA)

No. Dok. : ....... Tgl. Diterbitkan: Hal : ...... dari ......


No. Rev. : 00 Paraf :

DAFTAR ISI

1. Umum ...........................................................................
2. Informasi Kegiatan .........................................................
3. Sasaran Mutu Kegiatan ...................................................
4. Persyaratan teknis dan administrasi .................................
5. Struktur Organisasi ........................................................
6. Tugas, tanggung jawab dan wewenang ...........................
7. Kebutuhan sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya .....................................................
8. Bagan Alir Pelaksanaan Kegiatan .....................................
9. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ..........................................
10. Jadwal Personil .............................................................
11. Jadwal Penggunaan Prasarana dan sarana .....................
12. Rencana & metoda verifikasi, validasi, monitoring,
evaluasi, inspeksi dan pengujian &
kriteria penerimaannya ...................................................
13. Daftar Kriteria Penerimaan ..............................................
14. Daftar Dokumen SMM ....................................................
15. Daftar Induk Rekaman....................................................
16. Lampiran .......................................................................

82
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
UNIT KERJA : .........................................

PPK ..................... (KEGIATAN SWAKELOLA)

No. Dok. : ....... Tgl. Diterbitkan: Hal : ...... dari ......


No. Rev. : 00 Paraf :

1. LATAR BELAKANG3
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
...........................................................

2. INFORMASI KEGIATAN

Informasi Kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun .......


sesuai Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran ..... tahun ..... No.
...........sebagai berikut :
Nama Kegiatan :
Lokasi Kegiatan :
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan :
Pembiayaan : (Sumber, Besaran dan MAK)
Pelaksanaan kegiatan : Swakelola
Lingkup Kegiatan : (uraikan sesuai KAK/SPESIFIKASI TEKNIS)

3. SASARAN MUTU4
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
...........................................................

3
Menguraikan latar belakang rencana kegiatan tahun berjalan
4
Menguraikan Sasaran yang akan dicapai dalam hal mutu kinerja kegiatan tahun
berjalan

83
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
UNIT KERJA : .........................................

PPK ..................... (KEGIATAN SWAKELOLA)

No. Dok. : ....... Tgl. Diterbitkan: Hal : ...... dari ......


No. Rev. : 00 Paraf :

4. PERSYARATAN TEKNIS DAN ADMINISTRASI


Persyaratan teknis dan Administrasi untuk pelaksanaan
kegiatan tahun ........... adalah persyaratan yang tercantum
dalam dokumen dokumen sebagai berikut :
4.1. Kerangka acuan kerja/Spesifikasi Teknis/SNI/NSPM
(sebutkan sesuai dengan kegiatannya)
4.2. Peraturan Perundang-undangan (sebutkan sesuai
dengan kegiatannya)
4.3. DIPA
5. STRUKTUR ORGANISASI5
Struktur organisasi untuk melaksanakan kegiatan .........
sebagai berikut :
6. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG
6.1. Penanggung Jawab
Tugas :
Tanggung jawab :
Wewenang :
6.2. Ketua Tim Pelaksana
Tugas :
Tanggung jawab :
Wewenang :
6.3. Sekretariat
Tugas :
Tanggung jawab :
Wewenang :

5
Struktur sesuai SK penunjukkan Tim Swakelola

84
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
UNIT KERJA : .........................................

PPK ..................... (KEGIATAN SWAKELOLA)

No. Dok. : ....... Tgl. Diterbitkan: Hal : ...... dari ......


No. Rev. : 00 Paraf :

6.4. Tenaga Ahli


Tugas :
Tanggung jawab :
Wewenang :
6.5. Dst.... (sesuaikan dengan kebutuhan yang
dipersyaratkan dalam KAK/SPESIFIKASI TEKNIS)

7. KEBUTUHAN SUMBER DAYA


Kebutuhan sumber Daya dalam melaksanakan kegiatan ....
terdiri dari :
7.1. Sumber Daya Keuangan : diuraikan jumlah
7.2. Sumber Daya manusia : diuraikan jumlah dan
persyaratan kompetensinya
7.3. Sarana : diuraikan jenis dan spesifikasinya (bila
diperlukan), Contoh : alat komunikasi, alat transportasi,
Komputer & Printer, Multimedia dsb.
7.4. Prasarana : diuraikan jenis dan persyaratannya. Contoh
ruang kerja/rapat dsb.
7.5. Lingkungan : diuraikan persyaratannya (bila diperlukan)

8. BAGAN ALIR PELAKSANAAN KEGIATAN:


Proses yang dilakukan untuk melaksanakan kegiatan dapat
dijelaskan dengan narasi atau dengan menggunakan bagan
alir serta penjelasan tiap tahapan di dalam bagan alir bila
diperlukan.
Bila menggunakan bagan alir, tahapan proses kegiatan harus
mencerminkan ruang lingkup kegiatan yang dijelaskan pada
butir 2 dan cara penulisan bagan alir harus memenuhi kaidah
penulisannya.

85
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
UNIT KERJA : .........................................

PPK ..................... (KEGIATAN SWAKELOLA)

No. Dok. : ....... Tgl. Diterbitkan: Hal : ...... dari ......


No. Rev. : 00 Paraf :

9. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN6

Jenis Tahun ..., Bulan Keterangan


No.
Kegiatan 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12
1
2
3
4

10. JADWAL PERSONIL

Tahun ..., Bulan Keterangan


No. Jabatan
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12
1
2
3
4

11. JADWAL PENGGUNAAN SARANA & PRASARANA

Nama Tahun ..., Bulan Keterangan


No. Sarana & 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12
Prasarana
1
2
3
4

6
Jenis Kegiatan disesuaikan dengan kegiatan-kegiatan yang ada di dalam butir 8

86
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
UNIT KERJA : .........................................

PPK ..................... (KEGIATAN SWAKELOLA)

No. Dok. : ....... Tgl. Diterbitkan: Hal : ...... dari ......


No. Rev. : 00 Paraf :

12. RENCANA DAN METODA VERIFIKASI, VALIDASI,


MONITORING, EVALUASI, INSPEKSI DAN PENGUJIAN
& KRITERIA PENERIMAANNYA
Diuraikan rencana kegiatan pemeriksaan untuk menjamin
bahwa setiap input yang digunakan adalah memadai/sesuai
persyaratan , setiap proses yang dilakukan adalah sesuai
dengan rencana/sesuai persyaratan dan produk kegiatan
sesuai dengan rencana/peryaratan beserta metode
pemeriksaan dan kriteria penerimaannya.

Kriteria
No. Pemeriksaan Metode Waktu
Penerimaan
1
2
3
4

13. DAFTAR KRITERIA PENERIMAAN


Uraikan pemeriksaan, kriteria penerimaan serta referensi
yang digunakan untuk pelaksanaan pemeriksaan pada
kegiatan....... .

Kriteria Penanggung
No. Pemeriksaan Referensi
Penerimaan jawab
1
2
3
4

87
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
UNIT KERJA : .........................................

PPK ..................... (KEGIATAN SWAKELOLA)

No. Dok. : ....... Tgl. Diterbitkan: Hal : ...... dari ......


No. Rev. : 00 Paraf :

14. DAFTAR DOKUMEN SISTEM MANAJEMEN MUTU


Didalam pelaksanaan kegiatan ...... , Dokumen Sistem Mutu
yang digunakan antara lain : (bila Unit Kerja Eselon 1 sudah
menerbitkan)
1. Prosedur Mutu Tindakan Korektif
2. Prosedur Mutu Tindakan Pencegahan
3. Prosedur Mutu Pengendalian Rekaman
4. Prosedur Mutu Pengendalian Hasil Pekerjaan Tidak sesuai
Dan acuan lainnya, antara lain :
1. Petunjuk Pelaksanaan dan Instruksi Kerja lainnya (bila
sudah ada)
2. Peraturan perundangan lainnya yang terkait dengan
substansi kegiatan

15. DAFTAR REKAMAN


Dalam pelaksanaan kegiatan ..........., rekaman yang
menunjukkan bahwa kegiatan telah dilaksanakan serta
sesuai dengan aturan dan persyaratan yang telah ditetapkan
dapat dilihat pada tabel berikut :
DAFTAR INDUK REKAMAN
No. Nama Rekaman Lokasi Penyimpanan Masa Simpan
/ Bukti Kerja Rekaman Rekaman
1
2
3
4
Masa Simpan Rekaman mengacu ke Permen PU No. 39/PRT/M/2007
Pedoman Jadwal Retensi Arsip (JRA) Departemen Pekerjaan Umum.

88
KAIDAH NOTASI DALAM PENYUSUNAN BAGAN ALIR

Terminal : Mulai / Start / Selesai / Stop

Persiapan / Besaran / atau Nilai Awal

Masukan / Keluaran atau Hasil

Proses / Aktivitas / Kegiatan

Pertanyaan / Kondisi, untuk memberikan


Alternatif Jawaban / Keputusan yang dilakukan

Dokumen

Garis Penghubung Aktivitas

Tanda Penghubung Bagan Alir


pada halaman yang sama

Tanda Penghubung Bagan Alir


pada halaman yang berbeda

Menunjukkan arah Bagan Alir

89
90
LAMPIRAN - 4

CONTOH

FORMAT RENCANA MUTU KONTRAK


(RMK)

91
92
KOP PERUSAHAAN (Penyedia Jasa)

COVER
RENCANA MUTU KONTRAK (RMK)

91
KOP PERUSAHAAN (Penyedia Jasa)

LEMBAR PENGESAHAN
PERSETUJUAN
URAIAN DISUSUN OLEH DIPERIKSA OLEH DISAHKAN OLEH

NAMA

JABATAN

TANDA TANGAN

TANGGAL

RENCANA MUTU KONTRAK

KEGIATAN....................

UNIT PENERIMA

1. 4.
2. 5.
3. 6.

STATUS DOKUMEN1

STATUS

Tanggal :

1
Diisi sesuai status dokumen (asli/terkendali/tidak terkendali)

92
KOP PERUSAHAAN (Penyedia Jasa)

SEJARAH DOKUMEN2

TANGGAL CATATAN PERUBAHAN KETERANGAN

2
Menguraikan kronologis dokumen. Setiap terjadi revisi RMP, harus dicatat dalam sejarah
dokumen.

93
KOP PERUSAHAAN (Penyedia Jasa)

DAFTAR ISI3

1. Umum ...........................................................................
2. Informasi Kegiatan .........................................................
3. Sasaran Mutu Kegiatan ...................................................
4. Persyaratan teknis dan administrasi .................................
5. Struktur Organisasi ........................................................
6. Tugas, tanggung jawab dan wewenang ...........................
7. Bagan Alir Pelaksanaan Kegiatan .....................................
8. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ..........................................
9. Jadwal Peralatan ............................................................
10. Jadwal Material ..............................................................
11. Jadwal Personil .............................................................
12. Jadwal Arus Kas .............................................................
13. Rencana & metoda verifikasi, validasi, monitoring,
evaluasi, inspeksi dan pengujian &
kriteria penerimaannya ...................................................
14. Jadwal Kriteria Penerimaan ...........................................
15. Daftar Induk Dokumen ...................................................
16. Daftar Induk Rekaman / Bukti Kerja.................................
17. Lampiran .......................................................................

3
Dapat disesuaikan oleh masing-masing Penyedia Jasa

94
KOP PERUSAHAAN (Penyedia Jasa)

1. LATAR BELAKANG4
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
..........................................

2. INFORMASI KEGIATAN
Informasi Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah
Nama Kegiatan :
Lokasi Kegiatan :
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan :
Pembiayaan : (Sumber, Besaran dan MAK)
Nama Pengguna Jasa & alamat :
Nama Penyedia jasa & alamat :
Sistim Kontrak :
Lingkup Kegiatan : (uraikan sesuai KAK)
Dst. .... sesuai kebutuhan

5
3. SASARAN MUTU
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
............................................................................................
.....................................................................................

4
Menguraikan latar belakang rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
5
Menguraikan Sasaran yang akan dicapai dalam hal mutu kinerja kegiatan yang akan
dilaksanakan

95
KOP PERUSAHAAN (Penyedia Jasa)
4. PERSYARATAN TEKNIS DAN ADMINISTRASI
Persyaratan teknis dan Administrasi untuk pelaksanaan
kegiatan ........... adalah persyaratan yang tercantum dalam
dokumen dokumen sebagai berikut :
Kerangka acuan kerja/Spesifikasi Teknis/SNI/NSPM
(sebutkan sesuai dengan kegiatannya)
Peraturan Perundang-undangan (sebutkan sesuai dengan
kegiatannya)
DIPA

5. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi untuk melaksanakan kegiatan ......... ,
terdiri dari struktur organisasi tim pelaksana kegiatan dan
struktur organisasi dalam kaitannya dengan pihak Pengguna
Jasa

6. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG


Menguraikan tugas, tanggung jawab dan wewenang seluruh
fungsi yang ada di dalam struktur organisasi Tim Pelaksana
kegiatan sesuai pada butir 5.

7. BAGAN ALIR PELAKSANAAN KEGIATAN:


Proses yang dilakukan untuk melaksanakan kegiatan dapat
dijelaskan dengan narasi atau dengan menggunakan bagan alir
serta penjelasan tiap tahapan di dalam bagan alir bila
diperlukan.
Bila menggunakan bagan alir, tahapan proses kegiatan harus
mencerminkan ruang lingkup kegiatan yang dijelaskan pada
butir 2 dan cara penulisan bagan alir harus memenuhi kaidah
penulisannya.

96
KOP PERUSAHAAN (Penyedia Jasa)
8. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN6
Jenis Tahun ..., Bulan Keterangan
No.
Kegiatan 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12
1
2
3

9. JADWAL PERALATAN
Jenis Tahun ..., Bulan Keterangan
No. Jumlah
Peralatan 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12
1
2
3

10. JADWAL MATERIAL7


Jenis Tahun ..., Bulan Keterangan
No.
Material 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12
1
2
3

11. JADWAL PERSONIL


Tahun ..., Bulan Keterangan
No. Jabatan Nama
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12
1
2
3

12. JADWAL ARUS KAS


Tahun ..., Bulan Keterangan
No. Jenis
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12
1 Penerimaan (Cash In)
2 Pengeluaran (Cash
Out)

Balance Cash Flow

6
Jenis kegiatan sesuai bagan alir pada butir 7 dan bila diperlukan ditambahkan kolom
satuan, volume dan bobot untuk setiap jenis kegiatan
7
Jadwal material bila diperlukan ditambahkan kolom satuan dan volume

97
KOP PERUSAHAAN (Penyedia Jasa)
13. RENCANA DAN METODA VERIFIKASI, VALIDASI,
MONITORING, EVALUASI, INSPEKSI DAN PENGUJIAN
& KRITERIA PENERIMAANNYA
Diuraikan rencana kegiatan pemeriksaan untuk menjamin
bahwa setiap input yang digunakan adalah memadai/sesuai
persyaratan , setiap proses yang dilakukan adalah sesuai
dengan rencana/sesuai persyaratan dan produk kegiatan
sesuai dengan rencana/peryaratan beserta metode
pemeriksaan dan kriteria penerimaannya.

Kriteria
No. Pemeriksaan Metode Waktu
Penerimaan
1
2
3
4

14. DAFTAR KRITERIA PENERIMAAN


Uraikan pemeriksaan, kriteria penerimaan serta referensi
yang digunakannya untuk pelaksanaan pemeriksaan pada
kegiatan....... .
Pemeriksaan Kriteria
No. Referensi8 Keterangan
Kegiatan Penerimaan
1
2
3

15. DAFTAR INDUK DOKUMEN


Diuraikan Dokumen acuan yang digunakan oleh tim
pelaksana kegiatan beserta acuan yang berupa standar atau
peraturan perundangan yang terkait dengan substansi
kegiatan.

8
Referensi dapat berupa KAK/ Spesifikasi Teknis, Standar atau Peraturan perundangan

98
KOP PERUSAHAAN (Penyedia Jasa)
16. DAFTAR REKAMAN

Dalam pelaksanaan kegiatan ..........., rekaman yang


menunjukkan bahwa kegiatan telah dilaksanakan serta
sesuai dengan aturan dan persyaratan yang telah ditetapkan
dapat dilihat pada tabel berikut :

DAFTAR INDUK REKAMAN

No. Nama Rekaman / Lokasi Masa Simpan


Bukti Kerja Penyimpanan Rekaman
Rekaman
1
2
3
4
5
6

17. LAMPIRAN (Bila diperlukan)

99

Anda mungkin juga menyukai