A. Pulverizer (Mill)
1. Fungsi Pulverizer (Mill)
PLTU dengan bahan bakar batubara memerlukan perlakuan khusus
agar kalor yang terkandung dalam batubara dapat diserap sebanyak
mungkin dan batubara dapat terbakar sempurna. Salah satu peralatan yang
diperlukan pada PLTU bahan bakar batu bara adalah Pulverizer dan Coal
Feeder. Fungsi pulverizer (mill) pada sistem bahan bakar batubara adalah
menggiling/menghaluskan bongkahan-bongkahan batubara sehingga
menjadi bubuk batubara. Bubuk batubara (Pulverizered Fuel) mempunyai
ukuran sekitar 200 Mesh.
Tujuan menggiling batubara adalah membuat luas permukaan
bubuk batubara menjadi besar, sehingga dalam proses pembakaran antara
batubara dan udara lebih homogen dan pembakaran menjadi lebih
sempurna. Batubara halus yang ada di dalam pulverizer, didorong dengan
menggunakan udara panas (suhu mill outlet 60), masuk ke furnace dan
batubara terbakar dalam furnace. Udara panas yang digunakan untuk
mendorong serbuk batu bara ini biasa disebut sebagai Primary air.
37
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCUBUANA
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dikeringkan dan ditransportasikan ke burner (furnace) dengan
menggunakan udara panas yang disebut dengan Primary Air.
Primary Air ini mempunyai 3 fungsi, yaitu:
a. Mentransportasikan serbuk batubara dari Pulverizer ke Burner.
b. Mengeringkan serbuk batubara agar pembakaran dapat berlangsung
secara optimum.
c. Untuk mensirkulasikan batubara di dalam Pulverizer agar terpisah dari
material asing yang tidak dapat dihaluskan.
Primary Air (Udara Primer) diperoleh dari Primary Air Fan (PAF).
Ada dua sumber yang didapat dari mengalirnya Primary Air, yaitu melalui
Air Heater sebelum masuk Pulverizer dan Tempering Air dengan suhu
38
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCUBUANA
http://digilib.mercubuana.ac.id/
udara sekitarnya. Kedua Primary Air ini bercampur untuk mendapatkan
suhu yang memadai sesuai yang diperlukan oleh Pulverizer.
Pengaturan suhu Primary Air ini dilakukan dengan mengatur posisi
damper Hot Air dan Tempering Air.
3. Komponen-komponen Pulverizer
Komponen-komponen utama Pulverizer terdiri dari:
a. Row Coal Pipe, yang terletak ditengah-tengah top housing yang
berfungsi sebagai tempat masuknya batubara dari feeder. Pipa ini
melalui bagian tengah Classifier dan batubara dari feeder akan masuk
diantara roller.
39
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCUBUANA
http://digilib.mercubuana.ac.id/
b. Swing Valve, yang operasinya menggunakan udara (air operated) yang
ada di setiap pipa outlet Pulverizer, berfungsi untuk mengisolasi
Pulverizer terhadap Boiler pada saat Pulverizer tidak beroperasi. Dan
sebagai penutup cepat (shut off valve) untuk menghentikan aliran
batubara kedalam ruang bakar pada saat terjadi gangguan di Pulverizer
( trip ).
c. Classifier, adalah suatu cyclone separator yang akan mengembalikan
partikel-partikel yang berat (batubara yang masih kasar) ke daerah
grinding (Grinding Zone) untuk dihaluskan kembali sehingga
mencapai fineness yang sesuai (200 mesh).
40
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCUBUANA
http://digilib.mercubuana.ac.id/
d. Throat Ring, adalah tempat masuknya Primary Air untuk menuju ke
Grinding Zone. Aliran Primary Air diukur dengan menggunakan air
foils atau tabung pilot yang terletak di duct diatas Pilverizer.
e. Control Damper, berfungsi untuk mengatur aliran Primary Air dan
untuk mempertahankan perbandingan bahan bakar (batubara) dengan
udara agar tetap sesuai besarnya aliran Primary Air tergantung pada
beban Pulverizer. Aliran Primary Air akan didistribusikan secara
merata di sekeliling Pulverizer pada throat ring.
f. Grinding Ring dan Roller, berfungsi untuk menghaluskan batubara,
dimana grinding ring berputar dan roller pada posisi tetap. Batubara
yang halus akan tumpah melalui ring seat ke throat area.
41
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCUBUANA
http://digilib.mercubuana.ac.id/
harus mengeluarkan pyrite dalam hopper dengan cara membuka lower
pyrite gate. Hal-hal yang harus diperhatikan dan di monitor oleh
operator :
Monitor kondisi kelancaran sistim upper dan lower pyrite gate.
Monitor kondisi hopper dan water spray.
Bahaya yang timbul bila pyrite terakumulasi kedalam
pulverizer, akan menyebabkan kerusakan pada pyrite plows dan yoke .
e. Seal air: udara pemisah yang diperuntukan untuk 3 lokasi yaitu pada
roll wheel, yoke dan coal feeder.
Area yoke seal hal ini untuk menjaga kebocoran serbuk batubara
(coal dust) dari grinding zone ke atmosfir.
Dari header ke tiap-tiap roll wheel assembly, hal ini untuk
menjaga serbuk batubara tidak masuk ke roll bearing.
Area Coal Feeder : fungsinya untuk memberi tekanan positif, agar
gas panas dan serbuk batubara (PF) dari mill tidak masuk ke dalam
coal feeder.
f. Damper, pada pulverizer klasifikasi damper terdiri dari :
Control damper (tempering dan hot damper) untuk mengatur
jumlah udara primary yang dibutuhkan diatas harga minimumnya,
diantara tempering dan hot damper terdapat temperatur transmiter
yang mendapat input dari mill outlet temperatur sebagai pendeteksi
seberapa besar temperatur campuran udara dan batubara halus
keluar mill menuju ruang bakar, besaran temperatur ini akan
memerintahkan tempering atau hot damper melalui transmiter untuk
menambah atau mengurangi pembukaannya untuk mencapai nilai
set point.
Tight Shut Off damper (TSO) merupakan isolasi damper yang
dipergunakan untuk menutup cepat atau untuk keperluan proses
pemeliharaan dimana dapat mengisolasi antara udara primer dengan
pulverizer.
42
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCUBUANA
http://digilib.mercubuana.ac.id/
g. Inerting/clearing assembly: Pulverizer diperlengkapi dengan sistim
inerting, suatu proses memasukan steam ke dalam pulverizer serta
pencucian atau pembersihan inner pulverizer dari sisa-sisa batubara
maupun gas yang mudah terbakar pasca pulverizer trip yang
mempunyai resiko atau potensi menimbulkan ledakan (explosive).
B. Coal Feeder
1. Fungsi dan Prinsip Kerja Coal Feeder
Coal feeder berfungsi untuk mengatur jumlah batu bara yang
masuk ke pulverizer. Jumlah batu bara yang masuk ke pulverizer berubah-
ubah sesuai dengan beban unit pembangkit. Oleh karena itu, output coal
feeder pun berubah-ubah sesuai kebutuhannya.
Pengaturan output coal feeder dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu dengan motor penggerak yang putarannya dapat diatur (variable
speed motor) atau motor putaran tetap dilengkapi dengan variable speed
drive.
43
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCUBUANA
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.5. Komponen internal Coal Feeder
44
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCUBUANA
http://digilib.mercubuana.ac.id/
e. Head Pulley dan Take-Up Pulley, berfungsi sebagai tempat berputarnya
belt feeder dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Take-Up Pulley
dilengkapidengan adjusting screw yang berfungsi untuk mengatur posisi
belt.
f. Belt VGuide, berfungsi sebagai guide (pemandu) agar dalam
operasinya belt selalu dalam posisi tengah. Belt V-Guide terletak pada
bagian tengah belt coal feeder, yang terpasang pada bottom cover.
45
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCUBUANA
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 4.2. Perbandingan Input Mode Coal Feeder
46
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCUBUANA
http://digilib.mercubuana.ac.id/
C. Pengoperasian Mill dan Coal Feeder
1. Batasan-batasan Pengoperasian Mill
Batasan untuk parameter-parameter pengoperasian Mill dan Coal
Feeder harus diketahui oleh operator lokal dan ruang control. Berikut ini
parameter yang harus diperhatikan dalam pengoperasian mill (Pulverizer)
dan coal feeder:
a. Suhu mill outlet minimal 45C, maksimal 79C.
b. Aliran udara primer (Primary Air) minimal 52 t/h (13 kg/s), maksimal
140 t/h (35 kg/s).
c. Suhu udara primer minimal 180C maksimal 400C.
d. Arus motor mill normal 50 Ampere.
e. Differential Pressure (DP) mill minimal 40mmWg, maksimal
450mmWg.
f. Coal Flow (Coal Feeder) minimal 25 t/h, maksimal 70 t/h.
g. Pembukaan damper aliran udara primer minimal 65%, maksimal 95 %.
h. Tekanan Lube Oil Pump trip 1,4 kg/cm2, alarm 2,1 kg/cm2 dan
maksimal 6 kg/cm2.
i. Suhu pendingin Lube Oil minimal 10C maksimal 77C.
47
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCUBUANA
http://digilib.mercubuana.ac.id/
i. Periksa level minyak pelumas pada gear reducers apakah sudah pada
normal level.
j. Periksa clean out conveyor dengan menjalankannya (Start Stop) dan
pastikan siap operasi.
k. Periksa lampu hijau tanda OFF menyala pada microprocessor keyboard.
l. Periksa lampu penerangan dalam coal feeder dalam keadaan menyala.
48
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCUBUANA
http://digilib.mercubuana.ac.id/
x. Feeder tidak pada posisi Lokal, posisikan pada REMOTE.
y. Pompa minyak pelumas sudah pada posisi siap untuk Start.
z. Katup udara perapat (seal air) posisi membuka.
aa. Tombol Stop Mill yang berada di lokal tidak dalam posisi tertekan.
bb. Suhu bearing Mill normal.
49
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCUBUANA
http://digilib.mercubuana.ac.id/
n. Perhatikan monitor utama untuk penyalaan (flame), apakah pada
masing- masing burner sudah terdeteksi.
o. Pindahkan ke posisi auto pada Secondary Air dan Primary Air agar
dapat mengontrol kebutuhan udara untuk Mill.
p. Start Coal Burner menyeluruh.
q. Tunggu selama 5 menit agar nyala api stabil.
r. Suhu Secondary Air > 150C. Kalau belum tunggu sampai memenuhi.
s. Urutan Start Mill s/d Coal Burner telah selesai.
t. Stop Ignitor.
50
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCUBUANA
http://digilib.mercubuana.ac.id/
q. Stop semua ignitor, dengan jalan menutup semua ignitor oil valve.
r. Tutup Secondary Air damper (untuk pendingin).
s. Semua urutan Stop Mill sudah selesai.
Pada kondisi ini semua swing valve akan menutup dan impeller akan
Retract, kemudian mill trip.
51
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCUBUANA
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Primary Air isolating damper menutup.
Seal Air valve menutup.
Inerting system beroperasi.
c. Penyebab trip Coal feeder:
Dua (2) grup Coal Burner trip.
Mill stop/trip atau diperintah untuk stop.
Ignitor tidak ON dan tidak ada batubara di belt feeder dalam waktu
melebihi 20 detik.
D. Trouble shooting
1. Mill Trip
No Penyebab Tindakan
1 Mill outlet Yakinkan mill outlet temperature control
temperature high set point pada 66 C.
Setting Alarm : 70 C Periksa PA temperatur < 300 C.
Trip : 90 C Periksa pembukaan Hot dan Tempering
damper.
Periksa Batubara di Coal feeder.
Yakinkan Fogging (spray water) valve
terbuka.
Yakinkan tidak ada api di dalam Mill.
2 PA flow low Periksa pembukaan Hot dan Tempering
Set Trip: < 15kg/s damper.
delay 6 detik Periksa pembukaan TSO damper.
Periksa pembukaan PA flow damper.
Yakinkan penunjukan PA flow transmiter
akurat.
Yakinkan tidak ada hambatan pada Coal
pipe.
Yakinkan mill outlet temperature normal.
Periksa pyrite box tidak tersumbat.
52
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCUBUANA
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3 Lube oil pressure low Periksa lube oil PI & PS kondisi normal.
2
Set Trip: < 1,8 kg/cm Periksa kebersihan lube oil Filter.
Periksa lube oil level.
Periksa lube oil pump bekerja dengan
baik.
Buka Venting untuk mengeluarkan udara
terjebak.
4 Motor mill Trip Periksa dan catat Relay yang kerja pada
(electrical protection) Breaker.
Over load:
Periksa Motor winding temperature.
Periksa Motor Bearing temperature
Short circuit:
Megger Motor, kabel.
53
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCUBUANA
http://digilib.mercubuana.ac.id/
station (tutup hot damper).
Shutdown Mill.
Tutup Coal Bunker Outlet gate.
Matikan 380V Breaker Coal Feeder.
Bongkar Coal feeder dan lancarkan aliran
batubara di coal feeder.
3 Coal Feeder Drive Yakinkan Ignitor On.
Fault Shutdown Mill.
Periksa 380V breaker motor drive.
Periksa 380V breaker motor clutch.
Periksa alarm di Coal Feeder local panel.
Periksa kondisi belt feeder.
Tutup Coal Bunker Outlet gate.
Matikan 380V Breaker Coal Feeder.
Bongkar Coal Feeder untuk
mengeluarkan material asing dan
meyakinkan kondisi belt.
4 CF speed 35 - 100% - - -
54
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCUBUANA
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5 Mill Motor 70 0C High > 125 0C > 135 0C -
Winding
Temp
6 Mill Motor 70 0C High > 85 0C > 95 0C -
bearing temp
7 Combustion 0 - 100% - - -
damper
opening
8 Windbox 500 Low 250 250 -
Press mmH2O mmH2O mmH2O
9 Motor Mill < 70 High > 70 A > 85 A
Ampere
55
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCUBUANA
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bearing
Temp High
Trip
5 Mill Lube >7 Kg/cm2 < 5 Kg/cm <5Kg/cm2 -
Oil Press
Low Trip
56
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCUBUANA
http://digilib.mercubuana.ac.id/