Anda di halaman 1dari 68

BAB III

TINJAUAN LAPANGAN
PT PERTAMINA EP ASSET V TANJUNG FIELD

Dalam industri perminyakan ada beberapa tahapan yang harus dilakukan


untuk memperoleh minyak mentah (crude oil). Adapun tahapan tersebut bermula dari
eksplorasi. Eksplorasi merupakan suatu proses melakukan pencarian data-data untuk
menentukan letak keberadaan sumber hidrokarbon terkandung. Melalui eksplorasi
juga dapat diketahui struktur dan stratigrafi dari daerah tersebut.
Ketika tahap eksplorasi selesai dilakukan dan telah ditemukan daerah yang
berpotensi, maka tahap berikutnya adalah analisa dan pengembangan. Dengan
memperkirakan jumlah cadangan hidrokarbon dan merencanakan pengembangannya.
Tahap selanjutnya adalah pemboran (drillling). Pemboran merupakan proses
pembuatan lubang agar crude oil dapat diproduksikan ke permukaan. Awal produksi
biasanya crude oil mengalir secara alami (natural flow), namun ketika sumur tak
dapat mengalir secara alami lagi maka produksi harus menggunakan pengangkatan
bantuan (artificial lift).

3.1. Work Over dan Well Service (WO/WS)


Kegiatan operasi perbaikan pada sumur produksi yang bertujuan untuk
mempertahankan dan diharapkan dapat meningkatkan produksi misalnya
dengan jalan pendalaman, penyumbatan kembali, pencabutan dan pemasangan
kembali pipa penyaringan, penyemenan, penembakan dan pengasaman.
Beberapa bagian dari WO/WS :
Gudang 3 (Drilling Workshop)
Pump Shop
Rig
Sodyna (Sonolog & Dynagraph)
Stimulasi
3.1.1. Gudang 3 (Drilling Workshop)

8
9

Gudang 3 merupakan tempat dari beberapa kumpulan


peralatan untuk pekerjaan drilling, work over dan well service.
Beberapa peralatan utama yang ada diantaranya adalah packer,
fishing tools, drilling tool.
1. Packer
Packer adalah alat berupa karet yang digunakan untuk mengisolasi suatu
kedalaman tertentu dari lubang sumur. Packer dapat didefinisikan sebagai
peralatan bawah permukaan yang digunakan untuk menyekat anulus
antara tubing dengan casing, untuk mencegah aliran vertikal di sepanjang
annulus casing-tubing.

Gambar 3.1. Packer


Packer digunakan untuk :
a. Menghalangi aliran fluida agar tidak naik ke permukaan melewati
annulus antara tubing dengan casing.
b. Mempertahankan fluida reservoir dan tekanan terisolasi dari casing.
c. Untuk memisahkan zona-zona pada lubang bor.
d. Tempat penempatan killing fluid atau treating fluid pada annulus.
e. Mengisolasi casing/liner yang bocor.
f. Menutup zona perforasi yang banyak mengandung water.
g. Membungkus lubang perforasi selama squeeze cementing.

Terdapat beberapa jenis packer yang ada di gudang 3 antara lain :

a. Retrivable Bridge Plug (RBP)


10

RBP packer merupakan salah satu jenis packer yang berfungsi untuk
memplug atau menutup pada bagian bawah dari zona perforasi. Packer
jenis ini bersifat tidak permanen atau dapat diambil kembali. Untuk
mengirimkan packer jenis ini ke dalam wellbore menggunakan
retrieving tool dan juga menggunakan rangkaian string yang terdiri
dari tubing. String yang digunakan biasanya berukuran 23/8, 27/8,
31/2.

Gambar 3.2. Retrivable Bridge Plug

Untuk proses pemasangan packer ini caranya adalah,


mengirimkan packer ini bersama rangkaian tubing string serta
retrieving tool sampai pada kedalaman yang ditentukan, lalu putar ke
arah kanan, kemudian diberi tekanan (compress) sebesar 12000 lbsdan
drag block sudah duduk(set) pada casing lalu kita berikan tarikan
(tension) maka slip dari packer akan membuka dan menempal pada
casing kemudian rubber akan mengembang dan menutup zona casing-
tubing, setelah itu packer di dudukkan dengan diberi tekanan 1000 lbs
lalu melepaskan retrieving tool serta rangkaian string diatasnya
diangkat sehingga packer akan ditinggal di dalam wellbore.

b. Bridge Plug
Bridge plug merupakan salah satu jenis packer yang fungsinya
adalah untuk mengisolasi zona antara casing-tubing. Perbedaannya
11

dengan RBP adalah setelah di set,dan proses pekerjaan selesai bridge


plug tidak dapat di angkat atau bersifat permanen, sedangkan RBP
masih dapat di angkat kembali. Setelah selesai digunakan alat ini akan
dihancurkan dengan cara dibor menggunakan burn shoe. Untuk cara
pemasangannya ke dalam lubang sumur diantarkan dengan
menggunakan wireline secara perlahan-lahan.

Gambar 3.3. Bridge Plug


c. HD Packer
HD packer merupakan salah satu jenis packer yang berfungsi
untuk memplug atau menutup pada bagian atas dari zona perforasi.
Packer jenis ini bersifat permanen atau tidak dapat dilepas pada saat
pemasangan lain halnya dengan RBP.
Untuk mengirimkan packer jenis ini ke dalam wellbore
menggunakan rangkaian string yang terdiri dari tubing. String yang
digunakan biasanya berukuran 23/8, 27/8, 31/2.
Untuk proses pemasangan packer ini caranya adalah,
mengirimkan packer ini bersama rangkaian tubing string sampai pada
kedalaman yang ditentukan, lalu putar ke arah kiri, kemudian diberi
tekanan (compress) sebesar 18000 hingga 20000 lbs dan drag block
sudah duduk(set) pada casing lalu hentikan hingga seal bebas duduk
pada body dari packer maka slip dari packer akan membuka dan
menempel pada casing kemudian rubber akan mengembang dan
menutup zona casing-tubing, upper slip akan membuka apabila ada
tekanan gas yang besar/tinggi lewat.
12

Gambar 3.4. HD Packer


d. Ultralock Packer
Ultralock packer merupakan salah satu jenis packer yang
khusus digunakan pada sumur-sumur injeksi. Ultralock packer juga
digunakan untuk mengisolasi zona yang bertekanan tinggi pada sumur
injeksi. Pressurenya bisa mencapai 1400 psia.

Gambar 3.5. Ultralock Packer


Untuk proses pemasangan packer jenis ini caranya adalah
mengirimkan packer ini dengan rangkaian tubing string, biasanya
berukuran 23/8 sampai pada kedalaman yang ditentukan, lalu putar ke
arah kanan secara manual. Kemudian set dan beri tekanan sebesar
10000-12000 lalu tension sehingga rubber akan mengembang.

2. Fishing Tool
13

Fishing adalah kegiatan untuk perbaikan casing dan mengambil peralatan


yang tertinggal atau terjatuh di dalam lubang bor. Terdapat beberapa alat
fishing, antara lain:
a. Impression Block
Impression block merupakan suatu alat yang digunakan untuk
mengetahui posisi atau bentuk fish yang tertinggal didalam sumur.
Impression block terbuat dari logam ringan yang dilapisi timah.

Gambar 3.6. Impression Block


Cara kerjanya adalah dengan menumbukkan impression block
pada fish satu kali sehingga akan tercetak pada permukaan impression
block dan dapat diketahui posisi fish.

b. Tapar Impression Block


Tapar impression block merupakan suatu alat yang digunakan
untuk mengetahui posisi atau bentuk fish yang tertinggal di dinding
casing atau tubing. Tapar impression block terbuat dari logam ringan
yang dilapisi timah.
Cara kerjanya adalah dengan menumbukkan impression block
pada fish satu kali sehingga akan tercetak dan dapat diketahui posisi
fish.
14

Gambar 3.7. Tapar impression block


c. Tapar Tap

Tapar Tap merupakan alat yang digunakan untuk mengangkat


fish ke permukaan melalui inside diameter fish.

Gambar 3.8. Tapar Tap


Cara kerjanya adalah diturunkan ke dalam fish yang ingin di
angkat kemudian outside diameter tapar tap diputar agar bertemu
dengan inside diameter fish.

d. Casing Spear
Casing spear merupakan merupakan salah satu jenis fishing
tool yang digunakan untuk mengangkat fish ke permukaan melalui
15

inside diameter fish. Cara kerja dari alat ini yaitu menggigit dari dalam
dengan slips. Alat ini dapat dilepaskan dari fish dengan diputar.

Gambar 3.9. Casing Spear


e. Overshoot
Overshoot merupakan salah satu fishing tool yang berfungsi
untuk mengigit bagian atas fish dan menariknya keatas.

Gambar 3.10. Overshoot


Cara kerjanya yaitu dengan slip atau grapple yang
dihubungkan dengan ulir didalam tabung alat tersebut. Alat ini juga
mudah dilepaskan kembali dan dapat mengadakan sirkulasi ke fishnya,
sangat kuat daya tariknya, tahan torsi dan bias di jar untuk membantu
melepaskan fish dari sumur.
16

Ada dua macam jenis overshot yaitu basket overshot spiral


dan basket overshot grapple.

Gambar 3.11. Spiral dan Grapple


f. Flat Bottom Mill
Flat bottom mill adalah salah satu fishing tool yang digunakan
untuk mengebor besi serta meratakan permukaan dari fish. Alat ini di
rangkai menggunakan string. Gigi-gigi dari flat bottom mill biasanya
terbuat dari tungsten carbide yang di rekatkan dengan kuningan dan
powder. Selain itu perlu ada sirkulasi untuk menaikkan
potongan/serbuk besi tersebut. (Gambar 3.12. terlampir)

g. Casing Roller
Casing roller merupakan salah satu fishing tool yang
berfungsi untuk memperbaiki inside diameter dari casing yang rusak
atau robek sehingga diameter casing kembali seperti semula. Alat ini
juga dapat untuk menghaluskan casing yang collaps dengan cara
diputar.
Cara kerja casing roller ini adalah diturunkan dengan string lalu
didudukkan dibagian casing yang rusak kemudian diputar.
17

Gambar 3.13. Casing Roller

h. Burn Shoe
Burn Shoe merupakan suatu alat fishing yang digunakan
untuk membersihkan kotorankotoran yang berada di sekitar casing.
Selain itu juga digunakan untuk menghancurkan Bridge Plug atau
Cement Retainer.

Gambar 3.14. Burn Shoe


i. Basket Sub / Junk Sub
Basket sub/junk sub merupakan salah satu fishing tool yang
digunakan untuk mengambil potonganpotongan atau bagianbagian
peralatan yang ukurannya kecil yang harus diambil dari dalam lubang,
junk harus diambil karena akan mengganggu operasi pemboran
18

Gambar 3.15. Basket Sub/Junk Sub


Sirkulasi fluida biasanya mengarahkan fish ke annulus. Dengan
turbulensi maka fish bisa masuk ke lubang alat ini dan bisa dijebak
untuk diangkat ke atas.

j. Wash Pipe
Wash pipe merupakan salah satu fishing tool yang dipakai
untuk membesarkan lubang annulus dengan rotasi diluar fishnya
sehingga terlepas dari dinding dan melepaskan material yang terjepit
diantaranya yang bisa saja pasir dan lain-lain.
Dinding washpipe harus cukup kecil agar dapat diturunkan
diluar fish tersebut. Inside diameternya harus cukup besar sehingga
dapat menelan fishnya. Kadang - kadang dibawah washpipe diberi
rotary shoe. (Gambar 3.16. terlampir)

3. Drilling Tool
Drilling Tool merupakan peralatan yang digunakan untuk operasi
pemboran dan workover/wellservice. Terdapat beberapa peralatan, antara
lain:
a. Bit
Bit atau mata bor merupakan alat yang digunakan untuk
menembus lapisan formasi pada saat proses pemboran berlangsung.
Ada tiga macam mata bor jika dilihat dari jenis batuan yang dibor,
yaitu :
19

- Mata bor untuk batuan lunak , bentuk gigi panjang dan


langsing.
- Mata bor untuk batuan sedang, bentuk gigi agak pendek dan
tebal.
- Mata bor untuk batuan keras, bentuk gigi pendek dan tebal.

Beberapa macam jenis bit yang tersedia di Gudang 3, antara lain a.


Tricone Bit (Inside), b. Tricone Bit (Tooth), c. Polycristalline Diamond
Compact bit (PDC), d. Diamond Bit . (Gambar 3.17. terlampir)

b. Drill Pipe
Merupakan bagian dari rangkaian pipa bor yang panjangnya
tergantung dari kedalaman pemboran, sehingga biasanya berjumlah
paling banyak untuk mencapai kedalaman lubang bor yang diinginkan.

Gambar 3.18. Drill Pipe


Fungsi utama dari drill pipe adalah sebagai berikut :
- Menghubungkan kelly terhadap DC
- Meneruskan aliran lumpur bor dari swivel ke mata bor.
- Memberikan panjang rangkaian bor, untuk menembus formasi
yang lebih dalam.
- Memungkinkan naik turunnya rangkaian pipa dan mata bor.
- Meneruskan putaran dari meja putar ke mata bor.

c. Drill Collar
Drill collar mempunyai bentuk seperti drill pipe, akan tetapi
diameter dalamnya lebih kecil dan diameter luarnya sama dengan
diameter luar dari tool joint drill pipe.
20

Gambar 3.19. Drill Collar


Fungsi dari drill collar dalam rangkaian pipa bor adalah sebagai berikut :
- Sebagai pemberat (weight on bit, WOB) sehingga rangkaian pipa
bor tetap dalam kondisi tegang untuk menahan gaya yang
menyebabkan terjadinya pembelokan lubang, selama pemboran
berlangsung.
- Membuat agar putaran rangkaian bor stabil.
- Memperkuat bagian bawah dari rangkaian pipa bor agar mampu
menahan adanya gaya puntiran.
d. Casing
Casing adalah pipa berdiameter tertentu yang dimasukkan ke
dalam sumur pemboran kemudian ditempatkan pada kedalaman
tertentu dan disertai dengan penyemenan.
Casing merupakan salah satu alat yang harus dipasang pada sumur
pemboran yang berfungsi untuk:
- Pondasi agar formasi tidak runtuh ke lubang bor.
- Melindungi air tanah agar tidak tercemar oleh hydrocarbon,
drilling fluid dan sebagainya.
- Tempat mengalirnya minyak dan/atau gas bumi dari dalam
bumi ke permukaan.
- Menjaga integritas dalam lubang sumur dan mengisolasi
bermacam jenis cairan dari formasi yang tidak diinginkan.
21

Gambar 3.20. Casing


Ada beberapa jenis casing yang biasa digunakan dalam sumur
pemboran, yaitu :
1. Conductor Casing
2. Surface Casing
3. Intermediate Casing
4. Production Casing

e. Tubing
Tubing merupakan pipa yang berdiameter lebih kecil dari
pada drill srting yang digunakan untuk memproduksi fluida. Tubing
memiliki panjang rata-rata 9 9 meter. Tubing merupakan pipa
yang terakhir yang dimasukkan, dimana sumur telah diketahui
mempunyai kandungan minyak yang bias diproduksi.
Tubing berfungsi sebagai pipa yang mengangkat fluida
(minyak/gas/uap panas) ke permukaan dengan bantuan pompa ataupun
dengan tenaga alami akibat dari perbedaan tekanan didalam sumur
dengan tekanan permukaan.
22

Gambar 3.21. Tubing


f. Float Shoe
Float shoe merupakan alat yang dipasang di bagian bawah
casing. Float shoe berfungsi untuk memudahkan running dan apabila
terdapat tekanan yang berlebih di dalam lubang bor maka float shoe
dapat menahan. (Gambar 3.22. terlampir)

g. Centralizer
Centralizer adalah alat yang berfungsi untuk menempatkan
casing di tengah-tengah lubang bor sehingga didapat jarak yang sama
antara casing dan dinding lubang bor.
Alat ini berupa susunan plat-plat yang bertumpu pada dua
cincin dengan salah satu cincinnya mempunyai kedudukan yang tetap
terhadap casing. Sedang yang satunya lagi dapat bergerak sehingga
plat-plat dapat mengembang dan menyempit sesuai dengan kondisi
lubang.

Centralizer juga merupakan peralatan yang dipasang untuk


membuat rangkaian casing tetap berada ditengah-tengah lubang , agar
didapatkan ketebalan semen dibelakang casing sama. Centralizer
dipasang di bagian luar casing.
23

Gambar 3.23. Centralizer


h. Elevator
Suatu penjepit yang sangat kuat yang memegang drill pipe dan
drill collar bagian demi bagian sehingga dapat dimasukkan dan
dikeluarkan dari dank e dalam lubang bor

Gambar 3.24. Elevator Tubing

Elevator ini digantung oleh elevator link yang diikatkan pada


bagian pinggir dari traveling block atau hook.

i. Scrapper
Scrapper merupakan alat yang digunakan untuk
membersihkan inside diameter casing.
24

Gambar 3.25. Scrapper


j. Turbo Bailer
Turbo Bailer adalah salah satu alat atau pompa yang berfungsi
untuk mengambil pasir yang terdapat di dalam wellbore. Biasanya
bekerja dengan bantuan tubing. Untuk rangkaiannya biasanya
dimasukkan bersama tubing 2 joint, pada bagian bawah turbo bailer
ada katup yang jika piston dari turbo bailer naik maka katup tersebut
akan membuka, dan sebaliknya. Kapasitas pengisapan pasir pada
turbo bailer tergantung pada ukuran casing yang digunakan. (Gambar
3.26. terlampir)

k. Sand Bailer

Sand Bailer merupakan salah satu jenis pompa yang digunakan


untuk mengambil pasir yang ada di dalam wellbore ke permukaan.
Cara kerjanya adalah dengan menggunakan wireline/sendline untuk
running pompanya, jadi tidak menggunakan string. Biasanya sand
bailer memiliki kemampuan untuk mengambil pasir lebih kecil
dibandingkan dengan turbo bailer. (Gambar 3.27. terlampir)

3.1.2. Pump Shop


Pump Shop di Tanjung Field merupakan sub fungsi dari
WO/WS yang bertanggung jawab atas segala perangkat pompa
25

pada bawah permukaan. Kegiatan yang dilakukan di pumshop


antara lain:
Pengetesan ballvalve.
Bongkar pasang unit plunger SRP.
Penggantian barrel SRP.
Pengetesan ampere ESP.
dan lain sebagainya.
Berdasarkan kondisi sumur-sumur yang berproduksi di
lapangan Tanjung, ada dua jenis artificial lift yang digunakan,
yaitu SRP (Sucker Rod Pump) dan ESP (Electric Submersible
Pump).
1. Sucker Rod Pump (SRP)
Sucker rod pump merupakan salah satu metoda artificial lift
dengan memanfaatkan sumber tenaga yang berupa listrik atau gas dari
prime mover untuk menggerakkan pompa sehingga fluida pada
formasi dapat naik ke permukaan.

Gambar 3.28. Socker Rod Pump


Untuk design dan menganalisa instalasi pompa harus mengenal
bagian-bagiannya yaitu:

a. Mud Anchor
Mud Anchor merupakan penampung kotoran-kotoran yang
terikut dengan fluida.
26

Gambar 3.29. Mud Anchor

b. Intake
Sebagai alat untuk masuknya fluida ke dalam rangkaian
pompa. Pada bagian Intake dapat ditambahkan pula fungsi
lain seperti Perforated, Gas Anchor, Cavin Sand Trap,
Weire Wrap Sscreen.

Gambar 3.30. Macam-macam Intake

c. Standing Valve
Standing Valve merupakan katup yang tidak bergerak
berada pada bagian bawah working barrel dimana
posisinya akan terbuka pada saat upstroke sehingga fluida
dari dalam sumur dapat masuk ke dalam working barrel.
Posisinya akan tertutup pada saat downstroke sehingga
menahan fluida yang sudah masuk ke dalam working
barrel agar tidak keluar. Rangkaian di standing valve antara
lain:
Punp Setting Nipple (PSN)
Anchor Body
Seating Ring
Lock Seating Ring
Top Open Cage terdapat Ball and Seat
Puller Pin
27

Gambar 3.31. Standing Valve


d. Traveling Valve
Traveling Valve merupakan katup yang berada di bawah
plunger yang bergerak sesuai dengan pergerakan plunger,
dimana posisinya akan terbuka pada saat downstroke
sehingga fluida dapat masuk ke dalam plunger. Posisinya
akan tertutup pada saat upstroke sehingga dapat menahan
fluida yang sudah masuk ke dalam plunger agar tidak
keluar. Rangkaian di traveling valve antara lain:
Puller Bushing
Close Cage terdapat Ball and Seat
Plunger
Top Open Cage terdapat Ball and Seat
Pony Rod
Sucker Rod

Gambar 3.32. Traveling Valve


28

Prinsip kerja dari Sucker Rod Pump yaitu pada


saat downstroke dimana plunger bergerak turun ke bawah
sehingga posisi traveling valve semakin mendekati
standing valve. Hal ini mengakibatkan tekanan pada ruang
antara traveling valve dan standing valve lebih besar
dibandingkan tekanan di atas traveling valve dan di bawah
standing valve sehingga ball pada traveling valve akan
terdorong ke atas (traveling valve terbuka) sedangkan ball
pada standing valve akan turun ke bawah (standing valve
tertutup). Dengan demikian fluida yang ada pada ruang
antara traveling valve dan standing valve akan masuk ke
dalam plunger.
Pada saat upstroke dimana plunger bergerak naik
ke atas sehingga posisi traveling valve semakin menjauh
dari standing valve. Hal ini mengakibatkan tekanan di atas
traveling valve semakin besar dan ball pada traveling
valve akan terdorong ke bawah (traveling valve tertutup).
Dengan demikian fluida tidak bisa keluar dari plunger dan
ikut terangkat ke atas menuju tubing. Dikarenakan tekanan
pada ruang antara traveling valve dan standing valve lebih
kecil dibandingkan tekanan di bawah standing valve maka
ball pada standing valve akan naik ke atas (standing valve
terbuka) didorong oleh fluida yang ada di dalam sumur
sehingga fluida tersebut mengisi ruang antara traveling
valve dan standing valve.

2. Electric Submersible Pump (ESP)


Electric Submersible Pump (ESP) adalah pompa yang
dimasukan ke dalam lubang sumur yang digunakan untuk
29

memproduksi minyak secara artificial lift (pengangkatan buatan) dan


digerakkan oleh motor listrik.

Gambar 3.33.Electic Submersible Pump


Komponen surface antara lain:

Well Head
Wellhead atau kepala sumur dilengkapi dengan tubing hanger
khusus yang mempunyai lubang untuk cable pack-off atau
penetrator. Cable pack-off ini biasanya tahan sampai tekanan
3000 psi. Tubing hanger dilengkapi juga dengan lubang untuk
hidraulic control line, yaitu saluran cairan hidraulik untuk
menekan subsurface ball valve agar terbuka. (Gambar 3.34.)
Junction Box
Junction box ditempatkan di antara kepala sumur dan
switchboard untuk alasan keamanan. Gas dapat mengalir
keatas melalui kabel dan naik ke permukaan menuju
switchboard, yang bisa menyebabkan terjadinya kebakaran,
karena itu kegunaan dari junction box ini adalah untuk
mengeluarkan gas yang naik keatas tadi. Junction box biasanya
15 ft (minimum) dari kepala sumur dan normalnya berada
diantara 2 sampai 3 ft di atas permukaan tanah. (Gambar 3.35.
terlampir)
Variable Speed Drive (VSD) atau Switchboard
30

Switchboard adalah panel kontrol kerja di permukaan saat


pompa bekerja yang dilengkapi dengan motor controller,
overload dan underload protection serta alat pencatat
(recording instrument) yang bisa bekerja secara manual
ataupun otomatis apabila terjadi penyimpangan. Switchboard
ini dapat digunakan untuk tegangan dari 440 volt sampai 4800
volt. (Gambar 3.36. terlampir)
Transformer
Merupakan alat untuk mengubah tegangan listrik, bisa untuk
menaikan atau menurunkan tegangan. Alat ini terdiri dari core
(inti) yang dikelilingi oleh coil dari lilitan kawat tembaga.
Keduanya, baik core maupun coil direndam dengan minyak
trafo sebagai pendingin dan isolasi. Perubahan tegangan akan
sebanding dengan jumlah lilitan kawatnya. Biasanya tegangan
input transformer diberikan tinggi agar didapat ampere yang
rendah pada jalur transmisi, sehingga tidak dibutuhkan kabel
(penghantar) yang besar. Tegangan input yang tinggi akan
diturunkan dengan menggunakan step-down transformer
sampai dengan tegangan yang dibutuhkan oleh motor. (Gambar
3.36. terlampir)

Peralatan di bawah permukaan dari electrical submersible


pump terdiri atas pressure sensing instruments, electric motor,
protector, intake, pump unit dan electric cable serta alat penunjang
lainnya.

Pressure Sensing Instrument


PSI atau Pressure Sensing Instrument adalah suatu alat yang
mencatat tekanan dan temperatur di dalam sumur. (Gambar
3.37.) Secara umum PSI Unit mempunyai 2 komponen pokok,
yaitu :
31

- PSI Down Hole Unit


Dipasang dibawah Motor Type Upper atau Center
Tandem, karena alat ini dihubungkan pada Wye dari
Electric Motor yang seolah-olah merupakan bagian dari
Motor tersebut.
- PSI Surface Readout
Merupakan bagian dari sistem yang mengontrol kerja
Down Hole Unit serta menampakkan (display)
informasi yang diambil dari Down Hole Unit.
Motor
Jenis motor electrical submersible pump adalah motor listrik
induksi dua kutub tiga fasa yang diisi dengan minyak pelumas
khusus yang mempunyai tahanan listrik (dielectric strength)
tinggi. Dipasang paling bawah dari rangkaian, dan motor
tersebut digerakkan oleh arus listrik yang dikirim melalui kabel
dari permukaan. Motor berfungsi untuk menggerakan pompa
dengan mengubah tenaga listrik menjadi tenaga mekanik.
(Gambar 3.38. terlampir)
Seal Section/Protector/Labirin
Protector (Reda) sering juga disebut dengan Seal Section
(Centrilift) atau Equalizer (ODI). (Gambar 3.39. terlampir) Secara
prinsip protector mempunyai 4 (empat) fungsi utama, yaitu :
- Untuk melindungi tekanan dalam motor dan tekanan di
annulus.
- Menyekat masuknya fluida sumur kedalam motor.
- Tempat duduknya thrust bearing (yang mempunyai
bantalan axial dari jenis marine type) untuk merendam
gaya axial yang ditimbulkan oleh pompa.
- Memberikan ruang untuk pengembangan dan
penyusutan minyak motor sebagai akibat dari
perubahan temperatur dari motor pada saat bekerja dan
saat dimatikan.
Intake
32

Intake dipasang dibawah pompa dengan cara menyambungkan


sumbunya (shaft) memakai coupling. Intake merupakan
saluran masuknya fluida dari dasar sumur ke pompa menuju
permukaan. Untuk jenis-jenis tertentu, intake ada yang
dipasang menjadi satu dengan housing pompa (intregrated),
tetapi ada juga yang berdiri sendiri. (Gambar 3.40.) Ada beberapa
jenis intake yang sering dipakai, yaitu :
- Standard Intake, dipakai untuk sumur dengan GLR
rendah. Jumlah gas yang masuk pada intake harus
kurang dari 10% sampai dengan 15% dari total volume
fluida. Intake mempunyai lubang untuk masuknya
fluida ke pompa, dan dibagian luar dipasang selubung
(screen) yang gunanya untuk menyaring partikel masuk
ke intake sebelum masuk kedalam pompa.
- Rotary Gas Separator dapat memisahkan gas sampai
dengan 90%, dan biasanya dipasang untuk sumur-
sumur dengan GLR tinggi. Gas Separator jenis ini tidak
direkomendasi untuk dipasang pada sumur-sumur yang
abrasive.
- Static Gas Separator atau sering disebut reverse gas
separator, yang dipakai untuk memisahkan gas hingga
20% dari fluidanya.
Pump Unit
Unit pompa merupakan Multistages Centrifugal Pump, yang
terdiri dari : impeller, diffuser, shaft (tangkai) dan housing
(rumah pompa). Di dalam housing pompa terdapat sejumlah
stage, dimana tiap stage terdiri dari satu impeller dan satu
diffuser. Jumlah stage yang dipasang pada setiap pompa akan
dikorelasi langsung dengan Head Capacity dari pompa
tersebut. Dalam pemasangannya bisa menggunakan lebih dari
satu (tandem) tergantung dari Head Capacity yang dibutuhkan
33

untuk menaikkan fluida dari lubang sumur ke permukaan.


Impeller merupakan bagian yang bergerak, sedangkan diffuser
adalah bagian yang diam. Seluruh stage disusun secara
vertikal, dimana masing-masing stage dipasang tegak lurus
pada poros pompa yang berputar pada housing.
Prinsip kerja pompa ini adalah fluida yang masuk kedalam
pompa melalui intake akan diterima oleh stage paling bawah
dari pompa, impeller akan mendorongnya masuk, sebagai
akibat proses centrifugal maka fluida tersebut akan terlempar
keluar dan diterima oleh diffuser. Oleh diffuser, tenaga kinetis
(velocity) fluida akan diubah menjadi tenaga potensial
(tekanan) dan diarahkan ke stage selanjutnya. Pada proses
tersebut fluida memiliki energi yang semakin besar
dibandingkan pada saat masuknya. Kejadian tersebut terjadi
terus-menerus sehingga tekanan head pompa berbanding linier
dengan jumlah stages, artinya semakin banyak stage yang
dipasangkan, maka semakin besar kemampuan pompa untuk
mengangkat fluida. (Gambar 3.41. terlampir)
Electric Cable
Kabel yang dipakai adalah jenis tiga konduktor. Fungsi utama
dari kabel tersebut adalah sebagai media penghantar arus listrik
dari switchboard sampai ke motor di dalam sumur. Kabel harus
tahan terhadap tegangan tinggi, temperatur, tekanan migrasi
gas dan tahan terhadap resapan cairan dari sumur. Untuk itu
maka kabel harus mempunyai isolasi dan sarung yang baik.
Ada dua jenis kabel yang biasa dipakai yaitu : round dan flat
cable. Pada jenis round cable di bagian luar sarungnya
dibungkus lagi dengan karet (rubber jacket). Biasanya kabel
jenis round ini memiliki ketahanan yang lebih lama daripada
34

jenis flat cable, tetapi memerlukan ruang penempatan yang


lebih besar. (Gambar 3.42. terlampir)
Check Valve
Check valve biasanya dipasang pada tubing (2 3 joint) di atas
pompa. Bertujuan untuk menjaga fluida tetap berada di atas
pompa. Jika check valve tidak dipasang maka kebocoran fluida
dari tubing (kehilangan fluida) akan melalui pompa yang dapat
menyebabkan aliran balik dari fluida yang naik ke atas, sebab
aliran balik (back flow) tersebut membuat putaran impeller
berbalik arah, dan dapat menyebabkan motor terbakar atau
rusak.
Centralizer
Berfungsi untuk menjaga kedudukan pompa agar tidak
bergeser atau selalu ditengah tengah pada saat pompa
beroperasi, sehingga kerusakan kabel karena gesekan dapat
dicegah. (Gambar 3.43. terlampir)
3.1.3. Rig Service
Rig yang digunakan di PT Pertamina EP Asset 5 Tanjung
Field ini adalah mobile rig KB-200 dan rig kontraktor EDR-02
(Elnusa Drilling Rig), karena semua sumur berada di darat.

Gambar 3.44. Rig KB-200


Rig service merupakan proses perawatan sumur dengan
menggunakan rig. Perawatan sumur dilakukan untuk
35

meningkatkan produksi yang menurun akibat adanya masalah


seperti adanya rod job, pump job, fracturing job, stimulasi,
squeeze cementing dan fishing.

Rig KB-200 ini mempunyai 5 sistem utama yaitu power system,


hoisting system, rotary system, circulating system, dan blow out preventer
(BOP).
Sistem-sistem di atas mempunyai hubungan yang erat antara yang satu dengan
lainnya. Hubungan antar sistem tersebut saling tergantung satu dengan
lainnya.
1. Hoisting System
Fungsi dari hoisting system adalah untuk menyediakan fasilitas untuk me-
ngangkat, menahan dan menurunkan drillstring, casing string dan
perlengkapan bawah permukaan lainnya dari dalam sumur atau ke luar
sumur. Sistem ini terdiri dari dua komponen utama yaitu:
a. Supporting Structure (rig), yang terbuat dari kerangka baja, yang
terletak tepat di atas lubang pemboran. Struktur ini terdiri dari :
Drilling tower (derick atau mask)
Substructure, memberikan ruang bebas untuk dudukan BOP
Rig floor, memberikan ruang bebas untuk kegiatan pemboran
b. Hoisting equipment, peralatan pengangkat ini berfungsi untuk
mengangkat dan menurunkan peralatan ke dan dari dasar sumur,
yang terdiri dari :
Draw works
Crown blocks
Traveling blocks
Link
Hook
Elevator
36

Drilling line

2. Rotary System
Rotary system berfungsi untuk memutar drill string selama operasi
pemboran, sehingga daya yang dihasilkan oleh prime mover dapat di
transmisikan sampai kebawah permukaan. Sistem ini terdiri dari beberapa
komponen yaitu:
a. Rotary assembly, yang terdiri dari :
Rotary slips
Make up dan break out tongs
b. Drillstem, menghubungkan rangkaian dari swivel sampai bit, yang
terdiri dari :
Swivel
Drillpipe
Drill collar
BHA (bottom hole assembly)
Bit
3. Circulating System
Peralatan ini berfungsi untuk memberikan service berupa
penyediaan drilling fluid serta penyediaan sifat-sifat fisiknya selama
perboran berlangsung, termasuk dengan peralatan conditioning
equipment. Fungsi utama dari sistem sirkulasi adalah mengangkat
serpihan cutting dari dasar sumur kepermukaan. Skema dari sistem
sirkulasi dapat dilihat pada fluida pemboran umumnya berupa suspensi
dari clay dan material lainya dalam air yang sering disebut dengan fluida
pemboranSistem ini terdiri dari beberapa komponen yaitu:
a. Drilling Fluid, yang befungsi untuk :
37

Mengimbangi tekanan formasi


Mengangkat dan membersihkan scale dari tubing
Mendinginkan dan melumasi bit dan drillstring
b. Circulating Equipment
Merupakan peralatan khusus untuk memberikan tenaga pada drilling
fluid sehingga dapat masuk dan ke luar dari wellhead. Peralatan
circulating equipment antara lain :

Rig Pump (Triplex)


Rig tank
Flowline
4. Blow Out Preventer (BOP)
Blowout Preventer (BOP) system digunakan untuk
mencegah aliran fluida formasi yang tidak terkendali dari lubang bor. Saat
bit menembus zona permeable dengan tekanan fluida melebihi tekanan
hidrostatik normal, maka fluida formasi akan mendesak fluida pemboran.
Masuknya fluida formasi ke dalam lubang bor disebut dengan kick.
Rangkaian peralatan sistem pencegahan semburan liar terdiri
dari dua sub komponen utama, yaitu :
a. Rangkaian BOP Stack
Annular Preventer
Annular Preventer ditempatkan paling atas dari susunan BOP
Stack. Annular preventer berisi rubber packing element yang
dapat menutup lubang annulus baik lubang dalam keadaan
kosong ataupun ada rangkaian pipa bor.
RAM Preventer
Hanya dapat menutup lubang annulus untuk ukuran pipa
tertentu atau pada keadaan tidak ada pipa bor dalam lubang.
38

- Pipe rams didesain untuk menutup annulus di


sekeliling peralatan-peralatan yang berupa drillpipe,
tubing atau casing. Penutup ini berupa dua block ram
baja yang berbentuk semi-circular, yang dilengkapi
dengan dua pasang karet isolasi. Ram ini dapat
menutup di sekeliling drillpipe, tubing, drillcolar,
kelly atau casing tergantung dari ukuran rams yang
dipilih.
- Blind Ram digunakan untuk menutup lubang bor pada
waktu rangkaian pipa bor tidak berada pada lubang
bor. Ram ini didesain untuk menutup dan mengisolasi
lubang bor yang tanpa drill string atau casing.
Accumulator dan sistem penunjang, unit accumulator
dihidupkan pada keadaan darurat yaitu untuk menutup BOP
stack karena kick ataupun blow out. Unit ini dapat dihidupkan
dari remote panel yang terletak pada lantai bor atau dari
accumulator panel pada unit ini.
5. Power System
Sistem dalam rig sebagai sumber tenaga, dimana suatu
perangkat instalasi pemboran mendapatkan supply daya untuk
menggerakan sistem-sistem yang lain. Bagian-bagian power system:
Prime Mover, merupakan motor utama yang menyalurkan
tenaga ke komplek
System Transmisi, tenaga yang dibangkitkan dengan prime
mover harus disalurkan ke bagian-bagian utama dari system
pemboran rotary drilling.
39

3.1.4. Stimulasi
Stimulasi merupakan suatu metode workover yang dapat
merubah sifat dari formasi, dengan cara menambahkan chemical
ke reservoir untuk memperbaiki reservoir tersebut. Stimulasi
terbagi menjadi wash, matrix stimulation, matrix fracturing.
Wash merupakan penginjeksian chemical disekitar lubang
bor dan tidak sampai ke reservoir. Wash ada beberapa yaitu acid
wash yang berfungsi untuk mengatasi masalah scale dan solfent
wash yang berfungsi untuk mengatasi masalah wax.

Gambar 3.45. Peralatan Stimulasi

3.1.5. Sonolog dan Dynagraph


1. Sonolog

Sonolog dilakukan untuk mengukur ketinggian fluida atau


mengukur DFL (Dinamic Fluid Level) dan SFL (Static Fluid Level).
Sonolog memakai tenaga gas Nitrogen untuk membuat sumber suara
yang akan dikirim ke dalam lubang sumur. Penggunaan gas nitrogen
karena sifat gas nitrogen yang tidak mudah bereaksi dengan gas lain.
40

Pengukuran Sonolog menggunakan Echometer (software total well


management).

Untuk Echometer dengan software TWM (Total Well


Management) . Dalam pengecekan sonolog digital, hasil yang didapat
adalah Static Fluid Level (SFL).

Gambar 3.46. Echometer Total Well Management


Untuk Echometer dengan software TWM (Total Well
Management) . Dalam pengecekan sonolog digital, hasil yang didapat
adalah Static Fluid Level (SFL). Dimana SFL adalah kedalaman
permukaan fluida didalam sumur dimana sumur dalam keadaan
diam/tidak beroperasi. Hal ini sangat penting untuk menentukan letak
kedalaman pompa (pump setting nipple). Selain mengukur Static Fluid
Level, pengukuran secara automatic ini juga dipakai mengukur
Dinamic Fluid Level (DFL) yaitu kedalaman permukaan fluida pada
saat pompa sedang beroperasi. Hal ini bertujuan untuk menghitung
Submargin, yaitu jarak antara PSN dengan DFL. Untuk SRP,
submargin antara 25m-50m dan untuk ESP 50m- 75m. Apabila kurang
dari itu akan menyebabkan kekeringan pada sumur. Berikut peralatan
pada pengujian sonolog; a. tabung nitrogen, b. chamber gun, c. cable
connector, d. software TWM. (Gambar 3.47. terlampir)
41

Dalam proses pengukuran, Gun dipasangkan pada flowline


annulus casing. Lalu suara ditembakkan dari Gun kedalam annulus.
Kabel konektor terdiri dari 3 kabel yaitu tranducer sebagai pencatat
tekanan, pemicu tembakan serta microphone sebagai penangkap
gelombang balik yang kembali setelah gelombang membentur fluida.
Kemudian semuanya tercatat dan terbaca pada software.

2. Dynagraph
Dynagraph adalah suatu metode pengukuran yang bertujuan
untuk mendeteksi performa pada pompa angguk, baik dari segi
kebocoran standing valve, traveling valve, kebocoran tubing dan
keseimbangan pompa. Prinsip kerja dari metode pengukuran ini adalah
dengan mengukur perubahan beban yang terjadi pada pompa pada
setiap posisi kerja tertentu. Perubahan beban ini yang kemudian di
intrepetasikan sehingga diketahui kondisi performa pompa angguk
tersebut. Apabila terjadi kebocoran pada valve pompa, baik pada
standing valve ataupun traveling valve, maka hal ini akan mengurangi
rate produksi. Sedangkan bila kondisi pompa tidak seimbang, maka
akan berpotensi merusak pompa. Pengujian dynagraph dilakukan
menggunakan alat; a. Horse Shoe Transducer, b. PRT (Polished Rod
Transducer), c. Cable connector. (Gambar 3.48. terlampir)

Dynagraph ada dua jenis, yaitu HST (Horse Shoe Transducer)


dan PRT (Polished Rod Transducer). Pengujian dynagraph dengan alat
HST biasanya lebih sulit kerena dibutuhkan dua clamp untuk
menghindari hentakan yang keras pada HST. Prosedur pemasangan
PRT adalah ssebagai berikut :
a. Pilih data sumur yang diperlukan
b. Sambungkan sensor dengan alat digital analog converter
c. Hentikan pompa sampai mendekati posisi paling bawah pada
downstroke.
42

d. Pastikan tempat pemasangan PRT bersih dan bebas karat serta


goresan. Gunakan sikat kawat untuk membersihkan bila perlu.
e. Pasang alat sekitar 15cm dibawah carrier bar dan berjarak
secukupnya stuffing box (pemasangan tidak boleh terbalik).
f. Kencangkan seperlunya (ada guidance pada manual mengenai
seberapa kencang yang diperlukan).
g. Setelah alat dipasang pengukuran dapat dilakukan.

Ada 3 metode pengukuran dynagraph yaitu:

a. Metode pengukuran kinerja pompa


Mengetahui SPM (stroke per minute)
Mengetahui aliran liquid yang terangkat
Mengetahui beban torsi dari jack pump
Mengetahui beban dari rod yang terpasang
b. Metode pengetesan kebocoran valve pada pompa yaitu standing
valve dan traveling valve
c. Metode pengetesan keseimbangan antara jack pump dengan beban
rod.

3.2. Produksi Operation


Fungsi produksi pada PT. Pertamina EP Asset 5 Tanjung Field lebih
terfokus pada kelancaran alur transportasi minyak dan gas setelah mencapai
permukaan. Dari keseluruhan sumur di lapangan Tanjung Raya, tidak semua
sumur berfungsi sebagai sumur produksi. Untuk mengaplikasikan EOR
dengan metode waterflood dan pressure maintenance, tentunya ada beberapa
sumur yang berfungsi sebagai sumur injeksi.

3.2.1. Block Station


Block Station (BS) adalah tempat penampung sementara
fluida produksi dari sumur yang dimana akan di pisahkan antara
minyak, air, dan gas yang terkandung di dalam fluida tersebut
yang nantinya akan di kirim ke PPP Manunggul atau tempat
43

penampungan terakhir. Adapun kegiatan yang ada di Block Station


tersebut yaitu:
1. Test Produksi Sumur
Test produksi sumur adalah kegiatan yang bertujuan untuk
mengetes performa sumur. Dengan melakukan test produksi ini kita dapat
mengetahui laju alir dan jumlah produksi sumur tersebut. Melalui
pengetesan ini kita juga dapat mengetahui apakah sumur terjadi problem
atau tidak.

2. Pengoperasian Fasilitas Produksi


Pengoperasian fasilitas produksi adalah proses produksi fluida
dari wellhead sumur produksi sampai ke RU V Balikpapan. Berikut alur
produksi yang terdapat di lapangan Tanjung:
Well Head Block Station PPP Manunggul RU V Balikpapan.
Surface Facility di Block Station terdiri dari beberapa peralatan yang mana
fluida dari sumur dialirkan melalui flowline ke manifold, heater,
separator, scrubber, tank dan selanjutnya dari tanki pengumpul sementara
akan di transfer menggunakan transfer pump menuju ke Pusat Pengumpul
Produksi Manunggul.
Flowline
Flowline adalah pipa penyalur minyak dan gas bumi yang
mengalirkan fluida dari sumur menuju ke fasilitas produksi. Dan
alat yang mendukung yaitu flow analizer, dimana alat ini
berfungsi untuk mengetahui total rate dari sumur. Kita bisa
mengatakan bahwa batasan pipa flowline adalah pipa yang
mengalirkan fluida mulai dari wellhead sampai ke manifold.
Desain dari flowline didasarkan pada 4 komponen utama, yaitu
tekanan kerja, laju alir, properties dari fluida, dan keekonomian.
44

Gambar 3.49 Flowline (BS III)


Desain tekanan kerja maksimum dari flowline harus lebih besar
dari semua tekanan yang mungkin terjadi pada sumur (wellhead)
maupun saat pengetesan flowline. Penurunan tekanan dari
wellhead menuju fasilitas produksi harus diminimalkan karena
akan mempengaruhi laju produksi.

Manifold
Manifold adalah sekumpulan pipa saluran dan choke yang
bertujuan untuk mengatur jalannya laju produksi dan pengetesan
dari masing-masing sumur ke separator. Berdasarkan fungsinya
manifold terbagi menjadi beberapa jenis yaitu:
- Group Manifold
Berfungsi sebagai pengumpul fluida produksi dari berbagai
sumur yang selanjutnya dikirim ke unit pemisahan antara
liquid dan gas atau separator group.

- Test Manifold
Manifold ini digunakan untuk melakukan test produksi suatu
sumur tanpa menggangu produksi sumur lainnya dimana arah
aliran fluida dari sumur di arahkan ke separator test.
- Straight to Tank Manifold (STT)
Merupakan manifold berfungsi sebagai penyalur fluida
langsung masuk ke tangki tanpa melewati peralatan pemisah.
45

Gambar 3.50. Flowline (BS III)

Heater
Heater adalah alat yang digunakan untuk menurunkan viskositas
minyak dengan memanaskan crude oil sebelum di teruskan ke
separator untuk menjaga suhu crude oil agar tidak mengalami
penurunan viskositas. (Gambar 3.51. terlampir)
Separator
Separator adalah alat berupa tabung bertekanan yang digunakan
untuk memisahkan fluida dengan gas yang di desain berupa
vertical atau horizontal. Jenis separator yang digunakan di
Tanjung field yaitu jenis separator dua fasa, yaitu digunakan untuk
memisahkan antara liquid dan gas. Liquid akan keluar melalui
outlet dibagian bawah sedangkan gas akan keluar melalui outlet
dibagian atas.

Di Block Station terdapat juga separator test yang


berfungsi untuk melakukan pengujian produksi suatu sumur
(well test).
Jenis separator berdasarkan bentuk dan posisinya:
Separator Vertikal / Tegak
Biasanya digunakan untuk memisahkan fluida produksi
yang mempunyai GLR rendah dan/atau kadar padatan
46

tinggi serta mempunyal kapasitas cairan dan gas yang


besar.
Separator Horizontal
Sangat baik untuk memisahkan fluida produksi yang
mempunyai GLR tinggi. Separator ini dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu single tube horizontal separator
dan double tube horizontal separator.

Gambar 3.52. Separator Vertikal dan Separator Horizontal (BS III)


Scrubber
Scrubber adalah alat yang digunakan untuk memisahkan gas yang
masih mengandung sedikit liquid atau biasa disebut alat yang di
gunakan untuk pemurnian gas. Gas yang dihasilkan dari scrubber
ini merupakan gas kering. Di wilayah Tanjung gas yang telah
melewati scrubber akan dialirkan menuju power plan dan
kemudian digunakan sebagai tenaga pembangkit listrik.
Sedangkan di wilayah Warukin gas yang telah melewati scrubber
akan dialirkan ke scrubber mini sebagai bahan bakar (gas engine)
pada sumur itu sendiri (sumur SRP).
47

Gambar 3.53. Scrubber (WS)

Tanki Penampung
Tangki penampungan ini merupakan tangki penampungan
sementara sebelum minyak dikirimkan ke SPU Manunggul.

Gambar 3.54. Tanki Penampung (BS III)


Di area Block Stasion terdapat beberapa jenis kapasitas tanki
penampungan diantaranya tanki yang berkapasitas 500 bbl dan
1000 bbl.

Pompa Transfer
Pompa transfer digunakan untuk mengirimkan liquid dari block
station ke PPP Manunggul. Pemompaan dilakukan secara
48

continue 24 jam, rate pompa berdasarkan jumlah gross yang


masuk untuk meminimalkan stock di block station.

Gambar 3.55. Pompa Transfer (BS III)

Pengukuran Volume Tanki


Pengukuran volume fluida dalam tangki sangat penting
untuk dilakukan karena dengan pengukuran tersebut kita dapat
menentukan besar produksi berupa Gross (BPFD atau Barrel
Fluid Per Day) dan Net (BOPD atau Barrel Oil Per Day). Setelah
Gross dan Net didapat, dilakukan perhitungan untuk mengetahui
nilai water cut dalam tangki tersebut.
Pengukuran volume fluida dalam tangki dilakukan dengan
menggunakan meteran dan pasta agar mendapatkan batas antara
minyak dan air. Water finding paste (pasta kolorkut) digunakan
untuk mengukur volume air dan volume minyak dalam tangki.
Langkah-langkah pengukuran volume fluida dalam tangki adalah
sebagai berikut :
Masukkan roll meter ke dalam tangki penampungan yang akan
diukur.
Oleskan pasta pada batas meteran yang terkena fluida.
Masukkan kembali meteran ke dalam tangki.
Gulung kembali meteran, kemudian lihat batas antara tinggi
minyak dan air. Catat.
49

Rumus menghitung Gross :


24
Gross=( PC 1PC 2 ) x kapasitas tanki x x 6.293
lama test

Rumus menghitung Water Cut :


( AB1AB 2)
Water Cut= x 100
( PC 1PC 2)

Rumus menghitung Nett :


(100WC ) x Gross
Nett=
100

Keterangan
PC 1 : Puncak cairan akhir
PC 2 : Puncak cairan awal
AB 1 : Air bebas akhir
AB 2 : Air bebas awal

3.2.2. Pusat Pengumpul Produksi (PPP) Manunggul


PPP Manunggul adalah tempat dimana dikumpulkannya
semua minyak dari block station yang telah diproses sebelum
dikirim ke Pertamina RU V Balikpapan. Minyak yang
dikumpulkan di manunggul ini berasal dari sumur - sumur di
Lapangan Tanjung Raya.

Di PPP Manunggul ini terdapat fasilitas - fasilitas sebelum minyak


didistribusikan ke Pertamina RU V Balikpapan yaitu:

1. Tanki PPP
50

Tanki kilang manunggul adalah tempat penampungan minyak dan


air dari block station yang terdiri dari 6 tanki. Tangki M2, M3,
untuk minyak Tanjung, M4 untuk minyak Wartap sedangkan
tangki M5 untuk pengganti tanki FWKO dan M6 untuk Fresh
Water. Tanki pertama M1 atau FWKO (Fresh Water Knock Out)
adalah sebagai tanki untuk memisahkan minyak dan air dengan
cara prinsip gravitasi, dimana air yang lebih berat masanya
berada dibawah sedangkan minyak naik ke atas dan dijaga dilevel
13 m. Kemudian air tersebut dialirkan ke Produce Water
Handling untuk difilter sebelum diinjeksikan ke sumur injeksi.
Kemudian minyak dari FWKO ditransfer ke tangki M2, M3, M4
dan M5 dengan menggunakan gaya grafitasi.

Gambar 3.56. Tanki Penampung PPP Manunggul


Minyak yang ditransfer ke M2, M3 dan M4 tersebut adalah
berasal dari minyak ditanjung yang mengandung parafin dengan
kadar SG 0,82 sedangkan minyak dari Warukin dan Tapian yang
mengandung aspaltik ditransfer ke tanki M4 dengan kadar SG
0,89. Sedangkan tangki M6 untuk menyimpan fresh wateryang
nantinya digunakan sebagai campuran fluida untuk melakukan
pengiriman minyak ke Balikpapan.
Tanki PPP Manunggul ini dijaga dengan suhu 42 o C dan tinggi
tanki tersebut :
M2= 15105 m3
51

M3 = 14740 m3
M4= 15110 m3
M5= 14760 m3

2. Pompa Transfer (Transfer Pump)


Transfer pump adalah pompa yang digunakan untuk transfer
minyak ke tanki M2, M3, dan M4 dari tanki FWKO setelah
mengalami proses gravitasi. Transfer pump ini di PPP Manuggul
ada 6 buah.

Gambar 3.57. Transfer Pump


Transfer pump juga digunakan umtuk mentransfer air yang
terdapat di tanki FWKO ke sand filter. Pompa ini juga digunakan untuk
mengirimkan air ke water injection plant.

3. Pompa Utama (Main Pump)


Main pump adalah pompa utama untuk mentransfer minyak ke
Pertamina RU V Baikpapan. Main pump ini mentransfer dengan
kapasitas 150 m3 perjam.
52

Gambar 3.58. Main Pump

4. Boiler
Boiler adalah alat yang digunakan untuk memanaskan tanki agar
temperatur suhu dalam tanki stabil. Suhu ini dijaga 42o C, agar
minyak dalam tanki tidak membeku.

Gambar 3.59. Boiler


Boiler di manunggul terdapat 2 buah namun yang digunakan
hanya satu buah sedangkan satu lagi hanya buat cadangan.
5. Pig Launcher
Pig Launcher adalah alat untuk meluncurkan scrapper guna
membersihkan sisa-sisa minyak terakhir di dalam pipa
pengiriman. Dan alat pembersih tersebut dinamakan scrapper.
53

Gambar 3.60. Pig (Scrapper) dan Pig Launcher


6. Mixing Divice
Sebelum proses pengiriman oil dilakukan, terlebih dahulu di
campur dengan fresh water, ini dikarenakan sebab tingkat
kekentalan (viskositas) dari minyak yang dihasilkan tinggi.

Gambar 3.61. Mixing Divice


Proses pencampuran antara Fresh Water dengan Oil dilakukan
dengan alat yang bernama Mixing device yang bertujuan agar
minyak dan air membentuk suspensi. Perbandingan minyak
dengan air yang dimixing ini adalah 60% : 40% untuk keperluan
transportasi minyak ke bagian pengolahan minyak selanjutnya.

7. Water Produce Handling


Instalasi ini berfungsi sebagai penyedot air dari tanki FWKO dan
pendorong menuju sumur injeksi juga sekaligus sebagai tempat
penyimpanannya. Di sini oil content yang terkandung dalam air
dipisahkan dan dialirkan ke bak penampung, lalu akan
54

dimasukkan kembali ke dalam tanki. Sedangkan air yang sudah


diolah kembali diinjeksikan ke sumur-sumur injeksi yang ada di
Lapangan Tanjung.

Gambar 3.62. Water Produce Handling


8. Shipping
Proses shipping adalah proses pengiriman minyak hasil produksi
lapangan Tanjung menuju RU V Balikpapan. Sebelum ditransfer,
minyak dari lapangan Tanjung akan diproses terlebih dahulu di
Block Station untuk memisahkan gas-gas yang terkandung di
dalamnya selain untuk menjaga viskositasnya agar tetap bisa
mengalir selama proses transfer. Karena karakteristik minyak
pada lapangan Tanjung adalah parafin, kecenderungan untuk
membeku lebih besar bila dibandingkan dengan minyak hasil
produksi dari Wartap (Warukin - Tapian) yang berjenis asphaltik.
Saat ini, pengiriman minyak mentah ke RU V Balikpapan
dilakukan 1 bulan sekali untuk minyak Tanjung dengan total
kurang lebih 100.000-110.000 barrel dan untuk minyak Wartap
dilakukan 3 bulan sekali. Minyak mentah yang telah terproduksi
dari lapangan ini selanjutnya akan ditransportasikan melalui
pipeline 20 sejauh 240 km menuju kilang Pertamina RU V
Balikpapan. Karena sifat minyak yang mudah membeku,
55

Pertamina EP Tanjung menerapkan sistem suspensi 65% minyak


dan 35% air. Teknik ini memanfaatkan air sebagai media penjaga
suhu minyak agar terjaga pada suhu diatas pour pointnya (>40
C).

Gambar 3.63. Peta Jalur Pipa Pengiriman Tanjung ke Balikpapan RU-V


Proses pengiriman minyak mentah dilakukan dengan
beberapa tahap. Saat tidak ada pengiriman minyak, pipeline ini
akan terendam air atau di isi air untuk monitoring hydrostatis
pressure. Selanjutnya, akan diluncurkan scrapper yang di dorong
oleh cairan minyak dan air hasil produksi dengan campuran
minyak dari Wartap (Warukin - Tapian) dikirim yang sebelumnya
ditahan dengan scrapper lagi. Paling akhir pengiriman minyak ini
akan di dorong oleh air dengan media scrapper.
Karena minyak yang harus dialirkan melalui pipa 20
tersebut mempunyai sifat berbeda-beda dan tidak diperkenankan
bercampur, maka sistem pengalirannya dipisahkan oleh penyekat
liquid (scrapper) yang disebut dengan batching sistem. Standar
pengiriman batching sistem ini selama 10 jam.
56

Gambar 3.64. Skema Pengiriman Minyak ke RU V


Pada proses pengirimannya, pemompaan minyak hasil
produksi dari Tanjung ini akan kehilangan tekanan selama
perjalanan akibat jarak yang cukup jauh. Oleh sebab itu, maka di
tengah perjalanan diperlukan tempat untuk mendischarge
tekanan agar pemompaan tetap berjalan lancar.Tempat ini
bernama Stasiun Booster/SB. Fasilitas yang ada di Stasiun
Booster antara lain tanki, pompa, genset, dan oil catcher.

3.2.3. Water Treatment Plant


WTP merupakan tempat untuk mentreatment air untuk siap
digunakan setelah melalui proses-proses sebelum diditribusikan,
dibangun pada tahun 1995. Adapun air yang didistribusikan ke
berbagai tempat, antara lain untuk perumahan, perkantoran,
industri, rumah sakit, water injection, WIP, shipping line minyak
ke Balikpapan serta untuk sosial dengan pihak ke tiga yang
bernaung di bawah PT.Pertamina EP Asset 5 Tanjung. Air yang
digunakan berasal dari sungai tabalong, air yang masuk akan
ditambahkan dengan beberapa chemical. Proses yang dijalankan
57

oleh WTP sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan, agar air
yang akan digunakan aman. Adapun chemical yang digunakan
adalah soda ash, alumunium sulfat, polimer, dan yang terakhir
hypoclorite (kaporit). Setiap chemical ini memiliki fungsi yang
sangat penting pada setiap prosesnya.

Gambar 3.65. Skema Alir Water Treatment Plant


Air yang berasal dari sungai tabalong masih berupa air keruh, untuk itu tahap
pertama adalah memberikan chemical Alumunium sulfat berfungsi untuk
memisahkan air menjadi kougulant, pada saat menambahkan alumunium
sulfat Ph air akan menurun. Soda ash berfungsi untuk menaikkan pH air yang
turun akibat alumunium sulfat, menjadi 7 sesuai dengan standart,
penggunaan soda ash disesuaikan dengan konidisi air yang ada. Polimer
berfungsi untuk memisahkan air dengan endapan. Kaporit digunakan untuk
membunuh kuman atau bakteri yang terdapat di air tersebut, agar tidak
menimbulkan penyakit.penambahan kaporit ini adalah 3 ppm. Pengaruh
adanya air hujan yang bercampur ke dalam tanki hanya mengubah turbidity,
tidak berpengaruh besar untuk komposisi di dalam tanki tersebut. Semua
pengaturan sistem yang ada di WTP dikontrol melaui control room
58

menggunakan PLC (Programable Learning Control). PLC dapat memberikan


tanda apabila terjadi sesuatu pada alat alat yan sedang bekerja. Alat ini
sangat membantu operator dalam mengontrol alat ataupun sistem di WTP.

Fasilitas-fasilitas yang ada di WTP ini yaitu :


1. River Water Intect Pump
Proses ini merupakan yang pertama di WTP menggunakan river water
intect pump. Pompa ini berfungsi untuk menghisap air sungai untuk
ditreatment, satu pompa berkapasitas 55.000 bbl.

Gambar 3.66. River Water Intake Pump


WTP Pertamina Tanjung memilki 3 water intect pump. Apabila
shipping sedang dilakukan, pompa yang digunakan dua bahkan tiga,
tetapi bila tidak shipping pompa yang digunakan hanya satu.

2. Strainer
Strainer merupakan alat penyaring air sungai dari partikel-partikel besar.
Air sungai yang tersaring dari strainer ini mengalir melalui line menuju
clarified water tank.
59

Gambar 3.67. Strainer


3. Clarified Tank River Water
Clarified tank river berfungsi untuk menampung air sungai
yang kemudian diberi campuran chemical polymer, soda ash dan
aluminium sulfat. Pemberian chemical ini melalui Splitter Box.

Gambar 3.68. Clarified Tank River Water


Didalam tanki ini terdapat kipas yang berfungsi untuk mengendapkan
lumpur yang terlarut bersama air. Lumpur atau pasir yang terhisap
masuk ke dalam blow down. Sistem kerjanya berdasarkan gravitasi.

4. Clarified Water Tank


Clarified water tank ini berfungsi untuk menampung air dari clarified
tank river. Di dalam tanki ini dicampurkan chemical hypochlorite yang
berfungsi untuk membunuh kuman dan bakteri yang masih terdapat dalam
60

air. Air yang terdapat di dalam ini tidak lagi terdapat pasir atau lumpur,
karena telah terendapkan sebelumnya di clarified tank river.

Gambar 3.69. Clarified Water Tank

5. Feed Pump
Fungi feed pump adalah pompa yang membantu memompakan water dari
clarified water tank ke sand filter .

Gambar 3.70. Feed Pump


Di area Water Treatment Plant terdapat 4 unit feed pump, biasanya yang
dipakai untuk memompakan sebanyak 2 unit, yang lainnya standby.

6. Sand Filter
Sand Filter pada WTP pertamina terdapat 4 sand filter, berfungsi untuk
menyaring air yang akan dialirkan ke deaerator tower.
61

Gambar 3.71. Sand Filter

7. Utility Tank
Utility tank dapat menampung 1500 bbl air, berfungsi untuk oil cooler
water intect pump, baching chemical wash dan untuk mencukupi
kebutuhan air didaerah itu sendiri.

Gambar 3.72. Utility Tank

8. Deaerator Tower
Deaerator tower merupakan proses terakhir diWTP, alat ini berfungsi
untuk menjernihkan air sebelum masuk ke pompa transfer. Adanya
pemisahan dengan menggunakan filter dan memisahkan oksigen dengan
cara water di jatuhkan.
62

Gambar 3.73. Deaerator Tower

9. Transfer Pump
Transfer pump merupakan pompa yang akan mendistribusikan air dari
water treatment plan ke perumahan dan water injection plan. Terdapat 4
pompa transfer

Gambar 3.74. Transfer Pump

3.2.4. Water Injection Pump


Water injection plant adalah suatu tempat yang berfungsi
menampung fresh water dari water treatment plant dan
menyalurkan produce water dari seluruh block station yang
kemudian melewati alat penyaring yang berada pada water
produce handling, yang kemudian produce water yang telah
ditambahkan fresh water akan dipompakan dan diinjeksi melalui
sumur injeksi agar dapat sampai pada sumur yang lapisannya akan
63

diinjeksi. Perlunya produce water di tambahkan dengan fresh


water akibat temperatur injeksi yang harus berkisar antara 92-
95oF, selain itu tekanan operasi standar maksimal pompa sebesar
1480 psi hal itu juga mengingat harus dipertahankannya tekanan
dengan desain pipa yang akan semakin kecil diameternya apabila
semakin jauh dari water injection plant dan vibrasi berkisar antara
0.5-3.5 mil.

Penginjeksian dari water injection plant terbagi menjadi dua jalur


yaitu south header injection line dan north header injection line.
Fasilitas yang terdapat pada water injection plant adalah :
1. Tanki Fresh Water
Tangki fresh water berfungsi sebagai penampung air yang berasal dari
water treatment plant yang di kirim melalui flow line.

Gambar 3.75. Tanki Fresh Water


Tanki ini juga menampung produce water yang berasal dari FWKO. Yang
telah di filter terlebih dahulu di sand filter yang terdapat di PPP
Manunggul.

2. Pompa Booster
64

Pompa booster berfungsi sebagai pompa pembantu agar aliran air yang
bertekanan cukup kecil berkisar 5-7 psi dapat di tingkatkan menjadi 78-80
psi dan dapat dialirkan ke pompa injeksi.

Gambar 3.76. Pompa Booster

3. Pompa Injeksi
Berfungsi menaikan tekanan injeksi air setelah produce water dan fresh
water di campurkan.

Gambar 3.77. Pompa Injeksi


Tekanan aliran air yang awalnya 78-80 psi (setelah melewati pompa
booster) dapat meningkat menjadi 1000 psi, sehingga air injeksi dapat
mencapai target lapisan yang akan diinjeksi.

3.2.5. Sumur Injeksi


65

Sumur injeksi merupakan bekas sumur produksi atau


sumur yang sudah tidak menghasilkan minyak. Sumur injeksi bisa
juga dari sumur-sumur baru yang sengaja dibor untuk dijadikan
sumur injeksi. Karena pada prinsipnya air dan minyak tidak akan
dapat tercampur, maka diharapkan dengan adanya penginjeksian
ke dalam reservoir ini minyak bumi yang masih terjebak akan
terdorong atau mengalir ke jalur sumur yang lain.

Gambar 3.78. Simple Flow Diagram Well Injection Tanjung


Air yang diinjeksikan sebagian merupakan air limbah hasil
pemisahan minyak yang sudah di treatment terlebih
dahulu.Sehingga dengan metode ini limbah hasil pemisahan
minyak dan air (sludge) bisa dibuang ke dalam perut bumi dan
tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Latar belakang
dilakukannya penginjeksian air yaitu:
Mekanisme pendorong solution gas drive memiliki sifat energi
tergolong rendah, menyisakan sebagian besar minyak di reservoir.
Reservoir mengalami deplesi dalam waktu relatif singkat
Penurunan tekanan reservoir / pressure maintenance
Zero discharge UU Kemen lingkungan hidup
3.3. Petroleum Engineering
66

Dalam pengembangan dan produksi lapangan Tanjung


perlu diketahui bahwa lapangan ini termasuk lapangan tua yang
diproduksikan dengan bantuan artificial lift (ESP dan SRP) dan
juga terdapat berbagai masalah yang dihadapi. Sehingga
diperlukannya program penanganan yang tepat agar dapat terus
mencapai target produksi. Sebelum mengetahui penanganan yang
tepat perlu diketahui bahwa jenis minyak mentah di Tanjung
adalah parafinik yang memiliki karakteristik cepat membeku pada
suhu < 38oC. Adapun masalah yang biasa dihadapi adalah :
1. Scale
Proses kristalisasi beberapa jenis mineral dalam air, ion membentuk
senyawa tidak larut dalam air serta temperatur yang terus meningkat yang
diikuti dengan pressure drop dan banyaknya zona air. Masalah ini biasa
terjadi pada lubang perforasi (1-4 ft), tubing(ID dan OD) dan Trideline.

Gambar 3.79. Contoh Scale di Tanjung


Pencegahan terjadinya scale dapat menggunakan scale inhibitor dan untuk
merontokkannya dapat menggunakan chemical removal atau acid (HCl,
KCl dan HF).
2. Parafin Oil / Wax Deposite
Terjadi akibat perubahan suhu dari tinggi ke rendah (pressure drop), biasa
terjadi pada tubing, pipeline dan lubang perforasi (1-4 ft). Cara
menanggulanginya dengan menggunakan solvent (xylene, toluene, mutual
solvent dan diesel).
67

Gambar 3.80. Wax pada Rod Guide


3. Sand Problem
Terjadi akibat adanya stress formasi, overburden butiran pasir naik, umur
geologi yang muda dan compressive strength rendah. Biasa terjadi pada
tubing, lubang pemboran (4ft) dan lubang perforasi (1-4 ft).

Gambar 3.81. Sand Problem di Tanjung


Sand problem juga terjadi karena batuan formasi
unconsolidated, porositas batuan yang besar (>30%), ikatan antar butir
pasir kurang kompak.

4. Tubing Leak
Tubing leak adalah salah satu masalah yang biasa di hadapi. Biasa terjadi
akibat adanya gesekan secara terus menerus antara sucker rod dengan
tubing, sucker rod putus, gas lock dan lain sebagainya.
68

Gambar 3.82. Contoh Sucker rod yang putus

3.4. Laboratorium

Laboratorium adalah tempat dimana dilakukan pengujian


dan pengukuran terhadap sifat-sifat fluida yang terproduksi dari
sumur, baik sifat-sifat fisik, maupun sifat-sifat kimia. Adapun
pengujian dan pengukuran yang dilakukan adalah Water Cut, Base
Sedimen & Water, SG, kandungan Cl-, Viskositas Kinematik,
Flash Point, dan Pour Point.

3.4.1. Pengujian Water Cut, Base Sedimen & Water, SG, dan kandungan Cl-
Peralatan :
a. Sampel minyak dari sumur
b. Heater /water batch
c. Gelas ukur
d. Centrifuge tube
e. Centrifuge machine
f. Termometer
g. Hydrometer
h. Buret titrasi
i. Pipet ukur
Bahan :
69

a. Solvent (atau Toulen atau Bensin-solar)


b. Sample crude oil
c. AgNO3
d. K2Cr2O7 [0,0079]

1. Pengujian Water Cut


Water cut adalah perbandingan jumlah air dan minyak yang terproduksi
bersama terhadap jumlah keseluruhan. Nilai dari water cut ini dinyatakan
dalam bentuk persen(%).
Langkah kerja mengukur water cut:
a. Untuk mengukur water cut, sampel terlebih dahulu dipanaskan di
dalam water bath yang dimana dipanaskan dengan suhu 110o C crude
oil tidak beku dan terpisah dari air.
b. Setelah pemanasan, tuang sample pada bejana.
c. Dibaca skala yang ditunjukkan pada gelas ukur level water dan level
fluida kemudian dicatat kedalam tabel.
d. Nilai water cut didapat dengan membagi nilai level water dengan nilai
level fluida kemudian mengalikannya dengan 100 %.
Rumus untuk menghitung water cut yaitu:

volume water
Water Cut=
volume total fluida

2. Pengujian SG (Spesific Gravity)


Specific Grafity (SG) adalah perbandingan antara density suatu zat
dengan density air pada suhu perbandingan yang sama. Dalam dunia
perminyakan, SG merupakan faktor yang sangat penting. Hal ini berkaitan
dengan penyusun minyak itu sendiri serta jenis minyak tersebut. Dari nilai SG
dapat dihitung nilai derajat API yang dengan nilai ini dapat digolongkan
70

apakah minyak itu tergolong minyak ringan, minyak sedang, ataupun minyak
berat. Berikut ini penggolongan minyak berdasarkan nilai derajat API nya.
Minyak Berat : 10 20 API
Minyak Sedang : 20 - 30 API
Minyak Ringan : > 30 API
Dalam hal ini SG dari minyak tanjung ialah 0,81 sampai dengan 0,83. Maka
semakin tinggi nilai SG pada minyak maka semakin berat kandungan
minyaknya, dan jika semakin kecil nilai SG nya maka semakin besar nilai
derajat API nya.
Rumus untuk menghitung SG yaitu:

oil
SG=
water

Keterangan :
SG = Spesific Gravity Oil
. oil = density minyak
. water = density air
Langkah kerja uji SG :
a. Oil dimasukkan ke dalam gelas ukur.
b. Bila volume minyak yang di dapat pada pengukuran water cut banyak
maka nilai SG bisa diukur, apabila nilai dari volume minyak yang didapat
pada pengukuran water cut sedikit maka nilai SG tidak dapat diukur.
c. Dimasukkan hydrometer dan termometer.
d. Dibaca skala yang ditunjukan pada hydrometer dan termometer.
e. Hasil bacaan tadi dikonversi dengan tabel ASTM untuk memperoleh nilai
SG 60/60.

3. Pengujian Kandungan CL-


Langkah kerja pengujian kandungan Cl- :
71

a. Masukkan 1 ml air ke dalam tabung reaksi yang diambil dari


erlenmayer.
b. Tambahkan 3 tetes larutan K2Cl2O7 [0,0079].
c. Tetesi campuran air dengan K2Cl2O7 dengan AgNO3 sampai warna
larutan tersebut menjadi merah bata.
d. Baca jumlah AgNO3 yang dipakai dalam percobaan.

4. Pengujian Base Sedimen & Water (BS & W)


Butiran endapan dasar atau yang disebut juga base sediment
adalah jumlah butiran endapan dasar yang terikut di dalam crude oil.
Butiran ini ukurannya biasanya sangat kecil sehingga untuk mengukurnya
diperlukan metode khusus yaitu dengan metode centrifuge.
Prinsip kerja dari metode ini adalah dengan memutar sample
crude oil menggunakan alat centrifuge dengan kecepatan 1500 rpm (round
per minute) selama 10 menit agar base sediment yang terkandung dalam
crude oil ini akan terpisah berdasarkan perbedaan massa jenis, dimana oil
akan terpisah di bagian atas, sedangkan base sediment terdapat pada
bagian bawah wadah. Base sedimen perlu diukur karena untuk
memastikan tidak ada endapan yang terikut yang dapat merusak peralatan
produksi.
Langkah kerja BS & W :
a. Masukan 50 ml bensin ke dalam tube.
b. Kemudian ditambah dengan Crude oil 50 ml.
c. Masukan ke dalam centrifuge.
d. Putar selama 10 meni

5. Pengujian Pour Point


Pour point adalah temperature terendah dimana minyak tidak bisa
mengalir. Temperatur minyak akan turun di sepanjang aliran pipa karena
72

adanya transfer panas dari minyak ke lingkungan. Agar minyak dapat


ditransportasikan dengan aman dari sumur produksi menuju pusat
pengumpul produksi kemudian ke station booster, maka temperatur
minyak harus senantiasa berada di atas titik tuangnya. Salah satu cara
untuk mempertahankan temperatur minyak tetap di atas titik tuangnya
adalah dengan pemasangan alat pemanas atau penambahan chemical.
Alat dan Bahan
1. Crude oil/sampel
2. Tabung reaksi
3. Thermometer
Langkah kerja pengujian pour point :
1. Sample crude oil yang telah dipanaskan dimasukkan kedalam tube

2. Tutup tube dengan karet sumbat dan masukkan termometer ke dalam


lubang pada karet sumbat

3. Dinginkan sample berdasarkan suhu ruangan sampai sample tidak


dapat mengalir.

4. Amati sample sampai keadaannya hampir tidak bisa mengalir dan


dicatat temperaturnya.

6. Pengujian Wax Content


Pengujian Wax dilakukan setiap satu tahun sekali dengan menggunakan
MQC metode NMR.
Peralatan :
1. Wax Content Analyzier
2. Tube

Bahan:
73

1. Gliserin
2. Crude Oil
Langkah kerja pengujian Wax Content:
1. Sample crude oil dimasukkan ke dalam tube dan pendingin yang telah
diisi dengan gliserin hingga mencapai temperatur -25.6oC
2. Sample crude oil yang telah beku di tempatkan ke dalam pada wax
content analyzier
3. Simpan data hasil pembacaan

3.5. RAM (Pump Jack)


RAM (Pump Jack) merupakan tempat dimana peralatan
surface equipment Sucker Rod Pump berada. Dimana tempat ini
juga merupakan workshop dari pompa angguk.

Gambar 3.98 Pump Jack


1. Prime Mover
Fungsi dari prime mover adalah mensuplai tenaga mekanis rotasi yang
dijadikan gerakan mekanis vertikal pada horse head pumping unit dan
diteruskan ke pompa menjadi gerakan reciprocating melalui sucker rod
string untuk mengangkat fluida dari dasar sumur ke permukaan.
74

Pemilihan prime mover disesuaikan pada kondisi lapangan dan beban dari
pumping unit yang bekerja, seperti :
a. Horse power
b. Tipe prime mover
c. Ketahanan pada waktu operasi selama 24 jam dan bekerja pada situasi
serta kondisi buruk

2. Pumping Unit
Peralatan ini berfungsi untuk merubah atau meneruskan tenaga dari prime
mover untuk memompa fluida melalui sucker rod string. Hal ini dilakukan
dengan merubah tenaga putaran mekanis dari prime mover menjadi
gerakan naik turun, pada sistem crank/pitman dan yang kemudian
diteruskan ke horse head melalu walking beam menjadi gerakan naik
turun vertikal. Fungsi dari bagian-bagian pumping unit yaitu :
a. Gear reducer, berfungsi untuk merubah kecepatan putaran (RPM) dari
prime mover menjadi kecepatan pemompaan yang diinginkan.
b. V-Belt, merupakan sabuk untuk memindahkan gerak dari prime mover
ke gear reducer.
c. Counter balance, berfungsi untuk menyeimbangkan beban yang
terjadi pada waktu up stroke dan down stroke sehingga beban yang
ditahan dapat seimbang
d. Samson post, sebagai penyangga dari walking beam dan letaknya
diatur dekat dengan titik gravitasi dari walking beam
e. Crank, sebagai tempat penghubung crank shaft dengan counter
balance, sebagai tempat mengatur panjang langkah polished rod
karena jarak dari crank shaft ke crank pin (pitman) bearing
menentukan panjang langkah polished rod. Selain itu dapat berfungsi
untuk menempatkan counter weight.
f. Carrier bar, merupakan penyangga dari polished rod
g. Bridle (wire-line hanger), sebagai tempat untuk menggantung carrier
bar.
75

h. Horse head, merupakan busur tempat sangkutan dari bridle dan


berfungsi menjaga polished rod agar tetap bergerak naik turun secara
vertikal
i. Walking beam, berfungsi untuk merubah gerak putar dari crank yang
dikirim melalui pitman menjadi gerakan naik turun vertikal pada horse
head
j. Polished Rod, merupakan tangkai yang menghubungkan sucker rod
string dan carrier bar (wire line hanger pada horse head)

k. Stuffing Box, merupakan peralatan yang membatasi naiknya fluida ke


surface.

Anda mungkin juga menyukai