Anda di halaman 1dari 9

BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO

F4 UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Pada hari ini tanggal ______________________ telah dipresentasikan portofolio oleh :

Nama peserta : dr. Indra Setiawan dan dr. Agung Rondonuwu

Judul / topik : Terapi Gizi Pasien Gout

Nama pendamping : dr. Willy Gunawan

Nama wahana : UPTD Puskesmas Kedondong

No. Nama Peserta Presentasi No. Nama Peserta Presentasi


1 1

2 2

3 3

4 4

5 5

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.

Pendamping

dr. Willy Gunawan


NIP 197302072000121001
F4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Nama Peserta :dr. Indra Setiawan & dr. Agung Rondonuwu


Nama Wahana : UPTD Puskesmas Kedondong
Topik : Terapi Gizi Pasien Gout
Tanggal (kasus) : 23 Agustus 2017
Nama Pasien : Tn. B (45 Tahun) No. RM : 9874
Tanggal Presentasi : Nama Pendamping : dr. Willy Gunawan
Obyektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Balita Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi :
Masih tingginya kadar asam urat pasien Gout walau sudah dengan pengobatan farmakologis
sehingga perlunya pengawasan pola makan dengan Terapi Gizi Medik (TGM)
Tujuan :
- Menjaga pola makan pasien Arthritis Gout agar tercapai kadar asam urat normal
- Mencegah perburukan penyakit yang dapat berakibat kepada komplikasi.
Bahan Bahasan :
Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara Membahas :
Diskusi Presentasi dan Diskusi Email Pos
Data Pasien
Nama : Tn. B
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 45 Tahun
Alamat tinggal : Sei awan kanan
Pekerjaan : Swasta

Anamnesis
Keluhan utama : Nyeri pada ibu jari kaki sejak 6 bulan yang lalu

Riwayat penyakit sekarang :


Keluhan pasien sudah berlangsung sejak 6 bulan lalu, keluhan muncul diawali nyeri pada
sendi ibu jari kaki. Pasien mengaku sering mengkonsumsi daging sapi dan jeroan. Setiap kali
pasien mengkonsumsi makanan tersebut sering muncul nyeri pada sendi yang muncul tiba-
tiba terutama pada malam hari ketika tidur. Keluhan ini haya diberikan obat anti nyeri yaitu
parasetamol dan biarkan saja, hingga hilang sendiri. Setelah beberapa lama, muncul benjolan
pada sendi tersebut, teraba keras dan nyeri bila digerakkan. selain itu pasien juga
mengeluhkan sakit pada pinggang kanan yang sudah dirasakan cukup lama. pasien juga
mengeluhkan tidak selera untuk makan sejak 1 minggu ini, sebelumnya pasien makan cukup
kuat. Riwayat trauma dan demam tidak ada.

Riwayat penyakit dahulu :


Riwayat stroke (-), Hipertensi (-), Diabetes Mellitus (-)

Riwayat penyakit keluarga :


Tidak ada

Pemeriksaan Fisis
KU : tampak sakit ringan, Kompos Mentis
Tanda vital :
BB 66 kg, TB 170 cm
Tekanan Darah 110/80 mmHg
Nadi: 86x/menit, reguler, kuat angkat
Nafas: 22x/menit
Kulit : warna sawo matang, kulit lembab, luka tidak ditemukan
Mata :sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-)
Hidung : sekret (-/-) konka tidak hipertropi
Mulut :Bibir sianosis (-), faring tidak hiperemis, tonsil T1/T1, uvula tepat ditengah
Telinga : dalam batas normal
Leher : dalam batas normal
Thorax :
Cor : S1/S2 regular, Gallop (-), Murmur (-)
Pulmo : Suara Nafas Dasar Vesikuler, Ronki (-/-) Wheezing (-/-)
Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas : Luka tidak ditemukan
Akral hangat + + edem - - Parese - -

+ + - - - -

Terdapat pembengkakan pada sendi ibujari (metatarso phalangeal ) kiri.

Pemeriksaan Penunjang :
Asam urat(20/08/17): 10,00 mg/dl

Diagnosa Kerja : Arthritis Gout

Penatalaksanaan
a. Farmakologis : Natrium diklofenak 3x50 mg
b. Non-Farmakologis : Aktivitas Fisik dan Pengaturan Pola Makan / Nutrisi
Perhitungan Jumlah Kalori Harian
BB : 66 KgTB : 170 cm
Berat Badan Ideal (BBI) (Brocha)= ( TB-100) kg - 10% ) = 63 Kg
Status Gizi = IMT = BB/TB2= 22,83 (normal)
Jumlah Kebutuhan Kalori Harian:
Kebutuhan Kalori Basal = BB Ideal x 25 kalori (dewasa wanita) = 54.9 x 25 =
1372 kalori
Kubutuhan tambahan aktivitas ringan (ibu rumah tangga) + 20% = 1372 kalori +
274= 1646 kalori
Usia diatas 40 tahun -5% = 1646 kalori 5% = 1563,7 kalori
Overweight maka asupan dikurangi 500 kal = 1063,7 kalori
Distribusi makanan tersebut dibagi menjadi 3 porsi besar (makan pagi (20%), siang
(30%), dan malam (25%)) dan 2-3 porsi ringan (10-15%).
Sarapan pagi : 20% x 1063,7kalori = 212.74 kalori
Selingan I : 10% x 1063,7kalori = 106,37 kalori
Makan siang : 30% x 1063,7kalori = 319,11 kalori
Selingan II : 10% x 1063,7kalori = 106,37 kalori
Makan malam : 25% x 1063,7kalori = 266 kalori
Selingan III : 5%x1063,7kalori = 53.1 kalori
Distribusi makanan Pasien Gout, Karbohidrat (60%) Protein (20%) Lemak (20%) :
Pagi (212.74kalori)
Karbohidrat = 60% x 212,74 kalori = 127.64kalori setara dengan 31,91
gram (127,64 kalori / 4 kalori per gram karbohidrat)
Protein = 20% x 212,74 kalori = 42,54kalori setara dengan 10,63gram
(42,54 kalori / 4 kalori per gram protein)
Lemak = 20% x 212,74 kalori = 42,54 kalori setara dengan 4,72 gram(42,54
kalori / 9 kalori per gram lemak)
Siang (319,11 kalori)
Karbohidrat = 60% x 319,11 kalori = 191,46 kalori setara dengan 47,86
gram (191,46 kalori / 4 kalori per gram karbohidrat)
Protein = 20% x 319,11 kalori = 63,82kalori setara dengan 15,95gram
(63,82 kalori / 4 kalori per gram protein)
Lemak = 20% x 417,24 kalori = 63,82 kalori setara dengan 7,09 gram(63,82
kalori / 9 kalori per gram lemak)
Malam (266 kalori)
Karbohidrat = 60% x 266 kalori = 159,6kalori setara dengan 39,9 gram
(159,6 kalori / 4 kalori per gram karbohidrat)
Protein = 20% x 266 kalori = 53,2kalori setara dengan 13,3gram (53,2
kalori / 4 kalori per gram protein)
Lemak = 20% x 266 kalori = 53,2 kalori setara dengan 5,9 gram(53,2 kalori
/ 9 kalori per gram lemak)

Rencana Asuhan Gizi


Penyakit Arthritis Gout (pirai) merupakan sindrom klinis dengan gambaran khas peradangan
sendi yang akut. Peradangan ini disebabkan oleh reaksi jaringan sendi terhadap pembentukan
kristal urat. Penyakit gout berhubungan dengan gangguan metabolisme purin yang
menimbulkan hiperurisemia jika kadar asam urat dalam darah melebihi 6 mg/dl pada wanita
dan 7 mg/dl pada pria.

Keadaan hiperurisemia dapat terjadi, karena :


Pemecahan jaringan tubuh yang berlebihan sehingga banyak purin yang dibebaskan
untuk kemudian dimetabolisir dengan zat sisa serupa asam urat. Ekskresi asam urat
yang menurun karena air seni yang asam (misalnya akibat konsumsi lemak atau alkohol
yang tinggi) atau karena penurunan fungsi ginjal.
Konsumsi makanan yang kaya purin secara berlebihan. Contoh: jerohan, sarden,
burung, kaldu, kacang, emping, daging merah,

Asam urat dalam tubuh dihasilkan melalui dua cara. Pertama, sebagai hasil akhir pemecahan
asam amino non-esensial, glutamin dan asam aspartat. Proses ini terjadi dalam tubuh setiap
orang, karena asam urat merupakan komponen yang diperlukan tubuh dalam jumlah tertentu.
Kedua, sebagai hasil akhir proses metabolisme purin yang berasal dari makanan.
Penumpukan asam urat karena sebab pertama jarang terjadi. Yang lebih sering adalah akibat
tingginya konsumsi makanan yang banyak mengandung purin, disertai pola konsumsi sehari-
hari dengan gizi yang kurang seimbang seperti terlalu banyak makan makanan berlemak dan
mengandung kolesterol tinggi.

Prinsip diet rendah purin:


a) Diet penyakit gout dan hiperurisemia merupakan diet rendah purin dengan cara
menghindari atau membatasi jenis-jenis makanan yang tinggi purin. Jumlah purin yang
dikonsumsi per hari pada diet ini adalah 120-150 mg, sementara asupan purin dalam diet
yang normal dapat mencapai 1000 mg per hari atau lebih.
b) Karena asam urat lebih mudah larut dalam urine yang alkalis, diet rendah purin harus
mengandung lebih banyak hidrat arang dan lebih sedikit lemak dengan jumlah cairan
yang memadai untuk membantu pengeluaran kelebihan asam urat.
c) Kandungan lemak yang tinggi dalam makanan akan menimbulkan asidosis (karena
pembentukan keton bodies yang terdiri dari asam asetoasetat, asam -hidroksibutirat dan
aseton) yang membuat urine menjadi lebih asam sehingga menyulitkan ekskresi asam
urat.

Panduan nilai gizi yang diberikan pada pasien yang menderita penyakit batu ginjal jenis asam
urat dan gout adalah sebagai berikut:
- Kalori : 1.848 kalori
- Protein : 51 gram
- Lemak : 32 gram
- Karbohidrat : 338 gram
- Kalsium : 0,3 gram
- Besi : 15,9 gram
- Vitamin A : 8.642 SI
- Tiamin : 0,8 mg
- Vitamin C : 170 mg
- Purin : 50-200 mg
Dengan komposisi diet ini diharapkan terjadi penurunan kadar asam urat dalam darah,
sehingga tujuan diet dapat tercapai.

Preskripsi Diet (Petunjuk) :


a) Menghindari makanan yang kaya akan purin seperti jerohan, ekstrak daging, sardin,
jamur kering, asparagus, dan alkohol termasuk makanan hasil peragian seperti tape.
b) Mengonsumsi kacang-kacangan dan biji-bijian dalam jumlah wajar (moderat) mengingat
jenis tanaman yang akan bertunas dan tumbuh, banyak mengandung nukleotida purin.
c) Melakukan diet rendah lemak, karena lemak cenderung menjadi penghambat pengeluaran
asam urat. Batasi makanan yang digoreng, penggunaan margarin, mentega dan santan.
Ambang batas lemak yang boleh dikonsumsi adalah 15 % dari total kalori/hari.
d) Selain diet rendah lemak, diperlukan pula diet rendah protein, karena kandungan protein
dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Anjuran asupan protein disarankan
pada penderita maksimal di kisaran 50-70 g/hari. Sedangkan sumber protein yang
dianjurkan adalah sumber protein nabati dan protein yang berasal dari susu, keju dan
telur.
e) Bagi penderita asam urat, pola diet yang harus diikuti adalah memberikan kalori sesuai
kebutuhan tubuh. Sedangkan karbohidrat sebaiknya dari kabohidrat komplek seperti nasi,
singkong, ubi dan roti. Hindari karbohidrat sederhana seperti gula, sirup atau permen.
Fruktosa dalam karbohidrat sederhana dapat meningkatkan kadar asam urat serum.
f) Dan juga disarankan untuk banyak minum air putih, minimal 2.5 liter/hari. Konsumsi
cairan yang tinggi dapat membantu mengeluarkan asam urat melalui urin. Sedangkan
alkohol,tape dan brem harus dijauhi. Bahan pangan mengandung alkohol ini dapat
meningkatkan asam laktat plasma, asam yang dapat menghambat pengeluaran asam urat
dari dalam tubuh melalui urin.

Makanan untuk diet asam urat menjadi tiga jenis, yaitu bahan makanan yang tinggi purin,
kandungan purin sedang dan rendah.
Tinggi Purin (150-800 mg/100 g bahan pangan)
Seperti: hati, otak, jantung, paru-paru, jerohan, daging angsa, burung dara, telur ikan,
kaldu, sarden, alkohol, ragi dan makanan yang diawetkan. Purin tidak boleh disantap.
Sedang ( 50-150 mg/100 g bahan pangan)
Bahan pangan ini sebaiknya dibatasi 50 g/hari. Ikan tongkol, tenggiri, bawal, bandeng,
daging sapi, daging ayam, kerang, asparagus, kacang-kacangan, jamur, bayam, kembang
kol, buncis, kapri, tahu, tempe.
Rendah Purin (0-15 mg/100 g bahan pangan)
Sayuran segar selain yang disebutkan dalam kelompok, susu, keju, telur, padi-padian /
serealia, buah-buahan segar kecuali durian dan alpukat. Makanan yang sangat disarankan.

Menu Makan Harian:


Pembagian Makanan Sehari
Bahan Makanan Berat (gram) URT
Pagi : Roti Bakar 50,8 2 iris
Telur Ayam Rebus 82,5 1 butir
Susu Sapi 150 gelas
Selingan 10.00 : Biskuit 24 2 keping besar
Siang : Nasi 100 gelas
Ikan Mujair gr 30 1
/3 ekor kecil
Sayur Oyong 100 1 gelas
Minyak untuk 5 1 sdt
menggoreng
Selingan 16.00 : Pepaya 380 2 potong besar
Malam : Nasi 100 gelas
Daging Ayam 40 1 potong sdg
tanpa kulit
Labu siam 100 1 gelas
Minyak untuk 5 1 sdt
menumis
Selingan 21.00 : Agar 100 2 cup kecil
agar
Kesimpulan :
Penatalaksanaan Gout meliputi penatalaksanaan secara farmakologi dan Non-farmakologi.
Penatalaksanaan secara non farmakologi memiliki peran penting dalam pengobatan Gout
salah satunya dengan pengaturan Nutrisi. Nutrisi yang ideal pada penderita Gout dicapai
melalui pengaturan Jenis dan Jumlah Kalori yang dibutuhkan oleh tubuh per harinya. Dengan
pengaturan nutrisi yang baik akan memberikan hasil kontrol asam urat yang baik pula
sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi terkait Gout.
Saran :
1. Menjaga pola makan dengan baik, aktivitas fisik yang cukup, dan hindari stress.
2. Rutin mengkonsumsi obat penurun asam urat sesuai dosisnya.
3. Jika tidak ada perbaikan setelah pengaturan pola makan, minum obat penurun asam
urat.
Hatono, Andry. Dr, 2004, Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit, EGC.
Johnson RJ, Rideout BA. Uric acid and Diet Insights into the Epidemic of Cardiovascular
disease. NEJM 2004;350(11):1071-3

Anda mungkin juga menyukai